Anda di halaman 1dari 34

Modul 7 Analisis Perilaku

Produksi
Pendahuluan
 Adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan, maka perusahaan berusaha untuk
memaksimalkan: a) sumber dayanya untuk
memproduksi produk yang akan ditawarkan
kepada masyarakat dan b) keuntungan atau laba
perusahaan.
 Hal ini dikarenakan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan, tidak serta-merta langsung
ditawarkan oleh perusahaan, dikarenakan
perusahaan harus melakukan kegiatan yang
mengolah input (bahan mentah) terlebih dahulu
untuk menjadi output (produk) perusahaan.
 Kegiatan perusahaan untuk mengolah input
menjadi output dikenal sebagai kegiatan produksi
atau proses produksi.
Pendahuluan
Semakin tinggi tingkat penjualan output
(produk) oleh perusahaan, maka perusahaan
tersebut juga dimungkinkan perusahaan akan
memperoleh laba atau keuntungan yang
tinggi.
Walaupun demikian, perusahaan harus
mempertimbangkan sumber daya yang
dimilikinya untuk memproduksi suatu
produk.
Perusahaan harus menganalisis seberapa
besar produk yang akan diproduksi supaya
perusahaan dapat memaksimalkan
keuntungannya.
Fungsi produksi
Fungsi produksi adalah hubungan matematis
yang menggambarkan hubungan antara input
dan output.
Adanya fungsi produksi tersebut, maka
perusahaan dapat menganalisis jumlah output
maksimum yang akan diproduksi oleh
perusahaan berdasarkan sejumlah input yang
digunakan oleh perusahaan.
Secara matematis fungsi produksi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Q = f (X)
Fungsi produksi
Intepretasi dari rumus di atas adalah jumlah
output (Q) perusahaan akan ditentukan oleh
jumlah input (X) yang digunakan oleh
perusahaan.
Pada umumnya, input yang digunakan oleh
perusahaan untuk menghasilkan output,
antara lain: a) tenaga kerja [TK], b) modal
[M], c) sumber daya alam [SDA], dan d)
teknologi [T]. Penggunaan keempat input
untuk menghasilkan output (produk)
perusahaan, maka fungsi produksi dapat
dirumuskan kembali, sebagai berikut:
Q = f (TK, M, SDA, T)
Fungsi Produksi Satu Input Satu
Output
Fungsi produksi yang menggambarkan
hubungan antara satu input (tenaga kerja)
dan satu output (satu produk).  fungsi
produksi satu input satu output.
Pada analisis fungsi produksi satu input satu
output, diasumsikan jumlah output hanya
dipengaruhi oleh tenaga kerja, sedangkan
faktor-faktor produksi lainnya dianggap
tetap. Secara matematis fungsi produksi satu
input satu output dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Q = f (X1 // X2, X3, X4)
Fungsi Produksi Satu Input Satu
Output
 Keterangan:
Q = jumlah output (produk) yang
diproduksi
perusahaan
X1 = tenaga kerja
X2 = modal
X3 = sumber daya alam
X4 = teknologi
 Intepretasi dari rumus di atas adalah jumlah
output (Q) perusahaan akan ditentukan oleh
jumlah tenaga kerja yang digunakan, sedangkan
faktor-faktor yang lain seperti: modal, sumber
daya alam dan teknologi, dalam waktu jangka
pendek tidak mengalami perubahan (tetap).
Fungsi Produksi Satu Input Satu
Output
Analisis fungsi produksi satu input satu output, juga
tunduk pada, “the law of diminishing return”, yang
mengungkapkan:
1. Jika perusahaan menambah faktor produksi
(input) tenaga kerja dan tidak menambah faktor
produksi yang lain (modal, sumber daya alam dan
teknologi), maka produksi total akan mengalami
peningkatan.
2. Seiring dengan semakin bertambahnya input
tenaga kerja, pada suatu tingkatan tertentu akan
menyebabkan pertambahan produksi total semakin
berkurang dan pada akhirnya akan mencapai titik
negatip.
Karakteristik fungsi produk satu
input satu produk
Terdapat dua untuk memahami fungsi
produksi jangka pendek, yaitu:
a) metode persamaan matematis, dan
b) metode tabel.
Metode persamaan matematis
a. Fungsi produksi total (total product = TP)
- Fungsi produksi total adalah hubungan
matematis yang menggambarkan jumlah
output (Q) akan diperoleh dengan
menggunakan input tenaga kerja, dan
mengasumsikan input produksi lainnya
adalah tetap.
- Dari fungsi produksi total, kita dapat
menganalisis tingkat produksi perusahaan
berdasarkan pada input produksi yang
digunakan.
Metode persamaan matematis
b.Fungsi produksi marjinal (marginal product =
MP)
- Fungsi produksi marjinal adalah hubungan
matematis yang menggambarkan pertambahan
jumlah output (Q) yang disebabkan oleh adanya
pertambahan input tenaga kerja yang digunakan.
- Dari fungsi produksi marginal, kita dapat
menganalisis tingkat produktivitas perusahaan.
- Secara matematis fungsi produksi marginal
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q
Produksi Marginal 
X
Metode persamaan matematis
c. Fungsi produksi rata-rata (average product = AP)
- Fungsi produksi marginal adalah hubungan
matematis yang menggambarkan rata-rata jumlah
output (Q) yang dihasilkan oleh setiap perubahan
input tenaga kerja yang digunakan.
- Dari fungsi produksi rata-rata, kita dapat
menganalisis tingkat produktivitas perusahaan.
- Secara matematis fungsi produksi rata-rata
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q Q
Produksi Rata - rata  
X X
Metode tabel
Analisis fungsi produksi dapat juga
menggunakan metode tabel untuk
menggambarkan hubungan antara: a)
produksi total, b) produksi marginal, dan
c) produksi rata-rata.
Q C

Kurva B

A Fungsi produksi
total

I II III

Q
A
B

Fungsi produksi
rata-rata

Fungsi produksi
marginal

C
L
The law of diminishing return
Memiliki tiga fase, yaitu:
1.Tahap pertama
- Seiring pertambahan input, menyebabkan
tingkat pertumbuhan produksi total perusahaan
mengalami peningkatan yang tinggi.
- Pada tahap ini, dimulai dari titik A ke titik
B pada kurva fungsi produksi total dimana pada
saat produksi total perusahaan belum mencapai
titik maksimum.
- Pada saat yang sama, titik B pada kurva
fungsi produksi total, adalah sama dengan titik B
pada kurva fungsi produksi rata-rata.
The law of diminishing return
2.Tahap kedua
- Seiring pertambahan input,
menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi total
perusahaan mengalami peningkatan yang rendah.
- Tahap ini, dimulai dari titik B ke
titik C pada kurva fungsi produksi total dimana
pada saat produksi total perusahaan telah
mencapai titik maksimum.
- Pada saat yang sama, titik C pada
kurva fungsi produksi total, adalah sama dengan
titik C pada kurva fungsi produksi marginal.
- Pada tahap kedua ini, dapat
dikatakan efisiensi produksi perusahaan telah
mencapai titik maksimal.
The law of diminishing return
3. Tahap ketiga
- Seiring pertambahan input,
menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi
total perusahaan semakin berkurang.
- Pada tahap ketiga ini, dapat dikatakan
efisiensi produksi perusahaan sudah pada
tingkat tidak efisien.
- Hal ini dikarenakan setiap peningkatan
penggunaan input tenaga kerja, akan
menyebabkan jumlah output yang diproduksi
perusahaan akan semakin menurun.
Contoh
Diketahui:
1. Q = 22X + 10X2 – X3
2. Jumlah input tenaga kerja adalah 10
orang
Hitung:
1. Produks total
2. Produksi marginal
3. Produksi rata-rata
4. Fase produksi
Pembahasan
1. Fungsi produksi total adalah Q = 22X + 10X2 – X3
2. Fungsi produksi marginal
Untuk mencari fungsi produksi marginal, kita harus
menurunkan persamaan fungsi dari Q = 22X + 10X2
– X3. Turunan persamaan dari fungsi produksi
tersebut adalah;
MP = 22 + 20X – 3X2
Pembahasan
3. Fungsi produksi rata-rata
Secara matematis fungsi produksi rata-rata dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Q Q
Produksi Rata - rata  
X X
Berdasarkan rumus tersebut, maka fungsi produksi
rata-ratanya adalah:
22X  10X2  X3
AP 
X
AP = 22 + 10X – X2
X Fungsi Fungsi Fungsi
produksi total produksi produksi
marginal rata-rata
Q = 22X + 10X2 – X3 MP = 22 + 20X – 3X2 AP = 22 + 10X – X2

1 31 39 31
2 76 50 38
3 129 55 43
4 184 54 46
5 235 47 47
6 276 34 46
7 301 15 43
8 304 -10 38
9 279 -41 31
10 220 -78 22
Fungsi Produksi Dua Input Satu
Output
Fungsi produksi yang menggambarkan
hubungan antara dua input (tenaga kerja dan
modal) dan satu output (satu produk).
Pada analisis fungsi produksi dua input satu
output, diasumsikan jumlah output
dipengaruhi oleh tenaga kerja dan modal,
sedangkan faktor produksi lainnya dianggap
tetap.
Secara matematis fungsi produksi dua input
satu output dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Q = f (X1, X2, // X3, X4)
Fungsi Produksi Dua Input Satu
Output
Untuk menganalisis fungsi produksi dua input
satu output, terdapat beberapa alat analisis yang
dapat digunakan, antara lain:
1. Kurva isoquant (isoquant curve)
Kurva isoquant merupakan kurva yang
menggambarkan kombinasi dua input produksi
untuk memproduksi atau menghasilkan suatu
produk. Jika kita menganalisis kurva isoquant,
kita akan dapat mengetahui kombinasi dua input
yang dapat menghasilkan jumlah output yang
sama.
Fungsi Produksi Dua Input Satu
Output
2.Kurva isocost (isocost curve)
- Kurva isoquant (indifference curve) yang
telah dijelaskan sebelumnya, merupakan analisis
mengenai kombinasi dua input untuk
menghasilkan output yang sama.
- Analisis tersebut tidak mempertimbangkan
tidak mempertimbangkan: a) jumlah biaya
produksi yang dimiliki oleh perusahaan, dan b)
harga input produksi yang digunakan. Kedua
faktor tersebut merupakan faktor yang membatasi
perilaku produksi perusahaan untuk memproduksi
suatu produk.
Fungsi Produksi Dua Input Satu
Output
3.Tingkat pergantian teknis marjinal (marginal
rates technical of substitutions)
- Kurva isoquant memiliki konsekuensi
adanya tingkat pergantian penggunaan antar
input produksi.
- Titik-titik di sepanjang kurva isoquant,
menggambarkan kombinasi penggunaan input
produk yang berbeda.
- Secara matematis, tingkat pergantian
marginal (MRTS) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
- M
MRTS 
TK
Fungsi Produksi Dua Input Satu
Output
4.Tingkat keseimbangan produksi
Keseimbangan produksi akan terjadi pada, jika
memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
1) Jumlah produksi pada suatu produk telah
mencapai titik yang maksimum pada anggaran
biaya produksi perusahaan.
2) Lengkung kurva isoquant telah
menyinggung pada kurva isocost.
Contoh
Diketahui:
TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2
Ptk = Rp.50
Pm = Rp.100
Biaya produksi sebesar Rp.2.000

Hitung:
1. Tingkat keseimbangan produksi
2. Kurva isoquant
3. Kurva isocost
4. Tingkat pergantian teknis marginal
Pembahasan
Tingkat keseimbangan produksi
1. Mencari nilai MPTK
MPTK atau marginal product atas tenaga
kerja, merupakan turunan persamaan pertama
jumlah input tenaga kerja (TK) terhadap
jumlah output (Q).
Berdasarkan pada persamaan fungsi produksi
TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2, maka
MPTKnya adalah sebagai berikut:
MPTK = 20 – 4 TK = 0
4 TK = 20
TK =5
Pembahasan
2. Mencari nilai MPM
MPM atau marginal product atas modal,
merupakan turunan persamaan pertama
jumlah input modal (M) terhadap jumlah
output (Q).
Berdasarkan pada persamaan fungsi produksi
TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2, maka
MPMnya adalah sebagai berikut:
MPM = 30 – 6 M = 0
6M = 30
M =5
Pembahasan
3.Mencari jumlah output maksimum
Setelah MPTK dan MPM sudah diketahui, maka
tahap selanjutnya adalah memasukkan nilai
MPTK dan MPM pada fungsi produksi.
TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2
TP = 20 (5) – 2 (5)2 + 30 (5) – 3 (5)2
TP = 100 – 50 + 150 – 75
TP = 125
Pembahasan
Kurva isocost
2.000 = 1.000TK + 500M
Jika TK =0
2.000 = 1.000TK + 500M
2.000 = 1.000 (0) + 500M
M =4

Jika M = 0
2.000 = 1.000TK + 500M
2.000 = 1.000TK + 500 (0)
TK = 2
Pembahasan
Kurva isocost
M

2.000 = 1.000TK + 500M

2 TK
Pembahasan
Tingkat pergantian teknis marginal

TK M Jumlah Tingkat
output pengembalian
teknis marginal
1 4 90
1 6 90 ∞
3 2 90 -2
7 2 90 0
9 6 90 -2
Pembahasan
Kurva Tingkat keseimbangan produksi
M

TP = 90
4

2.000 = 1.000TK + 500M

2 TK

Anda mungkin juga menyukai