Anda di halaman 1dari 11

“SENSOR PENCEGAH KEBAKARAN

DENGAN GAS SENSOR MQ-5 DAN FLAME SENSOR”


Disusun oleh :
MUHAMMAD RIZAQQI AGNA SHIDDIQ, 2003321065
YUSRINA SEPTIYANI, 2003321077
Teknik Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta

I. PENDAHULUAN
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada
tahun 2020 terdapat 6429 kasus kebakaran yang terjadi di provinsi DKI Jakarta.
Dan setiap tahun selalu terjadi kasus ledakan dalam pemakaian tabung gas.
Kebocoran Liquefied Petroleum Gas (LPG) tidak hanya menyebabkan ledakan
tetapi juga kebakaran. Lambatnya antisipasi kebocoran gas LPG dikarenakan
tidak adanya peringatan dini terjadi kebocoran gas LPG. Untuk itu di buatlah
suatu sistem peringatan kebocoran gas LPG dan kebakaran yang dikontrol oleh
Arduino Uno, dan sensor MQ-5 untuk mendeteksi kebocoran gas LPG serta
Flame sensor di gunakan untuk mendeteksi adanya kebakaran. Gas LPG akan
ditempatkan di sebuah ruangan selanjutnya peringatan dini dikirim dengan pesan
singkat jika hanya kebocoran gas, buzzer akan menyala. Jika terjadi kebakaran
maka pompa air akan. Dari hasil pengujian sensor MQ-5, akan mendeteksi adanya
kebocoran gas diatas 200 ppm di dalam ruangan tersebut. Untuk Flame sensor
maksimal jarak untuk mendeteksi adanya kebakaran adalah 65 cm. Kata Kunci :
Arduino, Flame Sensor, MQ-5, LPG.
II. PEMBAHASAN
Ilustrasi

Diagram Blok

Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari rangkain aplikasi kontrol pemadam kebakaran adalah jika
sensor gas mq-5 mendeteksi gas pada ruangan maka buzzer ( sirine ) akan berbunyi
atau hidup. jika sensor gas mq-5 mendeteksi gas dan flame sensor mendeteksi adanya
api maka buzzer ( sirine ) akan berbunyi dan motor DC ( pompa air ) akan menyala.
Sedangkan jika sensor gas mq-5 tidak mendeteksi adanya gas dan flame sensor tidak
mendeteksi adanya api maka motor DC ( pompa air ) dan buzzer ( sirine ) tidak akan
menyala.
Komponen
1. Sensor MQ-5
Sensor MQ-5 adalah sensor universal yang mampu mendeteksi berbagai
jenis gas, seperti Hidrogen (H2), Karbon monoksida (CO), metana (CH4), etanol
(CH3CH2OH), propana (C3H8), butana (C4H10), dan gas hidrokarbon lainnya.

Gambar 1.1 : Gas Sensor MQ-5

a) Spesifikasi :
Gas Sensor MQ-5 memiliki spesifikasi diantaranya yitu memiliki sensitivitas
yang tinggi terhadap gas diantaranya yaitu Hidrogen (H2), Karbon monoksida
(CO), metana (CH4), etanol (CH3CH2OH), propana (C3H8), butana
(C4H10), dan gas hidrokarbon lainnya. Memiliki sensitivias yang rendah
terhadap alkohol dan asap, memiliki respon yang cepat, Stabil dan daya tahan
pakai yang lama dan memiliki jangkauan deteksi yaitu antara 200 ppm sampai
10000 ppm.
Ketika sensor MQ 5 mendeteksi adanya perubahan kadar gas LPG maka
hambatan yang terdapat di dalam sensor akan berubah sesuai dengan
perubahan kadar gas. Agar perubahan pada hambatan sensor dapat dibaca oleh
mikrokontroler maka dibutuhkan rangkaian pengkondisian sinyal
Gambar 1.2 : Tabel Spesifikasi Gas Sensor MQ-5

b) Kontruksi Gas Sensor MQ-5 :

Gambar 1.3 : Kontruksi Gas Sensor MQ-5


c) Cara Kerja :
Pada dasarnya sensor ini terdiri dari tabung aluminium yang dikelilingi oleh
silikon dan di pusatnya ada elektroda yang terbuat dari aurum di mana ada
element pemanasnya. Ketika terjadi proses pemanasan, kumparan akan
dipanaskan sehingga kristal SnO2 menjadi semikonduktor atau sebagai
penghantar sehingga melepaskan elektron dan ketika asap dideteksi oleh sensor
dan mencapai aurum elektroda maka output sensor MQ-5 akan menghasilkan
tegangan analog.
Tegangan yang dikeluarkan berdasarkan dari level dan konsentrasi dari gas
atau asap yang terdeteksi. Dengan kata lain, relasi dari tegangan dan
konsentrasi dapat di gambarkan :
- Semakin besar konsentrasi gas, semakin besar tegangan outputnya.
- Semakin kecil kosentrasi gas, semakin kecil tegangan outputnya.

Gambar 1.4 : Sensivitas Karakteristik dari MQ-5


Ro: resistansi sensor pada 1000ppm H2 di udara bersih.
Rs: resistansi sensor di berbagai konsentrasi gas.

Resistansi sensor ini juga dapat dipengaruhi oleh suhu dan


kelembaban disekitar sensor. Dapar kita lihat dari data grafik sebagai berikut :

Gambar 1.5 : Resistansi Sensor pada Suhu dan Kelembaban


Ro: resistansi sensor pada 1000ppm H2 di udara pada 33% RH dan 20 derajat.
Rs: resistansi sensor pada suhu yang berbeda dan kelembapan.

Nilai resistansi MQ-5 berbeda untuk berbagai jenis dan berbagai


konsentrasi gas. Jadi, Saat menggunakan komponen ini, penyesuaian
sensitivitas sangat diperlukan. Disarankan untuk mengkalibrasi detektor untuk
1000ppm H2 atau konsentrasi LPG di udara dan menggunakan nilai
Resistansi Beban ( RL) sekitar 20 KΩ (10KΩ hingga 47KΩ). Saat mengukur
secara akurat, titik alarm yang tepat untuk detektor gas harus ditentukan
setelah: mempertimbangkan pengaruh suhu dan kelembaban.
2. Flame Sensor
Sensor Api KY-026 (Flame Sensor) adalah sebuah sensor api yang
peka terhadap panjang gelombang api atau cahaya antara 760 nm sampai 1100
nm. Sensor api ini mempunyai sudut pembacaan 60 derajat, dan beroperasi
pada suhu -25 derajat -85 derajat. Dan jarak pembacaan antara sensor dan
objek yang dideteksi tidak boleh terlalu dekat, untuk menghindari kerusakan
sensor. Jarak maksimum pendeteksian api dari modul ini adalah 1 meter.

Gambar 2.1 : Flame Sensor

a) Spesifikasi
Modul ini merupakan sensor api yang peka terhadap spektrum nyala api,
menggunakan LM393 dengan pembanding tegangan yang cukup lebar,
kepekaan yang dapat diatur dan memiliki indikator sinyal keluaran.
Konfigurasi pin Flame Sensor terdiri dari 4 pin. VCC, Ground, 2 pin
Output analog dan digital. Tegangan input untuk pin Analog adalah 5V
dan jika menggunakan pin digital dapat menggunakan tegangan 3.3V.
Flame Sensor adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi dapat
mendeteksi nyala api dengan panjang gelombang 760nm – 1100nm.
Sensor nyala api ini mempunyai sudut pembacaan 60 derajat, dan
beroperasi pada suhu -25 derajat -85 derajat. Dan jarak pembacaan antara
sensor dan objek yang dideteksi tidak boleh terlalu dekat, untuk
menghindari kerusakan sensor.
Gambar 2.2 : Spesifikasi Flame Sensor

b) Kontruksi

Gambar 2.3 : Kontruksi Flame Sensor


c) Cara Kerja
Cara kerja sensor ini yaitu dengan mengidentifikasi atau mendeteksi
nyala api dengan menggunakan metode optik. Pada sensor ini menggunakan
tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai sensing sensor. Tranduser ini
digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan cahaya pada panjang
gelombang tertentu. Yang dimana memungkinkan alat ini untuk membedakan
antara spectrum cahaya pada api dengan spectrum cahaya lainnya seperti
spectrum cahaya lampu.
Modul ini dilengkapi dengan IC komparator LM393. Potensiometer pada
modul digunakan untuk mengatur sensitivitas dari sensor pada mode keluaran
digital. Keluaran digital akan bernilai LOW ketika sensor mendeteksi adanya
api dan disaat yang bersamaan output LED yang berada pada modul akan
menyala. Sensor ini dapat mendeteksi sumber cahaya yang panjang
gelombangnya berada pada kisaran 760nm – 1100 nm. Gambar di bawah ini
menunjukkan sensitivitas spektral.

Gambar 2.4 : Grafik Sensivitas Flame Sensor


Pengkondisi Sinyal
Pada rangkaian ini menggunakan penguat sinyal Op-Amp Non Inverting.
Penguat non inverting adalah penggunanan op amp sebagai penguat sinyal dimana
sinyal outputnya sefasa dengan sinyal input.

Gambar 3.1 : Penguat Non-Inverter

Penguat non inverting ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting.
Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan
inputnya.

III. SIMPULAN
Dari hasil penelitian sistem kerja flame sensor berhubungan dengan
sistem kerja sensor MQ-5, jika sensor MQ-5 mendeteksi gas dibawah 1000
ppm H2 maka flame sensor tidak akan bekerja, sebaliknya jika sensor MQ-5
mendeteksi gas di atas 1000 ppm H2 maka flame sensor akan bekerja.

IV. DAFTAR PUSTAKA


1. Febi Amin Lutfi (2018), Perancangan Purwarupa Sistem Peringatan
Kebocoran Gas Liquified Petrolium Gas(LPG),prodi Teknologi Informasi
dan Elektro,Universitas Teknologi Yogyakarta, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai