Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEBAKARAN GEDUNG


BERTINGKAT TERINTEGRASI TELEGRAM

Diajukan Oleh :

NICO DEMEUS HASOLOAN MANURUNG


NIM: 1905041023

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEBAKARAN GEDUNG


BERTINGKAT TERINTEGRASI TELEGRAM

Diajukan Oleh :

NICO DEMEUS HASOLOAN MANURUNG


NIM: 1905041023

Medan, 20 April 2022

Menyetujui:

Dosen Pembimbing

(Henry Hasian Lumban Toruan, S.T., M.,T.)


NIP.19721114 200112 1 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,

(Afritha Amelia, S.T., M.,T.) (Meidi Wani Lestari, S.T., M.,T.)


NIP.19790423 200212 2 002 NIP. 19750523 200312 2 001
1. Latar Belakang
Pada zaman sekarang banyak menemukan gedung-gedung perkantoran yang memiliki
lantai yang banyak khususnya di Medan. Alasan dibuatnya gedung dengan lantai yang
banyak ialah karena lahan yang kurang luas dan juga dalam satu perkantoran bisa
membuat banyak kantor-kantor yang berbeda pekerjaanya.

Pengelola gedung yang memiliki tingkat yang banyak juga harus diperhatikan, karena
banyak karyawan yang bekerja ke gedung tersebut. Maka dibutuhkannya pemberitahuan
jika terjadi suatu kecelakaan seperti kebakaran agar dapat mengurangi resiko yang tidak
diinginkan.

Kebakaran merupakan salah satu kecelakaan yang sering terjadi yang di akibatkan oleh
api, hubungan arus pendek. Nyala api berasal dari tiga unsur yaitu bahan bakar (fuel),
oksigen (O2), dan panas. Kebakaran dapat terjadi karena banyaknya jumlah cairan gas
yang mudah terbakar, dan debu yang mudah terbakar yang nantinya menyebakan
ledakan dan meninmbulkan kebakaran.

Faktor yang menyebabkan kerentanan kebakaran di dalam gedung sendiri ialah


penggunaan instalasi listrik, penggunaan alat penerangan bertegangan tinggi, ruang
merokok yang disediakan dibeberapa gedung yang tingkat keamananya rendah dan
kelalaian manusia.

Dalam beberapa kondisi yang terjadi jika terjadi kebakaran di gedung membutuhkan
waktu untuk mengetahui terjadinya musibah ini. Dan sebaliknya jika terjadi kebakaran di
lantai 1 orang-orang yang ada di lantai tiga dan dua juga tidak akan langsung mengetahui
akan kejadian tersebut. Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan diatas, maka akan
disusun tugas akhir dengan judul “Rancang Bangun Sistem Deteksi Kebakaran Gedung
Bertingkat Terintegrasi Telegram”.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang harus
dipecahkan adalah :

1. Bagaimana pengiriman notifikasi Sensor Flame dan sensor MQ-6 dalam membaca
adanya api dan asap di lantai 1?
2. Berapakah waktu yang diperlukan untuk mengirimkan hasil baca Sensor Flame ke
notifikasi telegram bot?
3. Bagaimana kinerja monitoring Sensor DHT 22 dalam membaca suhu di lantai 3?
4. Bagaimana kinerja monitoring Sensor MQ-6 dalam mendeteksi asap di lantai 2 ?

3. Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah, maka penulis membuat batasan dari permasalahan ini
yaitu pembuatan Rancang Bangun Sistem Deteksi Kebakaran Gedung Bertingkat
Terintegrasi Telegram.

1. Deteksi api menggunakan Sensor Flame dengan jarak kurang dari 1 meter.
2. Mengamati kondisi suhu ruangan di gedung bertingkat.
3. Gedung yang di deteksi merupakan gedung miniatur 3 tingkat.

4. Tujuan Tugas Akhir


Adapun maksud dan tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :

1. Mengukur kinerja Sensor Flame dan MQ-6 dalam mengirim notifikasi adanya
api dan asap di ke tiga lantai gedung.

2. Mengukur waktu yang diperlukan untuk mengirim hasil baca Sensor Flame ke
notifikasi telegram bot.

3. Mengukur kinerja monitoring sensor DHT 22 dalam membaca suhu di ke tiga


lantai gedung.

4. Mengukur kinerja monitoring sensor MQ-6 dalam mendeteksi asap di ke tiga


lantai gedung.

5. Manfaat Tugas Akhir


Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Meminimalisir kemungkinan terjadinya kebakaran dalam skala besar.


2. Mempermudah monitoring keadaan gedung bertingkat agar tidak terjadinya
kebakaran.
6. Kajian Pustaka
Kajian pustka ini bertujuan sebagai pembanding antara penelitian yang sudah pernah
dilakukan dengan penulisan tugas akhir yang sedang dilakukan sekarang. Tugas akhir ini
bertujuan untuk merancang suatu sistem deteksi kebakaran yang berfokus pada
pendeteksian dini terjadinya kebakaran.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dani Sasmoko, dkk, 2017 yang berjudul
“Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Kebakaran Berbasis IoT dan SMS Gateway
Menggunakan Arduino” bertujuan untuk membuat suatu sistem yang dapat mendeteksi
kebakaran melalui pesan SMS yang akan dikirim ke pengguna, serta dapat menampilkan
nilai suhu secara real time dan continue melalui web server. Namun penelitian ini tidak
memiliki sistem pengendalian setelah terdeteksi adanya kebakaran, seperti buzzer
sebagai alarm peringatan terjadinya kebakaran dan alat penyemprot air untuk
memadamkan api.
Penelitian yang dilakukan oleh Peby Wahyu Purnawan, dkk, 2019 yang berjudul
“Rancang Bangun Smart Home System Menggunakan NodeMCU ESP8266 Berbasis
Komunikasi Telegram Messenger” bertujuan untuk membuat suatu sistem yang dapat
mendeteksi dan menampilkan kadar kebocoran gas dan nilai suhu secara real time dan
continue pada layar LCD serta membuat suatu sistem yang dapat mengontrol nyala dan
padamnya LED melalui aplikasi telegram. Namun penelitian ini tidak dapat mendeteksi
keadaan lampu secara real time.
Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Fariid Amali, 2020 berjudul “Sistem Deteksi
Kebakaran Berbasis Internet of Things (IoT) dengan Perangkat Arduino” membuat suatu
alat yang dapat mndeteksi kebakaran berbasis IoT dengan menggunakan sensor api yang
berguna untuk mendeteksi adanya api, sensor suhu yang berguna untuk memantau
keadaan temperatur ruangan dan sensor gas yang berguna untuk mendeteksi adanya asap
yang muncul akibat musibah kebakaran. Sistem ini dapat dipantau melalui website dan
mampu melakukan panggilan telepon, namun pada sistem ini tidak terdapat pengendali
otomatis seperti buzzer sebagai alarm peringatan dan pompa air untuk memadamkan api
apabila terdeteksi terjadinya kebakaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Christian dan Komar, 2013 berjudul “Prototipe Sistem
Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan Sensor Gas MQ2, Board Arduino
Duemilanove, Buzzer, dan Arduino GSM Shield pada PT. Alfa Retailindo (Carrefour
Pasar Minggu)” bertujuan untuk mendeteksi kebocoran pada tabung gas LPG. Yang
dapat membunyikan buzzer sebagai alarm dan GPRS MODEM dapat mengirimkan
informasi kebocoran tersebut melalui sms. Dengan penyampaian informasi
melalui sms ini diharapkan kejadian kebocoran dapat segera diketahui dan
segera ditangani agar tidak terjadi hal – hal yang tidak dinginkan.

7. Landasan Teori
7.1 API Bot Telegram
API (Application Programming Interface) memungkinkan developer untuk
mengintegrasikan dua bagian dari aplikasi atau dengan aplikasi yang berbeda
secara bersamaan. API terdiri dari berbagai elemen seperti function, protocols, dan
tools lainnya yang memungkinkan developer untuk membuat aplikasi.
Tujuan penggunaan API adalah untuk mempercepat proses development dengan
menyediakan function secara terpisah sehingga developer tidak perlu membuat
fitur yang serupa. Proses request and send data dengan API seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.

Gambar 1 Proses request and send data dengan API


Pada Gambar 1 dapat dilihat fungsi API yaitu untuk menjembatani aplikasi atau
program yang akan dibuat dengan aplikasi lain yang feature general-nya ingin
digunakan, sehingga developer tidak perlu susah payah untuk membuat feature
baru apabila ada pengguna yang ingin mengintegrasikan aplikasi dengan program
yang dibuat.
Telegram Bot API menawarkan platform untuk pengembang yang memungkinkan
mereka dengan mudah menangkap data sensor dan mengubahnya menjadi berguna.
Telegram dan Bot dapat memudahkan kehidupan keseharian tanpa harus terpaku di
depan komputer. Pada linux dapat menggunakan telegram dengan mode CLI atau
Command Line atau terminal. Telegram-CLI ini hanya untuk kebutuhan monitoring
server.
7.2 Sistem Kontrol
Sistem yang mempunyai kemampuan untuk memulai, mengatur dan
memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output yang sesuai dengan yang
diinginkan disebut “Sistem Kontrol.” Jika sistem kontrol bekerja secara otomatis
(tanpa menggunakan tenaga manusia) maka sistem tersebut dinamakan sistem
kontrol otomatis. Setiap sistem kontrol mempunyai tiga elemen pokok, yaitu: input,
proses, dan output. Diagram blok elemen dasar sistem kontrol seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.

Gambar 2 Diagram blok elemen dasar sistem kontrol


7.3 Input
Input merupakan sinyal masukan yang umumnya dihasilkan dari sebuah sensor.
Sensor merupakan suatu alat pengubah (transduser) yang dapat merubah kuantitas
(besaran) fisik menjadi kuantitas (besaran) listrik.
1. Sensor DHT 22
DHT 22 atau AM2302 adalah sensor suhu dan kelembaban, sensor ini memiliki
keluaran berupa sinyal digital dengan konversi dan perhitungan dilakukan oleh
MCU 8-bit terpadu. Sensor ini memiliki kalibrasi akurat dengan kompensasi suhu
ruang penyesuaian dengan nilai koefisien tersimpan dalam memori OTP terpadu.
Sensor DHT 22 memiliki rentang pengukuran suhu dan kelembaban yang luas,
DHT22 mampu mentransmisikan sinyal keluaran melewati kabel hingga 20 meter
sehingga sesuai untuk ditempatkan di mana saja, tapi jika kabel yang panjang di
atas 2 meter harus ditambahkan buffer capacitor 0,33μF antara pin#1 (VCC)
dengan pin#4 (GND). Sensor DHT 22 seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Sensor DHT 22


2. Sensor MQ-6
Sensor MQ-6 adalah salah satu sensor yang sensitif terhadap asap rokok. Bahan
utama sensor ini adalah SnO2 dengan konduktivitas rendah pada udara bersih. Jika
terdapat kebocoran gas konduktivitas sensor menjadi lebih tinggi, setiap kenaikan
konsentrasi gas maka konduktivitas sensor juga naik. MQ-6 sensitif terhadap gas
LPG, propana, hidrogen, karbon monoksida, metana dan alkohol serta gas mudah
terbakar lainnya. Sensor ini menggunakan alat pemanas kecil dengan sensor
elektrik kimiawi yang bereaksi dengan beberapa jenis gas, yang kemudian
mengeluarkan output berupa tingkat densitas gas yang di deteksi sehingga cocok
untuk sejumlah aplikasi yang mengharuskan pendeteksian kadar gas. Sensor MQ-6
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Sensor MQ-6


3. Sensor Flame
Sensor Flame merupakan sensor yang mempunyai fungsi sebagai pendeteksi nyala
api yang memiliki panjang gelombang antara 760 nm – 1100 nm dan ketelitian
tinggi [7]. Sensor ini menggunakan infrared sebagai transduser dalam mensensing
kondisi nyala api. Suhu normal pembacaan normal sensor ini yaitu pada 25oC –
85°C dengan besar sudut pembacaan pada 60°C. Dengan memperhatikan jarak
sensing antara objek yang akan disensing dengan sensor tidak boleh terlalu dekat,
yang berakibat lifetime sensor yang cepat rusak. Sensor Flame seperti ditunjukkan
pada Gambar 5.

Gambar 5 Sensor flame


7.4 Kontroler
Kontroler merupakan peralatan yang digunakan untuk mengontrol operasi sebuah
sistem. Pada penelitian ini digunakan Nodemcu ESP 8266 sebagai kontroler.
NodeMCU ESP 8266.
NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat open source.
Terdiri dari perangkat keras berupa System On Chip ESP 8266 dari ESP 8266
buatan Esperessif System. NodeMCU ESP 8266 seperti ditunjukkan pada Gambar
6.
Gambar 6 NodeMCU ESP 8266
NodeMCU bisa dianalogikaan sebagai board arduino yang terkoneksi dengan ESP
8622. NodeMCU telah me-package ESP 8266 ke dalam sebuah board yang sudah
terintergrasi dengan berbagai feature selayaknya microkontroler dan kapalitas ases
terhadap wifi dan juga chip komunikasi yang berupa USB to serial. Sehingga dala
pemrograman hanya dibutuhkan kabel data USB.
Karena Sumber utama dari NodeMCU adalah ESP8266 khusunya seri ESP-12
yang termasuk ESP-12E. Maka fitur – fitur yang dimiliki oleh NodeMCU akan
lebih kurang serupa dengan ESP-12. Beberapa Fitur yang tersedia antara lain.
1. 10 Port GPIO dari D0 – D10
2. Fungsionalitas PWM
3. Antarmuka I2C dan SPI
4. Antaruka 1 Wire
5. ADC
Maping Pin Nodemcu V3 Lolin seperti ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7 Maping Pin Nodemcu V3 Lolin


7.5 Output
1. Relay
Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen elektromekanikal yang terdiri dari 2 bagian utama yakni elektromagnet
(coil) dan mekanikal (seperangkat kontak saklar/switch). Relay menggunakan
prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus
listrik yang kecil dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Relay
seperti ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 Relay
Kontak poin (contact point) relay terdiri dari 2 jenis yaitu Normally Close (NC)
yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi close (tertutup),
dan Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada
di posisi open (terbuka). Konfigurasi relay seperti ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9 Konfigurasi relay


2. LCD (Liquid Cristal Display)
LCD merupakan salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi
CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan
cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya
dari back-lit. Konfigurasi LCD dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Konfigurasi LCD
Parameter Spesifikasi
Voltage Max. 24 VDC
Current 30 Ma
Interface 16 pinS
Operating Temparature 0 ° ke 50 °C
LCD berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka
ataupun grafik. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alal–alat
elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. LCD yang
digunakan pada kali ini ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 16 x 2. LCD
16 x 2 seperti ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10 LCD 16 x 2

3. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir
sama dengan ioud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang
pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
electromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari
arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan di pasang pada diafragma
maka setiap gerakan kumparan akan menggerakan diafragma secara bolak balik
sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa
digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan
pada sebuah alat (alarm). Buzzer seperti ditunjukkan pada Gambar 11.

Gambar 11 Buzzer
4. Water Pump/Pompa Air
Water Pump/pompa air adalah alat untuk menggerakan air dari tempat bertekanan
rendah ke tempat bertekanan yang lebih tinggi. Pada dasarnya water pump sama
dengan motor DC pada umumnya, hanya saja sudah di-packing sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan di dalam air. Pada tugas akhir ini digunakan water pump
DC 12 volt untuk menyemprotkan air. Water pump seperti ditunjukkan pada
Gambar 12.

Gambar 12 Water pump


8. Metode Pembuatan Tugas Akhir

8.1 Analisa Kebutuhan


Dalam upaya merancang sistem, dibutuhkan sebuah sistem untuk memonitor
kondisi ruangan perkantoran dari bahaya penyebab kebaran seperti suhu ruangan,
gas mudah terbakar dan api dan sebuah sistem peringatan jika terjadi kebakaran
yang berupa notifikasi pesan kepada semua orang dan petugas pemadam
kebakaran. Sehingga diperoleh alat untuk memonitor dan memberi notifikasi
berbasis IoT melalui aplikasi telegram. Alat yang dibuat harus menjadi solusi dari
permasalahan yang ada saat ini yaitu bahaya kebakaran pada gedung perkantoran.
8.2 Perancangan Sistem
Penelitian ini menggunakan metode eksperimenn yang meliputi: pembatasan
masalah, identifikasi sistem, perancangan sistem, pengujian, evaluasi, perbaikan
sistem dan simpulan hasil penelitian. Untuk memudahkan dalam perancangan
sistem maka terlebih dahulu membuat perencanaan desain perangkat hardware
yang akan dibuat. Diagram blok device seperti ditunjukkan pada Gambar 13.

Gambar 13 Diagram blok device


Berdasarkan keterangan pada diagram blok device di Gambar 13 :
1. NodeMCU ESP 8266
NodeMCU ESP 8266 berfungsi untuk menghubungkan fungsi mikrokontroler ke
jaringan WiFi dan mampu menjalankan perintah dari Google Assistant serta
mengirimkan notifikasi ke Telegram yang terdapat pada Smartphone.
2. Relay
Relay berfungsi sebagai saklar untuk menyalakan atau memadamkan pompa air.
3. Buzzer
Buzzer berfungsi sebagai alarm peringatan ketika terdeteksi adanya nyala api.
4. Water Pump
Water pump berfungsi untuk menyalurkan air yang digunakan untuk memadamkan
api.
5. Sensor Flame
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi nyala api.
6. LCD
LCD ini berfungsi sebagai alat komunikasi mengamati kondisi mendeteksi api dan
asap.
7. DHT 22
DHT 22 berfungsi sebagai mendeteksi temperatur dan humidity.
8. MQ-6
MQ-6 berfungsi sebagai mendeteksi asap.
9. Telegram
Telegram berfungsi sebagai notifikasi kebakaran dan sistem kendali untuk
memadamkan api.
Alat ini dibuat dengan desain portable beberapa komponen disimpan di dalam box
dilengkapi dengan sensor DHT 22, MQ-6, Sensor Flame, Relay dan LCD 16 x 2.
Alat dan Bahan dapat di lihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Alat dan Bahan
No. Alat dan Bahan Jumlah

1 Power Supply 5 V 1

2 NodeMCU ESP 8266 1

3 Steker 3

4 MQ-6 1

5 DHT 22 1

6 Sensor Flame 1

7 Buzzer 1

8 LCD 16 X 2 1

9 Relay 1

10 Water Pump 1

11 Kabel Jumper Secukupnya

12 USB 1

13 Obeng 1
14 Solder 1

15 Timah Secukupnya

16 Laptop 1

17 Smart Phone 1

18 Acrylic Secukupnya

Gambar 14 merupakan flowchart dari sistem deteksi melalui telegram. Prinsip


kerjanya sensor DHT 22 digunakan untuk mendeteksi suhu dan kelembapan
ruangan dalam kondisi batas tidak normal yaitu ketika suhu ruangan lebih dari
80oC atau kelembapan >90oC maka di indikasikan kondisi ini tidak aman maka
akan mengintruksikan untuk mengaktifkan relay dan mengirimkan notifikasi pesan
menggunakan aplikasi telegram. Sensor MQ-6 dan Sensor Flame diatur menjadi
input digital yaitu hanya berlogika 1 (low) atau 0 (high) sehingga MQ-6 akan
langsung aktif (high) ketika mendeteksi adanya gas atau asap. Sensor Flame akan
aktif ketika mendeteksi api disekitar area range pembacaan sensor tersebut setelah
sensor mendeteksi adanya gas, asap atau api maka akan menginstruksikan untuk
mengaktifkan relay, water pump, dan mengirimkan notifikasi dalam bentuk deteksi
berupa informasi kondisi tidak aman melalui aplikasi telegram. Flow chart sistem
deteksi kebakaran seperti ditunjukkan pada Gambar 14.
START

INISIALISASI
SENSOR

BACA SENSOR DHT


22, SENSOR API,
SENSOR MQ-6

TEMPERATUR

HUMIDITY
T TIDAK
DETEKSI API

DETEKSI ASAP

TIDAK TERJADI KEBAKARAN


SENSOR API = LOW
SENSOR MQ-6 = LOW

YA

TERJADI KEBAKARAN
SENSOR API = HIGH
SENSOR MQ-6 = HIGH

NODEMCU MENGIRIMKAN
SINYAL

NOTIFIKASI KE TELEGRAM

BUZZER = HIGH
WATER PUMP = HIGH
LCD = HIGH
SEBAGAI PEMADAMAN

STOP

Gambar 14 Flow chart sistem deteksi kebakaran


8.3 Pengujian
Pengujian adalah tahap terakhir dalam penelitian ini. Pada tahap ini, dilakukan
pengujian baik pada perangkat keras, maupun perangkat lunak. Pengujian
dilakukan untuk mengetahui apakah sistem telah bekerja sesuai dengan yang
diharapkan atau masih terdapat kesalahan pada sistem yang menyebabkan sistem
tidak bekerja dengan baik. Pengujian perangkat lunak dilakukan pada software
Arduino IDE dan Telegram. Kemudian, pada pengujian perangkat keras dilakukan
dengan menguji fungsi kerja relay sebagai saklar, menguji fungsi kerja sensor
dalam membaca arus dan mendeteksi nyala api, menguji fungsi kerja buzzer
sebagai alarm dan LCD sebagai komunikasi untuk melihat kondisi bahwa api telah
dipadamkan, serta menguji fungsi kerja pompa air sebagai pengendali otomatis.
Kemudian dilakukan pengujian secara keseluruhan untuk menganalisa kesesuaian
dengan tujuan yang diharapkan. Tahap terakhir adalah menganalisa kesalahan yang
terjadi, sehingga dapat diketahui letak kesalahannya, serta dapat dilakukan
perbaikan pada perangkat kerasnya maupun perangkat lunaknya.

9. Jadwal dan Tempat Pembuatan Tugas Akhir


Jadwal rencana kegiatan dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 3 Jadwal Rencana Kegiatan
No Jenis Waktu/Minggu
Pekerjaan Bulan Mei Bulan Juni Bulan Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Proposal
2 Desain
Rangkaian
Sistem
3 Survey dan
Membeli
Komponen
4 Membangun
Rancangan
Peralatan TA
5 Pengujian
Modul
6 Membuat
Program
7 Penggabungan
Sistem
Program
dengan
Rancangan
Alatnya
8 Pengujian
Sistem dan
Analisa
9 Presentasi
Sidang Tugas
Akhir
10 Publikasi
Karya lmiah
Pada Jurnal
Daring
POLMED
DAFTAR REFERENSI

A. A. Supriyanto, P. T. Mekatronika, dan P. E. Indorama, 2017, Monitoring Suhu Ruangan


Berbasis Web, vol. 2, no. 2.

Amali, Achmad Fariid, 2020, Sistem Deteksi Kebakaran Berbasis Internet of Things (IoT)
Dengan Perangkat Arduino, Yogyakarta.

Arie Mahendra dan Dani Sasmoko, 2017, Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Kebakaran
Berbasis IoT Dan SMS Gateway Menggunakan Arduino, Sekolah Tinggi Elektronika
dan Komputer.

C. Paper, September 2019, Sistem Monitoring Suhu Dan Gas Beracun Pada Ruangan
Berbasis, Universitas Islam Nusantara.

Christian dan Komar, 2013, Prototipe Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan
Sensor Gas MQ2, Board Arduino Duemilanove, Buzzer, dan Arduino GSM Shield
pada PT. Alfa Retailindo (Carrefour Pasar Minggu), Jurnal TICOM Universitas
Budi Luhur, Vol2 No.1, Jakarta.

D. Kurnia dan V. Widiasih, 2019, Implementasi NodeMCU Dalam Prototipe


SistemPemberian Pakan Ayam Otomatis Dan Presisi, vol. 11, no. 2, Universitas
Sriwijaya.

F. S. Hadisantoso, P. T. Mekatronika, dan P. E. Indorama, 2018, Perancangan Sistem


Penyimpanan Dan Pengambilan Barang Otomatis Menggunakan Arduino Berbasis
Web Database, vol. 3, no. 1, pp. 25–36.

Heru Silitonga, 2019, Pengontrol Suhu Ruangan Otomatis Menggunakan NodeMCU V3


Lolin dan Sensor DHT 11 Berbasis Internet, Medan.

Purnawan, Peby Wahyu dan Rosita Yuni, 2019, Rancang Bangun Smart Home System
Menggunakan NodeMCU ESP 8266 Berbasis Komunikasi Telegram Messenger,
Techno.COM, vol. 18, no. 4, pp. 348-360.

R. Hidayatullah, A. Wijaya, dan F. N. Fajri, 2014, Pemanfaatan Bot Telegram Sebagai


Media Informasi Di Excellent Private School Paiton, Universitas Nurul Jadid.

Anda mungkin juga menyukai