Anda di halaman 1dari 5

Teknik Pengukuran Kinerja Kantor Pemadam Kebakaran (Simulasi)

Karakteristik Kantor Pemadam Kebakaran

Kantor Pemadam Kebakaran merupakan salah satu instansi pemerintah yang keberadaanya hampir
tidak pernah “tersentuh”. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara P.U. No. 11/KPTS/2000 tanggal 1
Maret 2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan kebakaran disebutkan bahwa agar
suatu kota terlindung dari bahaya kebakaran, diperlukan kota tersebut dibagi-bagi menjadi wilayah-
wilayah manajemen kebakaran (MWK) dan tiap-tiap MWK tersebut membawahi Pos-pos Pemadam
Kebakaran. Penentuan MWK dan Pos pemadam kebakaran tersebut didasarkan pada potensi dan
kerawanan atas kebakaran. Beberapa propinsi membentuk Sekretariat bersama dengan sarana dan
prasarana yang bisa digunakan bersama tergantung daerah mana yang kebetulan terjadi musibah
kebakaran.

Secara umum, Kantor Pemadam Kebakaran mempunyai dua fungsi utama. Pertama, fungsi
pencegahan kebakaran yaitu mengantisipasi dan melakukan usaha preventif agar tidak terjadi atau
mengurangi serta meminimkan risiko terjadinya kebakaran. Kedua, fungsi penanggulangan kebakaran
yaitu segala upaya dan tindakan penyelamatan pada saat terjadinya musibah kebakaran secara efektif
dan efisien. Oleh sebab itu setiap Kantor Pemadam Kebakaran hendaknya bisa merumuskan
kebijakan teknis bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran. Selain itu juga harus
melaksanakan tugas teknis operasional bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang
meliputi pencegahan, pembinaan dan penyuluhan, pengendalian operasional pemadaman serta sarana
dan prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran

Permasalahan yang umumnya digunakan “benteng pertahanan” Kantor Pemadan Kebakaran pada saat
kinerjanya dinilai jelek oleh masyarakat memang cukup klasik. Beberapa permasalahan tersebut
antara lain: (1) Kesulitan mencapai lokasi kebakaran; (2) Volume kendaraan/lalu lintas pengguna
jalan cukup padat; (3) Kondisi lingkungan yang tidak menunjang operasional pemadaman kebakaran;
(4) Kurangnya peralatan pemadaman kebakaran Dari berbagai permasalahan seperti ini sebetulnya
Kantor Pemadam Kebakaran memang tidak bisa berjalan sendiri tanpa koordinasi dengan kantor atau
instansi lain yang berhubungan. Misalnya koordinasi dengan DLLAJR, PDAM, PT Telkom, dan
sebagainya.

Indikator keberhasilan Kantor Pemadam Kebakaran mempunyai karakteristik yang sama dengan
organisasi sektor publik pada umumnya terutama yang yang pure non profit. Indikator ini sangat
berbeda dengan sektor bisnis karena sifat output yang dihasilkan Dinas Kebakaran ini lebih banyak
bersifat intangible output. Dengan demikian indikator finansial saja tidak cukup untuk mengukur
tingkat keberhasilan Kantor Pemadam Kebakaran. Dalam arti bahwa pengukuran keberhasilan Kantor
Pemadam Kebakaran mestinya dilakukan secara komprehensif yang meliputi aspek finansial dan non
finansial baik bersifat tangible maupun intangible. Indikator keberhasilan yang didesaian harus
mempertimbangkan indikator ekonomi, efisiensi, dan efektivitas baik dilihat dari sudut stakeholders
dan finansial maupun dari perspektif pelanggan .

Sebagaimana dipaparkan di atas, Kantor Pemadam Kebakaran mempunyai fungsi utama yaitu
pencegahan kebakaran dan pemadaman kebakaran. Pencegahan kebakaran meliputi semua program,
kebijakan, dan kegiatan yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kebakaran. Fungsi pemadaman
kebakaran meiputi semua program, kebijakan, dan kegiatan yang ditujukan untuk menanggulangi atau
mengatasi kebakaran pada saat bencana tersebut terjadi. Dalam rangka menilai tingkat keberhasilan
Kantor Pemadam Kebakaran ini hendaknya dipertimbangkan kedua fungsi utama tersebut. Dalam arti
terdapat indikator keberhasilan untuk program dan kegiatan pencegahan dan juga ada indikator
keberhasilan untuk program dan kegiatan pemadaman kebakaran. Masing-masing fungsi ini bisa
diklasikasikan dan diidentifikasi indikator keberhasilan pada input, proses, output, outcome, manfaat,
dan juga dampaknya.
Indikator Kinerja Kantor Pemadam Kebakaran

Dengan mempertimbangkan harapan dan kebutuhan masyarakat serta mengacu pada tujuan, program,
dan fungsi utama Kantor Pemadam Kebakaran maka perumusan indicator kinerja bisa dilakukan
dengan obyektif. Sebagaimana fungsinya, pada umumnya program Kantor Pemadam Kebakaran
meliputi Program Pencegahan Kebakaran dan Program Penanggulangan Musibah Kebakaran.
Program pencegahan misalnya meliputi Program pemeriksaan dan pengujian peralatan dan
perlengkapan penanggulangan kebakaran, Program pemeliharaan sarana dan prasarana, Program
inspeksi alat pemadam kebakaran di lapangan, Program pelatihan pegawai, Program penyuluhan
masyarakat, dan sebagainya. Sementara itu, Program Penanggulangan Musibah Kebakaran misalnya
meliputi program penyediaan pipa air untuk kebakaran (fire hydrants), Program pengadaan mobil
pemadam kebakaran, Program pengadaan helicopter, Program pemeriksaan kebakaran pada daerah-
daerah terpencil, Program pengadaan dan perbaikan sistem pengiriman kode kebakaran, Program
pengecekan kesiapan peralatan dan perlengkapan yang dimiliki, dan sebagainya.
Mengacu pada program sebagaimana dirumuskan, maka indikator kinerja bisa ditetapkan. Indikator
ini seharusnya juga dibuat untuk setiap fungsi yaitu indikator fungsi Pencegahan Kebakaran dan
indikator fungsi Penanggulangan Musibah Kebakaran. Indikator kinerja yang dirumuskan mencakup
aspek komprehensif antara input, output, dan juga outcome. Berikut contoh rumusan indikator kinerja
Kantor Pemadam Kebakaran.

Fungsi Pencegahan Kebakaran


a. Input
1. Pengeluaran total per kapita Dinas Kebakaran untuk kegiatan pencegahan kebakaran selama 1 tahun.
2. Pengeluaran Dinas Kebakaran atas kegiatan pencegahan per luas atau besarnya daerah yang menjadi
tanggung jawab Dinas untuk dijaga dan dilindungi.
3. Persentase jumlah pengeluaran yang digunakan untuk aktivitas inspeksi.
4. Persentase jumlah pengeluaran yang digunakan untuk aktivitas pelatihan dan pendidikan pegawai.
5. Jumlah pegawai Dinas Kebakaran yang bekerja (berjaga-jaga) secara full time.
6. Jam kerja pegawai yang disediakan untuk kegiatan pencegahan kebakaran.
b. Output
1. Persentase bangunan yang diinspeksi sehingga Dinas mengetahui jumlah peralatan kode terjadinya
kebakaran untuk setiap institusi, kantor industri atau kawasan perdagangan.
2. Jumlah program-program pendidikan yang berhasil dilaksanakan.
3. Jumlah keluhan masyarakat yang berhasil ditangani.
4. Jumlah investigasi kebakaran sehingga bisa diidentifikasi penyebabnya.
c. Outcome
1. Jumlah kebakaran per 1.000 bangunan.
2. Jumlah kebakaran per 1.000 unit rumah tinggal
3. Jumlah kebakaran kawasan perdagangan, industri, dan institusi per 1.000 pegawai.
4. Jumlah gejala-gejala penyebab kebakaran yang dideteksi per 1.000 bangunan.
5. Jumlah kegiatan inspeksi kebakaran property per 1.000 bangunan.
6. Jumlah kebakaran yang tidak diketahui per 1.000 bangunan.
7. Persentase kebakaran yang dapat dicegah oleh suatu kegiatan inspeksi.
8. Persentase kebakaran yang dapat dicegah oleh suatu kegiatan pelatihan dan pendidikan.
9. Proporsi terjadinya kebakaran pada daerah yang diinspeksi dan yang tidak diinspeksi .
10. Tingkat frekuensi kegiatan inspeksi per bulan.
11. Tingkat kebakaran yang terjadi setelah inspeksi terakhir dilakukan.
12. Tingkat kebakaran yang terjadi karena rusaknya kode terjadinya kebakaran (telepon, alarm).
13. Tingkat kesadaran pegawai atas pentingnya pencegahan kebakaran.

Fungsi Pemadaman Kebakaran


a. Input
1. Pengeluaran Dinas Kebakaran (Rp) dalam menanggulangi bencana kebakaran:
a. Total
b. Total per kapita
c. Total per kebakaran
d. Persentase pengeluaran untuk membayar gaji pegawai pemadam kebakaran
e. Persentase pengeluaran untuk membeli peralatan pemadam kebakaran.
2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menanggulangi terjadinya kebakaran.
3. Jumlah waktu yang disediakan untuk menanggulangi kebakaran.
4. Peralatan dan Peralatan Pemadam Kebakaran:
a. Jumlah mobil pemadam kebakaran yang dimiliki.
b. Peralatan khusus yang dimiliki (helicopter, fireboats)
c. Tingkat kesiapan peralatan dan perlengkapan yang dimiliki.
5. Jumlah unit-unit pembantu Dinas Kebakaran pada kawasan yang menjadi tanggung jawab Dinas.
6. Kepegawaian.
a. Jumlah pegawai yang siap pada saat ada panggilan kejadian kebakaran.
b. Jumlah pegawai pemadam kebakaran pada unit-unit pembantu Dinas Kebakaran pada kawasan yang
menjadi tanggung jawab Dinas.
c. Jumlah pegawai lapangan di bawah supervisor.
7. Sistem pengiriman kode kebakaran
a. Tipe system
b. Jumlah boks pelaporan
8. Persediaan air untuk memadamkan kebakaran
a. Tingkat kecukupan persediaan air
b. Adanya sambungan pipa air di tepi jalan untuk keperluan kebakaran per mil persegi.
c. Volume air minimun
b. Output
1. Jumlah panggilan terjadinya kebakaran yang berhasil ditanggulangi.
2. Tingkat respon pegawai jika ada panggilan terjadinya kebakaran
3. Jumlah pemeriksaan kebakaran pada daerah-daerah terpencil
4. Jumlah pipa air untuk kebakaran (fire hydrants) yang berhasil disediakan.
5. Jumlah pegawai lapangan yang mahir setelah ada training.
c. Outcome
1. Waktu yang dibutuhkan untuk merespon adanya panggilan kebakaran.
2. Persentase waktu respon kurang dari 10 menit
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mengontrol per jarak tempuh
4. Waktu untuk memadamkan kebakaran (berdasarkan ukuran).

Teknik Pengukuran Kinerja Dinas Pemadam Kebakaran

Dalam rangka memperoleh hasil pengukuran yang obyektif dan menyeluruh mencakup semua aspek
yang bersifat tangible maupun intangible maka metode pengukuran kinerja harus didesaian
sedemikian rupa sehingga bisa representatif selain juga applicable. Beberapa metode bisa digunakan
yang tentunya membutuhkan modifikasi tertentu.

a. Balanced Scorecard Method

Mengukur kinerja Dinas Pemadam Kebakaran berdasarkan perspektif finansial, pelanggan, proses
internal, serta inovasi dan pembelajaran.
Balanced Scorecard Method
Evaluasi
No Perspektif Selisih / Ket
Indikator Realisasi
1. Finansial Berpedoman
Pengadaan peralatan pada anggaran
Rp.xxx Rp xxx
Pemeliharaan dan untuk menilai
(anggaran) Rp xxx
perbaikan selisih dg
Rp xxx Rp xxx
Dan sebagainya realisasi
(anggaran)
Rp xxx
(anggaran
2. Pelanggan
Kepuasan masyarakat Rasio keluhan Data hasil Rasio keluhan=
(korban bencana masyarakat Survey jml keluhan / jml
kebakaran) kurang dari x% lapangan korban

Kepedulian msyarakat atas Rasio keluhan Rasio keluhan=


manfaat Pemadam masyarakat jml keluhan / jml
Data hasil
Kebakaran kurang dari x% korban
Survey
lapangan
Penilaian petani terhadap Tk kerugian
kualitas jasa Dinas min.= prosentase
Tk. Minimal
Pemadam Kebakaran kerugian terhadap
kerugian yang
Data hasil total asset korban
diderita korban
Survey
lapangan

3. Proses Internal
Ketepatan waktu proses Prosentase telp Perlu survey
Menunjukkan
masuk dijwb lapangan
aspek pelayanan
dlm waktu
maks 1 menit
Menunjukkan
kualitas pegawai
Pegawai terlatih dan Sedikitnya 1%
berkualitas peg lapangan Perlu survey
memenuhi std lapangan Seharusnya
kompetensi mempunyai
Sistem database
Perlu survey
Ketersediaan sistem per yang memadai
Informasi yang lapangan
periode
dibutuhkan
dapat tersedia
dalam waktu
maksimal 5
menit
4. Inovasi & Pembelajaran
Jumlah pelatihan pegawai Proporsi peg. Data hasil Proporsi ini
setahun yang dilatih Survey adalah rasio
minimal 80% lapangan pegawai yang
ikut pelatihan dg
peg. total
Benckmarks dg
Lingkungan kerja yang up
kantor hukum
to date Data hasil
swasta terbaik Lingkungan kerja
Survey
min. 5x setahun sangat
lapangan
mempengaruhi
produktivitas
Peningkatan
teknologi
Jml. Peningkatan teknologi
sebesar 10% Adopsi fasilitas
yg bisa meningkatkan
setahun teknologi yg bisa
efisiensi Data tentang
mengurangi
pengadaan
kelemahan kerja.
dan
pemanfaatan
teknologi
maju

b. Analisis Selisih Anggaran & Program

Mengukur kinerja Dinas Pemadam Kebakaran berdasarkan hubungan cost terhadap output, manfaat,
dan dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat baik yang bersifat tangible (nyata) dan intangible
(tidak nyata).
Analisis Selisih Anggaran dan Program
Indikator Pernyataan Indikator Realisasi Keterangan
Harapan Harapan (Kuantitatif)
(Kualitatif)
Dampak Meningkatnya Jumlah kebakaran Data hasil Menunjukkan
rasa aman menurun minimal Survey lapangan dampak
masyarakat 15% ketenangan
akan ancaman masyarakat
kebakaran
Manfaat Meningkatnya Peningkatan Data hasil Fungsi
kepedulian jumlah masyarakat Survey lapangan pencegahan
masyarakat yang memasang menunjukkan
atas alat pemadam keberhasilannya.
pentingnya kebakaran min.
pencegahan 10%
kebakaran
Outcome Meningkatnya Menurunkan Data hasil Kepuasan
pemenuhan keluhan Survey lapangan masyarakat atas
kebutuhan masyarakat min. kinerja Dinas
masyarakat 15% bias tercermin
atas musibah dari sini.
kebakaran
Output Terlaksananya Terlaksana 10 unit Data hasil Sarana yang
pengadaan mobil pemadam Survey lapangan vital dalam
dan kebakaran penanggukangan
pemanfaatan kebakaran
sarana
Input Pengadaan
peralatan
Rp.xxx (anggaran) Rp xxx Perbandingan
Pemeliharaan
anggaran
dan perbaikan
pengeluaran
Dan Rp.xxx (anggaran) Rp xxx
dengan realisasi
sebagainya
Rp.xxx (anggaran Rp xxx

c. Value For Money

Mengukur kinerja Dinas Pemadam Kebakaran berdasarkan tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Value For Money
No. Keterangan
1 Ekonomi (input value : input)
Membandingkan biaya pengadaan peralatan dengan standar (anggaran) yang
ditetapkan
Membandingkan biaya pemeliharaan peralatan dengan standar (anggaran) yang
ditetapkan
Dan sebagainya
2. Efisiensi (output : input)
Membandingkan biaya yang dikeluarkan dengan peningkatan pelayanan yang
diberikan
Membandingkan jumlah pegawai yang terlatih dengan penurunan musibah
kebakaran
Dan sebagainya
3. Efektivitas (tujuan:output)
Tujuan: Mencegah dan menanggulangi musibah kebakaran dengan efektif dan
efisien
Output: Jumlah keluhan masyarakat (korban) berkurang, jumlah musibah kebakaran
menurun, tingkat ketenangan masyarakat atas bahaya kebakaran bertambah,
kesadaran masyarakat tinggi, dsb.

Diposkan oleh Moh. Mahsun

Anda mungkin juga menyukai