BIDANG KEGIATAN :
PKM TERAPAN ( PKM-T)
Disusun oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Sistem Pengaman Dapur Dari Kebakaran Dan Kebocoran Gas
LPG
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK
(√ ) PKMT ( ) PKMM
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA (√ ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Novita Nurul Ula
b. NRP : 7108.040.033
c. Jurusan : D4 Teknik Elektronika
d. Institusi : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
5. Alamat rumah/ no. telp. : Jl. Keputih Tegal X/4 Surabaya / 031-5963143
6. Anggota Pelaksana : 3 orang
7. Dosen Pembimbing
a. Nama : Hary Oktavianto, ST
b. NIP : 197610012002121001
c. Alamat rumah/no. telp : Wisma Penjaringan Sari L/23
Surabaya
8. Biaya Kegiatan Total
a. DIKTI : Rp.6.118.000,-
b. Sumber lain : -
9. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
A. JUDUL PROGRAM
Sistem Pengaman Dapur Dari Kebakaran dan Kebocoran Gas LPG
B. LATAR BELAKANG
Tempat yang paling rentan menjadi penyebab kebakaran adalah dapur, dimana
terdapat barang–barang yang mudah terbakar seperti tabung LPG. Dewasa ini, kejadian
kebakaran akibat kebocoran LPG selalu membanjiri media pemberitaan. Hal ini tentunya
meresahkan masyarakat dalam penggunaan tabung gas LPG. Untuk dapat mengurangi
bahaya akibat kebocoran gas masyarakat perlu mengetahui tanda-tanda kebocoran
seperti, tercium bau gas menyengat, dan terdapat bunyi mendesis pada saluran gas. Selain
itu juga harus mengambil tindakan pencegahan terjadinya ledakan dan kebakaran sedini
mungkin. Namun, kebocoran gas tidak selalu diketahui orang dengan cepat dan segera
mengambil tindakan pencegahan ledakan dan kebakaran. Oleh karena itu, kita
membutuhkan alat yang dapat membantu kita untuk mencegah kebakaran khususnya
untuk tempat-tempat yang rentan seperti dapur.
4
Sebelumnya, telah ada yang berhasil menciptakan sebuah alat yang dapat mendeteksi
adanya kebocoran gas pada tabung LPJ dengan memanfaatkan sensor gas yang
diletakkan pada selang regulator. Namun, alat tersebut hanya dapat memberikan
peringatan jika terjadi kebocoran gas. Saat ada api dan asap, alat tersebut tidak dapat
mendeteksinya. Maka untuk lebih sempurnanya alat tersebut, kami mendapat ide untuk
membuat sistem pengaman dapur dari kebakaran dan kebocoran gas LPG. Dengan
dibuatnya alat ini, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang terjadi seperti
permasalahan diatas.
C. PERUMUSAM MASALAH
1. Bagaimana rangkaian system pengaman dapur dari kebakaran dan kebocoran gas
LPG.
2. Bagaimana cara kerja dari rangkaian system pengaman dapur dari kebakaran dan
kebocoran gas LPG.
3. Bagaimana metode tersebut dapat diterapkan pada dapur.
D. TUJUAN PROGRAM
Adapun tujuan dilaksanakannya program ini adalah :
1. Memahami rangkaian sistem pengaman dapur dari kebakaran dan kebocoran
gas LPG dan mengetahui cara membuatnya.
2. Membuat alat sistem pengaman dapur dari kebakaran dan kebocoran gas LPG
untuk meminimalisasi kebakaran serta ledakan akibat kebocoran tabung Gas
LPG.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Beberapa kegunaan yang didapat dari program ini, antara lain :
5
1. Masyarakat Umum
Dengan alat sistem pengaman dapur dari kebakaran dan kebocoran gas LPG
ini, masyarakat umum dapat terbantu dalam menjaga keamanan dapur atau rumah
dari ancaman kebakaran
2. Bagi Industri
Alat ini bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan suatu alat sistem pengaman
dapur dari kebakaran dan kebocoran gas LPG dan mampu menjawab kebutuhan
masyarakat umum.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sensor Gas
Sensor gas LPG (Liquefied Petroleum Gas) merupakan sensor yang dapat
mengindra adanya kebocoran gas. Gas LPG lebih berat dari udara dengan berat jenis
sekitar 2,01 (jika dibandingkan dengan udara). Pada LPG juga diberikan zat
mercaptan untuk memberikan bau yang khas, sehingga kebocoran gas dapat dideteksi
dengan cepat. Pada proses pendeteksian LPG, nilai resistansi sensor akan berkurang
seiring besar konsentrasi LPG yang terdeteksi.
2. Sensor Asap
Sensor asap merupakan sensor yang dapat mengindra adanya asap tebal yang
ditimbulkan oleh kebakaran. Sensor asap bekerja dengan cara membandingkan
6
keadaan udara disekitar ruangan, dengan melihat dua keadaan yaitu pada saat udara
bersih atau belum tercemari asap dan pada saat terdapat asap.
Sensor AF-30 mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap dua jenis gas yaitu
gas Hydrogen dan Ethanol. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas-gas
tersebut diudara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap
terdapat asap rokok di udara.
3. Sensor Suhu
Selain sensor asap, sensor suhu juga digunakan untuk mengindra ciri-ciri utama
suatu kebakaran dimana pada saat kebakaran menimbulkan suhu yang meningkat
panas. Pada sensor suhu ini tegangan akan dibandingkan dengan tegangan
potensiometer yang diatur sebagai penentu seberapa batas suhu minimum yang layak
untuk mengisyaratkan adanya bahaya kebakaran pada sensor suhu.
7
LM 35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek, karena selain
harganya cukup murah, linearitasnya lumayan bagus. LM35 tidak membutuhkan
kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi ±¼°C pada temperatur ruangan dan
±¾°C pada kisaran -55 to +150°C. LM35 dimaksudkan untuk beroperasi pada -55°
hingga +150°C, sedangkan LM35C pada -40°C hingga +110°C, dan LM35D pada
kisran 0-100°C. LM35D juga tersedia pada paket 8 kaki dan paket TO-220. Sensor
LM35 umunya akan naik sebesar 10mV setiap kenaikan 1°C (300mV pada 30 °C).
4. Mikrokontroler
Mikrokontroller ini berfungsi sebagai pengaturan kerja alat agar dapat bekerja
secara sistematis,dengan program yang telah dimasukkan kedalam mikrokontroler
ATmega8535 ini sehingga output keluaran akan bekerja sesuai dengan program
assembler tersebut.
8
Gambar 5. ATMega8535
Sumber: www.toko-elektronika.com
5. Buzzer
Buzzer disini digunakan sebagai pemberi peringatan. Saat salah satu sensor atau
lebih aktif, transistor pada relay yang berfungsi sebagai saklar aktif buzzer akan
menyala agar dapat member tanda jika ada ciri-ciri terjadinya kebakaran atau
kebocoran gas. Berikut merupakan rangkaian dari buzzer.
6. Pompa air
Dengan cara kerja seperti pengaktifan buzzer, pompa air akan menyala saat
salah satu sensor atau lebih aktif, transistor pada relay yang berfungsi sebagai saklar
aktif. Pada saat aktif, pompa air akan menyemprotkan air pada tempat yang terdeteksi
adanya api.
7. Rangkaian Output
Rangkaian output ini baik buzzer, maupun pompa air diaktifkan dengan
menggunakan relay. Untuk megaktifkan relay maka diperlukan transistor yang
berfungsi sebagai saklar dan untuk membuat transistor aktif diperlukan tegangan
keluaran dari mikrokontroller sebesar 5 V sehingga transistor menjadi saturasi.
Dengan kondisi transistor menjadi saturasi maka relay akan aktif.
Gambar 8. Blok diagram system pendeteksi bom dapur dari kebocoran yang juga dapat mendeteksi
adanya nyala api
10
Pada sistem pendeteksi kebocoran gas LPG yang juga dapat mendeteksi adanya nyala
api pada dapur ini, digunakan tiga macam sensor dan untuk mengontrol cara kerjanya
digunakan mikrokontroler. Sensor pertama adalah sensor gas, sensor ini digunakan untuk
mendeteksi adanya gas LPG yang bocor. Cara kerja sensor ini adalah dengan
membandingkan kondisi udara saat bersih dengan kondisi udara yang tercemar oleh gas
LPG. Sensor ini akan menunjukkan indicator terjadinya kebocoran gas.
Untuk sensor selanjutnya adalah sensor asap dan sensor suhu. Sensor tersebut dapat
mengindra ciri-ciri utama suatu kebakaran dimana pada saat kebakaran menimbulkan
asap yang tebal dan suhu yang terus meningkat. Saat suhu ruangan menunjukan diatas
350ºC dan ruangan dipenuhi dengan asap tebal maka kedua sensor tersebut akan
menunjukan indikator terjadinya kebakaran. Dengan mikrokontroler ini kerja alat akan
diatur agar dapat bekerja secara sistematis, dengan program yang telah di input kedalam
mikrokontroler sehingga output keluaran akan bekerja sesuai dengan program assembler
tersebut. Untuk outputnya, digunakan buzzer dan pompa air. Buzzer dan pompa air
diaktifkan dengan menggunakan relay. Untuk mengaktifkan relay maka diperlukan
transistor yang berfungsi sebagai saklar.
11
2 Planning dan Persiapan
3 Persiapan instrumentasi
4 Pembuatan alat
5 pengujian alat
Analisa dan
6
pengumpulan data
7 Penulisan laporan
8 konsultasi dan revisi
pengumpulan laporan
9
penelitian
10 presentasi
2. Anggota
Nama Lengkap : Rachim Choirul Nisak
NRP : 7108040055
Fakultas / Program Studi : PENS / D4 Teknik Elektronika
Perguruan Tinggi : ITS
Waktu untuk kegiatan PKM : 4 bulan
3. Anggota
Nama Lengkap : Azhar Aulia Saputra
NRP : 7109030006
Fakultas / Program Studi : PENS / D3 Teknik Elektronika
Perguruan Tinggi : ITS
Waktu untuk kegiatan PKM : 4 bulan
L. BIAYA
No Deskripsi Jumlah Biaya (satuan) Total
PENGELUARAN
B. Peralatan
- Komponen Elektronika 3 set Rp 1.000.000,- Rp 3.000.000,-
- Buzzer 2 buah Rp 50.000,- Rp 100.000,-
- Pompa Air 2 buah Rp 500.000,- Rp 1.000.000,-
- Timah 2 rol Rp 25.000,- Rp 50.000,-
- Sedot Timah 2 buah Rp 11.000,- Rp 22.000,-
- bor listrik 2 buah Rp 57.000,- Rp 114.000,-
- cutter 2 buah Rp 5.500,- Rp 11.000,-
- Solder 2 buah Rp 50.000,- Rp 100.000,-
C. Transportasi
- belanja peralatan - Rp 100.000,- Rp 100.000,-
- Transportasi untuk - Rp 150.000,- Rp 150.000,-
pengujian
D. Lain – lain
- Pulsa untuk komunikasi - Rp 100.000,- Rp 100.000,-
- Antisipasi kegagalan - Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000,-
rangkaian
- Penggandaan proposal - Rp 100.000,- Rp 100.000,-
- Pembuatan Laporan - Rp 100.000,- Rp 100.000,-
M. DAFTAR PUSTAKA
[1] Winoto, Ardi, (2008). Mikrokontroler AVRATmega8/16/32/8535 dan
Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, 12: p. 157- 166.
N. LAMPIRAN
Lampiran 1 (Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana)
Lampiran 2 (Biodata dosen pembimbing)
DOSEN PEMBIMBING KEGIATAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
Lampiran 3 (Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Pengusaha Kecil, Koperasi atau
Kelompok)
SURAT PERNYATAAN
( )
19
Lampiran 4 (Gambaran Teknologi)
Gambaran Teknologi
Pada system pengaman dapur dari kebakaran ini digunakan tiga sensor, yaitu sensor
gas, sensor suhu, dan sensor asap. Menggunakan sensor suhu dan sensor asap sebagai sensor
yang dapat mendeteksi kebakaran, dimana apabila suhu ruangan menunjukan diatas 350ºC
dan ruangan dipenuhi dengan asap tebal maka kedua sensor tersebut akan menunjukan
indikator terjadinya kebakaran. Pengendali alat ini menggunakan mikrokontroller yang telah
diprogram sehingga
dapat mengendalikan alat pengaman kebakaran ini secara otomatis mulai dari masukkan
sensor yang mendeteksi adanya kebakaran sampai keluaran yang akan mengaktifkan output
yang berfungsi untuk pengaman kebakaran.
Selain itu juga digunakan sensor Gas yang dapat mendeteksi adanya gas LPG yang
bocor. Cara kerja sensor ini adalah dengan membandingkan kondisi udara saat bersih dengan
kondisi udara yang tercemar oleh gas LPG. Sensor ini akan menunjukkan indicator terjadinya
kebocoran gas. Dengan dikendalikan oleh mikrokontroler yang telah deprogram sehingga
dapat mengendalikan alat pendeteksi kebocoran gas secara otomatis mulai dari masukkan
sensor yang mendeteksi adanya kebocoran gas sampai keluaran yang akan mengaktifkan
output yang berfungsi sebagai pendeteksi kebocoran.
Output pengaman kebakaran ini tidak hanya terdiri dari satu melainkan terdiri dari 2
output, yaitu buzzer sebagai pemberitahuan tanda adanya kebakaran dan kebocoran gas, serta
pompa air untuk memadamkan api. Pada kontrol alat system pengaman kebakaran ini dibuat
program dengan keadaan Buzzer, dan pompa air sebagai output akan menyala apabila salah
satu sensor aktif maupun apabila ketiga sensor aktif.