Anda di halaman 1dari 37

LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA KERJA MASYARAKAT (RKM)


PROGRAM PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SANITASI
DI LEMBAGA PENDIDIKAN KEAGAMAAN (LPK) TA 2021

NAMA PONDOK PESANTREN : BAITUL HIKMAH


DESA/KELURAHAN : TEMPUREJO
KECAMATAN : TEMPUREJO
KABUPATEN : JEMBER

DIBUAT OLEH :
TIM PELAKSANA
PONDOK PESANTREN BAITUL HIKMAH

(YUSFIHADI )
KETUA

DIVERIFIKASI OLEH :
TENAGA FASILITATOR LAPANGAN KONSULTAN INDIVIDUAL PERENCANAAN

HARYOGI ADITYA PRATAMA ....................................

MENYETUJUI :
TIM TEKNIS 1 TIM TEKNIS 1
DINAS PKPLH KABUPATEN JEMBER KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN
JEMBER

……………………………
NIP ……………………………
NIP.
TIM TEKNIS 2
DINAS PKPLH KABUPATEN JEMBER TIM TEKNIS 2
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN
JEMBER

……………………………
NIP ……………………………
NIP
MENGETAHUI :
PPK SANITASI
SATUAN KERJA PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH II
PROVINSI JAWA TIMUR

YULI IMAWATI, ST, MT.


NIP. 19750716 200502 2 001

KEPALA SATUAN KERJA PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH II


PROVINSI JAWA TIMUR

FARID DIBYO MAYANGKORO, ST


NIP. 19800119 200801 1 007

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan RKM
Pondok Pesantren Baitul Hikmah Kab. Jember.
RKM ini disusun sebagai salah satu syarat untuk program bantuan Sarana dan

Prasarana Sanitasi dberupa MCK di Lembaga Pendidikan Keagamaan melalui

arahan dari Bapak Wakil Presiden RI dan Kementerian PUPR (Dir.Sanitasi).

Atas Program bantuan Sarana dan Prasarana ini kami Tim Pelaksana ingin

menyampaikan terimakasih kepada :

a. BP. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia

b. Kementerian PUPR

c. BPPW Jatim

d. Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Hikmah.

e. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian RKM yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Dalam penyusunan RKM ini kami dari tim pelaksana menyadari banyak

kekurangan dalam penulisan maupun isi, kami mohon maaf dan berterimakasih.

JEMBER, 05 Agustus 2021

Yusfihadi
Ketua Tim Pelaksana

ii
RINGKASAN RKM

Pembangunan Sarana dan Prasarana sanitasi merupakan salah satu cara


untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang bersih, sehat dan kemajuan bagi
masyarakat. Dalam program kali ini di beruntukkan kedalam Lembaga
Pendidikan Keagamaan kususnya di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, ini
merupakan upaya untuk meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat khususnya
penghuni pondok untuk hidup bersih dan sehat.

Untuk memenuhi salah satu syarat terwujudnya program ini yaitu haru
menyusun RKM sebagai administrasi utama. RKM ini berisi tentang Profil Pondok
Baitul Hikmah, Lokasi dan jumlah penghuni pondok,struktur organisasi tim
pembangunan atau tim pelaksana dan pengelola untuk program ini, dan berisi
juga cara pengelolaan program ini baik sebelum dan sesudah pelaksanaan
program ini.

Jika mengacu dengan persyaratan, dengan jumlah penghuni pondok lebih


dari >300 jiwa, maka Pondok Pesantren Baitul Hikmah telah memenuhi syarat
untuk menerima program ini, dan Ponpes Baitul Hikmah mampu dan sanggup
untuk menerima dan menjalankan program ini sesuai dengan persyaratan yang
telah ada.

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
RINGKASAN RKM.............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Deskripsi tentang kondisi prasarana dan sarana
sanitasi daerah usulan 1
1.2 Rincian Kegiatan 2
1.3 Maksud dan Tujuan 3
BAB II.................................................................................................................4
PROFIL LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA..................................................4
2.1 Lokasi LPK (alamat, desa, kecamatan, titik koordinat, NSPP) 4
2.2 Fasilitas Eksisting di LPK 5
BAB III...............................................................................................................7
KETERSEDIAAN LAHAN...................................................................................7
3.1 Luas Lahan 7
3.2 Kondisi Lahan 7
3.3 Kepemilikan lahan 7
BAB IV..............................................................................................................10
STRUKTUR ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN....................................10
4.1 Pengertian 10
4.2 Proses PembentukanTim Pelaksana (dilampirkan BA Pembentukan,
SK LPK, SK Kasatker PPW II) 10
4.3 Organisasi dan Tupoksi Tim Pelaksana 10
4.4 Proses Pembentukan Tim Pengelola 13
4.5 Organisasi dan Tupoksi Tim Pengelola 13
BAB V................................................................................................................16
SARANA DAN PRASARANA YANG AKAN DIBANGUN..........................16
5.1 Fasilitas yang akan Dibangun 16

iv
5.2 Peruntukan (Santri Putra) 16
BAB VI..............................................................................................................17
RENCANA PEGELOLAAN KEUANGAN, PELAPORAN, DAN
MEKANISME PENCAIRAN DANA................................................................17
6.1 Mekanisme Pencairan Dana 17
6.1.1 Pengelolaan Keuangan 17
6.1.2 Tahapan pencairan dana 17
6.1.3 Prosedur pencairan dana 18
6.1.4 Proses pencairan dana 19
6.2 Rencana Pengelolaan Keuangan (mekanisme pencairan dana dari
bank, penggunaan dana bantuan, penyusunan pembukuan dan
laporan bulanan keuangan) 20
6.3 Rencana pengunaan dana operasional maksimal 5% yang
bersumber dari dana bantuan pemerintah 20
6.4 Pelaporan 21
BAB VII............................................................................................................23
RENCANA PELAKSANAAN, OPERASI DAN PEMELIHARAAN............23
7.1 Rencana pembangunan infrastruktur 23
7.2 Rencana Pelaksanaan Konstruksi 23
7.3 Rencana Kontribusi Masyarakat dalam Pelaksanaan Keg. sesuai
kesepakatan 23
7.4 Rencana pembiayaan O dan P oleh warga pondok pesantren 24
BAB VIII..........................................................................................................25
RTR, RAB dan Jadwal Pelaksanaan..........................................................25
8.1 Rencana Teknis Rinci (RTR) 25
8.1.1 Penjelasan Design DED 25
8.1.2 Perhitungan Dimensi 25
8.2 Rincian Anggaran Biaya 29
8.2.1 Hasil Survey Harga29
8.2.2 Harga Satuan Upah dan Bahan 29
8.2.3 Analisa Biaya 29
8.2.4 RAB Tiap Item Pekerjaan/Kegiatan 29
v
8.2.5 Rekapitulasi RAB 29
8.2.6 Kurva S 29
BAB IX..............................................................................................................30
SOP UNTUK KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN TIM
PENGELOLA........................................................................................................30
BAB X................................................................................................................31
PENUTUP............................................................................................................31
LAMPIRAN.............................................................................................................32

vi
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Deskripsi tentang kondisi prasarana dan sarana


sanitasi daerah usulan

Sehubungan dengan arahan Wakil Presiden terkait bantuan untuk


Institusi Pendidikan Keagamaan di masa pandemi Covid-19, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Prasarana
Permukiman Wilayah (BPPW) telah melakukan survey terhadap kondisi
sarana dan prasarana sanitasi di Lingkungan Pendidikan Keagamaan (LPK).

Kususnya pada LPK di Kabupaten Jember yang disitu merupakan


pondok pesantren dengan jumlah 64 titik lokasi, dimana semua pondok
pesantren masih mempunyai sarana dan prasarana sanitasi kurang layak
secara standart sarprass yang benar dan sehat.

Berdasarkan hasil survey tersebut,diketahui bahwa kondisi sarana dan


prasarana sanitasi di LPK sebagian besar tidak layak, Khususnya pada
Pondok Pesantren Baitul Hikmah dengan kondisi sarana dan prasarana
tergolong belum memenuhi standart kualitas. Selain itu, belum terdapat
pengolahan air limbah domestik yang baik sehingga berpotensi
menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya badan air.

Oleh karena itu, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya akan
melakukan pembangunansarana dan prasarana sanitasi berupa fasilitas
Mandi Cuci Kakus (MCK) di LPK yang tersebar di 29.667lokasi, dengan
prioritas penanganan untuk TA 2020 sebanyak 100 lokasi di 10 provinsi
prioritas.Sedangkan untuk TA 2021 akan dilakukan pembangunan sebanyak
5500 unit MCK di 34 provinsi yangakandilakukan dalam2 (dua) tahap.

Dengan terbangunnya prasarana dan sarana sanitasi yang baik di LPK,


diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar mengajar yang aman,
nyaman, bersih dan sehat. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat
menggerakkan perekonomian masyarakat setempat sehingga dapat
mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

1
I.2 Rincian Kegiatan
Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK Baitul
Hikmah dengan rincian kegiatansebagaiberikut:
a. Jenis Kegiatan
Penyediaan sarana prasarana sanitasi berupa MCK di Lembaga
Pendidikan Keagamaan (LPK) merupakan kegiatan pembangunan untuk
dapat menyediakan sarana prasarana sanitasi yang layak khususnya di
LPK dan turut meningkatkan kesadaran para penghuni LPK dan
masyarakat sekitar terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat.
b. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan adalah di Dusun Krajan RT 002 RW 004 Desa
Tempurejo Kecamatan tempurejo Kabupaten Jember Jawa Timur.
c. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Waktu Pelaksanaan kegiatan pembangunan MCK dengan
komponennya direncanakan dalam waktu 120 hari kalender.
d. PelaksaanKegiatan

Pembangunan MCK pada Pondok Pesantren Baitul Hikmah dilakukan


dengan menggunakan metode swakelola (berbasis masyarakat) dengan
memperhatikan kondisi dilokasi.

 Metode Swakelola Berbasis Masyarakat

Metode swakelola berbasis masyarakat dapat diterapkan jika LPK


setempat bersediamenjadi tim pelaksana dan melaksanakan kegiatan
penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK yang dibuktikan dengan
surat pernyataan dari LPK.

Pola penyelenggaraan kegiatan penyediaan sarana prasarana


sanitasi di LPK jika menggunakan metode swakelola (berbasis
masyarakat) akan dilakukan oleh Tim Pelaksana yang dibentuk oleh KPA
yang beranggotakan unsur dari pengelola LPK dan didampingi oleh
Tenaga Fasilitator Lapangan(TFL).

Keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan kegiatan penyediaan


sarana prasarana sanitasi adalah sebagai subyek (pelaku utama
2
kegiatan). Masyarakat yang menjadi sasaran didampingi oleh TFL akan
melakukan kegiatan pembangunan di lokasi terpilih.

I.3 Maksud dan Tujuan


Maksud pelaksanaan kegiatan ini adalah terbangunnya sarana dan
prasarana sanitasi yang layak di LPK agar tercipta lingkungan belajar
mengajar yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.

Penyelenggaraan pembangunan sarana prasarana sanitasi di LPK memiliki


tujuan:

1. Menyediakan sarana prasarana sanitasi di LPK;


2. Meningkatkan kualitas sanitasi dan pola hidup bersih sehat di lingkungan
LPK;
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberdayaan masyarakat; dan
4. Mengurangi adanya penyebaran Covid-19 di LPK melalui peningkatan
kebersihan sarana prasarana sanitasi.

3
BAB II
PROFIL LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA

II.1 Lokasi LPK (alamat, desa, kecamatan, titik koordinat, NSPP)


Pondok Pesantren Baitul Hikmah beralamat :

 Dusun Krajan RT 002 RW 004 Desa Tempurejo Kecamatan Tempurejo


Kabupaten Jember
 Kec. Tempurejo kab. Jember yang berada pada antara -8°083287” LS
dan 111°690343” BT dibatasi sebelah utara adalah Dusun Krajan, dan
sebelah timu dusun Kauman, serta sebelah barat Dusun Curah Rejo
Desa Cangkring. Adapun Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP)
Baitul Hikmah adalah 510035090090.

Gambar 2.1-1 Peta Lokasi Ponpes Baitul Hikmah

4
II.2 Fasilitas Eksisting di LPK

DAFTAR SARPRAS PONDOK PESANTREN BAITUL HIKMAH


KABUPATEN JEMBER

Tabel 2.2-1 Sarpras PP BAITUL HIKMAH

KONDISI
NO NAMAASET JUMLAH
BAIK RUSAK HILANG
1 Ruang Kelas 9 unit 7
2 Ruang Laboratorium - unit -
3 Masjid 1 unit 1
4 Aula 2 unit 2
5 Kursi 60 unit 50 10
6 Komputer 1 unit 2
7 Printer 1 unit 2
KONDISI PRASARANA DAN SARANA SANITASI

a. Kondisi Sumber Air Baku dan Fasilitas Air Bersih


Sebagian besar penghuni Pondok Pesantren Baitul Hikmah
kabupaten Jember memperoleh air bersih untuk kebutuhan rumah
tangga berasal dari sumur bor. Data tentang sumber air bersih yang
digunakan penghuni dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2-2Kondisi Sarana Air Bersih

KONDISI
SUMBER AIR JUMLAH JUMLAH
(baik/rusak/perlu
NO BERSIH UNIT PENGGUNA
perbaikan)
1 PDAM - - -
2 Sumur Gali - - -
3 SumurBor/Pompa 7 350 Perlu perbaiki
4 Sungai/Mata Air - - -
Dst

Sumber data Ponpes Baitul Hikmah

5
b. Kondisi Sarana Prasarana
Kondisi sarana sanitasi di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Benda
yang ada saat ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2-3 Kondisi Sarana dan Prasarana

KONDISI
SUMBER AIR JUMLAH JUMLAH
(baik/rusak/perlu
NO BERSIH UNIT PENGGUNA
perbaikan)
1 Jamban Pribadi 15 350 Perlu perbaikan
2 Kakus Cemplung - - -
3 MCK Umum - - -
Sungai/Tempat
4 - - -
Terbuka
Dst

c. Kondisi Kesehatan Penghuni pondok


Para santri di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Kabupaten Jember
ketika ada penghuni pondok yang sakit segera dirujuk ke
puskesmas/rumah sakit terdekat. Berikut daftar riwayat penyakit yang
sering dialami oleh para penghuni pondok.

Riwayat Penyakit Pondok Pesantren Baitul Hikmahkabupaten Jember


Tabel 2.2-4 Riwayat Penyakit PP Baitul Hikmah

JUMLAHPENDERITA
NO NAMAPENYAKIT
TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020
1 Kudis 40 35 27

2 Radang Teggorokan 20 17 40

3 Diare 22 10 5

6
Sumber Ponpes Baitul Hikmah

BAB III

KETERSEDIAAN LAHAN

III.1 Luas Lahan


Pada kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan
Pondok Pesantren Baitul Hikmah kabupaten Jember seluas 12.500 M3, dan
untuk luas lahan yang akan dibangun untuk MCK yaitu 70 m2.

III.2 Kondisi Lahan


Kondisi lahan pada Ponpes Baitul Hikmah yang akan diperuntukkan
pembangunan MCK program Sarprass di LPK merupakan lahan kosong yang
siap untuk di bangun di atasnya.

III.3 Kepemilikan lahan


Adapun lahan yang digunakan adalah lahan Yayasan Baitul Hikmah
Kabupaten Jember dengan dibuktikan surat ketersediaan lahan yang
terdapat pada halaman Lampiran.

7
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN

IV.1 Pengertian
Organisasi pelaksana di tingkat masyarakat dalam kegiatan penyediaan
sarana prasarana sanitasi di LPK adalah Tim Pelaksana yang ditetapkan oleh
KPA berdasarkan keputusan dari pihak LPK dan Tim Pengelola yang ditunjuk
oleh pihak LPK. Tim Pengelola tidak hanya dikhususkan untuk dapat
mengelola kegiatan penyediaan sarana prasarana sanitasi saja namun juga
sarana terbangun yang berasal dari kegiatan lain.

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Kepala LKPP Nomor 08
Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola, maka perlu untuk dibentuk Tim
Pelaksana Swakelola untuk mendukung kegiatan penyediaan sarana
prasarana sanitasi di LPK.

IV.2 Proses PembentukanTim Pelaksana (dilampirkan BA


Pembentukan, SK LPK, SK Kasatker PPW II)
Tim Pelaksana Pondok Pesantren Baitul Hikmah Kabupaten Jember
dibentuk pada tanggal 05 Agustus 2021 bertempat di aula Pondok Pesantren
Baitul Hikmah Jember Sesuai Surat Keputusan Pengguna Anggaran Balai
Prasarana Permukiman Wilayah dengan nomor : 008/DM/IV/2021 tanggal 25
April 2021 tentang pembentukan Tim Pelaksanan LPK.

IV.3 Organisasi dan Tupoksi Tim Pelaksana


KETUA TIM PELAKSANA

Nama : Yusfihadi

Jabatan : Pengurus Pondok

NIK : 3509180408720001

8
Tempat/TanggalLahir : Jember, 04 Agustus 1972

No.HP : 081234999992

Alamat : RT 002 RW 0004 Dusun Krajan Tempurejo


Tempurejo Jember
Tugas&TanggungJawab : Dalam kepengurusan sebagai Tim Pelaksana,
Ketua memiliki tugas untuk dapat
mengkoordinasikan persiapan kegiatan
pembangunan dan memimpin
Pelaksanaan tugas panitia dan rapat-rapat.

Nama : Irwan Junaidi

Jabatan : Pengurus Pondok


(TIM BENDAHARA PELAKSANA)

NIK : 3509231506940002

Tempat/TanggalLahir : Jember, 15 Juni 1994

No.HP : 083873750788

Alamat : RT 001 RW 001 Dusun Krajan Desa Tamansari


Kec. Mumbulsari Kab. Jember

Tugas&TanggungJawab : a. Menerima, menyimpan, membayarkan uang


serta mempertanggung jawabkan dan
mengarsipkan dokumen-dokumen
pertanggung jawaban;

b. Melakukan Pengelolaan administrasi keuangan


dengan melakukan pencatatan pada tahap
konstruksi antara lain:
 Laporan keuangan mingguan untuk dapat
dilaporkan dan diumumkan kepada pihak
pengurus/pengelola LPK; dan
 Laporan keuangan bulanan yaitu laporan
penggunaan danadanlaporan harian sesuai

9
format yang ditentukan untuk kemudian
diserahkan kepada BPPW. Dalam
penyusunan laporan keuangan tersebut
dibantu dan didampingi oleh TFL.

c. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa


dengan diketahui dan disetujui dengan Ketua
Tim Pelaksana
Seksi Pembangunan

Nama : Rizki Mahrul Hadi Saputra

Jabatan : Ketua Tim Pembangunan

NIK : 3509182702010004

Tempat/TanggalLahir : Jember, 27 Februari 2001

No.HP : 081252602797

Alamat : Dusun Mandilis RT 003 RW 006 Desa Sanenrejo


Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember
Tugas&TanggungJawab : Melaksanakan kegiatan pembangunan sarana
prasarana sanitasi di LPK

Bertanggung jawab terhadap keamanan material


selama pembangunan

Membuat laporan tentang keadaan material

Mengalokasikan material sesuai dengan


kebutuhan pekerjaan konstruksi.

 Pembentukan Tim Pelaksana program LPK ini melalui tahap musyawarah


dan atas saran, nasihat dari pimpinan pondok dan yayasan.
 Berita acara dan SK tim pelaksana terlampir dalam draft Lampiran
 SK LPK tertera
 SK dari Balai menunggu dari BPPW Jatim.

10
Pengurus LPK
Yusfihadi

TFL Ketua Tim Pelaksana


Haryogi Aditya Pratama Yusfihadi

Bendahara Tim
Irwan Junaidi

Seksi Pembangunan
Rizki Mahrul Hadi S

IV.4 Proses Pembentukan Tim Pengelola


Dalam tahap perencanaan salah satu hal yang turut direncanakan
adalah keberlanjutan sarana prasarana sanitasi yang terbangun sehingga
perlu untuk diuraikan kesiapan dari pihak pengurus LPK untuk dapat
memanfaatkan serta memelihara sarana prasarana yang berada di
lingkungan LPK. Berdasarkan hal tersebut perlu untuk dibentuk suatu Tim
Pengelola yang akan bertanggung jawab dalam kegiatan pemeliharaan dan
pengoperasian sarana

Tim Pengelola Mck Pondok Pesantren Baitul Hikmah dibentuk pada


tanggal 2 Agusutus 2021 bertempat di aula Pondok Pesantren Baitul Hikmah
Sesuai Surat Keputusan Yayasan Pondok Pesantren Baitul Hikmah dengan
nomor : 009/DM/IV/2021 tanggal 25 April 2021 tentang pembentukan Tim
Pengelola MCK Pondok Pesantren Baitul Hikmah Jember.

11
IV.5 Organisasi dan Tupoksi Tim Pengelola
SUSUNAN PENGURUS TIM PENGELOLA SAPRAS SANITASI PONDOK
PESANTREN BAITUL HIKMAHKABUPATENJEMBER

Nama : Rizki Mahrul Hadi Saputra

Ketua Tim Pengelola Sarpras Sanitasi PP Baitul


Jabatan :
Hikmah

NIK : 3509182702010004

No.Telp/HP : 081252602797
Dusun Mandilis RT 003 RW 006 Desa Sanenrejo
Alamat :
Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember

Nama : Ahcmad Faizin

Bendahara Tim Pengelola Sarpras Sanitasi PP


Jabatan :
Baitul Hikmah

NIK : 3529212810970001

No.Telp/HP : 083846370589
Dusun Ro’soro’ RT 005 RW 005 Desa Sokaramme

Alamat : Paseser Kecamatan Nonggunong Kabupaten


Sumenep Madura

Nama : Riyan Firmansyah

Sekretaris Tim Pengelola Sarpras Sanitasi PP


Jabatan :
Baitul Hikmah

NIK : 3509180307970003

No.Telp/HP : 083122391516
Dusun Bandealit RT 001 RW 014 Desa

Alamat : Andongrejo Kecamatan Tempurejo Kabupaten


Jember

12
 SK Tim Pengelola dari LPK terlampir pada draft Lampiran.
 Proses pembentukan tim pengelola di lakukan dengan musyawarah
bersama dengan pengasuh dan pimpinan pondok.

13
BAB V
SARANA DAN PRASARANA YANG AKAN DIBANGUN

V.1 Fasilitas yang akan Dibangun


Fasilitas yang akan dibangun yaitu desain MCK yang telah
direncanakan sesuai dengan perencanaan oleh KI perencana mengacu
design prototype dari Kementerian PUPR, yaitu 4 bilik kamar mandi, 2 bilik
kakus, tempat wudhu, tempat cuci bersama, tempat cuci tangan.

V.2 Peruntukan (Santri Putra)


Santri di Pondok Pesantren Baitul Hikmah ini berjumlah 350 jiwa.
Desain MCK yang dibangun di LPK pondok pesantren direncanakan sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Gambar 5.2.1 Tampak Samping

Peruntukan MCK pada laporan RKM ini diperuntukan untuk MCK santri putra
sehingga penjelasan yang dijabarkan pada design perencanaan akan
berfokus pada MCK santri putra dan bersifat terlampir pada BAB VIII.

14
BAB VI
RENCANA PEGELOLAAN KEUANGAN, PELAPORAN, DAN MEKANISME
PENCAIRAN DANA

VI.1 Mekanisme Pencairan Dana

VI.1.1 Pengelolaan Keuangan

Pendanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana


sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan dibiayai dengan sumber
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Bantuan kegiatan penyediaan sarana prasarana sanitasi di
lingkungan LPK diberikan dalam bentuk uang yang diserahkan melalui
mekanisme transfer langsung kerekening Tim Pelaksana melalui BPPW.

Adapun perkiraan rincian biaya kegiatan yang akan dihitung pada


tahap perencanaan harus berdasarkan kebutuhan, dan rincian jumlah
bantuan dibagi menjadi:

a) Minimal 65% untuk biaya bahan/material

b) Maksimal 30% untuk biaya upah


c) Maksimal 5% untuk operasional tim pelaksana, biaya akomodasi,
print persiapan dokumen dan lainnya)

VI.1.2 Tahapan pencairan dana


Penyaluran dana dari KPPN ke rekening Tim Pelaksana dibagi
menjadi 2 (dua) tahap, yaitu:

5. Tahap I sebesar 70% dari total dana bisa diproses setelah


Rencana Kerja Masyarakat (RKM) terverifikasi;
6. Tahap II sebesar 30% dari total dana bisa diproses, jika:
a. Pencapaian progres fisik minimal 60%; dan
b. Laporan pertanggungjawaban (LPj) tahap I telah diserahkan
dan disetujui oleh PPK pada BPPW.

VI.1.3 Prosedur pencairan dana

Terdapat beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam pencairan

15
dana bantuan untuk penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK.
Mulai dari penentuan penerima dana bantuan, penyaluran dana
bantuan oleh PPK pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW),
penyaluran dana bantuan pemerintah ke rekening Tim Pelaksana, serta
beberapa ketentuan lain yang wajib untuk dilengkapi.
a. Penerima Bantuan Penyediaan Sarana Prasarana Sanitasi
diLPK
Penerima bantuan penyediaan sarana prasarana sanitasi
adalah pihak Pondok Pesantren Baitul Hikmah.
b. Administrasi Penyaluran Dana Bantuan oleh PPK pada
BPPW

Dana kegiatan untuk masing-masing lokasi disalurkan melalui


dokumen anggaran/DIPA Balai Prasarana Permukiman Wilayah
(BPPW). Selanjutnya kontrak kerja atau Perjanjian Kerjasama
ditandatangani oleh PPK BPPW dengan Tim Pelaksana.

Adapun isi kontrak kerja atau Perjanjian Kerjasama yang


dimaksud adalah memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Hak dan kewajiban kedua belah pihak;

b. Jumlah bantuan yang diberikan;

c. Tata cara dan syarat penyaluran;

d. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan pemerintah untuk


menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah disepakati;
e. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan pemerintah untuk
menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke kas Negara;

f. Sanksi;

g. Penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala kepada


PPK dan Penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK
setelah pekerjaan selesai.

VI.1.4 Proses pencairan dana


Berkas penyaluran dana yang disiapkan oleh BPPW antara lain:

16
1. Kontrak kerja atau perjanjian kerjasama

2. Berita Acara Pembayaran (BAP);

3. Kuitansi Pembayaran/kuitansi bukti penerimaan uang ke Tim


Pelaksana;

4. Dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berkas penyaluran dana yang disiapkan oleh Tim Pelaksana antara


lain:

1. Surat permohonan penyaluran Dana Bantuan;

2. Rencana Penggunaan Dana (RPD)


RPD merupakan rencana penggunaan dana yang dibagi dari
Rencana Anggaran Biaya (RAB) danakan memuat kebutuhan
rencana penggunaan dana untuk penyaluran dana tahap I
sebesar70% (RPD I) dan tahap II 30% (RPD II). RPD akan dibuat
oleh pihak yang melaksanakan pembangunansarana prasarana
sanitasi dalam hal ini adalah Tim Pelaksana yang terdiri dari warga
LPK. RPD menjadi salah satu persyaratan dalam pengajuan
penyaluran dana di BPPW.

3. Fotokopi Buku Rekening Tabungan Tim Pelaksana


Pembukaan rekening oleh Tim Pelaksana dilakukan sebelum
penandatanganan kontrak kerja/perjanjian kerja, dana untuk
pembukaan rekening diambil dari swadaya tunai dari
calonpenerima pemanfaat. Fotokopi buku tabungan Tim Pelaksana
merupakan salah satu berkas yang harus disampaikan pada saat
proses pengajuan dana.

VI.2 Rencana Pengelolaan Keuangan (mekanisme pencairan dana


dari bank, penggunaan dana bantuan, penyusunan pembukuan dan
laporan bulanan keuangan)

1. Setelah dana bantuan dari KPPN disalurkan ke rekening Tim


17
Pelaksanamaka Penarikan danadari Bank dapat dilakukan oleh Tim
Pelaksana. Setiap melakukan penarikan dana dari bank, Tim Pelaksana
diwajibkan untuk membawa RPDB.

2. RPDB disusun oleh Tim Pelaksana yang kemudian diperiksa dan


ditandatangani oleh TFL,
RPDB berfungsi sebagai pengendalian penggunaan dana bantuan oleh Tim
Pelaksana. Sebagai langkah pengendalian penggunaan dana bantuan, maka
untuk dana tahap I (pertama) sebesar 70% dari nilai kontrak, minimal 2
(dua) kali ditarik dari Bank atau dengan kata lain tidak bisadilakukan 1 (satu)
kali penarikan dari bank. Sedangkan untuk dana tahap 2 (kedua) sebesar
30% darinilai kontrak, (minimal 60%). Minimal 2 (dua) kali ditarik dari Bank
atau dengan kata lain tidak bisa dilakukan 1 (satu) kali penarikan dari bank.

VI.3 Rencana pengunaan dana operasional maksimal 5% yang


bersumber dari dana bantuan pemerintah
Rencana Penggunaan operasional kegiatan non fisik yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1 Rembuk pada masa konstruksi;
2 Alat Tulis Kantor (ATK) termasuk materai dan printer
3 Pembuatan Dokumen LPj (Perlengkapan, fotocopy, Jilid)
4 Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3);
5 Papan informasi pelaksanaan kegiatan;
6 Spanduk, poster untuk edukasi masyarakat terkait program;
7 Konsumsi untuk kegiatan peningkatan kapasitas pekerja dan tukang di
tingkat masyarakat;
8 Transport Tim Pelaksana untuk pencairan dana ke bank, belanja
material, koordinasi ke Kabupaten/Kota dan Provinsi;
Pembelian Pulsa Pengurus Tim Pelaksana (Ketua, Bendahara) maksimal
Rp.100.000 seratus ribu / bulan pada masa konstruksi.

VI.4 Pelaporan

Pada kegiatan penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK maka Tim


Pelaksana wajib untukmembuat laporan pertanggungjawaban. Dalam hal ini

18
Tim Pelaksana yang melaksanakan pekerjaan wajib menyerahkan LPJ setiap
tahapan dan diserahkan kepada BPPW.
Kesesuaian progres fisik dengan laporan pertanggungjawaban dana
yang diberikan dan telahdigunakan akan menjadi bahan evaluasi untuk
pengambilan keputusan jika nantinya terdapat sisaanggaran.

Jika pekerjaan telah selesai 100 %, maka pihak Tim Pelaksana wajib
melaporkan kepada PPKdengan dilampiri:

a. Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan ditandatangani oleh Tim


Pelaksana dan BPPW;

b. Berita Acara Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan ditandatangani oleh


Tim Pelaksana;

c. Berita Acara Commisioning Test ditandatangani oleh Tim Pelaksanadan


BPPW;

d. Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh piha LPK dan
disaksikan oleh TFL. Serah terima dilaksanakan langsung kepihak LPK
selaku pengguna barang;

e. Dokumentasi fisik terbangun (0%,25%, 50% 75%,dan100%);

f. Daftar perhitungan dana awal,penggunaan,dan sisa dana;

g. Surat pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan oleh


pihak LPK. Dalam hal ini turut disampaikan Form Check-list RPDB1, RPDB2
yang telah diverifikasi oleh PPK;

h. Bukti setor rekening kas Negara jika terdapat sisa bantuan.

Isi laporan pelaksanaan atau pertanggung jawaban terdiri dari 3 (tiga)


bagian:

1. Laporan Pelaksanaan Fisik

Laporan pelaksanaan fisik berisi hal-hal yang berkaitan pada saat


kegiatan pelaksanaan penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK, yang
19
terdiri dari:

a. Catatan Harian;

b. Catatan Material;

c. Daftar Hadir Pekerja;

d. Catatan Alat-alat Pekerja;

e. Rekapitulasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan;

f. Laporan Kemajuan Pelaksanaan Bulanan;

g. Laporan Masalah;

h. Dokumentasi Kemajuan Fisik (0%,25%, 50%, 75%, 100%); dan

i. Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan.

2. Laporan Administrasi Keuangan

Laporana dministrasi keuangan didalamnya memuat bukti-bukti


keuangan pada saat pelaksanaan penyediaan sarana prasarana sanitasi di
LPK. Laporan administrasi terdiri dari:

a. Buku Bank Tim Pelaksana sebagai penerima bantuan;

b. Buku Kas Umum Tim Pelaksana;

c. Buku Bantudan

d. Laporan Penggunaan Dana (LPD).

3. Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa


Dokumen yang harus di lengkapi terkait dalam proses pengadaan
barang dan jasa yaitu :
a. Berita acara survey harga material took
b. Berita acara Negoisasi harga material
c. Berita acara pentapan pemenang pemasok material
d. SPK untuk pemasok

20
BAB VII
RENCANA PELAKSANAAN, OPERASI DAN PEMELIHARAAN

VII.1 Rencana pembangunan infrastruktur


Rencana pembangunan insfrastuktur penunjang sarana prasarana
sanitasi berupa MCK di lingkup Lembaga Pendidikan Keagamaan,
diperuntukkan untuk menjadikan suatu Lembaga Pendidikan lebih peduli
dengan kebersihan, kesehatan dan kemajuan, keberlangsungan hidup yang
sehat bagi masyarakat Indonesia khususnya di lingkup Lembaga Pendidikan
Keagamaan.

VII.2 Rencana Pelaksanaan Konstruksi


Tahap konstruksi adalah pelaksanaan pembangunan sarana prasarana
sanitasi di LPK yang dilaksanakan dari siswa LPK atau pengurus LPK secara
gotong royong, namun lebih diutamakan berasal dari warga sekitar LPK
untuk melaksanakan kegiatan sehingga sekaligus dapat membuka lapangan
pekerjaan untuk warga sekitar.

Secara garis besar, tahapan konstruksi terdiri dari pelaksanaan,


pengawasan, pengendalian konstruksi dan pelaporan.

Pekerjaan Kontruksi ini terbagi atas pekerjaan persiapan, pekerjaan


struktur bawah, pekerjaan struktur atas, pekerjaan atap, pekerjaan finishing.
Untuk time schedule terlampir pada draft lampiran.

VII.3 Rencana Kontribusi Masyarakat dalam Pelaksanaan Keg. sesuai


kesepakatan
Dasar hukum yang digunakan dalam pengadaan barang dan jasa di
tingkat masyarakat adalah Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa, serta turunannya yaitu Peraturan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Nomor08 Tahun 2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Swakelola. Dalam peraturan tersebut,
kegiatan penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK ini masuk kedalam
Swakelola Tipe IV yaitu swakelola yang direncanakan oleh Kementerian /
Lembaga / Perangkat Daerah penanggungjawab anggaran dan / atau

21
berdasarkan usulan masyarakat. Nantinya akan dilaksanakan dan diawasi
oleh kelompok masyarakat atau pihak LPK pelaksana Swakelola.

VII.4 Rencana pembiayaan O dan P oleh warga pondok pesantren


Keterlibatan pengguna sarana terbangun menjadi ha yang penting
karena tanggung jawab operasional dan pemeliharaan berada pada
seluruh pengguna tidak terkecuali siapapun. Dibeberapa daerah penggunaan
beberapa peralatan pada sarana sanitasi semisal pada bilik kamar mandi
terhitung masih belum terbiasa untuk digunakan, misalnya pada
penggunaan shower dari yang sebelumnya terbiasa menggunakan bak
mandi. Sehingga diperlukan pemahaman tentang cara penggunaan dan
pengelolaan sarana agar tetap berfungsi dengan baik melalui sistem dan
mekanisme operasi dan pengelolaan yang baik.

Setelah proses pembangunan selesai dan proses serah terima sudah


dilaksanakan, maka seluruh tanggung jawab dalam operasi dan
pemeliharaan merupakan tanggung jawab bagi pengguna sarana tersebut,
dimana Ponpes disini adalah pengguna utama sarana tersebut.

Seluruh pembiayaan yang terkait perawatan, pemeliharaan,


operasional pemeliharaan akan di tanggung oleh pihak Ponpes yang
nantinya akan di koordinasikan oleh tim pengelola yang telah di bentuk oleh
pihak Pondok Pesantren.

22
BAB VIII

RTR, RAB dan Jadwal Pelaksanaan

VIII.1 Rencana Teknis Rinci (RTR)

VIII.1.1 Penjelasan Design DED


Design DED mengacu prototype dari kementerian yaitu : 4 bilik kamar
mandi, 2 bilik kakus, tempat cuci bersama, tempat wudhu, Ipal. (adapun
Gambar ada pada draft lampiran)

VIII.1.2 Perhitungan Dimensi


Parameter Desain dalam Penyusunan Rencana Teknik Rinci (RTR) Bangunan
Pengolahan Air limbah domestiksebagai berikut:

7. Kapasitas Pengolahan

Kapasitas pengolahan padabangunan pengolahan air limbah domestik

ditentukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Kebutuhan air bersih dilokasi perencanaan. BerdasarkanS NI03-7065-


2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing, kebutuhan air bersih
di asrama adalah 120 liter/orang/hari.

b.Total timbulan air limbah domestic kdomestik yang dihasilkan adalah 80%
dari total kebutuhan air bersih. Pada perencanaan ini bangunan pengolahan
air limbah domestik tidak mengolah air limbah domestik dari kegiatan dapur,
sehingga air limbah domestik yang akan diolah adalah 80% dari total
timbulan air limbah domestik.

c. Perhitungan kebutuhan kapasitas pengolahan dengan jumlah


pengguna 50–100 jiwa dan factor keamanan sebesar 1,3 adalah sebagai
berikut:

 Kebutuhan air bersih : 120 Liter/orang/hari

23
 Total timbulan air limbah domestic : 80% dari kebutuhan air bersih
= 80% x 120 liter/orang/hari = 96 liter/orang/hari
 Timbulan air limbah domestic di MCK (dari kegiatan mandi,, cuci,
kakus, cuci, tangan dan wudhu) = 80% x 96 liter/orang/hari =76,8
liter/orang/hari.
 Timbulan air limbah domestic di MCK per hari = 76,8 liter/orang/hari
x 100 jiwa x 1,3 = 9.984 liter/hari ∼ 10 m3/hari.

2. Karakteristik Air Limbah Domestik

Karakteristik air limbah domestik adalah parameter yang terdapat dalam air
limbah domestik secara fisik, biologi dan kimia. Dalam perencanaan pengolahan
air limbah domestik, digunakan karakteristik air limbah domestik dari beberapa
literatur sebagai berikut:

Baku Mutu Karakteristik Influen


Efluen
Parameter
(PermenLHK No. Besaran Satuan Referensi
P.68/2016)
BOD 30 190 mg/L Metcalf & Eddy 4th
COD 100 430 mg/L Edition, 2003
TSS (Karakteristik
30 210 mg/L
Sedang)
Ammonia US EPA,
Wastewater
5 7 mg/L
Treatment Design
Manual
Minyak & Bodkhe, S, 2009
10 15 mg/L
Lemak
Total Coliform Metcalf & Eddy 4th
Jumlah/100 Edition, 2003
3000 106
Ml (Karakteristik
Rendah)
Debit 100 76,8 L/o/hari Perhitungan

Kualitas efluen yang dihasilkan dari pengolahan air limbah domestik harus
berada di bawah baku mutu air limbah domestik domestik berdasarkan Peraturan

24
Menteri LHK No. P.68 Tahun 2016 tentang baku mutu air limbah domestik
domestik.

II. Alternatif Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik di LPK

Pengolahan air limbah domestik yang dapat dibangun di LPK, antara lain:

1. IPAL Non-Pabrikasi (Sedimentasi, Anaerobic Filter, dan Unit Desinfeksi);

Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain bangunan pengolahan air
limbah domestik antara lain:

A. IPAL Non-Pabrikasi (Sedimentasi, Anaerobic Filter, dan Unit Desinfeksi)

1. Hydraulic Retention Time (HRT)/ Waktu Tinggal

Adalah waktu yang dibutuhkan bagi partikel padatan dalam air limbah

domestik untuk mengendap, makin lama waktu tinggal air limbah domestik makin
baik, namun perlu diperhatikan juga dengan anggaran yang tersedia. Dalam
bangunan IPAL non-pabrikasi ini pendekatan waktu tinggal yang digunakan
adalah dengan aliran rata-rata air limbah domestik dalam 1 hari atau 24 jam.

2. Organic Loading Rate /Laju Beban Organik

Kandungan organik air limbah domestik yang biasa dinyatakan dalam

kg BOD/hari.

3. Hydraulic Loading / Beban Hidrolis

Dinyatakan sebagai volume air buangan yang dapat diolah per satuan

waktu persatuan luas permukaan media.

4. Media Filter

Filter adalah media dimana mikroba / bakteri dapat menempel dan limbah
dapat lewat, Polutan dalam limbah akan diuraikan oleh mikrobia tersebut

25
sehingga terjadi pengurangan kandungan organik pada effluent. Suatu media
dapat dikatakan baik bila mempunyai Specific Surface Area (SSA) yang luas
dan Void Ratio (VR) yang tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media filter, antara lain:

a. Mempunyai Luas Permukaan Spesifik Besar (150-240 m2/m3)

b. Mempunyai Fraksi Volume Rongga Tinggi

c. Dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak terendam dalam air d.
Mempunyai kekuatan mekaniknya yang baik

e. Ringan

f. Fleksibilitas

g. Pemeliharaan mudah

h. Reduksi Cahaya

i. Sifat Kebasahan (wetability)

Pemilihan jenis media filter dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan


ketersediaan material di lapangan. Untuk PONDOK PESANTREN BAITUL
HIKMAHmemakai media filter Biobold. (Bio bold dipilih berdasarkan
rekomendasi dari balai.

7. Desinfektan

Jenis desinfektan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tablet klorin,
dengan waktu kontak minimal 4 menit.

8. Target Efluen Pengolahan

Untuk pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan IPAL Non-Pabrikasi


diperkirakan efluen pengolahan sebagai berikut:

26
Baku Eflue Eflue Eflue
Mutu Efisien n Efisien n Efisien n
Influe
Efluen si (%) (mg/L si (%) (mg/ si (%) (mg/
n
Parameter (PermenL ) L) L)
(mg/
HK No.
L) Anaerobic
P.68/2016 Sedimentasi Desinfeksi
Filter
)
BOD 30 190 25 142,5 80 28,5 0 28,5
COD 100 430 20 344 80 68,8 0 68,8
TSS 30 210 60 84 80 16,8 0 16,8
Ammonia 5 7 0 7 30 4,9 0 4,9
Minyak &
10 15 60 6 0 6 0 6
Lemak
Total
ColiforM 5000 5000
3000 106 50 90 99 500
JUMLAH/1 00 0
00 mL

VIII.2 Rincian Anggaran Biaya

VIII.2.1 Hasil Survey Harga


Hasil Survey Material di Pondok Pesantren BAITUL HIKMAH ada pada
draft lampiran.

VIII.2.2 Harga Satuan Upah dan Bahan


Terdapat pada lembar draft lampiran.

VIII.2.3 Analisa Biaya


Terdapat pada lembar draft lampiran.

VIII.2.4 RAB Tiap Item Pekerjaan/Kegiatan


Terdapat pada lembar draft lampiran.

VIII.2.5 Rekapitulasi RAB


Terdapat pada lembar draft lampiran.

VIII.2.6 Kurva S
Terdapat pada lembar draft lampiran.

27
BAB IX
SOP UNTUK KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN TIM
PENGELOLA

Keberlanjutan sarana terbangun dalam hal ini adalah sarana sanitasi yang
telah terbangun di LPK sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan
pihakLPK dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan memelihara prasarana
dan sarana yang ada. Secara umum aspek yang perlu diperhatikan dalam
pelestarian adalah pengelolaan sarana prasarana, penyuluhan dan pedoman
pengelolaan.

Pengelolaan pada dasarnya merupakan aspek dan sendi utama pelestarian hasil
fisik terbangun, pengelola prasarana dan sarana perlu memperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Kinerja prasarana dan saranayang dikelola;
2. Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia;
3. Jumlah prasarana dan sarana yang digunakan target/sasaran sesuai
perencanaan
4. Standard Operating Procedure (SOP) dan pengelolaan standar kriteria teknis
prasarana dan sarana;
5. Rencana pengembangan sarana di masa datang.

Untuk mencapai keberhasilan pengelolaan, Tim Pengelola harus melakukan


langkah langkah sebagai berikut:
1. Melakukan pemantauan rutin/berkala untuk mengetahui dan memastikan
2. kondisi prasarana dan sarana berjalan dengan baik;
3. Mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana
4. perawatan dan pengelolaan yang baik;
5. Melakukan rehabilitasi tepat waktu;
6. Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala;
7. Melakukan pengelolaan sesuaiStandard Operating Procedure.
8. Menginformasikan penggunaan dana operasional dan pemeliharaan.

28
BAB X
PENUTUP

Sarana Infrastruktur Bidang Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan


(LPK) merupakan program pembangunan infrastruktur dan pengembangan
sarana prasarana sanitasi yang layak dan berbasis pemanfaatan sumber daya
manusia khusunya di LPK. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
para penghuni LPK dan masyarakat sekitar terhadap pentingnya hidup bersih dan
sehat, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar LPK yang ikut
serta dalam membangun sarana prasarana infrastruktur bidang sanitasi ini.
Kegiatan Pembangunan Sarana Infrastruktur Bidang Sanitasi ini, memberikan
peran yang besar bagi pengghuni LPK untuk merencanakan, melaksanakan, serta
memanfaatkan dan memelihara sendiri sarana prasarana sanitasi. Selain itu,
dapat mengurangi adanya penyebaran Covid-19 di LPK melalui peningkatan
kebersihan sarana prasarana sanitasi.

Untuk laksanakan program baik diatas kami dari pihak tim pelaksana akan
berusaha untuk mengemban pekerjaan ini dengan penuh tanggung jawab.

Demikian susunan RKM dari Pondok Pesantren Baitul Hikmah, terimakasih


dan mohon maaf jika ada kekeliruan dalam penulisan.

29
LAMPIRAN

a) Pakta Integritas

b) Berita Acara Sosialisasi

30

Anda mungkin juga menyukai