Anda di halaman 1dari 21

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KUPANG

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak di inginkan, tidak mengenal waktu,
tempat, siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran masih banyak terjadi
disana sini. Hal ini menunjukkan betapa perlunya kewaspadaan pencegahan terhadap
kebakaran perlu ditingkatkan. Kebakaran dapat dicegah dengan melakukan pencegahan
dan penanggulangan kebakaran mulai dari perencanaan darurat kebakaran, organisasi/unit
penanggulangan kebakaran, penyediaan jalur evakuasi, penyediaan sarana dan fasilitas
dalam menghadapi kebakaran serta pembinaan dan latihan.
Kebakaran sebuah perusahaan merupakan sesuatu hal yang sangat tidak diinginkan.
Bagi tenaga kerja, kebakaran perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka
khususnya terhadap mereka yang tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat kehilangan
pekerjaan, sekalipun mereka tidak menderita cedera. Dengan kebakaran, juga hasil usaha
dan upaya yang sekian lama dengan susah payah dikerjakan dapat menjadi hilang sama
sekali.
Dari pernyataan di atas, tentang masalah kebakaran yang terjadi pada sebuah
perusahaan (rumah sakit) akan membawa dampak ;
1. Kerugian material dan korban jiwa yang tidak sedikit
2. Kesan tidak terjaminnya keselamatan kerja di suatu tempat kerja
3. Pengaruh psichologis yang dapat mengurangi semangat kerja karyawan yang
dapat merugikan pembangunan pada sebuah perusahaan umunya
Sehinggasudah menjadi kewajiban bagi suatu perusahaan untuk mengupayakan
terciptanya tempat kerja yang aman dan melakukan upaya-upaya pencegahan terjadinya
kecelakan dan bencana serta memberikan kesempatan/jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian berbahaya sesuai dengan UU no.1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pedoman ini adalah sebagai petunjuk dalam menangani pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran di rumah sakit.
Yang bertujuan untuk mengamankan dan menyelamatkan jiwa, harta benda serta
kelangsungan fungsi pelayanan kesehatan pada sebuah rumah sakit

1
3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini meliputi ;
- Ketentuan umum
- Alat pemadam api ringan
- Manajemen pengamanan kebakaran
Ketentuan-ketentuan lain meliputi
1. Peraturan dan pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum
mengenai pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.
2. Peraturan-peraturan / pedoman mengenai :
a. Ketentuan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung
b. Pedoman sistem instalasi listrik pada fasilitas pelayanan kesehatan
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/19487 tentang
Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia
d. Petunjuk-petunjuk dalam rangka pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran dan ledakan pada fasilitas pelayanan kesehatan
e. Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 1987
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung

BAB II
PENGERTIAN DAN DEFINISI

1. Kebakaran adalah suatu bencana yang tidak dikehendaki yang dapat


menimbulkan kerugian.
2. Pencegahan kebakaran ialah segala usaha secara berencana untuk
memadamkan atau menghindarkan kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran.
3. Pemadam kebakaran ialah memisahkan hubungan langsung dari ketiga unsur
penyebab kebakaran (bahan bakar, panas, oxigen)
4. Penanggulangan kebakaran ialah segala daya upaya untuk mencegah dan memberantas
terjadinya kebakaran
5. Alat pemadam kebakaran ialah alat untuk memadamkan kebakaran
6. Alat perlengkapan pemadam kebakaran ialah alat yang digunakan untuk melengkapi alat
pemadam kebakaran. Seperti ; ember, karung goni, tangga, kaleng, karung pasir, dll.
7. Daerah kebakaran ialah daerah yang terancam bahaya kebakaran yang mempunyai jarak
50 meter dari titik kebakaran terakhir
8. Daerah bahaya kebakaran ialah daerah yang terancam bahaya kebakaran yang
mempunyai jarak 25 meter dari titik kebakaran terakhir.
9. Detektor kebakaran adalah detektor yang berfungsi mendeteksi awal adanya suatu
kebakaran
10. Detektor panas ialah detektor yang bekerja berdasarkan panas

2
11. Detektor asap adalah detektor yang bekerja berdasarkan batas konsentrasi asap tertentu

BAB III
FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN

3.1. Api
Api adalah suatu reaksi kimia yang dikenal atau yang disebut sebagai
pembakaran. Nyala api yang tampak pada hakikatnya adalah masa zat yang sedang
berpijar yang dihasilkan didalam proses kimia oksida yang berlangsung secara cepat
dan disertai pelepasan sinar dan energi/panas.

Api atau kebakaran dapat terjadi karena adanya pertemuan 3 unsur dalam
perbandingan yang tepat, yaitu;

- Unsur bakar atau setiap bahan yang beroksidasi baik padat, cair, dan gas
- Oksigen / zat pembakaran (dari udara/bahan oksidator)
- Panas/sumber nyala yang cukup
Setelah terjadi pembakaran atau terbakar suatu benda atau bahan yang terbakar
akan mengalami perubahan fisik menjadi gas dan atau secara kimia akan
menghasilkan atom-atom yang berdiri bebas (radikal).

3.2. Kebakaran
Sumber potensial penyebab kebakaran;
1. Ditempat kerja secara umum
a. Api terbuka seperti pengelasan, pemotongan dengan gas acetelin, dapur api,
api rokok, dll.
b. Permukaan panas seperti pesawat/instalasi pemanas, pengering, oven apabila
tidak terkendali/kontak dengan bahan hingga mencapai suhu penyalaan dapat
menimbulkan kebakaran
c. Peralatan listrik yang mempunyai potensial kebakaran apabila tidak memenuhi
standar keamanan dalam pemakaian misalnya : pembebanan lebih, tegangan
tinggi, bunga api pada motor listrik.
2. Khusus dirumah sakit
Sumber potensial penyebab kebakaran dirumah sakit sama halnya dengan
potensi penyebab kebakaran pada tempat kerja lain. Disini dititik beratkan pada
penggunaan peralatan pada tempat-tempat atau bagian dirumah sakit mengingat
rumah sakit mempunyai ciri yang khusus seperti ;
a. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien (alat elektro medis, gas / cairan
berbahaya yang mudah terbakar/meledak dan zat radio aktif
b. Pada bagian penunjang rumah sakit seperti laboratorium / rontgen yang
banyak menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kebakaran
(bahan-bahan kimia)

3
c. Pada bagian dapur yang menggunakan ketelbanyak menggunakan listrik, gas,
dan minyak tanah sebagai sumber energi
d. Pada bagian loundry mempergunakan listrik untuk mencuci . setrika dan
pengeringan
e. Faktor lingkungan diluar rumah sakit yang rawan terhadap kebakaran
f. Faktor keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja dalam
mempergunakan peralatan yang berbahaya dan kebakaran
g. Faktor pengunjung pasien pada jam-jam pengunjung dan pada umumnya
awam terhadap bahaya kebakaran

3.3. Aspek-aspek penyebab kebakaran :


1. Sumber daerah
Daerah produksi, penimbunan, fasilitas pelayanan, jalan keluar yang aman, daerah
perjalanan kendaraan.
2. Sumber pelayanan
Perilaku unsur pelayanan (merokok, dll) perlengkapan listrik, perlengkapan
proses, tempat masak/pemasangan, mengelas/memotong.
3. Bahan-bahan yang mudah menyala
Gas, larutan, kimiawi, kayu/papan, textile, dll.
4. Keadaan/tindakan yang membahayakan
Kesalahan mekanis, tidak berjalannya sistem, prosedur yang tidak aman, salah
penggunaan peralatan, tidak adanya latihan.
5. Kesalahan pemadamanKeterlambatan dekteksi, tidak adanya sistem alarm, tidak
adanya alat-alat pemadam api, kesalahan pemeliharaan alat pemadam api,
keterlambatan datangnya dinas pemadam.

3.4. Sumber potensial penyebab terjadinya kebakaran pada peralatan medis


di rumah sakit
Peralatan medis adalah peralatan yang digunakan untuk keperluan diagnostik,
therapy, maupun keperluan riset dalam bidang kesehatan.
Pada pengoperasian peralatan tidak terlepas pada media-media lain yang terkait
seperti pemakaian bahan habis pakai, reagensia, gas-gas medis bahan bakar, dan lain-
lain, oleh karena itu terkecuali peralatan anaesthesia dan beberapa peralatan
laboratorium yang tidak memerlukan persyaratan khusus dalam pengoperasiannya
1. Ruang perawatan dan ruang Emergency:
- Penggunaan regulator compressed oxigen pada pemakaian ventilator
unit/respirator
- Terjadinya kegagalan isolasi / korseleiting listrik pada peralatan seperti lampu
emergency, monitoring unit, defibrillator, dlsb.
2. Ruang Operasi :
- Pemakaian zat-zat yang mudah terbakar seperti : ether, fluthane, halothane,
nitorus oxyde

4
- Disamping itu juga diperhatikan oxigen bertekanan tinggi yang mudah
terbakar
- Terjadinya percikan/loncatan bunga api terhadap bahan-bahan yang mudah
terbakar seperti : ether, alkohol, dll
- Terjadinya kegagalan isolasi pada alat sterilisator kecil ataupun alat
elektromedis lainnya yang ada diruang operasi
3. Ruang radiologi
- Terjadinya gerakan/gesekan mekanis pada alat rontgen sehingga
menimbulkan panas/bunga mekanis dan dapat menyakibatkan kebakaran
- Terjadinya kegagalan isolasi pada rangkaian listrik dari alat juga pada kabel
tegangan tinggi (high tension cable)
4. Ruang laboratorium
- Untuk keperluan pemeriksaan laboratoris sering dipergunakan asam dan basa
yang dapat menimbulkan luka bakar
- Pengguaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti alkohol absolut
5. Ruang Pharmasi dan apotik
- Didalam pharmasi atau apotik selain obat-obatan disimpan juga bahan- bahan
yang mudah terbakar , seperti : alkohol
6. Ruang service/dapur
- Pada umumnya didapur dipergunakan kerosene atau LPG sebagai bahan bakar
untuk memasak
- Disamping itu dalam proses memasak dipergunakan minyak goreng dan
airpanas yang apabila tumpah dapat menimbulkan luka bakar
7. Ruang generator set
- Untuk pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan oleh mesin diesel/generator,
menggunakan minyak solar sebagai bahan bakar nya, minyak solar ini dapat
menimbulkan bahaya kebakaran apabila terkena percikan api/loncatan bunga api
dari genset

BAB IV
PEMADAM KEBAKARAN

4.1. Peralatan Pemadam kebakaran


Ada beberapa alat pemadam api yang dibuat menurut standard yang berlaku untuk
memudahkan cara penggunaannya yang praktis.Pada umumnya alat pemadam api
dapat dipergunakan dengan mekanisme yang sederhana , seperti dengan menekan
pelatuk, membuka kran atau menjalankan pompa dengan tangan. Dalam dal ini
diperlukan latihan agar pemakai mengetahui cara penggunaannya.

5
4.1.1. Alat pemadam kebakaran portable
1. Alat pemadam api sederhana
Pasir, karung goni, dll
2. Alat pemadam api air
Alat pemadam api ini pada dasarnya adalah tabung yang berisi air dan
diberikan tekanan dengan pompa udara, gas CO2, atau gas N2
3. Alat pemadam api ringan (APAR)
Alat pemadam api ringan harus sesuai dengan klasifikasi bahaya
kebakaran yang ada: kelas A, B, C, D dan K.

Klasifikasi kebakaran APAR


Kebakaran dibagi dalam 5 kelas berdasarkan terutama kepada benda yang
terbakar. Klasifikasi ini menolong asesmen bahaya dan penentuan jenis media
pemadam yang paling efektif. Juga digunakan untuk klasifikasi, ukuran, dan
pengujian alat pemadam api ringan/ APAR
a. Kelas A
meliputi benda mudah terbakar biasa: antara lain kayu, kertas dan kain.
Perkembangan awal dan pertumbuhan kebakaran biasanya lambat, dan karena
benda padat, agak lebih mudah dalam penanggulangannya. Meninggalkan debu
setelah terbakar habis.
Simbol :

b. Kelas B
meliputi cairan dan gas mudah menyala dan terbakar antara lain bensin, minyak
dan LPG.Jenis kebakaran ini biasanya berkembang dan bertumbuh dengan
sangat cepat.
Simbol :

c. Kelas C
meliputi peralatan listrik yang hidup: antara lain motor listik, peralatan listrik,
dan panel listrik. Benda yang terbakar mungkin masuk dalam kelas

6
kebakaran lainnya. Bila daya listrik diputus, kebakaran bukan lagi sebagai kelas
C. Tidak penting peralatan listrik dihidupkan atau dimatikan, tetap peralatan
tersebut masuk dalam Kelas C.
Simbol :

d. Kelas D
meliputi metal terbakar antara lain magnesium, tirtanium dan zirconium. Jenis
kebakaran ini biasanya sulit untuk disulut (ignited) tetapi menghasilkan panas
yang hebat. Kebakaran kelas D amat sulit untuk dipadamkan, dan untungnya
jarang dijumpai.
Simbol :

e. Kelas K
meliputi minyak untuk memasak. Ini adalah kelas terbaru dari kelas-kelas
kebakaran.
Simbol :

4.1.2. Perlengkapan Alat Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakar


Alat pemadam api ringan (FireExtinguisher)adalah alat untuk memadamka n api
berbentuktabung silinder yang dapat dioperasikan secara manual oleh seseorang
untukmemadamkanapi pada awal timbulnya kebakaran (ketika api masih kecil), yang
beratnya 3-16 kg. APAR terdiridari beberapa jenis sesuai dengan bahan dan isinya
yaitu:
A. Air
Mediapemadam api air ini telah dipakai sejak dahulu saat belumditemukannya
bahanpemadam api lain dan masih dipakai sampai sekarang pada kasus tertentu
saja.Sifat air dalam pemadam kebakaran

7
adalah menyerap panas dan ini sangat tepat untuk kelas api A.Pada umumnya
ada 3 macam APAR air yaitu dengan pompa tangan, air betekanan,
asamsoda. Namun media air tidak boleh digunakan untuk :
1. Kebakaran listrik (Kelas C)
2. Kebakaran minyak (Kelas B)
3. Kebakaran logam (Kelas D)
4. Kebakaran yang reakti& terhadap air (Kelas B)
B. Busa
APAR jenis busa ada dua macam yaitu busa kimia dan busa mekanik busa
kimia dibuatberbentuk busa/gelombang yang berisi zat arang dan karbon
dioksida, sedangkan busa mekanik dibuat dari campuran zat arang dengan udara.
Bahan ini sangat tepatdigunakan pada kebakaran kelas B. Busa memadamkan
api melalui kombinasi tiga aksipemadam yaitu menutupi, melemahkan dan
mendinginkan.
1. Menutupi / menyelimuti bagian yang terbakar dengan busa, sehingga
kontakdengan oksigen teputus.
2. Melemahkan yaitumencegahterjadinyapenguapan cairan
yangmudah terbakar.
3. Pendingin yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar agar
suhunyamenurun.

C. Serbuk kimia kering ( Dry


Chemical )
Dry
Chemicaldapatdigunakanuntuksemuajeniskebakaran,tidak berbahaya bagi
manusia/binatang karena tidak beracun.Bahan dry chemical disebut sebagai
bahanpemadam kebakaran yang berfungsi ganda(multi purpose
extinguisher).
1. Tidak menghantar listrik, powder berfungsi mengikat oksigen (isolasi) dan
juga dapatmengikat gas-gas lain yang membahayakan.
2. Dapat menurunkan suhu, mudah dibersihkan dan tidak merusak alat- alat,

8
D. CO²Carbon dioksida
Gas CO²digunakan untuk memadamkan api karena CO²dapat mengurangi kadar
oksigendari udara pada saat kebakaran murah, bersih dan dapat digunakan untuk
pemadaman api yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan.
Bahan pemadam kebakaran CO²
atau karbon dioksida berupa gas dan dapat digunakan untuk memadamkan segala jenis
kebakaran terutama kelas C. Dengan menghembuskan gas CO² akan dapat mengusir
dan mengurangi prosentase oksigen (O²) yang ada di udara sampai 12 % < 15 % - Gas
CO² ini lebih berat dari pada udara dan seperti gas-gas laintidak menghantar listrik,
tidak berbau dan tidak meninggalkan bekas/bersih.

E. Hallon
Alat pemadam ini mengeluarkan uap dan gas yang menyelimuti api
dan menyingkirkan oksigen sehingga dapat memadamkan api. Atom bromin
merupakan terminator dari proses oksidasi yang terjadi pada saat kebakaran. Salah
satu kelemahan dari jenis pemadam ini adalah jika terdapat logam yang terbakar maka
BCF dapat terdegradasi
dan membentuk hydrogen halide yang bersifat beracun dan korosif.
Gas halotron adalah senyawa kimia yaitu hydro chclorofluoro carbon (HCFC).
Merupakan senyawa dari 1,1-dichloro-1-fluoroethane dan chemical abstracts.

9
Keuntungan APAR jenis hallonyaitu.
 Merupakan pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan residu.
 Sangat efektif untuk digunakan pada semua resiko kelas kebakaran A, B dan C
 Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif), sehingga tidak akan menye
babkankerusakan pada peralatan elektronik dan alat perkantoran modern
lainnya.
 Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.

Empat langkah dalam menggunakan alat pemadam kebakaran dapat diingat melalui akronim
sederhana: PASS atau TATS
P -Pull The Pin
Tarik kunci pengaman
A - Aim Low
Arahkan ke dasar api
S - Squeeze
Tekan tuas
S - Sweep
Sapukandarisisikesisi

10
Lokasi alat pemadam api ringan (APAR)
A. Tempatkan APAR :
- mudah terlihat, termasuk instruksi pengoperasiannya dan tanda
identifikasinya.
- mudah dicapai (APAR harus tidak terhalang oleh peralatan atau material-
material)
- di atau dekat koridor atau lorong yang menuju exit
- dekat dengan area yang berpotensi bahaya kebakaran, akan tetapi tidak terlalu
dekat karena bisa rusak oleh sambaran api
- di mana orang tidak menggunakan APAR untuk risiko yang tidak semestinya,
misalnya menggunakan APAR jenis gas pada area yang tidak berventilasi
- APAR tidak akan rusak karena terkorosi oleh proses kimia
- APAR terlindungi dari kerusakan jika ditempatkan di luar ruangan

B. Dalam Area Khusus


Apabia bahan yang disimpan mudah terbakarnya tinggi di dalam ruangan yang
kecil atau tempat tertutup, tempatkan APAR di luar ruangan (ini akan digunakan
oleh pengguna untuk memadamkan api).
Untuk ruangan yang berisi peralatan listrik
- tempatkan APAR di dalam atau dekat ruangan
- Pada kendaraan atau di area di area dimana APAR ditempatkan di area yang
bising atau bergetar, pasang APAR dengan pengikat yang dirancang untuk tahan
terhadap getaran

11
Pemasangan APAR ditentukan sebagai berikut :

APAR di dinding

Jenis-jenis APAR
- Alat pemadam api serbuk kima kering
- Alat pemadam api BCF/halon 1211
- Alat pemadam api CO2
- Alat pemadam api Busa

4.2. Manajemen Pengaman Kebakaran


Secara Umum Bangunan rumah sakit harus mempunyai Manajemen Pengamanan
Kebakaran (MPK) yang dipimpin oleh seorang manajer keselamatan kebakaran, sesuai
dengan UU No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, PP No. 36 Tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Tugas MPK adalah membuat Rencana Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Plan),
Rencana Tindak Darurat Kebakaran (Fire Emergency Plan), dan Pelatihan Evakuasi &
Relokasi serta Pelatiham Kebakaran (Fire Drill), serta pembuatan prosedur operasional
standar (POS) terkait.
Administratif setiap hunian layanan kesehatan harus memberlakukan, menyediakan,
dan memberikan salinan tertulis Tugas MPK ke semua personil supervisi, untuk proteksi
semua orang pada saat terjadi kebakaran, untuk evakuasi mereka ke daerah berhimpun
yang aman (areas of refuge), dan evakuasi mereka ke luar bangunan bila diperlukan.
Semua karyawan harus diberi instruksi dan diberi tahu secara berkala terhadap
tugas-tugas di bawah rencana keselamatan kebakaran (MPK).
1. Rencana Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Plan)
Rencana Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Plan) adalah sebuah rencana
tertulis yang meliputi antara lain :
- Pemberitahuan darurat via telepon ke instansi pemadam kebakaran
- Isolasi api kebakaran
- Evakuasi daerah yang terkena

12
- Evakuasi kompartemen asap (tempat tidur pasien)
- Persiapan untuk evakuasi lantai dan bangunan
- Pemadaman kebakaran
2. Rencana Tindak Darurat Kebakaran (Fire Emergency Plan)
Rencana Tindak Darurat Kebakaran (Fire Emergency Plan) meliputi antara lain:
- Proteksi pasien
- Respon Petugas
3. Pelatihan Kebakaran (Fire Drills)
- Pelatihan harus dilakukan setiap kwartal pada setiap giliran/ shift kerja untuk
membiasakan petugas (perawat, intern, teknisi pemeliharaan, dan staf
administrasi) dengan sinyal dan tindakan darurat yang diperlukan di bawah
berbagai kondisi
- Karyawan rumah sakit harus diberi instruksi dalam prosedur dan peralatan
keselamatan kebakaran
- Sekurang-kurangnya satu kali setiap tahun, atau apabila terdapat renovasi,
pengalihan fungsi ruangan atau lantai, atau konstruksi bangunan baru, MPK
harus melakukan evaluasi keselamatan kebakaran
- keselamatan kebakaran harus menggunakan FSES (Fire Safety Evaluation
System) sesuai dengan NFPA 101A, Guide on Alternative Approaches to Life
Safety, untuk bangunan rumah sakit.

BAB V
TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

5.1. Pencegahan Kebakaran


1. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab personil
2. Peningkatan kewaspadaan dan kesiagaan personil
3. Pengawasan dan penggantian alat-alat yang mengandung bahya potensial rawan
bakar tinggi secara teratur
4. Adanya petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis pada setiap peralatan secara jelas
5. Peningkatan kesadaran bahaya akan kebakaran merupakan tanggung jawab setiap
personil
6. Dilarang meletakkan/membuang puntung rokok berapi disembarang tempat
7. Dilarang berbaring ditempat tidur sambil merokok
8. Dilarang main api
9. Dilarang menyalakan lampu, pelita, lilin disembarang tempat
10. Dilarang mengisi minyak kompor yang sedang menyala
11. Dilarang memasak baik dengan kompor gas atau minyak tanah ditempat- tempat
yang tidak diperuntukkan memasak
12. Dilarang menyambung atau menambah instalasi listrik tanpa diperiksa terlebih
dahulu oleh instalasi pemeliharaan sarana (IPSRS)

13
13. Dilarang membakar sampah atau sisa-sia kayu di lingkungan rumah sakit
14. Dilarang membakar sampah yang berisikan bahan yang mudah meledak
15. Dilarang membiarkan orang-orang yang tidak berkepentingan berada ditempat
peka terhadap bahaya kebakaran
16. Dilarang merokok didalam ruangan generator
17. Dilarang memperbaiki kendaraan bermotor di tempat parkir
18. Dilarang meninggalkan tugas pada waktu mesin-mesin dinyalakan bagi
petugas jasa generator

5.2. Penanggulangan Kebakaran Rumah Sakit Bhayangkara Kupang


Kebakaran dapat terjadi di mana saja, tak terkecuali di rumah sakit. Rumah Sakit,
sepertihalnya bangunan yang lain, sewaktu-waktu dapat mengalami kebakaran karena
di Dalamnya terdapat beberapa bahan-bahan yang mudah terbakar. Bahan-bahan
tersebut antara lain,tabung oksigen, bahan- bahan kimia, kertas, kain, barang-barang
elektronik, dan lain-lain.
Untuk itu, diperlukan suatu upaya yang tersistem dalam rangka upaya pencegahan dan
penanggulangan kebakaran di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang. Dengan adanya
upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang sistematis, kerugian yang
timbul akibat adanya kebakaran di Rumah sakit akan dapat diminimalisasi.
Rumah sakit perlu melatih dan menyiapkan sumberdaya untuk penanggulang an
bencana kebakaran sesuai dengan standard operasional prosedur
penanggulangan bencana yang sekaligus sebagai kegiatan untuk menguji cobakan
sistem siaga bencana dengan tujuan keselamatan. Kebakaran dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja, tidak ada tempatkerja yang dapat dijamin bebas resiko dari
bahaya kebakaran. Kebakaranditempat kerja dapat membawa
konsekuensi yang berdampak merugikan banyak pihak apalagi bila terjadi di rumah
sakit.
Dalam peristiwa semacam ini, hampir selalu terjadi dimana jumlah korban yan
gmemerlukan pertolongan jauh lebih banyak dibanding tenaga penolong yang ada.
Karena ituharus disiapkan cara tertentu sehingga pada saat dibutuhkan, tindakan dapat
dilakukan secaraefektif dan efisien.
Dalam upaya penanggulangan kebakaran di rumah sakit, dikenal sebuah kode
emergensi “CODE RED” yang menandakan adanya kejadian kebakaran di rumah
sakit.Untuk menanggulangi setiap kejadian kebakaran (CODE RED), di rumah sakit
perlu dibentuk suatu tim code red untuk melaksanakan tugas dalam meminimalisasi
kerugian yang dapat terjadi. Dalamsatu rumah sakit, dapat dibagi-bagi ke dalam
beberapa timcode red yang disesuaikan denganluas rumah sakit, lokasi bangunan, dll.
Tim code red yang bertugas dicantumkan dalam papan code red yang berisi pembagian
tugas petugas pada saat terjadi kebakaran, ditandai denganhelm dengan warna-warna
yang berbeda- beda.Nama petugas yang tercantum dalam papan Code red disesuaikan
dengan jadwal shift jaga petugas.
A. Pembagian tugas yang tercantum didalam papan code red meliputi

14
1. PJ Api (helm merah)
Petugas yang terjadwal sebagai PJApi akan bertugas sebagai pemberi
komando bagipetugas atau orang-orang disekitarnya untuk melaksanakan
penanggulangan api padasaat terjadi bencana kebakaran.
2. PJ Pasien (helm kuning)
Petugas yang bertindak sebagai PJ pasien mempunyai tugas untuk memberi
komando untuk melaksanakan pertolongan pada saat terjadi darurat medis
yang terjadi pada saat bencana. Pada saat upaya evakuasi terkendala dengan
jumlah pertugas yang terbatas,maka upaya evakuasi disesuaikan dengan
urutan prioritas merah (pasien tidak stabil, memerlukan alat bantu medis),
kuning (pasien stabil, mobilitas terbatas), dan kemudian ungu (pasien tidak
stabil, harapan hidup kecil), untuk kelompok pasien hijau dapat melakukan
evakuasi secara mandiri menuju titik berkumpul yang aman sesuai dengan
petunjuk dari petugas.
3. PJ Dokumen (helm putih)
Petugas PJ dokumen akan melakukan pengelompokan dokumen sebagai dasar
prioritasevakuasi dokumen pada saat terjadi bencana. PJ dokumen akan
memberi komando pada orang disekitarnya untuk melakukan evakuasi
dokumen sesuai prioritas dokumenwarna merah (dokumen rahasia)-kuning
(dokumen internal, berisiko ada tuntutan ganti rugi keuangan dan hukum)-
hijau (dokumen publik dan tidak rahasia)
4. PJ set (helm biru)
Petugas yang tercantum sebagai PJ asset akan memberikan komando untuk
melakukanupaya evakuasi asset yang mampu untuk dievakuasi berdasarkan
prioritas, yaitu merah(asset yang mudah terbakar), kuning (asset yang
mengandung radiasi, kontaminasi danlimbah berbahaya), biru (asset yang
berhubungan dengan life saving), dan hijau (asset yang memiliki nilai
investasi tinggi).

Contoh jadwal pembagian tugas code Red

15
Dalam prosedur penanggulangan bencana di rumah sakit,setiap pegawai memiliki
kemampuan dasar untuk dapat melakukan keterampilan wajib yang meliputi penggunaan Alat
Pemadan Api Ringan APAR evakuasi pasien/ korban, Bantuan hidup dasar, serta cuci tangan
dalam pengendalian Infeksi Simulasi kebakaran dilakukan secara berkala agar dapat
melakukan tindakan pertolongan pada saat kejadian bencana. Denga nadanya sistem
penanggulangan kebakaran di Rumah Sakit yang terencana dengan baik, diharapkan dapat
meminimalisasi kerugian ataupun korban jiwa dalam bencana kebakaran yang terjadi di
rumah sakit.

Diagram penanggulangan kebakaran


- Direktur
TIM PENGENDALI
- Dinas Jaga
- IPSRS
- Security

Unit kerja Unit kerja Unit kerja


Di lokasi kejadian di sekitar lokasi Di luar lokasi
kejadian kejadian

Keterangan :

A B C

A. Unit kerja dilokasi kebakaran


B. Unit kerja disekitar lokasi kebakaran
C. Unit kerja diluar lokasi kebakaran

Uraian Tugas :

1. direktur

16
- Memimpin dan mengendalikan penanggulangan kebakaran, serta
memerintahkan untuk mengisyaratkan tanda bahaya

- segera melaporkan kejadian kebakaran kepada :

- Dinas pemadam kebakaran, kepolisian, pemda setempat

- memberitahukan kejadian kepada unit kerja lain ( IPSRS dan Security)

- menentukan tempat untuk evakuasi pasien, dokumen, dan peralatan

2. Dinas Jaga

- memerintahkan untuk membunyikan tanda bahaya

- memimpin dan mengedalikan penanggulangan kebakaran yang terjadi diluar


jam kerja. Setelah direktur datang, tugas diserahkan kepada direktur

- segera melaporkan kejadian kebakaran tersebut kepada dinas pemadam


kebakaran, kepolisian dan pemda

- memberitahukan kejadian kepada unit kerja lain ( IPSRS dan Security)

- menentukan tempat untuk evakuasi pasien, dokumen, dan peralatan

3. IPSRS

- setelah menerima pemberitahuan/mengetahui adanya kebakaran segera


mematikan aliran listrik

- memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam yang ada

- melaksanakan kegiatan dan usaha dalam bidang tugasnya agar kebakaran tidak
meluas

- mengecek semua alat pemadam api, menyiapkan serta membawanya kelokasi


kebakaran

4. Security

- memadamkan api dilokasi kebakaran dengan menggunakan alat pemadam yang


ada

- menyiapkan alat pemadam api dan membawanya kelokasi kebakaran

- melaksanakan kegiatan dan usaha agar kebakaran tidak meluas

- melakukan pengawasan dilokasi kebakaran agar usaha pemadaman api berjalan


lancar

17
- mencegah orang-orang yang tidak berkepentingan mendekati lokasi kebakaran

- satu orang ditinggalkan di unit kerja/pos masing-masing untuk mengawasi


keamanan dan ketertiban dilingkungan kerja masing-masing

- sisanya dikerahkan untuk membantu memadamkan api dilokasi kebakaran dan


mengamankan jalan untuk evakuasi

5. petugas unit kerja dilokasi kebakaran

- melaporkan kejadian kebakaran kepada tim pengendali

- memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam yang ada tersedia

- mengevakuasi pasien, dokumen, dan peralatan rumah sakit serta barang milik
pasien

- melaksanakan kegiatan dan usaha dalam bidangnya agar kebakaran tidak


meluas

6. petugas unit kerja disekitar kebakaran

- mengevakuasikan pasien, dokumen, dan peralatan rumah sakit yang dipandang


perlu

- menyingkirkan barang-barang yang mudah terbakar

- membantu mengatasi kebakaran

7. petugas unit kerja diluar lokasi kebakaran

- meninggalkan beberapa petugas untuk mengawasi ketertiban dan menjaga


pasien diunit kerja masing-masing agar tidak panik

- menyiapkan tempat tidur bagi pasien diunit kerja masing-masing agar sewaktu-
waktu diperlukan dapat menampung pasien yang dievakuasikan dari lokasi
kebakaran

- perawat dan petugas adminstrasi lainnya dikirim kelokasi kebakaran untuk


membantu evakusi pasien, dokumen dan peralatan rumah sakit

Tindakan yang perlu diperhatikan pada waktu terjadinya kebakaran

- membunyikan tanda bahaya

- memanggil dinas kebakaran

- memadamkan api dengan segera

18
- pengungsian (evakuasi)

Tindakan pada waktu terjadinya kebakaran

- setiap anggota yang mengetahui adanya kebakaran, segera mengambil tindakan untuk
memadamkan kebakaran dengan alarm terdapat disekitarnya, sambil meneriakkan
“KEBAKARAN” berulang kali

- anggota yang mendengar adanya kebakaran segera menuju ketempat kejadian untuk
meneliti kebenarannya

- segera meminta bantuan kepada petugas lain untuk membantu pemadaman dan sekaligus
melapor kepada kepala

Methode evakuasi dan kebakaran

1. Pasien

Pasien yang dapat berjalan dibimbing/dituntun keluar dari lokasi kebakaran melalui pintu
darurrat menuju ketempat evakuasi

Pasien yang tidak dapat berjalan di evakuasi dengan cara : dipapah, digendong, kursi
roda, tempat tidur beroda, dibungkus dengan selimut/seprai kemudian ditarik

Pasien yang berada diruangan gedung bertingkat di evakuasikan dengan cara : melalui
tangga darurat, memalui jalan landai (ramp), menggunakan tali peluncur, melompat
kedalam jaring.

Menyiapkan tempat penampungan dengan cara : menggunakan tempat tidur yang kosong
beserta kasur, bantal, seprai, sarung bantal tersedia/cadangan

Peralatan tempat tidur pasien dilokasi kebakaran yang masih dapat diselamatkan dikirm
ketempat penampungan

2. Dokumen dan peralatan

Dokumen dan peralatan penting yang masih dapat diselamatkan dikumpul dan diadakan
pencatatan oleh petugas administrasi

Petugas administrasi membawa dokumen dan peralatan penting ketempat penampungan

19
PENUTUP

Pedoman ini disusun untuk penanggulangan dan pencegahan bahya kebakarandi Rumah
Sakit Bhayangkara Kupang. Mohon maaf apabila masih banyak yang kurang sempurna dalam
penyusunan pedoman ini,. Untuk itu kami mengharapkan bantuan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk dapat dijadikan penyesuaian dan penyempurnaan pada masa yang datang.

Kupang,

KARUMKIT BHAYANGKARA KUPANG

20

Anda mungkin juga menyukai