Ayo "Gertak Siapi": Laporan Implementasi Proyek Perubahan
Ayo "Gertak Siapi": Laporan Implementasi Proyek Perubahan
Disusun Oleh:
SUTRIYANTA, SH.
No. Presensi : 35/DIKLATPIM III/I/2019
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman merupakan salah satu lembaga
teknis daerah yang dibentuk dengan dasar hukum Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2016
Tentang Perangkat Daerah sebagai unsur pendukung Pemerintah Daerah yang
mempunyai tugas penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang ketentraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, pada sub ketentraman dan ketertiban
umum dan pada sub urusan kebakaran. Tindak lanjut dari Peraturan Daerah No. 18
Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah tersebut maka diundangkanlah Peraturan Bupati
Sleman Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong praja. Satuan Polisi Pamong Praja
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban
umum serta perlindungan masyarakat, dan sub urusan kebakaran yang dipimpin oleh
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Salah satu urusan organisasi di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman
adalah Bidang Pemadam Kebakaran yang melaksankan tugas membina dan
melaksanakan pencegahan, operasi pemadaman, dan penanganan kebakaran dalam
melaksanakan tugas mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan rencana kerja Bidang Pemadam Kebakaran;
b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan penanganan kebakaran;
c. pelayanan pemadam kebakaran;
d. pembinaan penanganan kebakaran;
e. pembinaan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemadam
kebakaran;
f. pembinaan dan pengendalian standar kelengkapan sarana dan prasarana
bangunan gedung dan bahan berbahaya beracun dalam penanganan
kebakaran;dan
g. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pemadam
Kebakaran.
ii
kebakaran kepada masyarakat. Upaya lain adalah dengan membangun kerja sama
dengan dunia usaha dan dunia industri dalam rangka mengantisipasi kejadian kebakaran
dengan melakukan isnpeksi peralatan proteksi kebakaran. Pembentukan dan pelatihan
Satlakar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Dengan pelatihan –
pelatihan maka satlakar yang berbasis masyarakat tersebut akan mendapat
pengetahuan dan ketrampilan tentang cara pencegahan dan pengendalian kebakaran ,
dengan demikian kejadian kebakaran dapat diantisipasi sejak awal sehingga tidak
menimbulkan kerugian pada masyarakat.
Kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka melaksanakan rencana
proyek perubahan ini antara lain :
Jangka pendek :
1. Milestone I
Melakukan Rapat koordinasi persiapan implementasi proyek perubahan dengan staf
Bidang Pemadam Kebakaran dan membentuk Tim Pelaksanaan Proyek Perubahan.
Dilaksanakan sesuai rencana pada tanggal 26 Maret 2019, dan terbitnya Keputusan
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman pada tanggal 27 Maret 2019,
dengan capaian 100 %.
Melakukan koordinasi dengan stakeholder inti untuk meminta dukungan agar
terlaksananya proyek perubahan, yakni Bappeda, BKPP, BPBD, DPUKP, Dinas
Perhubungan, Disnaker, PLN, PDAM , pada tanggal 29 Maret sampai dengan 11
April 2019, capaian 100 %.
2. Milestone II
Melaksanakan koordinasi dengan Seksi Pencegahan Kebakaran dan Seksi
Pengendalian dan Investigasi Kebakaran serta staf uuntuk melakukan persiapan
pembentukan Satlakar. Dilaksanakan tanggal 01 sampai 4 April 2019, dengan
capaian 100 %.
3. Milestone III
Pelaksanaan Pembentukan Satuan Relawan Kebakaran (Satlakar) yang awalnya
hanya 2 (daua) Lokasi akhirnya dibentuk 4(empat) lokasi yaitu: Kecamatan Moyudan,
Kecamatan Kalasan, Kecamatan Depok, dan Desa Caturtunggal, karena permintan
masyarakat di Kecamatan Depok, dengan capaian 128,5 %.
4. Milestone IV
iii
Melakukan Penyuluhan Pencegahan bahaya Kebakaran pada masyarakat awalnya
direncanakan hanya 2 (lokasi) dengan peserta 60 orang akhirnya penyuluhan
dilaksankan sebanyak 4 (empat) kali dengan jumlah peserta 170 orqng karena
permintaan Desa Caturtunggal terlaksana tanggal 25,29,30, dan 2 Mei 2019,
capaian 200 %.
5. Milestone V
Penyusunan Standar Operasional Prosesdur (SOP) Rekomendasi Proteksi
Kebakaran, penyusunan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2019 dengan
memperhatikan masukan dari mentor dan Inspektur di Bidang Pemadam Kebakaran
dengan capaian 100 %
6. Milestone VI
Membentuk Forum Komunikasi Penanggulangan Kebakaran yang terdiri dari
beberapa Organisasi Perangkat Daerah dan instansi terkait, dilaksanakan tanggal 9
Mei 2019 dengan capaian 100 %.
7. Milestone VII
Menyelenggaran Implementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran dengan lokasi
di Hotel Grand Sarila Jalan Jalan Affandi No. 3 Condongcatur, Depok, Sleman, pada
tanggal 22 Mei 2019, dengan capaian 100%.
8. Milestone VIII
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan rapat monitoring Tim kerja Proyek
perubahan pada tanggal 23 Mei 2019
Sedangkan pelaporan disampaikan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
mengenai proyek perubahan yang dilaksanakan beserta kelebihan dan
kekurangannya, pelaksanaan yang masih jauh dari sempurna. Capaian 100 %.
Kendala :
1. Belum adanya dukungan dana untuk pelaksanaan kegiatan
2. Kurangnya Sarana dan Prasarana yang mendukung terhadap Forkom Pengendalian
Kebakaran
3. Kurangnya tenaga yang sesuai dengan ketugasan di kegiatan Implementasi
Rekomendasi Proteksi kebakaran
4. Beberapa kegiatan tidak dapat terlaksana sesuai rencana karena faktor eksternal;
5. Karena keterbatasan anggaran maka untuk Milestone penting seperti Penambahan
WMK belum dapat dilaksanakan dalam jangka pendek maupun menengah
iv
6. Waktu yang relatif singkat untuk pembuatan laporan, sehingga laporan yang dibuat
masih jauh dari sempurna.
Kesimpulan
Semua kegiatan yang direncanakan pada Rencana Proyek perubahan telah
terlaksana secara keseluruhan, meskipun waktunya tidak sesuai dengan rencana awal,
dan sudah dilengkapi dengan bukti fisik yang syah.
Saran-saran
1. Satuan Polisi Pamong Prajas agar selalu mengusulkan tambahan personil, khususnya
yang mempunyai keahlian melakukan Pemeriksaan Peralatan Proteksi Kebakaran
dan Investigasi kebakaran;
2. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman agar selau meningkatkan kerjasama
dengan Satlakar yang telah dibentuk secara berkelanjutan, untuk mengantisipasi
kejadian kebakaran.
v
vi
vii
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………... i
EXECUTIVE SUMMARY…………………………………………………………………….... ii
BERITA ACARA SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN……………………… . vi
PERNYATAAN PENGESAHAN………………………………………………………........... vii
KOMITMEN TINDAK LANJUT PROYEK PERUBAHAN…………….................................viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………... x
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………... xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………….. xiii
x
5. Milestone V : Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Rekomendasi Proteksi Kebakaran...............................................….......... 55
6. Milestone VI : Pembentukan Forum Komunikasi Penanggulangan
Kebakaran ................................................................................................ 56
7. Milestone VII : Implementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran.... 56
8. Milestone VIII : Monitoring Evaluasi dan Penyusunan Laporan ..……….. 57
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………… 64
LAMPIRAN .. .................................................................................................................... 65
1. Biodata Peserta
2. Bukti Konsultasi dengan Mentor
3. Bukti Konsultasi Coach
4. Surat Pernyataan Mentor
5. Kesepakatan Area Perubahan
6. Copy Undangan Seminar
7. Berita Acara Seminar Rancangan Proyek Perubahan
8. Catatan Hasil Seminar Proposal Proyek Perubahan
9. Slide Presentasi pada saat Seminar Rancangan Proyek Perubahan
10. Slide Presentasi pada saat Seminar Laboratorium Kepemimpinan
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
1
4 Project Leader : S UTRIYANTA, SH.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Sleman
Alamat Email : sutriyanta17@gmail.com
Nomor HP 085817040411
2
a. Pencegahan, pengendalian, pemadaman, penyelamatan, dan penanganan
bahan berbahaya dan beracun kebakaran dalam Daerah Kabupaten/kota;
2. Inspeksi peralatan proteksi kebakaran
3. Investigasi kejadian kebakaran
4. Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan kebakaran
Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu wilayah kabupaten di DIY.
mengalami pertumbuhan pembangunan yang pesat hal tersebut didorang oleh
potensi wilayah yang strategis dan perkembangan aglomerasi perkotaan
Yogyakarta yang sangat pesat mengarah ke arah utara. Kondisi ini tentunya
berakibat terhadap peningkatan potensi kejadian bahaya di wilah Kabupaten
Sleman.
3
Permasalahan lain adalah dengan potensi kebakaran di Sleman sangat tinggi
karena kepadatan pemukiman dan jumlah kebakaran cenderung selalu naik
tersebut, Kabupaten Sleman belum memiliki Satuan Relawan Kebakaran.
Berdasarkan data 10 tahun terakhir, jumlah rerata kejadian kebakaran setiap
tahunnya sejumlah 76 kejadian atau ekuivalen 6 kejadian setiap bulannya, bahkan
untuk tahun 2018 jumlah rerata kejadian kebakaran setiap bulannyamencapai 12
kejadian atau dua kali lipat dibandingkan rerata kejadian kebakaran bulanan
selama 10 tahun terahir sebagaimana data kejadian kebakaran dibawah ini
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
4
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1950 Tentang
Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa
Yogyakarta jo. PP Nomor. 32 Tahun 1950
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah terahir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tanggal 15 Juni 2016 Tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
114);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2018 Tentang Teknis
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub urusan kebakaran
Daerah/Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Satuan Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten Sleman;
7. Peraturan Bupati Sleman Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja.
Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin
dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga harus
menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus
diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah
pembangunan jangka panjang daerah. Dengan mempertimbangkan kondisi daerah,
permasalahan pembangunan, tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis,
dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah.
Visi dan misi kepala daerah terpilih dituangkan dalam rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 disebutkan bahwa visi danmisi
perangkat adalah sesuai dengan visi dan misi kepal daerah, sehingga bisa
disimpulan bahwa visi dan misi Satuan Polisi Pamong praja adalah sama dengan
visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sleman.
Visi Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021, yang sekaligus visi Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Sleman hingga lima tahun mendatang adalah:
Misi yang digariskan untuk pengembangan Kabupaten Sleman selama lima tahun
kedepan adalah:
Misi kesatu
Misi Kedua
Misi ketiga
7
Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas dan kemampuan
ekonomi rakyat, serta penanggulangan kemiskinan.
Misi keempat
Misi kelima
Tujuan :
1. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan yang bersih dan efektif dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Meningkatkan ketertiban umum
3. Mewujudkan kenyamanan masyarakat melalui peningkatan kesiapsiagaan dan
pencegahan bencana kebakaran.
4. Meningkatkan tatakelola Pemerintahan yang bersih dan efektif dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik
5. Meningkatnya ketertiban umum
6. Mewujudkan kenyamanan masyarakat melalui peningkatan
kesiapsiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran.
Sasaran:
Program
8
8. Peningkatan pelayanan dan bantuan hukum
9. Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
10. Penyelamatan dan pelestarian Dokumentasi/Arsip Daerah
11. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
12. Pemeliharaan Kamtramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
13. Pemberdayaan mastarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
14. Penegakan hukum
15. Peningkatan kesiapsiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran.
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman merupakan salah satu lembaga
tehnis daerah yang dibentuk dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah No. 18
Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah, sebagai unsur pendukung Pemerintah
Daerah yang mempunyai tugas penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang
ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, pada sub
urusan ketentraman dan ketertiban umum, dan pada sub urusan kebakaran. Tindak
lanjut Perda No. 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan dan Susunan
Perangkat Daerah diundangkan Perbup No. 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong
Praja. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman meupakan unsur pelaksana
urusan pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat, sub urusan ktentraman dan ketertiban umum, dan sub urusan
kebakaran yang dipimpin oleh Kepala Satuan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
9
perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan ketertiban umum
dan sub urusan kebakaran;
d. evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang ketentraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan
ketertiban umum dan sub urusan kebakaran;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya
dan/atau sesuai aturan perundang-undangan.
b. Kepala Satuan;
c. Sekretaris terdiri dari:
1. Subagian Umum dan kepegawaian
2. Subbagian Keuangan, dan
3. Subagian Perencaan dan Evaluasi.
d. Bidang Ketentraman dan Ketertiban terdiri dari:
1. Seksi Operasional Ketentraman dan Ketertiban , dan
2. Seksi Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban.
e. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan terdiri drari:
1. Seksi Pembinaan dan Pengawasan, dan
2. Seksi Penegakan,
f. Bidang Perlindungan Masyarakat terdiri dari :
1. Seksi Operasional Satuan Perlindungan Masyarakat, dan
2. Seksi Pengembangan Potensi Perlindungan Masyarakat.
g. Bidang Pemadam Kebakaran terdiri dari:
1. Seksi Pencegahan Kebakaran, dan
2. Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran
h. Unit Pelaksana Tugas.
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
Bidang Pemadam Kebakaran melaksankan tugas membina dan melaksanakan
pencegahan, operasi pemadaman, penyelamatan, dan penanganan kebakaran.
Bidang Pemadam Kebakaran dalam melaksankan tugas mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Bidang Pemadam Kebakaran;
b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan penanganan kebakaran;
c. pelayanan pemadam kebakaran;
d. pembinaan penanganan kebakaran;
10
e. pembinaan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemadam
kebakaran;
f. pembinaan dan pengendalian standar kelengkapan sarana dan prasarana
bangunan gedung dan bahan berbahaya beracun dalam penanganan
kebakaran;dan
g. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pemadam
Kebakaran.
Bidang Pemadam Kebakaran terdiri dari Seksi Pencegahan Kebakaran dan Seksi
Operasional dan Investigasi Kebakaran dengan tugas sebagai berikut:
11
Gambar 1. Diagaram Struktur Satuan Polisi Pamong Praja
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KABUPATEN SLEMAN
KEPALA
SATUAN
SEKRETARIAT
Kelompok jabatan
Fungsional
Subbagian Subbagian
Subbagian
Umum dan Keuangan Perencanaan
Kepegawaian dan Evaluasi
: Garis Komando
: Garis koordinasi
12
5. Analisis Permasalahan Utama dalam Pelaksanaan Tupoksi
Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman
dalam rangka mengoptimalisasi penyelenggaraan pelayananan pemadam
kebakaran permasalahan yang dihadapi saat ini terkait dengan belum
terpenuhinya pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal pada Pemadam
Kebakaran , adapun hasil pencermatan yang dilakukan muncul rumusan sebagai
berikut:
Dari permasalahan tersbut kemudian dilakukan analisis prioritas masalah dengan
pendekatan APKL dalam upaya mengatasi isu strategis sebagai berikut:
Keterangan:
Skala nilai 1 s.d. 5 adalah nilai terendah s.d. tertinggi (Skala Likert) dengan skor
(5=sangat tinggi, 4=Tinggi, 3=Cukup, 2=rendah, dan 1=sangat rendah)
13
6. Penetapan Permasalahan Utama
Dari tabel analisa APKL di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama
dalam tugas pokok dan fungsi Bidang Pemadam Kebakaran Kabupaten Sleman
adalah “Terbatasnya partisipasi dan peranserta masyarakat”.
1. Kondisi saat ini
a. Terbatasnya partisipasi serta peranserta masyarakat
b. Kurangnya jumlah pos Pemadam Kebakaran yang diperlukan
c. Angka kejadian kebakaran di kabupaten Sleman cenderung selalu
meningkat (tertinggi di DIY).
14
Gambar 2 : Bagan Alur Pikir Proyek Perubahan
15
Untuk dapat mewujudkan tujuan yang akan dicapai dalam proyek perubahan
diperlukan strategi dalam pelaksanaannya. Strategi perubahan yang dipilih perlu
mempertimbangkan kondisi internal organisasi pelaksana dalam hal ini adalah Bidang
Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman. Analisis strategi
menggunakan Model McKinsey 7S Framework. Model ini dikembangkan oleh Tom
Peters dan Robert Waterman merupakan salah satu model analisa internal organisasi.
Ada 7 aspek internal organisasi yang perlu diselaraskan organisasi jika ingin mencapai
keberhasilan.
No Elemen Kondisi
1. Structure Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 67 Tahun 2016
tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugasi dan Fungsi
serta Tata Kerja padaSatuan Poliai Pamong Praja
merupakan merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Kabupaten di Bidang ketentraman dan ketertiban umum
serta perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan
ketertiban umum, dan sub urusan kebakaran, yang dipimpin
oleh seorang Kepala Satuan yang dibantu oleh Sekretariat
dan 3 Bidang, yaitu:
a. Bidang Ketentraman dan Ketertiban;
b. BidangPenegakan Peraturan Perundang-undangan
c. Bidang Perlindungan Masyarakat
d. Bidang Pemadam Kebakaran
Masing-masing Bidang membawahi 2 seksi. Disamping
unsur-unsur tersebut, juga memiliki Kelompok Jabatan
Fungsional kecuali Bidang Pemadam Kebakaran.
2. Strategy Sebagaimana tertuang dalam RPJMD, untuk menjalankan
sasaran dan misi, strategi yang digunakan adalah
17
meningkatkan Strategi organisasi dituangkan dalam
Rencana Strategis (Renstra) Organisasi yang menjabarkan
pencapaian misi kedalam program, sasaran dan kegiatan.
Selain yang tertuang dalam renstra, sinergitas antar instansi
maupun dengan kelompok masyarakat maupun komunitas
terus dikedepankan dengan membentuk Satuan Relawan
Kebakaran, membuat SOP Proteksi kebakaran, dan
mengusulkan penambahan jumlah pos kebakaran yang
dibutuhkan.
18
5. Skills Sebagai unsur pelaksana di Bidang Pemadam Kebakaran,
Satuan Polisi Pamong Praja memerlukan SDM dengan.
Komposisi SDM berdasarkan kualifikasi Pendidikan baik dari
unsur PNS maupun tenaga ahli non PNS sebagai berikut:
1 SLTP/SLTA 49
2 Strata S1 2
3 Strata S2 1
Jumlah 52
19
maupun kuantitas kurang sebanding. Terlebih kebijakan
moratorium PNS yang berjalan beberapa tahun tidak
memungkinkan untuk menambah kebutuhan pegawai. Oleh
karenanya, untuk mendukung pelaksanaan tugasnya juga
didukung tenaga non PNS sejumlah 24 orang, dan kedepan
terus mengupayakan/ mengusulkan penambahan tenaga
baik sebagai PNS/ASN atau tenaga non PNS/ASN.
20
5. Penyusunan SOP 1. Rapat Koordinasi muatan materi tentang
Rekomendasi Proteksi SOP Rekomendasi Proteksi kebakaran
kebakaran 2. Penyusunan materi SOP Rekomendasi
Proteksi kebakaran
3. Penyampaian kepada Kasat Pol PP melalui
Sekretaris untuk mendapat pengesahan.
Setelah dilakukan intervensi tersebut di atas kemudian dilakukan analisa tapisan dari
Mc. Namara untuk menentukan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Keterangan:
E : Efektifitas, semakin tinggi nilainya semakin efektif
W: Waktu, semakin cepat semakin besar nilainya
K : Kemudahan, semakin mudah semakin besar nilainya
21
Berdasarkan hasil analisa tapisan, maka prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Jangka pendek
a. Pembentukan Satlakar 2 kecamatan
b. Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada masyarakat
c. Pembuatan SOP Rekomendaasi Proteksi Kebakaran
d. Pembentukan Forkom antar OPD
e. Implementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran
2. Jangka Menengah
Pembentukan Satlakar 7 (tujuh) kecamatan
3. Jangka Panjang
a. Pembentukan Satlakar di 8 Kecamatan
b. Penambahan jumlah Pos Pemadam Kebakaran
C. TUJUAN
D. MANFAAT PERUBAHAN
1. Manfaat Perubahan Jangka Pendek:
a. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya Satlakar
b. Petugas dapat mengerti proses dalam memberikan rekomendasi proteksi
kebakaran sesuai prosedur yang ada
c. Masayarakat memperoleh ilmu tentang pencegahan dan pengendalian
kebakaran sehingga dapat mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran.
d. dapat membantu Armada mobil Pemadam Kebakaran lebih cepat sampai ke
lokasi Kebakaran
e. Mnghilangkan penyelewengan terhadap Pemberian Rekomendasi proteksi
kebakaran karena pelaksanaanya sesuai dengan SOP
2. Manfaat Perubahan Jangka Menengah:
a. Masyarakat akan tumbuh kesadarannya rela membantu Satlakar demi
kepentingan bersama yaitu mengantisipasi kebakaran
b. Dapat memperlancar armada damkar sampai ke lokasi kebakaran.
3. Manfaat Perubahan Jangka Panjang:
a. Dengan terbentuknya Satlakar di seluruh Kabuapten Sleman, masyarakat
menjadi lebih tenang dari ancaman bahaya kebakaran walaupun jauh dari
pos pemadam kebakaran karena sudah bisa mengantisipasi bahaya
kebakaran sejak dini;
c. Menjadi kebiasaan di masyarakat untuk menjaga lingkunganya dari
ancaman bahaya kebakaran
d. Penanganan kebakaran akan berjalan lebih cepat karena ada informasi dan
bantuan baik di jalan maupun dilokasi kebakaran
e. Kejadian kebakaran akan lebih cepat dapat ditangani, sehingga respons time
akan dapat terpenuhi;
f. Bertambahnya personil Pemadam kebakaran
g. Bertambahnya sarana dan prsarana Pemadam kebakaran
23
E. PENTAHAPAN UTAMA DAN PENJADWALAN
a. Rapat koordinasi Project Leader 1 hari - Dukungan dan Waktu: Minggu 5 Maret
Persiapan dan Tim Proyek kesepahaman tim
Pelaksanaan Proyek Perubahan dalam pelaksanaan Kegiatan:
Perubahan proyek perubahan - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(notulen, undangan,
daftar hadir, foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
b. Penyusunan Tim Project Leader 2 hari Terbentuknya tim proyek Waktu: Minggu 5 Maret
Proyek Perubahan. dan Tim Proyek perubahan dengan SK
Perubahan Pembentukan Tim Proyek Kegiatan:
Perubahan - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(SK kepala Satuan
tentang Tim Proper)
24
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
c. Koordinasi dengan Project Leader 2 hari - Pemahaman dan Waktu: Minggu 5 maret
stakeholder terkait dukungan stakeholder
untuk mencari terhadap proyek Kegiatan:
dukungan proyek perubahan - Kelengkapan
perubahan administrasi kegiatan
(bukti dukungan, foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
a. Rakor Persiapan Project Leader 1 hari - Terlaksananya rakor Waktu: Minggu I April
Pembentukan Satlakar dan Tim Proyek pembentukan Satlakar
2 (dua) Kecamatan Perubahan 2 (dua) kecamatan Kegiatan:
- Kelengkapan
administrasi kegiatan
(undangan, absen,
notulen, foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
25
b. Pendataan calon Project Leader 1 hari - Tersusunnya data Waktu: Minggu I April
personel Satlakar 2 dan Tim Proyek calon personil Satlakar
kecamatan Perubahan 2 (dua) kecamatan Kegiatan:
- Kelengkapan
administrasi kegiatan
(daftar calon personil
Satlakar, foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
26
pelaksanaan
Capaian, kendala & solusi
27
30 orang orang (undangan, daftar hadir,
notulen,foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
b. Pelaksanaan Project Leader dan 2 hari Terlaksananya Penyusunan Waktu: Minggu 2 Mei
Penyusunan SOP Tim Proyek SOP Rekomendasi Proteksi
Rekomendasi Perubahan Kebakaran Kegiatan:
Proteksi Kebakaran - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(tersusunya SOP)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
28
F. Milestone 6:Pembentukan Forkom antar OPD
a. Rakor Persiapan Project Leader & 1 hari Terlaksananya Rakor Waktu: Minggu 5April
Pembentukan Tim Proyek Persiapan Pembentukan Kegiatan:
Forkom antar OPD Perubahan Forkom antar OPD Kegiatan:
- Kelengkapan
administrasi
kegiatan
(undangan, daftar
hadir, notulen,foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
29
G. Milestone 7: Implementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran
c. Rakor Implementasi Project Leader & 1 hari Terlaksananya Rakor Waktu: Minggu 2 Mei
SOP Rekomendasi Tim Proyek Implementasi SOP Kegiatan:
Proteksi Kebakaran Perubahan Rekomendasi Proteksi - Kelengkapan
Kebakaran administrasi kegiatan
(undangan, daftar
hadir, notulen,foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
d. Implementasi SOP Project Leader & 2 h1ri Terimplementasinya SOP Waktu: Minggu 2Mei
Rekomendasi Tim Inpektur Rekomendasi Proteksi Kegiatan:
Proteksi Kebakaran Kebakaran - Kelengkapan
administrasi kegiatan
(Rekomendasi, foto
kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
30
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
b. Pelaksanaan monev Project Leader & Setiap Terlaksananya monev Waktu: Minggu 4, Mei
Tim Proyek minggu kegiatan proyek perubahan Kegiatan:
Perubahan
Kelengkapan
administrasi kegiatan
(undangan, daftar hadir,
notulen,foto kegiatan)
- Ketepatan waktu
pelaksanaan
- Capaian, kendala &
solusi
31
Tabel 6. Pentahapan Utama dan Penjadwalan Jangka Menengah dan Jangka Panjang
34
F. OUTPUT KUNCI(Key Project DELIVERABLES)
JANGKA PENDEK
JANGKA MENENGAH
JANGKA PANJANG
1. Persiapan Pembentukan Satlakar Mempersiapkan Pembentukan dan Pelatihan
8 (delapan) Kecamatan Satlakar tingkat Kecamatan sebanyak 8
(delapan) kecamatan.
35
2. Terlaksananya pembentukan Melaksanakan Pembentukan dan Pelatihan
SATLAKAR 8 (delapan) SATLAKAR sebanyak 8(delapan) Kecamatan.
Kecamatan
3. Terlaksananya penambahan Melaksanakan penambahan jumlah pos
jumlah pos Pemadam Kebakaran Pemadam Kebakaran secara bertahap.
secara bertahap
Project Sponsor
Kasat Pol PP Kab. Sleman
Sekretaris
Project Leader
Bidang 2
COACH Kabid. Pemadam
Satpol PP
Kebakaran
Stakeholder
SKPD Lintas
Sektor
Staf Staf
Deskripsi:
36
1. Sponsor:
Mempunyai tugas dan fungsi :
a) Memberikan arahan secara keseluruhan terhadap pelaksanaan proyek
perubahan;
b) Menjadi inspirator proyek perubahan bagi Project Leader;
c) Menyelesaikan permasalahan diluar kewenangan Project Leader.
2. Mentor:
mempunyai tugas dan fungsi:
a) Selaku mentor dan atasan langsung project leader;
b) Memberikan arahan, bimbingan dan motivasi dalam pelaksanaan proyek
perubahan.
c) Memberikan dukungan dan fasilitasi dalam pelaksanaan proyek perubahan.
d) Membantu menyelesaikan/komunikasi terhadap berbagai hal di luar kewenangan
project leader.
e) Menandatangani Project Charter.
3. Coach
Widyaiswara Badan Diklat DIY mempunyai tugas dan fungsi :
Membimbing dan memberikan arahan dalam rangka pelaksanaan proyek
perubahan, memonitor perkembangan pelaksanaan proyek perubahan dan
membimbing dalam penyusunan laporan proyek perubahan.
4. Project Leader
Kabid Pemadam Kebakaranmempunyai tugas dan fungsi:
a) Memimpin pelaksanaan proyek perubahan mulai dari persiapan, merancang,
mengkoordinasikan, membangun tim kerja dengan bimbingan dan arahan dari
Sponsor dan Mentor.
b) Mengkomunikasikan permasalahan dengan Tim.
c) Menyusun laporan implementasi proyek perubahan.
5. TimProyek Perubahan
Memiliki tugas dan fungsi:
37
Koordinator Tim II: Kasi Ops. dan Investigasi Kebakaran
Stakeholder:
SKPD terkait
Memberikan dukungan data, anggaran, dan transfer ilmu pengetahuan dan sebagai mitra
kerja memberikan masukan terhadap pelaksanaan proyek perubahan
H. ANGGARAN
Untuk melaksanakan proyek perubahan jangka pendek diperlukan anggaran
sebesar Rp 5.500.000,00 (Lima juta lima ratus ribu rupiah) dengan rincian sebagai
berikut:
I. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
Identifikasi instansi/individu yang berkepentingan dan memiliki sedikit banyak pengaruh
terhadap hasil akhir dari proyek perubahan. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif
38
yang berarti mendukung atau negatif yang bisa menjadi sumber penghambat.
Stakeholder dapat dibedakan antara stakeholder internal (masih dalam satu instansi)
atau eksternal, yaitu instansi lain/individu yang berpengaruh di luar instansi peserta.
1. Stakeholder Internal :
a. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja;
b. Bidang Perlindungan Masyarakat;
c. Sekretariat Satuan Polisi Pamong Praja ;
d. Kepala Seksi Pencegahan Kebakaran;
e. Kepala Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran;
f. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan
g. Bidang Ketentraman dan Ketertiban;
h. Kepala Subbag Keuangan dan Perencanaan.
2. Stakeholder Eksternal :
1. Bagian Hukum;
2. Bappeda;
3. DPUPKP;
4. BPKAD;
5. Masyarakat;
6. Kecamatan;
7. Kelurahan;
8. Pengusaha/swasta;
9. PDAM;
10. Disnaker;
11. BPBD;
12. PLN;
Analisis Stakeholders terhadap tingkat pengaruh, tingkat kepentingan, dan kategorinya dapat
digambarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 9. Identifikasi Stakeholders
Peran masing-
Tingkat Tingkat
Stakeholders Kategori masing
Pengaruh Kepentingan
stakeholders
Stakeholders Internal
1. Kasat Pol.PP 7 + Promoters Penanggungjaw
ab
2. Sekretaris 6 + Promoters Penggerak
39
Peran masing-
Tingkat Tingkat
Stakeholders Kategori masing
Pengaruh Kepentingan
stakeholders
3. Kasi Pencegahan 6 + Promoters Pelaksana
Kebakaran
4. Kasi Operasional dan 6 + Promoters Pelaksana
Identifikasi Kebakaran
5. Bidang Ketentraman dan 6 + Promoters Pengguna
Ketertiban
6. Bidang Penegakan 6 + Promoters Supporting
Peraturan Perundang-
undangan
7. Bidang Perlindungan 6 + Promoters Supporting
Masyarakat
Stakeholders Eksternal
1. Bagian Hukum Setda 4 + Latens Supporting
2. Bappeda 4 + Latens Supporting,Pen
gguna
3. DPUPKP 4 + Latens Supporting
40
Peran masing-
Tingkat Tingkat
Stakeholders Kategori masing
Pengaruh Kepentingan
stakeholders
1 – 2 : sangat rendah - : rendah
3 – 4 : rendah +/- : sedang
4 – 5 : sedang + : tinggi
6 – 8 : tinggi ++ : sangat tinggi
9 – 10 : sangat tinggi
Untuk menentukan stakeholder yang berpengaruh besar dan kecil terhadap proyek
perubahan serta stakeholders yang dipengaruhi oleh proyek perubahan, maka
dilakukan identifikasi stakeholder yang dikelompokkan menjadi empat kelompok
stakeholder seperti gambar dan tabel berikut:
41
Gambar 5 : STAKEHOLDER DAN PENGARUHNYA
LATENS PROMOTERS
P 1. Ka.sat Pol PP
1. Bagian Hukum E 2. Sek. SatpolPP
N 3. Sie. Penc. Kar
2. Bappeda G
A
4. Sie. Ops. dan Inv
3. DPUPKP Kar
R
4. BPKAD U 5. Bidang Trantib
H
6. Bidang Linmas
5. BKPP
7. Bidang P3
KEPENTINGAN
1. Kecamatan
1. PLN 2. Kelurahan
2. PDAM 3. Masyarakat
3. POLRES 4. Pengusaha/Swasta
5. Disnaker
6. BPBD
APATHETICS DEFENDERS
42
Gambar 6 skema Net-Map Stakeholders
Kasat Pol
Sekretariat Pol
PP +7 Bidang Transtib
PP +6
+7 +6
Si Ops. Kar
BidangLinmas
+ +7
+6
BPBD
+4 PLN
+3
Bappeda
Pengusaha/ Masyarakat Kel./kec. Polres
+4
+3 Swasta +3 +3 +3 +4
+
Tingkat Pengaruh :
1-2 : Sangat rendah
3-4 : Rendah
5-6 : Sedang
7-8 : Tinggi
9 - 10 : Sangat tinggi
Tingkat Kepentingan :
( ++ ) : Sangat mendukung
(+) : Mendukung
(_) : Menghambat
43
Keterangan:
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Defenders
Jalur koordinasi
Supporting
Strategi komunikasi yang akan digunakan dalam menghadapi stakeholders tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
1. Kelompok Promoters:
Komunikasi untuk kelompok ini dilaksanakan melalui rapat koordinasi ataupun laporan,
baik lisan maupun tertulis melalui Kabid Fisik, melibatkan mereka dalam pengambilan
keputusan, mengajak mereka mengerjakan pembuatan konsep, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi sejak awal.
2. Kelompok defenders:
Komunikasi untuk kelompok ini dilaksanakan melalui rapat koordinasi, memberikan
pemahaman dan pengertian akan perlunya proyek perubahan ini dilaksanakan.
Mengapresiasi keterlibatan mereka sehingga dapat semakin memberikan dukungan
untuk penyelesaian proyek perubahan.
3. Kelompok Latens:
Komunikasi untuk kelompok ini adalah dengan memberikan informasi maksud dan
tujuan proyek perubahan melalui rapat koordinasi sehingga mereka dapat memberikan
dukungan pelaksanaan proyek perubahan.
4. Kelompok Apathetics
Komunikasi dilakukan dengan rapat koordinasi dengan memberikan informasi maksud
dan tujuan proyek perubahan melalui rapat koordinasi sehingga mereka dapat
memberikan mengetahui proyek perubahan dan memberikan dukungan dalam
pelaksanaan proyek perubahan.
Deskripsi
Beberapa potensi masalah yang mungkin timbul dan akan menghambat kelancaran atau
keberhasilan untuk mencapai target dan tujuan proyek perubahan, antara lain sebagai
berikut:
44
1. Waktu pelaksanaan dapat mundur dari target yang telah ditetapkan karena
mengikuti tatakala dari kegiatan yang menjadi tugas rutin.
Solusi : melakukan koordinasi dengan Tim perubahan
2. Koordinasi dengan stakeholder baik internal maupun eksternal yang kurang optimal
karena masing-masing stakeholder mempunyai jadwal kegiatan yang sudah menjadi
tugas pokok fungsinya.
Solusi : melakukan pendekatan secara intensif kepada stakeholder dan
memberitahukan setiap kegiatan proyek perubahan yang akan dilaksanakan jauh-
jauh hari sebelum pelaksanaan.
3. Terjadinya mutasi jabatan dalam masa Laboratorium Implementasi Proyek
Perubahan
Solusi: komitmen dengan mentor lama untuk tetap mendampingi dan segera
koordinasi dengan mentor baru agar proyek perubahan dapat terlaksana dengan
baik serta data base/dokumen yang tersimpan dengan aman dan diketahui oleh
pihak terkait.
45
BAB II
IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN
Jangka Pendek :
1. Milestone I : Persiapan Implementasi Proyek Perubahan
a. Penjelasan proyek perubahan (Konsultasi dengan Kepala Satuan, koordinasi
dengan Tim)
46
Kegiatan pertama dalam melaksanakan proyek perubahan adalah melakukan
koordinasi dengan Kepala Satuan dan para pelaksana pendukung kegiatan pada
tanggal 26 Maret 2019. Adapun para peserta dalam rapat koordinasi tersebut
adalah Kepala dan Sekretaris , Kasi. Pencegahan Kebakaran dan, Kasi.
Operasional dan Identifikasi Kebakaran, dan Staf Bidang Pemadam Kebakaran.
Project Leader menyampaikan bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
rangka proyek perubahan adalah pembentukan Satuan Relawan Kebakaran
(SATLAKAR), Pembuatan SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran, Penyuluhan
Pencegahan bahaya Kebakaran pada masyarakat, Pembentukan forum
komunikasi penanggulangan kebakaran antar instansi, dan Implementasi SOP
Rekomendasi Proteksi Kebakaran.
Dalam koordinasi tersebut Kepala Satuan menyampaikan bahwa kegiatan proyek
perubahan merupakan kegiatannya Satuan. Sehingga semua harus mendukung
penuh kegiatan tersebut. Disarankan untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik
mungkin, baik rencana maupun implementasinya, sehingga diharapkan kegiatan
tersebut dapat bermanfaat secara optimal bagi masyarakat dalam mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kepala Satuan berharap kegiatan yang
dilaksankan dapat melebihi dari yang telah direncanakan.
Agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar maka personil yang
akan melaksanakan kegiatan ini ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas.
b. Penyusunan Tim Proyek Perubahan
Dalam tahapan ini juga dibentuk Tim Pelaksana Proyek Perubahan dengan
kegiatan penyusunan hingga terbitnya Keputusan Kepala Satuan.
c. Koordinasi dengan stakeholder terkait
Koordinasi dilakukan dengan mendatangi ke lokasi tempat kerja, ada beberapa
stakeholder yang tidak langsung ketemu harus bebrapa kali menanyakan kepada
karyawan yang ada kapan bisa bertemu harus janjian dulu sehingga
membutuhkan waktu yang lama tidak sesuai dengan yang direncanakan sejak
awal, satkeholder yang dapat kami temui antara lain: Bappeda, BKPP, DPUPKP,
Disnaker, BPBD, DISHUB, PLN, PDAM.
Dalam koordinasi tersebut memperoleh dukungan penuh dari stakeholder yang
ada.
Selanjunya dilakukan pembahasan mengenai tahapan yang akan dilaksanakan
yaitu persiapan dan pelaksanaan pembentukan Satlakar beserta kegiatan lainnya
yang berhubungan dengan itu.
47
2. Milestone II: Persipan Pembentukan Satlakar
a. Persiapan koordinasi
Kegiatan dilaksanakan dengan mempersiapkan undangan dan tempat serta
petugas yang akan melaksanakan pelatihan dilapangan serta materi pencegahan
dan peanggulangan kebakaran
b. Melakukan pendataan calon anggota satlakar
Calon Satlakar di Kecamatan Moyudan dan Kecamatan Kalasan adalah anggota
Satlinmas, sehingga data sudah ada di Bidang Perlindungan Masyarakat tinggal
komunikasi dengan Kepala Bidang Satlinmas untuk keperluan data tersebut.
Calon Satlakar Kecamatan Depok, data sudah disiapkan oleh Kecamatan depok
dan juga Desa caturtunggal sehingga tidak ada kesulitan.
48
Padukuhan Blimbingsari Desa Caturtunggal, Depok, Sleman sebanyak 60
orang, yang terdiri dari 58 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.
Dengan materi yang disampaikan antara lain :
Pengenalan dasar dan teori api,
Teori pemadaman secara tradisional,
Teori pemadaman secara modern,
Praktek pemadaman kebakaran.
2. Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran pada masyarakat di dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 39 April 2019 jam 08.30 sampai dengan jam 14.00 WIB
bertempat di Aula Bappeda Kabupaten Sleman, dan Penyuluhan ini diikuti oleh
anggota Transtib 17 Kecamatan se Kabupaten Sleman sebanyak 33 orang laki-
laki semua
Dengan materi yang disampaikan antara lain :
Pengenalan dasar dan teori api,
Teori pemadaman secara tradisional,
Teori pemadaman secara modern,
Praktek pemadaman kebakaran.dilapangan Pemda Sleman
3. Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran pada masyarakat di dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 30 April 2019 jam 08.30 sampai dengan jam 14.00
WIB bertempat di Balai Padukuhan Janti, Caturtunggal, Depok, dan
Penyuluhan ini diikuti oleh warga Padukuhan Janti, Padukuhan Ambarukmo,
Padukuhan Gowok, dan Padukuhan Tempel Desa Caturtunggal, Depok, Sleman
sebanyak 40 orang. .
Dengan materi yang disampaikan antara lain :
Pengenalan dasar dan teori api,
Teori pemadaman secara tradisional,
Teori pemadaman secara modern,
Praktek pemadaman kebakaran.
4. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 2 Mei 2019,
pukul 08.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB di Gubug Budaya Nologaten,
Caturtunggal, Depok, Sleman.
Penyuluhan ini diikuti oleh warga Padukuhan Nologaten, Padukuhan Papringan,
Padukuhan Mrican, dan Padukuhan Santren Desa Caturtunggal, Depok, Sleman
sebanyak 37 orang.
Dengan materi yang disampaikan antara lain :
Pengenalan dasar dan teori api,
49
Teori pemadaman secara tradisional,
Teori pemadaman secara modern,
Praktek pemadaman kebakaran.
Jangka Menengah :
Mileston I : Pembentukan dan Pelatihan Satlakar, kegiatan ini dilakukan sebanyak 2
(dua) kali yaitu:
51
1. Kegiatan pembentukan dan pelatihan Satlakar ini dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 15 April 2019, pukul 08.30 WIB sampai pukul 14.00 WIB bertempat di
Graha Sasana Kriya Taman Kuliner, Condongcatur Kecamatan Depok diikuti
beberapa Relawan KPGW, KOSAPA, RAPI, serta Linmas, dan dilanjutkan
pelatihan Satlakar dengan penyampaian teori maupun praktek pemadaman
Kebakaran dengan alat tradisional maupun modern.
2. Pembentukan dan Pelatihan Satlakar, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 23 April 2019, pukul 08.30 WIB sampai pukul 14.00 WIB di Balai
Padukuhan Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Pembentukan dan pelatihan Satlakar ini dihadiri oleh Kepala Desa Caturtunggal
dan perangkat dan diikuti oleh masyarakat Desa Caturtunggal, Kecamatan
Depok, sebanyak 37 orang, yang terdiri dari 33 orang laki-laki dan 4 orang
perempuan, dan dilanjutkan dengan pelatihan Satlakar dengan penyampaian
teori maupun praktek pemadaman Kebakaran dengan alat Tradisional maupun
modern.
Dari Gerakan Serentak Antisipasi Api pada Kegiatan Pembentukan dan Pelatihan
Satuan Relawan Kebakaran dan Penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran di Desa
Caturtunggal ini mendapat perhatian dari Bapak Agus Santoso, S.Psi.(Kepala Desa
Caturtunggal), beliau tergerak hatinya untuk melakukan terobosan mengantisipasi kejadian
kebakaran dengan membeli 2 unit motor kebakaran roda tiga (Tordam) pada tanggal 26
Mei 2019 dengan harga a Rp 600 000.000,- untuk antisipasi kebakaran di kampung padat
penduduk, yang mobil damkar tidak bisa masuk karena jalan sempit.
JJJ
52
B. IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN
: AYO “GERTAK SIAPI” GERAKAN SERENTAK ANTISIPASI API BIDANG PEMADAM KEBAKARAN
Nama Proyek Perubahan
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SLEMAN
: Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Pelayanan yang semakin cepat, lebih murah, mudah dan
Area Perubahan
berkualitas) di Kabupaten Sleman
JANGKA PENDEK
Prosen- Kendala dan
Program Aksi / Indikator
No. Tanggal Capaian tase Upaya Bukti Fisik Hal
Kegiatan Keberhasilan
Capaian Penyelesaiannya
Milestone I: Persiapan Implementasi Proyek Perubahan
1. 26 Maret Rakor Persiapan Terlaksananya Dukungan dan 100% Dalam - Undangan
2019 Pelaksanaan Rakor Persiapan kesepahaman dalam pelaksanaan - Daftar
Implementasi implementasi pelaksanaan proyek kegiatan ini tidak Undangan
Proyek Perubahan proyek perubahan. perubahan ditemukan - Daftar Hadir,
permasalahan. - Notulen,
- Foto
2. 27 Maret Penyusunan Tim Terbentuknya Tim Adanya SK Kasat 100% Kendala : - SK Tim
2019 Proyek Perubahan. Proyek Perubahan polpp tentang Tim Upaya
Proyek Perubahan. Penyelesaian : -
3. 29 maret Koordinasi dengan Terlaksananya Adanya dukungan 100% - Kendala: - Bukti
S/d 5 Stakeholder terkait Koordinasi dengan dari Stakeholder Kesibukan dukungan
April untuk mencari Stakeholder terkait terkait stakholder terkait tertulis atau
2019 dukungan proyek - penyelesaian : foto
perubahan menyesuaikan
waktu dan
tempatnya.
53
Milestone II: Persiapan Pembentukan Satlakar
1. 1 April Rakor Persiapan Terlaksananya Pembuatan 100% - Kendala : - - Undangan,
2019 pembentukan 2 Rakor Persiapan undangan, mengirim - Upaya - Daftar
(2)Satlakar pembentukan undangan, penyelesaian : Undangan
Satlakar 2 (dua) - Daftar Hadir,
Kecamatan - Notulen,
- foto.
2. 2- 4 April Pendataan Calon Terlaksananya Tersedianya data 100% - Kendala : tidak - Data Calon
2019 Personil Satlakar 2 Pendataan Calon personil Satlakar 2 ada Satlakar
Kecamatan Personil Satlakar 2 kecamatan - Upaya - foto kegiatan
kecamatan - penyelesaian :
55
Milestone VI: Pembentukan Forum Komunikasi Antar Instansi
1. 8 Mei Rakor Persiapan Terlaksananya Adanya kesiapan 100 % - Kendala : tidak - Undangan
2019 Pembentukan Rakor Persiapan untuk pelaksanaan ada - Daftar
Forkom Pembentukan pembentukan - Upaya undangan
Penanggulangan Forkom Forkom penyelesaian :- - Daftar hadir
Kebakaran Penanggulangan Penanggulangan - Notulen
Kebakaran Kebakaran - Foto
kegiatan.
2. 9 Mei Pelaksanaan Terlaksananya Terbentuknya 100 % - Kendala : - Undangan
2019 Pembentukan Pelaksanaan Forkom kesibukan - Daftar
Forkom Pembentukan penanggulangan masing-masing Undangan
Penanggulangan Forkom kebakaran instansi - Daftar Hadir,
Kebakaran Penanggulangan - Upaya - Nota Dinas,
Kebakaran penyelesaian : - Foto
mencari waktu kegiatan.
luang yang tepat
Milestone VII: Imlementasi SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran
1. 16 Mei Rakor Persiapan Terlaksananya Adanya kesiapan 100 % - Kendala : - Undangan
2019 implementasi SOP Rakor Persiapan untuk pelaksanaan - Upaya - Daftar
Rekomendasi implementasi SOP implementasi SOP penyelesaian : - Undangan
Proteksi Rekomendasi Rekomendasi - Daftar Hadir,
Kebakaran Proteksi Proteksi Kebakaran - Notulen,
Kebakaran - Foto kegiatan
56
Milestone VIII: Monitoring, Evaluasi dan Penyusunan Laporan Implementasi Proyek Perubahan
1. 23 Mei Rapat Persiapan Terlaksananya Adanya kesiapan 100 % - Kendala : - Undangan
2019 Monitoring dan Rapat persiapan untuk monitoring - Upaya - Daftar
evaluasi. monitoring dan dan evaluasi penyelesaian : - Undangan
evaluasi dengan terhadap - Daftar Hadir
pembuatan . implementasi proyek - foto kegiatan.
perubahan.
2. 24 Mei Pelaksanaan Terlaksananya Tersusunnya 100% - Kendala : Laporan /Nota
2019 monitoring dan monitoring dan pelaporan - Upaya Dinas
evaluasi evaluasi monitoring dan
evaluasi
57
- Foto kegiatan
2. 2-4 April Pendataan Calon Terlaksananya Tersedianya data 28,5% - Kendala : tidak - Data Calon
2019 Personil 2(dua) Pendataan Calon personil 2 Satlakar ada Satlakar
Satlakar Personil 2 Satlakar di kecamatan Depok - Upaya - foto kegiatan
di kecamatan penyelesaian :
Depok
58
JANGKA PANJANG
59
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Laboratorium Kepemimpinan adalah
bahwa semua Milestone jangka pendek telah dapat dilaksanakan dengan baik meskipun
waktunya tidak sesuai dengan yang direncanakan karena adanya faktor eksternal yang tidak
dapat dapat dikendalikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman. Sedangkan
hasil nyata dari proyek perubahan tersebut adalah :
1. Terbentuknya Satlakar , Satlakar yang efektif untuk membantu mengatasi bahaya
kebakaran. Dalam Rencana Proyek Perubahan hanya merencanakan pembentukan 2
kecamatan saja, dalam implementasinya dapat dikembangkan yaitu bertambah menjadi
3 Kecamatan dan 1 desa.
2. Terlaksananya Penyuluhan bahaya kebakaran pada masyarakat, dalam Rencana
Proyek Perubahan merencankan 2 (dua) kali penyuluhan, dalam implementasi atas
permintaan Kepala Desa Caturtunggal dapat dilaksanakan bertambah menjadi 4(empat)
kali penyuluhan atas beaya dari Desa Caturtunggal.
3. Tersusunya SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran;
4. Terbentuknya Forkom Pengendalian kebakaran;
5. Terimplementasinya SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran.
Disamping itu ada beberapa catatan penting selama melaksanakan proyek perubahan,
diantaranya adalah :
1. Komunikasi yang efektif akan memperlancar pelaksanaan setiap kegiatan.
2. Sulitnya melaksanakan rencana yang telah ditetapkan, apalagi kegiatan yang melibatkan
banyak stakeholder, terbukti banyak kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan
perencanaan, khususnya dalam hal waktu pelaksanaan.
3. Dukungan stakeholder intern maupun ekstern sangat menentukan keberhasilan program
kegiatan.
Sedangkan mengenai posisi stakeholder yang semula pada posisi aphathetic, latens dan
defenders, setelah dilakukan komunikasi yang efektif dan pemberian pemahaman maka
berubah pada posisi promoters.
B. Rekomendasi
1. Satlakar yang telah dibentuk masih jauh dari sempurna, maka Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Sleman agar tetap melanjutkan Pembentukan Satlakar tersebut
sampai terbentuk Satlakar Tingkat desa dan dapat bersinergi dengan petugas kebakaran
sehingga dapat mengantisipasi bahaya kebakaran dengan sebaik-baiknya.
2. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman agar mengusulkan tambahan
pegawai/personil yang ahli dalam bidang Auditing Keselamatan Kebakaran Bangunan
Gedung dan investigasi paska kebakaran.
3. Pemerintah Kabupaten Sleman agar mengalokasikan anggaran untuk menambah jumlah
Wilayah Manegemen Kebakaran (WMK) untuk penanganan terjadinya kebakaran
60
4. Pemerintah Kabupaten Sleman agar menjadikan Bidang Pemadam Kebakaran menjadi
Dinas Kebakaran sehingga akan lebih baik dalam melaksankan tugasnya.
61
dengan mempertimbangkan dan
menyesuaikan kondisi yang ada
dilapangan
4. Milestone IV : Penyuluhan Memberikan pemahaman bahwa
Pencegahan Bahaya Kebakaran ternyata sesuatu yang kelihatan sulit
pada masyarakat dan berat dapat diatasi dengan cara
membangun komunikasi yang baik
serta perlu dicoba dan dilaksanakan
dengan penuh keyakinan walaupun
dengan dana yang tidak mencukupi.
5. Milestone V: Penyusunan Standar Mendapat pengalaman bahwa
Operasional Prosedur (SOP) masukan, pendapat dan kerjasama
Rekomendasi Proteksi Kebakaran dengan orang lain sangat diperlukan
dalam menghadapi suatu masalah
yang kita hadapi
6. Milestone VI: Pembentukan Forum Memberikan pelajaran yang berharga
Komunikasi (Forkom) bahwa dengan membangun jaringan
Penanggulangan Kebakaran komunikasi dan kebersamaan yang
baik, suatu keadaan yang sulit, berat,
dan banyak hambatan , akan dapat
diatasi dengan melibatkan OPD/
instansi yang lain sesuai dengan
tugas dan fungsinya untuk membantu
ketugasan kita demi untuk
kepentingan bersama.
7. Milestone VII: Implementasi SOP Mendapat pemahaman dan
Rekomendasi Proteksi Kebakaran pengetahuan bahwa melaksanakan
tugas akan lebih baik dan jelas ketika
didukung oleh SOP yang ada,
sehingga apa yang kita lakukan dapat
dipertanggungjawabkan secara baik.
8. Milestone VIII: Monitoring, Evaluasi melakukan monitoring dan evaluasi
dan Penyusunan Laporan adalah sebuah keharusan untuk
Implementasi Proyek Perubahan mengetahui masalah dan kendala
yang menghambat, serta untuk
menemukan solusi apa yang harus
dillakukan.
62
DAFTAR PUSTAKA
63
LAMPIRAN
1. Biodata Peserta
2. Bukti Konsultasi dengan Mentor
3. Bukti Konsultasi Coach
4. Surat Pernyataan Mentor
5. Kesepakatan Area Perubahan
6. Copy Undangan Seminar
7. Berita Acara Seminar Rancangan Proyek Perubahan
8. Catatan Hasil Seminar Proposal Proyek Perubahan
9. Slide Presentasi pada saat Seminar Rancangan Proyek Perubahan
10. Slide Presentasi pada saat Seminar Laboratorium Kepemimpinan
11. Peraturan Bupati Sleman Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja.
64
65
66
67
68
69
70
71
72
KESEPAKATAN AREA PERUBAHAN
Nama: SUTRIYANTA, SH./ No. Presensi: 35
Jabatan: Kepala Bidang Pemadam Kebakaran
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman
PESERTA DIKLATPIM lll ANGKATAN 1 TAHUN 2019
A. Latar Belakang
Potensi bahaya kebakaran ini yang mewajibkan pemerintah daerah untuk meningkatkan
pelayanan publik dalam memberikan perlindungan terhadap masyarakat dari ancaman
bahaya kebakaran. Oleh karena itu berdasarkan permendagri No. 69 Tahun 2012 Tentang
73
Standar Pelayanan Minimal pemerintahan dalam negeri perlu dibangun pos-pos pemadam
kebakaran
Berdasar Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) yang tersebar di wilayah Kabupaten
Sleman. Pembagian WMK tentunya diikuti dengan pengembangan sumberdaya manusia
dan sumberdaya peralatan (termasuk mobil pemadam).
Sementara salah satu permasalahan Kabupaten Sleman sebagaimana tertuang dalam
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 adalah masih tersentralnya cakupan
pelayanan pemadam kebakaran pada pos pemadam kebakaran di Beran, Sleman dan
Godean yang harus melayani seluruh wilayah Kabupaten Sleman. Sehingga bisa
dipastikan setiap ada kejadian kebakaran yang letaknya jauh dari pos Pemadam
Kebakaran, maka waktu tanggapnya (respons time) akan lama yang berakibat kerugian
kebakaran yang dilami warganya semakin besar.
Menurut Permen PU nomor 20/PRT/M/2009 tentang pedoman teknis Manajemen
kebakaran di perkotaan respon time Instansi Pemadam Kebakaran terhadap laporan
kebakaran untuk kondisi di Indonesia tidak lebih dari 15 menit yang terdiri atas waktu
pengiriman pasukan dan sarana prasarana pemadam kebakaran, waktu perjalanan menuju
lokasi kebakaran dan waktu menggelar sarana prasarana kebakaran sampai siap
melaksanakan pemadaman. Sekiranya jumlah pos ditambah dan tersebar dan merata di
wilayah Kabupaten Sleman maka waktu tanggapnya akan cepat (maksimal 15 menit) dan
kerugian bisa ditekan.
Permasalahan lain adalah dengan potensi kebakaran di Sleman sangat tinggi
karena kepadatan pemukiman dan jumlah kebakaran cenderung selalu naik tersebut,
Kabupaten Sleman belum memiliki Satuan Relawan Kebakaran.
Berdasarkan data 10 tahun terakhir, jumlah rerata kejadian kebakaran setiap
tahunnya sejumlah 76 kejadian atau ekuivalen 6 kejadian setiap bulannya, bahkan untuk
tahun 2018 jumlah rerata kejadian kebakaran setiap bulannyamencapai 12 kejadian atau
dua kali lipat dibandingkan rerata kejadian kebakaran bulanan selama 10 tahun terahir
sebagaimana data kejadian kebakaran dibawah ini
Tabel 1, angka kejadian kebakaran
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sementara itu berdasarkan Permendagri No. 09 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan
Minimal capaian efektivitas kinerja organisasi Pemadam Kebakaran Kabupaten Sleman
ditentukan dengan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pemerintahan
74
Dalam Negeri untuk jenis pelayanan dasar Penanggulangan bencana kebakaran ternyata
belum mencapai target pencapaian SPM.
Pemerintah Kabupaten Sleman dalam rangka meningkatkan pelayanan penanggulangan
kebakaran membentuk Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan pada Perda No. 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah yang salah satu tupoksinya adalah perumusan kebijakan
tehnis pembinaan dan pelaksanaan penanganan kebakaran.
Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka mengoptimalkan
penyelenggaraan penanggulangan kebakaran memerlukan inovasi pelayanan publik
dengan memberdayakan masyarakat, selanjutnya dibentuk Satuan Relawan kebakaran
(Satlakar)
5. Regulai/Peraturan yang Melandasi Proyek Perubahan
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1950 Tentang Pembentukan
Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. PP Nomor. 32
Tahun 1950
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terahir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tanggal 15 Juni 2016 Tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2018 Tentang Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Sub urusan kebakaran Daerah/Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Satuan
Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten Sleman;
7. Peraturan Bupati Sleman Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja.
Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai
dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga harus menjawab
permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan dalam
jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan jangka panjang daerah.
Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan pembangunan, tantangan yang
dihadapi serta isu-isu strategis, dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan
jangka menengah daerah.
75
Misi merupakan penjabaran dari visi dan disusun dalam rangka mengimplementasikan
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan misi tersebut. Rumusan misi
merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang
harus dilakukan, rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan
sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh
untuk mencapai visi.
Visi dan misi kepala daerah terpilih dituangkan dalam rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 disebutkan bahwa visi danmisi perangkat adalah sesuai
dengan visi dan misi kepal daerah, sehingga bisa disimpulan bahwa visi dan misi Satuan
Polisi Pamong praja adalah sama dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sleman.
Visi Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021, yang sekaligus visi Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Sleman hingga lima tahun mendatang adalah:
76
kemampuan mitigasi masyarakat terhadap bencana, penanaman
nilai karakter, meningkatnya kerukunan masyarakat, meningkatnya
apresiasi masyarakat terhadap budaya, serta perempuan dan anak
yang semakin terlindungi.
Misi yang digariskan untuk pengembangan Kabupaten Sleman selama lima tahun kedepan
adalah:
Misi kesatu
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi
menjadi birokrasi yang profesional sehingga bisa menjadi pelayan masyarakat. Disamping
kemampuan aparat, pelayanan masyarakat juga didukung oleh pemanfaatan teknologi
informasi yang terintegrasi yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Peningkatan
kualitas birokrasi harus sejalan dengan keberhasilan pelaksanaan revormasi birokrasi dan
kepuasan terhadap layanan aparat birokrasi dalam rangka menuju good governance.
Misi Kedua
Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan menjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan pendidikan baik dari sisi
tenga pendidik maupun prasarana, sarana penunjang pendidikan dan peningkatan manajemen
pendidikan sesuai standar. Di bidang kesehatan, dengan layanan kesehatan masyarakat dapat
lebih baik. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat memenuhi
standar pelayanan minimal yang ditetapkan dan tentu saja terjangkau bagi seluruh masyarakat
Kabupaten Sleman.
Misi ketiga
Misi ini dimaksudkan untuk memberikan dukungan dan pendampingan yang terus menerus
kepada masyarakat dalam penguatan sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis kekuatan lokal,
peningkatan infrastruktur agar lebih mudah berusaha, sehingga kemampuan ekonomi rakyat
lebih berkembang dan semakin kuat. Disisi lainnya penanggulangan kemiskinan dilanjutkan
secara konsisten dengan berbagai program yang bersinergi.
77
Misi keempat
Misi kelima
Tujuan :
1. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan yang bersih dan efektif dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Meningkatkan ketertiban umum
3. Mewujudkan kenyamanan masyarakat melalui peningkatan kesiapsiagaan dan
pencegahan bencana kebakaran.
4. Meningkatkan tatakelola Pemerintahan yang bersih dan efektif dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik
5. Meningkatnya ketertiban umum
6. Mewujudkan kenyamanan masyarakat melalui peningkatan kesiapsiagaan dan
pencegahan bahaya kebakaran.
Sasaran:
Program
78
7. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman merupakan salah satu lembaga tehnis
daerah yang dibentuk dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah, sebagai unsur pendukung Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas
penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat, pada sub urusan ketentraman dan ketertiban umum, dan pada sub
urusan kebakaran. Tindak lanjut Perda No. 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan dan
Susunan Perangkat Daerah diundangkan Perbup No. 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja. Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman meupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang
ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, sub urusan ktentraman dan
ketertiban umum, dan sub urusan kebakaran yang dipimpin oleh Kepala Satuan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan ketertiban umum dan sub urusan
kebakaran.
j. Kepala Satuan;
k. Sekretaris terdiri dari:
4. Subagian Umum dan kepegawaian
5. Subbagian Keuangan, dan
6. Subagian Perencaan dan Evaluasi.
l. Bidang Ketentraman dan Ketertiban terdiri dari:
79
3. Seksi Operasional Ketentraman dan Ketertiban , dan
4. Seksi Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban.
m. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan terdiri drari:
3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan, dan
4. Seksi Penegakan,
n. Bidang Perlindungan Masyarakat terdiri dari :
3. Seksi Operasional Satuan Perlindungan Masyarakat, dan
4. Seksi Pengembangan Potensi Perlindungan Masyarakat.
o. Bidang Pemadam Kebakaran terdiri dari:
3. Seksi Pencegahan Kebakaran, dan
4. Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran
p. Unit Pelaksana Tugas.
q. Kelompok Jabatan Fungsional.
Bidang Pemadam Kebakaran terdiri dari Seksi Pencegahan Kebakaran dan Seksi Operasional dan
Investigasi Kebakaran dengan tugas sebagai berikut:
80
4. Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran
Seksi Operaasional dan Investigasi Kebakaran mempunyai tugas menyiapkan bahan
pelaksanaan penanganan kebakaran dan investigasi kejadian kebakaran.
Seksi Operasional Kebakaran dn investigasi kebakaran dalam melaksankan tugas
mempunyai fungsi:
g. penyusunan rencana kerja Seksi Operasional dan investigasi Kebakaran;
h. perumusan kebijakan teknis operasi penanganan bahaya kebakaran;
i. pelaksanaan operasi pemadaman, penyelamatan dan pengamanan bahaya kebakaran;
j. pelaksanaan investigasi kejadian kebakaran;
k. pengelolaan sarana dan prasarana penanganan kebakaran, dan
l. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Operasional dan investigasi
Kebakaran.
Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman dalam
rangka mengoptimalisasi penyelenggaraan pelayananan pemadam kebakaran
permasalahan yang dihadapi saat ini terkait dengan belum terpenuhinya pelaksanaan
Standar Pelayanan Minimal pada Pemadam Kebakaran , adapun hasil pencermatan yang
dilakukan muncul rumusan sebagai berikut:
Dari permasalahan tersbut kemudian dilakukan analisis prioritas masalah dengan pendekatan
APKL dalam upaya mengatasi isu strategis sebagai berikut:
No Isu Aktual Proble Kekhala Layak Total Peringkat
matik yakan Nilai
1. Terbatasnya Partisipasi dan 5 5 4 4 18 I
peran serta masyarakat
2. Respon time/tingkat waktu 4 4 4 4 16 V
tanggap penanganan kejadian
kebakaran kurang cepat
berakibat kerugian kebakaran
semakin besar;
3. Kurangnya kapasitas personil 4 4 3 3 15 IV
Pemadan Kebakaran
4. Kurangnya Sarpras Pemadam 3 3 3 3 12 III
Kebakaran
5 Angka kejadian kebakaran di 5 4 4 4 17 II
kabupaten Sleman cenderung
selalu meningkat (tertinggi di
DIY).
Keterangan:
Skala nilai 1 s.d. 5 adalah nilai terendah s.d. tertinggi (Skala Likert) dengan skor (5=sangat
tinggi, 4=Tinggi, 3=Cukup, 2=rendah, dan 1=sangat rendah)
81
Dari tabel analisa APKL di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama dalam
tugas pokok dan fungsi Bidang Pemadam Kebakaran Kabupaten Sleman adalah
“Terbatasnya infrastruktur dan partisipasi serta peranserta masyarakat”.
82
Dari hasil analisis prioritas masalah maka didapatkan permasalahan utama dalam tupoksi yang
akan ditindaklanjuti dengan program proyek perubahan yaitu Ayo Gertak Si Api pada
Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman
C. Tujuan Perubahan
Jangka Pendek (minggu ke-3 bulan maret s.d. minggu ke-1 bulan Juni)
1. Tersusunya Tim Kerja Proyek Perubahan Pembentukan SATLAKAR
2. Tersusunya Standar Operasi Prosedur (SOP) Proteksi Kebakaran
3. Permohonan personil relawan dari wilayah yang akan dibentuk SATLAKAR
4. Tersusunnya Standar Operasi Prosedur (SOP) Rekomendasi Proteksi Kebakaran
Jangka Menengah (minggu ke-2 bulan juni s.d. minggu ke-2 bulan Juni tahun 2020)
1. Terbentuknya Satuan Relawan Kebakaran (SATLAKAR)
2. Terimplementasikannya Standar Operasi Prosedur (SOP) Proteksi Kebakaran
3. Tersosialisasikannya Standar Operasi Prosedur (SOP) Proteksi Kebakaran
4. Terimplementasinya SOP Rekomendasi Proteksi Kebakaran
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
BUPATI SLEMAN
TENTANG
BUPATI SLEMAN,
107
Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
1950 Nomor 44);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
108
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sleman.
BAB II
Pasal 2
(3) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
109
perlindungan masyarakat, sub urusan ketentraman dan ketertiban
umum, dan sub urusan kebakaran;
(4) Satuan Polisi Pamong Praja dalam susunan perangkat daerah Pemerintah
Kabupaten Sleman sebagaimana tersebut dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 3
a. Kepala Satuan;
2. Seksi Penegakan.
110
2. Seksi Operasional dan Investigasi Kebakaran.
(3) Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Satuan melalui Sekretaris.
(4) Subbagian dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris.
(5) Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang.
(6) Unit pelaksana teknis dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan melalui
Sekretaris.
BAB III
Bagian Kesatu
Sekretariat
Paragraf 1
Umum
Pasal 4
111
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan umum, urusan
kepegawaian, urusan keuangan, urusan perencanaan dan evaluasi, serta
mengoordinasikan pelaksanaan tugas satuan organisasi.
Pasal 5
Paragraf 2
Pasal 6
Pasal 7
112
d. pengelolaan perlengkapan, keamanan, dan kebersihan;
Paragraf 3
Subbagian Keuangan
Pasal 8
Pasal 9
Paragraf 4
Pasal 10
Pasal 11
113
b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan perencanaan dan
evaluasi;
Bagian Kedua
Paragraf 1
Umum
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
114
Seksi Operasional Ketenteraman dan Ketertiban mempunyai tugas menyiapkan
bahan pelaksanaan operasi penertiban gangguan ketenteraman masyarakat
dan ketertiban umum.
Pasal 15
Paragraf 3
Pasal 16
Pasal 17
115
c. penyusunan data dan mitigasi gangguan ketenteraman masyarakat dan
ketertiban umum;
Bagian Ketiga
Paragraf 1
Umum
Pasal 18
Pasal 19
116
Pasal 20
Pasal 21
Paragraf 3
Seksi Penegakan
Pasal 22
Pasal 23
Bagian Keempat
Paragraf 1
Umum
Pasal 24
Pasal 25
Paragraf 2
Pasal 26
Pasal 27
Masyarakat;
Paragraf 3
Pasal 28
Pasal 29
119
Bagian Kelima
Paragraf 1
Umum
Pasal 30
Pasal 31
Paragraf 2
Seksi Pencegahan Kebakaran
Pasal 32
Pasal 33
120
b. perumusan kebijakan teknis pembinaan pencegahan kebakaran;
Paragraf 3
Pasal 34
Pasal 35
Bagian Keenam
Pasal 36
121
Bagian Ketujuh
Pasal 37
BAB IV
TATA KERJA
Bagian Kesatu
Pasal 38
(1) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan instansi
yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
(2) Setiap kepala satuan organisasi dalam melaksanakan tugas wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi
baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi.
Bagian Kedua
Kepala Satuan
Pasal 39
Bagian Ketiga
Sekretaris
Pasal 40
122
(2) Sekretaris dalam mengoordinasikan pelaksanaan tugas setiap satuan
organisasi berdasarkan arahan Kepala Satuan dan wajib menyampaikan
laporan secara berkala.
Bagian Keempat
Satuan Organisasi
Pasal 41
Pasal 42
(1) Setiap kepala satuan organisasi bertugas memimpin, mengoordinasikan,
dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahannya.
(1) Setiap kepala satuan organisasi dalam melaksanakan tugas dibantu oleh
kepala satuan organisasi di bawahnya, pejabat pelaksana, dan/atau
pejabat fungsional.
(1) Setiap kepala satuan organisasi, pejabat pelaksana, dan pejabat fungsional
wajib mengikuti, mematuhi petunjuk, bertanggung jawab, dan
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan masing-masing.
(2) Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh atasan dapat diolah dan
dipergunakan sebagai bahan evaluasi dan pelaporan kinerja.
123
BAB V
KEPEGAWAIAN
Pasal 45
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 46
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Sleman Nomor
55 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja (Berita Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2011 Nomor 22 Seri D)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 47
124
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sleman.
Ditetapkan di Sleman.
BUPATI SLEMAN,
cap/ttd
SRI PURNOMO
Diundangkan di Sleman.
KABUPATEN SLEMAN,
cap/ttd
ISWOYO HADIWARNO
125
126