a. Fungsi produksi marjinal dari input tenaga kerja (MPL) adalah turunan parsial fungsi
produksi terhadap input tenaga kerja (L). Sebagai contoh, MPL = ∂Q/∂L = 0,4KL + 0,6L.
Produk marjinal input modal (MPK) adalah turunan parsial fungsi produksi terhadap
input modal (K). Sebagai contoh, MPK = ∂Q/∂K = 0,8K + 0,2L.
Produk rata-rata tenaga kerja (APL) adalah output per jam tenaga kerja yang
digunakan, yaitu Q/L.
Produk rata-rata modal (APK) adalah output per jam modal yang digunakan, yaitu Q/K.
b. Jika K = 40 jam computer/minggu dan L = 150 jam tenaga kerja/minggu, maka kita
bisa menghitung nilai-nilai berikut:
Output total (Q) dengan memasukkan nilai K dan L ke dalam fungsi produksi.
APL = Q/L
APK = Q/K
MPL dengan menghitung turunan parsial fungsi produksi terhadap L pada titik K dan L
tertentu.
MPK dengan menghitung turunan parsial fungsi produksi terhadap K pada titik K dan L
tertentu.
Elastisitas output tenaga kerja (EL) dan elastisitas output modal (EK) dihitung dengan
rumus EL = (MPL/APL) x (L/Q) dan EK = (MPK/APK) x (K/Q).
d. Nilai Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) adalah tingkat di mana PT.
ABC dapat menukar input modal dan tenaga kerja tanpa mengubah output. MRTS
dihitung sebagai perbandingan negatif antara MPL dan MPK: MRTS = -MPL/MPK.
e. Untuk mencari kombinasi input tenaga kerja dan modal yang optimum, manajer PT.
ABC harus memperhatikan rasio harga dari kedua input tersebut terhadap MPL dan
MPK. Jika rasio harga tenaga kerja terhadap MPL sama dengan rasio harga modal
terhadap MPK, maka kombinasi input tersebut dikatakan optimum. Jika tidak, manajer
perlu menyesuaikan penggunaan input tenaga kerja dan modal untuk mencapai
efisiensi optimal dalam produksi.
2. 2. Fungsi produksi sebagai berikut:
QX = 500 + 10K + 3L QY = 10K0,5 L0,5
a. Identifikasika kondisi return to scale kedua fungsi produksi
b. Apabila dikarenakan keterbatasan input yang ada, bagaimana urutan prioritas manajemen
untuk mengembangkan produk X dan Y ditinjau dari aspek produksi.
Jawaban :
a. Untuk mengidentifikasi kondisi return to scale dari kedua fungsi produksi, kita perlu melihat
bagaimana output (Q) bereaksi terhadap perubahan proporsional dalam input (K dan L).
Fungsi produksi QX: Jika QX mengalami peningkatan sebanding ketika input K dan L juga diperbesar
Fungsi produksi QY: Sama seperti QX, jika QY meningkat sebanding ketika K dan L diperbesar
b. Apabila kita mempertimbangkan keterbatasan input yang ada, urutan prioritas manajemen dalam
profitabilitas, permintaan pasar, biaya produksi, serta strategi jangka panjang perusahaan.
Dalam hal ini, manajemen harus menganalisis potensi pasar untuk produk X dan Y, biaya produksi relatif
dari masing-masing produk, serta keuntungan yang diharapkan dari pengembangan produk. Jika salah
satu produk memiliki margin keuntungan yang lebih tinggi, permintaan pasar yang kuat, atau persyaratan
input yang lebih memadai, manajemen dapat memberikan prioritas untuk pengembangan produk tersebut.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti kesesuaian dengan strategi perusahaan, pemenuhan kebutuhan pasar
atau pelanggan, serta analisis risiko juga perlu dipertimbangkan dalam menentukan urutan prioritas