Anda di halaman 1dari 61

Penanggulangan Kebakaran

Tingkat Dasar I

DENI SETIAWAN, S.S.T


O HS S U P E R V I S O R P T . S A G O P R I M A P R A T A M A ( J R E S O U R C E S )
Kurikulum & Silabi Penanggulangan
kebakaran Tingkat Dasar 1
No Kurikulum Silabi

1 Norma Penanggulangan Kebakaran Dasar-dasar K3 Penanggulangan Kebakaran


2 Manajemen penaggulangan Dasar-dasar manajemen penanggulangan kebakaran
kebakaran
3 Teori Api dan anatomi Kebakaran I 1. Teori api dan anatomi kebakaran
2. Prinsip-prinsip pencegahan dan Teknik
penanggulangan kebakaran

4 Pengenalan sistem proteksi kebakaran 1. Sistem proteksi pasif (Kompertemanisasi)


2. Sistem proteksi Aktif (Apar, Hydrant, dll)
5 Prosedur darurat bahaya kebakaran Pengetahuan prosedur menghadapi kebakaran
6 Praktek Pemadaman menggunakan APAR/Hydrant
Norma 1

Penanggulangan
Kebakaran
D A S A R - D A S A R K 3 P E N A N GGU L A N G A N K E B A K A R A N
Dasar-dasar K3 Penanggulangan Kebakaran

Dasar-dasar K3 Penanggulangan Kebakaran

UU No. 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja.


“Pasal 3, syarat-syarat keselamatan kerja, Huruf B” : Mencegah, mengurangi & Memadamkan
kebakaran.

Kepmenaker R.I No. KEP. 186/MEN/1999, Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Ditempat
Kerja
Kepmenaker R.I No. KEP. 186/MEN/1999,
“Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Ditempat Kerja” Pasal, 2

1. Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah,


mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan
penganggulangan kebakaran di tempat kerja.
Kepmenaker R.I No. KEP. 186/MEN/1999,
“Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Ditempat Kerja” Pasal, 2

2. Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a) Pengendalian setiap bentuk energi;
b) penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi;
c) pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d) pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja
e) penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;
f) memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat yang berpotensi
bahaya kebakaran sedang dan berat.
Kepmenaker R.I No. KEP. 186/MEN/1999,
“Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Ditempat Kerja” Pasal, 2

3. Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana


deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi
serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
Kepmenaker R.I No. KEP. 186/MEN/1999,
“Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Ditempat Kerja” Pasal, 2

4.Buku rencana penanggulangan keadaan darurat kerbakaran sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) huruf f, memuat antara lain:
a) informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara
pencegahannya;
b) jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di
tempat kerja;
c) prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya
kebakaran;
d) prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran.
Kepmenaker R.I No. KEP. 186/MEN/1999,
“Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Ditempat Kerja” Pasal, 5

Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 terdiri dari :


a) Petugas peran kebakaran;
b) Regu penanggulangan kebakaran;
c) Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d) Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis.
Kepmenaker R.I No. KEP. 186/MEN/1999, Pasal, 7
“Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Ditempat Kerja”

Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a


mempunyai tugas :

a) Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat


menimbulkan bahaya kebakaran;
b) Memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c) Mengarahkan evakuasi orang dan barang;
d) Mengadakan koordinasi dengan instasi terkait;
e) Mengamankan lokasi kebakaran.
Manajemen 2

Penanggulangan
Kebakaran
MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Dasar-dasar manajemen penanggulangan kebakaran

SISTEM MANAJEMEN KEBAKARAN

Segala upaya berkaitan dengan pemberdayaan sumber


daya yang tersedia yaitu dari segala peralatan, kemampuan
personil, informasi dan sistem yang dijalan dengan baik dalam
tahapan pencegahan, kesiapsiagaan, respon dan pemulihan
guna menjamin pencegahan dan penanggulangan terhadap
kebakaran dan bahaya terkait lainnya yang dapat terjadi pada
bangunan atau unit industri
TUJUAN DILAKUKAN SISTEM
MANAJEMEN KEBAKARAN
ASPEK KEMANUSIAAN
1. Melindungi pegawai dan penduduk sekitarnya
2. Menolong penyelamatan dan pengobatan pada yang terluka
3. Membantu pihak lain bila diperlukan

ASPEK PENCEGAHAN KERUGIAN


4. Memperkecil kerugian pada barang perusahaan, Produksi serta Lingkungan
5. Mengindentifikasikan bahaya-bahaya yang berpotensi menjadi emergency dan
sebisa mungkin pengontrolannya
6. Mempersiapkan sarana, prosedure dan pengontrolan bahaya dan sebagainya
TUJUAN
FIRE MANAGEMENT SYSTEM
ASPEK KOMERSIAL
1. Memperkecil akibat dari suatu kejadian pada manusia maupun fasilitas Perusahaan.
2. Pertimbangan terhenti / berkurangnya produksi (business interruption)
3. Menjaga citra perusahaan

ASPEK LEGAL
4. Memperkecil kerugian, kerusakan harta benda perorangan yang mungkin mengakibatkan
klaim pada perusahaan
5. Untuk memenuhi Target tentang produksi atau bisnis
6. Berkaitan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
SISTEM
MANAJEMEN KEBAKARAN
KOMITMEN
PERBAIKAN
BERKELANJUTAN

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

ULASAN DARI AUDIT SISTEM


MANAJEMEN KEBAKARAN
PUCUK PIMPINAN
I. KOMITMEN
1. Sistem manajemen kebakaran akan berjalan efektif jika didukung oleh komitmen dari Top Manajemen.
Komitmen merupakan pernyataan tertulis dari Top manajemen.
2. Dukungan aktif dari Top Manajemen meliputi anggaran, personil yang kompeten dan peralatan yang
memadai untuk program Fire Management System.
3. Penugasan personil yang bertanggung jawab terhadap Sistem manajemen kebakaran tergantung dari
ukuran organisasi dan Plant yang diproteksi.
4. Melakukan penilaian kinerja & tindak lanjut dari Sistem manajemen kebakaran
PERENCANAAN
PENCEGAHAN

PEMULIHAN KESIAPSIAGAAN

PENANGANAN
PENCEGAHAN
1. ENG. CONTROL, CARA KERJA AMAN
2. PROSEDUR PENCEGAHAN KEBAKARAN
3. IDENTIFIKASI BAHAYA
4. INSPEKSI, OBSERVASI, PELAPORAN BAHAYA
5. DLL
KESIAPSIAGAAN
1. PROSEDUR TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
2. TRAINING KOMPETENSI KARYAWAN/PETUGAS
3. SIMULASI TANGGAP DARURAT
4. PERSEDIAAN & KESIAPAN PERALATAN
PENANGANAN
1. PROSEDUR PENANGANAN KEBAKARAN
2. PERINGATAN & PEMBERITAHUAN
3. KOMUNIKASI PENANGANAN
4. KOORDINASI & MOBILISASI
5. EVAKUASI KORBAN
6. PENGAMANAN AREA KEBAKARAN
7. DLL
PEMULIHAN
1. PROSEDUR PEMULIHAN
2. INVESTIGASI KECELAKAAN
3. KAJIAN TERHADAP DAMPAK KEBAKARAN
4. PEMBERSIHAN AREA DAMPAK KEBAKARAN
5. DLL
PRIORITAS PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
1. Keselamatan petugas pemadam kebakaran dan nyawa
orang lain
2. Pencegahan penyebaran kebakaran
3. Perlindungan terhadap lingkungan
4. Perlindungan terhadap properti/asset
3

Teori Api & Anatomi Api


1. T E OR I A PI & A NA T OM I K E BA K A R A N
2. PR INS I P- P R I NS IP P EN C E GA H A N & PE N A NGGU LA N GA N
K E BA K A R A N
1. Teori api & anatomi kebakaran

PENGETAHUAN API
Api Adalah Suatu proses kimia yaitu proses
oksidasi cepat yang menghasilkan panas dan
cahaya

Kebakaran adalah Api yang tidak terkontrol


dan tidak dikehendaki karena dapat
menimbulkan kerugian baik harta benda maupun
korban jiwa.
SEGITIGA API
Berlangsungnya suatu proses nyala api diperlukan
adanya 3 unsur pokok
1. Bahan bakar
2. Oksigen
3. Sumber panas
1. Teori api & anatomi kebakaran

TEORI TETHTRA HEDRON


(Teori bidang 4 Api)
Proses pembakaran yang normal (timbul nyala), reaksi kimia
yang terjadi menghasilkan beberapa zat hasil pembakaran yaitu :
1. CO, CO2, SO2, asap dan gas.
2. Hasil yang lain dari reaksi ini adalah atom bebas (free
atom) oxygen dan hydrogen yang disebut radicals, yaitu
bentuk hydroxil (simbol OH).
3. Bila ada 2 gugus OH, mungkin pecah menjadi H2O dan
radical bebas O. (2OH 2H2O + O radikal)
4. O radikal ini selanjutnya sebagai umpan lagi pada proses
pembakaran sehingga disebut reaksi pembakaran
berantai.
UNSUR API PANAS
Sumber panas diperlukan untuk
mencapai suhu penyalaan sehingga
dapat mendukung terjadinya
OKSIGEN kebakaran.

Sumber oksigen adalah dari udara, Sumber panas antara lain: panas
dimana dibutuhkan paling sedikit matahari, permukaan yang panas,
sekitar 15% volume oksigen dalam nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia
udara agar terjadi pembakaran. eksotermis, energi listrik, percikan api
listrik, api las / potong, gas yang
Udara normal di dalam atmosfir dikompresi
kita mengandung 21% volume
oksigen.
PERPINDAHAN PANAS
Radiasi
Suatu benda dapat terbakar apabila diletakkan di
dekat sumber panas yang menyala. Energi panas
akan berpindah melalui gas / udara secara langsung
dan tegak lurus ke segala arah
PERPINDAHAN PANAS
Konveksi
Penyebaran api dapat terjadi dari tingkat yang
lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi sejalan
dengan meningkatnya gas panas yang diproduksi
sumber api tersebut
PERPINDAHAN PANAS
Konduksi
Panas dari api dapat menjalar
melalui benda padat antara lain dari
bahan logam yang tak terlindung
PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN
& PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Pencegahan Kebakaran lebih ditekankan kepada


usaha-usaha yang memindahkan atau mengurangi
terjadinya kebakaran.

Penanggulangan lebih ditekankan kepada tindakan-


tindakan terhadap kejadian kebakaran, agar korban menjadi
sedikit mungkin (Suma’mur, 1981)
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Klasifikasi kebakaan menurut NFPA (National Fire Protection
Association) yang diakui di Inonesia berdasarkan PERMEN
NAKERTRANS : No.PER-04/MEN/1980 Tanggal 14 April 1980.

Klasifikasi Api / Kebakaran


KELAS A (Ash / Abu)
Api yang timbul disebabkan terbakarnya bahan padat (kecuali logam) atau berserat seperti, kayu, kertas, dll dg sisa
pembakaran berupa abu
APAR : Air, Dry Chemical Powder, Foam
KELAS B (Boil / Barrel)
Api yang timbul disebabkan terbakarnya zat cair dan gas yang dapat / mudah terbakar seperti bensin, solar, cat, tiner,
alkohol
PAR : Foam, Dry Chemical Powder, CO2
KELAS C (Circuit / Current / Arus Listrik)
Api yang timbul pada peralatan listrik / disebabkan arus listrik; seperti : saklar, panel & peralatan sumber listrik
lainnya.
APAR : CO2, Dry Chemical Powder
KELAS D (Delta / Logam)
Api yg disebabkan terbakarnya logam, seperti : magnesium, titanium, dll.
APAR : Dry Chemical yang mengandung NaCl, grafit atau fosfor
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pemadaman Kebakaran
Adalah proses penghilangan api dengan
memutus salah satu unsur penyebabnya.
 Panas, dihilangkan dengan
pendinginan
 Oksigen, dibatasi dengan
pengisolasian
 Bahan mudah terbakar, dikurangi
dengan pemisahan atau pengurangan
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

TEKNIK PEMADAMAN API


1. STARVATION :
mengambil, menyingkirkan atau memotong suplai bahan bakar.
2. SMOTHERING :
mengurangi, mengambil, atau memisahkan udara terhadap bahan yang
terbakar.
3. COOLING :
mengurangi panas bahan sampai mencapai di bawah titik nyala.
4. BREAKING CHAIN REACTION :
memutus rantai reaksi pembakaran baik secara kimiawi atau mekanis
Metode Pemadaman Api
STARVATION
System Pemadaman – Isolasi Bahan Bakar
BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA

Powder Foam
Metode Pemadaman Api
SMOTHERING
System Pemadaman – Isolasi Oksigen
BAHAN BAKAR
CO2 Powder

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA
Metode Pemadaman Api
COOLING
System Pemadaman – Isolasi Sumber Panas
BAHAN BAKAR
Hydrant

I
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA

PANAS
Metode Pemadaman Api
BREAKING CHAIN REACTION

BAHAN BAKAR

I
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA

Memadamkan API dengan APAR type HALON


Langkah-langkah Menggunakan Alat
Pemadam Kebakaran
1. Kenali Jenis Pemadam Api Yang Akan
Digunakan
2. Perhatikan Arah Angin
3. Tarik Pin Pengaman APAR
4. Arahkan Nozzle/Hose ke Api
5. Tekan Tuas/Handle APAR
6. Sapukan
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Teknik Pemadaman Kebakaran
 Teknik Pemadaman Kebakaran kelas A pada umumnya dilakukan dengan prinsip pendinginan (cooling)
dengan menggunakan air.
 Teknik Pemadaman Kebakaran kelas B dapat dilakukan dengan beberapa media pemadam dengan prinsip
yang berlainan, yaitu :
• Prinsip penyelimutan (smothering) :
Dengan media foam (busa), dengan cara mendrop busa pada permukaan minyak yang terbakar
melalui dinding atau sekat (tidak langsung kepermukaan minyak)

• Prinsip pendinginan (cooling) :


Media yang digunakan adalah air dalam bentuk semprotan kabut (fog).

• Prinsip pemisahan/ menghilangkan bahan bakar (starvation)


Menghilangkan bahan bakar dengan cara memindah atau menutup (mengisolasi sumber bahan
bakar).
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 Teknik Pemadaman Kebakaran Kelas C pada prinsipnya harus didahului dengan memutus
sumber listrik itu sendiri. Prinsip yang dilakukan adalah dengan cara penyelimutan
(smothering) dan pendinginan (cooling) dengan menggunakan media pemadam
kebakaran bentuk gas carbon dioxide (CO2).

 Teknik Pemadaman Kebakaran Kelas D, prinsipnya dipadamkan menggunakan media padat


(dry chemical) dengan prinsip pemadaman memutus rantai reaksi pembakaran baik
secara kimia atau fisika (breaking chain reaction).
ALAT PEMADAM API RINGAN
JENIS MEDIA PEMADAM

1. JENIS CAIR : Air, Busa.


2. JENIS PADAT : Dry chemical ( Dry powder ).
3. JENIS GAS : CO2, N2 ( Inergen ), Halon
Tujuan utama mengetahui media pemadaman kebakaran adalah untuk :
• Mengenal berbagai jenis bahan / media pemadam api dengan maksud untuk memahami ciri dari
masing-masing media, keunggulan dan kelemahannya.
• Mampu memilih media yang tepat untuk suatu jenis kebakaran

Type Type Type Hydrant


CO2 Foam Powder
TEKNIK PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN APAR

APAR harus dilakukan pemeriksaan dan perawatan secara rutin minimal 1 bulan sekali.

Bagian bagian yang harus di check antara lain: Type Type Type
1. Kondisi Lock Seal – Apakah masih terpasang CO2 Foam Powder
dengan kuat/tidak putus
2. Kondisi Tabung – Apakah ada perubahan bentuk
dari tabung APAR (penyok, bocor, keropos,
ataupun karat
3. Kondisi Handle & Presure – Apakah handle
dalam kondisi baik/berfungsi dan Apakah
presure masih bagus (jarum gauge menunjuk ke
warna hijau)
4. Kondisi Selang - Apakah dalam kondisi baik (tidak ada kebocoran, robek ataupun
buntu).
5. Untuk APAR powder – Apakah powder menggumpal atau tidak.
6. Penempatan – Apakah APAR ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau, tidak
terhalang oleh benda lain, memiliki Sign, dan terpasang form inspeksi
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pemadaman Kebakaran
Cara pemadaman kebakaran
menggunakan KARUNG / KAIN /
HANDUK :
 Basahi karung / kain / handuk,
 Sebelum menutup, pastikan posisi
pemadaman searah dengan arah
angin,
 Tutup rapat dengan cepat.
4

Sistem Proteksi
Kebakaran
1. S I S T E M P R O T E K S I PA S I F
2. S I S T E M P R O T E K S I A K T I F
1. Sistem proteksi Aktif

SISTEM PROTEKSI AKTIF

Sistem kebakaran Aktif merupakan sistem perlindungan terhadap kebakaran yang


dilaksanakan dengan menggunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun
manual.

Sistem proteksi kebakaran aktif yaitu :


1. Alarm
2. Detektor (Panas, Asap, Nyala, Radiasi)
3. APAR
4. Hydrant
5. Sprinkler
SISTEM PROTEKSI AKTIF
SPOT SYSTEM DETECTOR TERDIRI DARI 4 JENIS :
1. Smoke detector ( pengindera asap )
Berisi muatan radio aktif yang diberi muatan listrik sehingga
memiliki nilai ion tertentu Bila terjadi pengaruh terhadap ion oleh asap
maka electronic contact akan aktif dan menyalakan alarm

2. Heat detector ( pengindera panas )


Dilengkapi dengan sensor bimetal yang bila terkena panas tertentu Heat Detector
maka sensor bimetal akan memuai dan mengaktifkan alarm

Smoke Detector
SISTEM PROTEKSI AKTIF
SPOT SYSTEM DETECTOR TERDIRI DARI 4 JENIS :

3. FLAME DETECTOR ( PENGINDERA NYALA API )


Disiapkan untuk melindungi benda-benda yang bila terbakar akan menimbulkan cahaya
putih kebiruan ( Ultra Violet Flame detector ) atau cahaya kemerahan ( Infra red Flame detector )
Cara penginderaan adalah dengan menangkap efek cahaya oleh kamera deteksi yang akan
mengaktifkan rangkaian electronic contactor
4. RADIATION DETECTOR ( PENGINDERA RADIASI )
Prinsip kerjanya sama dengan smoke detector,hanya diberlakukan untuk indikasi zat kimia
atau gas tertentu dan mempunyai jaringan yang sangat kompleks
FIRE DETECTOR ( MANUAL )
Sama seperti Fire detector otomatis, Fire detector manual juga dihubungkan
ke Panel Control yang akan aktif bila ada input dari detector tersebut

Fire detector manual ada 3 jenis :


 Tombol tekan
 Tombol tarik
 Handle tarik

Kelebihan alat ini adalah dapat memberikan input adanya kebakaran lebih
cepat karena dioperasikan oleh manusia
Kelemahanya adalah bila tidak ada orang disekitar alat ini pada saat terjadi
kebakaran
HYDRANT
Adalah alat bantu supply air untuk keperluan pemadaman
Digunakan untuk memadamkan api yang telah membesar dan tidak terkendali
Dioperasikan oleh beberapa orang (regu) dan dilengkapi dengan :
1.Pemancar
2.Selang yang dilengkapi kopling (couple)
3.Kunci Hydrant
4.Kepala Hydrant
5.Box Hydrant
HYDRANT
PERLENGKAPAN HYDRANT
Box Hydrant
Kepala Hydrant
Selang + kopling Kepala Hydrant
Pemancar
Kunci Hydrant
Pemancar

Kunci Hydrant
Selang + kopling Box Hydrant
SPRINKLER SYSTEM

◦Adalah suatu system jaringan pipa di dalam gedung yang akan memancarkan air melalui
sprinkle secara otomatis bila terjadi kebakaran di dalam gedung

Fungsi utama adalah mengurangi/membatasi meluasnya kebakaran 2 macam type kepala


sprinkle :
System lebur
Menggunakan bahan logam yang bila panas akan
meleleh dan tutup penahan tekanan air akan lepas
System Glas bulb
Menggunakan gelas berisi cairan kimia yang bila panas akan memuai dan memecahkan
gelas
SISTEM PROTEKSI PASIF

Sistem proteksi pasif adalah material pendukung yang bersifat


menghambat proses kebakaran.
mengapa dikatakan pasif yaitu karena alat ini selalu hidup dan tidak perlu
diaktifkan untuk melakukan perannya sebagai alat proteksi. Material ini
disertakan sebagai bagian dari tatanan bangunan,  

contohnya sebagai tambahan dinding, lantai dan pintu yang tahan api .
Prosedur Darurat 5

Bahaya Kebakaran

PENGETAHUAN PROSEDUR PENANGANAN


KEBAKARAN
Ti
da
k
di
re
nc
an
ak

Direnc
an
a nak an

losses
PROSEDUR
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
PROSEDUR PENANGANAN KEADAAN

Perencanaan Penanganan
Keadaan Darurat

Penanganan
Keadaan Darurat
DARURAT

Pengendalian Peralatan
Keadaan Darurat

Catatan Terkait
PROSEDUR
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
I. Perencanaan Penanganan Keadaan Darurat

Departemen K3 melakukan identifikasi terhadap potensi


keadaan darurat yang ada

Buat rencana pengendalian terhadap potensi keadaan darurat yang ada dengan
metode dokumentasi berupa pembuatan Standar Keadaan Darurat

Sosialisasikan standar keadaan darurat untuk memastikan setiap karyawan


mengetahui tatacara penanganan keadaan darurat.

Lakukan uji coba penanganan keadaan darurat sesuai jadwal uji coba

Simpan semua record ujicoba sesuai prosedur pengendalian catatan.


PROSEDUR
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
II. Penanganan Keadaan Darurat

1. Setiap karyawan yang mengetahui adanya keadaan darurat harus melaporkannya kepada
team penanganan keadaan darurat.
2. Team penanggulangan keadaan darurat bertanggungjawab menangani keadaan darurat
yang ada. Untuk keadaan darurat kebakaran, penggunaan alat pemadam mengikuti
standar penggunaan APAR
3. Jika keadaan darurat tidak dapat ditangani oleh team penanggulangan keadaan darurat,
maka koordinator team harus segera menghubungi pihak luar yang terkait untuk
meminta bantuan
4. Setelah keadaan terkendali, koordinator team bertanggungjawab melakukan koordinasi
investigasi bersama Management Representatif dan kepala departemen terkait maksimal
2 X 24 jam.
5. Lakukan aktivitas pemulihan keadaan segera setelah keadaan terkendali
6. Simpan semua record investigasi sesuai prosedur pengendalian catatan
PROSEDUR
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
III. Pengendalian Peralatan Keadaan Darurat

• Departemen K3 bertanggungjawab membantu


mengidentifikasi semua peralatan keadaan darurat

• Departemen K3LL bertanggungjawab untuk


memastikan peralatan keadaan darurat dalam kondisi
baik dan siap pakai
Contoh ERP
Praktek

PEMADAMAN MENGGUNAKAN APAR/HYDRANT

Anda mungkin juga menyukai