BUKU SAKU
INFORMASI PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN DAK BIDANG PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN SUB-BIDANG RUMAH SWADAYA
UNTUK OPD BIDANG PERUMAHAN
Dalam rangka memberikan acuan yang lebih optimal dan efektif kepada Organisasi
Perangkat Daerah dalam mendukung pelaksanaan pengendalian Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Sub-Bidang Rumah Swadaya Tahun
Anggaran 2018 yang dilakukan oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah melalui
penyediaan perumahan. Maka diperlukan upaya penyediaan Buku Saku Pengendalian
Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Permukiman Sub-bidang Rumah Swadaya Tahun
Anggaran 2018.
Dalam Buku Saku ini dijelaskan secara rinci tentang tatacara pengendalian
pelaksanaan DAK, yang meliputi: Perencanaan Penganggaran DAK; Prosedur Pengusulan;
Pelaksanaan; Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan; serta Pengelolaan Pengaduan dan
Masalah. Selain hal-hal tersebut diatas, Buku Saku ini juga menyajikan Frequently Asked
Questions (FAQ) atau Frekuensi Pertanyaan dan Jawaban yang sering muncul di lapangan.
Akhir kata, dengan adanya Buku Saku ini diharapkan para pelaku penyelenggara
kegiatan dapat memahami dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, sehingga hasil pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung secara
berkelanjutan, terukur, dapat dipertanggungjawabkan, tepat sasaran maupun tepat
waktu.
Pembina:
Direktur Rumah Swadaya: Ir. Johny F.S. Subrata
Pengarah:
Tim Teknis Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan Tahun 2018:
- Ir. Lilik Prayitno Hartadi, ME.
- Rita Meilina Sari, ST, M.Si.
- Kethut Djadi Hervianianto, S.Sos, MT.
- Musrifah, ST, MT.
- Mokh. Subhan, SE, MT.
Penanggungjawab:
Pejabat Pembuat Komitmen - Satker Direktorat Rumah Swadaya:
- Heru Cokro, ST, M.Si.
Penyusun, Editor & Cover:
Tim Ahli PT. Sat Windu Utama, Jakarta
Cetakan:
Pertama, April 2018
I. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Nomor 21/PRT/M/2017, tentan Petunjuk Operasional Penyelenggaraan Dana Alokasi
Khusus (DAK) Infrastruktur pasal (3), ayat (1) menyebutkan, bahwa Kebijakan
penyelenggaraan DAK mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sebagai upaya
mewujudkan Nawacita dan Prioritas Nasional maupun Prioritas Daerah, yang meliputi:
a) Bidang Irigasi, yaitu dalam rangka mendukung terwujudnya Kedaulatan Pangan;
b) Bidang Jalan, yaitu dalam rangka meningkatkan konektivitas dalam rangka
mewujudkan integrasi fungsi jaringan jalan, meningkatkan akses ke daerah potensial
(Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus, Pertanian, Perkebunan), pelabuhan,
bandar udara, membuka daerah terisolasi, terpencil, tertinggal, perbatasan serta
kawasan pulau kecil dan terluar, transmigrasi, dan pariwisata (Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional dan daerah);
c) Bidang Air Minum, yaitu dalam rangka mewujudkan 100% akses pelayanan dasar air
minum;
d) Bidang Sanitasi, yaitu dalam rangka mewujudkan 100% akses pelayanan dasar sanitasi;
dan
e) Bidang Perumahan dan Permukiman, yaitu dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
masyarakat berpenghasilan rendah.
Gambar II.1.
Bagan Alir Penilaian dan Hasil Penilaian Usulan DAK di Tingkat Pusat
III.2.1.1. Penyusunan Data Rumah Tidak Layak Huni dan Kebutuhan Rumah (Backlog)
Penentuan Rumah Tidak Layak Huni(RTLH) dan backlog berdasarkan kriteria RTLH,
adalah rumah yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kesehatan
penghuni, dan kecukupan minimum luas bangunan. Kondisi RTLH disebabkan oleh
kerusakan struktur dannon struktur bangunan, atau belum terpenuhinya syarat
keselamatan bangunan dan kesehatan bagi penghuni, dimana penghuni masih dapat
menempati rumah tersebut.
Penentuan kebutuhan rumah (backlog) dihitung berdasarkan jumlah keluarga
dikurangi jumlah rumah yang tersedia atau diperoleh dari jumlah rumah yang dihuni lebih
dari 1 keluarga dengan beberapa pesyaratan, seperti tercantum dalam Tabel III.2.
Persyaratan Penentuan Kebutuhan Rumah (Backlog), sebagai berikut:
Tabel III.2.
Persyaratan Penentuan Kebutuhan Rumah (Backlog)
BRS melalui DAK Bidang Perumahan dan Permukiman Sub-Bidang Rumah Swadaya
dapat berupa uang atau bahan bangunan. Penerima BRS tersebut dapat dikenakan sanksi,
seperti yang tercantum dalam Tabel III.4. Daftar Sanksi Bagi Penerima BRS DAK Bidang
Perumahan, sebagai berikut:
Tabel III.4.
Daftar Sanksi Bagi Penerima BRS DAK Bidang Perumahan
Penentuan jenis kegiatan BRS melalui DAK Bidang Perumahan dan Permukiman
Sub-Bidang Rumah Swadaya berdasarkan hasil identifikasi/verifikasi kebutuhan rumah
layak huni, dengan ketentuan, seperti yang tercantum dalam Tabel III.5. Penentuan Jenis
Kegiatan DAK Bidang Perumahan, sebagai berikut:
Tabel III.5.
Penentuan Jenis Kegiatan DAK Bidang Perumahan
Keteranagan:
Komponen struktural yaitu pondasi, tiang/kolom, balok, dan rangka atap. Komponen non
struktural yaitu dinding pengisi, kusen, penutup atap, lantai.
Sedangkan jenis kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan BRS melalui DAK Bidang
Perumahan dan Permukiman Sub-Bidang Rumah Swadaya, seperti yang tercantum dalam
Tabel III.6. Jenis Kegiatan dalam Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Permukiman,
dibawah ini:
Tabel III.6.
Jenis Kegiatan dalam Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Permukiman
JENIS DAK
No. JENIS KEGIATAN
REGULER AFIRMASI
1 Pembangunan Baru Pengganti RTLH √ √
2 Pembangunan Rumah Baru - √
3 Peningkatan Kualitas Berat √ √
4 Peningkatan Kualitas Sedang √ √
5 Peningkatan Kualitas Ringan √ √
Direktorat Rumah Swadaya – Ditjen. Penyediaan Perumahan – PUPR 18
Kriteria pemberian BRS melalui DAK Bidang Perumahan dan Permukiman Sub-
Bidang Rumah Swadaya terdiri atas uangatau barang. Bantuan rumah swadaya dalam
bentuk uang diberikan kepada perseorangan penerima bantuan untuk dipergunakan
membeli bahan bangunan. Sedangkan bantuan rumah swadaya dalam bentuk barang
diberikan dengan ketentuan, sebagai berikut:
a) Hasil analisis kelayakan bentuk bantuan diperoleh barang sebagai bentuk bantuan
yang efektif disalurkan pada penerima bantuan;
b) Calon penerima bantuan memiliki keswadayaan untuk melakukan Pembangunan Baru
(PB) atau Peningkatan Kualitas (PK).
Dalam hal penerima bantuan rumah swadaya tidak memiliki kemampuan untuk
melaksanakan PB atau PK, seperti lanjut usia atau penyandang disabilitas, maka bantuan
rumah swadaya dalam bentuk uang dapat digunakan untuk upah kerja paling banyak
sebesar 15% dari nilai bantuan.
Sumber: Paparan Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri PUPR
Gambar III.2.6.
Tahapan Pengusulan dan Penetapan Rencana Kegiatan
Tahapan kegiatan BRS melalui DAK Bidang Perumahan dan Permukiman Sub-
Bidang Rumah Swadaya dibagi menjadi dua tahap, yaitu: Tahap Pra Pelaksanaan dan
Tahap Pelaksanaan. Setiap tahapan tersebut memiliki langkah-langkah kerja sesuai dengan
bentuk bantuan yang diberikan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Selain
tahapan tersebut diatas, kegiatan lainnya selama pelaksanaan adalah Perubahan Usulan,
Penyaluran Dana sesuai dengan Lokasi dan Alokasi kegiatan DAK Bidang Perumahan Tahun
2018, adalah sebagai berikut:
Gambar IV.1.
Bagan Alir Pra Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan Tahun 2018
Gambar IV.2
Bagan Alir Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan – Bentuk Uang
Gambar IV.3.
Bagan Alir Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan Tahun 2018 – Bentuk Barang
Gambar III.2.3.
Bagan Alir Perubahan Penggunaan DAK
3. Termin III (selisih antara jumlah dana yang telah disalurkan sampai dengan tahap 2
dengan nilai rencana kebutuhan dana untuk penyelesaian kegiatan) disalurkan paling
lambat tanggal 15 Desember 2018, dengan persyaratan:
a) Laporan realisasi penyerapan dana yang menunjukan paling sedikit 90%
(sembilan puluh persen) dari dana yang telah diterima di RKUD dan capaian
output kegiatan DAK fisik per jenis per bidang sampai dengan tahap II yang
menunjukan paling sedikit 70 % (tujuh puluh persen); dan
Proses pencairan dan pemanfaatan dana DAK Bidang Perumahan dan Permukiman
Sub-Bidang Rumah Swadaya Tahun 2018 dilakukan dengan sistem pengelolaan yang
berbeda oleh setiap OPD, biasanya pencairannya dibagi rata ke setiap penerima bantuan.
Namun ada yang lebih praktis, seperti salah satu contoh yang paling mudah
pengelolaannya maupun pelaporannya dapat dijelaskan dalam Tabel IV.3. Simulasi
Pencairan dan Pemanfaatan Dana DAK Bidang Perumahan Tahun 2018 Berbasis Populasi,
sebagai beikut:
Tabel IV.3.
Simulasi Pencairan dan Pemanfaatan Dana Berbasis Populasi
Tabel IV.4.
Daftar Provinsi Penerima DAK Bidang Perumahan Tahun 2018
Bentuk Alat
No Output/Outcome Pemantau
Bantuan/Kegiatan Pengendali
- KPB
Pemanfaatan Bantuan Bahan bangunan DRPB2 Tahap 1,2 (Format
5 - TFL
oleh Penerima B antuan diterima 21)
- SKPD
- KPB
Pembangunan Tahap I LPD Tahap 1 (Format 22, 23)
6 Progres fisik 30% - TFL
oleh Penerima Bantuan
- SKPD
- KPB
Pembangunan Tahap II
7 Progres Fisik 100% LPD Tahap 2 (Format 24, 25) - TFL
oleh Penerima Bantuan
- SKPD
Tabel V.2.
Pemantauan DAK Bidang Perumahan – Bentuk Barang
Bentuk
No Output/Outcome Alat Pengendali Pengawas
Bantuan/Kegiatan
A Tahap Pra Pelaksanaan DAK
- TFL
- Tim
Penyaluran Bantuan Bahan bangunan
BA serah terima penerima
4 dan Pemeriksaan sudah diterima oleh
(Format T4, T5) hasil
Bahan bangunan penerima bantuan
pekerjaan
- SKPD
Penghunian oleh
Kepala Desa/
6 penerima Rumah dihuni Laporan Kepala Desa/Lurah
Lurah
bantuan
Bobot
No. Ruang Lingkup Kriteria Indikator Kesesuaian
(%)
a. Kesesuaian RK Lokasi Prioritas Nasional - Bila lokasi tidak ada 0
dengan prioritas yang tercantum dalam yang sesuai:
nasional RPJMN (kesesuaian - Kab/Kota : 60
kab./kota, kecamatan/ 15
- Kecamatan : 80
kelurahan)
- Kelurahan : 100
b. Kesesuaian RK - Nama kegiatan (jenis - 1 kriteria tercantum 60
dengan prioritas penangan kegiatan) dalam DPA Daerah :
nasional - Lokasi (Kab./Kota, - 2 kriteria tercantum 80
Kecamatan, Kelurahan/ dalam DPA Daerah :
15
Desa)
- Target Output (volume - 3 kriteria tercantum 100
kegiatan dalam DPA dalam DPA Daerah :
Daerah RK)
c. Kesesuaian RK - Nama kegiatan (jenis - Bila tidak ada Dokumen 0
yang telah penangan kegiatan), Kontrak/Kerangka
ditetapkan Lokasi (Kab./Kota, Acuan Kerja Swakelola :
15
dengan Kecamatan, Kelurahan/
pelaksanaannya Desa), dan Target
(lokasi dan jenis Output tercantum di
VI.1. Definisi
Pada setiap pelaksanaan kegiatan proyek atau program hampir dipastikan akan
terjadi berbagai macam masalah, baik masalah teknis maupun administrasi. Masalah-
masalah yang terjadi biasanya disebabkan oleh temuan-temuan hasil pemeriksaan internal
atau eksternal, dan pengaduan langsung dari masyarakat atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
Pengelolaan pengaduan dan masalah merupakan bagian dari tindak lanjut hasil
kegiatan pemantauan, pengawasan dan pemeriksaan. Setiap pengaduan dan masalah yang
muncul dari masyarakat atau pihak manapun yang berkompeten melakukan pemantauan,
pengawasan, dan pemeriksaan harus segera ditanggapi secara serius dan proposional serta
cepat.
Munculnya pengaduan terhadap pelaksanaan kegiatan merupakan wujud
pengawasan oleh masyarakat. Pengaduan terhadap pelaksanaan DAK Bidang Perumahan,
dapat dilakukan melalui:
a. Surat, kunjungan langsung, email, pengaduan on line (melalui website), SMS, fax dan
telepon kepada unit Pengelolaan sesuai dengan alamat pengaduan;
b. Indikasi pengaduan dan masalah berdasarkan laporan hasil pemantauan lapangan,
laporan masyarakat dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan;
Gambar VI.2.
Format Identifikasi Pengaduan dan Masalah
Terkait dengan tahapan penyaluran ini tentunya terdapat persyaratan yang harus
dipersiapkan oleh SKPD melalui DPKAD di kabupaten/kota bersangkutan. Bahwa
Penyaluran DAK dilaksanakan setelah Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa menerima dokumen persyaratan penyaluran, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Tahap I berupa:
- Peraturan Daerah mengenai APBD tahun anggaran berjalan;
- Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan DAK Fisik per jenis
dan/atau per bidang tahun anggaran sebelumnya;
- Rencana kegiatan yang telah disetujui oleh kementerian negara/lembaga teknis
terkait; dan
- Daftar kontrak kegiatan meliputi data kontrak kegiatan, data bukti pemesanan
barang atau bukti sejenis, data pelaksanaan kegiatan swakelola, dan/atau data
kegiatan dana penunjang;
b) Tahap II berupa laporan realisasi penyerapan dana yang menunjukkan paling sedikit
75% (tujuh puluh lima persen) dari dana yang telah diterima di RKUD dan capaian
output kegiatan DAK Fisik per jenis per bidang sampai dengan tahap I; dan
Perbedaan antara PMK NO. 50 Tahun 2016 dan PMK NO. 112 Tahun 2017 dapat
dijelaskan secara detail yang terkait dengan Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan, adalah
sebagai berikut:
Tahapan dari setiap bentuk bantuan rumah swadaya dengan DAK dapat digambarkan
secara sistematis, sebagai berikut:
Tabel Bobot Fisik yang dikirim itu total untuk 1 (satu) Kab/Kota, Sedangkan di e-
Monitoring hitungannya Progres Per Desa, Bagaimana cara menghitungnya?
Jawaban dan Penjelasan:
Agar Tabel Bobot Fisik juga dibuat untuk Per Desa, sehingga akan tahu Progres Fisik Per
Desa. Setelah itu, isikan di e-monitoring progres fisik per desa tersebut. Maka jumlah
Kumulatifnya akan tetap sama dengan Progres Per Kabupaten/Kota.
DAFTAR PUSTAKA
1) Permendagri 13/2006 ttg Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
2) Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2019;
3) Renstra Kementrian PUPR Tahun 2015 – 2019;
4) UU No. 18/2017 tentang APBN;
5) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6) Perpres No. 107/2017 tentang Rician APBN;
7) Perpres No. 79/2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2018;
8) Perpres No. 5/2018 tentang Perubahan atas Perpres No.123/2016 tentang Petunjuk
Teknis DAK Fisik;
9) Permen PUPR No. 21/PRT/M/2017 tentang Petunjuk Operasional Penyelenggaraan
DAK Infrastruktur PUPR;
10) PMK112/2017 tentang Perubahan Atas PMK No. 50/PMK 07/2017 Tentang
Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa;
11) Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2018, Tentang Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya;
12) Surat Edaran Dirjen Penyediaan Perumahan Nomor 12/SE/Dr/2018, Tentang Pedoman
Teknis Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Permukiman Sub Bidang Rumah
Swadaya;