Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH CARA MENCEGAH KEBAKARAN KARENA LISTRIK

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah Yang Maha Esa, dan hanya karena Rahmat-
Nya penyusunan makalah ini akhirnya dapat diselesaikan juga.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu teknologi (iptek) menjadi
sangat cepat. Perkembangan iptek yang begitu cepat ini telah menghadapkan bnagsa bangsa di
dunia ini. Untuk itu kita harus mengantisipasinya melalui peningkatan kualitas pendidikan baik
di sekolah (formal) maupun diluar sekolah (informal).

Dengan persaingan ini kita harus saling bersaing untuk menjadi yang terdepan. Dengan adanya
tygas ini, kita akan merasa bertanding untuk mendapat nilai terbaik. Makalh ini berisi amteri
materi yang bertujuan agar kita lebih mudah menghadapi dan memahami konsep yang diajarkan.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebakaran selalu menelan banyak kerugian baik moril, materil bahkan sering kali juga
keselamatan manusia. Bila kebakaran tersebut menimpa fasilitas publik misalnya Pasar Besar di
kota Malang, Pasar Tanah Abang di Jakarta, Gedung BI di Jakarta dan lain sebagainya maka yang
menderita kerugian tentu masyarakat banyak. Di lihat dari segi rehabilitasi fasilitas maka
kecelakaan akibat kebakaran memerlukan waktu yang relatif lama belum lagi kerugian yang
mustahil direcoveri seperti arsip, barang antic, sertifikat dan lain sebagainya. Oleh karena itu
mencegah terjadinya kebakaran merupakan pilihan utama dalam teknologi penanggulangan
kebakaran. Dari sisi legal formal disebutkan dalam UU No. 1 Tahun 1970 Dengan perundangan
ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran. Kemudian diikuti dengan peraturan lain misalnya: Keputusan Menteri Tenaga Kerja
RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja dan lain
sebabagainya menyebutkan dalam Pasal ayat 1 Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran, menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran
di tempat kerja

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah yang dimaksud dengan mencegah dan menanggulangi kebakaran?
2) Apakah penyebab kebakaran itu?
3) Bagaimanakah cara mencegah kebakaran karena listrik?
4) Bagaimana cara melakukan tindakan pengamanan kebakaran akibat listrik?
5) Bagaimanakah tips mencegah kebakaran karena listrik?

C. TUJUAN
1) Mengerti dan dapat menjelaskan bahaya kebakaran beserta pencegahan kebakaran.
2) Memahami dan dapat menjelaskan dampak yang terjadi akibat kebakaran listrik.
3) Untuk mengetahui dan menjelaskan cara mencegah kebakran yang terjadi karena listrik.

BAB II
PEMBAHASAN

1) MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KEBAKARAN


Apa yang dimaksud bahaya kebakaran dan penanggulanganya itu ?
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak
terkendali. Sedangkan penanggualangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah
timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energy, pengadaan
sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat
untuk memberantas kebakaran.
Apa yang dimaksud dengan pencegahan kebakaran ?
Pencegahan kebakaran adalah segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api
yang tidak terkendali. Pencegahan kebakaran mengandung 2 pengertian, yaitu:
1. Penyalaan api belum ada dan usaha pencegahan ditujukan agar tidak terjadi penyalaan api. Contoh
dari tindakan ini adalah dengan memisahkan bahan mudah terbakar pada ruang khusus ,membuat
aturan pencegahan kebakaran, memasang rambu dilarang merokok, dan lain - lain.
2. Penyalaan api sudah ada dan usaha pencegahan ditujukan agar api tidak terkendali. Contoh dari
tindakan ini adalah mengatur nyala api di dalam ruang tempa, ketel uap, dapur pemanas dll.

Pencegahan kebakaran menurut kepmen No.186/Men/1999 adalah mencegah,


mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang meliputi :
a. Pengendalian setiap bentuk energy.
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi.
c. Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas.
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran secara berkala,
e. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat yang berpotensi
bahaya kebakaran sedang dan berat.

Dari strategi pemadaman ,ada dua cara penting yang perlu diperhatikan yaitu:
Teknik pemadam kebakaran adalah kemampuan mempergunakan alat dan perlengkapan
pemadaman kebakaran dengan sebaik baiknya. Agar menguasai teknik kebakaran maka seseorang
harus mempunyai pengetahuan tentang penanggulangan kebakaran , terlatih dan terampil
mempergunakan berbagai alat serta perlengkapan kebakaran.
Taktik pemadaman kebakaran adalah kemampuan manganalisis situasi sehingga dapat melakukan
tindakan engan cepat dan tepattanpa menimbulkan kerugian yan lebih besar. Taktikini terkait
dengan analisis terhadap unsure unsure pengaruh angin, warna asap kebakaran, material utama
yang terbakar, lokasi, dll.

Apakah penyebab kebakaran itu?


Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai kelalaian, kurang
pengetahuan, peristiwa alam, penyalaan sendiri, dan kesengajaan.
2.1 Kelalaian
Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari kelalaian ini misalnya
: lupa mematikan kompor ,mrokok ditempat yang tidak semestinya, menempatkan bahan bakar
tidak pada tempatnya , mengganti alat pengaman dengan spesifikasi yang tidak tepat dan lain
sebagainya.

2.2 Kurang pengetahuan


Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu penyebab
kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan ini misalnya tidak
mengerti akan jenis bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti tanda tanda bahaya
kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan sebagainya.

2.3 Peristiwa alam


Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh : gunung meletus, gempa bumi,
petir, panas matahari, dsb.

2.4 Penyalaan sendiri


Api bisa terbentuk bila tiga unsure api yaitu bahan bakar, oksigen(biasanya dari udara) dan
panas bertemu dan menyebabkan reaksi antai pembakaran. Contoh kebakaran di hutan, yang
disebabkan oleh panas matahari yang mneimpa bahan bakar,kering di hutan.

2.5 Kesengajaan
Kebakaran juga bias disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsure sabotase ,
penghilangan jejak, mengahrap pengganti dari asuransi dsb.

2) PENYEBAB KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK

Kebakaran dapat terjadi jika ada tiga unsur yaitu bahan yang mudah terbakar, oksigen dan
percikan api. Sementara menurut data yang dikumpulkan oleh Dinas Kebakaran DKI sejak dari
tahun 1992 s/d 1997 telah tejadi kebakaran sebanyak 4.244 kasus di mana yang 2135 kasus
disebabkan karena konsleting listrik. Berarti 50% lebih dari total kasus kebakaran disebabkan oleh
listrik. Hal ini karena perlengkapan listrik yang digunakan tidak sesuai dengan prosedur yang
benar dan standar yang ditetapkan oleh LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan) PLN, rendahnya
kualitas peralatan listrik dan kabel yang digunakan, serta intalasi yang asal-asalan dan tidak sesuai
peraturan.

Sekarang ini masih banyak pabrik perlengkapan listrik yang kualitas produknya rendah
kemudian mensuplainya ke pasar. Hal ini tentunya akan dikonsumsi oleh instalatir dan pemakai
listrik yang mengutamakan keuntungan tanpa memikirkan akibat fatal yang akan ditimbulkannya.
Karena tingkat keamanan perlengkapan listrik ditentukan oleh kualitasnya. Jadi bagi para
produsen, instalatir dan konsumen harus menyadari benar akan fungsi perlengkapan listrik yang
akan digunakannya.

Dalam kaitan ini tentunya para produsen dan distributor harus melakukan kerja sama
dengan para kontraktor/instalator sebagai aplikator di lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk
meminimalkan tingkat kesalahan pemasangan. Berarti bagi para kontraktor dan instalatir perlu
mengadakan training khusus sehingga mereka diakui kemampuannya dalam sertifikat yang diakui
oleh pihak PLN dan AKLI (Asosiasi Konntraktor Listrik Indonesia). Dengan demikian apa
yang dikerjakan betul sesuai dengan peraturan sehingga dapat memberi jaminan keamanan.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah masalah SDM, untuk itu AKLI bersama PLN
senantiasa mengupayakan mendidik anggotanya supaya memiliki kemampuan untuk melakukan
pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan menjamin pekerjaan para anggotanya
dilaporkan. Di mana AKLI bersama PLN selalu membina biro instalatir dengan berbagai macam
kegiatan. Seperti training dan penyebaran informasi ketentuan dan standardisasi yang mutakhir.
Dengan demikian instalasi yang dipasang akan terjamin kualitasnya dan keamanannya.
Kemudian bersama PT Asuransi Jasaraharja Putera memberi jaminan asuransi kecelekaan diri dan
kebakaran yang disebabkan oleh listrik selama 5 tahun. Sementara itu dalam rangka melakukan
pekerjaan perbaikan dan perluasan jaringan yang mana menggunakan waktu relatif lama, maka
AKLI bersama PLN menggunakan dua sistim untuk meningkatkan pelayanannya, yaitu :
a) Pertama sistim zero interuption yaitu merupakan metode pekerjaan yang mampu meminimalkan
waktu pemadaman selama pekerjaan itu sehingga konsumen tidak banyak dirugikan.
b) Kedua sistim zero defect yaitu merupakan langkah untuk meminimalkan kegagalan dalam
pekerjaan itu sehingga akibat terburuk dari kesalahan instalasi ditekan seminimal mungkin.
Sekarang ini masyarakat yang akan membangun gedung harus memiliki sertifikat jaminan instalasi
listrik berasuransi yang dikeluarkan bersama IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Dalam sertifikat
itu tertera pemilik instalasi listrik, instalasi yang mengerjakan, gambar instalasi awal dan rincian
kondisi instalasi. Sehingga jika terjadi masalah kelistrikan pada gedung itu maka sangat mudah
melacaknya. Kemudian sangsi yang akan diberikan bagi anggota AKLI yang terbukti bersalah
adalah pencabutan izin kerja. Tapi di sisi lain AKLI juga memberikan perlindungan bagi pengguna
listrik yaitu berupa peninjauan ulang instalasi gedung yang sudah lima tahun. Hal ini dimaksudkan
untuk memperkecil kebakaran karena hubung singkat arus.

Macam- macam penyebab kebakaran, yaitu :


a) Human Error
Tapi kalau melihat lokasi kebakaran yang sebagian besar terjadi pada perumahan dan
tempat berusaha. Berarti kebakaran itu bisa disebabkan oleh karena faktor human error. Hal ini
karena awamnya masyarakat terhadap listrik sehingga sering kali bertindak sembrono atau teledor
dalam menggunakan listrik atau tidak mengikuti prosedur dan metode penggunaan listrik secara
benar menurut aturan PLN, sehingga terjadilah kebakaran itu yang tidak sedikit kerugiannya.
Sedangkan salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menekan terjadinya kebakaran adalah
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna listrik untuk keperluan sehari-hari. Seperti
dalam membagi-bagi arus dengan menggunakan stop kontak bukannya dilakukan dengan
semaunya tapi harus dilakukan sesuai peraturan supaya tidak menimbulkan kebakaran. Artinya
jika jumlah steker yang dipasang pada suatu stop kontak melebihi batas maka akan menyebabkan
kabel pada stop kontak itu menjadi panas. Jika panas itu terjadi dalam waktu yang relatif lama
maka hal ini akan menyebabkan melelehnya terminal utama dan akhirnya secara pelan-pelan
terjadilah hubung singkat. Kemudian dari panas itu munculah api yang akan merambat di
sepanjang kabel dan jika isolator tidak mampu menahan panas maka akan terjadilah kebakaran.
Untuk itu gunakanlah stop kontak sebagaimana mestinya. Dalam hal ini ada dua stop kontak;
pertama stop kontak 200 Watt hanya digunakan untuk peralatan di bawah 500 - 1000 VA; ke dua
jenis stop kontak tenaga yang digunakan untuk peralatan diatas 1000 VA.

b) Hubungan Singkat

Korseleting listrik (hubung singkat) terjadi karena adanya hubungan kawat positif dan kawat
negatif yang beraliran listrik. Hal ini karena isolasi kabel rusak yang disebabkan gigitan binatang,
sudah tua, mutu kabel jelek dan penampang kabel terlalu kecil yang tidak sesuai dengan beban
listrik yang mengalirinya. Kemudian di sekitar terjadinya percikan api isolasi kabel sudah
mencapai titik bakar. Suhu isolasi kabel dapat mencapai titik bakar karena arus listrik yang lewat
kabel jauh lebih besar dari kemampuan kabelnya.
Misalnya kabel untuk ukuran 12 ampere dialiri arus listrik 16 ampere, karena kabel tersebut
dipakai untuk menyambung banyak peralatan listrik akibatnya isolasi kabel menjadi panas. Jika
pada suhu isolasi yang sedang tinggi itu terjadi percikan api maka kemungkinan besar bahan isolasi
akan terbakar. Percikan api terjadinya hanya satu kali karena sikring langsung bekerja memutuskan
aliran, namun itu cukup untuk menyebabkan kebakaran dan kebakaran yang diakibatkan oleh
percikan api akan tetap berlangsung karena karet isolasi yang sudah mencapai suhu bakar akan
terbakat terus secara merembet. Untuk bahan isolasi tertentu lelehan kabel terbakar yang jatuh
tidak akan segera padam, tetapi masih menyala dengan waktu yang cukup untuk membakar, inilah
salah satu kemungkinan penyebab kebakaran.
Atau jika hubung singkat itu terjadi terlalu lama berati panasnya akan tinggi, kemudian
dengan adanya udara yang mengandung oksigen dan ditambah lagi dengan adanya benda kering
yang mudah terbakar maka menyebabkan timbulnya api.
Api yang tidak bisa dikendalikan disebut kebakaran. Hubung singkat yang terjadi ternyata bisa
juga menyebabkan listrik yang mengalir semakin besar. Kemudian karena ada sekering yang
ditempatkan pada papan hubung bagi (PHB), di mana sekering itu berfungsi sebagai
pemutus/pembatas arus maka kelebihan arus akan menyebabkan listrik padam sehingga keadaan
menjadi aman. Dengan demikian hubung singkat bisa diamankan oleh sekering. Tapi jika sekering
itu dililitkan kawat untuk mencegah agar tidak cepat putus berarti besarnya arus yang bisa
memutus sekering menjadi besar akibatnya hubung singkat akan berlangsung lama hingga
menimbulkan percikan api yang akan membakar isolasi akhirnya menimbulkan kebakaran.
Sementara pembatas/pemutus arus itu terjadi pada saat daya listrik melebihi daya tersambung pada
alat pengukur dan pembatas (APP). APP itu sendiri merupakan batas tanggung jawab antara PLN
dan pelanggan. Di mana sebelum masuk ke konsumen listrik itu melalui jaringan tegangan rendah
(JTR), saluran masuk pelanggan (SMP) dan APP. Hal inilah yang merupakan tanggung jawab
PLN, sedangkan setelah APP merupakan tanggung jawab pelanggan. Dengan demikian kalau
terjadi kebakaran akan diketahuilah siapa yang bertanggung jawab.
Selain dari itu ada juga kebakaran karena listrik yang disebabkan karena telah terjadi
kontak yang tidak sempurna yaitu kadang-kadang tersambung kadang-kadang tidak sehingga
menimbulkan percikan api. Contohnya dapat dilihat pada saklar lampu pada malam hari sehingga
ruangan menjadi gelap dan menimbulkan percikan api karena kontaknya sudah rusak akibatnya
kotak kontak hangus terbakar. Jika kontak yang tidak sempurna dilewati oleh arus, maka lambat
laun panas akan naik. Kemudian panas yang terjadi akan merambat memanaskan material sekitar
termasuk bahan isolasi. Jika bahan menjadi mudah terbakar karena suhunya tinggi maka percikan
api akan sangat mudah menyebabkan kebakaran.
Kemungkinan lain penyebab kebakaran adalah keran putus tidak sempurna, sehingga aliran
listrik kadang-kadang tersambung kadang-kadang tidak. Tapi hal ini sukar dideteksi karena secara
pisik isolasi kabelnya masih terlihat utuh.
Tapi sebenarnya di dalam isolasi ada kawat yang sudah putus tidak sempurna.

c) Kabel
Sistim kabel konvesional di mana kabel tertanam dalam infrastruktur memang sulit untuk
mengikuti perubahan karena infrastrukturnya yang tidak mudah dirobah. Sementara itu dewasa ini
penggunaan peralatan elektronis dan elektris diperkantoran semakin banyak berarti penggunaan
kabelnya semakin banyak pula, seperti untuk komunikasi suara, data dan untuk catu daya. Dengan
demikian kabel-kabel itu berseliweran karena tata kabel belum diatur dengan baik. Hal ini jika
salah satu kabel mengeluarkan api maka kabel yang lain mudah terbakar akibatnya akan fatal. Api
yang keluar dari kabel itu berasal dari panas yang terlalu lama terjadi yang berasal dari kerugian I
R dalam penghantar, rugi dalam sarung dan rugi dalam penghantar. Sementara itu rugi dielektris
hanya terjadi pada kabel yang bertegangan di atas 132 kV. Pada kabel yang penghantarnya tidak
bebas memuai jika suhunya naik akan timbul gerakan. Gerakan itu merupakan efek pemuaian
penghantar yang akan menyebabkan memburuknya sambungan. Sementara itu penyebab utama
kerusakan pada kabel adanya ketidakstabilan dielektris termal, ionisasi dan keealahan sarung. Di
sisi lain rugi dielektris dalam kabel tergantung pada tegangan dan suhu kerja di mana pada
tegangan tertentu rugi akan naik bersamaan dengan kenaikan suhu. Pada kondisi yang kurang baik
proses tersebut berlanjut dan akan menyebabkan kerusakan, hal ini menunjukkan adanya
ketidakstabilan termal.
Sedangkan arus maksimum yang diizinkan mengalir pada penghantar kabel tentunya
jangan sampai menimbulkan pemanasan yang menyebabkan lembeknya logam
penghantar.Pelembekan logam penghantar merupakan fungsi waktu dan suhu. Upaya untuk
menekan bahaya kebakaran yang ditimbulkan oleh hubung pendek arus bisa dilakukan melalui
kabelnya. Artinya dalam menggunakan kabel kita harus mengetahui fungsinya yaitu untuk
keamanan gedung dan keselamatan jiwa manusia. Berarti kita harus menomor satukan kualitas
yang standarnya ditentukan oleh LMK-PLN dari pada harga kabel yang murah. Sedangkan
menggunakan kabel yang tidak memenuhi standar biasanya hanya akan mengundang resiko
kebakaran yang lebih besar. Untuk itu jangan menggunakan kabel dengan ukuran sembarangan
untuk berbagai keperluan.
Ada beberapa jenis ukuran kabel di mana untuk tenaga biasanya digunakan jenis kabel
berukuran 4 mm dan untuk lampu 2,5 mm, sedang untuk penggunann lainnya harus disesuaikan
dengan standar yang berlaku. Sementara itu kalau kita lihat dari segi prosentase biaya maka biaya
yang dikeluarkan untuk kabel sekitar 3 - 5% dari nilai total seluruh bangunan. Dari angka itu
terlihat bahwa kalau kita masih juga menentukan kabel yang murah dan di bawah standar berarti
kita lebih mementingkan keuntungan tanpa memikirkan akibatnya yang justru menimbulkan
kerugian yang lebih besar. Untuk itulah sebuah perusahaan dari Inggris yang bernama Marshall
Tuflex memeperkenalkan manajemen kabel untuk mengatasi terjadinya kebakaran yang cocok
dipakai dilingkungan perkantoran, karena faktor fleksibilitasnya yaitu:
1. berupa modul yang berbentuk profil dan merupakan bagian dari interior. Dengan demikian harus
dibuat dari bahan yang tahan api dan disainya harus estetis sehingga memenuhi arsitektur.
Kemudian bentuk sambungannya dibuat siku, percabangan dan asesoris lainnya juga didesain
memenuhi estetika.
2. Adapun fleksibilitasnya terletak pada dapat dikonfigurasikan dengan aplikasi pemasangan
sekering.
3. memungkinkan untuk penambahan outlet data, power dan telepon tanpa membongkar sistim
keseluruhan.
4. pemasangannya mudah, cepat dan presisi.
5. memudahkan pemeliharaan, penggantian, penyambungan dan troubel pada kabel.
6. Tersedia untuk berbagai macam kebutuhan dan ukuran.

d) INSTALATIR
Biro instalatir adalah suatu badan yang terdaftar dan mendapat izin kerja dari PT PLN untuk
merencanakan dan mengerjakan pembangunan atau pemasangan peralatan ketenagalistrikan. Jadi
semua pekerjaan instalasi ketenagalistrikan baik untuk penyediaan maupun untuk pemanfaatan
tenaga listrik harus dilakukan oleh biro instalatir. Sementara itu ruang linkup kerja biro instalatir
meliputi pemasangan instalasi tenaga, penerangan listrik, pemasangan jaringan, membangun gardu
trafo, membangun gardu induk dan memasang mesin-mesin listrik untuk pembangkit. Untuk itulah
biro itu dibagi menjadi empat kelas yaitu dari klas A s/d klas D. Biro ini disahkan melalui
mekanisme ujian yang ketat dan bagi mereka yang lulus akan diberi surat pengesahan instalatir
(SPI) dan diberi kerja setiap tahun dengan surat izin kerja (SIKA) berdasarkan evaluasi unjuk
kerjanya. Kemudian unjuk kerja itu selalu dipantau dan dievaluasi dan jika ada yang melakukan
pelanggaran bisa dihentikan izin kerjanya. Setelah instalasi selesai dipasang maka konsumen akan
diberikan oleh biro instalatir yaitu gambar dokumentasi instalasi, hasil pengujian instalasi dan surat
yang menyatakan bahwa instalasi telah dipasang dengan baik dan sesuai peraturan yang berlaku.
Sedangkan tujuan biro ini adalah melindungi pemakai tenaga listrik, karena jika instalasi listrik
dipasang secara sembarangan dengan kualitas material yang rendah maka hal ini tentunya bisa
menimbulkan kebakaran. Adapun kebakaran itu disebabkan karena:
a) Sistim instalasi yang asal-asalan dan tidak sesuai peraturan. Untuk itu perlu dipilih instalatur yang
resmi dan profesional berarti pekerjaannya harus sesuai dengan PUIL sehingga kesalahan teknis
dalam pemasangan yang dapat berakibat patal bisa ditekan. Instalasi itu senantiasa menekankan
penggunaan material dan perlengkapan listrik sesuai standar LMK - PLN dan telah dilakukan
pengujian secara ketat. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan sistim instalasi yang aman sesuai
ketentuan.
b) Pengubahan instalasi yang dilakukan sendiri tanpa sepengetahuan dari instalatur yang melakukan
pekerjaan awal. Kemudian dikerjakan tidak sesuai prosedur. Untuk itu apabila masyarakat
pengguna listrik akan melakukan perubahan instalasi pada bangunannya dianjurkan menghubungi
instalatur resmi yang telah diakui kemampuannya. Selain dari itu hendaknya dalam pemasangan
panel box hendaknya digunakan bahan yang kedap air dan anti tikus. Karena air dan tikus sangat
mungkin menyebabkan terjadinya hubung singkat arus listrik.
c) Ke tiga setelah 15 tahun digunakan umumnya instalasi harus diperbaharui hal ini karena kondisi
kabel sudah mengalami perubahan dan berkurang kemampuannya. Sedang untuk mencapai waktu
itu tentunya pengontrolan kondisi instalasi selama penggunaan harus dilakukan.

3) CARA MENCEGAH KEBAKARAN KARENA LISTRIK


Penyebab terjadinya kebakaran banyak disebabkan oleh korsleting listrik. Untuk itu ada
beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mencegah bahaya kebaran yang disebabkan korsleting
listrik.
Di bawah ini kami informasikan tips mencegah bahaya kebakaran akibat korsleting listrik:
1. Percayakan pemasangan instalasi rumah/bangunan anda pada instalatir yang terdaftar sebagai
anggota AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) dan terdaftar di PLN. Secara legal
instalatir mempunyai tanggung jawab terhadap keamanan instalasi.
2. Jangan menumpuk steker atau colokan listrik terlalu banyak pada satu tempat karena sambungan
seperti itu akan terus menerus menumpuk panas yang akhirnya dapat mengakibatkan korsleting
listrik.
3. Jangan menggunakan material listrik sembarangan yang tidak standar walaupun harganya murah.
Tetapi memiliki sertifikat Sistim Pengawasan Mutu (SPM) yang berlabel tulisan atau,
4. Jika sering putus jangan menyambungnya dengan serabut kawat yang bukan fungsinya karena
setiap sekring telah diukur kemampuan menerima beban tertentu.
5. Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi pembungkus kabel, bila ada isolasi
yang terkupas atau telah menipis agar segera dilakukan penggantian. Gantilah instalasi
rumah/bangunan anda secara menyeluruh minimal lima tahun sekali. pekerjaan pemeriksaan dan
penggantian sebaiknya dilakukan oleh instalatir anggota AKLI dan terdaftar di PLN.
6. Gunakan jenis dan ukuran kabel sesuai peruntukan dan kapasitas hantar arusnya.
7. Bila terjadi kebakaran akibat korsleting listrik akibat pengaman Mini Circuit breaker (MCB) tidak
berfungsi dengan baik, matikan segera listrik dari kWh meter. Jangan menyiram sumber kebakaran
dengan air bila masih ada arus listrik.
8. Anda juga perlu mengetahui bahwa hubungan arus pendek atau korsleting adalah kontak langsung
antara kabel positif dan negatif yang biasanya dibarengi dengan percikan bunga api, dan bunga api
inilah yang memicu kebakaran. PLN telah memasang MCB yang terpadu dengan kWh dan OA
Kast yang berfungsi sebagai pembatas bila pemakaian beban melebihi kapasitas daya sekaligus
sebagai pengaman bila terjadi hubungan arus pendek.
9. Hindari pemakaian listrik secara illegal karena disamping membahayakan keselamatan jiwa,
tindakan itu juga tergolong tindak kejahatan yang dipidanakan.
10. Jadi sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi seperti musibah kebakaran menimpa Anda,
sebaiknya kita melakukan tindak pencegahan. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada
mengobati!

3.1) INSTALASI LISTRIK


Seringkali kita mendengar atau melihat disekitar kita musibah kebakaran ataupun kesetrum
yang diakibatkan oleh pekerjaan instalasi listrik yang tidak benar. Tidak sedikit orang yang
mengabaikan akan pentingnya sistem instalasi listrik yang benar.Ingatlah bahwa dalam
pemasangan instalasi listrik kita harus benar-benar memperhatikan keselamatan dan kenyamanan,
serta mengoptimalkan fungsi dari arus listrik tersebut.
Dalam Proses Instalasi Listrik Kita Perlu Memperhatikan Beberapa Hal Berikut ini:
Instalasi listrik di rumah dan di gedung, kita harus memperhatikan struktur dari bangunan rumah
itu, pastikan juga bangunan sekitar anda mempunyai instalasi listrik yang baik sehingga tidak
merugikan Anda. Karena instalasi listrik dari sekeliling rumah/gedung bisa bereffect kepada aliran
listrik kita juga walaupun tidak langsung. Utamanya pastikan kualitas dan ukuran kabel yang
digunakan, jangan gunakan kabel tipis pada jaringan besar, pastikan keseimbangan pemakaian
listrik dalam suatu ruangan dengan kualitas kabel yang dipasang.
Selain KEAMANAN Anda juga butuh kenyamanan dalam penggunaan energi listrik setiap
harinya, oleh karena itu jangan sungkan-sungkan untuk menggunakan alat listrik yang
BERKUALITAS, karena barang yang berkualitas tidak menipu, baik dari kekuatan material
pembuatannya, juga sisi keamanan yang sudah diperhitungkan matang. Untuk harga pasti lebih
tinggi sedikit, tetapi pastinya siapapun takkan mau menukar selisih harga tersebut dengan bahaya
yang akan didapat. Gunakanlah produk alat listrik yang berkualitas dan telah terstandarisasi oleh
pemerintah. Pastikan penempatan fungsi listrik yang ideal baik secara pencahayaan atau fungsi
keluar masuk arus listrik.
Instalasi listrik di industri / pabrik, memerlukan ketelitian dan perhitungan yang cermat dikarenakan
banyak hubungan dengan mesin-mesin dan alat produksi.

Energi listrik sangat vital manfaatnya bagi rumah kita. Hampir semua perlengkapan rumah
tangga dan hiburan, bergantung pada energi listrik. Bayangkan apa jadinya bila listrik padam
beberapa jam? Roda kehidupan di dalam rumah seolah padam pula. Untuk itu jaringan listrik
mesti dipelihara dan dilindungi. Bila tidak, bukan saja kebutuhan listrik kita akan terganggu, tetapi
juga berbahaya yang mengintai siap membrangus rumah kita.
Adapun cara mencegah kebakaran karena listrik:
1. Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik. Gunakan pemutus arus listrik (sekering)
yang sesuai dengan daya tersambung, jangan dilebihkan atau dikurangi.
2. Kabel-kabel listrik yang terpasang di dalam rumah jangan dibiarkan ada yang terkelupas atau
dibiarkan terbuka. Perbaiki dan lindungi kabel-kabel tersebut, kalau perlu diganti saja.
3. Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar dan kabel-kabel listrik dari jangkauan
anak-anak.
4. Biasakan menggunakan material listrik, seperti kabel, saklar, stop kontak, steker (kontak tusuk)
yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia), LMK (Lembaga
Masalah Kelistrikan) atau SPLN (Standar PLN).
5. Pangkaslah sebagian daun, ranting dan cabang dari pepohonan yang berada di halaman rumah, jika
bagian pohon itu sudah mendekati atau menyentuh jaringan listrik.
6. Hindari pemasangan antene televisi yang terlalu tinggi yang bisa mendekati atau menyentuh
jaringan listrik.
7. Gunakan listrik yang memang hak untuk bangunan atau rumah kita. Jangan sekali-kali mencoba
mencantol listrik, mengutak-atik KWH Meter atau menggunakan listrik secara tidak sah.
8. Biasakanlah untuk bersikap hati-hati, waspada dan tidak ceroboh dalam menggunakan listrik.
9. Jangan bosan-bosan untuk mengingatkan anak-anak kita agar tidak bermain layang-layang di
bawah atau di dekat jaringan listrik.
10. Bisa ditambahkan disini adalah pemasangan ELCB (earth leakage circuit breaker) yang sekarang
telah banyak digantikan dengan GFI (ground fault interrupter) atau RCD (residual-current device).
Piranti ini fungsinya untuk memutuskan hubungan apabila ada kebocoran arus listrik atau apabila
ada orang yang tersengat listrik. Kebanyakan piranti ini dipasang di kamar mandi (stop kontak
untuk hair dryer atau electric shaver/pencukur kumis) atau service room (tempat mesin cuci), yang
pada umumnya memiliki lantai basah.
11. Selain daripada itu, apabila memiliki rumah baru maka lebih baik meminta untuk dipasang
instalasi listrik dengan sistem 3 kabel. Karena ini akan memastikan bahwa peralatan listrik anda
akan memiliki pembumian/grounding yang benar. Pernahkan anda terasa kesetrum ketika
memegang lemari es? Ini kemungkinan karena instalasi listrik di rumah anda tidak memakai sistem
3 kabel.

3.2) Tindakan Preventif Untuk Mencegah Bahaya Listrik

Tidak bisa dipungkiri bila kegiatan industri di berbagai sektor seperti halnya rumah sakit,
pusat perbelanjaan, sekolah, perkantoran, bahkan rumah tangga sangat tergantung pada listrik.
WALAUPUN dalam kondisi tertentu seperti listrik mati fungsinya bisa dialihkan padagenset,
namun keberadaan listri tetap penting artinya.
Keberadaan alat-alat elektronik seperti AC, kulkas, kompor listrik, oven, kipas angin, penanak nasi
listrik, dan lain sebagainya yang memudahkan pekerjaan rumah tangga sangat bergantung pada
listrik. Walaupun mempermudah, harus diingat bahwa tetap berisiko jika perawatannya diabaikan.
Apalagi jika di rumah Anda ada anak usia balita.
Oleh karena itu, agar listrik tetap aman dan nyaman digunakan, ada beberapa tip dari PT PLN yang
bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.

2. Gunakan pemutus arus listrik ( sekering ) yang sesuai dengan daya tersambung, jangan dilebihkan
atau dikurangi.
3. Kabel-kabel listrik yang terpasang di rumah jangan dibiarkan ada yang terkelupas atau dibiarkan
terbuka.

4. Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar, stop kontak, steker (kontak tusuk) yang
telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia)/LMK (Lembaga
Masalah Kelistrikan) / SPLN (Standar PLN).

3.3) Tips Merawat Instalasi Listrik di Rumah

Dalam penyambungan listrik, kabel yang terpasang di Tiang Jaringan Tegangan Rendah (JTR),
kabel Sambungan Rumah (SR) sampai ke Alat Pembatas dan Pengukur (APP terdiri dari KWH
Meter dan MCB atau Mini Circulate Breaker) adalah asset milik PLN. Sedangkan rangkaian kabel
yang terpasang sebagai Instalasi Listrik rumah/bangunan adalah asset milik pelanggan.
Tips berikut akan membantu Anda untuk ikut peduli dan turut memelihara Instalasi Listrik :
1. Pastikan Instalasi Listrik di rumah/bangunan milik Anda telah terpasang dengan tepat, benar dan
aman serta menggunakan material listrik yang terjamin kualitasnya dan sesuai kapasitasnya.

2. Lakukan pemeriksaan rutin, minimal setahun sekali untuk memastikan apakah instalasi listrik
masih layak untuk digunakan atau perlu direhabilitasi.

3. Jika instalasi listrik telah terpasang lebih dari 5 (lima) tahun, sebaiknya perlu untuk
direhabilitasi. Hal ini untuk menjaga agar instalasi listrik tetap layak dipergunakan dan mencegah
kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Pergunakan peralatan rumah tangga elektronik yang disesuaikan dengan daya tersambung dan
kapasitas/kemampuan kabel instalasi listrik yang terpasang.

5. Jika ingin memasang, merehabilitasi atau memeriksa instalasi listrik, sebaiknya menggunakan jasa
instalatir yang resmi terdaftar sebagai anggota AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia).
Informasi tentang Instalatir Listrik dapat menghubungi kantor PLN terdekat.

4) TINDAKAN PENGAMANAN KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK

Tindakan pengaman, sangat dibutuhkan untuk mengurangi bahaya akibat kebakaran listrik. Kita
dapat melakukan tindakan sebagai berikut :

1) Secara rutin memeriksa peralatan listrik dan kabel.


2) Kabel tegang dapat menyebabkan kebakaran. Ganti semua kabel peralatan usang, tua atau rusak
segera.

3) Ganti alat listrik jika menyebabkan sengatan listrik bahkan kecil, terlalu panas, celana pendek
keluar, atau mengeluarkan asap atau percikan api.

4) Jauhkan peralatan listrik dari lantai yang basah dan counter; membayar perawatan khusus untuk
peralatan listrik di kamar mandi dan dapur

5) Beli produk listrik dievaluasi oleh laboratorium yang diakui secara nasional, seperti Underwriters
Laboratories (UL).

6) Jika sebuah alat memiliki steker tiga cabang, menggunakannya hanya di outlet tiga slot. Jangan
pernah memaksa untuk masuk ke stopkontak dua-slot atau kabel ekstensi.

7) Jangan biarkan anak bermain dengan atau sekitar peralatan listrik seperti pemanas ruang, besi,
dan pengering rambut.

8) Gunakan penutupan keselamatan untuk "bukti anak" outlet listrik.

9) Gunakan kabel ekstensi listrik dengan bijak; tidak pernah overload kabel ekstensi atau soket
dinding

10) Segera mematikan, kemudian secara profesional mengganti, saklar lampu yang panas untuk
disentuh dan lampu yang berkedip.

5) TIPS MENCEGAH KEBAKARAN KARENA LISTRIK

Kabel, outlet, switch, pemutus sirkuit dan perangkat listrik lain adalah penyebab utama ketiga
kebakaran rumah dan penyebab utama kedua kematian api.

Mari kita gunakan tips brikut :

Mana pun arus listrik yang bersangkutan, alat pemadam api tidak boleh terlalu far.Replace atau
memperbaiki kabel yang longgar atau berjumbai di semua perangkat listrik.

Jika outlet atau switch terasa hangat, mematikan sirkuit dan telah diperiksa oleh tukang listrik.

Cobalah untuk menghindari kabel ekstensi. Jika Anda merasa kabel ekstensi yang diperlukan,
pastikan bahwa itu tidak robek atau usang. Jangan berjalan di bawah karpet atau sekitar pintu.
Jangan pernah overload socket. Penggunaan outlet "gurita" atau "bar kekuasaan", ekstensi outlet
yang mengakomodasi beberapa busi, sangat tidak dianjurkan. Cobalah untuk membatasi satu
tinggi-watt ke setiap stopkontak alat individu pada suatu waktu.

Jika perjalanan pemutus sirkuit atau pukulan sekering sering, mengurangi jumlah peralatan pada
baris tersebut. Di rumah tua banyak, kapasitas dari sistem kabel belum sejalan dengan peralatan
modern saat ini dan dapat membebani sistem listrik. Beberapa sinyal overload meliputi: peredupan
lampu ketika sebuah alat berlangsung, sekering meniup sering atau menyusut gambar TV.

Yakinkan ada banyak ruang udara di sekitar unit hiburan rumah seperti TV dan stereo untuk
menghindari overheating.

Meskipun beberapa kebakaran disebabkan oleh kegagalan sistem listrik dan cacat alat, banyak
yang disebabkan oleh penyalahgunaan dan pemeliharaan yang buruk peralatan listrik, kabel salah
pasang, dan sirkuit kelebihan beban dan kabel ekstensi.

Adapun tips-tips yang lain yaitu :

Membuang atau mengganti kabel listrik yang aus atau rusak.

Ketika bekerja pada setiap peralatan listrik, memeriksa, kemudian periksa, untuk memastikan
tidak ada sumber listrik yang mengalir.

Jauhkan alat pemadam kebakaran berguna di daerah di mana Anda bekerja dengan peralatan
elektronik

Jangan pernah berasumsi bahwa orang lain telah memotong sumber daya. Periksa diri Anda
sendiri.

Hubungi listrik profesional untuk melakukan pekerjaan listrik yang luas.


Pemadam kebakaran

untuk digunakan pada kebakaran listrik akan dilabeli sebagai C, SM, atau ABC pemadam.

Instal RCBO - Residual Current Circuit Breaker dengan Perlindungan Arus berlebihan di listrik
dan di kamar mandi (ahli listrik terdekat tentang hal itu). Ini akan otomatis perjalanan daya ketika
jika Anda tidak sengaja menyentuh kabel hidup. Jangan mengabaikan item ini karena item yang
sangat sangat penting.

Periksa kabel dan colokan pada semua peralatan listrik dan peralatan. Ganti segala sesuatu yang
usang, lusuh, dan aus. Kabel yang rusak adalah salah satu penyebab utama kebakaran listrik rumah.

Jangan soket listrik overburden. Menancapkan terlalu banyak hal dapat menyebabkan
overheating. Pedoman sederhana untuk menggunakan soket listrik untuk memeriksa berapa
banyak ruang yang telah untuk busi. Jika soket listrik hanya memiliki 2 outlet steker, maka hanya
mampu menangani banyak peralatan yang terpasang di pada waktu yang sama.

Perpanjangan kabel yang baik untuk digunakan, tetapi tidak secara ekstensif. Dalam situasi kabel
ekstensi harus digunakan sebagai soket listrik permanen. Kabel perpanjangan tidak dirancang
untuk menangani listrik kuat terus menerus dan mereka dapat menyebabkan kebakaran listrik jika
kelebihan beban.

Menjaga dan memeriksa semua peralatan listrik, peralatan, dan peralatan secara teratur. Gunakan
mereka hanya sebagai instruksi pada manual mereka. Jangan pernah mencoba untuk menggunakan
alat atau peralatan untuk tujuan selain apa yang mereka dirancang untuk melakukan.

Beberapa peralatan listrik telah 2-cabang plugs sementara yang lain memiliki 3 Prongs. Jangan
pernah memaksa plug 2-cabang ke stopkontak 3-cabang listrik dan sebaliknya. Peralatan colokan
diberikan sesuai dengan kebutuhan listrik aliran mereka dan ini harus benar-benar dipenuhi. Jika
tidak, mereka dapat dengan mudah menjadi sumber kebakaran listrik.

Gunakan pengaman pada soket listrik mencakup. Ini akan melindungi anak-anak dan mencegah
kecelakaan terjadi.

Jauhkan tirai, tirai, pakaian, dan bahan mudah terbakar lainnya jauh dari radiator dan pemanas.

Membuang selimut listrik yang telah terkena tali dan wirings longgar. Ini adalah bahaya utama
karena dapat menyebabkan kebakaran listrik dan membakar luka kepada pengguna. Sebisa
mungkin, gunakan selimut listrik yang memiliki kontrol suhu. Ini biasanya datang dengan
perangkat keselamatan yang secara otomatis menonaktifkan selimut jika terlalu panas.
Jangan letakkan karpet atau permadani di atas kabel listrik dan kabel. Kabel listrik dengan mudah
dapat memicu terkena karpet di atasnya dan menyebabkan kebakaran besar. Jauhkan kabel listrik
dan kabel di mana Anda dapat melihat mereka.

Hanya membeli elektronik dan peralatan yang telah melewati semua standar keselamatan.
Konsumen saat ini harus ekstra hati-hati karena banyak sub-par elektronik dan peralatan telah
membuat jalan mereka ke pasar.

Watch out untuk sekering, lampu, busi, dan soket yang sering pendek sirkuit. Ini adalah tanda-
tanda kabel yang rusak dan sistem listrik kelebihan beban. Hubungi teknisi listrik untuk mengatasi
masalah ini segera.

Instal detektor asap di tempat-tempat strategis di seluruh rumah. Menjaga mereka bersih dan
memelihara mereka secara teratur dapat mencegah kebakaran listrik dari merusak rumah.

Jika Anda mencurigai atau melihat masalah listrik atau bau aneh, jangan ragu untuk memiliki
mereka diperiksa oleh orang yang kompeten.

Jangan pernah menyimpan kain berminyak, terutama kain jenuh dengan roh mineral, pengencer
cat, atau minyak biji rami. Dalam kondisi tertentu, bahan-bahan ini spontan membakar (mulai di
atas api tanpa sumber yang dikenal).

Simpan hanya jumlah minimum dari setiap bahan yang mudah terbakar di rumah Anda, dan tetap
dalam bahasa aslinya, atau UL yang menyetujui kontainer.

Ajarkan anak Anda teknik evakuasi yang tepat dalam kasus kebakaran. Praktek latihan kebakaran
keluarga, dengan tempat pertemuan luar (oleh pohon di halaman depan, atau di kotak surat atau
depan gerbang. Dengan cara itu Anda semua akan tahu bahwa setiap orang adalah aman luar.
Jangan pernah kembali ke rumah terbakar.

Menonton video pendidikan dari kebakaran rumah dengan anak Anda lebih tua. Asap akan sangat
hitam sangat cepat, tidak seperti kebakaran pada film.
Anda punya waktu sangat sedikit untuk menghindari api.

Jangan menghalangi pintu atau jendela yang mungkin diperlukan untuk menghindari api.

Hubungi Departemen Pemadam Kebakaran setempat dan meminta Survei Rumah Residential. Di
sebagian besar wilayah mereka akan senang untuk keluar dan memberikan nasihat dan Anda tidak
diharuskan untuk melakukan apa pun yang mereka katakan jika Anda tidak ingin. Ini benar-benar
sukarela.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Energi listrik sangat vital manfaatnya bagi rumah kita. Hampir semua perlengkapan rumah tangga
dan hiburan, bergantung pada energi listrik. Penyebab terjadinya kebakaran banyak disebabkan
oleh korsleting listrik. Kebakaran dapat terjadi jika ada tiga unsur yaitu bahan yang mudah
terbakar, oksigen dan percikan api. Sementara menurut data yang dikumpulkan oleh Dinas
Kebakaran DKI sejak dari tahun 1992 s/d 1997 telah tejadi kebakaran sebanyak 4.244 kasus di
mana yang 2135 kasus disebabkan karena konsleting listrik. Berarti 50% lebih dari total kasus
kebakaran disebabkan oleh listrik. Adapun penyebab kebakran yaitu dari berbagai factor, yakni
human error, hubungan singkat, kabel dan instalatir. Meskipun beberapa kebakaran disebabkan
oleh kegagalan sistem listrik dan cacat alat, banyak yang disebabkan oleh penyalahgunaan dan
pemeliharaan yang buruk peralatan listrik, kabel salah pasang, dan sirkuit kelebihan beban dan
kabel ekstensi.

2. SARAN
Kita dapat melakukan upaya tindakan preventif untuk mencegah bahaya kebakaran. Diantaranya
adalah :
Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.

Gunakan pemutus arus listrik ( sekering ) yang sesuai dengan daya tersambung, jangan dilebihkan
atau dikurangi.

Kabel-kabel listrik yang terpasang di rumah jangan dibiarkan ada yang terkelupas atau dibiarkan
terbuka.

Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar, stop kontak, steker (kontak tusuk) yang
telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia)/LMK (Lembaga
Masalah Kelistrikan) / SPLN (Standar PLN).

Biasakan menggunakan material listrik, seperti kabel, saklar, stop kontak, steker (kontak tusuk)
yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia) / LMK (Lembaga
Masalah Kelistrikan) / SPLN (Standar PLN).

Pangkaslah pepohonan yang ada di halaman rumah jika sudah mendekati atau menyentuh jaringan
listrik.
Hindari pemasangan antene televisi terlalu tinggi sehingga bisa mendekati atau menyentuk jaringan
listrik.
Gunakan listrik yang memang haknya, jangan mencoba mencantol listrik, mengutak-atik KWH
Meter atau menggunakan listrik secara tidak sah.

Biasakan bersikap hati-hati, waspada dan tidak ceroboh dalam menggunakan listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Instalatir, Informasi Kelistrikan dan Panduan Pelayanan Pelanggan, PT PLN, PLN Dis
Jaya & Tangerang, 1996/1997, Jakarta.
Deni Almanda, Penghantar Energi Listrik, Majalah Elektro Indonesia, No. 15, Tahun III,
April/Mei 1997, Jakarta
Listrik potensial penyebab kebakaran, waspadalah, Majalah Konstruksi, April 1998, Jakarta.
MAKALAH

K3 KEBAKARAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK II.2

1. AMALIA
2. HERLENA FITRIANI
3. LIDIA INDAH
4. MIFTAHUL FARID

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN


BANJARMASINJURUSAN DIII ANALIS KESEHATAN TAHUN AKADEMIK

2013/2014

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas K3.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
Karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan ini sehingga dapat selesai
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan karena sedikit
banyak disusun berdasarkan pustaka dan data yang telah dikumpulkan. Oleh karena itu, kritik dan saran
para pembaca akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, 21 Maret 2014

Penyusun,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kebakaran................................................................. 3

B. Klasifikasi Kebakaran............................................................. 3

C. Penyebab Terjadinya Kebakaran............................................ 5

D. Cara Pemadaman Kebakaran.................................................. 6

E. Pembentukan dan Penyebaran Asap...................................... 7

F. Pencegahan Terjadinya Kebakaran......................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................. 10
B. Saran........................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan, kemusnahan oleh api dan menyebabkan
kerugian. Api dinyatakan dengan keterangan: gas bercahaya yang di akibatkan oleh terjadinya reaksi kimia
pembentukan atau penguraian persenyawaan. Secara sederhana dapat dikatakan kebakaran adalah
pembakaran atau suatu reaksi antara bahan yang dapat terbakar dengan oksigen,dalam keadaan
sedemikian rupa sehingga timbul panas dan api dan menyebabkan kerugian.
Bahaya kebakaran harus dipahami oleh setiap orang karena kebakaran biasa terjadi dimana-mana,
selain merugikan diri sendiri juga orang lain yang berada disekitar area kebakaran.
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran Pemerintah mengeluarkan undang-
undang UU No. 1 Tahun 1970 Dengan perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran yang dikuatkan dengan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja disebutkan
dalam Pasal ayat 1 Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran, menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran di tempat kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebakaran?
2. Apa saja klasifikasi kebakaran?
3. Apa penyebab terjadinya kebakaran?
4. Bagaimana cara pemadaman kebakaran?
5. Bagaiman pembentukan dan penyebaran asap?
6. Bagaimana pencegahan agar tidak terjadi kebakaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kebakaran.
2. Untuk mengetahui kalsifikasi kebakaran.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadi kebakaran.

4. Untuk mengetahui cara pemadaman kebakaran.

5. Untuk mengetahui pembentukan dan penyebaran asap.

6. Untuk mengetahui cara mencegah agar tidak terjadi kebakaran.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kebakaran

Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan, kemusnahan oleh api dan
menyebabkan kerugian. Api dinyatakan dengan keterangan: gas bercahaya yang di akibatkan oleh
terjadinya reaksi kimia pembentukan atau penguraian persenyawaan. Secara sederhana dapat dikatakan
kebakaran adalah pembakaran atau suatu reaksi antara bahan yang dapat terbakar dengan oksigen,dalam
keadaan sedemikian rupa sehingga timbul panas dan api yang menyebabkan kerugian.

B. Klasifikasi Kebakaran
a. Kebakaran Kelas A

Kebakaran ini disebabkan oleh bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar seperti kayu, kertas,
kain dan sejenisnya. Alat pemadam api yang digunakan untuk tipe kebakaran ini dapat menggunakan fire
extinguisher jenis dry chemical powder biasa ataupun fire extinguisher tipe CO2. Pemakaian air dapat
memadamkan tipe kebakaran ini juga dan dinilai efektif. Tipe alat pemadam api dry chemical powder
adalah fire extinguisher yang paling banyak ditemui dan paling umum digunakan.

b. Kebakaran Kelas B

Jenis kebakaran ini disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi, gas, lemak,
lilin, thinner, pernis dan sejenisnya. Solusi mengatasi kebakaran tipe ini adalah dengan membatasi oksigen
di area kebakaran. Jangan memakai air untuk memadamkan tipe kebakaran ini karena akan menyebabkan
terjadinya penyebaran api.

Penggunaan alat pemadam api tipe ABC powder atau tipe karbon dioksida (CO2) merupakan
solusi pemadaman yang paling baik untuk memadamkan kebakaran cairan mudah terbakar dalam
keadaan tertutup. Pada saat memadamkan kebakaran kelas B di ruangan tertutup, pastikan supply
oksigen pada pernafasan anda terjamin, karena pada kebakaran, bukan hanya api saja yang berbahaya
namun asap dari api juga dapat membahayakan kehidupan anda.

c. Kebakaran Kelas C

Disebabkan oleh terjadinya hubungan arus listrik yang biasanya membakar kabel atau fitting dan
area disekitarnya. Bisa juga disebabkan oleh peralatan listrik yang terbakar. Penggunaan gas cair BCF atau
Bromo Chloro diFluoromethane atau alat pemadam api tipe karbon dioksida (CO2) merupakan
pemadam paling efektif untuk memadamkan kebakaran kelas C. Hindari pemakaian air atau pemadam
jenis busa untuk memadamkan pada kebakaran kelas C karena alat pemadam api yang berbasis air dapat
menghantarkan arus listrik.

Perlu diperhatikan juga jika anda menyemprotkan alat pemadam CO2, maka biasanya udara di
sekitar area kebakaran akan mengembun dan jika jumlahnya banyak dapat berpotensi untuk
menghantarkan arus listrik juga.

d. Kebakaran Kelas D

Kebakaran jenis ini disebabkan oleh logam tertentu yang mudah terbakar seperti Zinc,
Magnesium, serbuk Aluminium, Sodium, Titanium dan lain-lain. Solusi untuk kebakaran jenis ini adalah
pemakaian alat pemadam api jenis powder. Kebakaran tipe D paling jarang terjadi.

e. Kebakaran kelas K
Pada kasus kebakaran kelas K yang biasanya terjadi di dapur, akibat minyak goreng yang
dipanaskan terlalu lama, anda dapat menggunakan telur atau bahan-bahan masakan yang tidak
mengandung air untuk segera memadamkannya, menggunakan air akan menyebabkan minyak panas
meletup dan akan berbahaya bagi orang yang disekitarnya. Pada restoran-restoran dengan alat deep
fryer, biasanya disediakan alat pemadam tipe wet chemical yang mengandung Potassium Acetate untuk
mengatasi potensi kebakaran kelas K.

C. Penyebab Terjadinya Kebakaran

Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Kelalaian

Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari kelalaian ini
misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat yang tidak semestinya, menempatkan bahan
bakar tidak pada tempatnya, mengganti alat pengaman dengan spesifikasi yang tidak tepat dan lain
sebagainya.

2. Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu penyebab kebakaran
yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan ini misalnya tidak mengerti akan jenis
bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti tanda-tanda bahaya kebakaran, tidak mengerti proses
terjadinya api dan lain sebagainya.

3. Peristriwa alam

Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh: gunung meletus, gempa bumi, petir,
panas matahari dan lain sebagainya.

4. Penyalaan sendiri

Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari udara) dan panas
bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh: kebakaran di hutan yang disebabkan oleh
panas matahari yang menimpa bahan bakar kering di hutan.
5. Kesengajaan

Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsur sabotase, penghilangan
jejak, mengharap pengganti dari asuransi dan lain sebagainya.

Bila suatu bahan terbakar, maka terbebaskanlah energi, jadi hasil pembakaran itu berada dalam
tingkat energi yang lebih rendah. Suatu bahan harus diaktifkan dahulu supaya dapat terbakar dan
kehilangan energinya. Hal ini di sebabkan oleh penyebab kebakaran seperti puntung rokok yang belum
padam, pancaran panas dari suatu tungku, loncatan bunga api paku sepatu menggesek jalan, loncatan api
listrik dan sebagainya. Sampai dimana suatu bahan harus di aktifkan supaya dapat terbakar,tergantung
dari keadaan bahan itu sendiri. Sebatang korek api yang menyala dapat membakar batang korek api
lainnya tapi tidak dapat membakar sebilah papan.
Penyebab terjadinya kebakaran antara lain:
1. Bahan yang mudah terbakar: barang padat, cair atau gas ( kayu, kertas, textil, bensin, minyak, acetelin,
dll)

2. Panas (suhu): pada lingkungannya memiliki suhu yang demikian tingginya, (sumber panas dari sinar
matahari, kistrik (kortsluiting, panas energi mekanik (gesekan), reaksi kimia, kompresi udara)

3. Oksigen (O2): adanya zat asam (O2) yang cukup. Kandungan (kadar) O2 ditentukan dengan persentasi (%),
makin besar kadar oksigen maka api akan menyala makin hebat, sedangkan pada kadar oksigen kurang
dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran api. Dalam keadaan normal kadar oksigen diudara bebas berkisar
21 %, maka udara memiliki keaktifan pembakaran yang cukup.

Dari ketiga faktor tersebut saling mengikat dengan kondisi yang cukup tersedia. Ketiga factor
tersebut digambarkan dalam bentuk hubungan segitiga kebakaran.
Perlu diperhatikan apabila salah satu dari sisi dari segitiga tersebut tidak ada, maka tidak mungkin
terjadi kebakaran. Jadi setiap kebakaran yang terjadi dapat dipadamkan dengan tiga cara yaitu :
a. Dengan menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran,
b. Menghilangkan zat asam,
c. Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar.

D. Cara Pemadaman Kebakaran


Terdapat 3 (tiga) cara untuk mengatasi atau memadamkan kebakaran:

1. Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau menjauhkan bahan atau benda-benda
yang dapat terbakar

2. Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan menurunkan panas atau suhu. Bahan air
yang paling dominan digunakan dalam menurunkan panas dengan jalan menyemprotkan atau
menyiramkan air ketitikapi.

3. Cara isolasi atau lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakaran dengan mengurangi kadar atau presentase O2
pada benda-benda yang terbakar.
E. Pembentukan dan Penyebaran Asap
Pembentukan dan penyebaran asap adalah hal yang tak dapat diabaikan demi keamanan
kebakaran. Asap dapat menghalangi atau tidak memungkinkan orang menyelamatkan diri meninggalkan
gedung yang terbakar karena terhalangnya pandangan. Asap juga dapat lebih mengobarkan api dan
menimbukan panik. Regu pemadam kebakaran, dalam menunaikan tugasnya, pada umumnya telebih
dahulu menilai keadaannya dan dengan sendirinya sambil menolong penyelamatan manusia dapat
terhalang oleh asap.

Pembentukan asap adalah persoalan bahan bangunan sedangkan penyebaran asap adalah
persoalan konstruksi bangunan. Lubang ventilasi, tangga ke lantai lebih atas, dan sebagainya sangat
mempenagruhi penyebaran asap.

F. Cara Mencegah agar Tidak Terjadi Kebakaran


Pencegahan kebakaran adalah usaha mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab
munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan
tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan
pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas
bangunan dan kelengkapannya, pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan
pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah
dicapainya.

Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran Pemerintah mengeluarkan undang-


undang UU No. 1 Tahun 1970 Dengan perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.Yang dikuatkan dengan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja disebutkan
dalam Pasal ayat 1 Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran, menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran di tempat kerja.

Peralatan Pencegahan Kebakaran

APAR atau fire extinguishers atau racun api merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna
karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A, B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran
beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin
timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ
kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung
pemadam api tersebut ada yang dari bahan kimia kering, foam atau busa dan CO2, untuk Halon tidak
diperkenankan dipakai di Indonesia.

Secara singkat cara mengoperasikan APAR adalah sebagai berikut.

1. APAR Jenis Air


Pada jenis ini media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat dalam dua
konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft sampai 20 ft. Dan waktu pancaran
sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya direkomendasikan untuk kebakaran jenis A, dengan
luas bidang jangkauan sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft.

2. APAR Jenis Busa

Tabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa). Tabung
sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan tersebut akan menghasilkan
busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian didorong oleh gas pendorong (biasanya CO2 ).

3. APAR Jenis Karbon Dioksida

APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen diupayakan
terpisah dari apinya. Di samping itu CO2 juga mempunyai peranan dalam pendinginan. Material yang
diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin..

4. APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder)

APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon dioksida atau gas
nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas pendorong bisa ditempatkan dalam tabung atau
di luar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya
jangkau menutup permukaan yang cukup luas.

5. APAR Jenis Gas Halon dan Pasca Halon

APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon, fluorine, bromide
dan chlorine. Namun sejak diketemukan lubang pada lapisan ozon yang diduga disebabkan oleh salah satu
unsur gas halon maka menurut perjanjian Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1
Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi.

Adapun alat pendukung APAR antara lain:

a. Hydran

Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya
hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan
hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran
suatu kota mengambil cadangan air. Detektor Asap atau Smoke Detector Peralatan yang memungkinkan
secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka
alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.

b. Fire Alarm

Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya
kebakaran pada suatu tempat.

c. Sprinkler

Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis
apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan, kemusnahan oleh api dan
menyebabkan kerugian. Klasifikasi kebakaran dibedakan menjadi: kelas A (kayu, kertas, plastik), kelas B
(bensin, solar, bensol), kelas C (permesinan, generator, panel listrik), kelas D (bahan-bahan logam,
titanium, aluminium), dan kelas K (minyak goreng).

Penyebab terjadinya kebakaran meliputi tiga unsur, yaitu:

1. Bahan yang mudah terbakar


2. Oksigen
3. Suhu
Terdapat tiga cara untuk mengatasi atau memadamkan kebakaran:

1. Cara penguraian

2. Cara pendinginan

3. Cara isolasi atau lokalisasi


B. Saran

Untuk mengurangi korban dan kerugian akibat kebakaran maka kita harus senantiasa mencegah
terjadinya kebakaran serta menjauhkan barangbarang yang mudah terbakar dan mudah meledak dari
sumber api.

DAFTAR PUSTAKA

http://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-kebakaran/ (diakses 21 maret 2014)

http://hasyimibrahim.wordpress.com/2010/01/23/definisi-dan-pencegahan-bahaya-kebakaran/ (diakses 21
maret 2014)

http://pemkab-asahan.go.id/a/index.php-menu=news&id_news1=167&iduser=5 &hal=4.htm (diakses 21 maret


2014)

http://syahrianira.blogspot.com/ (diakses 21 maret 2014)

http://www.jayafire.com/tipe-kebakaran-dan-cara-memadamkannya/ (diakses 22 maret 2014)

http://kazethelight.wordpress.com/2013/10/03/materi-k3-mencegah-dan-menanggulangi-kebakaran-oleh-
djoko-kustono/ (diakses 22 maret 2014)
MAKALAH PENANGGULANGAN KEBAKARAN K3 LINGKUNGAN

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Penanggulangan kebakaran merupakan langkah yang wajib dilakukan oleh setiap orang.
Kebakaran termasuk masalah yang tidak dikehendaki kedatangannya, baik itu dirumah maupun ditempat
kerja. Penyebabnya beragam dari yang sepele sampai ke masalah yang berat. Seperti membuang putung
rokok sembarangan, kebocoran tabung gas sampai konsleting listrik. Contoh tadi merupakan penyebab
yang biasa kita jumpai.. Di Indonesia sendiri kebakaran merupakan masalah yang berat. Dikarenakan
dipengaruhi iklim yang dapat membantu masalah tersebut. Di Balikpapan saja sudah seringkita jumpai
kebakaran rumah, tempat kerja dll. Faktor utama penyebab terjadinya masalah yaitu konsleting listrik.
Serta ditambah banyak rumah yang terbuat dari kayu. Hal ini merupakan Triangle of Fire dimana sumber
api itu berada. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang cara menanggulangi kebakaran.
Dengan dibuatnya tugas ini agar mahasiswa mengetahui tentang penanggulangan kebakaran secara
umum.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penanggulangan kebakaran ?

2. Apa saja prinsip penanggulangan kebakaran ?

3. Apa saja pengenalan kelas-kelas penanggulangan kebakaran ?

4. Apa saja peralatan penanggulangan kebakaran ?

5. Bagaimana cara mencegah kebakaran ?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui penanggulangan kebakaran

2. Untuk mengetahui prinsip penanggulangan kebakaran


3. Untuk mengetahui pengenalan kelas-kelas penanggulangan kebakaran

4. Untuk mengetahui peralatan penanggulangan kebakaran

5. Untuk mengetahui cara mencegah kebakaran

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Penanggulangan Kebakaran


Penanggulangan kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor yang
menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah
kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta
pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan
kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam
kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.

Prinsip Penanggulangan Kebakaran


Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki,
merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari:
Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dan
perubahan kimia.
Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.
Oksigen (tersedia di udara)
Pengenalan Kelas-Kelas Kebakaran
Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa
dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang
dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.

Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin,
solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai
air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita
menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana.

Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa:
Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar
kita aman dalam memadamkan kebakaran.

Peralatan Pencegahan Kebakaran

1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api

Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis
kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan
sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya
tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran
1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari
bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.
2. Hydrant

Sebuah hidran adalah tindakan proteksi kebakaran aktif , dan sumber air yang disediakan di
sebagian besar wilayah perkotaan , pinggiran kota dan pedesaan dengan layanan air kota untuk
memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk memasuki pasokan air kota untuk membantu
memadamkan api .

Ada 3 jenis hydran, yaitu :

a. hydran gedung,
b. hydran halaman dan
c. hydran kota.
Sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di
halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit
Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.

3. Detektor Asap / Smoke Detector


Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila
ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.

4. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya
kebakaran pada suatu tempat.

5. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis
apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.

Pencegahan Kebakaran

Pencegahan kebakaran merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk menanggulangi kebakaran
sejak sedini mungkin. Berikut ini beberapa langkah-langkahnya :

a. Pencegahan

1. Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat dengan baik, sehinnga
api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang.
Untuk kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang lain. Kalau perlu dipasang gas
detector.

2. Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum tidur.

3. Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman. Jauh dari benda-benda
yang mudah terbakar.

4. Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa besar daya yang bisa dipakai
di rumah, dengan melihat circuit breaker di meteran rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana berarti
daya yang bisa dipakai adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan perhatikan pula pembagian beban dan
jebes kabel yang dipakai.

5. Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel panas dan akan bisa
memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan dengan penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu
titik sumber listrik.

6. Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik. Sehingga waktu steker
dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan yang stabil (tidak bergerak-gerak, orang Jawa bilang
oglak-aglik). Karena ini akan menimbulkan percikan api yang dapat memicu kebakaran.

7. Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan dibesarkan.

8. Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki. Karena bisa
menyebabkan hubungan pendek.
9. Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem pengaman yang sesuai. Dan
PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan
mengganggu jaringan listrik yang ada.

b. Penanggulangan

1. Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap lantai untuk rumah
betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.

2. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa membelinya, siapkanlah
selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah
pakailah pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).

3. Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam kebakaran dari ledeng
rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan quick connection. Pasang beberapa qucik connection di
keran rumah anda, terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk bisa
memasang selang anda dengan cepat.

4. Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang terbuat dari serat
manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api.

5. Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat telephone, atau
program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu
singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar.

c. Penyelamatan diri

Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi apabila penghuni rumah sudah
melakukan pengenalan dan pengecekan rumah dengan seksama.

1. Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan menentukan sedikitnya dua jalur
keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis rumah akan
mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah bersama dengan keluarga.

2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.

3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat bernafas
dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang
dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan bahwa pintu
dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus melalui jendela.

5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini hanya
dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos kobaran api.

d. Lingkungan yang aman

Banyak kebakaran sudah terlambat untuk dipadamkan karena linkungan sekitar terlalu padat.
Jalan terlalu sempit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran dan sumber air sulit didapatkan. Untuk
menciptakan lingkungan yang aman, berarti juga lingkungan harus mempersiapkan diri jika terjadi
kebakaran. Lingkungan sekitar perlu dirapikan sehingga apabila ada kondisi darurat dengan mudah dicapai
oleh mobil pemadam kebakaran, ketahui lokasi pemadam kebakaran terdekat dan apabila ada hydrant
disekitar perlu dicheck apakah masih berfungsi. Lingkungan yang aman bisa terwujud apabila warga
sekitar memiliki kesadaran akan keselamatan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Penanggulangan kebakaran adalah langkah pencegahan supaya tidak terjadi kebakaran. Ada

peralatan untuk menanggulangi kebakaran seperti Apar, Sprinkle dll. Serta ada kelas-kelas
pengelompokan jenis penyebab kebakaran. Bahkan cara bagaimana langkah-langkah penanggulangan
kebakaran. Untuk itu marilah teman-teman kita semua berperilaku teliti dan tidak ceroboh dalam
menanggapi masalah kebakaran ini. Karena masalah ini jika disepelekan akan berakibat fatal. Api kecil
memerah, Api besar musibah.

SARAN
Beberapa saran yang bisa diberikan untuk penyempurnaan tugas ini adalah:
1. Jangan lupa menyediakan peralatan pencegah kebakaran dirumah dan ditempat kerja.
2. Jangan lupa untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran.
3. Copotlah colokan listrik bila sesudah digunakan.
4. Bila terjadi kebocoran gas, langsung copot selang dengan tabung gasnya dan letakkan ditempat terbuka.
Dan jangan menyalakan api.
5. Bersifatlah teliti, hati-hati untuk keselamatan Anda.

Anda mungkin juga menyukai