Anda di halaman 1dari 139

LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

AYO “GERTAK SIAPI”


GERAKAN SERENTAK ANTISIPASI API
BIDANG PEMADAM KEBAKARAN SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA KABUPATEN SLEMAN

Disusun Oleh:
SUTRIYANTA, SH.
No. Presensi : 35/DIKLATPIM III/I/2019

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III
ANGKATAN I
YOGYAKARTA
2019
EXECUTIVE SUMMARY

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman merupakan salah satu lembaga
teknis daerah yang dibentuk dengan dasar hukum Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2016
Tentang Perangkat Daerah sebagai unsur pendukung Pemerintah Daerah yang
mempunyai tugas penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang ketentraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, pada sub ketentraman dan ketertiban
umum dan pada sub urusan kebakaran. Tindak lanjut dari Peraturan Daerah No. 18
Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah tersebut maka diundangkanlah Peraturan Bupati
Sleman Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong praja. Satuan Polisi Pamong Praja
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban
umum serta perlindungan masyarakat, dan sub urusan kebakaran yang dipimpin oleh
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Salah satu urusan organisasi di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman
adalah Bidang Pemadam Kebakaran yang melaksankan tugas membina dan
melaksanakan pencegahan, operasi pemadaman, dan penanganan kebakaran dalam
melaksanakan tugas mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan rencana kerja Bidang Pemadam Kebakaran;
b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan penanganan kebakaran;
c. pelayanan pemadam kebakaran;
d. pembinaan penanganan kebakaran;
e. pembinaan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemadam
kebakaran;
f. pembinaan dan pengendalian standar kelengkapan sarana dan prasarana
bangunan gedung dan bahan berbahaya beracun dalam penanganan
kebakaran;dan
g. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pemadam
Kebakaran.

Sehubungan dengan hal tersebut maka proyek perubahan yang berjudul


Ayo”Gertak Siapi “ Gerakan Serentak Antisipasi Api Bidang Pemadam Kebakaran Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman berupaya meningkatkan peran serta
masyarakat dengan membentuk Satuan Relawan Kebakaran dan pemyuluhan bahaya

ii
kebakaran kepada masyarakat. Upaya lain adalah dengan membangun kerja sama
dengan dunia usaha dan dunia industri dalam rangka mengantisipasi kejadian kebakaran
dengan melakukan isnpeksi peralatan proteksi kebakaran. Pembentukan dan pelatihan
Satlakar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Dengan pelatihan –
pelatihan maka satlakar yang berbasis masyarakat tersebut akan mendapat
pengetahuan dan ketrampilan tentang cara pencegahan dan pengendalian kebakaran ,
dengan demikian kejadian kebakaran dapat diantisipasi sejak awal sehingga tidak
menimbulkan kerugian pada masyarakat.
Kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka melaksanakan rencana
proyek perubahan ini antara lain :
Jangka pendek :
1. Milestone I
Melakukan Rapat koordinasi persiapan implementasi proyek perubahan dengan staf
Bidang Pemadam Kebakaran dan membentuk Tim Pelaksanaan Proyek Perubahan.
Dilaksanakan sesuai rencana pada tanggal 26 Maret 2019, dan terbitnya Keputusan
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman pada tanggal 27 Maret 2019,
dengan capaian 100 %.
Melakukan koordinasi dengan stakeholder inti untuk meminta dukungan agar
terlaksananya proyek perubahan, yakni Bappeda, BKPP, BPBD, DPUKP, Dinas
Perhubungan, Disnaker, PLN, PDAM , pada tanggal 29 Maret sampai dengan 11
April 2019, capaian 100 %.
2. Milestone II
Melaksanakan koordinasi dengan Seksi Pencegahan Kebakaran dan Seksi
Pengendalian dan Investigasi Kebakaran serta staf uuntuk melakukan persiapan
pembentukan Satlakar. Dilaksanakan tanggal 01 sampai 4 April 2019, dengan
capaian 100 %.
3. Milestone III
Pelaksanaan Pembentukan Satuan Relawan Kebakaran (Satlakar) yang awalnya
hanya 2 (daua) Lokasi akhirnya dibentuk 4(empat) lokasi yaitu: Kecamatan Moyudan,
Kecamatan Kalasan, Kecamatan Depok, dan Desa Caturtunggal, karena permintan
masyarakat di Kecamatan Depok, dengan capaian 128,5 %.
4. Milestone IV

iii
Melakukan Penyuluhan Pencegahan bahaya Kebakaran pada masyarakat awalnya
direncanakan hanya 2 (lokasi) dengan peserta 60 orang akhirnya penyuluhan
dilaksankan sebanyak 4 (empat) kali dengan jumlah peserta 170 orqng karena
permintaan Desa Caturtunggal terlaksana tanggal 25,29,30, dan 2 Mei 2019,
capaian 200 %.
5. Milestone V
Penyusunan Standar Operasional Prosesdur (SOP) Rekomendasi Proteksi
Kebakaran, penyusunan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2019 dengan
memperhatikan masukan dari mentor dan Inspektur di Bidang Pemadam Kebakaran
dengan capaian 100 %
6. Milestone VI
Membentuk Forum Komunikasi Penanggulangan Kebakaran yang terdiri dari
beberapa Organisasi Perangkat Daerah dan instansi terkait, dilaksanakan tanggal 9
Mei 2019 dengan capaian 100 %.
7. Milestone VII
Menyelenggaran Implementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran dengan lokasi
di Hotel Grand Sarila Jalan Jalan Affandi No. 3 Condongcatur, Depok, Sleman, pada
tanggal 22 Mei 2019, dengan capaian 100%.
8. Milestone VIII
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan rapat monitoring Tim kerja Proyek
perubahan pada tanggal 23 Mei 2019
Sedangkan pelaporan disampaikan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
mengenai proyek perubahan yang dilaksanakan beserta kelebihan dan
kekurangannya, pelaksanaan yang masih jauh dari sempurna. Capaian 100 %.

Kendala :
1. Belum adanya dukungan dana untuk pelaksanaan kegiatan
2. Kurangnya Sarana dan Prasarana yang mendukung terhadap Forkom Pengendalian
Kebakaran
3. Kurangnya tenaga yang sesuai dengan ketugasan di kegiatan Implementasi
Rekomendasi Proteksi kebakaran
4. Beberapa kegiatan tidak dapat terlaksana sesuai rencana karena faktor eksternal;
5. Karena keterbatasan anggaran maka untuk Milestone penting seperti Penambahan
WMK belum dapat dilaksanakan dalam jangka pendek maupun menengah

iv
6. Waktu yang relatif singkat untuk pembuatan laporan, sehingga laporan yang dibuat
masih jauh dari sempurna.

Dalam pelaksanaan proyek perubahan ini terdapat perubahan peta stakeholder,


sebagai berikut :
1. Dari latens menjadi promoters : Bappeda, DPUKP, BKAD, BKPP;
2. Dari defenders menjadi promoters : Kecamatan, Kelurahan, Masyarakat, Disnaker,
dan BPBD dan pengusaha swasta;
3. Dari apathetics menjadi promoters : PLN, PDAM, dan POLRES

Kesimpulan
Semua kegiatan yang direncanakan pada Rencana Proyek perubahan telah
terlaksana secara keseluruhan, meskipun waktunya tidak sesuai dengan rencana awal,
dan sudah dilengkapi dengan bukti fisik yang syah.
Saran-saran
1. Satuan Polisi Pamong Prajas agar selalu mengusulkan tambahan personil, khususnya
yang mempunyai keahlian melakukan Pemeriksaan Peralatan Proteksi Kebakaran
dan Investigasi kebakaran;
2. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman agar selau meningkatkan kerjasama
dengan Satlakar yang telah dibentuk secara berkelanjutan, untuk mengantisipasi
kejadian kebakaran.

v
vi
vii
viii
ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………... i
EXECUTIVE SUMMARY…………………………………………………………………….... ii
BERITA ACARA SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN……………………… . vi
PERNYATAAN PENGESAHAN………………………………………………………........... vii
KOMITMEN TINDAK LANJUT PROYEK PERUBAHAN…………….................................viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………... x
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………... xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………….. xiii

BAB I RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN………………………………………...... 1


A. Indentitas Proyek Perubahan…………………………………………………... 1
B. Latar Belakang…………………………………………………………………… 2
C. Tujuan…………………………………………………………………………….. 22
D. Manfaat …………………………………………………………………………... 23
E. Pentahapan dan Penjadwalan…………………………………………………. 24
F. Output Kunci ……………………………………………………………………... 35
G. Tim Proyek Perubahan ………………………………………………………… 36
H. Anggaran ………………………………………………………………………… 38
I. Identitas Stakeholder …………………………………………………………… 39
J. Identitas Masalah dan Solusi …………………………………………………... 44
K. Faktor Pendukung Keberhasilan …………………………………………….... 45

BAB II IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN……………………………………… 46


A. Diskripsi Implementasi Proyek Perubahan…………………………………... 46
B. Implementasi Proyek Perubahan ................................................................. 53
1. Milestone I : Persiapan Implementasi Proyek Perubahan ……………... 53
2. Milestone II : Persiapan Pembentukan Satlakar....... …………….......…. 54
3. Milestone III : Pembentukan dan Pelatihan Satlakar................................ 54
4. Milestone IV : Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Masyarakat ............................................................................................... 54

x
5. Milestone V : Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Rekomendasi Proteksi Kebakaran...............................................….......... 55
6. Milestone VI : Pembentukan Forum Komunikasi Penanggulangan
Kebakaran ................................................................................................ 56
7. Milestone VII : Implementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran.... 56
8. Milestone VIII : Monitoring Evaluasi dan Penyusunan Laporan ..……….. 57

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan …………………………………………………………………….... 60
B. Rekomendasi ……………………………………………………………………. 60
C. Pengalaman Belajar Selama Memimpin Proyek Perubahan ......................... 61

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………… 64
LAMPIRAN .. .................................................................................................................... 65
1. Biodata Peserta
2. Bukti Konsultasi dengan Mentor
3. Bukti Konsultasi Coach
4. Surat Pernyataan Mentor
5. Kesepakatan Area Perubahan
6. Copy Undangan Seminar
7. Berita Acara Seminar Rancangan Proyek Perubahan
8. Catatan Hasil Seminar Proposal Proyek Perubahan
9. Slide Presentasi pada saat Seminar Rancangan Proyek Perubahan
10. Slide Presentasi pada saat Seminar Laboratorium Kepemimpinan

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Angka kejadian kebakaran ......................................................................... 4

Tabel 2 Pendekatan APKL ...................................................................................... 13

Tabel 3 Analisis Kondisi Internal ............................................................................. 17

Tabel 4 Analisis Tapisan Penentuan Prioritas Kegiatan ......................................... 21

Tabel 5 Pentahapan Utama dan Penjadwalan Jangka Pendek ............................ 24

Tabel 6 Pentahapan Utama dan Penjadwalan Jangka Menengah dan Jangka


Panjang ...................................................................................................... 32

Tabel 7 Output Kunci .............................................................................................. 35

Tabel 8 Prediksi Anggaran Proyek Perubahan ....................................................... 38

Tabel 9 Identifikasi Stakeholder .............................................................................. 39

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Struktur Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman ................... 12

Gambar 2 Bagan Alur Pikir Proyek Perubahan ...................................................... 15

Gambar 3 Skema 7S Mc Kinsey Framework .......................................................... 16

Gambar 4 Skema Struktur Organisasi Tim Proyek Perubahan .............................. 36

Gambar 5 Stakeholder dan Pengaruhnya .............................................................. 42

Gambar 6 Skema Net-Map Stakehoder .................................................................. 43

xiii
BAB I
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

A. IDENTITAS PROYEK PERUBAHAN

1 Nama : AYO “GERTAK SI API” Gerakan Serentak Antisipasi


Api Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Sleman

2 Deskripsi Singkat : Kabupaten Sleman dengan potensi kejadian bahaya


kebakaran yang terus meningkat mewajibkan
pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan
publik perlindungan dari ancaman kebakaran.
Permasalahannya adalah belum tercukupinya
infrastruktur dan peranserta masyarakat serta belum
meratanya cakupan pelayanan bencana kebakaran di
wilayah Kabupaten Sleman, sehingga setiap ada
kejadian kebakaran maka petugas akan terlambat
datang kelokasi kebakaran sehingga respons time
(tingkat waktu tanggap) pelayanan penanganan
kebakaran belum bisa mencapai standar pelayanan
minimal (SPM) pemadam kebakaran.
Mempertimbangkan hal tersebut di atas perlu adanya
sebuah inovasi untuk mengatasi permasalahan, yaitu
dengan memberdayakan masyarakat di kabupaten
Sleman melalui Gerakan Serentak Antisipasi
Api(“Gertak Si Api”) agar pelayanan pemadam
kebakaran dapat efektif dan efisien.

3 Mentor : Drs. Ardani


Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Sleman.
Email : ardani.11.ad@mail
Nomor HP : 085848692775

1
4 Project Leader : S UTRIYANTA, SH.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Sleman
Alamat Email : sutriyanta17@gmail.com
Nomor HP 085817040411

5 Coach : Yulia Rustiyaningsih, SIP.,MPA.


Widyaiswara Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Istimewa Yogyakarta
Alamat Email : ningrustiya@gmail.com
Nomor HP : 085219579549

B. LATAR BELAKANG (BURNING PLATFORM)

1. Uraian Isu Strategis

Sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar


1945 bahwa salah satu tujuan negara adalah melindungi segenap bangsa dan
tumpah darah Indonesia. Tujuan negara tersebut dituangkan dalam visi
pemerintah dalam nawacita yang salah satunya adalah menghadirkan kembali
negara di tengah warga negara.
Berkaitan dengan hal diatas maka pemerintah berkewajiban melindungi seluruh
warga negaranya dari segala bentuk ancaman, salah satunya ancaman bahaya
kebakaran. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk
menyediakan segala sarana dan prasarananya untuk melindungi warganya dari
bahaya kebakaran.
Kebakaran merupakan musibah terbakarnya bangunan gedung atau benda
berharga lainnya yang diakibatkan oleh munculnya api yang tak terkendalikan ,
yang akan berakibat pula terhadap kerugian moril ataupun materiel. Penyebabnya
bisa dikatagorikan karena faktor alam, manusia dan hewan.
Sesuai amanat undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dalam pasal 12 menyebutkan bahwa urusan pemadam kebakaran
merupakan urusan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar. Adapun kewenangan dan tugasnya terdiri dari :

2
a. Pencegahan, pengendalian, pemadaman, penyelamatan, dan penanganan
bahan berbahaya dan beracun kebakaran dalam Daerah Kabupaten/kota;
2. Inspeksi peralatan proteksi kebakaran
3. Investigasi kejadian kebakaran
4. Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan kebakaran
Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu wilayah kabupaten di DIY.
mengalami pertumbuhan pembangunan yang pesat hal tersebut didorang oleh
potensi wilayah yang strategis dan perkembangan aglomerasi perkotaan
Yogyakarta yang sangat pesat mengarah ke arah utara. Kondisi ini tentunya
berakibat terhadap peningkatan potensi kejadian bahaya di wilah Kabupaten
Sleman.

Potensi bahaya kebakaran ini yang mewajibkan pemerintah daerah untuk


meningkatkan pelayanan publik dalam memberikan perlindungan terhadap
masyarakat dari ancaman bahaya kebakaran. Oleh karena itu berdasarkan
permendagri No. 69 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Minimal
pemerintahan dalam negeri perlu dibangun pos-pos pemadam kebakaran
Berdasar Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) yang tersebar di wilayah
Kabupaten Sleman. Pembagian WMK tentunya diikuti dengan pengembangan
sumberdaya manusia dan sumberdaya peralatan (termasuk mobil pemadam).
Sementara salah satu permasalahan Kabupaten Sleman sebagaimana tertuang
dalam RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 adalah masih tersentralnya
cakupan pelayanan pemadam kebakaran pada pos pemadam kebakaran di Beran,
Sleman dan Godean yang harus melayani seluruh wilayah Kabupaten Sleman.
Sehingga bisa dipastikan setiap ada kejadian kebakaran yang letaknya jauh dari
pos Pemadam Kebakaran, maka waktu tanggapnya (respons time) akan lama
yang berakibat kerugian kebakaran yang dilami warganya semakin besar.
Menurut Permen PU nomor 20/PRT/M/2009 tentang pedoman teknis Manajemen
kebakaran di perkotaan respon time Instansi Pemadam Kebakaran terhadap
laporan kebakaran untuk kondisi di Indonesia tidak lebih dari 15 menit yang terdiri
atas waktu pengiriman pasukan dan sarana prasarana pemadam kebakaran,
waktu perjalanan menuju lokasi kebakaran dan waktu menggelar sarana
prasarana kebakaran sampai siap melaksanakan pemadaman. Sekiranya jumlah
pos ditambah dan tersebar dan merata di wilayah Kabupaten Sleman maka
waktu tanggapnya akan cepat (maksimal 15 menit) dan kerugian bisa ditekan.

3
Permasalahan lain adalah dengan potensi kebakaran di Sleman sangat tinggi
karena kepadatan pemukiman dan jumlah kebakaran cenderung selalu naik
tersebut, Kabupaten Sleman belum memiliki Satuan Relawan Kebakaran.
Berdasarkan data 10 tahun terakhir, jumlah rerata kejadian kebakaran setiap
tahunnya sejumlah 76 kejadian atau ekuivalen 6 kejadian setiap bulannya, bahkan
untuk tahun 2018 jumlah rerata kejadian kebakaran setiap bulannyamencapai 12
kejadian atau dua kali lipat dibandingkan rerata kejadian kebakaran bulanan
selama 10 tahun terahir sebagaimana data kejadian kebakaran dibawah ini

Tabel 1, angka kejadian kebakaran

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kebakaran 50 67 81 67 90 140 88 132 140

(sumber data : Bidang Damkar Satpolpp Kabupaten Sleman 2018)

Sementara itu berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2018Tentang Teknis


Pelayanan dasar pada Standar Pelayanan Minimal sub urusan kebakaran Daerah
Kabupaten.kota, capaian efektivitas kinerja organisasi Pemadam Kebakaran
Kabupaten Sleman ditentukan dengan pencapaian Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Pemerintahan Dalam Negeri untuk jenis pelayanan dasar
Penanggulangan bencana kebakaran ternyata belum mencapai target pencapaian
SPM.
Pemerintah Kabupaten Sleman dalam rangka meningkatkan pelayanan
penanggulangan kebakaran membentuk Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan
pada Perda No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang salah satu
tupoksinya adalah perumusan kebijakan tehnis pembinaan dan pelaksanaan
penanganan kebakaran.
Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka
mengoptimalkan penyelenggaraan penanggulangan kebakaran memerlukan
inovasi pelayanan publik dengan memberdayakan masyarakat, selanjutnya
dibentuk Satuan Relawan kebakaran (Satlakar)

2. Bahan Pendukung Regulai/Peraturan yang Melandasi Proyek Perubahan

4
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1950 Tentang
Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa
Yogyakarta jo. PP Nomor. 32 Tahun 1950
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah terahir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tanggal 15 Juni 2016 Tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
114);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2018 Tentang Teknis
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub urusan kebakaran
Daerah/Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Satuan Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten Sleman;
7. Peraturan Bupati Sleman Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja.

3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Program


Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman

Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin
dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga harus
menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus
diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah
pembangunan jangka panjang daerah. Dengan mempertimbangkan kondisi daerah,
permasalahan pembangunan, tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis,
dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah.

Misi merupakan penjabaran dari visi dan disusun dalam rangka


mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan
5
misi tersebut. Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan
menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan, rumusan misi disusun untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin
dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.

Visi dan misi kepala daerah terpilih dituangkan dalam rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 disebutkan bahwa visi danmisi
perangkat adalah sesuai dengan visi dan misi kepal daerah, sehingga bisa
disimpulan bahwa visi dan misi Satuan Polisi Pamong praja adalah sama dengan
visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sleman.

Visi Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021, yang sekaligus visi Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Sleman hingga lima tahun mendatang adalah:

“Terwujudnya Masyarakat Sleman Yang Lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya


Dan Terintegrasikannya Sistem E-Gaverment Menuju Smart Regency Pada
Tahun 2021”

Penjabaran dari misi tersebut adalah:

Sejahtera : Suatu keadaan di mana masyarakat terpenuhi kebutuhan


dasarnya, baik kebutuhan lahir maupun batin, secara nerata.
Beberapa indikator untuk mengukur pencapaian sejahtera
adalah indek Pembangunan Manusia, menurunnya
ketimpangan pendapatan, menurunnya angka kemiskinan,
meningkatnya kualitas lingkungan hidup, meningkatnya
kesejahteraan kerja, dan pertumbuhan ekonomi.

Mandiri : Suatu keadaan di mana Pemerintah Kabupaten Sleman


memiliki kemampuan mendayagunakan potensi lokal dan
sumber daya yang ada, memiliki ketahanan terhadap
dinamika yang berlangsung serta kemampuan untuk
mengidentifikaasi kebutuhan dan masalah yang ada di
sekitarnya sehingga mampu mencari solusi dan
mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimilikinya.
Beberapa indikator untuk mengukur pencapaian
kemandirian adalah meningkatnya prasarana dan sarana
perekonomian dan meningkatnya daya saing daerah.

Meningkatnya prasarana dan sarana perekonomian dapat


dilihat dari kondisi infrastruktur dan peluang investasi.

Daya saing daerah dicapai dengan meningkatkan jumlah


desa wisata mandiri, nilai tukar petani, persentase
peningkatan produksi pertanian dan perikanan, peningkatan
nilai produksi industri, nilai eksport, dan kontribusi
pendapatan asli daerah terhadap pendapatan.
6
Berbudaya : Suatu keadaan di mana di dalam masyarakat tertanam
danterbina nilai-nilai tatanan dan norma yang lihur tanpa
meninggalkan warisan budaya dan seni.

Beberapa indikator yang dapat mencerminkan sikap


berrbudaya masyarakat adalah meningkatnya kenyamanan
dan ketertiban, kemampuan mitigasi masyarakat terhadap
bencana, penanaman nilai karakter, meningkatnya
kerukunan masyarakat, meningkatnya apresiasi masyarakat
terhadap budaya, serta perempuan dan anak yang semakin
terlindungi.

Terintegrasikannya :Terintegrasinya sistem e-Gout, bahwa dalam memberikan


pelayanan kepada masyarakat diperlukan sistem
Sistem e- pelayanan yang lebih baik yang merupakan paduan
govermen sistem regulasi, kebijkan, sikap dan perilaku, yang
didukung dengan teknologi informasi yang modern yang
mampu memberikan respon dan efektifitas yang tinggi
dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik dalam rangka menuju
Smart Regency, yaitu suatu kabupaten yang dapat
memberikan layanan publik secara tepat, cepat, mudah,
murah dan terintegrasi antar unit pemerintah dengan
dukungan penggunaan teknologi informasi, untuk
meningkatkan partisipasi publik dan transparasi
penyelenggaraan pemerintahan.

Misi yang digariskan untuk pengembangan Kabupaten Sleman selama lima tahun
kedepan adalah:

Misi kesatu

Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas


birokrasi menjadi birokrasi yang profesional sehingga bisa menjadi pelayan
masyarakat. Disamping kemampuan aparat, pelayanan masyarakat juga didukung oleh
pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi yang dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. Peningkatan kualitas birokrasi harus sejalan dengan keberhasilan
pelaksanaan revormasi birokrasi dan kepuasan terhadap layanan aparat birokrasi
dalam rangka menuju good governance.

Misi Kedua

Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan menjangkau


bagi semua lapisan masyarakat.

Misi ketiga
7
Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas dan kemampuan
ekonomi rakyat, serta penanggulangan kemiskinan.

Misi keempat

Memantapkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan sumberdaya alam, penataan


ruang, lingkungan hidup dan kenyamanan.

Misi kelima

Meningkatkan kualitas budaya masyarakat dan kesetaraan gender yang proporsional.

Tujuan :

1. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan yang bersih dan efektif dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Meningkatkan ketertiban umum
3. Mewujudkan kenyamanan masyarakat melalui peningkatan kesiapsiagaan dan
pencegahan bencana kebakaran.
4. Meningkatkan tatakelola Pemerintahan yang bersih dan efektif dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik
5. Meningkatnya ketertiban umum
6. Mewujudkan kenyamanan masyarakat melalui peningkatan
kesiapsiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran.

Sasaran:

1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja


Meningkatnya akuntabilitas pelaporan
Mewujudkan pelayanan masyarakat yang handal

2. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum


3. Penegakan peraturan perundang-undangan
4. Meningkatnya kesiapsiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
5. Meningkatnya akuntabilitas kinerja
6. Meningkatnya akuntabilitas pelaopran
7. Meningkatnya kesiapsiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

Program

1. Perencanaan Pembangunan Daerah


2. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan KDH
3. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
4. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan dan kekayaan
daerah
5. Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran
6. Peningkatan sarana dan prasarana aparat
7. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

8
8. Peningkatan pelayanan dan bantuan hukum
9. Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
10. Penyelamatan dan pelestarian Dokumentasi/Arsip Daerah
11. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
12. Pemeliharaan Kamtramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
13. Pemberdayaan mastarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
14. Penegakan hukum
15. Peningkatan kesiapsiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran.

4. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman merupakan salah satu lembaga
tehnis daerah yang dibentuk dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah No. 18
Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah, sebagai unsur pendukung Pemerintah
Daerah yang mempunyai tugas penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang
ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, pada sub
urusan ketentraman dan ketertiban umum, dan pada sub urusan kebakaran. Tindak
lanjut Perda No. 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan dan Susunan
Perangkat Daerah diundangkan Perbup No. 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong
Praja. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman meupakan unsur pelaksana
urusan pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat, sub urusan ktentraman dan ketertiban umum, dan sub urusan
kebakaran yang dipimpin oleh Kepala Satuan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan


urusan pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang ketentraman dan ketertiban
umum serta perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan ketertiban
umum dan sub urusan kebakaran.

Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Satuan Polisi Pamong Praja.


b. Perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang ketentraman dan
ketertiban umum, dan sub urusan Kebakaran;
c. pelaksanaan pelayanan, pembinaan dan pengendalian urusan
pemerintahan bidang kietentraman dan ketertiban umum serta

9
perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan ketertiban umum
dan sub urusan kebakaran;
d. evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang ketentraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan
ketertiban umum dan sub urusan kebakaran;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya
dan/atau sesuai aturan perundang-undangan.

Susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari:

b. Kepala Satuan;
c. Sekretaris terdiri dari:
1. Subagian Umum dan kepegawaian
2. Subbagian Keuangan, dan
3. Subagian Perencaan dan Evaluasi.
d. Bidang Ketentraman dan Ketertiban terdiri dari:
1. Seksi Operasional Ketentraman dan Ketertiban , dan
2. Seksi Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban.
e. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan terdiri drari:
1. Seksi Pembinaan dan Pengawasan, dan
2. Seksi Penegakan,
f. Bidang Perlindungan Masyarakat terdiri dari :
1. Seksi Operasional Satuan Perlindungan Masyarakat, dan
2. Seksi Pengembangan Potensi Perlindungan Masyarakat.
g. Bidang Pemadam Kebakaran terdiri dari:
1. Seksi Pencegahan Kebakaran, dan
2. Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran
h. Unit Pelaksana Tugas.
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
Bidang Pemadam Kebakaran melaksankan tugas membina dan melaksanakan
pencegahan, operasi pemadaman, penyelamatan, dan penanganan kebakaran.
Bidang Pemadam Kebakaran dalam melaksankan tugas mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Bidang Pemadam Kebakaran;
b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan penanganan kebakaran;
c. pelayanan pemadam kebakaran;
d. pembinaan penanganan kebakaran;
10
e. pembinaan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemadam
kebakaran;
f. pembinaan dan pengendalian standar kelengkapan sarana dan prasarana
bangunan gedung dan bahan berbahaya beracun dalam penanganan
kebakaran;dan
g. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pemadam
Kebakaran.

Bidang Pemadam Kebakaran terdiri dari Seksi Pencegahan Kebakaran dan Seksi
Operasional dan Investigasi Kebakaran dengan tugas sebagai berikut:

1. Seksi Pencegahan Kebakaran mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan


dan pelaksanaan pencegahan kebakaran.
Seksi Pencegahan Kebakaran dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Seksi Pencegahan Kebakaran;
b. perumusan Kebijakan teknis pembinaan pencegahan kebakaran;
c. pengembangan aparatur dan masyarakat peduli pencegahan dan penanganan
bahaya kebakaran;
d. pengawasan dan inspeksi sarana dan prasarana proteksi kebakaran bangunan
gedung dan bahan berbahaya beracun, dan
e. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Pencegahan
Kebakaran.
2. Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran
Seksi Operaasional dan Investigasi Kebakaran mempunyai tugas menyiapkan
bahan pelaksanaan penanganan kebakaran dan investigasi kejadian kebakaran.
Seksi Operasional Kebakaran dn investigasi kebakaran dalam melaksankan tugas
mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Seksi Operasional dan investigasi Kebakaran;
b. perumusan kebijakan teknis operasi penanganan bahaya kebakaran;
c. pelaksanaan operasi pemadaman, penyelamatan dan pengamanan bahaya
kebakaran;
d. pelaksanaan investigasi kejadian kebakaran;
e. pengelolaan sarana dan prasarana penanganan kebakaran, dan
f. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Operasional dan
investigasi Kebakaran.

11
Gambar 1. Diagaram Struktur Satuan Polisi Pamong Praja
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KABUPATEN SLEMAN

KEPALA
SATUAN
SEKRETARIAT

Kelompok jabatan
Fungsional
Subbagian Subbagian
Subbagian
Umum dan Keuangan Perencanaan
Kepegawaian dan Evaluasi

Bidang Bidang Bidang Bidang Pemadam


Ketentraman Penegakan Perlindungan
Kebakaran
dan Ketertiban Peraturan- Masyarakat
undangan

Seksi Operasional Seksi Pencegahan


Seksi Pembinaan Seksi Perlindungan
Ketentraman dan Kebakaran
dan Pengawasan Masyarakat
Ketertiban

Seksi Pembinaan Seksi Pengembangan Seksi Operasional


Seksi
Ketentraman dan Potensi Perlindungan dan Investigasi
Ketertiban Penegakan
Masyarakat Kebakaran

Unit Pelaksana Teknis

: Garis Komando

: Garis koordinasi

12
5. Analisis Permasalahan Utama dalam Pelaksanaan Tupoksi
Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman
dalam rangka mengoptimalisasi penyelenggaraan pelayananan pemadam
kebakaran permasalahan yang dihadapi saat ini terkait dengan belum
terpenuhinya pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal pada Pemadam
Kebakaran , adapun hasil pencermatan yang dilakukan muncul rumusan sebagai
berikut:
Dari permasalahan tersbut kemudian dilakukan analisis prioritas masalah dengan
pendekatan APKL dalam upaya mengatasi isu strategis sebagai berikut:

Tabel 2. Pendekatan APKL


Aktual Proble Kekhala Layak Total Pering
No Isu matik yakan Nilai kat
1. Terbatasnya partisipasi 5 5 4 4 18 I
dan peran serta
masyarakat
2. Respon time/tingkat waktu 4 3 3 3 13 V
tanggap penanganan
kejadian kebakaran kurang
cepat berakibat kerugian
kebakaran semakin besar;
3. Kurangnya kapasitas 4 4 3 3 14 IV
personil Pemadan
Kebakaran
4. Kurangnya Sarpras 5 4 4 3 16 III
Pemadam Kebakaran
5 Jumlah kejadian 5 4 4 4 17 II
kebakaran di kabupaten
Sleman cenderung selalu
meningkat (tertinggi di
DIY).

Keterangan:
Skala nilai 1 s.d. 5 adalah nilai terendah s.d. tertinggi (Skala Likert) dengan skor
(5=sangat tinggi, 4=Tinggi, 3=Cukup, 2=rendah, dan 1=sangat rendah)

13
6. Penetapan Permasalahan Utama
Dari tabel analisa APKL di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama
dalam tugas pokok dan fungsi Bidang Pemadam Kebakaran Kabupaten Sleman
adalah “Terbatasnya partisipasi dan peranserta masyarakat”.
1. Kondisi saat ini
a. Terbatasnya partisipasi serta peranserta masyarakat
b. Kurangnya jumlah pos Pemadam Kebakaran yang diperlukan
c. Angka kejadian kebakaran di kabupaten Sleman cenderung selalu
meningkat (tertinggi di DIY).

2. Kondisi yang diharapkan:

a. Terwujudnya partisipasi serta peranserta masyarakat


b. Terpenuhinya jumlah pos kebakaran yang dibutuhkan
c. Menurunnya angka kejadian kebakaran sehingga rasa aman
masyarakat meningkat serta kerugian akibat kebakaran dapat ditekan.

3. Inovasi yang diperlukan:


a. membentuk Satuan Relawan Kebakaran.
b. Menambah jumlah pos kebakaran yang dibutuhkan
c. Membuat SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran

14
Gambar 2 : Bagan Alur Pikir Proyek Perubahan

KEGIATAN KONDISI YANG


KONDISI SAAT INI MENGATASI
DIHARAPKAN
KONDISI SAAT INI

- Terbatasnya - Pembentukan Satuan - Terwujudnya


partisipasi serta Relawan Kebakaran partisipasi serta
peranserta (SATLAKAR) peran serta
masyarakat masyarakat
- Kurangnya pos - Terpenuhinya
- Penambahan jumlah
pemadam kebakaran jumlah pos
pos Pemadam
yang dibutuhkan pemadam kebakaran
Kebakaran yang
yang dibutuhkan
- Rendahnya dibutuhkan
kesadaran - Meningkatnya
- Pembentukan forum
masyarakat kesadaran
komunikasi (Forkom)
pengguna jalan masyarakat terhadap
penanggulangan
terhadap tanda tanda bahaya (bunyi
kebakaran antar
bahaya (bunyi sirine) Sirine) dan jarak
instansi terkait
mobil damkar dan jangkauan lokasi
jarak jangkauan rawan kebakaran
lokasi rawan
kebakaran
- penyuluhan - Turunnya jumlah
- Meningkatnya pencegahan bahaya kejadian kebakaran
jumlah kejadian kebakaran
kebakaran - Tersusunya SOP
- Pembuatan SOP Rekomendasi
- Belum adanya SOP Rekomendasi Proteksi Proteksi kebakaran
Rekomendaasi Kebakaran
Proteksi kebakaran
.

AYO GERTAK SI API


Gerakan Serentak Antisipasi Api

BIDANG PEMADAM KEBAKARAN


SATPOL PP KABUPATEN SLEMAN

15
Untuk dapat mewujudkan tujuan yang akan dicapai dalam proyek perubahan
diperlukan strategi dalam pelaksanaannya. Strategi perubahan yang dipilih perlu
mempertimbangkan kondisi internal organisasi pelaksana dalam hal ini adalah Bidang
Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman. Analisis strategi
menggunakan Model McKinsey 7S Framework. Model ini dikembangkan oleh Tom
Peters dan Robert Waterman merupakan salah satu model analisa internal organisasi.
Ada 7 aspek internal organisasi yang perlu diselaraskan organisasi jika ingin mencapai
keberhasilan.

Gambar 3 : Skema 7S Mc Kinsey Framework

Ketujuh aspek tersebut saling tergantung yang dikelompokkan menjadi hard


elementdan soft element. Hard elemen meliputi :
a. Structure: Cara organisasi yang secara sistematis mengatur kewenangan
dan tanggung jawab, siapa melapor kepada siapa yang dibuat sesuai
kebuutuhan organisasi. Struktur juga akan mendukung saluran komunikasi
yang efektif dalam pengambilan keputsan.
b. Strategy: Merupakan rencana yang dirancang untuk mempertahankan dan
membangun keunggulan organisasi yang dimaksudkan agar organisasi
memiliki arahan yang jelas dan tegas tentang cara yang dipakai untuk
mencapai tujuan.
c. System: Merupakan prosedur, proses, rutinitas operasional organisasi untuk
mengatur aktivitas yang dijalankan yang melibatkan anggota organisasi untuk
menyelesaikan pekerjaan.
16
Sedangkan hard elemen, meliputi:
a. Shared values: Merupakan nilai-nilai inti perusahaan yang telah mejadi
budaya dan menjadi suatu guideline bagi para anggota organisasi dalam
bekerja.
b. Skills: Menyangkut ketrampilan setiap individu dalam organisasi. Skills
merupakan cerminan dari core competence organisasi.
c. Style: Merujuk pada gaya kepemimpinan yang digunakan dan perilaku kerja
pimpinan dalam memberikan arahan dan dalam perhatian terhadap masalah
yang dihadapi bawahan.
d. Staff: Meliputi jumlah, karakter kerja dan prasyarat SDM yang dianggap
sesuai dengan keberadaan dan tujuan organisasi.
Berdasarkan McKinsey Framework tersebut, kondisi internal Satuan Polisi Praja
Kabupaten Sleman akan dipetakan berdasarkan 7 elemen yang mendasarinya.

Tabel 3: Analisis Kondisi Internal

No Elemen Kondisi
1. Structure Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 67 Tahun 2016
tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugasi dan Fungsi
serta Tata Kerja padaSatuan Poliai Pamong Praja
merupakan merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Kabupaten di Bidang ketentraman dan ketertiban umum
serta perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan
ketertiban umum, dan sub urusan kebakaran, yang dipimpin
oleh seorang Kepala Satuan yang dibantu oleh Sekretariat
dan 3 Bidang, yaitu:
a. Bidang Ketentraman dan Ketertiban;
b. BidangPenegakan Peraturan Perundang-undangan
c. Bidang Perlindungan Masyarakat
d. Bidang Pemadam Kebakaran
Masing-masing Bidang membawahi 2 seksi. Disamping
unsur-unsur tersebut, juga memiliki Kelompok Jabatan
Fungsional kecuali Bidang Pemadam Kebakaran.
2. Strategy Sebagaimana tertuang dalam RPJMD, untuk menjalankan
sasaran dan misi, strategi yang digunakan adalah

17
meningkatkan Strategi organisasi dituangkan dalam
Rencana Strategis (Renstra) Organisasi yang menjabarkan
pencapaian misi kedalam program, sasaran dan kegiatan.
Selain yang tertuang dalam renstra, sinergitas antar instansi
maupun dengan kelompok masyarakat maupun komunitas
terus dikedepankan dengan membentuk Satuan Relawan
Kebakaran, membuat SOP Proteksi kebakaran, dan
mengusulkan penambahan jumlah pos kebakaran yang
dibutuhkan.

Hal ini dilakukan dengan menjalin komunikasi yang intensif


dengan stakeholder

3. System Sistem kerja yang berjalan harmonis antar Bidang-Bidang


teknis dengan sekretariat merupakan satu kesatuan yang
saling terhubung. Ibarat tubuh manusia, dimana bidang
ketentraman kebakaran dengan tugasnya
menyelenggarakan urusan kebakaran serta penyelamatan.
Hal tersebut dikoordinasikan oleh sekretariat sebagai
penyuntuk aliran yang dapat menggerakan seluruh bidang
untuk terus bergerak sehingga antar bidang, dan sekretariat
saling mendukung satu dengan yang lain. Dengan kondisi
demikian diharapkan dapat membantu memperlancar setiap
pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan yang saling
mendukung pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

4. Shared Nilai-nilai yang dikembangkan dan menjadi acuan perilaku


Value kerja antara lain tertuang dalam Kode Etik PNS. Bahwa
didalam menjalankan tugasnya setiap PNS agar selalu
menjunjung tinggi kejujuran, disiplin, berdasarkan ketentuan
peraturan perundangan yang mengaturnya, memiliki
semangat kerja tinggi, bekerja keras dan pantang menyerah
dengan slogan “PANTANG PULANG SEBELUM API
PADAM” serta menjaga nilai kepatutan, santun dan agar
dapat bekerja secara tim, menjaga kekompakan antar
bidang/unsur.

18
5. Skills Sebagai unsur pelaksana di Bidang Pemadam Kebakaran,
Satuan Polisi Pamong Praja memerlukan SDM dengan.
Komposisi SDM berdasarkan kualifikasi Pendidikan baik dari
unsur PNS maupun tenaga ahli non PNS sebagai berikut:

NO. PENDIDIKAN JUMLAH

1 SLTP/SLTA 49

2 Strata S1 2

3 Strata S2 1

Jumlah 52

Guna terus meningkatkan ketrampilan yang dimiliki, Satuan


Polisi Pamong Praja, juga mengikutsertakan pegawainya
dalam berbagai Pendidikan dan pelatihan teknis, baik yang
diadakan oleh Kementrian.Disamping itu, skill juga dapat
diperoleh dari pengalaman kerja. Dengan pengalaman kerja
inilah, seluruh pegawai dapat menyelesaikan dengan baik
setiap tugas yang diembannya. Kondisi ini juga sebagai
potensi untuk mendukung keberhasilan kegiatan ini,

6 Style Dalam mengarahkan bawahannya pimpinan memberikan


. arah tujuan yang jelas, tegas, dan selalu mengedepankan
koordinasi dan memberikan kesempatan bawahan untuk
bereksplorasi, senantiasa memberi motivasi dengan menjadi
teladan, baik dalam hal kedisiplinan, berintegritas dan
semangat kerja maupun kemauan belajar. Pimpinan selalu
memberi perhatian dan membimbing mencari solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas.

7 Staff Secara keseluruhan SDM Bidang Pemadam Kebakaran


Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari PNS sejumlah 25
orang dengan 3 orang pejabat struktural dan selebihnya
Pegawai Harian Lepas (PHL). Jika dibandingkan dengan
beban tugas dan ketersediaan pegawai baik dari kualitas

19
maupun kuantitas kurang sebanding. Terlebih kebijakan
moratorium PNS yang berjalan beberapa tahun tidak
memungkinkan untuk menambah kebutuhan pegawai. Oleh
karenanya, untuk mendukung pelaksanaan tugasnya juga
didukung tenaga non PNS sejumlah 24 orang, dan kedepan
terus mengupayakan/ mengusulkan penambahan tenaga
baik sebagai PNS/ASN atau tenaga non PNS/ASN.

Berdasarkan Analisis strategi menggunakan Model McKinsey 7S Framework di atas


maka perlu dilakukan intervensi dengan kegiatan sebagai berikut:
No Inovasi Kegiatan
1. Pembentukan Satuan 1. Rapat Koordinasi dengan Tim Proyek
Relawan Kebakaran
perubahan
(SATLAKAR)
2. Koordinasi dengan camat setempat
3. Pendataan calon personil Satlakar
2. Penambahan jumlah pos 1. Penyusunan Rencana Anggaran
pemadam kebakaran penambahan jumlah pos pemadam
kebakaran berdasarkan Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK) pada Tahun Anggaran
2. 2020
Penambahan Jumlah Armada Pemadam
3. Kebakaran
4. Penambahan Sarpras Pemadam Kebakaran
Penambahan Kapasitas Personil Pemadam
Kebakaran
3. Pembentukan Forkom 1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pembentukan
antar Instansi terkait forkom antar OPD
2. Pelaksanaan Pembentukan forkom antar
OPD
4. Penyuluhan pencegahan 1. Rapat Persiapan Pelaksanaan penyuluhan
dan penanggulangan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
kebakaran Pelaksanaan PenyuluhanPencegahan dan
2. penanggulangan kebakaran

20
5. Penyusunan SOP 1. Rapat Koordinasi muatan materi tentang
Rekomendasi Proteksi SOP Rekomendasi Proteksi kebakaran
kebakaran 2. Penyusunan materi SOP Rekomendasi
Proteksi kebakaran
3. Penyampaian kepada Kasat Pol PP melalui
Sekretaris untuk mendapat pengesahan.

Setelah dilakukan intervensi tersebut di atas kemudian dilakukan analisa tapisan dari
Mc. Namara untuk menentukan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Tabel 4 Analisis Tapisan Penentuan Prioritas Kegiatan

No Kegiatan E W K Total Prioritas Pelaksanaan


1 Pembentukan Satuan 5 5 5 15 I Jangka
Relawan Kebakaran pendek
(SATLAKAR) 2 kecamatan
2 Pembentukan Satuan 4 3 3 10 VI Jangka
Relawan Kebakaran Menengah
(SATLAKAR) 7 Kecamatan
3 Pembentukan Satuan 4 3 2 9 VII Jangka
Relawan Kebakaran panjang
(SATLAKAR) 8 Kecamatan
4 Penambahan jumlah pos 3 3 3 9 VIII Jangka
Pemadam kebakaran panjang
5 Penyuluhan Pencegahan dan 5 5 4 14 II Jangka
pengendalian kebakaran pendek
6 Pembentukan Forkom antar 4 4 4 12 IV Jangka
Instansi terkait pendek
7 Pembuatan SOP Proteksi 5 4 4 13 III Jangka
Kebakaran pendek
8. Implementasi SOP Proteksi 4 4 3 11 V Jangka
Kebakaran pendek

Keterangan:
E : Efektifitas, semakin tinggi nilainya semakin efektif
W: Waktu, semakin cepat semakin besar nilainya
K : Kemudahan, semakin mudah semakin besar nilainya

21
Berdasarkan hasil analisa tapisan, maka prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Jangka pendek
a. Pembentukan Satlakar 2 kecamatan
b. Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada masyarakat
c. Pembuatan SOP Rekomendaasi Proteksi Kebakaran
d. Pembentukan Forkom antar OPD
e. Implementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran
2. Jangka Menengah
Pembentukan Satlakar 7 (tujuh) kecamatan
3. Jangka Panjang
a. Pembentukan Satlakar di 8 Kecamatan
b. Penambahan jumlah Pos Pemadam Kebakaran

C. TUJUAN

1. Tujuan Jangka Pendek:


a. Terbentuknya Satlakar 2 kecamatan untuk membangun kesadaran
masyarakat agar berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan
kebakaran
b. Terselenggaranya penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran untuk memberikan pengetahuan cara mencegah dan
peanggulangan kebakaran
c. Tersusunnya SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran sebagai pedoman
teknis petugas Pemadam Kebakaran dalam melaksankan tugas.
d. Terbentuknya Forkom antar instansi adalah untuk memberikan informasi
yang cepat dan akurat terhadap adanya kejadian kebakaran dan
memperlancar mobil Pemadam Kebakaran menuju lokasi kebakaran dengan
lebih cepat.
e. SOP Rekomendasi Proteksi kebakaran yang sudah tersusun segera dapat
dilaksanakan dengan baik.
2. Tujuan Jangka Menengah
Terlatihnya personil Satlakar sehingga dapat melakukan upaya pemadaman api
awal, sebelum kebakaran menjadi besar dan petugas pemadam kebakaran
sampai dilokasi kebakaran
3. Tujuan Jangka Panjang
22
c. Personil Satlakar dapat bersinergi dengan petugas Pemadam Kebakaran
dalam upaya melakukan pencegahan maupun penanggulangan
Kebakaran,
b. Agar pelayanan pemadam kebakaran lebih dekat dengan lokasi kejadian
kebakaran

D. MANFAAT PERUBAHAN
1. Manfaat Perubahan Jangka Pendek:
a. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya Satlakar
b. Petugas dapat mengerti proses dalam memberikan rekomendasi proteksi
kebakaran sesuai prosedur yang ada
c. Masayarakat memperoleh ilmu tentang pencegahan dan pengendalian
kebakaran sehingga dapat mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran.
d. dapat membantu Armada mobil Pemadam Kebakaran lebih cepat sampai ke
lokasi Kebakaran
e. Mnghilangkan penyelewengan terhadap Pemberian Rekomendasi proteksi
kebakaran karena pelaksanaanya sesuai dengan SOP
2. Manfaat Perubahan Jangka Menengah:
a. Masyarakat akan tumbuh kesadarannya rela membantu Satlakar demi
kepentingan bersama yaitu mengantisipasi kebakaran
b. Dapat memperlancar armada damkar sampai ke lokasi kebakaran.
3. Manfaat Perubahan Jangka Panjang:
a. Dengan terbentuknya Satlakar di seluruh Kabuapten Sleman, masyarakat
menjadi lebih tenang dari ancaman bahaya kebakaran walaupun jauh dari
pos pemadam kebakaran karena sudah bisa mengantisipasi bahaya
kebakaran sejak dini;
c. Menjadi kebiasaan di masyarakat untuk menjaga lingkunganya dari
ancaman bahaya kebakaran
d. Penanganan kebakaran akan berjalan lebih cepat karena ada informasi dan
bantuan baik di jalan maupun dilokasi kebakaran
e. Kejadian kebakaran akan lebih cepat dapat ditangani, sehingga respons time
akan dapat terpenuhi;
f. Bertambahnya personil Pemadam kebakaran
g. Bertambahnya sarana dan prsarana Pemadam kebakaran

23
E. PENTAHAPAN UTAMA DAN PENJADWALAN

Tabel 5. Pentahapan Utama dan Penjadwalan Jangka Pendek


Waktu Dimulai dan Diakhiri
Target
Pihak yang Waktu Jangka Pendek
No Kegiatan Hasil yang diharapkan Rencana Monev
Melaksanakan Penyele
Maret April Mei
. saian
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
JANGKA PENDEK

A. Milestone 1: Persiapan Implementasi Proyek Perubahan

a. Rapat koordinasi Project Leader 1 hari - Dukungan dan Waktu: Minggu 5 Maret
Persiapan dan Tim Proyek kesepahaman tim
Pelaksanaan Proyek Perubahan dalam pelaksanaan Kegiatan:
Perubahan proyek perubahan - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(notulen, undangan,
daftar hadir, foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
b. Penyusunan Tim Project Leader 2 hari Terbentuknya tim proyek Waktu: Minggu 5 Maret
Proyek Perubahan. dan Tim Proyek perubahan dengan SK
Perubahan Pembentukan Tim Proyek Kegiatan:
Perubahan - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(SK kepala Satuan
tentang Tim Proper)

24
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

c. Koordinasi dengan Project Leader 2 hari - Pemahaman dan Waktu: Minggu 5 maret
stakeholder terkait dukungan stakeholder
untuk mencari terhadap proyek Kegiatan:
dukungan proyek perubahan - Kelengkapan
perubahan administrasi kegiatan
(bukti dukungan, foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

B. Milestone 2: Persiapan Pembentukan Satlakar 2 (dua) Kecamatan

a. Rakor Persiapan Project Leader 1 hari - Terlaksananya rakor Waktu: Minggu I April
Pembentukan Satlakar dan Tim Proyek pembentukan Satlakar
2 (dua) Kecamatan Perubahan 2 (dua) kecamatan Kegiatan:
- Kelengkapan
administrasi kegiatan
(undangan, absen,
notulen, foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

25
b. Pendataan calon Project Leader 1 hari - Tersusunnya data Waktu: Minggu I April
personel Satlakar 2 dan Tim Proyek calon personil Satlakar
kecamatan Perubahan 2 (dua) kecamatan Kegiatan:
- Kelengkapan
administrasi kegiatan
(daftar calon personil
Satlakar, foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

C. Milestone 3: Pembentukan Satlakar 2 (dua) Kecamatan

a. Pelaksanaan Project Leader 1 hari - Terbentuknya Satlakar Waktu: Minggu 2 April


Pembentukan dan dan Tim Proyek 1 Kecamatan Moyudan
Pelatihan Satlakar Perubahan Kegiatan:
Kecamatan Moyudan - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(undangan, absen,
notulen, foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
Capaian, kendala & solusi

b. Pelaksanaan Project Leader 1 hari - Terbentuknya Satlakar Waktu: Minggu 2 April


Pembentukan dan dan Tim Proyek 1 Kecamatan Kalasan
Pelatihan Satlakar Perubahan Kegiatan:
Kecamatan Kalasan - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(undangan, absen,
notulen, foto kegiatan)
- Ketepatan waktu

26
pelaksanaan
Capaian, kendala & solusi

D. Mileston 4 : Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebkaran pada masyarakat


a. Rapat Persiapan Project Leader & 1 hari Terlaksananya Rapat Waktu: Minggu 4 April
Penyuluhan dan Tim Proyek Persiapan Penyuluhan
penanggulangan Peruan bahan dan penanggulangan Kegiatan:
kebakaran kebakaran sebanyak 60 - Kelengkapan
orang administrasi kegiatan
(undangan, daftar hadir,
notulen,foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
b. Pelaksanaan Project Leader & 1 hari Terlaksananya Waktu: Minggu 4 April
Penyuluhan Tim Proyek Penyuluhan pencegahan
pencegahan dan Peruan bahan dan penanggulangan Kegiatan:
penanggulangan kebakaran sebanyak 30 - Kelengkapan
kebakaran sebanyak orang administrasi kegiatan
30 orang (undangan, daftar hadir,
notulen,foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
b. Pelaksanaan Project Leader & 1 hari Terlaksananya Waktu: Minggu 4 April
Penyuluhan Tim Proyek Penyuluhan pencegahan
pencegahan dan Peruan bahan dan penanggulangan Kegiatan:
penanggulangan kebakaran sebanyak 30 - Kelengkapan
kebakaran sebanyak administrasi kegiatan

27
30 orang orang (undangan, daftar hadir,
notulen,foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

E. Milestone 5: Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) Rekomendasi Proteksi Kebakaran


a. Rakor Muatan SOP Project Leader dan 1 hari Terlaksananya Rakor muatan Waktu: Minggu 2 Mei
Rekomendasi Tim Proyek SOP Rekomendasi Proteksi
Proteksi Kebakaran Perubahan Kebakaran Kegiatan:
- Kelengkapan
administrasi kegiatan
(undangan, absen,
notulen, foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

b. Pelaksanaan Project Leader dan 2 hari Terlaksananya Penyusunan Waktu: Minggu 2 Mei
Penyusunan SOP Tim Proyek SOP Rekomendasi Proteksi
Rekomendasi Perubahan Kebakaran Kegiatan:
Proteksi Kebakaran - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(tersusunya SOP)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

28
F. Milestone 6:Pembentukan Forkom antar OPD

a. Rakor Persiapan Project Leader & 1 hari Terlaksananya Rakor Waktu: Minggu 5April
Pembentukan Tim Proyek Persiapan Pembentukan Kegiatan:
Forkom antar OPD Perubahan Forkom antar OPD Kegiatan:
- Kelengkapan
administrasi
kegiatan
(undangan, daftar
hadir, notulen,foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

b. Pembentukan Project Leader & 1 hari Terlaksananya Waktu: Minggu 1Mei


Forkom antar OPD Tim Proyek Pembentukan Forkom Kegiatan:
(Damkar, BPBD, Perubahan antar OPD (Damkar, - Kelengkapan
Dinas Dinas Perhubungan, administrasi
Perhubungan, PLN, PM dan PolantasI) kegiatan
PLN, PDAM, (undangan, daftar
Telkom, PMI dan hadir, notulen,foto
Polres) kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

29
G. Milestone 7: Implementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran
c. Rakor Implementasi Project Leader & 1 hari Terlaksananya Rakor Waktu: Minggu 2 Mei
SOP Rekomendasi Tim Proyek Implementasi SOP Kegiatan:
Proteksi Kebakaran Perubahan Rekomendasi Proteksi - Kelengkapan
Kebakaran administrasi kegiatan
(undangan, daftar
hadir, notulen,foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

d. Implementasi SOP Project Leader & 2 h1ri Terimplementasinya SOP Waktu: Minggu 2Mei
Rekomendasi Tim Inpektur Rekomendasi Proteksi Kegiatan:
Proteksi Kebakaran Kebakaran - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(Rekomendasi, foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

H. Milestone 8: Monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan implementasi proyek perubahan


a. Persiapan Project Leader & 1 hari Mempersiapkan monitorting Waktu: Minggu 3 Mei
Tim Proyek evaluasi dan pelaporan Kegiatan:
Perubahan (instrument monev) - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(undangan, daftar
hadir, notulen,foto
kegiatan)

30
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
b. Pelaksanaan monev Project Leader & Setiap Terlaksananya monev Waktu: Minggu 4, Mei
Tim Proyek minggu kegiatan proyek perubahan Kegiatan:
Perubahan
Kelengkapan
administrasi kegiatan
(undangan, daftar hadir,
notulen,foto kegiatan)

- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

c. Penyampaian laporan Project Leader 1 hari Terlaksananya Waktu: Minggu 5Mei


kepada pimpinan penyampaian laporan
monev dan implementasi Kegiatan:
proyek perubahan kepada
pimpinan instansi/mentor - Kelengkapan
dan tanggapan hasil administrasi kegiatan
pelaporan (Hasil Monev,foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi

31
Tabel 6. Pentahapan Utama dan Penjadwalan Jangka Menengah dan Jangka Panjang

Waktu dimulai dan diakhiri


Target
Jangka Menengah Jangka Panjang Renca
Pihak yang Waktu Hasil Yang
No Kegiatan Melaksanakan Penyelesai 2019
na
2020 diharapkan
Monev
an Ja Fe Ma Ap Me Ju Ag Se Ok No De 2021
Des Jul
n b rr rr iii n s p t p s
JANGKA MENENGAH

A. Milestone 1 : Pembentukan Satlakar 7 (TUJUH) Kecamatan


a. Rakor Persiapan Project 1 hari Terlaksananya Waktu:
Pembentukan Satlakar 7 Leader, Persiapan Minggu
(tujuh) Kecamatan staf Pembentukan 4
Satlakar 7 Januari
(tujuh)
Kecamatan
b. Pendataan calon personel Project 2 hari Terlaksananya Minggu
Satlakar 7 (tujuh) Leader Persiapan ke-4
kecamatan Pembentukan Januari
Satlakar 7 2020
(tujuh)
Kecamatan
c. Pelaksnaan Pembentukan Project 7 hari Terbentuknya Minggu
Satlakar 7 (tujuh) Leader Pembentukan Februa
Kecamatan ( Satlakar 7 ri –Mei
(tujuh) 2020
Kecamatan
B. Milestone 2 : Monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan implementasi proyek perubahan
a. Persiapan Project 1 hari Mempersiapkan Minggu
Leader monitorting ke 2
32
Waktu dimulai dan diakhiri
Target
Jangka Menengah Jangka Panjang Renca
Pihak yang Waktu Hasil Yang
No Kegiatan Melaksanakan Penyelesai 2019
na
2020 diharapkan
Monev
an Ja Fe Ma Ap Me Ju Ag Se Ok No De 2021
Des Jul
n b rr rr iii n s p t p s
Juni
b. Pelaksanaan monev Project 2 hari Terlaksananya Minggu
Leader monev ke 2
,Juni
2020
c. Penyampaian laporan Project 1 hari Terlaksananya Minggu
kepada pimpinan Leader lapor kpd Pimp ke
3Juni
2020
JANGKA PANJANG

A. Milestone 1 : Pembentukan Satlakar 8 (delapan) Kecamatan

a. Persiapan Rakor Persiapan Project 1 hari Terlaksananya Minggu


Pembentukan Satlakar 8 Leader & Rakor Rakor ke 2
(delapan) Kecamatan Tim Proyek Persiapan Julii
Perubahan Pembentukan
Satlakar 8
(delapan)
Kecamatan
b. Pendataan calon personel Project 3 hari Terlaksananya Minggu
Satlakar 8 (delapan) Leader & Pendataan ke 2
kecamatan Tim Proyek Calon Satlakar Julii
Perubahan
c.. Pelaksnaan Pembentukan Project 8 hari Terlaksananya Minggu
Satlakar 8 (delapa) Leader & pembentukan ke 3,4
Kecamatan Tim Proyek Satlakar 8
33
Waktu dimulai dan diakhiri
Target
Jangka Menengah Jangka Panjang Renca
Pihak yang Waktu Hasil Yang
No Kegiatan Melaksanakan Penyelesai 2019
na
2020 diharapkan
Monev
an Ja Fe Ma Ap Me Ju Ag Se Ok No De 2021
Des Jul
n b rr rr iii n s p t p s
Perubahan (delapan) Julii
Kecamatan
B. Milestone 2 : Penambahan jumlah Pos Pemadam Kebakaran
Penambahan Jumlah Pos bertambahnya Agustus
Pemadam Kebakaran jumlah Pos 2021
Damkar dst.
C. Milestone 3 : Monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan implementasi proyek perubahan
a. Persiapan Project Mempersiapkan Desem
leader&Tim monitoring ber
b. Pelaksanaan monetoring dan Project Terlaksananya Desenb
evaluasi Leader & monev er 2021
Tim Proyek Dst.
Perubahan
c. Penyampaian laporan Project Terlaksananya Desem
kepada pimpinan Leader & penyampaian ber
Tim Proyek laporan monev 2021
Perubahan Dst.

34
F. OUTPUT KUNCI(Key Project DELIVERABLES)

Tabel 7. Output Kunci


NAMA DESKRIPSI

JANGKA PENDEK

1. Terlaksananya kesiapan Menyusun1 dokumen Draft SK Tim dan


implementasi proyek perubahan terbitnya 1 dokumen SK Tim Proyek
Perubahan.
2. Terbentuknya SATLAKAR Membentuk dan melatih Satlakar tingkat
Kecamatan sebanyak 2 (dua) kecamatan.
3. Terlaksananya penyuluhan Melaksanakan 2 kali penyuluhan
pencegahan bahaya kebakaran pencegahan bahaya kebakaran pada
pada masyarakat. masyarakat sebanyak 30 orang.
4. Terlaksananya pembuatan SOP Melaksanakan pembuatan 1 dokumen SOP
Rekomendasi Proteksi Kebakaran Rekomendasi Proteksi Kebakaran
5. Implementasi pelaksanaan SOP Mengimplementasikan pelaksanaan SOP
Rekomendasi Proteksi Kebakaran Rekomendaasi Proteksi kebakaran
6. Terlaksananya monitoring, Melaksanakan monitoring dan evaluasi
evaluasi dan penyusunan laporan serta memberikan pelaporan kepada
implementasi proyek perubahan mentor/Kepala Satuan tentang pelaksanaan
Proyek perubahan.

JANGKA MENENGAH

1. Tersedianya data terolah calon Mencari data calon anggota SATLAKAR


anggota SATLAKAR 7 kecamatan
2. Terlaksananya pembentukan Melaksanakan Pembentukan dan Pelatihan
SATLAKAR 7 (tujuh) Kecamatan SATLAKAR sebanyak 7 (tujuh) Kecamatan.
3. Terlaksananya monitoring, Melaksanakan 1 dokumen monitoring dan
evaluasi dan penyusunan laporan evaluasi setiap minggu dan memberikan
implementasi proyek perubahan pelaporan kepada mentor/Kepala Satuan
tentang pelaksanaan Proyek perubahan.

JANGKA PANJANG
1. Persiapan Pembentukan Satlakar Mempersiapkan Pembentukan dan Pelatihan
8 (delapan) Kecamatan Satlakar tingkat Kecamatan sebanyak 8
(delapan) kecamatan.

35
2. Terlaksananya pembentukan Melaksanakan Pembentukan dan Pelatihan
SATLAKAR 8 (delapan) SATLAKAR sebanyak 8(delapan) Kecamatan.
Kecamatan
3. Terlaksananya penambahan Melaksanakan penambahan jumlah pos
jumlah pos Pemadam Kebakaran Pemadam Kebakaran secara bertahap.
secara bertahap

G. TIM PROYEK PERUBAHAN


Struktur tim yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek perubahan
digambarkan dalam Gambar berikut:
Gambar 4. Diagram Struktur Tim

Struktur Tim Perubahan

Project Sponsor
Kasat Pol PP Kab. Sleman
Sekretaris

Project Leader
Bidang 2
COACH Kabid. Pemadam
Satpol PP
Kebakaran
Stakeholder
SKPD Lintas
Sektor

Koordinator Tim I Koordinator Tim II


Kasie Pencegahan Kasie Ops, dan
Kebakaran Investigasi Kebakaran

Staf Staf

Deskripsi:

Proyek Perubahan dilaksanakan oleh Tim Proyek Perubahan yang ditetapkan


dengan Surat Keputusan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman.
Adapun tugas dari tim Proyek Perubahan sebagai berikut.

36
1. Sponsor:
Mempunyai tugas dan fungsi :
a) Memberikan arahan secara keseluruhan terhadap pelaksanaan proyek
perubahan;
b) Menjadi inspirator proyek perubahan bagi Project Leader;
c) Menyelesaikan permasalahan diluar kewenangan Project Leader.
2. Mentor:
mempunyai tugas dan fungsi:
a) Selaku mentor dan atasan langsung project leader;
b) Memberikan arahan, bimbingan dan motivasi dalam pelaksanaan proyek
perubahan.
c) Memberikan dukungan dan fasilitasi dalam pelaksanaan proyek perubahan.
d) Membantu menyelesaikan/komunikasi terhadap berbagai hal di luar kewenangan
project leader.
e) Menandatangani Project Charter.
3. Coach
Widyaiswara Badan Diklat DIY mempunyai tugas dan fungsi :
Membimbing dan memberikan arahan dalam rangka pelaksanaan proyek
perubahan, memonitor perkembangan pelaksanaan proyek perubahan dan
membimbing dalam penyusunan laporan proyek perubahan.
4. Project Leader
Kabid Pemadam Kebakaranmempunyai tugas dan fungsi:
a) Memimpin pelaksanaan proyek perubahan mulai dari persiapan, merancang,
mengkoordinasikan, membangun tim kerja dengan bimbingan dan arahan dari
Sponsor dan Mentor.
b) Mengkomunikasikan permasalahan dengan Tim.
c) Menyusun laporan implementasi proyek perubahan.
5. TimProyek Perubahan
Memiliki tugas dan fungsi:

Koordinator Tim I: Kasi Pencegahan Kebakaran

1. Bertugas menyiapkan perencanaan pembentukan SATLAKAR


2. Menyiapkan Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Kebakaran.
3. Menyiapkan, mengelola dan mengatur secara administrasi seluruh kegiatan dan
melaporkan pelaksanaan proyek kepada Project Leader.

37
Koordinator Tim II: Kasi Ops. dan Investigasi Kebakaran

1. Bertugas menyiapkan bahan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)


Rekomendasi Proteksi Kebakaran
2. Koordinator kegiatan Pelayanan Pemadam Kebakaran
3. Menyiapkan, mengelola dan mengatur secara administrasi seluruh kegiatan dan
melaporkan pelaksanaan proyek kepada Project Leader.
4. Membantu pelaksanaan proyek perubahan..

Stakeholder:

SKPD terkait

Memberikan dukungan data, anggaran, dan transfer ilmu pengetahuan dan sebagai mitra
kerja memberikan masukan terhadap pelaksanaan proyek perubahan

H. ANGGARAN
Untuk melaksanakan proyek perubahan jangka pendek diperlukan anggaran
sebesar Rp 5.500.000,00 (Lima juta lima ratus ribu rupiah) dengan rincian sebagai
berikut:

Tabel 8:Prediksi anggaran proyek perubahan


JANGKA PENDEK
NO.
JUMLAH (RP) DESKRIPSI
1. 1.000.000,00 Rapat Koordinasi, biaya ATK, biaya
pelaporan
2. 2.000.000,00 Biaya Pembentukan SATLAKAR 2
kecamatan, makan minum
3. 5.00.000,00 Biaya Penyusunan SOP Rekomendasi
Proteksi Kebakaran
4. 2.000.000,00 Biaya Penyuluhan Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran

Rp. 5.500.000,00 (Lima juta lima ratus rupiah)

I. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
Identifikasi instansi/individu yang berkepentingan dan memiliki sedikit banyak pengaruh
terhadap hasil akhir dari proyek perubahan. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif

38
yang berarti mendukung atau negatif yang bisa menjadi sumber penghambat.
Stakeholder dapat dibedakan antara stakeholder internal (masih dalam satu instansi)
atau eksternal, yaitu instansi lain/individu yang berpengaruh di luar instansi peserta.
1. Stakeholder Internal :
a. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja;
b. Bidang Perlindungan Masyarakat;
c. Sekretariat Satuan Polisi Pamong Praja ;
d. Kepala Seksi Pencegahan Kebakaran;
e. Kepala Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran;
f. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan
g. Bidang Ketentraman dan Ketertiban;
h. Kepala Subbag Keuangan dan Perencanaan.
2. Stakeholder Eksternal :
1. Bagian Hukum;
2. Bappeda;
3. DPUPKP;
4. BPKAD;
5. Masyarakat;
6. Kecamatan;
7. Kelurahan;
8. Pengusaha/swasta;
9. PDAM;
10. Disnaker;
11. BPBD;
12. PLN;

Analisis Stakeholders terhadap tingkat pengaruh, tingkat kepentingan, dan kategorinya dapat
digambarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 9. Identifikasi Stakeholders
Peran masing-
Tingkat Tingkat
Stakeholders Kategori masing
Pengaruh Kepentingan
stakeholders
Stakeholders Internal
1. Kasat Pol.PP 7 + Promoters Penanggungjaw
ab
2. Sekretaris 6 + Promoters Penggerak

39
Peran masing-
Tingkat Tingkat
Stakeholders Kategori masing
Pengaruh Kepentingan
stakeholders
3. Kasi Pencegahan 6 + Promoters Pelaksana
Kebakaran
4. Kasi Operasional dan 6 + Promoters Pelaksana
Identifikasi Kebakaran
5. Bidang Ketentraman dan 6 + Promoters Pengguna
Ketertiban
6. Bidang Penegakan 6 + Promoters Supporting
Peraturan Perundang-
undangan
7. Bidang Perlindungan 6 + Promoters Supporting
Masyarakat

Stakeholders Eksternal
1. Bagian Hukum Setda 4 + Latens Supporting
2. Bappeda 4 + Latens Supporting,Pen
gguna
3. DPUPKP 4 + Latens Supporting

4. BKPP 3 + Latens Pengguna

5. BKAD 3 + Latens Pengguna

6. Kecamatan 3 + Defenders Pengguna

7. Kelurahan 3 + Defenders Pengguna

8. Masyarakat 3 + Defenders Pengguna

9. Pengusaha /Swasta 3 + Defenders Pengguna

10. PDAM 3 + Apathetik Pengguna

11. Disnaker 4 + Defenders Pengguna

12. BPBD 4 + Defenders Pengguna

13. PLN 3 + Apathetik Pengguna

14. Polres 4 + Apathetik Pengguna

Keterangan : Tingkat kepentingan


Skor Tingkat Pengaruh -- : sangat rendah

40
Peran masing-
Tingkat Tingkat
Stakeholders Kategori masing
Pengaruh Kepentingan
stakeholders
1 – 2 : sangat rendah - : rendah
3 – 4 : rendah +/- : sedang
4 – 5 : sedang + : tinggi
6 – 8 : tinggi ++ : sangat tinggi
9 – 10 : sangat tinggi

1. Promoters : memiliki kepentingan besar terhadap proyek perubahan dan juga


kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau
menggagalkannya).
2. Defender : memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukungannya
dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi
proyek perubahan.
3. Latents : tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam proyek
perubahan, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi
proyek perubahan jika mereka menjadi tertarik.
4. Apathetics : kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak
mengetahui adanya proyek perubahan.

Untuk menentukan stakeholder yang berpengaruh besar dan kecil terhadap proyek
perubahan serta stakeholders yang dipengaruhi oleh proyek perubahan, maka
dilakukan identifikasi stakeholder yang dikelompokkan menjadi empat kelompok
stakeholder seperti gambar dan tabel berikut:

41
Gambar 5 : STAKEHOLDER DAN PENGARUHNYA

LATENS PROMOTERS

P 1. Ka.sat Pol PP
1. Bagian Hukum E 2. Sek. SatpolPP
N 3. Sie. Penc. Kar
2. Bappeda G
A
4. Sie. Ops. dan Inv
3. DPUPKP Kar
R
4. BPKAD U 5. Bidang Trantib
H
6. Bidang Linmas
5. BKPP
7. Bidang P3

KEPENTINGAN

1. Kecamatan
1. PLN 2. Kelurahan
2. PDAM 3. Masyarakat
3. POLRES 4. Pengusaha/Swasta
5. Disnaker
6. BPBD

APATHETICS DEFENDERS

42
Gambar 6 skema Net-Map Stakeholders

Kasat Pol
Sekretariat Pol
PP +7 Bidang Transtib
PP +6
+7 +6

Si Pencg Kar Bidang P3


+7 +6
+

Si Ops. Kar
BidangLinmas
+ +7
+6

Disnaker Bag. Hukum


+4 AYO GERTAK +4
SIAPI
DPUPKP
BKPP
+4
+3
3
BPKAD
PDAM
+3
+3

BPBD
+4 PLN
+3

Bappeda
Pengusaha/ Masyarakat Kel./kec. Polres
+4
+3 Swasta +3 +3 +3 +4
+

Tingkat Pengaruh :
1-2 : Sangat rendah
3-4 : Rendah
5-6 : Sedang
7-8 : Tinggi
9 - 10 : Sangat tinggi

Tingkat Kepentingan :
( ++ ) : Sangat mendukung
(+) : Mendukung
(_) : Menghambat

43
Keterangan:

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Defenders

Apathetic (Pengaruh kecil kepentingan kecil)

Jalur koordinasi

Supporting

Strategi komunikasi yang akan digunakan dalam menghadapi stakeholders tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
1. Kelompok Promoters:
Komunikasi untuk kelompok ini dilaksanakan melalui rapat koordinasi ataupun laporan,
baik lisan maupun tertulis melalui Kabid Fisik, melibatkan mereka dalam pengambilan
keputusan, mengajak mereka mengerjakan pembuatan konsep, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi sejak awal.

2. Kelompok defenders:
Komunikasi untuk kelompok ini dilaksanakan melalui rapat koordinasi, memberikan
pemahaman dan pengertian akan perlunya proyek perubahan ini dilaksanakan.
Mengapresiasi keterlibatan mereka sehingga dapat semakin memberikan dukungan
untuk penyelesaian proyek perubahan.

3. Kelompok Latens:
Komunikasi untuk kelompok ini adalah dengan memberikan informasi maksud dan
tujuan proyek perubahan melalui rapat koordinasi sehingga mereka dapat memberikan
dukungan pelaksanaan proyek perubahan.

4. Kelompok Apathetics
Komunikasi dilakukan dengan rapat koordinasi dengan memberikan informasi maksud
dan tujuan proyek perubahan melalui rapat koordinasi sehingga mereka dapat
memberikan mengetahui proyek perubahan dan memberikan dukungan dalam
pelaksanaan proyek perubahan.

J. IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH DAN SOLUSI

Deskripsi
Beberapa potensi masalah yang mungkin timbul dan akan menghambat kelancaran atau
keberhasilan untuk mencapai target dan tujuan proyek perubahan, antara lain sebagai
berikut:

44
1. Waktu pelaksanaan dapat mundur dari target yang telah ditetapkan karena
mengikuti tatakala dari kegiatan yang menjadi tugas rutin.
Solusi : melakukan koordinasi dengan Tim perubahan
2. Koordinasi dengan stakeholder baik internal maupun eksternal yang kurang optimal
karena masing-masing stakeholder mempunyai jadwal kegiatan yang sudah menjadi
tugas pokok fungsinya.
Solusi : melakukan pendekatan secara intensif kepada stakeholder dan
memberitahukan setiap kegiatan proyek perubahan yang akan dilaksanakan jauh-
jauh hari sebelum pelaksanaan.
3. Terjadinya mutasi jabatan dalam masa Laboratorium Implementasi Proyek
Perubahan
Solusi: komitmen dengan mentor lama untuk tetap mendampingi dan segera
koordinasi dengan mentor baru agar proyek perubahan dapat terlaksana dengan
baik serta data base/dokumen yang tersimpan dengan aman dan diketahui oleh
pihak terkait.

K. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN


1. Komitmen dari pimpinan (7) dalam mendukung adanya inovasi proyek perubahan
untuk mengimplementasikanGerakan Serentak Anrisipaasi Api Ayo Gertak Siapi
2. Adanya kerjasama yang baik antar personil tim proyek perubahan untuk
mensosialisasikan Gerakan Serentak Anrisipaasi Api
3. Komitmen PPTK sebagai pengampu kegiatan
4. Dukungan dari Coach Badan Diklat DIY dalam menyusun Rencana Proyek
Perubahan.
5. Peraturan Perundang-Undangan antara lain:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2018 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Sub Urusan Kebakaran Daerah Kabupaten/Kota;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor11 Tahun2016 Tentang
Pembentukan Susunan Perangkat Daerah
d. Peraturan Bupati Kabupaten Sleman Nomor 67 Tahun 2016 tentang Keudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Sleman.

45
BAB II
IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

A. Diskripsi Implementasi Proyek Perubahan

Implementasi proyek perubahan merupakan tahap akhir ke-4 (empat) yakni


Laboratorium Kepemimpinan tahap penyelenggaraan Diklatpim III, berdasarkan
Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 19 tahun 2015 tentang pedoman
penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III.
Kompentensi yang dibangun Diklatpim dalam kepemimpinan visioner yaitu
kemampuan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, untuk menangani isu
nasional strategis dalam memimpin peningkatan kinerja instansinya melalui penetapan
visi misinya, arah kebijakan yang ditetapkan dan diindikasi sesuai dengan kemampuan.
Bidang Pemadam Kebakaran melaksanakan tugas membina dan melaksanakan
pencegahan, operasi pemadaman, penyelamatan, dan penanganan kebakaran, dan
fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana kerja Bidang Pemadam kebakaran
2. Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan penanganan kebakaran;
3. Pelayanan pemadam kebakaran;
4. Pembinaan penganan kebakaran;
5. Pembinaan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemadam
kebakaran;
6. Pembinaan dan pengendalian standar kelengkapan sarana dan prasarana bangunan
gedung dan bahan berbahaya beracun dalam penanganan kebakaranm dan
7. Evaluasi dan penyusunan kaporan pelaksnaan kerja Bidang Pemadam Kebakaran.
Adapun Proyek Perubahan yang akan dilaksanakan dengan tujuan dapat
meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya antisipasi bahaya kebakaran
sesuai yang diharapkan.
Selanjutnya pelaksanaan proyek perubahan akan dilaksanakan secara rinci
mulai dari persiapan sampai pada tahap monitoring evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan proyek perubahan, dengan tahapan sebagai berikut :

Jangka Pendek :
1. Milestone I : Persiapan Implementasi Proyek Perubahan
a. Penjelasan proyek perubahan (Konsultasi dengan Kepala Satuan, koordinasi
dengan Tim)

46
Kegiatan pertama dalam melaksanakan proyek perubahan adalah melakukan
koordinasi dengan Kepala Satuan dan para pelaksana pendukung kegiatan pada
tanggal 26 Maret 2019. Adapun para peserta dalam rapat koordinasi tersebut
adalah Kepala dan Sekretaris , Kasi. Pencegahan Kebakaran dan, Kasi.
Operasional dan Identifikasi Kebakaran, dan Staf Bidang Pemadam Kebakaran.
Project Leader menyampaikan bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
rangka proyek perubahan adalah pembentukan Satuan Relawan Kebakaran
(SATLAKAR), Pembuatan SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran, Penyuluhan
Pencegahan bahaya Kebakaran pada masyarakat, Pembentukan forum
komunikasi penanggulangan kebakaran antar instansi, dan Implementasi SOP
Rekomendasi Proteksi Kebakaran.
Dalam koordinasi tersebut Kepala Satuan menyampaikan bahwa kegiatan proyek
perubahan merupakan kegiatannya Satuan. Sehingga semua harus mendukung
penuh kegiatan tersebut. Disarankan untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik
mungkin, baik rencana maupun implementasinya, sehingga diharapkan kegiatan
tersebut dapat bermanfaat secara optimal bagi masyarakat dalam mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kepala Satuan berharap kegiatan yang
dilaksankan dapat melebihi dari yang telah direncanakan.
Agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar maka personil yang
akan melaksanakan kegiatan ini ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas.
b. Penyusunan Tim Proyek Perubahan
Dalam tahapan ini juga dibentuk Tim Pelaksana Proyek Perubahan dengan
kegiatan penyusunan hingga terbitnya Keputusan Kepala Satuan.
c. Koordinasi dengan stakeholder terkait
Koordinasi dilakukan dengan mendatangi ke lokasi tempat kerja, ada beberapa
stakeholder yang tidak langsung ketemu harus bebrapa kali menanyakan kepada
karyawan yang ada kapan bisa bertemu harus janjian dulu sehingga
membutuhkan waktu yang lama tidak sesuai dengan yang direncanakan sejak
awal, satkeholder yang dapat kami temui antara lain: Bappeda, BKPP, DPUPKP,
Disnaker, BPBD, DISHUB, PLN, PDAM.
Dalam koordinasi tersebut memperoleh dukungan penuh dari stakeholder yang
ada.
Selanjunya dilakukan pembahasan mengenai tahapan yang akan dilaksanakan
yaitu persiapan dan pelaksanaan pembentukan Satlakar beserta kegiatan lainnya
yang berhubungan dengan itu.

47
2. Milestone II: Persipan Pembentukan Satlakar
a. Persiapan koordinasi
Kegiatan dilaksanakan dengan mempersiapkan undangan dan tempat serta
petugas yang akan melaksanakan pelatihan dilapangan serta materi pencegahan
dan peanggulangan kebakaran
b. Melakukan pendataan calon anggota satlakar
Calon Satlakar di Kecamatan Moyudan dan Kecamatan Kalasan adalah anggota
Satlinmas, sehingga data sudah ada di Bidang Perlindungan Masyarakat tinggal
komunikasi dengan Kepala Bidang Satlinmas untuk keperluan data tersebut.
Calon Satlakar Kecamatan Depok, data sudah disiapkan oleh Kecamatan depok
dan juga Desa caturtunggal sehingga tidak ada kesulitan.

3. Milestone III: Pembentukan dan Pelatihan Satlakar


a. Pembentukan dan Pelatihan Satlakar
Pembentukan Satlakar Kecamatan Moyudan dilaksanakan pada Senin tanggal 8
April 2019 mulai jam 08.00 WIB sebanyak 30 anggota Satlimas telah dibentuk
menjadi anggota Satlakar dengan disaksikan oleh Camat Moyudan, Kepala Desa
Sumberrahayu dan Polsek Moyudan dan beberapa staf Kecamatan Moyudan,
dilanjutkan pelatihan Satlakar dengan penyampaian teori maupun praktek
pemadaman Kebakaran dengan alat Tradisional maupun modern.
b. Pembentukan dan Pelatihan Satlakar
Pembentukan Satlakar Kecamatan Kalasan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
10 April 2019 mulai Jam 08.30 sebanyak 30 anggota Satlimas telah dibentuk
menjadi anggota Satlakar dengan disaksikan oleh kasi Trantib mewakili Camat
Kalasan, Polsek Kalasan, Koramil Kalasan, dan Kepala Desa Selomartani dan
dilanjutkan pelatihan Satlakar dengan penyampaian teori maupun praktek
pemadaman Kebakaran dengan alat Tradisional maupun modern.
4. Milestone IV : Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Masyarakat
dilakukan sebanyak 4 (empat) kali karena tidak tersedia dana yang cukup maka
beaya ditanggung oleh Desa Caturtunggal atas inisiatif Bapak Kepala Desa.
1. Kegiatan Penyuluhan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 April 2019 jam
08.30 sampai dengan jam 14.00 WIB bertempat di Balai Padukuhan
Karangmalang, Caturtunggal, Depok, dan Penyuluhan ini diikuti oleh warga
Padukuhan Karangmalang, Padukuhan Sagan, Padukuhan Samirono, dan

48
Padukuhan Blimbingsari Desa Caturtunggal, Depok, Sleman sebanyak 60
orang, yang terdiri dari 58 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.
Dengan materi yang disampaikan antara lain :
 Pengenalan dasar dan teori api,
 Teori pemadaman secara tradisional,
 Teori pemadaman secara modern,
 Praktek pemadaman kebakaran.
2. Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran pada masyarakat di dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 39 April 2019 jam 08.30 sampai dengan jam 14.00 WIB
bertempat di Aula Bappeda Kabupaten Sleman, dan Penyuluhan ini diikuti oleh
anggota Transtib 17 Kecamatan se Kabupaten Sleman sebanyak 33 orang laki-
laki semua
Dengan materi yang disampaikan antara lain :
 Pengenalan dasar dan teori api,
 Teori pemadaman secara tradisional,
 Teori pemadaman secara modern,
 Praktek pemadaman kebakaran.dilapangan Pemda Sleman
3. Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran pada masyarakat di dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 30 April 2019 jam 08.30 sampai dengan jam 14.00
WIB bertempat di Balai Padukuhan Janti, Caturtunggal, Depok, dan
Penyuluhan ini diikuti oleh warga Padukuhan Janti, Padukuhan Ambarukmo,
Padukuhan Gowok, dan Padukuhan Tempel Desa Caturtunggal, Depok, Sleman
sebanyak 40 orang. .
Dengan materi yang disampaikan antara lain :
 Pengenalan dasar dan teori api,
 Teori pemadaman secara tradisional,
 Teori pemadaman secara modern,
 Praktek pemadaman kebakaran.
4. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 2 Mei 2019,
pukul 08.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB di Gubug Budaya Nologaten,
Caturtunggal, Depok, Sleman.
Penyuluhan ini diikuti oleh warga Padukuhan Nologaten, Padukuhan Papringan,
Padukuhan Mrican, dan Padukuhan Santren Desa Caturtunggal, Depok, Sleman
sebanyak 37 orang.
Dengan materi yang disampaikan antara lain :
 Pengenalan dasar dan teori api,

49
 Teori pemadaman secara tradisional,
 Teori pemadaman secara modern,
 Praktek pemadaman kebakaran.

5. Milestone V : Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SO) Rekomendasi


Proteksi Kebakaran, didahlui dengan rapat koordiasasi pada tanggal 6 Mei 2019
untuk menentukan muatan materinya dalam penyusunan SOP ini perlu
memperhatikan dasar hukum, dibuat alur pelayanan rekomendasi proteksi
kebakaran, adanya kualifikasi pelaksana, pelaksana adalah Inpektur pemadam, Kasi
Pencegahan Kebakaran, Kabid Pemadam Kebakaran , dan Kepala Satuan., adanya
keterkaitan dengan SOP yang lain, peralatan/perelengkapan, dan petugas di
lapangan adalah Inspektur dan dibantu petugas yang lain. Penyusunan dilaksanakan
pada tanggal 7 Mei 2019 dengan materi hasil rapat, SOP dapat diselesaikan
walaupun dalam keadaan puasa.
6. Milestone VI: Pembentukan Forum Komunikasi (Forkom) Penanggulangan
Kebakaran, kegiatan ini dilaksnakan pada hari Kamis tanggal 9 Mei 2019 bertempat
di Ruang Rapat Satpol PP mulai jam 09.00 WIB Instansi yang diundang adalah : PMI,
Dinas Perhubungan, Polres, BPBD, PDAM, PLN, Telkom, Damkar, dan Satpol P
7. Milestone VII : Implementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran, stelah ada
permohonan rekomendasi proteksi kebakaran dari Hotel Grang Sarila alamat di Jl.
Affandi No. 3 Condongcatur, Depok, Sleman, maka kegiatan ini segera dilaksanakan
didahului dengan rapat koordinasi pada tanggal 16 Mei 2019 untuk mempersiapkan
personil dan menentukan waktu pelaksanaanya serta mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan, dan menghubungi pihak Hotel Gran Sarila bahwa pada hari Selasa
tanggal 22 Mei 2019 akan memeriksa peralatan proteksi kebakaran yang dipasang,
dengan personil tiga Inspektur, Kepala Bidang Damkar, Kepala Seksi Pencegahan
Kebakaran dan satu staf Pranata Seksi Pencegahan Kebakaran datang ke lokasi
untuk melalukan pemeriksaan, hasil dari pemeriksaan akan dibuat Berita Acara
Pemeriksaan Peraltan Proteksi Penanggulangan Kebakaran, dan hasilnya belum
memenuhi syarat, sehingga tidak diberikan rekomendasi proteksi kebakaran.
8. Milestone VIII: Monitoring, Evaluasi dan Penyusunan Laporan Implementasi Proyek
Perubahan
a. Persiapan
Untuk kegiatan monitoring evaluasi, dapat dilihat sejauh mana manfaat yang akan
dirasakan terhadap proyek perubahan.
50
b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
Dilakukan pengamatan langsung pada pelaksanan kegiatan selanjutnya diadakan
rapat koordinasi intern pada akhir kegiatan tanggal 27 Mei 3019 untuk
membahas/mengevaluasi implementasi proyek perubahan serta untuk
mengetahui hambatan, kelemahan serta kekurangannya untuk dasar perbaikan
dan peningkatannya.
c. Penyusunan laporan Implementasi Proyek Perubahan serta melaporkan kepada
pimpinan/Kepala Dinas.
Dengan terimplementasikannya proyek perubahan, maka menyusun laporan
merupakan kegiatan sebagai wujud pertanggungjawaban bahwa proyek
perubahan yang direncanakan benar-benar sudah bisa diimplementasikan
dengan dilampiri bukti-bukti kegiatan.
Semua milestone jangka pendek dalam Proyek Perubahan yang kami
rencanakan dapat terlaksana, meskipun tidak tepat waktu. Keterlambatan tersebut
dikarenakan adanya faktor eksternal yang tidak dapat kami kendalikan. Diantaranya
adalah terkait dengan pelaksanaan pemilu, hari jadi Sleman dan bulan Romadhon
dimana peserta terlibat langsung karena disamping petugas pengamanan juga sebagai
Ketua KPPS , sehingga berakibat berkurangannya waktu untuk implemensi proyek
perubahan menjadi tertunda, rangkaian kegiatan yang telah dijadwalkan, terpaksa
harus mundur pelaksanaannya karena harus menyesuaikan dengan jadwal kegiatan
yang dilaksanakan di masing -masing instansi.
Selanjutnya berkaitan dengan kondisi/posisi stakeholder dapat kami sampaikan
bahwa yang semula kami prediksi berada pada posisi aphathetic, latens dan defenders
telah berubah pada posisi promoters. Perubahan tersebut terjadi setelah dilakukan
pendekatan, koordinasi serta memberikan pemahaman mengenai arti penting, manfaat
dan fungsi dari proyek perubahan yang dilakukan. Stakeholder yang bersangkutan
mempengaruhi secara positif terhadap proyek perubahan serta mempunyai
berkepentingan yang besar untuk memanfaatkannya, sesuai dengan kepentingan
masing-masing. Adapun pendapat dari stakeholder terkait, dituangkan dalam form yang
disediakan sebagaimana terlampir.

Jangka Menengah :
Mileston I : Pembentukan dan Pelatihan Satlakar, kegiatan ini dilakukan sebanyak 2
(dua) kali yaitu:

51
1. Kegiatan pembentukan dan pelatihan Satlakar ini dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 15 April 2019, pukul 08.30 WIB sampai pukul 14.00 WIB bertempat di
Graha Sasana Kriya Taman Kuliner, Condongcatur Kecamatan Depok diikuti
beberapa Relawan KPGW, KOSAPA, RAPI, serta Linmas, dan dilanjutkan
pelatihan Satlakar dengan penyampaian teori maupun praktek pemadaman
Kebakaran dengan alat tradisional maupun modern.
2. Pembentukan dan Pelatihan Satlakar, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 23 April 2019, pukul 08.30 WIB sampai pukul 14.00 WIB di Balai
Padukuhan Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Pembentukan dan pelatihan Satlakar ini dihadiri oleh Kepala Desa Caturtunggal
dan perangkat dan diikuti oleh masyarakat Desa Caturtunggal, Kecamatan
Depok, sebanyak 37 orang, yang terdiri dari 33 orang laki-laki dan 4 orang
perempuan, dan dilanjutkan dengan pelatihan Satlakar dengan penyampaian
teori maupun praktek pemadaman Kebakaran dengan alat Tradisional maupun
modern.
Dari Gerakan Serentak Antisipasi Api pada Kegiatan Pembentukan dan Pelatihan
Satuan Relawan Kebakaran dan Penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran di Desa
Caturtunggal ini mendapat perhatian dari Bapak Agus Santoso, S.Psi.(Kepala Desa
Caturtunggal), beliau tergerak hatinya untuk melakukan terobosan mengantisipasi kejadian
kebakaran dengan membeli 2 unit motor kebakaran roda tiga (Tordam) pada tanggal 26
Mei 2019 dengan harga a Rp 600 000.000,- untuk antisipasi kebakaran di kampung padat
penduduk, yang mobil damkar tidak bisa masuk karena jalan sempit.

JJJ

52
B. IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

: AYO “GERTAK SIAPI” GERAKAN SERENTAK ANTISIPASI API BIDANG PEMADAM KEBAKARAN
Nama Proyek Perubahan
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SLEMAN

: Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Pelayanan yang semakin cepat, lebih murah, mudah dan
Area Perubahan
berkualitas) di Kabupaten Sleman

JANGKA PENDEK
Prosen- Kendala dan
Program Aksi / Indikator
No. Tanggal Capaian tase Upaya Bukti Fisik Hal
Kegiatan Keberhasilan
Capaian Penyelesaiannya
Milestone I: Persiapan Implementasi Proyek Perubahan
1. 26 Maret Rakor Persiapan Terlaksananya Dukungan dan 100% Dalam - Undangan
2019 Pelaksanaan Rakor Persiapan kesepahaman dalam pelaksanaan - Daftar
Implementasi implementasi pelaksanaan proyek kegiatan ini tidak Undangan
Proyek Perubahan proyek perubahan. perubahan ditemukan - Daftar Hadir,
permasalahan. - Notulen,
- Foto

2. 27 Maret Penyusunan Tim Terbentuknya Tim Adanya SK Kasat 100% Kendala : - SK Tim
2019 Proyek Perubahan. Proyek Perubahan polpp tentang Tim Upaya
Proyek Perubahan. Penyelesaian : -
3. 29 maret Koordinasi dengan Terlaksananya Adanya dukungan 100% - Kendala: - Bukti
S/d 5 Stakeholder terkait Koordinasi dengan dari Stakeholder Kesibukan dukungan
April untuk mencari Stakeholder terkait terkait stakholder terkait tertulis atau
2019 dukungan proyek - penyelesaian : foto
perubahan menyesuaikan
waktu dan
tempatnya.
53
Milestone II: Persiapan Pembentukan Satlakar
1. 1 April Rakor Persiapan Terlaksananya Pembuatan 100% - Kendala : - - Undangan,
2019 pembentukan 2 Rakor Persiapan undangan, mengirim - Upaya - Daftar
(2)Satlakar pembentukan undangan, penyelesaian : Undangan
Satlakar 2 (dua) - Daftar Hadir,
Kecamatan - Notulen,
- foto.
2. 2- 4 April Pendataan Calon Terlaksananya Tersedianya data 100% - Kendala : tidak - Data Calon
2019 Personil Satlakar 2 Pendataan Calon personil Satlakar 2 ada Satlakar
Kecamatan Personil Satlakar 2 kecamatan - Upaya - foto kegiatan
kecamatan - penyelesaian :

Milestone III: Pembentukan dan Pelatihan Satlakar


1. 8 April Pelaksanaan Terlaksananya Terbentuknya 100% - Kendala : - - Undangan,
2019 Pembentukan dan pembentukan dan Satlakar Kecamatan - Upaya - Daftar Hadir,
Pelatihan Satlakar pelatihan Satlakar Moyudan yang penyelesaian : - Nota dinas
Kecamatan Kecamatan terlatih - Foto keg.
Moyudan Moyudan.
2. 10 April Pelaksanaan Terlaksananya Terbentuknya 100% - Kendala : - - Undangan,
2019 Pembentukan dan pembentukan dan Satlakar Kecamatan - Upaya - Daftar Hadir,
Pelatihan Satlakar pelatihan Satlakar Kalasan yang penyelesaian. - Nota dinas
Kecamatan Kecamatan terlatih - Foto kegiatan
Kalasan Kalasan -
Milestone IV: Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Masyarakat
1. 24 April Rakor Persiapan Terlaksananya Membuat undangan 200 % - Kendala : - - Undangan
2019 Penyuluhan Rakor Persiapan dan menentukan - Upaya - Daftar Hadir
pencegahan Penyuluhan tempat penyuluhan, penyelesaian : - - Notulen,
bahaya Kebakaran pencegahan serta menyiapkan - foto kegiatan.
pada masyarakat bahaya Kebakaran personil dan materi
pada masyarakat penyuluhan
2. Penyuluhan Terlaksananya Meningkatnya 200 % - Kendala : jumlah - Undangan
Pencegahan Penyuluhan pengetahuan dan peserta - Daftar Hadir
54
bahaya kebakaran Pencegahan ketrampilan penyuluhan - Nota dinas
di: bahaya kebakaran masyarakat dalam bertambah, - foto kegiatan
- Padukuhan sebanyak 170 pencegahan bahaya anggaran tidak
25 April Karangmalang, orang di 4 (empat) kebakaran sebanyak mencukupi
2019 Caturtunggal, Lokasi 170 orang di 4 - Upaya
Depok (empat) Lokasi penyelesaian :
29 April - Aula Bappeda Melakukan
2019 Kab. Sleman komunikasi
- Balai Padukuhan dengan kepala
Janti, desa untuk
30 April
Caturtunggal. wialayah Desa
2019
Depok. Caturtunggal
dibiayai oleh
- Gubug Budaya
Kepala Desa
Nologaten,
Catuttunggal
2 Mei Caturtunggal,
2019 Depok.
Milestone V: Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Rekomendasi Proteksi Kebakaran
6 Mei Rapat koordinasi Terlaksananya Tersedianya muatan 100 % - Kendala : - - Undangan,
2019 Muatan SOP Rapat koordinasi SOP Rekomendasi kesibukan - Daftar
Rekomendasi Muatan SOP Proteksi Kebakaran personil Damkar Undangan
Proteksi Rekomendasi - Upaya - Daftar Hadir,
Kebakaran Proteksi penyelesaian : - Notulen,
Kebakaran mencari waktu - Foto
luangnya para kegiatan.
pegawai Damkar
7 Mei Penyusunan SOP Terlaksananya Tersusunnya SOP 100 % - Kendala : - SOP Proteksi
Rekomendasi Penyusunan SOP Rekomendasi - Upaya Kebakaran
Proteksi Rekomendasi Proteksi Kebakaran penyelesaian : - foto kegiatan
Kebakaran Proteksi
Kebakaran

55
Milestone VI: Pembentukan Forum Komunikasi Antar Instansi
1. 8 Mei Rakor Persiapan Terlaksananya Adanya kesiapan 100 % - Kendala : tidak - Undangan
2019 Pembentukan Rakor Persiapan untuk pelaksanaan ada - Daftar
Forkom Pembentukan pembentukan - Upaya undangan
Penanggulangan Forkom Forkom penyelesaian :- - Daftar hadir
Kebakaran Penanggulangan Penanggulangan - Notulen
Kebakaran Kebakaran - Foto
kegiatan.
2. 9 Mei Pelaksanaan Terlaksananya Terbentuknya 100 % - Kendala : - Undangan
2019 Pembentukan Pelaksanaan Forkom kesibukan - Daftar
Forkom Pembentukan penanggulangan masing-masing Undangan
Penanggulangan Forkom kebakaran instansi - Daftar Hadir,
Kebakaran Penanggulangan - Upaya - Nota Dinas,
Kebakaran penyelesaian : - Foto
mencari waktu kegiatan.
luang yang tepat
Milestone VII: Imlementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran
1. 16 Mei Rakor Persiapan Terlaksananya Adanya kesiapan 100 % - Kendala : - Undangan
2019 implementasi SOP Rakor Persiapan untuk pelaksanaan - Upaya - Daftar
Rekomendasi implementasi SOP implementasi SOP penyelesaian : - Undangan
Proteksi Rekomendasi Rekomendasi - Daftar Hadir,
Kebakaran Proteksi Proteksi Kebakaran - Notulen,
Kebakaran - Foto kegiatan

2. 22 Mei Pelaksanaan Terlaksananya. Pemeriksaan 100 % - Kendala : - Berita Acara


2019 Implementasi SOP Implementasi SOP Peralatan Proteksi Peralatan yang Pemeriksaaan
Rekomendasi Rekomendasi Penanggulangan belum memadai Peralatan
Proteksi Proteksi kebakaran Proteksi
Kebakaran Kebakaran - penyelesaian : Penanggulang
mengoptimalkan gan
peralatan yang Kebakaran
ada - foto kegiatan.

56
Milestone VIII: Monitoring, Evaluasi dan Penyusunan Laporan Implementasi Proyek Perubahan
1. 23 Mei Rapat Persiapan Terlaksananya Adanya kesiapan 100 % - Kendala : - Undangan
2019 Monitoring dan Rapat persiapan untuk monitoring - Upaya - Daftar
evaluasi. monitoring dan dan evaluasi penyelesaian : - Undangan
evaluasi dengan terhadap - Daftar Hadir
pembuatan . implementasi proyek - foto kegiatan.
perubahan.
2. 24 Mei Pelaksanaan Terlaksananya Tersusunnya 100% - Kendala : Laporan /Nota
2019 monitoring dan monitoring dan pelaporan - Upaya Dinas
evaluasi evaluasi monitoring dan
evaluasi

3. 25-31 Penyusunan Tersusunnya Laporan 100% - Kendala : kurang Laporan


Mei 2019 laporan laporan implementasi Proyek waktu dan Implementasi
implementasi implementasi Perubahan banyak kegiatan Proyek
proyek perubahan. proyek perubahan lain yang harus perubahan.
segera
diselesaikan
- Upaya
penyelesaian:
dikerjakan lembur
JANGKA MENENGAH

Milestone I: Pembentukan dan Pelatihan Satlakar


Prosen- Kendala dan
Program Aksi / Indikator
No. Tanggal Capaian tase Upaya Bukti Fisik Hal
Kegiatan Keberhasilan
Capaian Penyelesaiannya
1. 1 April Rakor Persiapan Terlaksananya Pembuatan 28,5% - Kendala : - Undangan,
2019 pembentukan dan Rakor Persiapan undangan, mengirim - Upaya - Daftar
Pelatihan Satlakar pembentukan dan undangan, penyelesaian : Undangan
Pelatihan Satlakar - Daftar Hadir,
- Notulen,

57
- Foto kegiatan
2. 2-4 April Pendataan Calon Terlaksananya Tersedianya data 28,5% - Kendala : tidak - Data Calon
2019 Personil 2(dua) Pendataan Calon personil 2 Satlakar ada Satlakar
Satlakar Personil 2 Satlakar di kecamatan Depok - Upaya - foto kegiatan
di kecamatan penyelesaian :
Depok

3 15 April - Pembentukan Terlaksananya: Terbentuknya 28,5% - Kendala : tempat - Undangan,


2019, dan Pelatihan - Pembentukan Satlakar Kecamatan di aula - Daftar Hadir,
Satlakar dan Pelatihan Depok yang terlatih kecamatan - Nota dinas
Kecamatan Satlakar dipakai kegiatan - Foto kegiatan
Depok Kecamatan tahapan Pemilu
Depok - Upaya
23 April - Pembentukan - Pembentukan Penyelesaian:
2019 dan Pelatihan dan Pelatihan tempat pindah di
Satlakar Desa Satlakar Desa Aula Taman
Caturtunggal Caturtunggal Kuliner
Kecamatan Kecamatan kecamatan
Depok Depok Depok
Milestone II: Monitoring, Evaluasi dan Penyusunan Laporan Implementasi Proyek Perubahan
1. Rapat Persiapan 0% - Kendala :
Monitoring dan - Upaya
evaluasi. penyelesaian : -
2 Pelaksanaan 0% - Kendala :
monitoring dan
evaluasi - Upaya
penyelesaian:
3 Penyusunan dan 0% - Kendala :
penyampaian
laporan kepada - Upaya
pimpinan. penyelesaian:

58
JANGKA PANJANG

Milestone I: Pembentukan dan Pelatihan Satlakar


Prosen- Kendala dan
Program Aksi / Indikator
No. Tanggal Capaian tase Upaya Bukti Fisik Hal
Kegiatan Keberhasilan
Capaian Penyelesaiannya
1. Rakor Persiapan 0% - Kendala :
pembentukan - Upaya
Satlakar 8 penyelesaian :
kecamatan
2. Pendataan Calon 0% - Kendala : tidak
Personil Satlakar ada
8(delapan) - Upaya
kecamatan penyelesaian :
3 Pembentukan dan 0% - Kendala :
Pelatihan Satlakar - Upaya
8 (delapan) Penyelesaian:
Kecamatan
Milestone II: Penambahan Jumlah Wilayah menejemen Kebakaran (WMK)
1 Penambahan 0% -
Jumlah WMK
Pemadam
kebakaran
Milestone II: Monitoring, Evaluasi dan Penyusunan Laporan Implementasi Proyek Perubahan
1. Rapat Persiapan 0% - Kendala : .
Monitoring dan - Upaya
evaluasi. penyelesaian : -
2 Pelaksanaan 0% - Kendala :
monitoring,evaluasi - Upaya
dan pelaporan penyelesaian:

59
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Laboratorium Kepemimpinan adalah
bahwa semua Milestone jangka pendek telah dapat dilaksanakan dengan baik meskipun
waktunya tidak sesuai dengan yang direncanakan karena adanya faktor eksternal yang tidak
dapat dapat dikendalikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman. Sedangkan
hasil nyata dari proyek perubahan tersebut adalah :
1. Terbentuknya Satlakar , Satlakar yang efektif untuk membantu mengatasi bahaya
kebakaran. Dalam Rencana Proyek Perubahan hanya merencanakan pembentukan 2
kecamatan saja, dalam implementasinya dapat dikembangkan yaitu bertambah menjadi
3 Kecamatan dan 1 desa.
2. Terlaksananya Penyuluhan bahaya kebakaran pada masyarakat, dalam Rencana
Proyek Perubahan merencankan 2 (dua) kali penyuluhan, dalam implementasi atas
permintaan Kepala Desa Caturtunggal dapat dilaksanakan bertambah menjadi 4(empat)
kali penyuluhan atas beaya dari Desa Caturtunggal.
3. Tersusunya SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran;
4. Terbentuknya Forkom Pengendalian kebakaran;
5. Terimplementasinya SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran.
Disamping itu ada beberapa catatan penting selama melaksanakan proyek perubahan,
diantaranya adalah :
1. Komunikasi yang efektif akan memperlancar pelaksanaan setiap kegiatan.
2. Sulitnya melaksanakan rencana yang telah ditetapkan, apalagi kegiatan yang melibatkan
banyak stakeholder, terbukti banyak kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan
perencanaan, khususnya dalam hal waktu pelaksanaan.
3. Dukungan stakeholder intern maupun ekstern sangat menentukan keberhasilan program
kegiatan.
Sedangkan mengenai posisi stakeholder yang semula pada posisi aphathetic, latens dan
defenders, setelah dilakukan komunikasi yang efektif dan pemberian pemahaman maka
berubah pada posisi promoters.
B. Rekomendasi
1. Satlakar yang telah dibentuk masih jauh dari sempurna, maka Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Sleman agar tetap melanjutkan Pembentukan Satlakar tersebut
sampai terbentuk Satlakar Tingkat desa dan dapat bersinergi dengan petugas kebakaran
sehingga dapat mengantisipasi bahaya kebakaran dengan sebaik-baiknya.
2. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman agar mengusulkan tambahan
pegawai/personil yang ahli dalam bidang Auditing Keselamatan Kebakaran Bangunan
Gedung dan investigasi paska kebakaran.
3. Pemerintah Kabupaten Sleman agar mengalokasikan anggaran untuk menambah jumlah
Wilayah Manegemen Kebakaran (WMK) untuk penanganan terjadinya kebakaran

60
4. Pemerintah Kabupaten Sleman agar menjadikan Bidang Pemadam Kebakaran menjadi
Dinas Kebakaran sehingga akan lebih baik dalam melaksankan tugasnya.

C. Pengalaman Pembelajaran dari Implementasi Proyek Perubahan


Nama : SUTRIYANTA, SH.
No. Presensi : 35/DIKLATPIM III/I/2019
Jabatan : Kabid. Pemadam Kebakaran
Judul Proyek : AYO”GERTAK SIAPI”
GERAKAN SERENTAK ANTISIPASI API BIDANG PEMADAM
KEBAKARAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN
SLEMAN

No. Kegiatan Pengalaman yang Diperoleh


1. Milestone I Persiapan Implementasi Meningkatkan pemahaman terhadap
Proyek Perubahan teknik komunikasi dan memimpin
rapat dan mempengaruhi orang lain
untuk dapat mendukung kegiatan
yang akan saya laksanakan.
Disamping itu juga sebagai
pembelajaran untuk menghargai
pendapat orang lain, baik pimpinan
maupun bawahan.
Meningkatkan pemahaman mengenai
cara berkomunikasi yang baik
sehingga dapat mempengaruhi orang
lain untuk mendukung proyek
perubahan , serta melatih kesabaran,
kecermatan dan kreatifitas dalam
mencapai tujuan.
2. Milestone II Persiapan Meningkatkan pemahaman mengenai
Pembentukan dan Pelatihan cara mempersiapkan segala sesuatu
Satlakar yang dbutuhkan termasuk membagi
tugas pada kegiatan yang akan
dilaksanakan, sehingga pelaksanaan
menjadi lancar sesuai yang
diharapkan
3. Milestone III : Pembentukan dan Mendapat pemahaman dan
Pelatihan Satlakar pengalaman bahwa membangun
kerjasama yang baik sangat
diperlukan dalam suatu kegiatan
untuk suksesnya suatu kegiatan

61
dengan mempertimbangkan dan
menyesuaikan kondisi yang ada
dilapangan
4. Milestone IV : Penyuluhan Memberikan pemahaman bahwa
Pencegahan Bahaya Kebakaran ternyata sesuatu yang kelihatan sulit
pada masyarakat dan berat dapat diatasi dengan cara
membangun komunikasi yang baik
serta perlu dicoba dan dilaksanakan
dengan penuh keyakinan walaupun
dengan dana yang tidak mencukupi.
5. Milestone V: Penyusunan Standar Mendapat pengalaman bahwa
Operasional Prosedur (SOP) masukan, pendapat dan kerjasama
Rekomendasi Proteksi Kebakaran dengan orang lain sangat diperlukan
dalam menghadapi suatu masalah
yang kita hadapi
6. Milestone VI: Pembentukan Forum Memberikan pelajaran yang berharga
Komunikasi (Forkom) bahwa dengan membangun jaringan
Penanggulangan Kebakaran komunikasi dan kebersamaan yang
baik, suatu keadaan yang sulit, berat,
dan banyak hambatan , akan dapat
diatasi dengan melibatkan OPD/
instansi yang lain sesuai dengan
tugas dan fungsinya untuk membantu
ketugasan kita demi untuk
kepentingan bersama.
7. Milestone VII: Implementasi SOP Mendapat pemahaman dan
Rekomendasi Proteksi Kebakaran pengetahuan bahwa melaksanakan
tugas akan lebih baik dan jelas ketika
didukung oleh SOP yang ada,
sehingga apa yang kita lakukan dapat
dipertanggungjawabkan secara baik.
8. Milestone VIII: Monitoring, Evaluasi melakukan monitoring dan evaluasi
dan Penyusunan Laporan adalah sebuah keharusan untuk
Implementasi Proyek Perubahan mengetahui masalah dan kendala
yang menghambat, serta untuk
menemukan solusi apa yang harus
dillakukan.

Yogyakarta, 3 Juni 2019

62
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1950 Tentang Pembentukan


Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. PP Nomor. 32
Tahun 1950
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terahir dengan Undang-undang Nomor
9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679)
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tanggal 15 Juni 2016
Tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
114);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar
Pelayanan Minimal
6. Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
7. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2018 tentang Teknis Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal sub urusan kebakaran Daerah/Kabupaten/Kota
Urusan Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 tentang Bangunan
Gedung;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman;
10. Peraturan Bupati Sleman Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;
11. Modul/bahan ajar Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Badan Pendidikan
dan Pelatihan Daerah Isrimewa Yogyakarta.

63
LAMPIRAN

1. Biodata Peserta
2. Bukti Konsultasi dengan Mentor
3. Bukti Konsultasi Coach
4. Surat Pernyataan Mentor
5. Kesepakatan Area Perubahan
6. Copy Undangan Seminar
7. Berita Acara Seminar Rancangan Proyek Perubahan
8. Catatan Hasil Seminar Proposal Proyek Perubahan
9. Slide Presentasi pada saat Seminar Rancangan Proyek Perubahan
10. Slide Presentasi pada saat Seminar Laboratorium Kepemimpinan
11. Peraturan Bupati Sleman Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja.

64
65
66
67
68
69
70
71
72
KESEPAKATAN AREA PERUBAHAN
Nama: SUTRIYANTA, SH./ No. Presensi: 35
Jabatan: Kepala Bidang Pemadam Kebakaran
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman
PESERTA DIKLATPIM lll ANGKATAN 1 TAHUN 2019

A. Latar Belakang

2. Uraian Isu Strategis


Sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 bahwa
salah satu tujuan negara adalah melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.
Tujuan negara tersebut dituangkan dalam visi pemerintah dalam nawacita yang salah
satunya adalah menghadirkan kembali negara di tengah warga negara.
Berkaitan dengan hal diatas maka pemerintah berkewajiban melindungi seluruh warga
negaranya dari segala bentuk ancaman, salah satunya ancaman bahaya kebakaran. Oleh
karena itu sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk menyediakan segala sarana dan
prasarananya untuk melindungi warganya dari bahaya kebakaran.
Kebakaran merupakan musibah terbakarnya bangunan gedung atau benda berharga
lainnya yang diakibatkan oleh munculnya api yang tak terkendalikan , yang akan
berakibat pula terhadap kerugian moril ataupun materiel. Penyebabnya bisa dikatagorikan
karena faktor alam, manusia dan hewan.
Sesuai amanat undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dalam pasal 12 menyebutkan bahwa urusan pemadam kebakaran merupakan urusan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Adapun
kewenangan dan tugasnya terdiri dari :
12. Pencegahan, pengendalian, pemadaman, penyelamatan, dan penanganan bahan
berbahaya dan beracun kebakaran dalam Daerah Kabupaten/kota;
13. Inspeksi peralatan proteksi kebakaran
14. Investigasi kejadian kebakaran
15. Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan kebakaran
Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu wilayah kabupaten di DIY. mengalami
pertumbuhan pembangunan yang pesat hal tersebut didorang oleh potensi wilayah yang
strategis dan perkembangan aglomerasi perkotaan Yogyakarta yang sangat pesat
mengarah ke arah utara. Kondisi ini tentunya berakibat terhadap peningkatan potensi
kejadian bahaya di wilah Kabupaten Sleman.

Potensi bahaya kebakaran ini yang mewajibkan pemerintah daerah untuk meningkatkan
pelayanan publik dalam memberikan perlindungan terhadap masyarakat dari ancaman
bahaya kebakaran. Oleh karena itu berdasarkan permendagri No. 69 Tahun 2012 Tentang

73
Standar Pelayanan Minimal pemerintahan dalam negeri perlu dibangun pos-pos pemadam
kebakaran
Berdasar Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) yang tersebar di wilayah Kabupaten
Sleman. Pembagian WMK tentunya diikuti dengan pengembangan sumberdaya manusia
dan sumberdaya peralatan (termasuk mobil pemadam).
Sementara salah satu permasalahan Kabupaten Sleman sebagaimana tertuang dalam
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 adalah masih tersentralnya cakupan
pelayanan pemadam kebakaran pada pos pemadam kebakaran di Beran, Sleman dan
Godean yang harus melayani seluruh wilayah Kabupaten Sleman. Sehingga bisa
dipastikan setiap ada kejadian kebakaran yang letaknya jauh dari pos Pemadam
Kebakaran, maka waktu tanggapnya (respons time) akan lama yang berakibat kerugian
kebakaran yang dilami warganya semakin besar.
Menurut Permen PU nomor 20/PRT/M/2009 tentang pedoman teknis Manajemen
kebakaran di perkotaan respon time Instansi Pemadam Kebakaran terhadap laporan
kebakaran untuk kondisi di Indonesia tidak lebih dari 15 menit yang terdiri atas waktu
pengiriman pasukan dan sarana prasarana pemadam kebakaran, waktu perjalanan menuju
lokasi kebakaran dan waktu menggelar sarana prasarana kebakaran sampai siap
melaksanakan pemadaman. Sekiranya jumlah pos ditambah dan tersebar dan merata di
wilayah Kabupaten Sleman maka waktu tanggapnya akan cepat (maksimal 15 menit) dan
kerugian bisa ditekan.
Permasalahan lain adalah dengan potensi kebakaran di Sleman sangat tinggi
karena kepadatan pemukiman dan jumlah kebakaran cenderung selalu naik tersebut,
Kabupaten Sleman belum memiliki Satuan Relawan Kebakaran.
Berdasarkan data 10 tahun terakhir, jumlah rerata kejadian kebakaran setiap
tahunnya sejumlah 76 kejadian atau ekuivalen 6 kejadian setiap bulannya, bahkan untuk
tahun 2018 jumlah rerata kejadian kebakaran setiap bulannyamencapai 12 kejadian atau
dua kali lipat dibandingkan rerata kejadian kebakaran bulanan selama 10 tahun terahir
sebagaimana data kejadian kebakaran dibawah ini
Tabel 1, angka kejadian kebakaran

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kebakaran 68 50 67 81 67 90 140 88 132 140

(sumber data : Bidang Damkar Satpolpp Kabupaten Sleman 2018)

Sementara itu berdasarkan Permendagri No. 09 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan
Minimal capaian efektivitas kinerja organisasi Pemadam Kebakaran Kabupaten Sleman
ditentukan dengan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pemerintahan

74
Dalam Negeri untuk jenis pelayanan dasar Penanggulangan bencana kebakaran ternyata
belum mencapai target pencapaian SPM.
Pemerintah Kabupaten Sleman dalam rangka meningkatkan pelayanan penanggulangan
kebakaran membentuk Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan pada Perda No. 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah yang salah satu tupoksinya adalah perumusan kebijakan
tehnis pembinaan dan pelaksanaan penanganan kebakaran.
Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka mengoptimalkan
penyelenggaraan penanggulangan kebakaran memerlukan inovasi pelayanan publik
dengan memberdayakan masyarakat, selanjutnya dibentuk Satuan Relawan kebakaran
(Satlakar)
5. Regulai/Peraturan yang Melandasi Proyek Perubahan
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1950 Tentang Pembentukan
Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. PP Nomor. 32
Tahun 1950
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terahir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tanggal 15 Juni 2016 Tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2018 Tentang Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Sub urusan kebakaran Daerah/Kabupaten/Kota;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Satuan
Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten Sleman;

7. Peraturan Bupati Sleman Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja.

6. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Program


Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman

Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai
dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga harus menjawab
permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan dalam
jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan jangka panjang daerah.
Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan pembangunan, tantangan yang
dihadapi serta isu-isu strategis, dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan
jangka menengah daerah.
75
Misi merupakan penjabaran dari visi dan disusun dalam rangka mengimplementasikan
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan misi tersebut. Rumusan misi
merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang
harus dilakukan, rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan
sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh
untuk mencapai visi.

Visi dan misi kepala daerah terpilih dituangkan dalam rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 disebutkan bahwa visi danmisi perangkat adalah sesuai
dengan visi dan misi kepal daerah, sehingga bisa disimpulan bahwa visi dan misi Satuan
Polisi Pamong praja adalah sama dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sleman.

Visi Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021, yang sekaligus visi Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Sleman hingga lima tahun mendatang adalah:

“Terwujudnya Masyarakat Sleman Yang Lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya Dan


Terintegrasikannya Sistem E-Gaverment Menuju Smart Regency Pada Tahun 2021”

Penjabaran dari misi tersebut adalah:

Sejahtera : Suatu keadaan di mana masyarakat terpenuhi kebutuhan dasarnya,


baik kebutuhan lahir maupun batin, secara nerata. Beberapa
indikator untuk mengukur pencapaian sejahtera adalah indek
Pembangunan Manusia, menurunnya ketimpangan pendapatan,
menurunnya angka kemiskinan, meningkatnya kualitas lingkungan
hidup, meningkatnya kesejahteraan kerja, dan pertumbuhan
ekonomi.

Mandiri : Suatu keadaan di mana Pemerintah Kabupaten Sleman memiliki


kemampuan mendayagunakan potensi lokal dan sumber daya yang
ada, memiliki ketahanan terhadap dinamika yang berlangsung serta
kemampuan untuk mengidentifikaasi kebutuhan dan masalah yang
ada di sekitarnya sehingga mampu mencari solusi dan
mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimilikinya.
Beberapa indikator untuk mengukur pencapaian kemandirian
adalah meningkatnya prasarana dan sarana perekonomian dan
meningkatnya daya saing daerah.

Meningkatnya prasarana dan sarana perekonomian dapat dilihat


dari kondisi infrastruktur dan peluang investasi.

Daya saing daerah dicapai dengan meningkatkan jumlah desa


wisata mandiri, nilai tukar petani, persentase peningkatan produksi
pertanian dan perikanan, peningkatan nilai produksi industri, nilai
eksport, dan kontribusi pendapatan asli daerah terhadap
pendapatan.

Berbudaya : Suatu keadaan di mana di dalam masyarakat tertanam danterbina


nilai-nilai tatanan dan norma yang lihur tanpa meninggalkan
warisan budaya dan seni.

Beberapa indikator yang dapat mencerminkan sikap berrbudaya


masyarakat adalah meningkatnya kenyamanan dan ketertiban,

76
kemampuan mitigasi masyarakat terhadap bencana, penanaman
nilai karakter, meningkatnya kerukunan masyarakat, meningkatnya
apresiasi masyarakat terhadap budaya, serta perempuan dan anak
yang semakin terlindungi.

Terintegrasikannya :Terintegrasinya sistem e-Gout, bahwa dalam memberikan


pelayanan kepada masyarakat diperlukan sistem pelayanan
Sistem e-govermen yang lebih baik yang merupakan paduan sistem regulasi,
kebijkan, sikap dan perilaku, yang didukung dengan
teknologi informasi yang modern yang mampu memberikan
respon dan efektifitas yang tinggi dalam penyelenggaraan
pemerintahan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik dalam rangka menuju Smart Regency, yaitu suatu
kabupaten yang dapat memberikan layanan publik secara
tepat, cepat, mudah, murah dan terintegrasi antar unit
pemerintah dengan dukungan penggunaan teknologi
informasi, untuk meningkatkan partisipasi publik dan
transparasi penyelenggaraan pemerintahan.

Misi yang digariskan untuk pengembangan Kabupaten Sleman selama lima tahun kedepan
adalah:

Misi kesatu

Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi
menjadi birokrasi yang profesional sehingga bisa menjadi pelayan masyarakat. Disamping
kemampuan aparat, pelayanan masyarakat juga didukung oleh pemanfaatan teknologi
informasi yang terintegrasi yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Peningkatan
kualitas birokrasi harus sejalan dengan keberhasilan pelaksanaan revormasi birokrasi dan
kepuasan terhadap layanan aparat birokrasi dalam rangka menuju good governance.

Misi Kedua

Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan menjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.

Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan pendidikan baik dari sisi
tenga pendidik maupun prasarana, sarana penunjang pendidikan dan peningkatan manajemen
pendidikan sesuai standar. Di bidang kesehatan, dengan layanan kesehatan masyarakat dapat
lebih baik. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat memenuhi
standar pelayanan minimal yang ditetapkan dan tentu saja terjangkau bagi seluruh masyarakat
Kabupaten Sleman.

Misi ketiga

Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas dan kemampuan ekonomi


rakyat, serta penanggulangan kemiskinan.

Misi ini dimaksudkan untuk memberikan dukungan dan pendampingan yang terus menerus
kepada masyarakat dalam penguatan sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis kekuatan lokal,
peningkatan infrastruktur agar lebih mudah berusaha, sehingga kemampuan ekonomi rakyat
lebih berkembang dan semakin kuat. Disisi lainnya penanggulangan kemiskinan dilanjutkan
secara konsisten dengan berbagai program yang bersinergi.
77
Misi keempat

Memantapkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan sumberdaya alam, penataan ruang,


lingkungan hidup dan kenyamanan.

Misi kelima

Meningkatkan kualitas budaya masyarakat dan kesetaraan gender yang proporsional.

Tujuan :

1. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan yang bersih dan efektif dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Meningkatkan ketertiban umum
3. Mewujudkan kenyamanan masyarakat melalui peningkatan kesiapsiagaan dan
pencegahan bencana kebakaran.
4. Meningkatkan tatakelola Pemerintahan yang bersih dan efektif dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik
5. Meningkatnya ketertiban umum
6. Mewujudkan kenyamanan masyarakat melalui peningkatan kesiapsiagaan dan
pencegahan bahaya kebakaran.

Sasaran:

1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja


Meningkatnya akuntabilitas pelaporan
Mewujudkan pelayanan masyarakat yang handal

2. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum


3. Penegakan peraturan perundang-undangan
4. Meningkatnya kesiapsiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
5. Meningkatnya akuntabilitas kinerja
6. Meningkatnya akuntabilitas pelaopran
7. Meningkatnya kesiapsiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

Program

1. Perencanaan Pembangunan Daerah


2. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan KDH
3. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
4. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah
5. Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran
6. Peningkatan sarana dan prasarana aparat
7. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
8. Peningkatan pelayanan dan bantuan hukum
9. Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
10. Penyelamatan dan pelestarian Dokumentasi/Arsip Daerah
11. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
12. Pemeliharaan Kamtramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
13. Pemberdayaan mastarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
14. Penegakan hukum
15. Peningkatan kesiapsiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran.

78
7. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman merupakan salah satu lembaga tehnis
daerah yang dibentuk dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah, sebagai unsur pendukung Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas
penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat, pada sub urusan ketentraman dan ketertiban umum, dan pada sub
urusan kebakaran. Tindak lanjut Perda No. 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan dan
Susunan Perangkat Daerah diundangkan Perbup No. 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja. Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman meupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang
ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, sub urusan ktentraman dan
ketertiban umum, dan sub urusan kebakaran yang dipimpin oleh Kepala Satuan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan ketertiban umum dan sub urusan
kebakaran.

Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:

f. penyusunan rencana kerja Satuan Polisi Pamong Praja.


g. Perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban
umum, dan sub urusan Kebakaran;
h. pelaksanaan pelayanan, pembinaan dan pengendalian urusan pemerintahan bidang
kietentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, sub urusan
ketentraman dan ketertiban umum dan sub urusan kebakaran;
i. evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum
serta perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan ketertiban umum dan sub
urusan kebakaran;
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya dan/atau
sesuai aturan perundang-undangan.

Susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari:

j. Kepala Satuan;
k. Sekretaris terdiri dari:
4. Subagian Umum dan kepegawaian
5. Subbagian Keuangan, dan
6. Subagian Perencaan dan Evaluasi.
l. Bidang Ketentraman dan Ketertiban terdiri dari:

79
3. Seksi Operasional Ketentraman dan Ketertiban , dan
4. Seksi Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban.
m. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan terdiri drari:
3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan, dan
4. Seksi Penegakan,
n. Bidang Perlindungan Masyarakat terdiri dari :
3. Seksi Operasional Satuan Perlindungan Masyarakat, dan
4. Seksi Pengembangan Potensi Perlindungan Masyarakat.
o. Bidang Pemadam Kebakaran terdiri dari:
3. Seksi Pencegahan Kebakaran, dan
4. Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran
p. Unit Pelaksana Tugas.
q. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bidang Pemadam Kebakaran melaksankan tugas membina dan melaksanakan pencegahan,


operasi pemadaman, penyelamatan, dan penanganan kebakaran.
Bidang Pemadam Kebakaran dalam melaksankan tugas mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Bidang Pemadam Kebakaran;
b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan penanganan kebakaran;
c. pelayanan pemadam kebakaran;
d. pembinaan penanganan kebakaran;
e. pembinaan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemadam
kebakaran;
f. pembinaan dan pengendalian standar kelengkapan sarana dan prasarana bangunan gedung
dan bahan berbahaya beracun dalam penanganan kebakaran;dan
g. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pemadam Kebakaran.

Bidang Pemadam Kebakaran terdiri dari Seksi Pencegahan Kebakaran dan Seksi Operasional dan
Investigasi Kebakaran dengan tugas sebagai berikut:

3. Seksi Pencegahan Kebakaran mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan dan


pelaksanaan pencegahan kebakaran.
Seksi Pencegahan Kebakaran dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
f. penyusunan rencana kerja Seksi Pencegahan Kebakaran;
g. perumusan Kebijakan teknis pembinaan pencegahan kebakaran;
h. pengembangan aparatur dan masyarakat peduli pencegahan dan penanganan bahaya
kebakaran;
i. pengawasan dan inspeksi sarana dan prasarana proteksi kebakaran bangunan gedung
dan bahan berbahaya beracun, dan
j. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Pencegahan Kebakaran.

80
4. Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran
Seksi Operaasional dan Investigasi Kebakaran mempunyai tugas menyiapkan bahan
pelaksanaan penanganan kebakaran dan investigasi kejadian kebakaran.
Seksi Operasional Kebakaran dn investigasi kebakaran dalam melaksankan tugas
mempunyai fungsi:
g. penyusunan rencana kerja Seksi Operasional dan investigasi Kebakaran;
h. perumusan kebijakan teknis operasi penanganan bahaya kebakaran;
i. pelaksanaan operasi pemadaman, penyelamatan dan pengamanan bahaya kebakaran;
j. pelaksanaan investigasi kejadian kebakaran;
k. pengelolaan sarana dan prasarana penanganan kebakaran, dan
l. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Operasional dan investigasi
Kebakaran.

5. Analisis Permasalahan Utama dalam Pelaksanaan Tupoksi

Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman dalam
rangka mengoptimalisasi penyelenggaraan pelayananan pemadam kebakaran
permasalahan yang dihadapi saat ini terkait dengan belum terpenuhinya pelaksanaan
Standar Pelayanan Minimal pada Pemadam Kebakaran , adapun hasil pencermatan yang
dilakukan muncul rumusan sebagai berikut:

Dari permasalahan tersbut kemudian dilakukan analisis prioritas masalah dengan pendekatan
APKL dalam upaya mengatasi isu strategis sebagai berikut:
No Isu Aktual Proble Kekhala Layak Total Peringkat
matik yakan Nilai
1. Terbatasnya Partisipasi dan 5 5 4 4 18 I
peran serta masyarakat
2. Respon time/tingkat waktu 4 4 4 4 16 V
tanggap penanganan kejadian
kebakaran kurang cepat
berakibat kerugian kebakaran
semakin besar;
3. Kurangnya kapasitas personil 4 4 3 3 15 IV
Pemadan Kebakaran
4. Kurangnya Sarpras Pemadam 3 3 3 3 12 III
Kebakaran
5 Angka kejadian kebakaran di 5 4 4 4 17 II
kabupaten Sleman cenderung
selalu meningkat (tertinggi di
DIY).

Keterangan:
Skala nilai 1 s.d. 5 adalah nilai terendah s.d. tertinggi (Skala Likert) dengan skor (5=sangat
tinggi, 4=Tinggi, 3=Cukup, 2=rendah, dan 1=sangat rendah)

81
Dari tabel analisa APKL di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama dalam
tugas pokok dan fungsi Bidang Pemadam Kebakaran Kabupaten Sleman adalah
“Terbatasnya infrastruktur dan partisipasi serta peranserta masyarakat”.

1. Kondisi saat ini


a. Kurangnya partisipasi serta peranserta masyarakat
d. Terbatasnya jumlah pos Pemadam Kebakaran yang diperlukan
e. Angka kejadian kebakaran di kabupaten Sleman cenderung selalu meningkat
(tertinggi di DIY).

2. Kondisi yang diharapkan:

a. Terpenuhinya jumlah pos kebakaran yang dibutuhkan


b. Terwujudnya partisipasi serta peranserta masyarakat
c. Menurunnya angka kejadian kebakaran sehingga rasa aman masyarakat
meningkat serta kerugian akibat kebakaran dapat ditekan.
3. Inovasi yang diperlukan:
a. Menambah jumlah pos kebakaran yang dibutuhkan
b. membentuk Satuan Relawan Kebakaran.
c. Membuat SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran

Gambar 1 : Bagan Alur Pikir Proyek Perubahan

KONDISI SAAT INI KEGIATAN MENGATASI KONDISI YANG


KONDISI SAAT INI DIHARAPKAN
- Terbatasnya
partisipasi serta - Membentuk Satuan - Terwujudnya
peranserta Relawan Kebakaran partisipasi serta
masyarakat (SATLAKAR) peraserta masyarakat
- Kurangnya pos - Menambah jumlah pos - Terpenuhinya jumlah
pemadam pemadam kebakaran pos pemadam
kebakaran yang yang dibutuhkan kebakaran yang
dibutuhkan - Meningkatkan dibutuhkan
- Meningkatnya penyuluhan - Turunnya angka
angka kejadian pencegahan kebakaran kejadian kebakaran
kebakaran dan Pembuatan SOP
Rekomendasi Proteksi
Kebakaran

6. Penetapan Permasalahan Utama dalam Tupoksi yang akan Diselesaikan dengan


Proyek Perubahan

82
Dari hasil analisis prioritas masalah maka didapatkan permasalahan utama dalam tupoksi yang
akan ditindaklanjuti dengan program proyek perubahan yaitu Ayo Gertak Si Api pada
Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman

B. Kesepakatan Area Perubahan


Berdasarkan 8 area perubahan reformasi birokrasi, dalam proyek perubahan ini difokuskan
pada area peningkatan kualitas pelayanan publik dengan tema Ayo Gertak Si Api

C. Tujuan Perubahan

Jangka Pendek (minggu ke-3 bulan maret s.d. minggu ke-1 bulan Juni)
1. Tersusunya Tim Kerja Proyek Perubahan Pembentukan SATLAKAR
2. Tersusunya Standar Operasi Prosedur (SOP) Proteksi Kebakaran
3. Permohonan personil relawan dari wilayah yang akan dibentuk SATLAKAR
4. Tersusunnya Standar Operasi Prosedur (SOP) Rekomendasi Proteksi Kebakaran
Jangka Menengah (minggu ke-2 bulan juni s.d. minggu ke-2 bulan Juni tahun 2020)
1. Terbentuknya Satuan Relawan Kebakaran (SATLAKAR)
2. Terimplementasikannya Standar Operasi Prosedur (SOP) Proteksi Kebakaran
3. Tersosialisasikannya Standar Operasi Prosedur (SOP) Proteksi Kebakaran
4. Terimplementasinya SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran

Jangka Panjang (tahun 2021 dan seterusnya)


1. Terbentuknya Jumlah Pos Pemadam Kebakaran
2. Terbangunnya koordinasi dengan instansi terkait
3. Terbentuknya SATLAKAR di tingkat desa sekabupaten Sleman
4. Meningkatnya kapasitas personil Pemadam Kebakaran
5. Meningkatnya Sarpras Pemadam Kebakaran.

83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
BUPATI SLEMAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI SLEMAN

NOMOR 67 TAHUN 2016

TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI,


SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan


bidang ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat, pada sub urusan ketentraman dan ketertiban
umum, dan pada sub urusan kebakaran yang dilaksanakan oleh
Satuan Polisi Pamong Praja perlu menetapkan kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Satuan
Polisi Pamong Praja;

b. bahwa berdasarkan Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten


Sleman Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman,
ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja perangkat daerah
diatur dengan Peraturan Bupati;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi,
serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah

107
Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
1950 Nomor 44);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang 1950 Nomor 12,
13, 14, dan 15 Hal Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di
Jawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 114);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Sleman (Lembaran Daerah Kabupaten
Sleman Tahun 2016 Nomor 11);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN


ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Sleman.

108
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sleman.

3. Bupati adalah Bupati Sleman.


4. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Sleman.

5. Kepala Satuan adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten


Sleman.

6. Satuan organisasi adalah sekretariat, bidang, subbagian, seksi, unit


pelaksana teknis, dan kelompok jabatan fungsional lingkup Satuan Polisi
Pamong Praja.

7. Kepala satuan organisasi adalah kepala satuan organisasi lingkup Satuan


Polisi Pamong Praja.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 2

(1) Satuan Polisi Pamong Praja merupakan unsur pelaksana urusan


pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan ketertiban umum,
dan sub urusan kebakaran yang dipimpin oleh Kepala Satuan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.

(2) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Bupati


melaksanakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang
ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, sub
urusan ketentraman dan ketertiban umum, dan sub urusan kebakaran.

(3) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Satuan Polisi Pamong Praja;

b. perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang ketentraman


dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, sub urusan
ketentraman dan ketertiban umum, dan sub urusan kebakaran;

c. pelaksanaan, pelayanan, pembinaan, dan pengendalian urusan


pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta

109
perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan ketertiban
umum, dan sub urusan kebakaran;

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan bidang


ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, sub
urusan ketentraman dan ketertiban umum, dan sub urusan kebakaran;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan
fungsinya dan/atau sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Satuan Polisi Pamong Praja dalam susunan perangkat daerah Pemerintah
Kabupaten Sleman sebagaimana tersebut dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 3

(1) Susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari:

a. Kepala Satuan;

b. Sekretariat terdiri dari:

1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

2. Subbagian Keuangan; dan

3. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi.

c. Bidang Ketenteraman dan Ketertiban terdiri dari :

1. Seksi Operasional Ketenteraman dan Ketertiban; dan

2. Seksi Pembinaan Ketenteraman dan Ketertiban.

d. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan terdiri dari:

1. Seksi Pembinaan dan Pengawasan; dan

2. Seksi Penegakan.

e. Bidang Perlindungan Masyarakat terdiri dari:

1. Seksi Operasional Satuan Perlindungan Masyarakat; dan

2. Seksi Pengembangan Potensi Perlindungan Masyarakat.

f. Bidang Pemadam Kebakaran terdiri dari :

1. Seksi Pencegahan Kebakaran; dan

110
2. Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran.

g. Unit Pelaksana Teknis; dan

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan


bertanggung jawab kepada Kepala Satuan.

(3) Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Satuan melalui Sekretaris.

(4) Subbagian dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris.

(5) Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang.
(6) Unit pelaksana teknis dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan melalui
Sekretaris.

(7) Kelompok jabatan fungsional dalam melaksanakan tugas dikoordinasikan


oleh tenaga fungsional yang ditunjuk dan berada di bawah serta
bertanggung jawab kepada Kepala Satuan melalui pejabat yang ditunjuk
Kepala Satuan.

(8) Bagan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana


tersebut dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

BAB III

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Sekretariat

Paragraf 1

Umum

Pasal 4

111
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan umum, urusan
kepegawaian, urusan keuangan, urusan perencanaan dan evaluasi, serta
mengoordinasikan pelaksanaan tugas satuan organisasi.

Pasal 5

Sekretariat dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Sekretariat dan Satuan Polisi Pamong Praja;

b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;

c. pelaksanaan urusan umum;

d. pelaksanaan urusan kepegawaian;

e. pelaksanaan urusan keuangan;

f. pelaksanaan urusan perencanaan dan evaluasi;

g. pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan organisasi lingkup Satuan


Polisi Pamong Praja; dan

h. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Sekretariat dan


Satuan Polisi Pamong Praja.

Paragraf 2

Subbagian Umum dan Kepegawaian

Pasal 6

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan bahan


pelaksanaan urusan umum dan urusan kepegawaian.

Pasal 7

Subbagian Umum dan Kepegawaian dalam melaksanakan tugas mempunyai


fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian;

b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan umum dan urusan


kepegawaian;

c. pengelolaan persuratan dan kearsipan;

112
d. pengelolaan perlengkapan, keamanan, dan kebersihan;

e. pengelolaan dokumentasi dan informasi;

f. penyusunan perencanaan kebutuhan, pengembangan dan pembinaan


pegawai;

g. pelayanan administrasi pegawai dan pengelolaan tata usaha kepegawaian;


dan

h. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Subbagian Umum dan


Kepegawaian.

Paragraf 3

Subbagian Keuangan

Pasal 8

Subbagian Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan pelaksanaan


urusan keuangan.

Pasal 9

Subbagian Keuangan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Subbagian Keuangan;

b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan keuangan;

c. pelaksanaan perbendaharaan, pembukuan, dan pelaporan keuangan; dan

d. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Subbagian Keuangan.

Paragraf 4

Subbagian Perencanaan dan Evaluasi

Pasal 10

Subbagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas menyiapkan bahan


pelaksanaan urusan perencanaan dan evaluasi.

Pasal 11

Subbagian Perencanaan dan Evaluasi dalam melaksanakan tugas mempunyai


fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;

113
b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan perencanaan dan
evaluasi;

c. pengoordinasian penyusunan rencana kerja Sekretariat dan rencana kerja


Satuan Polisi Pamong Praja;

d. pengoordinasian evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kerja Sekretariat dan


pelaksanaan kerja Satuan Polisi Pamong Praja; dan

e. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Subbagian


Perencanaan dan Evaluasi.

Bagian Kedua

Bidang Ketenteraman dan Ketertiban

Paragraf 1

Umum

Pasal 12

Bidang Ketenteraman dan Ketertiban melaksanakan tugas membina dan


mengembangkan ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum.

Pasal 13

Bidang Ketenteraman dan Ketertiban dalam melaksanakan tugas mempunyai


fungsi :

a. penyusunan rencana kerja Bidang Ketenteraman dan Ketertiban;

b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan ketenteraman


masyarakat dan ketertiban umum;

c. pelaksanaan operasi penertiban gangguan ketenteraman dan ketertiban;


d. pembinaan dan pengembangan potensi, aparatur, dan masyarakat peduli
ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum; dan

e. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Ketenteraman


dan Ketertiban.
Paragraf 2

Seksi Operasional Ketenteraman dan Ketertiban

Pasal 14

114
Seksi Operasional Ketenteraman dan Ketertiban mempunyai tugas menyiapkan
bahan pelaksanaan operasi penertiban gangguan ketenteraman masyarakat
dan ketertiban umum.

Pasal 15

Seksi Operasional Ketenteraman dan Ketertiban dalam melaksanakan tugas


mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Seksi Operasional Ketenteraman dan Ketertiban;

b. perumusan kebijakan teknis operasi penertiban gangguan ketenteraman


masyarakat dan ketertiban umum;

c. pelaksanaan operasi penertiban gangguan ketenteraman masyarakat dan


ketertiban umum;

d. pengoordinasian pengamanan, dan pengawalan kegiatan pejabat


pemerintah dan kegiatan pemerintahan; dan

e. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Operasional


Ketenteraman dan Ketertiban.

Paragraf 3

Seksi Pembinaan Ketenteraman dan Ketertiban

Pasal 16

Seksi Pembinaan Ketenteraman dan Ketertiban mempunyai tugas menyiapkan


bahan pembinaan dan pengembangan ketenteraman masyarakat dan
ketertiban umum.

Pasal 17

Seksi Pembinaan Ketenteraman dan Ketertiban dalam melaksanakan tugas


mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana kerja Seksi Pembinaan dan Pengembangan


Ketenteraman dan Ketertiban;

b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan ketenteraman


masyarakat dan ketertiban umum;

115
c. penyusunan data dan mitigasi gangguan ketenteraman masyarakat dan
ketertiban umum;

d. pembinaan dan pengembangan potensi aparatur dan masyarakat peduli


ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum; dan

e. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Pembinaan dan


Pengembangan Ketenteraman dan Ketertiban.

Bagian Ketiga

Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan

Paragraf 1

Umum

Pasal 18

Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan melaksanakan tugas


membina dan menegakkan peraturan perundang-undangan, pengawasan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pembinaan Penyidik
Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 19

Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan dalam melaksanakan tugas


mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Bidang Penegakan Peraturan Perundang-


undangan;

b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pembinaan penegakan


peraturan perundang-undangan;

c. pembinaan dan penegakan pelanggaran peraturan perundang-undangan;

d. pengawasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;

e. pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil; dan

f. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Penegakan


Peraturan Perundang-undangan.
Paragraf 2

Seksi Pembinaan dan Pengawasan

116
Pasal 20

Seksi Pembinaan dan Pengawasan mempunyai tugas menyiapkan bahan


pembinaan dan pengawasan penegakan peraturan perundang-undangan.

Pasal 21

Seksi Pembinaan dan Pengawasan dalam melaksanakan tugas mempunyai


fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Seksi Pembinaan dan Pengawasan;

b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengawasan penegakan


peraturan perundang-undangan;

c. pembinaan dan pengawasan pelanggar peraturan perundang-undangan;

d. pembinaan dan pengembangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil;

e. pengoordinasian pengawasan peraturan perundang-undangan yang


dilaksanakan organisasi perangkat daerah; dan

f. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Pembinaan dan


Pengawasan.

Paragraf 3

Seksi Penegakan

Pasal 22

Seksi Penegakan mempunyai tugas menyiapkan bahan pelaksanaan


penyelidikan, penyidikan dan penegakan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

Seksi Penegakan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Seksi Penegakan;

b. perumusan kebijakan teknis penyelidikan, penyidikan dan penegakan


peraturan perundang-undangan;

c. penyelidikan dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan;

d. penyidikan dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan;

e. penyusunaan berkas perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan;


117
f. pengoordinasian pelaksanaan persidangan perkara pelanggaran peraturan
perundang-undangan; dan

g. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Penegakan.

Bagian Keempat

Bidang Perlindungan Masyarakat

Paragraf 1

Umum

Pasal 24

Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas membina satuan


perlindungan masyarakat dan mengembangkan perlindungan masyarakat.

Pasal 25

Bidang Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan tugas mempunyai


fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Bidang Perlindungan Masyarakat;

b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan perlindungan


masyarakat;

c. pembinaan satuan perlindungan masyarakat;

d. pengembangan potensi perlindungan masyarakat; dan

e. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Perlindungan


Masyarakat.

Paragraf 2

Seksi Operasional Satuan Perlindungan Masyarakat

Pasal 26

Seksi Operasional Satuan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas


menyiapkan bahan pembinaan satuan perlindungan masyarakat.

Pasal 27

Seksi Operasional Satuan Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan


tugas mempunyai fungsi:
118
a. penyusunan rencana kerja Seksi Operasional Satuan Perlindungan

Masyarakat;

b. perumusan kebijakan teknis pembinaan satuan perlindungan masyarakat;

c. pembinaan satuan perlindungan masyarakat;

d. pengoordinasian pelaksanaan operasi pencarian, perlindungan, dan


penyelamatan korban kejadian;

e. pelaksanaan perlindungan masyarakat;


f. pelaksanaan dan pembinaan korps musik pemerintah daerah; dan

g. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Operasional


Satuan Perlindungan Masyarakat.

Paragraf 3

Seksi Pengembangan Potensi Perlindungan Masyarakat

Pasal 28

Seksi Pengembangan Potensi Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas


menyiapkan bahan pengembangan potensi perlindungan masyarakat.

Pasal 29

Seksi Pengembangan Potensi Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan


tugas mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Seksi Pengembangan Potensi Perlindungan


Masyarakat;

b. perumusan kebijakan teknis pengembangan potensi perlindungan


masyarakat;

c. pengelolaan data potensi satuan perlindungan masyarakat;

d. pengembangan potensi perlindungan masyarakat; dan

e. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Pengembangan


Potensi Perlindungan Masyarakat.

119
Bagian Kelima

Bidang Pemadam Kebakaran

Paragraf 1

Umum

Pasal 30

Bidang Pemadam Kebakaran melaksanakan tugas membina dan


melaksanakan pencegahan, operasi pemadaman, penyelamatan, dan
penanganan kebakaran.

Pasal 31

Bidang Pemadam Kebakaran dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Bidang Pemadam Kebakaran;

b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan penanganan


kebakaran;

c. pelayanan pemadam kebakaran;

d. pembinaan penanganan kebakaran;

e. pembinaan, pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana


pemadam kebakaran;

f. pembinaan dan pengendalian standar kelengkapan sarana dan prasarana


bangunan gedung dan bahan berbahaya beracun dalam penanganan
kebakaran; dan

g. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pemadam


Kebakaran.

Paragraf 2
Seksi Pencegahan Kebakaran

Pasal 32

Seksi Pencegahan Kebakaran mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan


dan pelaksanaan pencegahan kebakaran.

Pasal 33

Seksi Pencegahan Kebakaran dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Seksi Pencegahan Kebakaran;

120
b. perumusan kebijakan teknis pembinaan pencegahan kebakaran;

c. pengembangan aparatur dan masyarakat peduli pencegahan dan


penanganan bahaya kebakaran;

d. pengawasan dan inspeksi sarana dan prasarana proteksi kebakaran


bangunan gedung dan bahan berbahaya beracun; dan

e. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Pencegahan


Kebakaran.

Paragraf 3

Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran

Pasal 34

Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran mempunyai tugas menyiapkan


bahan pelaksanaan penanganan kebakaran dan investigasi kejadian
kebakaran.

Pasal 35

Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran dalam melaksanakan tugas


mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran;

b. perumusan kebijakan teknis operasi penanganan bahaya kebakaran;

c. pelaksanaan operasi pemadaman, penyelamatan, dan pengamanan bahaya


kebakaran;

d. pelaksanaan investigasi kejadian kebakaran;

e. pengelolaan sarana dan prasarana penanganan kebakaran; dan

f. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Operasional dan


Investigasi Kebakaran.

Bagian Keenam

Unit Pelaksana Teknis

Pasal 36

Unit Pelaksana Teknis mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan


teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Satuan Polisi Pamong
Praja.

121
Bagian Ketujuh

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 37

(1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian


tugas Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan keahlian.

(2) Jenis dan jumlah jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan.

BAB IV

TATA KERJA

Bagian Kesatu

Satuan Polisi Pamong Praja

Pasal 38

(1) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan instansi
yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
(2) Setiap kepala satuan organisasi dalam melaksanakan tugas wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi
baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi.

Bagian Kedua

Kepala Satuan

Pasal 39

(1) Kepala Satuan dalam melaksanakan tugas, berdasarkan kebijakan yang


ditetapkan Bupati.

(2) Kepala Satuan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati


secara berkala melalui Sekretaris Daerah.

Bagian Ketiga

Sekretaris

Pasal 40

(1) Sekretaris mengoordinasikan pelaksanaan tugas setiap satuan organisasi.

122
(2) Sekretaris dalam mengoordinasikan pelaksanaan tugas setiap satuan
organisasi berdasarkan arahan Kepala Satuan dan wajib menyampaikan
laporan secara berkala.

Bagian Keempat

Satuan Organisasi

Pasal 41

(1) Setiap kepala satuan organisasi dalam melaksanakan tugas berdasarkan


kebijakan yang ditetapkan Kepala Satuan.

(2) Setiap kepala satuan organisasi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan


tugas kepada atasan masing-masing.

Pasal 42
(1) Setiap kepala satuan organisasi bertugas memimpin, mengoordinasikan,
dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahannya.

(2) Setiap kepala satuan organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas


bawahannya dan mengambil langkah yang diperlukan sesuai ketetentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 43

(1) Setiap kepala satuan organisasi dalam melaksanakan tugas dibantu oleh
kepala satuan organisasi di bawahnya, pejabat pelaksana, dan/atau
pejabat fungsional.

(2) Setiap bawahan dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada


atasannya.
Pasal 44

(1) Setiap kepala satuan organisasi, pejabat pelaksana, dan pejabat fungsional
wajib mengikuti, mematuhi petunjuk, bertanggung jawab, dan
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan masing-masing.

(2) Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh atasan dapat diolah dan
dipergunakan sebagai bahan evaluasi dan pelaporan kinerja.

(3) Setiap laporan yang disampaikan kepada atasan dapat disampaikan


kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.

123
BAB V

KEPEGAWAIAN

Pasal 45

Susunan kepegawaian, jenjang kepangkatan, dan jabatan di lingkungan


Satuan Polisi Pamong Praja dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 46

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Sleman Nomor
55 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja (Berita Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2011 Nomor 22 Seri D)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 47

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

124
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sleman.

Ditetapkan di Sleman.

pada tanggal 2 Desember 2016

BUPATI SLEMAN,

cap/ttd

SRI PURNOMO

Diundangkan di Sleman.

pada tanggal 2 Desember 2016

Pj. SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN SLEMAN,

cap/ttd

ISWOYO HADIWARNO

BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 NOMOR 67

125
126

Anda mungkin juga menyukai