Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

KINERJAORGANISASI

PENATAAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) MELALUI


APLIKASI SISTEM INFORMASI BARANG MILIK DAERAH
(SIMBADA) DI SEKRETARIAT DPRD KOTA SOLOK

DISUSUN OLEH :

YUSMANIAR, SH
A.5 4.34

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR (PKA)


ANGKATAN V PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI REGIONAL
BUKITTINGGI
TAHUN 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKSI PERUBAHAN
KINERJA ORGANISASI

JUDUL : PENATAAN BARANG MILIK DAERAH


(BMD) MELALUI APLIKASI SISTEM
INFORMASI BARANG MILIK DAERAH
(SIMBADA) DI SEKRETARIA DPRD KOTA
SOLOK
DISUSUNOLEH : YUSMANIAR, SH
NOMORDAFTARHADIR : 34
JABATAN : KEPALA BAGIAN UMUM DAN
KEUANGAN
INSTANSI : SEKRETARIAT DPRD KOTA SOLOK

Bukittinggi, Agustus 2023


COACH PESERTA

DEFRIMEN, S.Pd, M.Si. YUSMANIAR, SH


NIP. 197409022008011001 NIP. 19701009 199503 2003

i
BERITAACARA
SEMINAR LAPORAN AKSI PERUBAHAN
KINERJAORGANISASI

Padahari Rabu
Tanggal 16 Agustus 2023
Pukul 14.15 s.d 15.00WIB
Tempat PPSDM Kementerian Dalam Negeri Bukittinggi

Telah diseminarkanLaporan Aksi PerubahanPelatihanKepemimpinan


Administrator Angkatan VTahun 2023

Judul PENATAAN BARANG MILIK DAERAH (BMD)


MELALUI APLIKASI SISTEM INFORMASI
BARANG MILIK DAERAH (SIMBADA) DI
SEKRETARIA DPRD KOTA SOLOK
Tanggal YUSMANIAR, SH
NomorDaftarHadir : 34
Jabatan : Kepala Bagian Umum Dan Keuangan
Instansi : Sekretariat DPRD Kota Solok

Bukittinggi, Agustus 2023


COACH PESERTA

DEFRIMEN, S.Pd, M.Si. YUSMANIAR, SH


NIP. 197409022008011001 NIP. 19701009 199503 2003

MENTOR

ZULFAHMI, SH, MH
NIP. 196512051993081002

EVALUATOR

DR. BELLYISNAENI, S.H, M.H


NIP. 196608141999031001

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukurkehadirat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan


penulisan laporan aksi perubahan ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Laporan ini menggambarkan Implementasi dari Rancangan Aksi
Perubahan dalam mewujudkan target jangka pendek dari pelaksanaan Pelatihan
Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan V Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia PPSDM Regional Bukittinggi.
Laporan ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk penyelesaian
Pelatihan Kepemimpinan Administrator dimaksud, yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi kepemimpinan manajemen kinerja peserta sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi yang di emban dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai
Kepala Bagian Umum dan Keuangan Sekretariat DPRD Kota Solok. Laporan ini
berjudul “PENATAAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) MELALUI APLIKASI
SISTEM INFORMASI BARANG MILIK DAERAH (SIMBADA) DI SEKRETARIAT
DPRD KOTA SOLOK”, Penyelesaian pelaksanaan aksi perubahan yang kemudian
dilanjutkan dengan penulisan laporan ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak,
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada seluruh pihak-pihak yang ikut membantu
menyempurnakan lapora naksi perubahan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam mewujudkan aksi perubahan yang dijabarkan
dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis
berharap masukan/saran dan juga dukungan dari segenap pembaca, sehingga
dengan adanya aksi perubahan ini dapat bermanfaat untuk penulis sendiri,
lingkungan kerja dan semoga juga merupakan kebaikan untuk Pemerintah Kota
Solok.

Bukittinggi, Agustus 2023


Project Leader

YUSMANIAR, SH
NIP. 19701009 199503 2003

iii
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ............................................... I


BERITA ACARA ............................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................... iii
DAFTAR ISI ............................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................... v
BAGAN ............................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................... 1
A. Latar Belakang ............................................... 1
B. Tujuan ............................................... 2
C. Manfaat ............................................... 3
BAB II PROFIL KINERJA ............................................... 4
ORGANISASI
A. Deskripsi Organisasi ............................................... 4
B. Visi dan Misi Organisasi ............................................... 9
C. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................... 10
Organisasi
D. Struktur Organisasi ............................................... 11
E. Kinerja Organisasi Saat ini ............................................... 27
F. Kinerja Organisasi yang diharapkan ............................................... 31
BAB III ANALISIS MASALAH ............................................... 34
A. Permasalahan Yang Ada ............................................... 34
B. Penyebab Masalah ............................................... 36
C. Alternatif Solusi Mengatasi Masalah ............................................... 37
BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN ............................................... 38
MASALAH
A. Terobosan/Inovasi ............................................... 38
B. Tahapan Kegiatan/Milestone ............................................... 40
C. Sumber Daya (Peta dan ............................................... 43
Pemanfaatan)
D. Manajemen Resiko ............................................... 47
BAB V DESKRIFSI KEPEMIMPINAN ............................................... 49
A. Mmbangun Integritas dan ............................................... 49
Akuntabilitas Kinerja Organisasi
B. Pengelolaan Budaya Pelayanan ............................................... 51
C. Membangun Jejaringan dan ............................................... 54
Kolaborasi
BAB VI DESKRIPSI KEPEMIMPINAN ............................................... 57
A. Capaian dalam Perbaikan Kinerja ............................................... 57
Organisasi
B. Manfaat Aksi Perubahan ............................................... 60

iv
BAB VII KEBERLANJUTAN AKSI ............................................... 61
PERUBAHAN
A. Target Capaian Jangka Menengah ............................................... 61
B. Target Capaian Jangka Panjang ............................................... 61
BAB VIII PENUTUP ............................................... 63
A. Kesimpulan ............................................... 63
B. Saran ............................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .............................................. 64

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pendidikan dan Status ……………….…. 5


Kepegawaian Sekretariat DPRD
Kota Solok Tahun 2023

Tabel 2.2 Gambaran Sasaran dan ……………….…. 5


Prasarana Sekretariat DPRD
Kota Solok Tahun 2023

Tabael 3.1 Penilaian Proritas Isu dengan ……………….... 35


Metode USG

Tabel 3.2 Keteria AKPL ..…….…………. 36

Tabel 4.1 Tujuan Kegiatan ……….……….. 41

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan ………………… 42

Tabel 4.3 Kebutuhan Anggaran …………….….. 47

Tabel 4.4 Identifikasi Potensi Kendala, ..…………….…. 48


Strategi Meangatasi dan
Indikator Keberhasilan

vi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Bagan Struktur Organisasi ………..……….…. 11


Sekretariat DPRD Kota Solok

Bagan 4.1 Bagan Organisasi Aksi ……………………. 46


Perubahan

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 27 Tahun 2014 tentang


pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah pada BAB I Pasal 1, yang di
maksud dengan :
1. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
2. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeliatau Barang Milik
Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah.
3. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta
melakukan pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah.
4. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan Penggunaan
Barang Milik Negara/Daerah.
5. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang
ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang
berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

Mengacu pada PP No.27 Tahun 2014 maka Aksi perubahan ini dibatasi
pada kegiatan Pencatatan dimana dilakukan Pendaftaran dan pencatatan
BMD kedalam daftar barang menurut penggolongan dan kode fikasi barang
untuk mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi BMD sebenarnya, baik yang
berada dalam penguasaan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dan
BMD dalam Pengelola Barang. Selanjutnya Penyusunan dan penyampaian
data dan informasi BMD secara semesteran dan tahun angunamen dukung
pelaksanaan pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan BMD dan
sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Daerah.

1
Acuan normatif yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan Penatausahaan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD)
adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor : 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 181/PMK.06/2016 tentang
Penatausahaan BMN
Aksi perubahan ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam
Pencatatan dan Pengelolaan Sistem Informasi BMD di lingkungan Sekretariat
DPRD Kota Solok.
Sebagai satu-satunya aplikasi penataan asset yang digunakan oleh
Pemerintah Kota Solok saat ini adalah Aplikasi Sistem Informasi Pemerintah
Daerah (SIMDA) dibuat oleh Kementerian Keuangan, dimanaaplikasisistem
tersebut digunakan oleh SatuanKerja (Satker) milik pemerintah yang memiliki
pandangan yang berbeda-beda. Sistem ini mencakup transaksi yang
berhubungan langsung dengan keuangan atau transaksi keuangan; sehingga
tidak memadai untuk pengelolaan asset yang paripurna.
Untuk itu perlu sebuah Sistem informasi penataa usahaan BMD
iniberbasis Web untuk menciptakan pencatatan Barang Milik Daerah yang
tertib dan akuntabel. Dari permasalahan tersebut munculah gagasan aksi
perubahan dengan judul “PENATAAN BARANG MILIK DAERAH (BMD)
MELALUI APLIKASI SISTEM INFORMASI BARANG MILIK DAERAH
(SIMBADA) DI SEKRETARIAT DPRD KOTA SOLOK”.

B. Tujuan
Tujuan dari aksi perubahan ini adalah untuk mengoptimalkan penataan
barang milik daerah melalui aplikasi Sistem Informasi Barang Milik Daerah
(SIMBADA) di Sekretariat DPRD Kota Solok. Adapun tujuan aksi perubahan
ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam jangka pendek:
 Terbentuknya Tim Teknis Penataan BMD di Sekretariat DPRD.

2
 Terlaksananya koordinasi dengan Dinas Kominfo, Bidang Aset BKD
Kota Solok.
 Terlaksananya pendataan BMD di Sekretariat DPRD Kota Solok.
 Terlaksananya validasi data BMD di Sekretariat DPRD.

2. Dalam Jangka Menengah:


 Terlaksananya Pemasangan Barcode pada BMD di ketiga Bagian
Sekretariat DPRD
 Tersedianya Kartu Inventaris Ruangan terbaru di ketiga Bagian
Sekretariat DPRD
 Tersedianya laporan BMD di Sekretariat DPRD yang akurat dan
akuntabel

3. Dalam jangka Panjang:


Terwujudnya laporan Validasi data data Barang Milik Daerah di
Sekretariat DPRD melalui Aplikasi SIMBADA

C. Manfaat
Diharapkan melalui aksi perubahan inid apat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Internal
a. Tertatanya barang milik daerah dengan efektif dan efisien
b. Tersedianya Aplikasi Sistem Informasi Barang Milik Daerah (SIMBADA)
c. Tersedianya data Barang Milik Daerah yang akurat dan akuntabel.
2. Manfaat Eksternal

Sistem informasi pencatatan BMD ini dapat menjadi acuan bagi


instansi dan organisasi perangkat daerah lainnya di Kota Solok.

3
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI

A. DeskripsiOrganisasi

1. Gambaran Umum Instansi

Sekretariat DPRD Kota Solok merupakan unsur pelayanan adminsitrasi


dan pemberian dukungan terhadap tugas dan fungsi DPRD Kota Solok.
Tugas dan Fungsi Sekretariat DPRD diatur dalam Peraturan Walikota Solok
Nomor 35 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsiserta Tata Kerja Sekretariat Daerah, Staf Ahli, Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Inspektorat dan Peraturan Walikota
Solok No. 2 Tahun 2020 tentangTugas, Fungsi dan Rincian Jabatan
Struktural pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

2. Sumber Daya

Sumber daya manusia di lingkungan Sekretariat DPRD Kota Solok


dapat dikualifikasikan berdasarkan pendidikan dan status kepegawaiannya,
pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 63 orang,
dengan latar belakang pendidikan sebagai berikut:

4
Tabel 2.1
Pendidikan dan Status Kepegawaian Sekretariat DPRD
Kota SolokTahun 2023

No Pendidikan Status Kepegawaian

PNS Kontrak Cleaning Kontrak Jumlah


Service Sukarela
1 S2 5 - - - 5
2 S1 8 3 4 5 20
3 D3 1 2 - 2 5
4 SMA 2 13 8 6 29
5 SMP - - 1 - 1
6 SD - - 3 - 3
Total 16 18 16 13 63
Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat DPRD Kota Solok di dukung
oleh sarana dan prasarana sebagai berikut:

Tabel 2.2
Gambaran Sarana dan Prasarana Sekretariat DPRD Kota Solok Tahun 2023

No. Nama Aset Satuan Jumlah

I TANAH 2,286

1.1 Tanah
1 Tanah M2 2,286
2 Tanah M2 13,340

II PERALATAN DAN MESIN

5
No. Nama Aset Satuan Jumlah

ALAT BESAR 2
2.1 Genset
1 Genset SilentType 1
2 Electric Generating Set/Diesel SilentEngine 1

2.2 ALAT ANGKUTAN 38

2.2.1 Alat Angkutan Roda 4 Unit 11

2.2.2 Alat Angkutan Roda 2 Unit 27

ALAT KANTOR 130

2.3.1 Mesin Tik Unit 3

2.3.2 Mesin Hitung/Mesin Jumlah Unit 3

2.3.3 Alat Perlengkapan Kantor Buah 29

2.3.4 Alat Penyimpanan Buah 57

2.3.5 Alat Kantor Lainnya Unit 38

ALAT RUMAH TANGGA 1918

2.3.6 Meubelair Buah 134

2.3.7 Alat Pengukur Waktu Buah 5

6
No. Nama Aset Satuan Jumlah

2.3.8 Alat Pembersih Buah 3

2.3.9 Alat Pendingin Buah 45

2.3.1
Alat Dapur
0 Buah 43

2.3.1
Alat Rumah Tangga Lainnya (Home Use) Buah 1,688
1

2.4 ALAT STUDIO DAN KOMUNIKASI 75

ALAT STUDIO
2.4.1 Peralatan Studio Audio Unit 62

2.4.2 Peralatan Studio Video Unit 14

2.5 ALAT KEDOKTERAN Buah 3

2.7 ALAT PERSENJATAAN Buah 4

2.8 KOMPUTER Unit 146

2.8.1 Personal Komputer Unit 55

2.8.2 Peralatan Komputer


Printer Unit 46

7
No. Nama Aset Satuan Jumlah

Hardisk Unit 27

Unit Power Supply Unit 16

Alat Jaringan Unit 2

2.9 ALAT OLAHRAGA 2


2.9.1 Tenis Meja Buah 2

III GEDUNG DAN BANGUNAN

3.1 GEDUNG 2
3.1.1 Gedung Kantor DPRD M2 271.08

3.1.2 Rumah Jabatan Ketua DPRD 1

3.1.3 Mushalla DPRD 1

3.1.4 Billboard Buah 5

IV ASET TETAP LAINNYA 1,057

4.1 Buku Perpustakaan 262

4.2 Buku Peraturan Perundang-undangan : 616

4.3 Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan 92

4.4 Hewan Ternak dan Tumbuhan 62

8
No. Nama Aset Satuan Jumlah

Pengadaan tanaman hias bunga + pot bunga


4.5 besar 25

B. Visi dan Misi Organisasi

Visi adalah gambaran kondisi masa depan yang ingin dicapai


Sekretariat DPRD Kota Solok melalui penyelenggaraant ugas dan fungsi
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi dan misi
menunjukkan apa yang menjadi cita–cita layanan terbaik Sekretariat DPRD
Kota Solok baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah
maupun dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah dengan
mempertimbangkan permasalahan dan isus trategis yang relevan.

Perumusan visi dilakukan untuk menindaklanjuti hasil analisis isu-isu


strategis dan permasalahan pembangunan daerah. Perwujudan visi
merupakan gambaran paling sederhana dan dengan bahasa yang mudah
dikomunikasikan tentang wujud nyata kondisi, keadaan dan impian dicapai
Sekretariat DPRD Kota Solok dalam 5 (lima) tahun yang akan dicapai dimasa
mendatang. Visi Sekretariat DPRD Kota Solok sebagai berikut :

“Terwujudnya Pelayanan Prima dalam mendukung DPRD Kota Solok”

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan


dilaksanakan untuk mewujudkan visi Sekretariat DPRD Kota Solok. Rumusan
misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai, serta menguraikan
upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Dalam suatudokumenperencanaan,
rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan
sasaran yang ingin di capai, dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk

9
mencapai visi Sekretariat DPRD Kota Solok. Dengan demikian misi dari
Sekretariat DPRD Kota Solok adalah sebagai berikut :

“Meningkatkan Dukungan Administrasi Yang Akuntabel, Efektif dan


Efesien terhadap Kinerja DPRD”

Misi ini didasarkan pada kondisi untuk mewujudkan pelayanan yang


prima dalam mendukung setiap kegiatan DPRD Kota Solok, sehingga
penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewenangan DPRD berjalane fektif dan
lancar yang mencakup seluruh kegiatan DPRD seperti pembahasan dan
rapat-rapat yang telah menjadi agenda legislatif dan eksekutif difasilitasi
penyelenggaraannya. Seluruh jadwal kegiatan DPRD juga difasilitasi
penyusunannya sehingga lebih tertib dan teratur, begitu juga dengan sarana
dan prasarana yang menjadi kebutuhan anggota DPRD dalam kerangka
pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan di fasilitasi penyediaannya. Juga
administrasi keuangan dan kinerja Sekretariat DPRD dilakukan secara tertib
dan akuntabel. Pengelolaan administrasi baik yang bersifat keuangan
maupun non keuangan termasuk di dalamnya kinerja diselenggarakan
mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku.

C. Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Peraturan Walikota Solok Nomor 2 Tahun 2020 tentang


Tugas, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural Pada Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menyebutkan bahwa Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dipimpin oleh Sekretaris DPRD yang dalam
melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

10
Adapun Tugas Pokok dan Fungsi utama Sekretariat DPRD Kota
Solok adalah memfasilitasi seluruh kegiatan DPRD Kota Solok (supporting),
yang meliputi:

1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;


2. Penyelenggraanadminsitrasi keuangan DPRD;
3. Fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD;
4. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

D. Stuktur Organisasi

Bagan 2.1
Bagan StrukturOrganisasi

Susunan Organisasi Sekretariat DPRD berdasarkan Pasal 2


Peraturan Walikota Solok Nomor 2 Tahun 2020 tentangTugas, Fungsi dan
Rincian Tugas Jabatan Struktural Pada Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, adalah sebagai berikut :

11
a. Sekretaris DPRD;
b. Bagian Umum dan Keuangan, membawahi;
1. Sub Bagian Program dan Keuangan; dan
2. Sub Bagian Umum.
c. Bagian Persidangan dan Perundang-undangan, membawahi:
1. Sub Bagian kajian dan Perundang-Undangan; dan
2. Sub Bagian Persidangan, Risalah dan Publikasi.
d. Bagian Fasilitasi dan Pengawasan; membawahi :
1. Sub Bagian FasilitasiPenganggaran; dan
2. Sub Bagian FasilitasiPengawasan.
e. KelompokjabatanFungsional

2. Tugas, Fungsi dan Rincian Tugas

Tugas, Fungsi dan Rincian Tugas Sekretariat DPRD berdasarkan


Peraturan Walikota Solok Nomor 2 Tahun 2020 tentangTugas, Fungsi dan
Rincian Tugas Jabatan Struktural Pada Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, adalah sebagai berikut :

Sekretaris DPRD
(1) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dipimpin oleh Sekretaris DPRD
yang dalam melaksanakant ugasnya secara teknis operasional berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada pimpinan DPRD dan secara administrative
bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
(2) Sekretaris DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi
kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang
diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah.
(3) Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud pada
ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;

12
c. Fasilitasi rapat anggota DPRD;
d. penyediaan dan pengkoordinasian staf ahli fraksi dan tenaga ahli yang
diperlukan DPRD; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
(4) Rincian tugas Sekretaris DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah:
a. Menyusun kebijakan daerah di bidang pelayanan terhadap Anggota DPRD
berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
b. Merumuskan sasaran dan program kerja di bidang pelayanan terhadap
Anggota DPRD berdasarkan ketentuan perundang-undangan untuk
mencapai visi dan misi;
c. Mengoordinasikan pelaksanaan tugasd ilingkungan Sekretariat DPRD
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
e. Mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas;
f. Mengoordinasikan penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD
berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
g. Mengoordinasikan penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD
berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
h. Mengoordinasikan fasilitasi rapat anggota DPRD berdasarkan ketentuan
perundang-undangan;
i. Mengoordinasikan penyediaan staf ahli fraksi dan tenaga ahli yang
diperlukan DPRD berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
j. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai ketentuan
perundang-undangan sebagai bahan pertimbangan bagi atasan; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baik lisan
maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsi serta ketentuan
perundang-undangan.

Bagian Umum dan Keuangan

13
(1) Bagian umum dan keuangan dipimpin oleh Kepala Bagian yang berkedudukan
dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris DPRD.
(2) Kepala Bagian umum dan keuangan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan pelaksanaan kebijakan, pemantauan dan evaluasi di bidang
tata usaha, keuangan, kepegawaian serta perlengkapan di lingkungan
Sekretariat DPRD.
(3) Kepala Bagian umum dan keuangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi koordinasi tentang :
a. Pengelolaan administrasi keanggotaan DPRD dan kepegawaian Sekretariat
DPRD;
b. Pengelolaan rumahtangga pimpinan DPRD;
c. Pengelolaan administrasi persuratan;
d. pengelolaankeuangan;
e. pengelolaan administrasi barang/asset;
f. pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsi.
(4) Rincian tugas Kepala Bagian umum dan keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) adalah :
a. Merencanakan program kerja dilingkungan bagian umum dan keuangan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan fungsi dan
tanggungjawabnya;
c. Memberi petunjuk dan menyelia pekerjaan bawahan sesuai dengan fungsi
dan tanggungjawabnya;
d. Menyelenggarakan ketatausahaan Sekretariat DPRD;
e. Mengelol akepegawaian Sekretariat DPRD;
f. Mengelola administrasi keanggotaan DPRD;
g. Memfasilitasi pelaksanaan peningkatan kapasitas anggota DPRD;
h. Memfasilitasi tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan DPRD;
i. Memfasilitasi fraksi DPRD;
j. Mengoordinir perencanaan anggaran secretariat DPRD;

14
k. Menyelenggarakan pengadaan dan pemeliharaan kebutuhan rumah
l. Menyelenggarakan pengelolaan asset sekretariat DPRD;
m. mengoordinasikan dan menyelenggarakan penatausahaan
keuangan secretariat DPRD;
n. melaksanakan pengelolaan keuangan pimpinan, anggota dan
secretariat DPRD;
o. mengoordinir laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
secretariat DPRD;
p. mengoordinir dan mengevaluasi laporan keuangan secretariat
DPRD;
q. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan sebagai bahan pertimbangan
bagi atasan; dan
r. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baik lisan
maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsi serta ketentuan
perundang-undangan.

Sub Bagian Program dan Keuangan

(1) Sub bagian program dan keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bagian
umum dan keuangan.
(2) Kepala Sub Bagian program dan keuangan mempunyai tugas
menyelenggarakan perencanaan program, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan
dan pelayanan administrasi keuangan di lingkungan Sekretariat DPRD.
(3) Kepala Sub Bagian program dan keuangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi koordinasi
tentang:
a. Penyusunan perencanaan program dan pelaporan dilingkungan Sekretariat
DPRD;
b. penyelenggaraan kebijakan kegiatan pembukuan dan perbendaharaan;

15
c. penyelenggaraan administrasi dan penatausahaan keuangan;
d. penyusunan perencanaan pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
dilingkungan Sekretariat DPRD;
e. pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsi.
(4) Rincian tugas Kepala Sub Bagian program dan keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. Merencanakan kegiatan sub bagian program dan keuangan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan;
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan fungsi dan
tanggungjawabnya;
c. Memberi petunjuk dan menyelia pekerjaan bawahan sesuai denganfungsi
dan tanggungjawabnya;
d. Menyusun bahan perencanaan;
e. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Sekretariat DPRD;
f. Memverifikasi pertanggungjawaban keuangan Sekretariat DPRD;
g. Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
Sekretariat DPRD;
h. Mengoordinasikan kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan,
bendahara dan pembantu pejabat penatausahaan keuangan untuk
pengajuan surat perintaan pembayaran dan sura tperintah
membayar uang persediaan/ ganti uang persediaan/ tambahan uang
persediaan/ langsung;
i. Menyelenggarakan penatausahaan pertanggungjawaban
keuangan;
j. Menyusun pengadministrasian dan pembukuan keuangan;
k. mengoordinasikan kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan dan
bendahara dalam pelaksanaan belanja dan pertanggungjawaban
keuangan;

16
l. melaksanakan pengelolaan keuangan pimpinan, anggota dan
secretariat DPRD;
m. menganalisis laporan keuangan;
n. menganalisis laporan kinerja;
o. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan sebagai bahan pertimbangan
bagi atasan; dan
p. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baik lisan
maupun tertuliss esuai dengan tugas dan fungsisertaketentuanperundang-
undangan.
Sub Bagian Umum

(1) Sub bagian umum dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam
pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bagian umum dan
keuangan.
(2) Kepala Sub Bagian umummempunyai tugas menyelenggarakan dan
menyiapkan rancangan kebijakan dan pelayanan administrasi persuratan dan
ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, administras ikeanggotaan
DPRD dan penatausahaan barang/aset di lingkungan Sekretariat DPRD.
(3) Kepala Sub Bagian umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi koordinasi tentang :
a. penyelenggaraan kebijakan dibidang administrasi persuratan dan
ketatausahaan;
b. penyelenggaraan kebijakan dibidang kerumahtanggaan;
c. penyelenggaraan kebijakan dibidang kepegawaian dan administrasi
keanggotaan DPRD;
d. penyelenggaraan kebijakan dibidang administrasi dan penatausahaan
barang/aset; dan
e. fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsi.

17
(4) Rincian tugasKepala Sub Bagian umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah :
a. Merencanakan kegiatan sub bagian umum berdasarkan ketentuan
perundang-undangan;
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan fungsi dan
tanggungjawabnya;
c. Memberi petunjuk dan menyelia pekerjaan bawahan sesuai dengan fungsi
dan tanggungjawabnya;
d. Mengelola persuratan, dokumen dan naskah dinas serta penataan
kearsipan sekretariat DPRD dan pimpinan DPRD;
e. Menyusun rencana kerja operasional kegiatan pelayanan
administrasi kepegawaian;
f. Mengelola kepegawaian dan administrasike anggotaan DPRD;
g. Menganalisa kebutuhan, merencanakan dan memfasilitasi
penyediaan tenaga ahli;
h. Mengelola kebersihan kantor komplek sekretariatDPRD dan rumah
dinas pimpinan DPRD;
i. mengatur dan mengelola keamanan komplek sekretariat DPRD dan
rumah dinas pimpinan DPRD;
j. memfasilitasi penyiapan tempat dan sarana rapat dan pertemuan;
k. memfasilitasi penyediaan dan pengelolaan barang dan jasa
kebutuhan perlengkapan secretariat DPRD, pimpinan dan anggota
DPRD;
l. mengatur penggunaan, pemeliharaan dan pengelolaan kendaraan
dinas serta bahanbakar dan para pengemudi untuk keperluan DPRD
dan Sekretariat DPRD;
m. melaksanakan pemeliharaan prasarana dan sarana kantor dan
rumahdinaspimpinan DPRD;
n. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan sebagai bahan pertimbangan
bagi atasan; dan

18
o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baik lisan
maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsi serta ketentuan
perundang-undangan.

Bagian Persidangan dan Perundang-undangan

(1) Bagian persidangan dan perundang-undangan dipimpin oleh Kepala Bagian


yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris DPRD.
(2) Kepala Bagian persidangan dan perundang-undangan mempunyai tugas
menyiapkan kebijakan dan perumusan produk hukum, persidangan, rapat-rapat
dan penyusunan risalah hubungan masyarakat, publikasi dan keprotokoleran.
(3) Kepala Bagian persidangan dan perundang-undangan dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi
koordinasi tentang :
a. Penyiapanan alisis perumusan produk hukum, penelaahan dan evaluasi
pelaksanaan peraturan perundang-undangan;
b. penyiapan dan pelaksanaan persidangan-persidangan dan rapat-rapat;
c. penyusunanri salah dan notulen rapat;
d. pelaksanaan kegiatan keprotokoleran, kehumasan dan publikasi; dan
e. pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsi.
(4) Rinciantugas Kepala Bagian persidangan dan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. Merencanakan program kerja dilingkungan Kepala Bagian persidangan dan
perundang-undangan berdasarkan ketentuanperundang-undangan;
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan fungsi dan
tanggungjawabnya;
c. Memberi petunjuk dan menyelia pekerjaan bawahan sesuai dengan fungsi
dan tanggungjawabnya;
d. Menyelenggarakan kajian perundang-undangan;
e. Memfasilitasi penyusunan program pembentukan peraturan Daerah;

19
f. Memfasilitasi penyusunan naskah akademik dan draf rancangan
peraturan Daerah inisiatif;
g. Memfasilitasi penyusunan keputusan DPRD dan Keputusan Sekretaris
DPRD;
h. Memfasilitasi penyelengaraan persidangan;
i. Mengoordinasikan pembahasan rancangan peraturan Daerah;
j. mengoordinasikan dan mengevaluasi daftar inventaris masalah;
k. Mengoordinasikan pelantikan anggota dan penggantian antar waktu;
l. mengoordinasikan dan mengevaluasi risalah rapat;
m. menyelenggarakan publikasi dan hubungan masyarakat;
n. menyelenggarakan tata protokoler;
o. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai denganp
rosedur dan ketentuan perundang-undangan sebagai bahan pertimbangan
bagi atasan; dan
p. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baik lisan
maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsi serta ketentuan perundang-
undangan.

Sub Bagian Kajian Perundang-Undangan

(1) Sub bagian kajian perundang-undangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala
Bagian persidangan dan perundang-undangan.
(2) Kepala Sub Bagian kajian perundang-undangan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan dan penelahaan perundang-undangan dan
produk hukum.
(3) Kepala Sub Bagian kajian perundang-undangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi koordinasi
tentang:
a. Pelaksanaan inventarisasi, pengolahan data, penyiapan bahan perumusan
rancangan produk hukum;

20
b. Pelaksanaan kajian perundang-undangan;
c. pembuatan dan analisa produk hukum;
d. penelahaan, evaluasi dan harmonisasi perundang-undangan dan produk
hukum; dan
a. pelaksanaan fungsike dinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsi.
(4) Rincian tugas Kepala Sub Bagian kajian perundang-undangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. Merencanakan kegiatan sub bagian kajian perundang-undangan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan fungsi dan
tanggungjawabnya;
c. Memberi petunjuk dan menyelia pekerjaan bawahan sesuai dengan fungsi
dan tanggungjawabnya;
d. Melaksanakan kajian perundang-undangan;
e. Menyusun konsep bahan penyusunan naskah akademik;
f. Menyusun bahan analisa produk penyusunan perundang-
undangan;
g. Memfasilitasi penyusunan konsep bahan penyiapan rancangan
peraturan Daerah inisiatif;
h. Menyusun keputusan DPRD dan Keputusan Sekretaris DPRD;
i. Menyiapkan bahan pembahasan rancangan peraturan Daerah/
peraturan Daerah;
j. Memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi rancangan peraturan Daerah/
peraturan Daerah;
k. Menyusun bahan daftar inventarisir masalah;
l. menyusun dan memproses pelantikan anggota dan penggantian antar
waktu;
m. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan sebagai bahan pertimbangan
bagi atasan; dan

21
n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baik lisan
maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsi serta ketentuan
perundang-undangan.

Sub Bagian Persidangan, Risalah dan Publikasi

(1) Sub bagian persidangan, risalah dan publikasi dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada
Kepala Bagian persidangan dan perundang-undangan.
(2) Kepala Sub Bagian persidangan, risalah dan publikas imempunyai tugas
menyiapkan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan perumusan produk hukum,
persidangan, rapat-rapat dan penyusunan risalah serta publikasi.
(3) Kepala Sub Bagian persidangan, risalah dan publikasi dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi
koordinasi tentang :
a. penyiapan dan pelaksanaan persidangan-persidangan dan rapat-rapat;
b. penyusunan risalah dan notulen rapat;
c. penyusunan bahan komunikasi dan publikasi;
d. kegiatan keprotokolan pimpinan dan anggota DPRD; dan
e. pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsi.
(4) Rincian tugas Kepala Sub Bagian persidangan, risalah dan publikasi
sebagaimana di maksud pada ayat (2) adalah :
a. Merencanakan kegiatan sub bagian persidangan, risalah dan publikasi
membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan fungsi dan
tanggungjawabnya;
b. Memberi petunjuk dan menyelia pekerjaan bawahan sesuai dengan fungsi
dan tanggung jawabnya;
c. Memfasilitasi rapat-rapat DPRD;
d. Menyiapkan materi/bahan rapat DPRD;
e. Menyusun risalah, notulen dan catatan rapat-rapat;

22
f. Menyiapkan bahan penyusunan rancangan rencana kerja DPRD;
g. Memfasilitasi penyusunan bahan komunikasi dan publikasi;
h. Memfasilitasi kunjungan kerja DPRD;
i. Menyusun bahan keprotokolan pimpinan dan anggota DPRD;
j. Memfasilitasi kegiatan penerimaan tamu-tamu DPRD;
k. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai denganp
rosedur dan ketentuan perundang-undangan sebagai bahan pertimbangan
bagi atasan; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baik lisan
maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsi serta ketentuan
perundang-undangan.

Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan

(1) Bagian fasilitasi penganggaran dan pengawasan dipimpin oleh Kepala Bagian
yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris DPRD.
(2) Kepala Bagian fasilitasi anggaran dan pengawasan mempunyai tugas
pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan bidang penganggaran dan
pengawasan.
(3) Kepala Bagian fasilitasi penganggaran dan pengawasan dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi
koordinasi tentang :
a. Pelaksanaan kegiatan bidang fasilitasi penganggaran;
b. Pelaksanaan kegiatan bidang fasilitasi pengawasan ; dan
c. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsi.
(4) Rincian tugas Kepala Bagian fasilitasi penganggaran dan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. Merencanakan program kerja dilingkungan bagian fasilitasi penganggaran
dan pengawasan berdasarkan ketentuan perundang-undangan;

23
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan fungsi dan
tanggungjawabnya;
c. Memberi petunjuk dan menyelia pekerjaan bawahan sesuai dengan fungsi
dan tanggungjawabnya;
d. memfasilitasi dan mengoordinasikan pembahasan Kebijakan Umum
Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara/Kebijakan Umum Anggaran
Prioritas Plafon Anggaran Sementara Perubahan;
e. memfasilitasi dan mengoordinasikan pembahasan APBD/APBDP;
f. memfasilitasi dan mengoordinasikan pembahasan rancangan
peraturan Daerah pertangungjawaban pelaksanaan APBD;
g. memfasilitasi dan mengoordinasikan pembahasan laporan semester
pertama dan prognosis enam bulan berikutnya;
h. memfasilitasi dan mengoordinasikan pembahasan laporan
keterangan pertangungjawaban Walikota;
i. memfasilitasi dan mengoordinasikan pembahasan terhadap tindak
lanjut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia;
j. memfasilitasi dan mengoordinasikan aspirasi masyarakat;
k. memfasilitasi dan mengoordinasikan dan mengevaluasi rumusan
rapat dalam rangka pengawasan;
l. memfasilitasi dan mengoordinasikan dukunganp engawasan
penggunaan anggaran;
m. memfasilitasi dan mengoordinasikan pengawasan pelaksanaan
kebijakan;
n. memfasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan penegakan
kodeetik DPRD;
o. memfasilitasi dan mengoordinasikan penyusunan pokok-pokok
pikiran DPRD;
p. memfasilitasi dan mengoordinasikan persetujuan kerjasama D aerah;

24
q. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan sebaga ibahan pertimbangan
bagi atasan; dan
r. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baik lisan
maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsi serta ketentuan
perundang-undangan.
Sub Bagian FasilitasiPenganggaran

(1) Sub bagian fasilitasi penganggaran dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bagian
fasilitasi penganggaran dan pengawasan.
(2) Kepala Sub Bagian fasilitasi penganggaran mempunyai tugas melaksanakan
dan menyiapkanbahan pelaksanaan fasilitasi penganggaran.
(3) Kepala Sub Bagian fasilitasi penganggaran dalam melaksanakan tugas sebagai
mana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi koordinasi tentang :
a. Penyusunan pelaksanaan program dan kegiatan pendukung fasilitasi
penganggaran.
b. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh atas ansesuai
dengan tugas dan fungsi.
(4) Rincian tugas Kepala Sub Bagian fasilitas penganggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. Merencanakan kegiatan sub bagian fasilitasi penganggaran berdasarkan
ketentuan perundang-undangan;
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan fungsi dan
tanggungjawabnya;
c. Memberi petunjuk dan menyelia pekerjaan bawahan sesuai dengan fungsi
dan tanggungjawabnya;
d. Memfasilitasi pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon
Anggaran Sementara/ Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon
Anggaran Sementara Perubahan;
e. Memfasilitasi penyediaan bahanpembahasanAPBD/ APBDP;

25
f. Memfasilitasi penyediaan bahan pembahasan ranperda
pertangungjawaban pelaksanaan APBD;
g. Memfasilitasi penyediaan bahan pembahasan laporan semester
pertama dan prognosis enam bulan berikutnya;
h. memfasilitasi penyediaan bahan pembahasan laporan
keterangan pertanggungjawaban Walikota;
i. menyusun bahan pembahasan terhada ptindaklanjut hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
j. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan sebagai bahan pertimbangan
bagi atasan; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baik lisan
maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsi serta ketentuan
perundang-undangan.

Sub Bagian Fasilitasi Pengawasan

(1) Sub bagian fasilitasi pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bagian
fasilitasi penganggaran dan pengawasan.
(2) Kepala Sub Bagian fasilitasi pengawasan mempunyai tugas menyiapkan
bahanpelaksanaan fasilitas ipengawasan.
(3) Kepala Sub Bagian fasilitasi pengawasan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi koordinasi
tentang :
a. Penyusunan pelaksanaan program dan kegiatan pendukung fasilitasi
pengawasan; dan
b. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsi .
(4) Rincian tugas Kepala Sub Bagian fasilitasi pengawasan dimaksud pada ayat (2)
adalah :

26
a. Merencanakan kegiatan sub bagian fasilitasi pengawasan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan;
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan fungsi dan
tanggungjawabnya;
c. memberipetunjuk dan menyelia pekerjaan bawahan sesuai dengan fungsi
dan tanggungjawabnya;
d. mengevaluasi rumusan rapat dalam rangka pelaksanaan
pengawasan;
e. menyiapkan bahan rapat-rapat internal DPRD;
f. memfasilitasi pelaksanaan penegakan kode etik DPRD;
g. memfasilitasi penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan
pengawasan penggunaan anggaran dan pelaksanaan kebijakan
pemerintah Daerah;
h. memfasilita siresesDPRD;
i. memfasilitasi kegiatan dialog dengan pejabat pemerintah Daerah dan
masyarakat;
j. menghimpun data/bahan dukungan jaringan aspirasi;
k. menghimpun pokok-pokok pikiran DPRD;
l. melaksanakan kerjasama Sekretariat DPRD dan DPRD;
m. mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan sebagai bahan pertimbangan
bagi atasan; dan
n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan baikl isan
maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsi serta ketentuan
perundang-undangan.

E. Kinerja Organisasi Saat Ini


Capaian kinerja organisasi sekretariat DPRD dilakukan dengan
mengacu pada indikator Kinerja dari sasaran yang terdiridari Input, Output
dan Outcome. Indikator Kinerja beserta target sasaran dan program yang

27
tertuang dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat DPRD Kota Solok Tahun 2020,
berfungsi sebagai alat ukur untuk menilai keberhasilanpen capaian tujuan
organisasi. Keberhasilan sasaran yang didukung oleh program dan kegiatan
dilakukan melalui pengukuran keberhasilan setiap indicator dengan
membandingkan antara target dan realisasi.
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang
telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi Sekretariat DPRD
Kota Solok.
Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian
indicator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada
angka capaian kinerja sebesar 100%. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi
kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi
yang lebih transparan mengenai sebab tercapai atau tidak tercapainya
kinerja yang diharapkan.
Misi : Meningkatkan Dukungan Administrasi Yang Akuntabel, Efektif dan
Efesien terhadap Kinerja DPRD

Untuk sasaran 1 yang menjadi Indikator Kinerja adalah Persentase


Pelayanan Sesuai SOP dengan formulasi Pengukuran.

Tolak ukur penilaian dari Indikator kinerja ini adalah memfasilitasi


kegiatan rapat dan kegiatan perjalanan dinas DPRD seperti kegiatan
Peningkatan Kapasitas, Kunker dan kegiatan yang memfasilitasi rapat-rapat
DPRD sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Tolak ukur
penilaian Persentase Pelayanan sesuai SOP adalah sebagai berikut :

1. Fasilitasi kegiatan Rapat-Rapat DPRD


Berdasarkan Peraturan DPRD Kota Solok Nomor 01 Tahun 2019
tentang Tata Tertib DPRD Kota Solok pasal 106 ayat (1), bahwa jenis
rapat DPRD terdiriatas :
a. rapat paripurna;
b. rapat Pimpinan DPRD;
c. rapat Fraksi;

28
d. rapat konsultasi;
e. rapat Badan Musyawarah;
f. rapat komisi;
g. rapat gabungan komisi;
h. rapat Badan Anggaran;
i. rapat Bapem perda;
j. rapat Badan Kehormatan;
k. rapat panitia khusus;
l. rapat kerja;
m. rapat dengar pendapat; dan
n. rapat dengar pendapat umum.

Dari 14 (empat belas) kegiatan rapat tersebut sudah terjadwalkan


sehingga memudah kanbagi Sekretariat DPRD Kota Solok menyiapkan
kegiatan penyelenggaraan rapat tersebut. Dari 14 (empat belas) kegiatan
rapat tersebut, Rapat Paripurna merupakan forum rapattertinggianggota
DPRD dalam pengambilan keputusan yang dipimpin oleh Ketua/Wakil
Ketua DPRD.
Fasilitasi kegiatan rapat-rapat DPRD sesuai SOP dinilai dari
ketepatan waktu dalam mempersiapkan segala kebutuhan dari kegiatan
rapat-rapat DPRD, seperti penyiapan administrasi rapat yang dimulai dari
pembuatan undangan sampai pendistribusiannya serta penyediaan
sarana prasarana dan konsumsi rapat.
Capaian kinerja fasilitasi rapat-rapat DPRD di tahun 2019 yang
difasilitasi sesuai SOP adalah 90 %.

2. Fasilitasi perjalanan dinas Pimpinan dan Anggota DPRD

Perjalanan dinas DPRD terdiri dari kegiatan Peningkatan Kapasitas


(bimtek/workshop/sosialisasi/menghadiriundangan) serta kegiatan Kunker
yang dilaksanakan oleh masing-masing alat kelengkapan DPRD, fasilitasi
kegiatan ini dimulai dari penyiapan administrasi surat menyurat seperti

29
pembuatan surat permohoan, surat tugas, SPPD sampai pencairan dana
kegiatan. Pencapaian indicator sasaran sesuai SOP adalah 90 %.

Dengan itu di peroleh capaian sasaran Meningkatnya Fasilitasi


Terhadap Kegiatan DPRD tahun 20 20 sebesar 90% dengan persentase
capaian kinerja sebesar 100% sesuai yang ditargetkan tahun 2020.
Dengan demikian persentase pencapaian sasaran ini lebih dari yang
ditargetkan.

Untuksasaran 2 yang menjadi Indikator Kinerja adalah Persentase


fasilitasi pengaduan masyarakat dengan Formulasi Pengukuran.

Pengaduan masyaraka sebagaimana dimaksud bias berupa surat


pengaduan langsung dari masyarakat yang ditujukan kepada Lembaga
DPRD, dan hasil dari pelaksanaan kegiatan reses Pimpinan dan Anggota
DPRD kedaerah pemilihan yang terlaksana pada tahun 2020 sebanyak 47
kali dalam 3 masa sidang, hasildarikegiatan reses tersebutdirangkum oleh
sekretariat DPRD menjadi sebuah dokumen yang berisikan Pokok-Pokok
Pikiran DPRD tahun 2020 yang merupakan hasil dari jarring aspirasi
masyarakat yang nantinya akan dibicarakan lebih lanjut oleh DPRD
bersama Pemerintah Daerah.
Untuk indicator ini kami menargetkan 65% dengan asumsi penilaian
dilihat dari jumlah aspirasi masyarakat yang ditindaklanjuti/ difasilitasi
sekretariat DPRD sesuai permintaan dari lembaga DPRD. Tindaklanjut/
fasilitasi sebagaimana dimaksud bias berupa kegiatan hearing dengan
masyarakat, tokoh agama dan pemda atau berupa disposisi dari pimpinan
DPRD untuk diteruskan kepada alat kelengkapan DPRD agar
ditindaklanjuti.
Capaian kinerja pada sasaran meningkatnya fasilitasi aspirasi
masyarakat kepada DPRD sebesar 65% sesuai dengan yang ditargetkan
pada tahun 2020. Rendahnya capaian pada indicator pengaduan
masyarakat disebabkandari 12 pengaduan masyarakat yang diterima
lembaga DPRD yang ditindaklanjuti oleh lembaga DPRD sebanyak 4

30
pengaduan, sedangkan 8 pengaduan lainnya bukan termasuk dalam
ranah kerja lembaga DPRD dan Sekretariat DPRD.
Dengan demikian Capaian kinerja pada sasaran meningkatnya
fasilitasi aspirasi masyarakat kepada DPRD tahun 2020 terealisasisebesar
100%, dalam artian Aspirasi/ pengaduan masyarakat yang masuk tahun
2020 semuanya terfasilitasi oleh Sekretariat untuk diteruskan dan
disampaikan kepada Lembaga DPRD.

F. Kinerja Organisasi Yang Diharapkan

Capaian kinerja Sekretariat DPRD Kota Solok yang diharapkan sebagai


berikut :

1. Meningkatnya Fasilitasi terhadap kegiatan DPRD


Selama kurun waktu 5 tahun terakhir yakni tahun 2016-2020, program
meningkatnya fasilitasi terhadap kegiatan DPRD dari awal tahun 2016
sebesar 80% terus meningkat sampai dengan tahun 2020 sebesar 90%
Capaian ini sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Sasaran ini dinilai dari fasilitasi beberapa kegiatan DPRD seperti :
a. Fasilitasi kegiatan rapat-rapat DPRD
Rapat-rapat DPRD yang difasilitasi adalah rapat paripurna, rapat fraksi,
rapat badan musyawarah, rapat badan anggaran dan jenis rapat DPRD
lainnya sebagaimana diatur dalam Tata Tertib DPRD. Fasilitasi dimulai
dari penyiapan administrasi rapat, sarana prasarana dan konsumsi
rapat.
Kedala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1) Keterlambatan pengurusan administrasi surat menyurat yang
disebabkan pimpinan tidak berada ditempat.
2) Pembatalan pelaksanaan rapat yang telah diagendakan sebelumnya
3) Keterlambatan kehadiran peserta rapat.
Namun pada prinsipnya kegiatan rapat-rapat DPRD seluruhnya
terfasilitasi dengan baik oleh sekretariat DPRD Kota Solok walau ada
beberapa yang mengalami keterlambatan dalam pengurusan

31
administrasi yang disebabkan oleh beberapa faktor sebagaimana yang
telah diterangkan di atas.

b. Fasilitasi perjalanan dinas Pimpinan dan Anggota DPRD


Perjalanan dinas DPRD yang difasilitasi adalah kegiatan pendalaman
tugas DPRD, kegiatan Kunker yang dilaksanakan oleh masing-masing
alat kelengkapan DPRD, menghadiri undangan, Rakor ADEKSI dan
kegiatan konsultasi/ sharing informasi DPRD. Fasilitasi kegiatan ini
dimulai dari penyiapan administrasi surat menyurat seperti pembuatan
surat permohoan, surat tugas, SPPD sampai pencairan anggaran
kegiatan.
Kedala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1) Keterlambatan penandatanganan Surat Permohonan dan SPPD
oleh anggota DPRD sehingga belum bisa diteruskan kepada
Pimpinan.
2) Keterlambatan penandatanganan dan pendistribusian surat tugas
dan SPPD yang disebabkan pimpinan tidak berada ditempat.
3) Kurang disiplinnya anggota DPRD dalam menyerahkan surat
pertanggungjawaban (SPJ) pelaksanaan perjalanan dinas sehingga
mempengaruhi pencairan keuangan
Fasilitasi kegiatan ini pada prinsipnya terlaksana dengan baik, kendala
yang timbul berasal dari faktor eksternal sekretariat DPRD, yang
kedepannya akan diberikan pemahaman kepada anggota DPRD akan
pentingnya disiplin dalam penyelesaian administrasi yang nantinya
akan berdampak pada pelaksanaan kegiatan.
2. Meningkatnya Fasilitasi Aspirasi Masyarakat kepada DPRD

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir yakni tahun 2016-2020,


sasaran meningkatnya fasilitasi aspirasi masyarakat kepada DPRD dari
awal tahun 2016 sebesar 50% terus meningkat sampai dengan tahun
2020 sebesar 65%. Capaian ini telah sesuai dengan yang direncanakan.

32
Aspirasi Masyarakat yang difasilitasi berupa pengaduan langsung
masyarakat dalam bentuk surat pengaduan yang ditujukan kepada
Lembaga DPRD dan hasil dari pelaksanaan kegiatan reses Pimpinan dan
Anggota DPRD ke daerah pemilihan sebanyak 3 kali masa sidang, hasil
dari aspirasi tersebut dirangkum oleh sekretariat DPRD menjadi sebuah
dokumen yang berisikan Pokok-Pokok Pikiran DPRD yang nantinya akan
dibicarakan lebih lanjut oleh DPRD bersama Pemerintah Daerah.
Kendala yang dihadapi :
a. Pengaduan yang masuk ke DPRD tidak semuanya berada pada ranah
kerja DPRD, namun tetap ditindaklanjuti dan menjadi bahan dalam
rapat-rapat DPRD bersama Pemerintah Daerah.
b. Tidak semua aspirasi masyarakat diakomodir dalam Pokir DPRD dan
RKPD, karena beberapa aspirasi tidak termasuk dalam program
prioritas daerah yang tertuang dalam RPJMD dan juga karena
keterbatasan kemampuan keuangan daerah.

BAB III
ANALISIS MASALAH

33
A. Permasalahan Yang Ada

Berdasarkan PP No. 28 Tahun 2020 tentang “Pengelolaan Barang Milik


Negara/Daerah yang semakin berkembang dan kompleks perlu dikelola
secara optimal”. Maka kegiatanmanajemenaset pada Sekretariat DPRD Kota
Solok yang pengelolaannyadibawah Bagian Umum dan Keuangan memilik
ibanyak permasalahan dalam pencatatan Barang Milik Daerah (BMD) itu
sendiri ini disebabkan karena pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) bukan
pada Sekretariat DPRD saja tapi pada Rumah Dinas Pimpinan DPRD.
Salah satu penyebab masalah dalam penataan BMD penamaan pada
barang inventaris yang ada di lingkungan Sekretariat DPRD masih
menggunakan cara manual. Cara seperti itu menjadikan sulitnya
mengidentifikasi barang inventaris oleh pengurus barang karena informasi
mengenai barang inventaris tersebut tidak dapat dituliskan secara lengkap
pada barang.
Fakta di atas menunjukan bahwa pencatatan BMD di Sekretariat
Daerah secara khusus masih jauh dari tertib administrasi dan akuntabel.
Dalam melakukan perumusan dan penetapan isu prioritas, penulis
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang merupakan
salah satu cara menetapkan prioritas masalah. Proses pada metode USG
dilakukan dengan memperhatikan tingkat urgensi, keseriusan masalah yang
dihadapi serta kemungkinan berkembangnya masalah tersebut semakin
besar.Caranya untuk menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan
perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5.
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Hal
tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Urgency, yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness, yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan.

34
3. Growth, yaitu seberapa besar kemungkinan memburuk nya isu tersebut jika
tidak tangani segera.
Berdasarkan metode tersebut, Penulis mencoba untuk merumuskan dan menetapkan
isu prioritas dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.1
Penilaian Prioritas Isu dengan Metode USG

Kriteria
No. Isu / Permasalahan Yang Terjadi Total Prioritas
U S G
1. Masih manualnya data pencatatan
4 3 3 10 3
BMD
2. Belum terlaksananya validasi data
5 4 4 13 1
BMD yang akurat
3. Masih rendahnya kualitas dan
4 4 3 11 2
kuantitas pengurus BMD

Keterangan:
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
5 : Sangat Mendesak 5 : Sangat Serius 5 : Sangat Berdampak
4 : Mendesak 4 : Serius 4 : Berdampak
3 : Cukup Mendesak 3 : Cukup Serius 3 : Cukup Berdampak
2 : Tidak Mendesak 2 : Tidak Serius 2 : Tidak Berdampak
1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak
Mendesak Serius Berdampak

Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa isu nomor 2 (dua) yaitu
Belum tersedianya data BMD yang tertib dan Akuntabel di Sekretariat DPRD Kota
Solok yang memiliki skor tertinggi sehingga menjadi prioritas utama untuk dicarikan
solusinya. Isu tersebut menjadi prioritas karena mendesak untuk segera dibahas,
dianalisis, dan ditindaklanjuti. Hal ini terlihat dari tingkat urgencynya yang memiliki
skor tertinggi yaitu 5 (urgent). Dimana hal ini menjadi sangat penting karena
Pencatatan barangmilikdaerah (BMD) masih manual.
Ditinjau dari sisi seriousness isu ini memiliki skor 4 (serius), isu ini dapat
membuat pekerjaan menjadi semakin bertambah dan menumpuk kalau tidak
secepatnya ditangani, juga ketika data tersebut dibutuhkan akan memerlukan waktu
yang lama dalam proses pencariannya. Lebih lanjut, isu ini memiliki nilai growth

35
sebesar 4 (berpotensi memburuk) karena apabila tidak segera ditangani akan
berpotensi lemahnya pengawasan BMD danterhambatnyaperencanaan BMD.

B. Penyebab Masalah
Sebagai mana telah dijelaskan di atas bahwa ada beberapa penyebab
munculnya permasalahan dalam hal pencatatan Barang milik Daerah (BMD)
seperti terlihat dalam gambar dibawah ini :

1. Pencatatan Barang Milik Daerah (BMD) masih manual.

2. Kompetensipengurus BMDmasihlemah.

3. Belum tersedianya basis data barangmilikdaerah (BMD) yang


terdigitalisasi.

C. Akar PenyebabMasalah
Dari Ketiga penyebab masalah di atas maka ditentukan masalah
utama yang menjadi akar penyebab masalah dengan menggunakan Kriteria
AKPL (Aktual, Khalayak, Problematik, Kelayakan) terlihat dalam tabel di bawah
ini :

Tabel 3.2
Kriteria AKPL
No ISU A K P L Total

1 Belumadanya Basis data Barang Milik 4 4 5 4 17


Daerah (BMD) secara digital
2 Pencatatan BMD Masih Manual 4 4 3 3 14

3 KompetensiPengurus BMD masihlemah 3 3 3 3 12

Berdasarkan Analisa AKPL di atas maka masalah utama yang menjadi


akar penyebab masalah yang dipilih adalah: “Belum adanya Basis data Barang

36
Milik Daerah (BMD) secara digital.”

D. Alternatif Solusi MengatasiMasalah

Dengan ditemukannya isu utama, maka perlu dicarikan solusi dari


permasalahan utama tersebut. Untuk mengatasi belum tersedianya basis data
barang milik daerah (BMD) secara digital maka perlu di identifikasi alternative
solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Adapun alternative tersebut antara
lain:
1. Melakukan inventarisis asset secara menyeluruh
2. Melaksanakan sensus aset dan pendataan aset
3. Melakukan digitalisasi asset secara menyeluruh dan komprehensif
4. Melakukan pembinaan untuk pengurus BMD agar mampu melaksanakan
penataan barang milik daerah (BMD) secara digital

E. Solusi MengatasiMasalah

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa solusi mengatasi


permasalahan belum adanya Basis data Barang Milik Daerah (BMD) secara
digital yaitu melakukan penginputan data pada aplikasi Sistim Informasi Barang
Milik Daerah (SIMBADA) Dimana hal ini menjadi sangat penting karena
menyangkut data barang milik daerah (BMD) yang harus akurat.

BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

37
A. Terobosan / Inovasi

Dari beberapa permasalahan yang ditemui di Bagian Umum dan


Keuangan Sekretariat DPRD Kota Solok, dilakukan analisis USG untukm
engetahui secara jelas apa permasalahan utama dalam pengelolaan Barang
Milik Daerah (BMD). Dalam hal ini ditemukan bahwa permasalahan utamaya
itu tidak ada adanya data BMD yang tertib dan akuntabel, sedangkan faktor
yang menjadi penyebab situasi tersebut dapat diketahui melalui analisis AKPL di
mana beberapa penyebab tersebut ditelisik untuk mengetahui penyebab
utamanya dan ditemukan bahwa permasalahan utamanya yaitu tidak adanya
basis data barangmilikdaerah (BMD) secara digital sehingga munculah
gagasan aksi perubahan dengan judul “PENATAAN BARANG MILIK DAERAH
(BMD) MELALUI APLIKASI SISTEM INFORMASI BARANG MILIK DAERAH
(SIMBADA) DI SEKRETARIAT DPRD KOTA SOLOK”.
Langkah-langkah digitalisasi barang milik daerah (BMD) diawali melalui
proses pengambilan foto-foto asset terbaru hingga pada pencarian dokumen
foto lampau. Hal ini bertujuan agar nantinya digitalisasi asset dapat
menceritakan perkembangan aset yang dimiliki Sekretariat DPRD secara
periode dan tetap memunculkan nilai sejarah perkembangan hingga pada
periode yang terbaru. Terobosoan atau pun inovasi yang telah ditentukan ini
dapat memenuhi kriteria inovasi antara lain:

1. Efektif
Dari beberapa pengalaman tentang digitalisasi, hamper semua kegiatan
mempunyai capaian nyata dan mampu menjadi solusi dalam hal pencatatan
dan penanganan bidang tertentu dalam hal ini digitalisasi barang milik daerah
(BMD) mampu menjadi solusi ketidak akuratan pencatatan barang milik
daerah secara manual.
2. Bermanfaat
Dampak dari inovasi dan terobosan ini diharapkan mampu memyelesaikan

38
masalah yang ada di secretariat daerah kota solok. Dengan adanya
digitalisasi aset maka akan dapat diketahui Riwayat dan semua info yang
terkait dengan aset tersebut
3. Dapat Ditransfer
Inovasi dan terobosan digitalisasi aset ini mampu dan bisa diterapkan
ditempat lain dengan ataupun diadapatsi dalam konteks lain.
4. Berkelanjutan
Keberlanjutan inovasi dan terobosan digitalisasi aset ini didukung oleh oleh
seluruh stakeholder kunci di Pemerintah Kota Solok. Dukungan ini bisa
dalam bentuk surat keputusan maupun dalam dukungan anggaran dan
dukungan-dukungan lainnya.

39
B. TahapanKegiatan/ Milestone
1. Milestone Aksi Perubahan

Milestone yaitu urutan capaian-capaian yang sangat penting pada


periode tertentu (minggu, bulan, tahun) yang harus diperhatikan untuk
menjamin terlaksananya Aksi perubahan secara tepat waktu dantepat
sasaran. Milestone dalam hal ini berbeda dengan jadwal karena milestone
tidak terbatas hanya membuat rencana waktu kerja, tetapi ada target yang
perlu diselesaikan. Artinya milestone mengandung manajemen sumber daya
yang diperlukan. Milestone merupakan landasan untuk mengidentifikasi
segmen kerja utama dan tanggal akhir sehingga dapat digunakan sebagai titik
pengendalian alami dan penting dalam proyek. Adapun milestone Aksi
perubahan dibagi menjadi tiga milestones sesuai dengan sasaran Aksi
perubahan, yaitu sebagai berikut :
1. Milestone Jangka Pendek ( Agustus – Sampai Berakhirnya Diklat PKA )
Aksi Perubahan dimulai dilaksanakan pada bulan Agustus dengan kegiatan
pembentukan tim efektif, dan akan hingga berakhirnya Diklat PKA dengan
dilaksanakannya seminar aksi perubahan.
2. Milestone Jangka Menengah direncanakan selama 6 bulan.
3. Milestone Jangka Panjang direncanakan selama 2 tahun (Agustus 2023–
Agustus 2025). Ada pun milestone Aks iPerubahan jangka pendek,jangka
menengah dan jangka panjang yang telah direncanakan dapat dilihat pada
gambar di halaman berikut ini:

Milestone

Jangka Jangka Jangka


Pendek Menengah Panjang
Tersedianya basis data Tersedianya Sistem Terwujudnya Pengelolaan
pencatatan Barang Milik Informasi Barang Milik Barang Milik Daerah (BMD)
Daerah (BMD)
Daerah (BMD) yang akurat

40
Agar tujuan dari kegiatan ini dapat dicapai maka ruang lingkup dan
outputyang dicapai untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.1
TujuanKegiatan
JangkaPendek JangkaMenengah Jangka Panjang
- Mendata Barang Milik - Pembuatan Aplikasi - Pengembangan
Daerah (BMD) Sistem Informasi Barang Aplikasi SIMBADA
- Menginput Data Milik Daerah (BMD) - Memonitor
Barang Milik Daerah - Membuat Juknis Aplikasi implementasi
(BMD) Sistem Informasi Barang Penginputan Data
Milik Daerah (BMD) Barang Milik Daerah
(BMD) ke Aplikasi
Tersedianya basis data Tersedianya Sistem Terwujudnya
pencatatan Barang Milik Informasi Barang Mikik Pengelolaan Barang
Daerah (BMD) Daerah (BMD) Milik Daerah (BMD)
yang akurat

2. Jadwal Kegiatan

Pengertian jadwal kegiatana dalah pembagian waktu berdasarkan

rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau table kegiatan atau rencana

kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terinci. Dalam Aksi

Perubahan ini jadwal kegiatan dibagi menjadi 3 jadwal sesuai dengan

sasaran Aksi Perubahan yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang.Tabel jadwal Rencana kegiatan Jangka Pendek pada halaman

berikut in ::

41
Tabel 4.2
Jadwal kegiatan
NO Milestone KEGIATAN HASIL/OUTPUT DATELINE
Tujuan jangka pendek:Tersedianya basis data pencatatan Barang Milik Daerah (BMD)

1
Penjelasan Rencana Aksi - Rapat persiapan - Surat Udangan rapat Minggu ke tiga
perubahan - Notulen rapat Agustuus 2023
- SK
- Dokumentasi
- Data Manual BMD
- Pembuatan SK Minggu Pertama
September 2023
- Koordinasi ke Bidang Aset Minggu ke Ketiga

- Invertarisir Aset Sekretariat Minggu ke Tiga


dan Rumah Dinas DPRD September 2023

Tujuan Jangka Menengah :TersedianyaSistemInformasi Barang Mikik Daerah (BMD)


1
Penataan BMD - Koordinasi dengan kominfo - Data BMD yang akurat April 2024
terintegrasi dengan - Pembinaan petugas BMD - dokumentasi

SIMBADA

42
Tujuan jangka panjang:Terwujudnya validasi data BMD di Sekretariat DPRD
1 Pengembangan Aplikasi Memonitor implementasi Aplikasi terupdate Tahun 2025
SIMBADA Digitalisasi pencatatan BMD

43
C. Sumber Daya (Peta dan Pemanfaatan)
1. IdentifikasiSumber Daya Manusia (Stakeholder)
Pada umumnya, stakeholder biasanya diartikan sebagai orang yang akan
mengambil peran aktif dalam eksekusi system mutu atau orang yang akan
merasakan dampak signifikan dari penggunanya. Stakeholder analisis merupakan
suatu kegiatan menganalisis sikap dan respondari stakeholder terhadap pelaksanaan
kebijakan atau proyek. Identifikasi pandangan dan karakteristik dari setiap
stakeholder ini sangat penting yang maerupakan dasar untuk pelaksanaan tahap
berikutnya.
Untuk mengetahui sejauh mana tingka tpengaruh dan tingkat kepentingan dari
masing-masing stakeholder serta merumuskan strateginya maka dilakukan
identifikasi stakeholder yang kemudian akan digunakan sebagai dasar analisis
dan penentuan strategi pendekatan.

Latents Promoters

Apathetic Defenders

Deskripsianalisispemetaanstakeholder:
 Promoters
Memiliki kepentingan besar terhadap Aksi Perubahan dan juga kekuatan
untuk membantu keberhasilannya: Sekretaris DPRD
 Latents
Tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam Aksi Perubahan,
tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi Aksi Perubahan jika
mereka menjadi tertarik :Kepala Daerah, Sekretaris Daerah
 Defenders
Memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukungannya dalam
komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi Aksi Perubahan :
Inspektorat Kota, Kasubag Umum

 Apathetics

44
 Kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak
mengetahui adanya Aksi Perubahan : kasubag Program dan Keuangan

Kepaala Daerah
Sekretaris DPRD
Sekretaris Daerah

Infektorat
Kasubag Program dan
Kasubag Keuangan
Umum

2. Dalam mempengaruhi stakeholder kita harus mempunyai stratgi komunikasi.


Komunikasi memiliki cakupan makna yang jauh lebih luas dari pada sekedar
apa yang selama ini kita ucapkan. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai
pertukaran ide-ide, komunikasi merupakan transnisiin formasi yang dihasilkan oleh
pengiriman stimulus dari suatu sumber yang direspons penerima. Strategi dalam
komunikasi adalah cara mengatur pelaksanaan operasi komunikasi agar berhasil.
Dalam Aksi Perubahan ini memiliki beberapa cara strategi komunikasi kepada
stakeholder yang dapat dilihat pada halaman berikut ini:

1. Canalizing
2. informasi 1. Konsultasi
3. Edukasi 2. Informasi

1. informasi 1. informasi
2. Edukasi 2. Edukasi

45
Deskripsi strategi komunikasi stakeholder :
 Konsultasi : komunikasi dengan pertukaran pikiran untuk mendapatkan
kesimpulan (nasihat, saran, dan sebagainya) yang sebaik-baiknya.
 Informasi : komunikasi menurut bentuk isinya yaitu suatu bentuk pesan, yang
bertujuan, mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan.
Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya,
iatasfakta-fakta dan data-data yang benar pula.
 Canalizing : komunikasi menurut cara pelaksanaanya yaitu dimana komunikator
terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai
kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.
 Edukasi :komunikasi menurut bentuk isinya yaitu yang berisipendapat, fakta dan
pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan
mengubah perilaku khalayak.

2. Struktur Tim Aksi Perubahan

Bagan 4.1
Struktur Organisasi Aksi Perubahan

MENTOR
ZULFAHMI, SH, MH

COACH PROJECT LEADER


DEFRIMEN, S.Pd, M.Si YUSMANIAR, SH

TIM TEKNIS
Digitalisasi BMD

Deskripsi :
a. Mentor, memberikan bimbingan, memfasilitasi dan mendukung project leader
dalam pelaksanaan Aksi Perubahan;
b. Project Leader, melaksanakan seluruh tahapan Aksi Perubahan,
mendayagunakan sumber daya yang dimiliki, menggerakkan stakeholder serta
melaporkan progress Aksi Perubahan mentor dan coach.

46
c. Tim Teknis (Penyusun dan pelaksana), menyusun jadwal kegiatan, merancang
database BMD, Membuat dan implementasi Aplikasi.

2. KebutuhanAnggaran

Manajemen penganggaran dalam pelaksanaan aksi perubahan yaitu untuk


anggaran konsumsi rapat dan konsumsi pelaksanaan kegiatan.

Adapun perkiraananggaran yang dibutuhkan sebagai berikut :

Tabel 4.3
Kebutuhan Anggaran

No Uraian Biaya(Rp) SumberDana

1 Konsumsi rapat 600.000,- DPA Sekretariat DPRD

2 Penginputan data 2.000.000,- DPA Sekretariat DPRD


secara digital
3 Rapat persiapan 600.000,- DPA Sekretariat DPRD
pembuatanaplikasi
4 Evaluasi 3.000.000,- Akan di anggarkan di anggaran
Implementasi tahun-tahun berikutnya

D. Manajemen Resiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan system atis untuk
menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidak pastian. Proses
manajemen risiko yang lengkap dimulai dari penetapan konteks, identifikasi
risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, dan penanganan risiko yang dilengkapi
dengan adanya komunikasi dan konsultasi pada masing- masing tahapan.

Manajemen risiko bertujuan meminimalisir kemungkinan terjadinya


dampak risiko yang dapat mengganggu pencapaian sasaran pada
aksiperubahan. Adapun potensikendala, strategi mengatasi dan indicator
keberhasilan dapat di lihat pada table di bawah ini.

47
Tabel 4.4

Identifikasi Potensi Kendala,Strategi Mengatasi & Indikator Keberhasilan


No PotensiKendala StrategiMengatasi IndikatorKeberhasilan
1 KeterbatasanSDM Membuat system yang Terbangunnya system
efektif dan melakukan nformasi BMD berbasis
pembinaan serta Web
Pendidikan dan
Pelatihan

2 Jaringan/Server Pemeliharaan rutin Jaringan cepat dan


Yang tidak memadai Serta peningkatan Lancer
bandwith
3 Serangan virus Update antivirus dan Aman dari virus dan
terhadap aplikasi membenah ikelemahan serangan hacker
situs web

48
BAB V
DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN

A. Membangun Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi


Integritas merupakan suatu bagian dari pandangan yang bisa
dipercayai dan sikap jujur seseorang dalam menjelaskan kepercaaan pada
konteks berorganisasi. Integritas juga bagian dari inti utama dalam etika,
tetapi sebenarnya integritas tidak selalu menyangkut perihal otonomi setiap
individu dan kebersamaan seseorang, tetapi lebih menyangkut loyalitas,
kerjasama, dapat dipercaya serta keserasian. Integritas adalah sebuah
konstruk psikologis yang dinamis, melekat pada setiap kehidupan manusia.
Objektivisme integritas dalam etika sering dianggap seperti loyalitas kepada
prinsip dan nilai yang sangat rasional. Peran kepemimpinan dalam
membangun integritas kinerja organisasi dapat ditopang oleh lima hal pokok,
yaitu:
1. Etika Kepemimpinan. yang terdiri dari: memimpin dengan contoh,
menetapkan harapan yang jelas, mengaplikasikan nilai- nilai organisasi,
membuat keputusan yang dipercaya, komunikasi yang baik dengan
bawahan, menilai bawahan, dan mengembangkan keterampilan dalam
memimpin.
2. Manajemen dan pengawasan aktif: Mengngunakan alat manajemen yang
tersedia, melakukan proses pengawalan kerja bawahan, evaluasi kinerja
bawahan, memeriksa pengaduan. Mengidentifikasi potensi masalah,
menumbuhkan perkembangan pembelajaran yang berkelanjutan, siap
sedia untuk mengarahkan bawahan.
3. Pemilihan orang yang tepat: mempromosikan kode etik, menerapkan nilai-
nilai organisasi, mendidik bawahan tentang tanggung jawab etika, praktik
pengambilan keputusan etis, mengidentifikasi role model, belajar dari
kesalahan, bertindak preventif, dan memberikan penghargaan atas kinerja
bawahan.

4. Proses yang efektif: Konsultasi bersama bawahan, penilaian risiko


perilaku, memonitor kecenderungan, memperkuat kebijakan, monitor
kepatuhan, melakukan audit, melibatkan dukungan, menyertakan etika dan

49
integritas, penggunaan scenario
5. Pelaporan yang professional: Berbagi tanggung jawab, mendorong
pelaporan yang professional, mengaktifkan pelaporan, mengetahui
tanggung jawab, menciptakan budaya pelaporan yang aman, memantau
Kesehatan dan keselamatan,dukungan bawahan, mencari umpan balik,
dan melakukan review penanganan pengaduan. Akuntabilitas merupakan
sebuah konsep yang tidak asing di dalam organisasi pelayanan publik, di
mana selalu menjadi sorotan publik dalam pelaksanaannya.
Akuntabilitas sendiri banyak memilkii istilah mengaudit, melaksanakan
tanggung jawab, memberikan pertanggungjawaban atas laporan kinerja,
menjawab permasalahan publik dari perilaku ataupun suatu kegiatan yang
dijalankan, terbuka bagi pemeriksaan peradilan, bagian dari sanksi dan juga
sebagai bagian dari penghargaan.
Pada sektor publik, para pakar administrator membagi akuntabilitas
menjadi beberapa tipe, diantarnya:
1. Managerial accountability, akuntabilitas yang ditunjukkan kepada
pemimpin yang lebih tinggi dalam suatu organisasi. Managerial
Accountability memiliki beberapa acuan dalam pelaksanaannya yang
dijadikan model dalam pelaksanaannya, di antaranya ketepatan waktu,
peningkatan produktivitas, pengendalian biaya, dan kepastian pelaksaan
program dilaksanakan berdasar integritas pelaksana sesuai dengan
peraturan-peraturan pemerintah yang terkait.

2. Financial accountability, akuntabilitas kepada institusi yang menyediakan


atau memberikan anggaran kepada institusi yang bersangkutan.
Akuntabilitas keuangan dilihat dari beberapa faktor untuk menjalankan
pelaksanaannya, antara lain memuat hal seperti bernilai ekonomis, efisien
dalampenganggaran, efektif dalam membuat kebijakan terkait keuangan dan
tidak ada kebocoran dana atau korupsi.
3. Public accountability, akuntabilitas yang ditunjukkan kepada warga
Negara atau masyarakat. Prinsip akuntabilitas publik terdiri dari dua
komponen, yaitu (a) kemampuan menjawab permasalahan yang timbul di
dalam masyarakat sekitar, (b) Konsekuensi yang mungkin timbul akibat
suhu perpolitikan yang ada. Sub indikator kemampuan menjawab

50
merupakan hal-hal yang menyangkut pada unsur responsibilitas atau
respon aparatur, yaitu kejelasan tuntutan bagi aparatur guna menjawab
hal-hal apapun secara periodik dari pertanyaan terkait dengan bagaimana
mereka (para apartur) menggunakan kapasitas wewenangnya, dan juga
kemana sumber apapun telah didapat digunakan, serta capaian dari
sumber daya tersebut.
Dalam proses Implementasi Aksi Perubahan yang merupakan
tahapan lanjutan dalam Pendidikan dan Pelatihan, pemimpin aksi perubahan
akan menjadi leader untuk tim efektif yang telah dibentuk. Untuk itu
diharapkan pemimpin aksi perubahan mampu membangun integritas dalam
mewujudkan aksi perubahannya dan untuk bermanfaat bagi organisasi agar
berjalan lancar sesuai dengan tahapan milestone dan untuk memastikan
bahwa semua kegiatan pada aksi perubahan dapat berjalan sesuai rencana.
Dalam hal ini diperlukan perencanaan dan persiapan yang cermat,
mengingat untuk mewujudkan aksi perubahan Penerapan Penatausahaan
Barang dengan Digitaliasasi Aset ini memerlukan kerjasama stakeholder
internal dan stakeholder eksternal di luar Lingkungan Sekretariat Daerah Kota
Solok. Stakeholder internal terdiri dari Tim aksi perubahan yang berasal
pejabat struktural Bagian Umum dan staf yang ditunjuk,
Sedangkan stakeholder eksternal terdiri Bidang Aset Pemerintahan
Kota Solok, Bagian Hukum dengan stakeholder tersebut tentu saja
memerlukan komunikasi permulaan dan akhir yang intensif untuk
mendapatkan dukungan dalam mewujudkan aksi perubahan.

B. Pengelolaan Budaya Pelayanan


Menurut Spears (Spears, 2010) dalam Modul Kepemimpinan Dalam
Melaksanakan Tugas Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (LAN, 2019),
sepuluh karakteristik servant leadership yaitu sebagai berikut:
1. Mendengarkan (listening). Servant leader mendengarkan dengan penuh
perhatian kepada orang lain, mengidentifikasi dan membantu
memperjelas keinginan kelompok, juga mendengarkan suara hati dirinya
sendiri;
2. Empati (empathy). Pemimpin yang melayani adalah mereka yang

51
berusaha memahami rekan kerja dan mampu berempati dengan orang
lain;
3. Penyembuhan (healing). Servant leader mampu menciptakan
penyembuhan emosional dan hubungan dirinya, atau hubungan dengan
orang lain, karena hubungan merupakan kekuatan untuk transformasi dan
integrasi;
4. Kesadaran (awareness). Kesadaran untuk memahami isu-isu yang
melibatkan etika, kekuasaan, dan nilai-nilai. Melihat situasi dari posisi
yang seimbang yang lebih terintegrasi;
5. Persuasi (persuasion). Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan
orang lain daripada memaksa kepatuhan. Ini adalah satu hal yang paling
membedakan antara model otoriter tradisional dengan servant leadership;
6. Konseptualisasi (conceptualization). Kemampuan melihat masalah dari
perspektif konseptualisasi berarti berfikir secara jangka panjang atau
visioner dalam basis yang lebih luas;

7. Kejelian (foresight). Jeli atau teliti dalam memahami pelajaran dari masa
lalu, realitas saat ini, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan untuk
masa depan;

8. Keterbukaan (stewardship). Menekankan keterbukaan dan persuasi untuk


membangun kepercayaan dari orang lain;
9. Komitmen untuk pertumbuhan (commitment to the growth of people).
Tanggung jawab untuk melakukan usaha dalam meningkatkan
pertumbuhan profesional karyawan dan organisasi
10. Membangun komunitas (building community). Mengidentifikasi cara untuk
membangun komunitas.
Mengoptimalkan Penatausahaan Barang Milik Daerah Melalui
Digitalisasi Aset Dan Aplikasi Simbada Untuk Penatausahaan Aset Yang
Tertib Dan Akuntabel Di Sekretariat Daerah Kota Solok adalah tools untuk
model pelayanan publik yang dilakukan melalui inovasi aksi perubahan pada
Bagian Umum khusunya untuk pengurus barang dalam pengelolaan Aset
Daerah. Aplikasi ini dikembangkan menjadi layanan e-government, sehingga
pada saat periode pelayanan dibuka, akan dapat diakses sepanjang waktu,
kapanpun, dan dari manapun pengguna berada dengan syarat terkoneksi
52
jaringan internet dan mendapat kewenangan berupa hak akses (username
dan password).
Hal ini juga memungkinkan pelayanan tidak dilakukan secara
berhadap-hadapan sehingga pelayanan menjadi lebih efisien. Komunikasi
dengan semua pihak dilakukan agar tahapan yang dilaksanakan berjalan
efektif dan efisien melalui penyesuaian dan adaptasi dengan tetap
memperhatikan kaidah integritas, konsep kepemimpinan melayani, dan
akuntabilitas agar tujuan dan manfaat aksi perubahan tercapai optimal. Hal
tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau disingkat SPBE (2018). SPBE
ditujukan untuk untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan
terpercaya.
Berdasarkan Permendagri Nomor 47 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pembukuan, Inventarisasi, dan Pelaporan Barang Milik Daerah,
PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang

53
Milik Negara/Daerah, Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Permendagri Nomor
108 Tahun 2016 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik
Daerah. Secara garis besar tujuan dikeluarkannya Permendagri Nomor
47/2021 adalah untuk memberikan pedoman bagi pengelola barang,
pengguna barang atau kuasa barang dalam melaksanakan
penatausahaan BMD dengan tujuan terwujudnya tertib pengelolaan BMD
yang efektif, efisien, optimal dan akuntabel.

C. Membangun Jejaring dan Kolaborasi


Dalam era globalisasi satu sama lain saling terhubung dalam
sebuah jaringan sosial maupun bisnis. Dulu ketika dalam masa
pademik dimana kita diharuskan bekerja dari rumah (work from home)
sekarang pemerintah mencanangkan (work from anywhere) dimana kita
harus membangun jejaring dan kolaborasi ini menjadi tantangan
tersendiri karena tidak adanya tatap muka dan pertemuan untuk
memperkuat jejaring kerja ini. Dengan demikian kebutuhan akan
Jejaring Kerja (networking) adalah sebuah keharusan yang menjadi
prioritas dalam organisasi.
Dengan kata lain, menjalin hubungan sosial dengan siapa pun
menjadi bagian penting dalam segala aktivitas kehidupan setiap
organisasi. Jejaring kerja adalah salah satu kegiatan penting dalam
berorganisasi yang pada dasarnya agar tujuan organisasi dapat
tercapai dengan efektif dan efisien. Dengan melakukan koordinasi dan
kolaborasi antar bagian dari satu organisasi atau dengan organisasi
lain, akan memudahkan setiap individu mengatasi masalah untuk
tujuan bersama.
Membangun jejaring kerja dan kolaborasi pada hakekatnya adalah
sebuah proses membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide,
informasi dan sumber daya atas dasar saling percaya (trust) dan saling
menguntungkan diantara pihak-pihak yang bermitra. Berdasarkan

54
pengertian tersebut membangun jejaring kerja dapat dilakukan jika
pihakpihak yang bermitra mengikuti aturan atau ketentuan sebagai
berikut:
Ada dua pihak atau lebih organisasi/lembaga
1. Memiliki kesamaan visi dalam mencapaai tujuan
organisasi/lembaga
visi
mencapai
2. Ada kesepakatan/kesepahaman
3. Saling percaya dan membutuhkan
4. Komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam


membangun jejaring kerja dan kolaborasi yaitu:

a. Meningkatkan partisipasi para pihak. Salah satu tujuan


membangun jejaring kerja adalah membangun kesadaran para
pihak terhadap eksistensi organiasi tersebut, menumbuhkan minat
dan meningkatkan partisipasi para pihak dalam pengembangan
oranisasi;
b. Peningkatan mutu dan relevansi atas dinamika
perubahan/perkembangan yang cepat. Organisasi dituntut untuk
terus melakukan inovasi, peningkatan mutu dan relevansi
program yang dibuatnya sesuai tujuan dasar organisasi atau
program/kegiatan

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam membangun


jaring dan kolaborasi adalah:
a. adanya kesamaan visi, misi, dan tujuan organisasi
b. adanya saling percaya
c. saling menguntungkan
d. meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja,
e. adanya komunikasi timbal balik,
f. adanya komitmen yang kuat antar pihak.

55
Dalam kaitannya dengan aksi perubahan maka membangun
jaringan dan kolaborasi harus dilakukan dengan 5 (lima) prinsip di atas
baik kepada institusi di dalam Bagian Umum dan Hubungan Masyarakat
maupun dengan instansi di luar instansi
a. Pengaruh dan Kepentingan Masing-masing Stakeholder
Dalam membangun system ini, project leader telah memetakan
sumber daya sesuai dengan pengaruh dan kepentingannya terhadap
sestim in. Pemetaan sumber daya dibagi menjadi sumber daya
internal dan ekseternal.
2. Sumberdaya Internal. Sumber daya internal yang dapat
dimanfaatkan dalam pembangunan sistem ini adalah:
a. Kepala Daerah
b. Sekretariat DPRD
c. Analis kebijakan per sub koordinator
d. Kasubag Umum
e. Pembantu Pengurus Barang
3. Sumber Daya Eksternal
Sumber daya eksternal yang dapat mendukung pengembangan
sistem ini antara lain:
a. Kepala Bagian Persidangan dan Perundang-undangan
b. Kepala Bidang Aset Badan Keuangan Daerah
c. Pranata Komputer (Diskominfo Kota Solok)

Koordinasi yang terjalin dengan sangat baik dari stakeholder eksternal


yaitu Kepala Bagian Persidangan dan Perundang-undangan ikut membantu
dalam Administrasi (SK) Surat Keputusan. Kepala Bidang Aset membantu
dan memfasilitasi Pengurus Barang dalam pendataan aset yang ada dalam
SIMDA serta terjalin koordinasi dengan Diskominfo dengan baik.

56
BAB VI
DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN

A. Capaian Dalam Perbaikan Kinerja Organisasi

Dalam Pelaksanaan aksi perubahan kinerja organisasi khususnya untuk


jangka pendek adalah melakukan koordinasi dan pendataan data asset di
Sekretariat DPRD dan di Rimah Dinas Pimpinan DPRD.
Tercapainya aksi perubahan jangka pendek dapat dilihat dari dari
pencapaian target pada output jangka pendeknya.

Tabel 6.1
Capaian Aksi Perubahan Kinerja Organisasi

N KEGIATAN TARGET REALISASI TARGET CAPAIAN


O OUTPUT OUTPUT WAKTU


1. Rapat Persiapan Daftar hadir Daftar hadir Minggu III
Pembuatan SK Dokumentasi Dokumentasi Agustus 2003
SK Tim Natulen Rapat
Daftar Hadir

2. Koordinasi Data Aset dari Minggu I


dengan Bidang Dokumentasi system SIMDA September
Aset BMD 2003

3. Data asset Minggu III


1. Inventarisir Data Dokumentasi (BMD) Manual September
Aset Sekretariat 2023
DPRD

Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa semua tahapan tahapan


milestone jangka pendek dapat dilakasanakan 100 %. Berikut dijelaskan capaian
masing-masing tahapan milestone :

MILESTONE 1 : Rapat Persiapan Pembentukan SK Tim


a. Kegiatan ini dilakukan oleh project leader untuk meminta dukungan dari
kasubag dan pen

57
b. gelola pengurus barang dalam penataan barang milik daerah. Rapat ini
dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2023. Project Leader menjelaskan maksud
dari aksi perubahan ini disusun sekaligus berdiskusi dengan subag umum apa
yang harus dikerjakan dalam jangka 60 (enam puluh) hari kedepan.
c. Konsultasi ke Bagian Persidangan dan Risalah perihal SK Tim Penataan Barang
Milik Daerah (BMD) melalui Aplikasi Sistim Informasi Barang Milik Daerah di
Sekretariat DPRD dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2023.

Gabmbar 6.1
Rapat persiapan pembentukan Tim

MILESTONE 2 : Koordinasi ke Bidang Aset


a. Melakukan Koordinasi ke Bidang Aset terkait data yang ada di system SIMDA.
Koordinasi ini dilakukan pada tanggal 8 September 2023.

58
Gambar 6.2
Koordinasi ke Bidang aset

MILESTONE 3 : Inventarisir data BMD Sekretariat DPRD


Pelaksanaan kegiatan selanjutnya adalah diskusi dengan pengurus barang terkait
data BMD yang ada data manual.

Gabar 6.3

59
B. Manfaat Aksi Perubahan
Manfaat yang dirasakan adanya perubahan yang sangat penting dengan
adanaya system informasi BMD berbasis Web serta android dengan membuat
Aplikasi ini adalah sebagai berikut :

1. Pengurus Barang :
Aplikasi ini meningkatkan kopemtensi, semangat dan tanggung jawab kerja
bagi para pengurus barang dalam penataan BMD.

2. Bagian pada Sekretariat DPRD dan Rumah Dinas Pimpinan DPRD :


Aplikasi ini memudahkan serta mengingatkan pengguna barang akan
status dan kondisi barang yang dimanfaatkan oleh pengguna barang.

60
BAB VII
KEBERLANJUTAN AKSI
PERUBAHAN

A. Target Capaian Jangka Menengah

Berdasarkan permendagri nomor 47 tahun 2021 tentang, Tata Cara


Pelaksanaan Pembukuan, Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Daerah
harus akuntabel untuk mewujudkannya diperluka penatausahaan yang berbasis
IT. Tindak lanjut kegiatan jangka pendek aksi perubahan adalah dengan
menetapkan target capaian jangka menengah dan jangka panjang. Tahapan
jangka menengah seperti tabel dibawah ini :
Tabel 7.1
Capaian Jangka Menengah

No Kegiatan Target Waktu

1 Koordinasi dengan Dinas Terfasilitasinya Januari


Kominfo aplikasi Simbada
2024

2 Pembinaan/diklat Tersedianya September


petugas BMD petugas BMD
2024
yang
berkualitas

B. Target Capaian Jangka Panjang

Perlu evaluasi lebih lanjut dalam pengembangannya bisa dilihat


pada tabel dibawah ini :

61
Tabel 7.2 Capaian Jangka Panjang
No Kegiatan Target Waktu
Pengembangan aplikasi Aplikasi yg bisa Agustus
diakses dimana 2025
saja dan kapan
saja.

62
BAB VIII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permintaan dukungan dari seluruh pihak untuk kelancaran aksi
perubahan ini menuju pengelolaan aset yang akuntabel pada Bagian Umum
Sekretariat Daerah Kota Solok diharapkan sesuai dengan Visi pengelolaan aset
negara kedepan adalah menjadi the best state asset management on the world.
Tidak sekedar bersifat teknis administratif semata, melainkan sudah bergeser ke
arah bagaimana berpikir layaknya seorang manajer aset yang harus mampu
mengoptimalkan managemen aset (BMD).
Adanya dukungan dari seluruh stakeholder yang ada sangat
membantu pengembangan aplikasi ini.

B. Saran
a. Mengembangkan fitur-fitur yang user friendly dengan landasan data formasi
yang senantiasa diupdate.
b. Pengembangan “Aplikasi SIMBADA” sebagai suatu Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE) terus dikolaborasikan dengan Dinas Komunikasi
dan Informatika.
c. Peningkatan Sumber Daya Manusia sangat diperlukan khususnya untuk
pengurus dan pengelola Barang Milik Daerah

63
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik


Negara/Daerah.
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan
Barang Milik Negara.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara
Pelaksanaan
4. Permendagri
Nomor47Tahun2021tentangTataCaraPelaksanaanPembukuan,Inventarisasi,dan
BarangMilikDaerah (BMD)
5. Peraturan Walikota Solok Nomor 2 Tahun 2020 tentangTugas, Fungsi dan
Rincian Tugas Jabatan Struktural Pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
6. Peraturan Walikota Solok Nomor 22 Tahun 2021 tentang Rencana Strategis
Perangkat Daerah Tahun 2021–2026.

64

Anda mungkin juga menyukai