Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PERILAKU PRODUKSI

Arii Darmawan, Dr. S.AB, M.AB


Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id

A. PENDAHULUAN D. FUNGSI PRODUKSI DUA


B. FUNGSI PRODUKSI INPUT SATU OUTPUT MODUL
C. FUNGSI PRODUKSI - Kurva isoquant (isoquant
SATU INPUT SATU curve)
OUTPUT - Kurva isocost (isocost
isocost curve)
curve
- Karakteristik fungsi
produk satu input satu
produk (fungsi
produksi jangka
pendek)
- Tingkat pergantian teknis
marginal (marginal rates s
technical of substitutions))
- Tingkat keseimbangan
produksi
7
Modul 7 ini membahas mengenai analisis teori produksi. Setelah
mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Memahami dan menjelaskan konsep dan teori tentang analisis
perilaku produksi.
2. Memahami konsep fungsi produksi
3. Memahami dan menerapkan kurva isoquant
4. Memahami dan menerapkan kurva isocost

ANALISIS PERILAKU PRODUKSI


5. Memahami dan menerapkan kombinasi input produksi

A. PENDAHULUAN
Pada kehidupan sehari-hari,
sehari kita
a berusaha untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari,
hari, tetapi pada sisi yang lain, kita tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut, maka memicu banyak pelaku bisnis yang
berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
masyarakat. Sebelumnya
telah dijelaskan bahwa dalam ilmu ekonomi, kebutuhan masyarakat
diasumsikan tidak terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
tersebut, pelaku bisnis (perusahaan) dengan sumber dayanya yang
terbatas. Adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki dimiliki oleh
perusahaan, maka perusahaan berusaha untuk memaksimalkan: a)
sumber dayanya untuk memproduksi produk yang akan ditawarkan
kepada masyarakat dan b) keuntungan atau laba perusahaan. Hal ini
dikarenakan produk yang ditawarkan oleh perusahaan, tidak serta- serta
merta langsung ditawarkan oleh perusahaan, dikarenakan
perusahaan harus melakukan kegiatan yang mengolah input (bahan
mentah) terlebih dahulu untuk menjadi output (produk) perusahaan.
Kegiatan perusahaan untuk mengolah input menjadi output dikenal
sebagai
ebagai kegiatan produksi atau proses produksi.
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

Kegiatan produksi yang mengolah input menjadi output, bertujuan untuk


meningkatkan nilai dari input (seperti: bahan mentah, tenaga kerja) yang memiliki
nilai yang relatif rendah menjadi output yang memiliki nilai yang relatif tinggi
(seperti: mobil, pakaian, buku, dsb). Konsekuensi dari keadaan ini adalah semakin
tinggi tingkat penjualan output (produk) oleh perusahaan, maka perusahaan
tersebut juga dimungkinkan perusahaan akan memperoleh laba atau keuntungan
yang tinggi. Walaupun demikian, perusahaan harus mempertimbangkan sumber
daya yang dimilikinya untuk memproduksi suatu produk. Perusahaan harus
menganalisis seberapa besar produk yang akan diproduksi supaya perusahaan
dapat memaksimalkan keuntungannya.

B. FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi adalah hubungan matematis yang menggambarkan hubungan
antara input dan output. Adanya fungsi produksi tersebut, maka perusahaan dapat
menganalisis jumlah output maksimum yang akan diproduksi oleh perusahaan
berdasarkan sejumlah input yang digunakan oleh perusahaan. Secara matematis
fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Q = f (X)

Keterangan:
Q = jumlah output (produk) yang diproduksi perusahaan
X = jumlah input yang digunakan oleh perusahaan
Intepretasi dari rumus di atas adalah jumlah output (Q) perusahaan akan
ditentukan oleh jumlah input (X) yang digunakan oleh perusahaan. Pada umumnya,
input yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan output, antara lain: a)
tenaga kerja [TK], b) modal [M], c) sumber daya alam [SDA], dan d) teknologi [T].
Penggunaan keempat input untuk menghasilkan output (produk) perusahaan, maka
fungsi produksi dapat dirumuskan kembali, sebagai berikut:

Q = f (TK, M, SDA, T)

Keterangan:
Q = jumlah output (produk) yang diproduksi perusahaan
TK = tenaga kerja
M = modal
SDA = sumber daya alam
T = teknologi
Intepretasi dari rumus di atas adalah jumlah output (Q) perusahaan akan
ditentukan oleh: tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan teknologi yang
digunakan oleh perusahaan.

C. FUNGSI PRODUKSI SATU INPUT SATU OUTPUT


Untuk membahas lebih lanjut mengenai fungsi produksi, akan dibahas dahulu
fungsi produksi yang paling sederhana, yaitu fungsi produksi yang menggambarkan
hubungan antara satu input (tenaga kerja) dan satu output (satu produk). Fungsi
produksi ini dikenal sebagai fungsi produksi satu input satu output. Pada analisis
fungsi produksi satu input satu output, diasumsikan jumlah output hanya
dipengaruhi oleh tenaga kerja, sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap
tetap. Secara matematis fungsi produksi satu input satu output dapat dirumuskan
sebagai berikut:

110
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

Q = f (X1 // X2, X3, X4)

Keterangan:
Q = jumlah output (produk) yang diproduksi perusahaan
X1 = tenaga kerja
X2 = modal
X3 = sumber daya alam
X4 = teknologi
Intepretasi dari rumus di atas adalah jumlah output (Q) perusahaan akan
ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan, sedangkan faktor-faktor yang
lain seperti: modal, sumber daya alam dan teknologi, dalam waktu jangka pendek
tidak mengalami perubahan (tetap).
Analisis fungsi produksi satu input satu output, juga tunduk pada, “the law of
diminishing return”, yang mengungkapkan:
1. Jika perusahaan menambah faktor produksi (input) tenaga kerja dan tidak
menambah faktor produksi yang lain (modal, sumber daya alam dan teknologi),
maka produksi total akan mengalami peningkatan.
2. Seiring dengan semakin bertambahnya input tenaga kerja, pada suatu tingkatan
tertentu akan menyebabkan pertambahan produksi total semakin berkurang dan
pada akhirnya akan mencapai titik negatip.

Karakteristik fungsi produk satu input satu produk (fungsi produksi jangka
pendek)
Terdapat dua untuk memahami fungsi produksi jangka pendek, yaitu: a)
metode persamaan matematis, dan b) metode tabel. Kedua metode tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Metode persamaan matematis
Pada metode persamaan matematis, akan dibahas mengenai: a) fungsi produk
total, b) fungsi produksi marginal, dan c) fungsi produksi rata-rata. Berikut ini
akan dibahas mengenai masing-masing fungsi.
a. Fungsi produksi total (total product = TP)
Fungsi produksi total adalah hubungan matematis yang menggambarkan
jumlah output (Q) akan diperoleh dengan menggunakan input tenaga kerja,
dan mengasumsikan input produksi lainnya adalah tetap. Dari fungsi produksi
total, kita dapat menganalisis tingkat produksi perusahaan berdasarkan pada
input produksi yang digunakan.
b. Fungsi produksi marjinal (marginal product = MP)
Fungsi produksi marjinal adalah hubungan matematis yang menggambarkan
pertambahan jumlah output (Q) yang disebabkan oleh adanya pertambahan
input tenaga kerja yang digunakan. Dari fungsi produksi marginal, kita dapat
menganalisis tingkat produktivitas perusahaan. Secara matematis fungsi
produksi marginal dapat dirumuskan sebagai berikut:
∆Q
Produksi Marginal =
∆X
atau
∂Q
Produksi Marginal =
∂X
c. Fungsi produksi rata-rata (average product = AP)
Fungsi produksi marginal adalah hubungan matematis yang menggambarkan
rata-rata jumlah output (Q) yang dihasilkan oleh setiap perubahan input
tenaga kerja yang digunakan. Dari fungsi produksi rata-rata, kita dapat

111
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012
menganalisis tingkat produktivitas perusahaan. Secara matematis fungsi
produksi rata-rata dapat dirumuskan sebagai berikut:
ΣQ Q
Produksi Rata - rata = =
ΣX X
2. Metode tabel
Analisis fungsi produksi dapat juga menggunakan metode tabel untuk
menggambarkan hubungan antara: a) produksi total, b) produksi marginal, dan
c) produksi rata-rata.

Secara grafis, karakteristik fungsi produk satu input satu produk dapat
digambarkan sebagai berikut:

Kurva Fungsi Produk Satu Input Satu Output

Q C

A Fungsi produksi
total

I II III

Q
A
B

Fungsi produksi
rata-rata

Fungsi produksi
marginal

C
L

112
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

Berdasarkan pada kurva di atas, maka dapat diketahui bahwa “the law of
diminishing return” memiliki tiga fase, yaitu:
1. Tahap pertama
Seiring pertambahan input, menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi
total perusahaan mengalami peningkatan yang tinggi. Pada tahap ini, dimulai
dari titik A ke titik B pada kurva fungsi produksi total dimana pada saat produksi
total perusahaan belum mencapai titik maksimum. Pada saat yang sama, titik B
pada kurva fungsi produksi total, adalah sama dengan titik B pada kurva fungsi
produksi rata-rata.
Pada saat tahap pertama ini, peningkatan input tenaga kerja akan
menyebabkan meningkatnya pertumbuhan produksi rata-rata dengan cepat. Jika
diasumsikan harga input tenaga kerja tetap, maka dengan meningkatnya
produksi total, akan menyebabkan menurunnya biaya produksi per unit output.
Contoh yang dapat mengilustrasikan hal ini, adalah sebagai berikut:

Contoh 7.1

Diketahui:

Jumlah Biaya tenaga Jumlah


tenaga kerja kerja output
1 20 150
2 20 200
3 20 250
4 20 300
5 20 350
6 20 400
7 20 450
8 20 500

Hitung: biaya produksi per unit


Pembahasan:

Jumlah Biaya tenaga Jumlah Biaya total Biaya tenaga


tenaga kerja kerja output tenaga kerja kerja per
unit
(1) (2) (3) (1)x(2)=(4) (3):(4)
1 20 150 20 7,5
2 20 200 40 5
3 20 250 60 4,2
4 20 300 80 3,8
5 20 350 100 3,5
6 20 400 120 3,3
7 20 450 140 3,2
8 20 500 160 3,1

Berdasarkan pada Contoh 7.1, telah dibuktikan peningkatan jumlah output akan
menyebabkan menurunnya biaya tenaga, jika diasumsikan biaya tenaga kerja
adalah tetap. Konsekuensi dari kondisi ini adalah perusahaan tidak akan pernah
berhenti pada tahap pertama ini dikarenakan jika perusahaan meningkatkan
produksi output dan kemudian akan diikuti dengan menurunnya biaya produksi
per unit, akan menyebabkan perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya.

113
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012
Pada tahap pertama ini, dapat dikatakan efisiensi produksi perusahaan adalah
belum maksimal.
2. Tahap kedua
Seiring pertambahan input, menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi total
perusahaan mengalami peningkatan yang rendah. Tahap ini, dimulai dari titik B
ke titik C pada kurva fungsi produksi total dimana pada saat produksi total
perusahaan telah mencapai titik maksimum. Pada saat yang sama, titik C pada
kurva fungsi produksi total, adalah sama dengan titik C pada kurva fungsi
produksi marginal. Pada tahap kedua ini, dapat dikatakan efisiensi produksi
perusahaan telah mencapai titik maksimal.
3. Tahap ketiga
Seiring pertambahan input, menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi total
perusahaan semakin berkurang. Pada tahap ketiga ini, dapat dikatakan efisiensi
produksi perusahaan sudah pada tingkat tidak efisien. Hal ini dikarenakan setiap
peningkatan penggunaan input tenaga kerja, akan menyebabkan jumlah output
yang diproduksi perusahaan akan semakin menurun.
Berikut ini akan diberikan contoh yang dapat menjelaskan fungsi produksi satu
input satu output, yaitu sebagai berikut:

Contoh 7.2

Diketahui: 1. Q = 22X + 10X2 – X3


2. Jumlah input tenaga kerja adalah 10 orang
Hitung: 1. Produks total
2. Produksi marginal
3. Produksi rata-rata
4. Fase produksi
Pembahasan:

1. Fungsi produksi total adalah Q = 22X + 10X2 – X3


2. Fungsi produksi marginal
Untuk mencari fungsi produksi marginal, kita harus menurunkan persamaan
fungsi dari Q = 22X + 10X2 – X3. Turunan persamaan dari fungsi produksi
tersebut adalah;
MP = 22 + 20X – 3X2
3. Fungsi produksi rata-rata
Secara matematis fungsi produksi rata-rata dapat dirumuskan sebagai berikut:
ΣQ Q
Produksi Rata - rata = =
ΣX X
Berdasarkan rumus tersebut, maka fungsi produksi rata-ratanya adalah:
22X + 10X 2 − X3
AP =
X
AP = 22 + 10X – X2

Langkah berikutnya adalah menghitung setiap fungsi produksi (fungsi produksi


total, fungsi produksi marginal, dan fungsi produksi rata-rata) berdasarkan input
tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan.

114
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

X Fungsi produksi total Fungsi produksi Fungsi produksi


marginal rata-rata
Q = 22X + 10X2 – X3 MP = 22 + 20X – 3X2 AP = 22 + 10X – X2
1 31 39 31
2 76 50 38
3 129 55 43
4 184 54 46
5 235 47 47
6 276 34 46
7 301 15 43
8 304 -10 38
9 279 -41 31
10 220 -78 22

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui beberapa hal, antara
lain:
1. Tahap pertama
Pada tahap ini, penggunaan input tenaga kerja berada pada penggunaan 1
sampai 3 input tenaga kerja. Penggunaan input sebanyak 1-3 tenaga kerja, akan
menyebabkan:
a) Produksi total perusahaan belum mencapai titik maksimal, yaitu hanya
sebesar 129, padahal titik maksimal produksi total perusahaan adalah sebesar
304.
b) Produksi marginal pada tahap ini telah mencapai titik maksimal yaitu sebesar
55.
c) Produksi rata-rata pada tahap ini belum mencapai titik maksimal yaitu titik
maksimal pada tahap ini adalah 43, padahal titik maksimal secara
keseluruhannya adalah sebesar 47.
2. Tahap kedua
Pada tahap ini, penggunaan input tenaga kerja berada pada penggunaan 4
sampai 7 input tenaga kerja. Penggunaan input sebanyak 4-7 tenaga kerja, akan
menyebabkan:
a) Produksi total perusahaan belum mencapai titik maksimal, yaitu hanya
sebesar 301, padahal titik maksimal produksi total perusahaan adalah sebesar
304.
b) Produksi marginal pada tahap ini cenderung mengalami penurunan.
c) Produksi rata-rata pada tahap ini telah mencapai titik maksimal yaitu titik
maksimal pada tahap ini adalah 47, pada saat perusahaan menggunakan input
tenaga kerja sebanyak 5 tenaga kerja dan kemudian cenderung mengalami
penurunan.
3. Tahap ketiga
Pada tahap ini, penggunaan input tenaga kerja berada pada penggunaan 8
sampai 10 input tenaga kerja. Penggunaan input sebanyak 8-10 tenaga kerja,
akan menyebabkan:
a) Produksi total perusahaan telah mencapai titik maksimal, yaitu hanya sebesar
304, pada penggunaan 8 input tenaga kerja
b) Produksi marginal pada tahap ini terus mengalami penurunan sampai pada
titik negatip, sehingga mengindikasikan kegiatan produksi yang dilakukan
perusahaan sudah tidak efisien lagi.
c) Produksi rata-rata pada tahap ini juga terus mengalami penurunan, sehingga
hal ini juga mengindikasikan kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan
sudah tidak efisien.

115
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

D. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT SATU OUTPUT


Pembahasan selanjutnya mengenai fungsi produksi dua input satu output,
yaitu fungsi produksi yang menggambarkan hubungan antara dua input (tenaga
kerja dan modal) dan satu output (satu produk). Pada analisis fungsi produksi dua
input satu output, diasumsikan jumlah output dipengaruhi oleh tenaga kerja dan
modal, sedangkan faktor produksi lainnya dianggap tetap. Secara matematis fungsi
produksi dua input satu output dapat dirumuskan sebagai berikut:

Q = f (X1, X2, // X3, X4)

Keterangan:
Q = jumlah output (produk) yang diproduksi perusahaan
X1 = tenaga kerja
X2 = modal
X3 = sumber daya alam
X4 = teknologi
Intepretasi dari rumus di atas adalah jumlah output (Q) perusahaan akan
ditentukan oleh jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakan, sedangkan faktor-
faktor yang lain seperti: sumber daya alam dan teknologi, dalam waktu jangka
pendek tidak mengalami perubahan (tetap).
Untuk menganalisis fungsi produksi dua input satu output, terdapat beberapa
alat analisis yang dapat digunakan, antara lain:
1. Kurva isoquant (isoquant curve)
Kurva isoquant merupakan kurva yang menggambarkan kombinasi dua
input produksi untuk memproduksi atau menghasilkan suatu produk. Jika kita
menganalisis kurva isoquant, kita akan dapat mengetahui kombinasi dua input
yang dapat menghasilkan jumlah output yang sama.
2. Kurva isocost (isocost curve)
Kurva isoquant (indifference curve) yang telah dijelaskan sebelumnya,
merupakan analisis mengenai kombinasi dua input untuk menghasilkan output
yang sama. Analisis tersebut tidak mempertimbangkan tidak
mempertimbangkan: a) jumlah biaya produksi yang dimiliki oleh perusahaan,
dan b) harga input produksi yang digunakan. Kedua faktor tersebut merupakan
faktor yang membatasi perilaku produksi perusahaan untuk memproduksi suatu
produk. Untuk menganalisis fungsi produksi dua input satu output dan
mempertimbangkan kedua hal tersebut, maka kita dapat menggunakan analisis
kurva isocost. Kurva isocost merupakan kurva yang menggambarkan hubungan
antara jumlah output dengan harga input dan jumlah input yang digunakan
untuk memproduksi output perusahaan.
3. Tingkat pergantian teknis marjinal (marginal rates technical of substitutions)
Kurva isoquant memiliki konsekuensi adanya tingkat pergantian
penggunaan antar input produksi. Titik-titik di sepanjang kurva isoquant,
menggambarkan kombinasi penggunaan input produk yang berbeda. Kombinasi
penggunaan input produk yang berbeda telah mengindikasikan adanya tingkat
pergantian di antara penggunaan input produksi. Metode yang menganalisis
tingkat pergantian di antara input produksi yang digunakan perusahaan dan
pada sisi yang lain tetap mempertahankan jumlah outputnya, dikenal sebagai,
“tingkat pergantian teknis marginal” atau “marginal rates technical of
substitutions.” Secara matematis, tingkat pergantian marginal (MRTS) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
- ∆M
MRTS =
∆ TK
atau,
116
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

MPL ∂C
MRTS = =
MPC ∂L
4. Tingkat keseimbangan produksi
Keseimbangan produksi akan terjadi pada, jika memenuhi beberapa
persyaratan yaitu:
1) Jumlah produksi pada suatu produk telah mencapai titik yang maksimum pada
anggaran biaya produksi perusahaan.
2) Lengkung kurva isoquant telah menyinggung pada kurva isocost.

Untuk mempermudah konsep: a) kurva isoquant, b) kurva isocost, c) tingkat


pergantian teknik marginal, dan d) tingkat keseimbangan produksi, akan
dijelaskan oleh contoh berikut ini.

Contoh 7.3

Diketahui: TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2


Ptk = Rp.50
Pm = Rp.100
Biaya produksi sebesar Rp.2.000
Hitung: 1. Tingkat keseimbangan produksi
2. Kurva isoquant
3. Kurva isocost
4. Tingkat pergantian teknis marginal
Pembahasan:

Tingkat keseimbangan produksi


Untuk menganalisis fungsi produksi dua input satu output, analisis yang
pertama kali dilakukan adalah mencari jumlah output maksimum yang dihasilkan
oleh perusahaan. Untuk mencari jumlah output maksimum yang dihasilkan oleh
perusahaan, dapat dilakukan oleh beberapa langkah, yaitu:
1. Mencari nilai MPTK
MPTK atau marginal product atas tenaga kerja, merupakan turunan
persamaan pertama jumlah input tenaga kerja (TK) terhadap jumlah output
(Q). Berdasarkan pada persamaan fungsi produksi TP = 20TK – 2TK2 + 30M –
3M2, maka MPTKnya adalah sebagai berikut:
MPTK = 20 – 4 TK = 0
4 TK = 20
TK = 5
2. Mencari nilai MPM
MPM atau marginal product atas modal, merupakan turunan persamaan
pertama jumlah input modal (M) terhadap jumlah output (Q). Berdasarkan
pada persamaan fungsi produksi TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2, maka
MPMnya adalah sebagai berikut:
MPM = 30 – 6 M = 0
6 M = 30
M =5

117
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

3. Mencari jumlah output maksimum


Setelah MPTK dan MPM sudah diketahui, maka tahap selanjutnya adalah
memasukkan nilai MPTK dan MPM pada fungsi produksi.
TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2
TP = 20 (5) – 2 (5)2 + 30 (5) – 3 (5)2
TP = 100 – 50 + 150 – 75
TP = 125

Kurva isoquant
Kombinasi penggunaan input tenaga kerja (TK) dan input modal (M) yang
memiliki jumlah total produksi yang sama, dapat dijelaskan sebagai berikut:

TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2


12 -54 -40 -30 -24 -22 -24 -30 -40 -54 -72 -94 -120
11 -15 -1 9 15 17 15 9 -1 -15 -33 -55 -81
10 18 32 42 48 50 48 42 32 18 0 -22 -48
9 45 59 69 75 77 75 69 59 45 27 5 -21
8 66 80 90 96 98 96 90 80 66 48 26 0
7 81 95 105 111 113 111 105 95 81 63 41 15
M 6 90 104 114 120 122 120 114 104 90 72 50 24
5 93 107 117 123 125 123 117 107 93 75 53 27
4 90 104 114 120 122 120 114 104 90 72 50 24
3 81 95 105 111 113 111 105 95 81 63 41 15
2 66 80 90 96 98 96 90 80 66 48 26 0
1 45 59 69 75 77 75 69 59 45 27 5 -21
0 18 32 42 48 50 48 42 32 18 0 -22 -48
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
TK

Dari tabel di atas, dapat diketahui beberapa kombinasi penggunaan input tenaga
dan modal yang mempunyai total jumlah output yang sama, yaitu:

TK M Total output TK M Total output


1 4 90 3 6 114
1 6 90 3 4 114
3 2 90 7 6 114
7 2 90 7 4 114
9 6 90

TK M Total output
2 8 80
2 2 80
8 8 80
8 2 80

118
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

Kurva isocost
Kurva yang menggambarkan kombinasi penggunaan input tenaga kerja (TK) dan
input modal (M) yang terikat pada kendala biaya produksi dan harga input
produksi, dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.000 = 1.000TK + 500M


Jika TK = 0
2.000 = 1.000TK + 500M
2.000 = 1.000 (0) + 500M
M = 4

Jika M = 0
2.000 = 1.000TK + 500M
2.000 = 1.000TK + 500 (0)
TK = 2
Berdasarkan pada perhitungan di atas maka koordinatnya adalah: (0;4):(2;0),
dan jika digambarkan dalam kurva adalah sebagai berikut:

Kurva Isocost
M

2.000 = 1.000TK + 500M

2 TK

Tingkat pergantian teknis marginal


Setelah diketahui kendala anggaran dalam mengkonsumsi suatu produk,
analisis berikutnya membahas mengenai analisis tingkat pergantian di antara
produk-produk yang dikonsumen dan pada sisi yang lain tetap mempertahankan
nilai guna totalnya.

TK M Jumlah Tingkat pengembalian


output teknis marginal
1 4 90
1 6 90 ∞
3 2 90 -2
7 2 90 0
9 6 90 -2

119
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

- (6 - 4) −2
MRTS = = = ∞
1−1 0
- (2 - 6) −4
MRTS = = = −2
3 −1 2
- (2 - 2) 0
MRTS = = = 0
7−3 4
- (6 - 2) 0
MRTS = = = −2
9−7 4

TK M Jumlah Tingkat pengembalian


output teknis marginal
3 6 114
3 4 114 ∞
7 6 114 -0,5
7 4 114 ∞

- (4 - 6) 2
MRTS = = = ∞
3−3 0
- (6 - 4) −2
MRTS = = = −0,5
7−3 4
- (4 - 6) 2
MRTS = = = ∞
7−7 0

TK M Jumlah Tingkat pengembalian


output teknis marginal
2 8 80
2 2 80 ∞
8 8 80 -1
8 2 80 1

- (2 - 8) 6
MRTS = = = ∞
2−2 0
- (8 - 2) −6
MRTS = = = −1
8−2 6
- (2 - 8) 6
MRTS = = =1
8−2 6

Kurva Tingkat keseimbangan produksi


Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui tingkat
keseimbangan produksi dengan menggunakan input tenaga kerja (TK) sebanyak
5 dan input modal (M) sebanyak 5. Total output yang bisa dicapai dengan
penggunaan input tenaga kerja (TK) sebanyak 5 dan input modal (M) sebanyak 5
adalah sebesar 125 unit. Tingkat keseimbangan produksi, jika digambarkan
dalam kurva, adalah sebagai berikut:

120
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

Kurva Tingkat Keseimbangan produksi

TP = 90
4

2.000 = 1.000TK + 500M

2 TK

REFERENSI
Arsyad, Lincolin. 2011. Ekonomi Manajerial. BPFE
Latief, Wasis A. 2011. Pengantar Ekonomi Mikro. UM Press
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2002. Teori Ekonomi Mikro. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sarnowo, Henry dan Danang Sunyoto. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. CAPS
Suki
Sukirno, Sardono. 1995. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada

PROPAGASI
1. Jelaskan mengenai fungsi produksi.
2. Jelaskan mengenai fungsi produksi satu input satu output.
3. Jelaskan perbedaan dari fungsi produksi total, fungsi produksi marjinal, fungsi
produksi rata-rata.
4. Jelaskan mengenai konsep “the law of diminishing return”.
5. Jelaskan mengenai fungsi produksi dua input satu output.
6. Jelaskan mengenai isoquant.
7. Jelaskan mengenai isocost.
8. Jelaskan mengenai tingkat pergantian teknis marjinal.
9. Jelaskan mengenai tingkat keseimbangan produksi.
10. Diketahui: 1. Q = 20X + 10X2 – X3
2. Jumlah input tenaga kerja adalah 12 orang
Hitung: 1. Produks total
2. Produksi marginal
3. Produksi rata-rata
4. Fase produksi
11. Diketahui: TP = 18TK – 2TK2 + 32M – 2M2
Ptk = Rp.500
Pm = Rp.1000
Biaya produksi sebesar Rp.20.000
121
Ekonomi Manajerial / Analisis Perilaku Produksi Brawijaya University 2012

Hitung: 1. Tingkat keseimbangan produksi


2. Kurva isoquant
3. Kurva isocost
4. Tingkat pergantian teknis marginal

122

Anda mungkin juga menyukai