Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH CARA MENCEGAH KEBAKARAN KARENA LISTRIK

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah Yang Maha Esa, dan hanya karena
Rahmat-Nya penyusunan makalah ini akhirnya dapat diselesaikan juga.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu teknologi (iptek) menjadi
sangat cepat. Perkembangan iptek yang begitu cepat ini telah menghadapkan bnagsa – bangsa
di dunia ini. Untuk itu kita harus mengantisipasinya melalui peningkatan kualitas pendidikan
baik di sekolah (formal) maupun diluar sekolah (informal).

Dengan persaingan ini kita harus saling bersaing untuk menjadi yang terdepan. Dengan
adanya tygas ini, kita akan merasa bertanding untuk mendapat nilai terbaik. Makalh ini berisi
amteri – materi yang bertujuan agar kita lebih mudah menghadapi dan memahami konsep
yang diajarkan.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebakaran selalu menelan banyak kerugian baik moril, materil bahkan sering kali
juga keselamatan manusia. Bila kebakaran tersebut menimpa fasilitas publik misalnya Pasar
Besar di kota Malang, Pasar Tanah Abang di Jakarta, Gedung BI di Jakarta dan lain
sebagainya maka yang menderita kerugian tentu masyarakat banyak. Di lihat dari segi
rehabilitasi fasilitas maka kecelakaan akibat kebakaran memerlukan waktu yang relatif lama
belum lagi kerugian yang mustahil direcoveri seperti arsip, barang antic, sertifikat dan lain
sebagainya. Oleh karena itu mencegah terjadinya kebakaran merupakan pilihan utama dalam
teknologi penanggulangan kebakaran. Dari sisi legal formal disebutkan dalam UU No. 1
Tahun 1970 “Dengan perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran”. Kemudian diikuti dengan peraturan
lain misalnya: Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja dan lain sebabagainya menyebutkan
dalam Pasal ayat 1 “Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran di tempat
kerja”

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah yang dimaksud dengan mencegah dan menanggulangi kebakaran?
2) Apakah penyebab kebakaran itu?
3) Bagaimanakah cara mencegah kebakaran karena listrik?
4) Bagaimana cara melakukan tindakan pengamanan kebakaran akibat listrik?
5) Bagaimanakah tips mencegah kebakaran karena listrik?

C. TUJUAN
1) Mengerti dan dapat menjelaskan bahaya kebakaran beserta pencegahan kebakaran.
2) Memahami dan dapat menjelaskan dampak yang terjadi akibat kebakaran listrik.
3) Untuk mengetahui dan menjelaskan cara mencegah kebakran yang terjadi karena listrik.

BAB II
PEMBAHASAN

1) MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KEBAKARAN


Apa yang dimaksud bahaya kebakaran dan penanggulanganya itu ?
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak
terkendali. Sedangkan penanggualangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah
timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energy,
pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi
tanggap darurat untuk memberantas kebakaran.
Apa yang dimaksud dengan pencegahan kebakaran ?
Pencegahan kebakaran adalah segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi
penyalaan api yang tidak terkendali. Pencegahan kebakaran mengandung 2 pengertian,
yaitu:
1. Penyalaan api belum ada dan usaha pencegahan ditujukan agar tidak terjadi penyalaan api.
Contoh dari tindakan ini adalah dengan memisahkan bahan mudah terbakar pada ruang
khusus ,membuat aturan pencegahan kebakaran, memasang rambu dilarang merokok, dan
lain - lain.
2. Penyalaan api sudah ada dan usaha pencegahan ditujukan agar api dapat terkendali. Contoh
dari tindakan ini adalah mengatur nyala api di dalam ruang tempa, ketel uap, dapur pemanas
dll.

Pencegahan kebakaran menurut kepmen No.186/Men/1999 adalah mencegah,


mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang meliputi :
a. Pengendalian setiap bentuk energy.
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi.
c. Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas.
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran secara berkala,
e. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat yang
berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.

Dari strategi pemadaman ,ada dua cara penting yang perlu diperhatikan yaitu:
 Teknik pemadam kebakaran adalah kemampuan mempergunakan alat dan perlengkapan
pemadaman kebakaran dengan sebaik baiknya. Agar menguasai teknik kebakaran maka
seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang penanggulangan kebakaran , terlatih dan
terampil mempergunakan berbagai alat serta perlengkapan kebakaran.
 Taktik pemadaman kebakaran adalah kemampuan manganalisis situasi sehingga dapat
melakukan tindakan engan cepat dan tepattanpa menimbulkan kerugian yan lebih besar.
Taktikini terkait dengan analisis terhadap unsure – unsure pengaruh angin, warna asap
kebakaran, material utama yang terbakar, lokasi, dll.

Apakah penyebab kebakaran itu?


Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai kelalaian, kurang
pengetahuan, peristiwa alam, penyalaan sendiri, dan kesengajaan.
2.1 Kelalaian
Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari kelalaian ini
misalnya : lupa mematikan kompor ,mrokok ditempat yang tidak semestinya, menempatkan
bahan bakar tidak pada tempatnya , mengganti alat pengaman dengan spesifikasi yang tidak
tepat dan lain sebagainya.

2.2 Kurang pengetahuan


Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu penyebab
kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan ini misalnya tidak
mengerti akan jenis bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti tanda tanda bahaya
kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan sebagainya.

2.3 Peristiwa alam


Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh : gunung meletus, gempa
bumi, petir, panas matahari, dsb.

2.4 Penyalaan sendiri


Api bisa terbentuk bila tiga unsure api yaitu bahan bakar, oksigen(biasanya dari
udara) dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi antai pembakaran. Contoh kebakaran di
hutan, yang disebabkan oleh panas matahari yang mneimpa bahan bakar,kering di hutan.

2.5 Kesengajaan
Kebakaran juga bisa disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsure sabotase ,
penghilangan jejak, mengahrap pengganti dari asuransi dsb.

2) PENYEBAB KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK

Kebakaran dapat terjadi jika ada tiga unsur yaitu bahan yang mudah terbakar, oksigen
dan percikan api. Sementara menurut data yang dikumpulkan oleh Dinas Kebakaran DKI
sejak dari tahun 1992 s/d 1997 telah tejadi kebakaran sebanyak 4.244 kasus di mana yang
2135 kasus disebabkan karena konsleting listrik. Berarti 50% lebih dari total kasus kebakaran
disebabkan oleh listrik. Hal ini karena perlengkapan listrik yang digunakan tidak sesuai
dengan prosedur yang benar dan standar yang ditetapkan oleh LMK (Lembaga Masalah
Kelistrikan) PLN, rendahnya kualitas peralatan listrik dan kabel yang digunakan, serta
intalasi yang asal-asalan dan tidak sesuai peraturan.

Sekarang ini masih banyak pabrik perlengkapan listrik yang kualitas produknya
rendah kemudian mensuplainya ke pasar. Hal ini tentunya akan dikonsumsi oleh instalatir
dan pemakai listrik yang mengutamakan keuntungan tanpa memikirkan akibat fatal yang
akan ditimbulkannya. Karena tingkat keamanan perlengkapan listrik ditentukan oleh
kualitasnya. Jadi bagi para produsen, instalatir dan konsumen harus menyadari benar akan
fungsi perlengkapan listrik yang akan digunakannya.

Dalam kaitan ini tentunya para produsen dan distributor harus melakukan kerja sama
dengan para kontraktor/instalator sebagai aplikator di lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk
meminimalkan tingkat kesalahan pemasangan. Berarti bagi para kontraktor dan instalatir
perlu mengadakan training khusus sehingga mereka diakui kemampuannya dalam sertifikat
yang diakui oleh pihak PLN dan AKLI (Asosiasi Konntraktor Listrik Indonesia). Dengan
demikian apa yang dikerjakan betul sesuai dengan peraturan sehingga dapat memberi
jaminan keamanan. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah masalah SDM, untuk itu
AKLI bersama PLN senantiasa mengupayakan mendidik anggotanya supaya memiliki
kemampuan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan menjamin
pekerjaan para anggotanya dilaporkan. Di mana AKLI bersama PLN selalu membina biro
instalatir dengan berbagai macam kegiatan. Seperti training dan penyebaran informasi
ketentuan dan standardisasi yang mutakhir.
Dengan demikian instalasi yang dipasang akan terjamin kualitasnya dan
keamanannya. Kemudian bersama PT Asuransi Jasaraharja Putera memberi jaminan asuransi
kecelekaan diri dan kebakaran yang disebabkan oleh listrik selama 5 tahun. Sementara itu
dalam rangka melakukan pekerjaan perbaikan dan perluasan jaringan yang mana
menggunakan waktu relatif lama, maka AKLI bersama PLN menggunakan dua sistim untuk
meningkatkan pelayanannya, yaitu :
a) Pertama sistim zero interuption yaitu merupakan metode pekerjaan yang mampu
meminimalkan waktu pemadaman selama pekerjaan itu sehingga konsumen tidak banyak
dirugikan.
b) Kedua sistim zero defect yaitu merupakan langkah untuk meminimalkan kegagalan dalam
pekerjaan itu sehingga akibat terburuk dari kesalahan instalasi ditekan seminimal mungkin.
Sekarang ini masyarakat yang akan membangun gedung harus memiliki sertifikat jaminan
instalasi listrik berasuransi yang dikeluarkan bersama IMB (Izin Mendirikan Bangunan).
Dalam sertifikat itu tertera pemilik instalasi listrik, instalasi yang mengerjakan, gambar
instalasi awal dan rincian kondisi instalasi. Sehingga jika terjadi masalah kelistrikan pada
gedung itu maka sangat mudah melacaknya. Kemudian sangsi yang akan diberikan bagi
anggota AKLI yang terbukti bersalah adalah pencabutan izin kerja. Tapi di sisi lain AKLI
juga memberikan perlindungan bagi pengguna listrik yaitu berupa peninjauan ulang instalasi
gedung yang sudah lima tahun. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil kebakaran karena
hubung singkat arus.

Macam- macam penyebab kebakaran, yaitu :


a) Human Error
Tapi kalau melihat lokasi kebakaran yang sebagian besar terjadi pada perumahan dan
tempat berusaha. Berarti kebakaran itu bisa disebabkan oleh karena faktor human error. Hal
ini karena awamnya masyarakat terhadap listrik sehingga sering kali bertindak sembrono atau
teledor dalam menggunakan listrik atau tidak mengikuti prosedur dan metode penggunaan
listrik secara benar menurut aturan PLN, sehingga terjadilah kebakaran itu yang tidak sedikit
kerugiannya. Sedangkan salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menekan terjadinya
kebakaran adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna listrik untuk
keperluan sehari-hari. Seperti dalam membagi-bagi arus dengan menggunakan stop kontak
bukannya dilakukan dengan semaunya tapi harus dilakukan sesuai peraturan supaya tidak
menimbulkan kebakaran. Artinya jika jumlah steker yang dipasang pada suatu stop kontak
melebihi batas maka akan menyebabkan kabel pada stop kontak itu menjadi panas. Jika panas
itu terjadi dalam waktu yang relatif lama maka hal ini akan menyebabkan melelehnya
terminal utama dan akhirnya secara pelan-pelan terjadilah hubung singkat. Kemudian dari
panas itu munculah api yang akan merambat di sepanjang kabel dan jika isolator tidak
mampu menahan panas maka akan terjadilah kebakaran. Untuk itu gunakanlah stop kontak
sebagaimana mestinya. Dalam hal ini ada dua stop kontak; pertama stop kontak 200 Watt
hanya digunakan untuk peralatan di bawah 500 - 1000 VA; ke dua jenis stop kontak tenaga
yang digunakan untuk peralatan diatas 1000 VA.
b) Hubungan Singkat

Korseleting listrik (hubung singkat) terjadi karena adanya hubungan kawat positif dan kawat
negatif yang beraliran listrik. Hal ini karena isolasi kabel rusak yang disebabkan gigitan
binatang, sudah tua, mutu kabel jelek dan penampang kabel terlalu kecil yang tidak sesuai
dengan beban listrik yang mengalirinya. Kemudian di sekitar terjadinya percikan api isolasi
kabel sudah mencapai titik bakar. Suhu isolasi kabel dapat mencapai titik bakar karena arus
listrik yang lewat kabel jauh lebih besar dari kemampuan kabelnya.
Misalnya kabel untuk ukuran 12 ampere dialiri arus listrik 16 ampere, karena kabel
tersebut dipakai untuk menyambung banyak peralatan listrik akibatnya isolasi kabel menjadi
panas. Jika pada suhu isolasi yang sedang tinggi itu terjadi percikan api maka kemungkinan
besar bahan isolasi akan terbakar. Percikan api terjadinya hanya satu kali karena sikring
langsung bekerja memutuskan aliran, namun itu cukup untuk menyebabkan kebakaran dan
kebakaran yang diakibatkan oleh percikan api akan tetap berlangsung karena karet isolasi
yang sudah mencapai suhu bakar akan terbakat terus secara merembet. Untuk bahan isolasi
tertentu lelehan kabel terbakar yang jatuh tidak akan segera padam, tetapi masih menyala
dengan waktu yang cukup untuk membakar, inilah salah satu kemungkinan penyebab
kebakaran.
Atau jika hubung singkat itu terjadi terlalu lama berati panasnya akan tinggi,
kemudian dengan adanya udara yang mengandung oksigen dan ditambah lagi dengan adanya
benda kering yang mudah terbakar maka menyebabkan timbulnya api.
Api yang tidak bisa dikendalikan disebut kebakaran. Hubung singkat yang terjadi ternyata
bisa juga menyebabkan listrik yang mengalir semakin besar. Kemudian karena ada sekering
yang ditempatkan pada papan hubung bagi (PHB), di mana sekering itu berfungsi sebagai
pemutus/pembatas arus maka kelebihan arus akan menyebabkan listrik padam sehingga
keadaan menjadi aman. Dengan demikian hubung singkat bisa diamankan oleh sekering. Tapi
jika sekering itu dililitkan kawat untuk mencegah agar tidak cepat putus berarti besarnya arus
yang bisa memutus sekering menjadi besar akibatnya hubung singkat akan berlangsung lama
hingga menimbulkan percikan api yang akan membakar isolasi akhirnya menimbulkan
kebakaran. Sementara pembatas/pemutus arus itu terjadi pada saat daya listrik melebihi daya
tersambung pada alat pengukur dan pembatas (APP). APP itu sendiri merupakan batas
tanggung jawab antara PLN dan pelanggan. Di mana sebelum masuk ke konsumen listrik itu
melalui jaringan tegangan rendah (JTR), saluran masuk pelanggan (SMP) dan APP. Hal
inilah yang merupakan tanggung jawab PLN, sedangkan setelah APP merupakan tanggung
jawab pelanggan. Dengan demikian kalau terjadi kebakaran akan diketahuilah siapa yang
bertanggung jawab.
Selain dari itu ada juga kebakaran karena listrik yang disebabkan karena telah terjadi
kontak yang tidak sempurna yaitu kadang-kadang tersambung kadang-kadang tidak sehingga
menimbulkan percikan api. Contohnya dapat dilihat pada saklar lampu pada malam hari
sehingga ruangan menjadi gelap dan menimbulkan percikan api karena kontaknya sudah
rusak akibatnya kotak kontak hangus terbakar. Jika kontak yang tidak sempurna dilewati oleh
arus, maka lambat laun panas akan naik. Kemudian panas yang terjadi akan merambat
memanaskan material sekitar termasuk bahan isolasi. Jika bahan menjadi mudah terbakar
karena suhunya tinggi maka percikan api akan sangat mudah menyebabkan kebakaran.
Kemungkinan lain penyebab kebakaran adalah keran putus tidak sempurna, sehingga
aliran listrik kadang-kadang tersambung kadang-kadang tidak. Tapi hal ini sukar dideteksi
karena secara pisik isolasi kabelnya masih terlihat utuh.
Tapi sebenarnya di dalam isolasi ada kawat yang sudah putus tidak sempurna.

c) Kabel
Sistim kabel konvesional di mana kabel tertanam dalam infrastruktur memang sulit
untuk mengikuti perubahan karena infrastrukturnya yang tidak mudah dirobah. Sementara itu
dewasa ini penggunaan peralatan elektronis dan elektris diperkantoran semakin banyak
berarti penggunaan kabelnya semakin banyak pula, seperti untuk komunikasi suara, data dan
untuk catu daya. Dengan demikian kabel-kabel itu berseliweran karena tata kabel belum
diatur dengan baik. Hal ini jika salah satu kabel mengeluarkan api maka kabel yang lain
mudah terbakar akibatnya akan fatal. Api yang keluar dari kabel itu berasal dari panas yang
terlalu lama terjadi yang berasal dari kerugian I R dalam penghantar, rugi dalam sarung dan
rugi dalam penghantar. Sementara itu rugi dielektris hanya terjadi pada kabel yang
bertegangan di atas 132 kV. Pada kabel yang penghantarnya tidak bebas memuai jika
suhunya naik akan timbul gerakan. Gerakan itu merupakan efek pemuaian penghantar yang
akan menyebabkan memburuknya sambungan. Sementara itu penyebab utama kerusakan
pada kabel adanya ketidakstabilan dielektris termal, ionisasi dan keealahan sarung. Di sisi
lain rugi dielektris dalam kabel tergantung pada tegangan dan suhu kerja di mana pada
tegangan tertentu rugi akan naik bersamaan dengan kenaikan suhu. Pada kondisi yang kurang
baik proses tersebut berlanjut dan akan menyebabkan kerusakan, hal ini menunjukkan adanya
ketidakstabilan termal.
Sedangkan arus maksimum yang diizinkan mengalir pada penghantar kabel tentunya
jangan sampai menimbulkan pemanasan yang menyebabkan lembeknya logam
penghantar.Pelembekan logam penghantar merupakan fungsi waktu dan suhu. Upaya untuk
menekan bahaya kebakaran yang ditimbulkan oleh hubung pendek arus bisa dilakukan
melalui kabelnya. Artinya dalam menggunakan kabel kita harus mengetahui fungsinya yaitu
untuk keamanan gedung dan keselamatan jiwa manusia. Berarti kita harus menomor satukan
kualitas yang standarnya ditentukan oleh LMK-PLN dari pada harga kabel yang murah.
Sedangkan menggunakan kabel yang tidak memenuhi standar biasanya hanya akan
mengundang resiko kebakaran yang lebih besar. Untuk itu jangan menggunakan kabel
dengan ukuran sembarangan untuk berbagai keperluan.
Ada beberapa jenis ukuran kabel di mana untuk tenaga biasanya digunakan jenis
kabel berukuran 4 mm dan untuk lampu 2,5 mm, sedang untuk penggunann lainnya harus
disesuaikan dengan standar yang berlaku. Sementara itu kalau kita lihat dari segi prosentase
biaya maka biaya yang dikeluarkan untuk kabel sekitar 3 - 5% dari nilai total seluruh
bangunan. Dari angka itu terlihat bahwa kalau kita masih juga menentukan kabel yang murah
dan di bawah standar berarti kita lebih mementingkan keuntungan tanpa memikirkan
akibatnya yang justru menimbulkan kerugian yang lebih besar. Untuk itulah sebuah
perusahaan dari Inggris yang bernama Marshall Tuflex memeperkenalkan manajemen kabel
untuk mengatasi terjadinya kebakaran yang cocok dipakai dilingkungan perkantoran, karena
faktor fleksibilitasnya yaitu:
1. berupa modul yang berbentuk profil dan merupakan bagian dari interior. Dengan demikian
harus dibuat dari bahan yang tahan api dan disainya harus estetis sehingga memenuhi
arsitektur. Kemudian bentuk sambungannya dibuat siku, percabangan dan asesoris lainnya
juga didesain memenuhi estetika.
2. Adapun fleksibilitasnya terletak pada dapat dikonfigurasikan dengan aplikasi pemasangan
sekering.
3. memungkinkan untuk penambahan outlet data, power dan telepon tanpa membongkar sistim
keseluruhan.
4. pemasangannya mudah, cepat dan presisi.
5. memudahkan pemeliharaan, penggantian, penyambungan dan troubel pada kabel.
6. Tersedia untuk berbagai macam kebutuhan dan ukuran.
d) INSTALATIR
Biro instalatir adalah suatu badan yang terdaftar dan mendapat izin kerja dari PT PLN untuk
merencanakan dan mengerjakan pembangunan atau pemasangan peralatan ketenagalistrikan.
Jadi semua pekerjaan instalasi ketenagalistrikan baik untuk penyediaan maupun untuk
pemanfaatan tenaga listrik harus dilakukan oleh biro instalatir. Sementara itu ruang linkup
kerja biro instalatir meliputi pemasangan instalasi tenaga, penerangan listrik, pemasangan
jaringan, membangun gardu trafo, membangun gardu induk dan memasang mesin-mesin
listrik untuk pembangkit. Untuk itulah biro itu dibagi menjadi empat kelas yaitu dari klas A
s/d klas D. Biro ini disahkan melalui mekanisme ujian yang ketat dan bagi mereka yang lulus
akan diberi surat pengesahan instalatir (SPI) dan diberi kerja setiap tahun dengan surat izin
kerja (SIKA) berdasarkan evaluasi unjuk kerjanya. Kemudian unjuk kerja itu selalu dipantau
dan dievaluasi dan jika ada yang melakukan pelanggaran bisa dihentikan izin kerjanya.
Setelah instalasi selesai dipasang maka konsumen akan diberikan oleh biro instalatir yaitu
gambar dokumentasi instalasi, hasil pengujian instalasi dan surat yang menyatakan bahwa
instalasi telah dipasang dengan baik dan sesuai peraturan yang berlaku. Sedangkan tujuan
biro ini adalah melindungi pemakai tenaga listrik, karena jika instalasi listrik dipasang secara
sembarangan dengan kualitas material yang rendah maka hal ini tentunya bisa menimbulkan
kebakaran. Adapun kebakaran itu disebabkan karena:
a) Sistim instalasi yang asal-asalan dan tidak sesuai peraturan. Untuk itu perlu dipilih instalatur
yang resmi dan profesional berarti pekerjaannya harus sesuai dengan PUIL sehingga
kesalahan teknis dalam pemasangan yang dapat berakibat patal bisa ditekan. Instalasi itu
senantiasa menekankan penggunaan material dan perlengkapan listrik sesuai standar LMK -
PLN dan telah dilakukan pengujian secara ketat. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan
sistim instalasi yang aman sesuai ketentuan.
b) Pengubahan instalasi yang dilakukan sendiri tanpa sepengetahuan dari instalatur yang
melakukan pekerjaan awal. Kemudian dikerjakan tidak sesuai prosedur. Untuk itu apabila
masyarakat pengguna listrik akan melakukan perubahan instalasi pada bangunannya
dianjurkan menghubungi instalatur resmi yang telah diakui kemampuannya. Selain dari itu
hendaknya dalam pemasangan panel box hendaknya digunakan bahan yang kedap air dan anti
tikus. Karena air dan tikus sangat mungkin menyebabkan terjadinya hubung singkat arus
listrik.
c) Ke tiga setelah 15 tahun digunakan umumnya instalasi harus diperbaharui hal ini karena
kondisi kabel sudah mengalami perubahan dan berkurang kemampuannya. Sedang untuk
mencapai waktu itu tentunya pengontrolan kondisi instalasi selama penggunaan harus
dilakukan

3) CARA MENCEGAH KEBAKARAN KARENA LISTRIK


Penyebab terjadinya kebakaran banyak disebabkan oleh korsleting listrik. Untuk itu
ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mencegah bahaya kebaran yang disebabkan
korsleting listrik.
Di bawah ini kami informasikan tips mencegah bahaya kebakaran akibat korsleting listrik:
1. Percayakan pemasangan instalasi rumah/bangunan anda pada instalatir yang terdaftar sebagai
anggota AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) dan terdaftar di PLN. Secara legal
instalatir mempunyai tanggung jawab terhadap keamanan instalasi.
2. Jangan menumpuk steker atau colokan listrik terlalu banyak pada satu tempat karena
sambungan seperti itu akan terus menerus menumpuk panas yang akhirnya dapat
mengakibatkan korsleting listrik.
3. Jangan menggunakan material listrik sembarangan yang tidak standar walaupun harganya
murah. Tetapi memiliki sertifikat Sistim Pengawasan Mutu (SPM) yang berlabel tulisan atau,
4. Jika sering putus jangan menyambungnya dengan serabut kawat yang bukan fungsinya
karena setiap sekring telah diukur kemampuan menerima beban tertentu.
5. Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi pembungkus kabel, bila ada
isolasi yang terkupas atau telah menipis agar segera dilakukan penggantian. Gantilah instalasi
rumah/bangunan anda secara menyeluruh minimal lima tahun sekali. pekerjaan pemeriksaan
dan penggantian sebaiknya dilakukan oleh instalatir anggota AKLI dan terdaftar di PLN.
6. Gunakan jenis dan ukuran kabel sesuai peruntukan dan kapasitas hantar arusnya.
7. Bila terjadi kebakaran akibat korsleting listrik akibat pengaman Mini Circuit breaker (MCB)
tidak berfungsi dengan baik, matikan segera listrik dari kWh meter. Jangan menyiram sumber
kebakaran dengan air bila masih ada arus listrik.
8. Anda juga perlu mengetahui bahwa hubungan arus pendek atau korsleting adalah kontak
langsung antara kabel positif dan negatif yang biasanya dibarengi dengan percikan bunga api,
dan bunga api inilah yang memicu kebakaran. PLN telah memasang MCB yang terpadu
dengan kWh dan OA Kast yang berfungsi sebagai pembatas bila pemakaian beban melebihi
kapasitas daya sekaligus sebagai pengaman bila terjadi hubungan arus pendek.
9. Hindari pemakaian listrik secara illegal karena disamping membahayakan keselamatan jiwa,
tindakan itu juga tergolong tindak kejahatan yang dipidanakan.
10. Jadi sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi seperti musibah kebakaran menimpa Anda,
sebaiknya kita melakukan tindak pencegahan. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada
mengobati!

3.1) INSTALASI LISTRIK


Seringkali kita mendengar atau melihat disekitar kita musibah kebakaran ataupun
kesetrum yang diakibatkan oleh pekerjaan instalasi listrik yang tidak benar. Tidak sedikit
orang yang mengabaikan akan pentingnya sistem instalasi listrik yang benar.Ingatlah bahwa
dalam pemasangan instalasi listrik kita harus benar-benar memperhatikan keselamatan dan
kenyamanan, serta mengoptimalkan fungsi dari arus listrik tersebut.
Dalam Proses Instalasi Listrik Kita Perlu Memperhatikan Beberapa Hal Berikut ini:
 Instalasi listrik di rumah dan di gedung, kita harus memperhatikan struktur dari bangunan
rumah itu, pastikan juga bangunan sekitar anda mempunyai instalasi listrik yang baik
sehingga tidak merugikan Anda. Karena instalasi listrik dari sekeliling rumah/gedung bisa
bereffect kepada aliran listrik kita juga walaupun tidak langsung. Utamanya pastikan kualitas
dan ukuran kabel yang digunakan, jangan gunakan kabel tipis pada jaringan besar, pastikan
keseimbangan pemakaian listrik dalam suatu ruangan dengan kualitas kabel yang dipasang.
Selain KEAMANAN Anda juga butuh kenyamanan dalam penggunaan energi listrik setiap
harinya, oleh karena itu jangan sungkan-sungkan untuk menggunakan alat listrik yang
BERKUALITAS, karena barang yang berkualitas tidak menipu, baik dari kekuatan material
pembuatannya, juga sisi keamanan yang sudah diperhitungkan matang. Untuk harga pasti
lebih tinggi sedikit, tetapi pastinya siapapun takkan mau menukar selisih harga tersebut
dengan bahaya yang akan didapat. Gunakanlah produk alat listrik yang berkualitas dan telah
terstandarisasi oleh pemerintah. Pastikan penempatan fungsi listrik yang ideal baik secara
pencahayaan atau fungsi keluar masuk arus listrik.
 Instalasi listrik di industri / pabrik, memerlukan ketelitian dan perhitungan yang cermat
dikarenakan banyak hubungan dengan mesin-mesin dan alat produksi.

Energi listrik sangat vital manfaatnya bagi rumah kita. Hampir semua perlengkapan
rumah tangga dan hiburan, bergantung pada energi listrik. Bayangkan apa jadinya bila listrik
padam beberapa jam? Roda kehidupan di dalam rumah seolah ‘padam’ pula. Untuk itu
jaringan listrik mesti dipelihara dan dilindungi. Bila tidak, bukan saja kebutuhan listrik kita
akan terganggu, tetapi juga berbahaya yang mengintai siap ‘membrangus’ rumah kita.
Adapun cara mencegah kebakaran karena listrik:
1. Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik. Gunakan pemutus arus listrik
(sekering) yang sesuai dengan daya tersambung, jangan dilebihkan atau dikurangi.
2. Kabel-kabel listrik yang terpasang di dalam rumah jangan dibiarkan ada yang terkelupas atau
dibiarkan terbuka. Perbaiki dan lindungi kabel-kabel tersebut, kalau perlu diganti saja.
3. Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar dan kabel-kabel listrik dari
jangkauan anak-anak.
4. Biasakan menggunakan material listrik, seperti kabel, saklar, stop kontak, steker (kontak
tusuk) yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia), LMK
(Lembaga Masalah Kelistrikan) atau SPLN (Standar PLN).
5. Pangkaslah sebagian daun, ranting dan cabang dari pepohonan yang berada di halaman rumah,
jika bagian pohon itu sudah mendekati atau menyentuh jaringan listrik.
6. Hindari pemasangan antene televisi yang terlalu tinggi yang bisa mendekati atau menyentuh
jaringan listrik.
7. Gunakan listrik yang memang hak untuk bangunan atau rumah kita. Jangan sekali-kali
mencoba mencantol listrik, mengutak-atik KWH Meter atau menggunakan listrik secara tidak
sah.
8. Biasakanlah untuk bersikap hati-hati, waspada dan tidak ceroboh dalam menggunakan listrik.
9. Jangan bosan-bosan untuk mengingatkan anak-anak kita agar tidak bermain layang-layang di
bawah atau di dekat jaringan listrik.
10. Bisa ditambahkan disini adalah pemasangan ELCB (earth leakage circuit breaker) yang
sekarang telah banyak digantikan dengan GFI (ground fault interrupter) atau RCD (residual-
current device). Piranti ini fungsinya untuk memutuskan hubungan apabila ada kebocoran
arus listrik atau apabila ada orang yang tersengat listrik. Kebanyakan piranti ini dipasang di
kamar mandi (stop kontak untuk hair dryer atau electric shaver/pencukur kumis) atau service
room (tempat mesin cuci), yang pada umumnya memiliki lantai basah.
11. Selain daripada itu, apabila memiliki rumah baru maka lebih baik meminta untuk dipasang
instalasi listrik dengan sistem 3 kabel. Karena ini akan memastikan bahwa peralatan listrik
anda akan memiliki pembumian/grounding yang benar. Pernahkan anda terasa kesetrum
ketika memegang lemari es? Ini kemungkinan karena instalasi listrik di rumah anda tidak
memakai sistem 3 kabel.
3.2) Tindakan Preventif Untuk Mencegah Bahaya Listrik

Tidak bisa dipungkiri bila kegiatan industri di berbagai sektor seperti halnya rumah
sakit, pusat perbelanjaan, sekolah, perkantoran, bahkan rumah tangga sangat tergantung pada
listrik.
WALAUPUN dalam kondisi tertentu seperti listrik mati fungsinya bisa dialihkan padagenset,
namun keberadaan listri tetap penting artinya.
Keberadaan alat-alat elektronik seperti AC, kulkas, kompor listrik, oven, kipas angin,
penanak nasi listrik, dan lain sebagainya yang memudahkan pekerjaan rumah tangga sangat
bergantung pada listrik. Walaupun mempermudah, harus diingat bahwa tetap berisiko jika
perawatannya diabaikan. Apalagi jika di rumah Anda ada anak usia balita.
Oleh karena itu, agar listrik tetap aman dan nyaman digunakan, ada beberapa tip dari PT PLN
yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.

2. Gunakan pemutus arus listrik ( sekering ) yang sesuai dengan daya tersambung, jangan
dilebihkan atau dikurangi.

3. Kabel-kabel listrik yang terpasang di rumah jangan dibiarkan ada yang terkelupas atau
dibiarkan terbuka.

4. Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar, stop kontak, steker (kontak tusuk)
yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia)/LMK
(Lembaga Masalah Kelistrikan) / SPLN (Standar PLN).

3.3) Tips Merawat Instalasi Listrik di Rumah

Dalam penyambungan listrik, kabel yang terpasang di Tiang Jaringan Tegangan Rendah
(JTR), kabel Sambungan Rumah (SR) sampai ke Alat Pembatas dan Pengukur (APP – terdiri
dari KWH Meter dan MCB atau Mini Circulate Breaker) adalah asset milik PLN. Sedangkan
rangkaian kabel yang terpasang sebagai Instalasi Listrik rumah/bangunan adalah asset milik
pelanggan.
Tips berikut akan membantu Anda untuk ikut peduli dan turut memelihara Instalasi Listrik :
1. Pastikan Instalasi Listrik di rumah/bangunan milik Anda telah terpasang dengan tepat, benar
dan aman serta menggunakan material listrik yang terjamin kualitasnya dan sesuai
kapasitasnya.
2. Lakukan pemeriksaan rutin, minimal setahun sekali untuk memastikan apakah instalasi listrik
masih layak untuk digunakan atau perlu direhabilitasi.

3. Jika instalasi listrik telah terpasang lebih dari 5 (lima) tahun, sebaiknya perlu untuk
direhabilitasi. Hal ini untuk menjaga agar instalasi listrik tetap layak dipergunakan dan
mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Pergunakan peralatan rumah tangga elektronik yang disesuaikan dengan daya tersambung
dan kapasitas/kemampuan kabel instalasi listrik yang terpasang.

5. Jika ingin memasang, merehabilitasi atau memeriksa instalasi listrik, sebaiknya


menggunakan jasa instalatir yang resmi terdaftar sebagai anggota AKLI (Asosiasi Kontraktor
Listrik Indonesia). Informasi tentang Instalatir Listrik dapat menghubungi kantor PLN
terdekat.

4) TINDAKAN PENGAMANAN KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK

Tindakan pengaman, sangat dibutuhkan untuk mengurangi bahaya akibat kebakaran listrik.
Kita dapat melakukan tindakan sebagai berikut :

1) Secara rutin memeriksa peralatan listrik dan kabel.

2) Kabel tegang dapat menyebabkan kebakaran. Ganti semua kabel peralatan usang, tua atau
rusak segera.

3) Ganti alat listrik jika menyebabkan sengatan listrik bahkan kecil, terlalu panas, celana
pendek keluar, atau mengeluarkan asap atau percikan api.

4) Jauhkan peralatan listrik dari lantai yang basah dan counter; membayar perawatan khusus
untuk peralatan listrik di kamar mandi dan dapur

5) Beli produk listrik dievaluasi oleh laboratorium yang diakui secara nasional, seperti
Underwriters Laboratories (UL).

6) Jika sebuah alat memiliki steker tiga cabang, menggunakannya hanya di outlet tiga slot.
Jangan pernah memaksa untuk masuk ke stopkontak dua-slot atau kabel ekstensi.

7) Jangan biarkan anak bermain dengan atau sekitar peralatan listrik seperti pemanas ruang,
besi, dan pengering rambut.

8) Gunakan penutupan keselamatan untuk "bukti anak" outlet listrik.

9) Gunakan kabel ekstensi listrik dengan bijak; tidak pernah overload kabel ekstensi atau soket
dinding
10) Segera mematikan, kemudian secara profesional mengganti, saklar lampu yang panas untuk
disentuh dan lampu yang berkedip.

5) TIPS MENCEGAH KEBAKARAN KARENA LISTRIK

Kabel, outlet, switch, pemutus sirkuit dan perangkat listrik lain adalah penyebab utama ketika
kebakaran rumah dan penyebab utama kedua kematian api.

Mari kita gunakan tips brikut :

 Mana pun arus listrik yang bersangkutan, alat pemadam api tidak boleh terlalu far.Replace
atau memperbaiki kabel yang longgar atau berjumbai di semua perangkat listrik.

 Jika outlet atau switch terasa hangat, mematikan sirkuit dan telah diperiksa oleh tukang listrik.

 Cobalah untuk menghindari kabel ekstensi. Jika Anda merasa kabel ekstensi yang diperlukan,
pastikan bahwa itu tidak robek atau usang. Jangan berjalan di bawah karpet atau sekitar pintu.

 Jangan pernah overload socket. Penggunaan outlet "gurita" atau "bar kekuasaan", ekstensi
outlet yang mengakomodasi beberapa busi, sangat tidak dianjurkan. Cobalah untuk
membatasi satu tinggi-watt ke setiap stopkontak alat individu pada suatu waktu.

 Jika perjalanan pemutus sirkuit atau pukulan sekering sering, mengurangi jumlah peralatan
pada baris tersebut. Di rumah tua banyak, kapasitas dari sistem kabel belum sejalan dengan
peralatan modern saat ini dan dapat membebani sistem listrik. Beberapa sinyal overload
meliputi: peredupan lampu ketika sebuah alat berlangsung, sekering meniup sering atau
menyusut gambar TV.

 Yakinkan ada banyak ruang udara di sekitar unit hiburan rumah seperti TV dan stereo untuk
menghindari overheating.

Meskipun beberapa kebakaran disebabkan oleh kegagalan sistem listrik dan cacat alat,
banyak yang disebabkan oleh penyalahgunaan dan pemeliharaan yang buruk peralatan listrik,
kabel salah pasang, dan sirkuit kelebihan beban dan kabel ekstensi.

Adapun tips-tips yang lain yaitu :

 Membuang atau mengganti kabel listrik yang aus atau rusak.


 Ketika bekerja pada setiap peralatan listrik, memeriksa, kemudian periksa, untuk
memastikan tidak ada sumber listrik yang mengalir.

 Jauhkan alat pemadam kebakaran berguna di daerah di mana Anda bekerja dengan peralatan
elektronik

 Jangan pernah berasumsi bahwa orang lain telah memotong sumber daya. Periksa diri Anda
sendiri.

 Hubungi listrik profesional untuk melakukan pekerjaan listrik yang luas.


Pemadam kebakaran

 untuk digunakan pada kebakaran listrik akan dilabeli sebagai C, SM, atau ABC pemadam.

 Instal RCBO - Residual Current Circuit Breaker dengan Perlindungan Arus berlebihan di
listrik dan di kamar mandi (ahli listrik terdekat tentang hal itu). Ini akan otomatis perjalanan
daya ketika jika Anda tidak sengaja menyentuh kabel hidup. Jangan mengabaikan item ini
karena item yang sangat sangat penting.

 Periksa kabel dan colokan pada semua peralatan listrik dan peralatan. Ganti segala sesuatu
yang usang, lusuh, dan aus. Kabel yang rusak adalah salah satu penyebab utama kebakaran
listrik rumah.

 Jangan soket listrik overburden. Menancapkan terlalu banyak hal dapat menyebabkan
overheating. Pedoman sederhana untuk menggunakan soket listrik untuk memeriksa berapa
banyak ruang yang telah untuk busi. Jika soket listrik hanya memiliki 2 outlet steker, maka
hanya mampu menangani banyak peralatan yang terpasang di pada waktu yang sama.

 Perpanjangan kabel yang baik untuk digunakan, tetapi tidak secara ekstensif. Dalam situasi
kabel ekstensi harus digunakan sebagai soket listrik permanen. Kabel perpanjangan tidak
dirancang untuk menangani listrik kuat terus menerus dan mereka dapat menyebabkan
kebakaran listrik jika kelebihan beban.

 Menjaga dan memeriksa semua peralatan listrik, peralatan, dan peralatan secara teratur.
Gunakan mereka hanya sebagai instruksi pada manual mereka. Jangan pernah mencoba untuk
menggunakan alat atau peralatan untuk tujuan selain apa yang mereka dirancang untuk
melakukan.

 Beberapa peralatan listrik telah 2-cabang plugs sementara yang lain memiliki 3 Prongs.
Jangan pernah memaksa plug 2-cabang ke stopkontak 3-cabang listrik dan sebaliknya.
Peralatan colokan diberikan sesuai dengan kebutuhan listrik aliran mereka dan ini harus
benar-benar dipenuhi. Jika tidak, mereka dapat dengan mudah menjadi sumber kebakaran
listrik.

 Gunakan pengaman pada soket listrik mencakup. Ini akan melindungi anak-anak dan
mencegah kecelakaan terjadi.

 Jauhkan tirai, tirai, pakaian, dan bahan mudah terbakar lainnya jauh dari radiator dan
pemanas.

 Membuang selimut listrik yang telah terkena tali dan wirings longgar. Ini adalah bahaya
utama karena dapat menyebabkan kebakaran listrik dan membakar luka kepada pengguna.
Sebisa mungkin, gunakan selimut listrik yang memiliki kontrol suhu. Ini biasanya datang
dengan perangkat keselamatan yang secara otomatis menonaktifkan selimut jika terlalu
panas.

 Jangan letakkan karpet atau permadani di atas kabel listrik dan kabel. Kabel listrik dengan
mudah dapat memicu terkena karpet di atasnya dan menyebabkan kebakaran besar. Jauhkan
kabel listrik dan kabel di mana Anda dapat melihat mereka.

 Hanya membeli elektronik dan peralatan yang telah melewati semua standar keselamatan.
Konsumen saat ini harus ekstra hati-hati karena banyak sub-par elektronik dan peralatan telah
membuat jalan mereka ke pasar.

 Watch out untuk sekering, lampu, busi, dan soket yang sering pendek sirkuit. Ini adalah
tanda-tanda kabel yang rusak dan sistem listrik kelebihan beban. Hubungi teknisi listrik untuk
mengatasi masalah ini segera.

 Instal detektor asap di tempat-tempat strategis di seluruh rumah. Menjaga mereka bersih dan
memelihara mereka secara teratur dapat mencegah kebakaran listrik dari merusak rumah.

 Jika Anda mencurigai atau melihat masalah listrik atau bau aneh, jangan ragu untuk
memiliki mereka diperiksa oleh orang yang kompeten.

 Jangan pernah menyimpan kain berminyak, terutama kain jenuh dengan roh mineral,
pengencer cat, atau minyak biji rami. Dalam kondisi tertentu, bahan-bahan ini spontan
membakar (mulai di atas api tanpa sumber yang dikenal).

 Simpan hanya jumlah minimum dari setiap bahan yang mudah terbakar di rumah Anda, dan
tetap dalam bahasa aslinya, atau UL yang menyetujui kontainer.
 Ajarkan anak Anda teknik evakuasi yang tepat dalam kasus kebakaran. Praktek latihan
kebakaran keluarga, dengan tempat pertemuan luar (oleh pohon di halaman depan, atau di
kotak surat atau depan gerbang. Dengan cara itu Anda semua akan tahu bahwa setiap orang
adalah aman luar. Jangan pernah kembali ke rumah terbakar.

 Menonton video pendidikan dari kebakaran rumah dengan anak Anda lebih tua. Asap akan
sangat hitam sangat cepat, tidak seperti kebakaran pada film.

 Anda punya waktu sangat sedikit untuk menghindari api.

 Jangan menghalangi pintu atau jendela yang mungkin diperlukan untuk menghindari api.

 Hubungi Departemen Pemadam Kebakaran setempat dan meminta Survei Rumah


Residential. Di sebagian besar wilayah mereka akan senang untuk keluar dan memberikan
nasihat dan Anda tidak diharuskan untuk melakukan apa pun yang mereka katakan jika Anda
tidak ingin. Ini benar-benar sukarela.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Energi listrik sangat vital manfaatnya bagi rumah kita. Hampir semua perlengkapan rumah
tangga dan hiburan, bergantung pada energi listrik. Penyebab terjadinya kebakaran banyak
disebabkan oleh korsleting listrik. Kebakaran dapat terjadi jika ada tiga unsur yaitu bahan
yang mudah terbakar, oksigen dan percikan api. Sementara menurut data yang dikumpulkan
oleh Dinas Kebakaran DKI sejak dari tahun 1992 s/d 1997 telah tejadi kebakaran sebanyak
4.244 kasus di mana yang 2135 kasus disebabkan karena konsleting listrik. Berarti 50% lebih
dari total kasus kebakaran disebabkan oleh listrik. Adapun penyebab kebakran yaitu dari
berbagai factor, yakni human error, hubungan singkat, kabel dan instalatir. Meskipun
beberapa kebakaran disebabkan oleh kegagalan sistem listrik dan cacat alat, banyak yang
disebabkan oleh penyalahgunaan dan pemeliharaan yang buruk peralatan listrik, kabel salah
pasang, dan sirkuit kelebihan beban dan kabel ekstensi.

2. SARAN
Kita dapat melakukan upaya tindakan preventif untuk mencegah bahaya kebakaran.
Diantaranya adalah :
 Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.

 Gunakan pemutus arus listrik ( sekering ) yang sesuai dengan daya tersambung, jangan
dilebihkan atau dikurangi.

 Kabel-kabel listrik yang terpasang di rumah jangan dibiarkan ada yang terkelupas atau
dibiarkan terbuka.

 Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar, stop kontak, steker (kontak tusuk)
yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia)/LMK
(Lembaga Masalah Kelistrikan) / SPLN (Standar PLN).

 Biasakan menggunakan material listrik, seperti kabel, saklar, stop kontak, steker (kontak
tusuk) yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia) / LMK
(Lembaga Masalah Kelistrikan) / SPLN (Standar PLN).


DAFTAR PUSTAKA

Biro Instalatir, Informasi Kelistrikan dan Panduan Pelayanan Pelanggan, PT PLN, PLN
Dis Jaya & Tangerang, 1996/1997, Jakarta.
Deni Almanda, Penghantar Energi Listrik, Majalah Elektro Indonesia, No. 15, Tahun III,
April/Mei 1997, Jakarta
Listrik potensial penyebab kebakaran, waspadalah, Majalah Konstruksi, April 1998,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai