SASTRA
MINANGKABAU
KELAS VIII
UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Editor:
Dr. H. Asrinur, M.Pd.
Sri Puji Hastuti, Ph.D.
Desainer:
Mifta Ardila
Sumber:
www.freepik.com
Penata Letak:
Latifah Putri Syalina
Proofreader :
Tim ICM
Ukuran:
xxxii, 120hlm., 21x29.7 cm
ISBN:
CetakanPertama:
Juni 2022
PRAKATA................................................................................................................... vi
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt., atas selesainya penulisan
modul ajar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastera Minangkabau Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama ini. Modul ajar ini dilengkapi dengan latihan soal
formatif untuk menguji pemahaman peserta didik terkait dengan materi
yang terdapat dalam modul ajar ini.
Modul ajar ini dipakai untuk sebagai salah satu sumber belajar yang
terdiri dari beberapa capaian pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta
didik, yang ada pada bagian berikutnya dari modul ajar ini.
Penulis menyadari, peribahasa berujar tiada gading yang tak retak;
karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki, tentulah
modul ajar ini masih banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
perbaikan dan kesempurnaan modul ajar ini dimasa mendatang. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut berparti-
sipasi memberikan saran dan fikiran serta bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan modul ajar ini, terutama yang telah banyak
membantu penulis dalam mempersiapkan modul ini, para rekan sejawat, serta
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya kepada Allah Swt. jualah semua penulis serahkan semoga
modul ajar ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
vi
ANALISIS KETERKAITAN KI, KD dan INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Minangkabau
KELAS: VIII
Tema: Bijaksana, Toleran, dan Demokratis.
vii
INDIKATOR MATERI POKOK /SUB.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR TUJUAN PEMBELAJARAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI MATERI POKOK
3.1 Mengidentifikasi 4.1 Menyajikan hasil 3.1.1 mengidentifikasi filosofi a. Peserta didik dapat Teks biografi dan
informasi teks refleksi konsep harga diri, budi, dan mengidentifikasi filosofi tokoh Kota
biografi dan filosofi harga diri, harmoni tokoh yang informasi teks biografi Solok
filosofi (lisan budi, dan terdapat dalam teks dan filosofi (lisan atau
atau tulisan) harmoni dalam biografi dan filosofi yang tulisan) berkaitan
berkaitan Budaya dibaca atau didengar dengan filosofi harga
dengan filosofi Minangkabau dari 3.1.2 menjelaskan hal-hal yang diri, budi, dan harmoni
harga diri, budi, teks biografi dan dapat diteladani dari dalam Budaya
dan harmoni filosofi, dengan tokoh yang terdapat Minangkabau yang
dalamBudaya memperhatikan dalam teks biografi dan dibaca dan didengar.
Minangkabau kosakata Bahasa filosofi yang dibaca atau
yang dibaca dan Minangkabau didengar b. Peserta didik dapat
didengar. beserta makna 3.1.3 menentukan menyajikan hasil
dan nilai yang keistimewaan tokoh yang refleksi konsep filosofi
dikandungnya, terdapat dalam teks harga diri, budi, dan
secara lisan dan biografi dan filosofi yang harmoni dalam Budaya
atau tulisan. dibaca atau didengar Minangkabau dari teks
biografi dan filosofi
dengan memperhatikan
kosakata Bahasa
Minangkabau beserta
makna dan nilai yang
dikandungnya secara
lisan dan atau tulisan
viii
4.1.1 menyajikan hasil refleksi Makna dan nilai
konsep filosofi harga diri, yang terkandung
budi, dan harmoni dalam dalam teks biografi
Budaya Minangkabau dan filosofi
dari teks biografi dan
filosofi secara lisan dan
atau tulisan
ix
Minangkabau yang c. Peserta didik
dibaca dapat
4.2.1 Peserta didik dapat menemukan
menuliskan tulisan informasi yang
Arab-melayu terdapat dlam
teks tentang
manuskrip
beraksara arab-
melayu dan teks
lain yang relevan
tentang konsep
pendidikan surau
di Minangkabau.
3.3 Menelaah bentuk, 4.3 Melafalkan pidato 3.3.1 Mengidentifikasi bentuk a. Peserta didik Teks pidato adat
makna, dan nilai adat dengan budaya Minangkabau mampu budaya
budaya memperhatikan dalam teks pidato adat mengidentifikasi Minangkabau
Minangkabau aspek yang dibaca dan di bentuk budaya
dalam teks kebahasaan lisan dengar Minangkabau dalam
pidato adat yang Minangkabau 3.3.2Menelaah makna teks pidato adat
yang dibaca dan (lafal, intonasi, budaya Minangkabau yang dibaca dan di
didengar. mimik, dan dalam teks pidato adat dengar dengan
kinesik) dengan yang dibaca dan di tepat.
Bahasa dengar b. Peserta didik
Minangkabau mampu menelaah
3.3.3Menganalisis nilai
yangbenar dan makna budaya
budaya Minangkabau
baik. Minangkabau dalam Makna teks pidato
dalam teks pidato adat adat budaya
yang dibaca dan di teks pidato adat
yang dibaca dan di Minangkabau
dengar
dengar dengan
tepat
x
4.3.1Menyajikan hasil analisis c. Peserta didik Nilai Budaya teks
bentuk, makna, dan nilai mampu pidato adat
budaya Minangkabau mengidentifikasi budaya
dalam teks pidato adat nilai budaya Minangkabau
yang dibaca dan Minangkabau dalam
didengar. teks pidato adat
yang dibaca dan di
dengar dengan
4.3.2 Melafalkan pidato adat
tepat
dengan memperhatikan
aspek kebahasaan lisan d. Peserta didik
Minangkabau (lafal, mampu menyajikan
intonasi, mimik, dan hasil analisis
kinesik) dengan bahasa bentuk, makna, dan
nilai budaya Pidato Adat
Minangkabau yang Budaya
benar dan baik Minangkabau dalam
teks pidato adat Minangkabau
yang dibaca dan
didengar dengan
cermat.
e. Peserta didik
mampu melafalkan
teks pidato adat
Nagari Solok
dengan lafal, mimik,
dan kinesik) dalam Pidato Adat
bahasa Nagari Solok
Minangkabau yang
baik dan benar.
xi
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 INDIKATOR TUJUAN MATERI POKOK /SUB.
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN MATERI POKOK
3.4 Mengidentifikasi 4.1. Menceritakan 3.4.1 Mengidentifikasi a. Peserta didik Teks eksposisi tentang
informasi pada kembali isi teks pengertian tentang luhak mampu luhak dan rantau.
teks eksposisi eksposisi atau dan rantau mengidentifikasi
atau ulasan ulasan tentang 3.4.2 Menjelaskankan tentang pengertian tentang
tentangluhak luhak dan rantau pembagian luhak dan luhak dan rantau
dan rantau yang dengan rantau b. Peserta didik
dibaca dan memperhatikan mampu
didengar. kosakata dan menjelasakan
frase Bahasa pembagian luhak
4.4.1. Menuliskan kembali
Minangkabau dan rantau
tentang luhak dan rantau
yang benar dan c. Peserta didik
dengan Bahasa
baik secara lisan mampu
Minangkabau yang benar
dan atau tulisan. menyimpulkan isi
teks eksposisi
tentang luhak dan
rantau
d. Peserta didik
mampu
menyajikan teks
eksposisi dengan
memperhatikan
kosakata dan frase
Bahasa
Minangkabau yang
benar
xii
3.5 Menelaah struktur 4.5. Menyajikan 3.5.1. Mengidentifikasi teks a. Peserta didik dapat Teks Prosa
dan kebahasaan analisis intrinsik prosa menjelaskan Struktur Teks Prosa
teks prosa (tokoh, alur, 3.5.2 Menganalisis teks prosa pengertian teks
Toleransi di
(tambo, kaba, latar, tema, dan (tambo, kaba, cerita prosa dengan
Minangkabau
cerita anak, dll) amanat) teks anak, dll) tentang benar.
tentang toleransi, prosa dengan toleransi, demokrasi, b. Peserta didik dapat
demokrasi, memperhatikan keadilan, dan menjelaskan
keadilan, dan Bahasa kebijaksanaan yang struktur teks prosa
kebijaksanaan Minangkabau dibaca dan didengar dengan benar..
yang dibaca dan yang benar dan
didengar. baik secara lisan
dan atau tulisan. c. Peserta didik dapat
menelaah tentang
toleransi di
Minangkabau
berdasarkan teks
prosa dengan
benar.
d. Peserta didik dapat
menelaah tentang
demokrasi di
minangkabau
berdasarkan teks
prosa dengan
benar
e. Peserta didik dapat
menelaah tentang
keadilan dan
kebijaksanaan di
minangkabau
berdasarkan teks
xiii
prosa dengan Demokrasi di
benar Minangkabau
f. 4.5. 1 Peserta didik Keadilan
dapat membuat daKebijaksanaan di
laporan analisis Minangkabau
intrinsik (tokoh,
4.5. Menyajikan analisis alur, latar, tema,
intrinsik teks prosa dan amanat) teks
dengan memperhatikan prosa dengan
Bahasa Minangkabau memperhatikan Analisis intrinsik teks
Bahasa prosa dengan
Minangkabau memperhatikan Bahasa
dengan baik dan Minangkabau
benar.
3.6 Menelaah makna 4.6 Menyajikan 3.6.1. Memahami Sistem a. Melalui pengalaman Sistem Perkawinan di
konseptual dan makna perkawinan di belajar secara Minangkabau
prosedural konseptual dan Minangkabau pemahaman
dalam teks prosedural dari konseptual Peserta
prosedural teks tentang didik dapat
Dalam Adat
tentang sistem sistem menjelaskan sistem
Minangkabau
perkawinan perkawinan perkawinan di
perkawinan bersifat
Minangkabau Minangkabau Minangkabau
eksogami, artinya
yang dibaca, dengan b. Peserta didik dapat
perkawinan harus
ditonton, dan menggunakan menjelaskan 4 jenis
keluar suku. Pada
didengar. dengan Bahasa perkawinan di
3.6.2. Mengurutkan rangkaian sistem perkawinan
Minangkabau Minangkabau
prosesi perkawinan adat eksogami ini, tidak
yang benar dan c. Peserta didik
Minangkabau di Kota dibolehkan orang yang
baik secara lisan menyajikan teks
Solok. sesuku saling kawin-
dan atau tulisan. prosedural tentang
mengawini meskipun
rangkaian prosesi
mereka sudah
perkawinan di
xiv
Minangkabau. berkembang menjadi
ratusan orang, karena
3.6.3. Mengidentifikasi setiap masyarakat
rangkaian prosesi d. Peserta didik dapat
Minangkabau yang
perkawinan adat menentukan jenis
sesuku dianggap
Minangkabau rangkaian dalam
badunsanak atau
prosesi perkawinan
bersaudara.
adat Minangkabau di
Kota Solok
xv
4.6.1. Menampilkan tata cara 1. Maresek.
prosesi perkawinan adat 2. Batuka Tando
Minangkabau di Kota Solok 3. Maminang
melalui demonstrasi. 4. Mahanta Siriah
5. Babako-babaki
6. Malam Bainai
7. Manjapuik
Marapulai
8. Manyambuik
Marapulai di
rumah Anak Daro
9. Akad Nikah.
3.7 Menelaah teks 4.7 Menyajikan 3.7.1 memahami sistem a. Peserta didik Sistem Kelarasan
ulasan tentang ringkasan kelarasan dan dapat memahami dan demokrasi
sistem tentang sistem demokrasi sistem kelarasan pemerintahan
kelarasan dan kelarasan dan pemerintahan nagari di dan demokrasi nagari di
demokrasi demokrasi Minangkabau yang pemerintahan Minangkabau
pemerintahan pemerintahan dibaca dan didengar nagari di
nagari di nagari di Minangkabau
Minangkabau Minangkabau melalui bahan
yang dibaca dan dengan bacaan
didengar. memperhatikan 3.7.2 mengkaji sistem
teknik kelarasan dan
demokrasi b. Peserta didik
pengembangan
pemerintahan nagari di dapat mengkaji
paragraf dengan
Minangkabau yang sistem sistem
Bahasa
dibaca dan didengar keselarasan dan
Minangkabau
demokrasi
yang benar dan
pemerintahan
baik secara 4.7.1 Menuliskan sistem
xvi
tertulis. kelarasan dan nagari di
demokrasi Minangkabau
pemerintahan nagari melalui diskusi
di Minangkabau
dengan c. Peserta didik
memperhatikan teknik dapat memahami
pengembangan sistem kelarasan
paragraf dengan dan demokrasi
Bahasa Minangkabau pemerintahan
yangbenar dan baik nagari di
Minangkabau
4.7.2 Mempresentasikan dengan
sistem kelarasan dan memperhatikan
demokrasi teknik
pemerintahan nagari pengembangan
di Minangkabau paragraf dengan
dengan Bahasa
memperhatikan teknik Minangkabau
pengembangan yangbenar dan
paragraf dengan baik
Bahasa Minangkabau
yangbenar dan baik d. Peserta didik
dapat
mempresentasi-
kan sistem
kelarasan dan
demokrasi
pemerintahan
nagari di
Minangkabau
dengan
xvii
memperhatikan
teknik
pengembangan
paragraf dengan
Bahasa
Minangkabau
yangbenar dan
baik
xviii
Silabus
Kelas VIII
T.P. 2022/2023
xix
SILABUS
Sekolah : SMP N
Kelas : VIII
Semester : GANJIL dan GENAP
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Minangkabau
xx
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
3.1.3 menentukan budaya harmoni dalam
keistimewaan tokoh yang Minangkabau budaya
terdapat dalam teks biografi • Mengumpulkan Miangkabau
dan filosofi yang dibaca atau informasi tokoh- • Penugasan
4.1 Menyajikan hasil didengar tokoh kota solok mandiri tentang
refleksi konsep yang dapat teks biografi dan
diteladani filosofi tokoh
filosofi harga diri,
melalui teks kota solok
budi, dan harmoni • Makna dan
biografi dan lainnya
nilai yang
dalam Budaya filososi
terkandung 4.1.1 menyajikan hasil
Minangkabau dari dalam teks Keterampilan
teks biografi dan refleksi konsep filosofi harga
biografi dan • Praktik
filosofi, dengan filosofi diri, budi, dan harmoni
Presentasi
memperhatikan dalam Budaya Minangkabau
masalah tentang
kosakata Bahasa dari teks biografi dan filosofi
konsep filosofi
Minangkabau secara lisan dan atau tulisan harga diri, budi,
beserta makna dan dan harmoni
nilai yang Budaya
dikandungnya, 4.1.2 mendiskusikan makna Minangkabau
secara lisan dan • Menyajikan berdasarkan
dan nilai yang terkandung
atau tulisan.
hasil teks biografi dan
dalam teks biografi dan pembelajaran filosofi secara
filosofi dengan terkait refleksi berkelompok
memperhatikan kosakata konsep filososi
Bahasa Minangkabau harga diri, budi
dan harmoni
dalam budaya
Minangkabau
xxi
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
• Mendiskusikan
makna dasn
nilai yang
berkaitan dengan
teks biografi dan
filosofi dengan
memperhatikan
kosakata
Minangkabau
3.2 Mengidentifikasi Teks manuskrip 3.2.1 Memahami • Mencermati Sikap • Perte •
informasi teks beraksara arab- informasi teks permasalahan (melalui Catatan muan
manuskrip Melayu terkait manuskrip sehari-hari yang Jurnal) (.. x
beraksara Arab- Pendidikan surau beraksara Arab- berkaitan dengan 40
Pengetahuan
Melayu dan teks di Minangkabau melayu dan teks teks manuskrip
latin yang relevan beraksara arab - • Tes tertulis menit
lain beraksara latin tentang )
Melayu terkait
yang relevan menjelaskan
Pendidikan
tentang konsep 3.2.2 Menjelaskan konsep dan
tentang informasi surau di
dan praktik sistem Minangkabau praktik sistem
pendidikan surau konsep dan praktik Pendidikan
pendidikan surau surau di
di Minangkabau • Menjelaskan
Minangkabau. Minangkabau
yang dibaca. informasi konsep
• Penugasan
dan praktik
mandiri tentang
Pendidikan
4.2.1. Menyajikan teks manuskrip
surau
tentang informasi beraksara Arab
Minangkabau
manuskrip Melayu dan teks
melalui teks
beraksara arab- latin
manuskrip
melayu dan teks
xxii
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
lain beraksara latin Keterampilan
4.2 Menyajikan isi yang relevan • Produk
teks manuskrip tentang konsep dan presentasi
beraksara Arab- praktik pendidikan • Menyajikan isi display contoh
surau di teks manuskrip teks arab
Melayu dan teks
Minangkabau yang beraksara Arab-
lain beraksara latin melayu terkait
dibac Melayu dan teks
yang relevan konsep dan
4.2. Peserta didik dapat lain yang relevan praktik
tentang konsep menuliskan tulisan dengan praktik Pendidikan
dan praktik Arab-melayu Pendidikan surau di
pendidikan surau surau du Minang Minangkabau
di Minangkabau kabau dantan secara
dengan Bahasa Bahasa berkelompok
Minangkabau Minangkabau
yang benar dan
baik secara lisan
dan atau tulisan
Teks pidato 3.3.1 Mengidentifikasi • Mengamati Sikap •
3.3 Menelaah bentuk, adat budaya bentuk budaya model atau (melalui Catatan Perte •
makna, dan nilai Minangkabau Minangkabau permasalahan Jurnal) muan
budaya Makna teks dalam teks pidato sehari-hari yang (.. x
Pengetahuan
Minangkabau pidato adat adat yang dibaca berkaitan dengan 40 m
dan di dengar pidato adat • Penugasan
dalam teks pidato budaya enit)
• Mencermati mandiri tentang
adat yang yang Minangkabau
bentuk, makna Fungsi Kuadrat
dibaca dan Keterampilan
dan nilai budaya
didengar. dalam teks • Produk
Pidato adat presentasi
display
xxiii
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
Nilai Budaya 3.3.2 Menelaah makna masalah tentang
teks pidato budaya penyelesaian
adat budaya Minangkabau persamaan
Minangka- dalam teks pidato kuadrat secara
bau adat yang dibaca berkelompok
dan di dengar
xxiv
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
Minangkabau 4.3.2 Melafalkan pidato dalam teks
yang benar dan adat dengan pidato adat
baik. memperhatikan aspek secara
kebahasaan lisan berkelompok
Minangkabau (lafal,
intonasi, mimik, dan
kinesik) dengan bahasa
Minangkabau yang benar
dan baik
• Penugasan
mandiri tentang
pembagian
xxv
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
luhak dan
rantau
Keterampilan:
• Presentasi
diskusi
pembagian
luhak dan
rantau secara
berkelompok
4.4 Menceritakan Teks eksposisi 4.4.1 Menuliskan • Membaca isi teks Sikap • Perte •
Kembali isi teks tentang luhak kembali tentang luhak eksposisi atau (melalui Catatan muan
eksposisi atau dan rantau. dan rantau dengan ulasan tentang Jurnal ) (.. x
ulasan tentang Bahasa Minangkabau luhak dan rantau 40 m
dengan enit)
luhak dan rantau yang benar
memperhatikan
dengan kosakata dan Keterampilan:
memperhatikan frase Bahasa • Menuliskan
kosakata dan frase Minangkabau kembali tentang
Bahasa • Menuliskan luhak dan
Minangkabau kembali tentang rantau dengan
luhak dan rantau Bahasa
yang baik dan
dengan Bahasa Minangkabau
benar secara lisan yang benar
Minangkabau
dan atau tulisan. yang benar • Presentasi
pemecahan
xxvi
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
masalah tentang
kesebangunan
dan
kekongruenan
secara
berkelompok
3.5 Menelaah • Teks Prosa 3.5.1 Mengidentifikasi teks • Mencermati Sikap • Perte •
struktur dan • Struktur Teks prosa struktur dan (melalui Catatan muan
kebahasaan teks Prosa 3.5.2 Menganalisis teks kebahasaan teks Jurnal , Penilaian (.. x
prosa (tambo, • Toleransi di prosa (tambo, kaba, cerita prosa (tambo, diri dan antar 40 m
Minangkabau kaba, cerita enit)
kaba, cerita anak, anak, dll) tentang toleransi, teman)
• Demokrasi di anak, dll)
dll) tentang demokrasi, keadilan, dan tentang
Minangkabau
toleransi, kebijaksanaan yang dibaca toleransi, Pengetahuan:
• Keadilan dan
demokrasi, kebijaksanaan dan didengar demokrasi, • Penugasan
keadilan, dan di 3.5.3 menelaah kebahasaan keadilan, dan mandiri tentang
kebijaksanaan Minangkabau teks prosa kebijaksanaan telaah struktur
yang dibaca dan • Kebahasaan • Menganalisis dan kebahasaan
Teks Prosa teks prosa teks prosa
didengar
(tambo, kaba, (tambo, kaba,
cerita anak, dll) cerita anak, dll)
tentang tentang
toleransi, toleransi,
demokrasi, demokrasi,
keadilan, dan keadilan, dan
kebijaksanaan di kebijaksanaan
Minangkabau di Minagkabau
xxvii
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
xxviii
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
Minangkabau di Kota (tambo, kaba,
Solok. cerita anak, dll)
tentang
toleransi,
demokrasi,
3.6. 3. Mengidentifikasi keadilan, dan
setiap rangkaian prosesi kebijaksanaan
perkawinan adat
Minangkabau
xxix
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
Minangkabau didengar nagari di
yang dibaca dan Minangkabau Pengetahuan:
didengar. • Mendikusikan Penugasan mandiri
sistem kelarasan
3.7.2 mengkaji sistem dan demokrasi tentang telaah teks
kelarasan dan pemerintahan ulasan tentang
demokrasi nagari di sistem kelarasan dan
pemerintahan nagari Minangkabau demokrasi
di Minangkabau yang dibaca dan pemerintahan nagari
yang dibaca dan didengar di Minangkabau
didengar
yang dibaca dan
didengar.
4.7 Menyajikan • Sistem 4.7.1 Menuliskan sistem • Membuat Keterampilan: • •
ringkasan tentang Kelarasan dan kelarasan dan dengan
sistem kelarasan demokrasi demokrasi memperhatikan Produk ringkasan
pemerintahan pemerintahan nagari teknik
dan demokrasi sistem kelarasan
nagari di di Minangkabau pengembangan
pemerintahan dengan dan demokrasi
Minangkabau paragraf dengan
nagari di memperhatikan Bahasa pemerintahan
Minangkabau teknik pengembangan Minangkabau nagari di
dengan paragraf dengan yang baik dan Minangkabau
memperhatikan Bahasa Minangkabau benar secara
yangbaik dan benar dengan
teknik tertulis
memperhatikan
pengembangan
teknik
paragraf dengan 4.7.2 Mempresentasikan
sistem kelarasan dan pengembangan
Bahasa
demokrasi paragraf dengan
Minangkabau
pemerintahan nagari Bahasa
yang baik dan
di Minangkabau Minangkabau yang
xxx
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
benar secara dengan baik dan benar
tertulis. memperhatikan secara tertulis
teknik
pengembangan
paragraf dengan
Bahasa
Minangkabau yang
benar dan baik
xxxi
xxxii
BAB I
TEKS BIOGRAFI TOKOH KOTA SOLOK
A. PENDAHULUAN
1
B. KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi informasi teks biografi dan filosofi (lisan atau tulisan)
berkaitan dengan filosofi harga diri, budi, dan harmoni dalam Budaya
Minangkabau yang dibaca dan didengar.
4.1 Menyajikan hasil refleksi konsep filosofi harga diri, budi, dan harmoni
dalam Budaya Minangkabau dari teks biografi dan filosofi, dengan
memperhatikan kosakata Bahasa Minangkabau beserta makna dan
nilai yang dikandungnya, secara lisan dan atau tulisan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi informasi teks biografi dan
filosofi (lisan atau tulisan) berkaitan dengan filosofi harga diri, budi,
dan harmoni dalam Budaya Minangkabau yang dibaca dan didengar.
2. Peserta didik dapat menyajikan hasil refleksi konsep filosofi harga diri,
budi, dan harmoni dalam Budaya Minangkabau dari teks biografi dan
filosofi dengan memperhatikan kosakata Bahasa Minangkabau beserta
makna dan nilai yang dikandungnya secara lisan dan atau tulisan.
URAIAN MATERI
Biografi adalah karya sastra yang berisi riwayat hidup seorang tokoh ternama.
Biografi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata bios dan grafien. Kata bios berarti
hidup dan grafis berarti menulis. Artinya, biografi memuat riwayat hidup yang
berisi prestasi istimewa seseorang.
Adapun hal-hal yang dapat dimuat dalam teks biografi adalah:
1. Latar belakang keluarga tokoh
2. Riwayat pendidikan tokoh
3. Riwayat pekerjaan tokoh
4. Prestasi tokoh
5. Informasi lain yang mendukung biografi tokoh.
LATIHAN
Cermatilah teks biografi berikut kemudian identifikasilah:
1. Biodata tokoh
2. Riwayat pendidikan
3. Riwayat pekerjaan Drs. Hasan Basri!
URAIAN MATERI
Hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh dalam teks biografi diantaranya:
1. Sikap dan kebaikannya terhadap sekitar
2. Perjalanan hidup dan semangat juangnya untuk mencapai sesuatu
3. Kegigihannya dalam mempertahankan sesuatu
4. Prestasi yang dimilikinya.
Cara mengungkapkan sikap-sikap teladan tokoh dalam teks biografi adalah dengan
memaparkan sikap-sikap terpuji seseorang yang dapat menginspirasi dan patut
diteladani oleh pembaca. Adapun langkah-langkah menilai hal-hal yang dapat
diteladani dari teks biografi yaitu:
1. Bacalah teks biografi secara keseluruhan!
2. Telaahlah isi dan karakter tokohnya!
3. Hubungkan karakter tokoh dengan perilaku hidup di lingkungan sekitar!
Jadi, keteladanan ini merupakan perilaku tokoh dalam biografi dan dapat
dijadikan contoh oleh pembacanya. Tentunya berupa contoh sifat dan sikap yang
mengarah pada perbuatan yang baik dan patut untuk ditiru. Sedangkan, keistimewaan
tokoh merupakan kelebihan ataupun hal tersendiri dalam tokoh tersebut dibandingkan
dengan pemeran atau tokoh lainnya. Dalam hal ini, kelebihan dan keistimewaan
tersebutlah yang menjadi daya tarik tersendiri dalam diri tokoh tersebut.
Setelah membaca teks biografi Drs. Hasan Basri, Ananda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks
biografi tersebut!
2. Menentukan keistimewaan tokoh yang terdapat dalam teks biografi tersebut!
URAIAN MATERI
Nilai-nilai filosofis adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan
tujuan akhir yang diinginkan individu, serta digunakan sebagai prinsip atau
standar dalam hidup yang terdapat dalam pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan.
Filosofi kehidupan itu tersendiri merupakan setiap sikap atau pandangan
seseorang yang berkaitan dengan kebermaknaan akan kehidupan atau tentang
bagaimana menjalani hidup seharusnya. Dengan demikian, filosofi kehidupan
berfungsi sebagai landasan seseorang ketika melakukan sesuatu dalam hidupnya.
Filosofi yang dimaksud berkaitan dengan harga diri, budi, dan harmoni
dalam budaya Minangkabau. Menurut Stuart dan Sundeen(1991), harga diri
adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Budi dalam bahasa Sanskerta
berarti kesadaran, pikiran, dan kecerdasan. Budi pekerti berarti kesasadaran yang
ditampilkan oleh seseorang dalam berprilaku.
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerjasama antara berbagai faktor-
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Navis (1986)
memaparkan bagaimana pentingnya harga diri dalam tataran masyarakat
Minangkabau. Merasa diri kurang berharga merupakan kesia-siaan. Merasa diri
lebih berharga merupakan kegilaan. Akan tetapi, harga diri yang jatuh merupakan
hal yang memalukan. Jadi, setiap individu yang merasa dirinya orang
Minangkabau sudah selayaknya menjaga harga diri sesuai dengan posisinya.
Menjatuhkan harga diri tidak layak untuk diklasifikasikan kepada komunitas
masyarakat Minangkabau.
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
URAIAN MATERI
Banyak sekali manfaat dari membaca biografi. Selain untuk mengenal lebih dekat
tokoh-tokoh penting, kita juga bisa belajar dari perjalanan hidup serta perjuangan
tokoh yang menginspirasi. Manfaat berikutnya adalah kita akan banyak belajar
banyak hal mengenai keteladanan seorang tokoh. Misalnya saja tentang
keteladanan dalam menghadapi masalah hidup agar menjadi orang yang
dihormati.
Ketika kita membaca biografi, tanpa disadari sebenarnya kita akan belajar
tentang motivasi. Misalnya saja, motivasi meraih mimpi, motivasi dalam
menghadapi kehidupan, dan masih banyak lagi. Selain itu, teks biografi tentang
para pemikir banyak menyisipkan pemikiran-pemikiran penting dari tokoh.
Artinya, banyak sekali makna dan nilai yang terkandung dalam teks biografi.
LATIHAN
Diskusikanlah makna dan nilai yang terkandung dalam teks biografi Drs.
Hasan Basri dengan memperhatikan kosakata Bahasa Minangkabau!
A. PENDAHULUAN
Surau di Minangkabau sebagai lembaga pendidikan Islam. Sistem
pendidikan surau meliputi karakteristik, isi dan literatur keagamaan yang
diterapkan. Sistem pendidikan surau dewasa, telah mengalami pergeseran.
Namun sistem pendidikan yang diterapkan di surau patut dipahami oleh
generasi saat ini sehingga nilai-nilai pendidikannya dapat diaktualisasikan
dalam konteks kekinian.
Surau merupakan lembaga pendidikan tertua di Minangkabau,
bahkan sebelum Islam masuk ke Minangkabau surau sudah ada. Dengan
datangnya Islam, surau juga mengalami proses islamisasi, tanpa harus
mengalami perubahan nama. Selanjutnya surau semakin berkembang di
Minangkabau. Di samping fungsinya sebagai tempat beribadah (shalat),
tempat mengajarkan AlQur'an dan Hadis serta ilmu lainnya, juga sebagai
tempat musyawarah, tempat mengajarkan adat, sopan santun, ilmu
beladiri (silat Minang) dan juga sebagai tempat tidur bagi pemuda yang
mulai remaja dan bagi laki-laki tua yang sudah bercerai. Ini barangkali
sudah merupakan aturan yang berlaku di Minangkabau, karena di rumah
orang tuanya tidak disiapkan kamar untuk anak laki laki remaja atau duda,
maka mereka bermalam di surau. Hal ini secara alamiah menjadi sangat
penting, karena dapat membentuk watak bagi generasi muda
Minangkabau, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun ketrampilan
praktis
15
B. KOMPETENSI DASAR
3.2 Mengidentifikasi informasi teks manuskrip beraksara Arab-Melayu
dan teks lain beraksara latin yang relevan tentang konsep dan praktik
sistem pendidikan surau di Minangkabau yang dibaca.
4.2 Menyajikan isi teks manuskrip beraksara Arab-Melayu dan teks lain
beraksara latin yang relevan tentang konsep dan praktik pendidikan
surau di Minangkabau dengan Bahasa Minangkabau yang benar dan
baik secara lisan dan atau tulisan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi informasi teks manuskrip
beraksara Arab-melayu dan teks latin yang relevan secara tepat
2. Peserta didik dapat menjelaskan informasi konsep dan praktik
pendidikan surau Minangkabau dengan baik dan benar.
3. Peserta didik dapat menyajikan tentang informasi manuskrip
beraksara arab-melayu dan teks lain beraksara latin yang relevan
tentang konsep dan praktik pendidikan surau di Minangkabau yang
dibaca secara tertulis dengan benar.
4. Peserta didik dapat menuliskan tulisan arab melayu dengan benar.
URAIAN MATERI
PENDIDIKAN SURAU
Surau sebagai lembaga pendidikan lengkap atau besar merupakan komplek
bangunan yang terdiri dari masjid, bangunan-bangunan untuk tempat belajar, dan
surau-surau kecil yang sekaligus menjadi pemondokan murid-murid yang belajar
di surau.
Surau, dahulu dapat dibedakan menjadi :
a. Surau Nagari
Surau nagari merupakan institusi agama di samping masjid yang menjadi
persyaratan sebuah nagari.
b. Surau Suku.
Surau suku adalah tempat penghulu/ninik mamak suku dalam pembinaan
sopan santun anak kemenakan, maka oleh sebab itu surau suku
merupakan simbol budi.
c. Surau Paham Keagamaan.
Surau paham keagamaan, berbentuk pusat pengajaran dan ibadat suatu
paham tarekat, misal surau Pasia Lubuk Nyiur, Surau Tanjung Limau
Sundai, Surau Nyaman Taluk dengan ulamanya adalah surau tarekat
yang amat berpengaruh.
LATIHAN
Pahami materi di atas dengan baik, lalu jawab pertanyaan berikut. Tuliskan
jawabanmu pada lembar jawaban yang tersedia!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pendidikan surau!
URAIAN MATERI
Supaya lebih jelas, berikut adalah bentuk huruf dari tulisan Arab Melayu yang
lengkap dengan enam aksara tambahan.
URAIAN MATERI
https://www.youtube.com/watch?reload=9&v=NaMhZaBkzmQ
Untuk bisa menulis tulisan Arab Melayu silahkan kamu pelajari materi yang ada
pada youtube di atas. Dalam membuat tulisan dalam bentuk aksara Arab Melayu
maka kamu harus menulis dari kiri ke kanan.
Cara Penulisan dan pengucapan:
1. Huruf ditulis secara gundul
2. Huruf alif yang berdiri sendiri berbunyi a atau e.
3. Huruf alif yang diikuti wau berbunyi u atau o.
4. Huruf alif yang diikuti ya berbunyi i atau é.
5. Konsonan diikuti huruf alif akan berbunyi fatah (bunyi a).
6. Konsonan diikuti huruf wau akan berbunyi dhomah (bunyi u).
7. Konsonan diikuti huruf ya akan berbunyi kasroh (bunyi i).
8. Konsonan di awal atau di tengah kata tanpa diikuti alif, wau atau ya
berbunyi fatah (bunyi a atau e)
LATIHAN
1. Tuliskan 5 nama alat tulis dengan menggunakan aksara arab melayu
URAIAN MATERI
Banyak sekali manfaat mempelajari aksara arab melayu dn penerapnnya dalam
pendidikan surau. Pada materi sebelumnya ananda semua sudah mempelajari
konsep pendidikan surau. Maka pada pembelajaran kali ini kita akan membahas
bagaimana pendidikan surau ini menggunakan aksara arab melayu. Menyajikan
tentang informasi manuskrip beraksara arab-melayu dan teks lain beraksara latin
yang relevan tentang konsep dan praktik pendidikan surau di Minangkabau yang
dibaca.
LATIHAN
A. PENDAHULUAN
Pidato adat merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat Minangkabau. Teks pidato adat terdiri atas
bagian pembukaan, sirih pinang, pidato malewakan gala, dan
penutup.Berdasakan struktur isi, teks pidato terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
bungo pidato adat dan batang pidato adat. Pada bagian struktur isi ditemukan
dua belas macam pola formula utama, yang kemunculannya bervariasi pada
tiap teks, dan bahkan masih dapat diperkaya lagi dengan pola formula
tammodul. Keterpakaian pola formula isi sangat dipengaruhi oleh style tukang
pidato dan prinsip adat (salingka nagari) yang berlaku di Minangkabau. Kedua,
berdasarkan makna pada tataran pertama, secara denotatif, pidato adat adalah
keharusan kultural untuk mendukung gagasan pewarisan gelar adat bagi
laki-laki dalam pandangan budaya masyarakat Minangkabau.
Pada tataran kedua, secara konotatif, makna ini mengusung gagasan
penting bahwa laki-laki berhak mendapatkan hak waris pusaka tinggi, terutama
dalam pewarisan gelar sako adat. Makna pada tataran kedua ini menunjukkan
bahwa telah terjadi subversi budaya patriariki ke dalam budaya matrilineal.
Ketiga, berdasarkan fungsi, pidato adat bertugas sebagai pelegitimasi pranata
budaya; pemaksa dan pengawas pemberlakuan norma masyarakat; dan media
pewarisan budaya Minangkabau.
Eksekusi ketiga fungsi itu dilaksanakan oleh juru pidato adat. Ia adalah
si (pembiak tradisi) yang menyampaikan gagasan pewarisan gelar adat dari satu
generasi ke generasi berikutnya, secara terus menerus melalui jalur seni bertutur
lisan yang menjadi bagian dari seni sastra Minangkabau.
27
B. KOMPETENSI DASAR
3.3 Menelaah bentuk, makna, dan nilai budaya Minangkabau dalam teks
pidato adat yang dibaca dan didengar.
4.3. Melafalkan pidato adat dengan memperhatikan aspek kebahasaan
lisan Minangkabau (lafal, intonasi, mimik, dan kinesik) dengan Bahasa
Minangkabau yang benar dan baik.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Menguasai konsep serta dapat menelaah, bentuk, makna, dan nilai budaya
Minangkabau dalam teks pidato adat yang dibaca dan didengar, serta
melafalkan pidato adat dengan memperhatikan aspek kebahasaan lisan
Minangkabau (lafal, intonasi, mimik, dan kinesik) dengan Bahasa
Minangkabau yang benar dan baik dan memiliki sikap toleransi, tanggung
jawab, mandiri, kerja sama/ gotong royong, kreatif, percaya diri dan
selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (Profil Pelajar Pancasila).
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
b. KD.4.1 (Psikomotorik)
E. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana bentuk teks pidato adat Minangkabau? Apa sajakah nilai
dan makna yang terkandung dalam teks pidato adat Minangkabau
tersebut? Mengapa kita harus mengetahui dan mampu melafalkannya?
F. Pemahaman Bermakna
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
29
URAIAN MATERI
A. PIDATO ADAT
Pasambahan adalah salah satu jenis sastra lisan Minangkabau. Sastra lisan ini
digunakan oleh masyarakat Minangkabau dalam acara perkawinan,
kematian, dan acara adat lainnya. Pasambahan yang biasanya digunakan
dalam upacara adat ini menggunakan bahasa halus dengan perumpamaan
dan nilai-nilai budaya. Djamaris (2002:44) menyatakan bahwa bahasa yang
digunakan dalam pasambahan ini berbeda dengan bahasa sehari-hari,
bahasanya lebih puitis. Kepuitisan itu ditandai oleh banyaknya ungkapan,
kiasan, pepatah petitih, pantun, dan talibun, serta susunan kalimat yang
teratur sehingga bila diucapkan terdengar berirama dan merdu.
Pidato adat hampir mirip dengan pasambahan adat. Pidato adat
merupakan suatu dialog adat tentang hal-hal yang terkandung dalam
upacara yang mereka hadapi. Pidato adat Minangkabau sering disisipi
dengan pantun, petatah, petitih.
Ket gambar: Group pidato adat pincuran madok pulang nagari taruang-taruang
Sumber: pasbana.com
Sumber: steprimo.com
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
31
C. Alur
Biasanya dipakai di didalam penuturan ninik mamak dan cerdik
pandai pada upacara adat di Minangkabau. Isinya banyak
mengandung kiasan, pepatah-petitih sesuai dengan bunyi pepatah
Minangkabau :
D. Pasambahan
Biasanya dipakai oleh orang muda pada upacara adat. Isinya mengandung
ibarat anak mudo, seperti pantun yang menjadi permainan anak muda
dalam nagari, dan merupakan bunga adat bagi ninik mamak.
Sumber: youtube.com
Juga biasa dipakai oleh para pemuda pada upacara adat yang sifatnya lebih
besar, seperti pada acara pengangkatan penghulu, atau Alek Badatuak.
Isinya banyak mengandung Tambo adat lama pusaka usang Alam
Minangkabau.
Sumber: youtube.com
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
33
batingkek bandua batapuak, duduak sahamparan tagak saedaran,
manimbang sapanjang adat mangaji sapanjang alua, alah ciek jo
duo, duo jo tigo, alah banamo basalasai. picak nan satapiak bulek
nan sagiliang, adat nan sapakai, karib jo kabieh alah batamu,
anak jo bapak alah basuo, duduak bahadapan tagak
batantangan, maisok santo jo daun, duduak nak baiyo tagak
nak bamuah, sakian sambah diantakan kahadapan Datuak.
Sipangka :Sampai Datuak ? Maagak-i rundiangan Datuak nan ka tangah,
sunat kato dek baulang pasa jalan dek batampuah, buah
panitahan Datuak nan kahambo ulang. Sambah manyambah
dipulangkan kapado Allah, kato sajo dipakatokan, apolah nan
jadi buah kato Datuak cako, maagak di hari nan dahulu,
sirieh nan sacabiak pinang nan bagatok, dihadapan karib jo
kabiah, ipar jo bisan, nak mahadiri pakarajaan nangko. Baapo
di hari nan sahari nangko, janjang batingkek bandua batapuak,
duduak sahamparan tagak saedaran, manimbang sapanjang
adat mangaji sapanjang alua, alah ciek jo duo, duo jo tigo, alah
bananmo basalasai.
Tumbuah nan bak banyieh tabik nan bak padi, tabik di sirieh
nan bacabiak di pinang nan bagatok, karib jo kabieh lah batamu,
anak jo bapak lah basuo duduak bahadapan tagak saedaran,
maisok santo jo daun, duduak nak baiyo tagak nak bamuah,
kan baitu bana buah panitahan Datuak ?
Sialek : Iyo bana.
Sipangka : Ma … Datuak Rajo Intan, sapanjang buah panitahan
Datuak nan ka tangah, lamak bak raso santan manih bak raso
tangguli, tapi sungguahpun baitu, elok kato jo mupakat, lamak kato
dipakatokan, hambo bawo kato jo mupakat, saba Datuak jo
panitahan, laikoh dalam adat nan bapakai, dalam cupak nan baisi,
kan baitu Datuak ?
Sipangka : Ma … Datuak Rajo Intan, di hari nan cako Datuak saba
jo panitahan, hambo mambawo kato jo mupakat, jo nan duduak
sahamparan nan tagak saedaran, picak nan satapiak bulek
nan sagiliang, adat nan sapakai, sabuah kato lah dipakatokan,
labiah bak maisok santo jo daun, itulah bana nan hambo antakan
bakeh Datuak.
Sialek :Sampai … Datuak ? Di hari nan cako hambo saba jo
panitahan, Datuak marenjeng kato jo mupakat, jo nan
duduak sahamparan tagak saedaran, picak nan satapiak bulek
nan sagiliang, adat nan sapakai, sabuah kato lah dipakatokan,
labiah bak maisok santo jo daun, kan baitu bana buah panitahan
Datuak ?
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
35
Sipangka : Ka ateh lah samo sapucuak, ka bawah lah samo saurek, nan kito
baapo Datuak ?
Sialek : Nan kito elok babateh.
Sipangka : Iyo ma … Datuak, dahulu kato basitinah, kamudian kato
basicapek, iyo capek tibonyo bakeh Datuak. Kacapekkan tibonyo
bakeh Datuak, maagak rundiangan kito cako, alah ciek jo duo,
duo jo tigo, alah banamo basalasai. Sungguahpun bak raso
basalasai, tumbuah nan bak banyiah tabik nan bak padi, sirieh
naiak carano ka tangah, sirieh kami nan mintak Datuak kunyah,
itu bana diantakan ka hadapan Datuak.
Sialek : Sampai … Datuak ? Sunat kato dek baulang, pasa jalan
dek batampuah, buah panitahan Datuak nan ka hambo ulang.
Apolah nan jadi buah panitahan Datuak, ka ateh taambun
jantan, ka bawah takasiak bulan, lamak bak raso santan manih
bak raso tangguli, tumbuah nan bak banyiah tabik nan bak padi,
sirieh naiak carano ka tangah, sirieh kami nan mintak Datuak
kunyah, kan baitu bana jinih buah panitahan Datuak ?
Sipangka : Iyo ma … Datuak ? sapanjang rundiangan Datuak nanka
tangah, buleklah bulieh digolekkan picak lah buliah
dilayangkan, tapi sungguahpun baitu, lamak sirieh lega carano,
lamak kato lega bunyi, lamak lauak dek pamasak, elok kato jo
mupakat, saba Datuak jo panitahan. Laikoh dalam adat lamo
pusako usang kan baitu Datuak ?
Sipangka : Kok itu lah bana.
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
37
G. Nilai-nilai budaya
Sebagai salah satu acara dalam adat, pasambahan mencerminkan nilai-nilai
budaya yang berlaku dalam masyarakat Minangkabau. Hal itulah yang
menyebabkan masyarakat (Minangkabau) menganggap perlu
mempelajarinya. Nilai budaya dalam "pasambahan", di antaranya:
a. Kerendahan hati
Orang yang rendah hati selalu menghargai orang lain. Hal ini tampak
pada awal acara pasambahan dimulai. Juru sambah tuan rumah
menyapa tamu satu persatu dengan menyebutkan gelar adatnya. Itu
pertanda bahwa pihak tuan rumah sangat mengahargai tamunya.
Setelah itu, juru sambah akan menyampaikan maksudnya.
b. Musyawarah
Segala sesuatu yang akan dilakukan dan diputuskan selalu
dimuyawarahkan terlebih dahulu. Apapun yang disampaikan oleh juru
sambah selalu didahului dengan kata lah saizin kato jo mupakaik karena
memang telah dirundingkan terlebih dahulu.
c. Ketelitian dan Kecermatan
Baik juru sambah tuan rumah maupun juru sambah tamu harus teliti dan
mencermati apa yang disampaikan oleh masing-masing pihak melalui
juru sambahnya. Apa yang diucapkan oleh juru sambah yang satu harus
diulangi oleh juru sambah lainnya. Hal itu untuk meyakinkan bahwa ia
tidak salah mendengarkan tentang apa yang dikatakan juru sembah yang
dimaksud.
d. Taat pada Adat
Masyarakat tradisional sangat menjunjung tinggi adat-
istiadatnya. Dalam pasambahan itu segala sesuatu yang akan
dilakukan ditanyakan dahulu apakah sudah sesuai dengan adat yang
berlaku karena salah satu syarat untuk dapat disetujuinya suatu
permintaan adalah sesuai aturan adat yang berlaku
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
39
Sumber: youtube.com
Menurut adat di Minangkabau umumnya dan begitu pula adat istiadat
yang lazim dilakukan di Kota Solok khususnya “Silang nan bapangka, karajo
nan bajunjuang/ bapokok, suku bapangulu, kampuang ba nan tuo, rumah
ba wali, ayam barinduak, karakok bajunjuang”, bahwa da suatu ketentuan
yang mengharuskan “ bajanjang naiak, batanggo turun”.
Sumber: Sumbar.antaranews.com
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
41
c. Manyiriah Ka rajo janang
d. Papatah siriah
e. Kaji Sinuntuk/ Manuntuk Baban
f. Bajamba
g. Papatah Gulai Manih
h. Pai Bakuruang
i. Sudah makan/ Mahasak piriang/papatah rokok
j. Mambanakan diri urang mahanta
k. Minta parapian dan mangulipah kaua
l. Pidato panjang
1) Pasambahan pangulu
2) Pasambahan malin
3) Pasambahan manti
4) Pasambahan dubalang
5) Pasambahan urang kayo-kayo
6) Pasambahan urang banyak
7) Pasambahan mupakek
8) Pasambahan rumah gadang.
m. Papatah ka pulang
n. Mamulangkan karihka suku.
Untuk menambah wawasan kita berikut ini disajikan cuplikan salah satu contoh
pidato adat solok:
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
43
nan tuo nan banamo silang nan bapangka baiak karajo nan
bajujuang. Adapun takalo adek akan bapuntiang dalam nagari
pagaruyuang nan di lingka basa ampek balai,dibawah payuang
panji bundo kanduang nan alah kito paturun panaiak kan didalam
luhak nan tigo,lareh nan duo sampai ka ujuang luhak kapalo
rantau masuak ka kubuang 13 kadalam nagari kito nanko, jokok
buek kasan pangabek, pusako kasan panunggu, di adek turun
tamurun disyarak jawek bajawek,nimba dangkato di syarak jawek
bajawek, jokok kato nyo duo nan dipakai, jalan nyo duo nan
ditampuah. Manolah katonyo duo nan dipakai, partamo kato
Qur’an nan kaduo kato hadist. Animba jokok jalan nyo duo nan
ditampuah, partamo jalan syarak, kaduo jalan adek, nimba
dangkato jalan syarak nan kaditampuah kan iyo bahadist, balafa,
bamakna, bamantiak, bama’ni. Animba jokok jalan adek nan
kaditampuah kan babarih babalebeh, baukua bajangko, balelo
batampan. Animba jokok pihak kapado urang nan {.........} nanko
datuak. kan iyo lah jalan adek nan ditampuah. kan iyo nak tau di
cakah dengan kaik, tau di bayang kato sampai, nak tau di cupak
nan duo, kato nan ampek, taudirantiang nan ka mancucuak,
dahan nan kamanimpo, nak tau di ereang dengan gendeang, tau
di pakan rabah tagak, tau di kain ragi karok. Animba disinan
datuak. kan iyo juo bak pitua hanyo datuak. ibarek mangaik nak
manuju tampuak, malantiang nak mahadang buah, kapa tasarah
ka nangkodoh, ayam tasarah ka juaro, nimba jokok murik, kan iyo
tasarah ka guru nyo komah datuak, animba dang kato murik
tasarah ka guru nyo, kan iyo lah tasarah kapado balau datuak nan
tuo datuak...... komah datuak. Animba jokok pihak kapado urang
nan ka baraja nanko, kan iyo lah ka baraja mamancak diujuang
karih, bakato diujuang lidah, ibarek mancari jajak dalam
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
45
Ujuang :Saba molah datuak samantaro, nak ambo paiyo kan kapadosagalo
datuak kito baiak kapado sagalo guru kito pun sakali dahulu hanyo
datuak.
Pangka :Saba hanyo datuak.
Ujuang :Balau datuak. datuak...........
Pangka :Yo lalukan lah datuak.
Ujaung :Nan sapanjang parsammodul datuak tadi, iyo lah ambo paiyo
kankapado sagalo datuak kito baiak kapado sagalo guru kito pun
sakali. Nan pitua dari pado sagalo datuak kito baiak dari pado
sagalo guru kito punsakali, ateh manyuruah mambayia
sapanjang pakauran datuak tadi pandak hanyo datuak. mano
lah kapandak an nyo, dimintak kan sajo dua kapado Allah.
disarukan kapado malaikat lah di ikuik kan sajo kapado nabi,
alahal fatihah sarato dua nan kabayia nyo di sagalo guru kito
baiak di sagalo datuak kito pun sakali nyo lai datuak. sakian nan
kadipulang kan kapado datuak. datuak.......
Pangka :Lah sampai di datuak ?
Ujuang :Bilang sahinggo itu dahulu hanyo datuak.
Pangka :Dang kato lah babari kami pitua dari pado sagalo datuak kito,
baiak dari pado sagalo guru kito pun sakali, lah sanang hati balau
datuaknan tuo nan banamo silang nan bapangka baiak karajo
nan bajunjuang nyolai datuak. animba jokok kumanyan lah
jatuah masuak api nyo lai datuak.
Ujuang : Balau tuan lah mandoa nyolai datuak.
Pangka :Kami jo balau datuak nan tuo lah manampuang nyo lai
datuak.Kaua Batamek Kaji
Pangka : Balau. datuak datuak..........
Ujuang : Yo lalukan lah datuak.
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
47
kato qur’an nan kaduo kato hadist. Nimba jokok jalannyo duo nan
ditampuah, partamo jalan syarak, kaduo jalan adek, animbadang
kato jalan adek nan kaditampuah. Kan babarih babalebeh,
baukua bajangko, balelo batampan. Animba jokok jalan syarak nan
di tampuah,iyo ba quran bahadist, badalil, balafa, bamakna, tau
di nahu dengan syraf, pandai bamantiak ba maa’ni, nimba jokok
nan sawajah iko nanko datuak, pihak kapado urang nan {.....}
nanko datuak kan iyo lah jalan syarak nandi tampuah, kan iyo lah
sakiro kiro al quran nan tamek komah datuak, jokok rupo kan alah
sapamandangan buni alah sapandangaran, di pandang lah elok rupo
di danga lah baiak buni. Animba disinan datuak, Pihak kapado
urang nan batamek kaji nanko,ado malakek molah di hati nyo
handak nyo datuak, jokok siang ka inyo patungkek malam ka
inyopakalang,ka inyo pakaikan sapanjang hari handak nyo datuak,
Pangka :Nimba jokok pihak kapado angku guru nan mambayan
kannanko, dimintak kan juo umua balau panjang rasaki
murah, pangkekdarajek balau batukuak batambah juo sahinggo
iko karek ateh handak nyodatuak, supayo nak buliah juo kito
kalimpahan jo kamurahan balauhandaknyo datuak.
Ujuang : Kan iyo baitu handak nyo datuak.
Pangka :Kamudian dari pado itu, kito molah nan saisi rumah
nanko,dimintak kan juo umua panjang rasaki murah, iman taguah
alemu batambah tambah, sakalian bala dijauahkan Allah, rahmat
dan nikmatturun kapado kito nan basamo. kato kito molah jokok
ado nan tadorong baiak nan tasindorong mintak ampum dan
mintak tobat kapado Allah swt. Balau datuak. datuak...... sakiro-
kiro itu kaua hanyo datuak. sakian nankadipulang kan kapado
datuak. datuak.....
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
49
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN/ FORUM DISKUSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
LANGKAH KERJA
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
51
AKTIVITAS 1
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
53
LKPD MENGKAJI SISTEM KELARASAN
Kelas DAN DEMOKRASI PEMERINTAHAN
VIII NAGARI DI MINANGKABAU
AKTIVITAS 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
LANGKAH KERJA
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
55
MENULISKAN SISTEM KELARASAN DAN
LKPD
DEMOKRASI PEMERINTAHAN NAGARI DI
Kelas MINANGKABAU
VIII AKTIVITAS 3
TUJUAN PEMBELAJARAN
LANGKAH KERJA
1. Tuliskanlah apa saja nilai budaya yang terkandung dalam sistem kelarasan
dan demokrasi pemerintahan nagari di Minangkabau! Kemudian tuangkan
hasil pemikiran mu ke dalam LKPD ini dengan menggunakan Bahasa
Minangkabau sacaro elok jo bana!
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
57
LKPD MEMPRESENTASIKAN SISTEM KELARASAN DAN
Kelas DEMOKRASI PEMERINTAHAN NAGARI DI
VIII MINANGKABAU
AKTIVITAS 4
TUJUAN PEMBELAJARAN
LANGKAH KERJA
Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
59
Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII
60
BAB IV
LUHAK
A. KOMPETENSI DASAR DAN RANTAU
A. KOMPETENSI DASAR
C. URAIAN MATERI
61
“Baiaklah. Luhak atau luak dalam bahaso Minangkabau ado tigo. Partamo
namonyo Luhak Tanah Data, biasonyo disabuik jo Luhak Nan Tuo. Kaduo, Luhak
Agam atau Luhak Nan Tangah. Katigo, Luhak Limo Puluah Koto biasonyo disabuik
jo Luhak Nan Bungsu,” kecek Datuak Rangkayo Basa.
“Apo artinyo luhak atau luak tu, Mak Datuak?”tanyo si Buyuang.
“Luhak artinyo samo jo kurang atau bakurang. Untuak jalehnyo, marilah
kito mulai jo carito Luhak Tanah Data.”
“Dalam tambo alam Minangkabau dicaritokan asa mulo niniak moyang
urang Minangkabau barasa dari sabuah nagari Pariangan dakek Padang Panjang,
di lereang gunuang Marapi. Tulisan tambo tu manyatokan sabagai barikuik.”
Dari mano titiak palito
Dari telong nan Batali
Dari mano asa niniak kito
Dari puncak Gunuang Marapi
“Jadi kito sadonyo barasa dari Pariangan, Mak Datuak?” Nilam saketek
heran”.
Baitulah manuruik tambo. Panduduak lamo-kalamoan makin batambah
mako dicarilah tampek untuak pamukiman baru. Salah satu tampek tu adolah
daerah nan indak rato, babukik dan balambah, artinyo tanah tasabuik kurang
data. Dirailah namo daerah tu jo Luhak Tanah Data. Luhak artinyo kurang. Jadi,
daerah pamukiman baru tasabuik tanahnyo kurang data,” jaleh Datuak Rangkayo
Basa.
“Taruih, manga disabuik Luhak Nan Tuo, Mak Datuak?” ulang Nilam
“Karano di luhak kolah untuak partamo kalinyo panduduak pindah
mambantuak daerah pamukiman baru dari nagari asa Pariangan. Itu sabeknyo
Luhak Tanah Data ko acok disabuik urang jo luhak Nan Tuo.”
“Baa watak masyarakaik di Luhak Tanah Data ko, Mak Datuak?”
Buyuang batanyo.
“Mayarakaiknyo cukuik ramah dan elok. Luhak ko dulunyo manjadi
pusek kerajaan Pagaruyuang. Mode masyarakaiknyo pun batingkek-tingkek.
Artinyo, ado nan bangsawan dan ado nan indak. Luhak ko acok juo
diumpamokan jo buminyo lambang, aianyo tawa, ikannyo banyak. Paumpamoan ko
“Baa jo asa mulo Luhak Agam, Mak Datuak?” Upiak mulai batanyo.
“Manuruik tambo, tajadinyo Luhak Agam caritonyo sarupo ko. Sasudah
rombongan partamo barangkek dari Nagari Pariangan manuju Luhak Tanah
Data, rombongan kaduo barangkek mancari daerah baru. Urang tu manamukan
daerah baru, suatu tampek nan tumbuah rumpuik mansiang (agam).”
“O, jadi agam tu namo lain dari rumuik mansiang, Mak Datuak,” sanggah
Buyuang.
“Batua, sabek tulah daerah baru nan dihuni dek rombongan kaduo tu
dinamokan Luhak Agam,” tambah Datuak Rangkayo Basa.
“Manga acok disabuik Luhak Nan Tangah?” kini Nilam nan batanyo.
“Karano urang tu rombongan kaduo nan barangkek mancari dan
mambukak pamukiman baru, samantaro rombongan katigo mambukak daerah
baru, Luhak Limo Puluah Koto yang biaso disabuik Luhak Nan Bungsu.”
“Mak Datuak, apo wilayah Minangkabau hanyo Luhak Nan Tigo tu se?”
Buyuang mambukak tanyo.
“O, indak. Sacaro garih gadangnyo wilayah Minangkabau dapek dibagi
dalam duo wilayah utamo. Partamo, Luhak Nan Tigo. Karano talatak di
padalaman biaso disabuik darek. Kaduo, wilayah rantau. Untuak yang kini mari
kito bahas wilayah rantau,” jaleh Datuak Rangkayo Basa.
“Rantau tu samo jo marantau yo, Mak Datuak?” potong Upiak.
5. WILAYAH PASISIE
“Mak Datuak, kini kito sampai ka pambicaroan tantang rantau
Minangkabau nan disabuik wilayah pasisie,” kecek Upiak.
“Batua, rantau pasisie mambantang sapanjang barat Sumatera.”
“Apo bedanyo jo wilayah rantau, Mak Datuak?” tanyo Nilam.
“Daerah pasisie subananyo wilayah rantau juo. Hanyo sajo
panyebarannyo indak langsuang dari luhak Nan Tigo sarupo masyarakaik nan ado
di wilayah Rantau timur,” kecek Datuak Rangkayo Basa.
“Apo mukasuiknyo, Mak Datuak?” Buyuang kurang mangarati.
“Giko, panduduak wilayah rantau iyo masyarakaik dari Luhak Nan Tigo
nan langsuang marantau mambantuak nigari baru. Nagari-nagari di Rantau
Pasisie tabantuak sacaro baransua-ansua sahinggo tajadi panyebaran panduduak
tingkek kaduo. Itu nan mamak mukasuikan indak langsuang dari Luhak Nan
Tigo.”
D. REFERENSI
A. Pendahuluan
Masyarakat Minangkabau dalam kehidupan selalu
mengutamakan sifat toleransi, demokrasi, keadilan,
dan kebijaksanaan. Kerukunan di minangkabau antara pendatang dan
pribumi hidup rukun dan tentram. Buktinya tidak ada orang luar
Minangkabau terpaksa harus eksodus karena terjadi pergesekan atau
perselisihan. Itu membuktikan orang Minangkabau itu terbuka dan toleran.
Kedamaian di minangkabau tidak terlepas dari filosofi adat yang dipegang
teguh oleh masyarakat Minangkabau. Filosofi itu juga ditanamkan kepada
para pendatang, yakni Malakok. Artinya, setiap para pendatang harus
melekat atau mendekat. Dalam sosiologi disebut dengan asimilasi. Filosofi
malakok itu juga dipakai oleh orang Minang jika mereka merantau ke
daerah lain. Mereka menganut falsafah dima bumi dipijak, di sinan langik
dijunjuang. Maksudnya, di mana kita berada di sana kita mengikuti aturan
hidup yang berlaku. Falsafah ini yang membuat orang Minang bisa sukses
di perantauan. Bukti paling sederhana yakni sebaran rumah makan Padang
di luar daerah. Begitu juga dalam menata nagari. Masyarakat minangkabau
selalu mengedepankan rasa demokrasi dan keadilan dalam mengambil
kebijakan.
B. Kompetensi Dasar
3.5 Menelaah struktur dan kebahasaan teks prosa (tambo, kaba, cerita anak,
dll) tentang toleransi, demokrasi, keadilan, dan kebijaksanaan yang
dibaca dan didengar
4.5 Menyajikan analisis intrinsik (tokoh, alur, latar, tema, dan amanat) teks
prosa dengan memperhatikan Bahasa Minangkabau yang benar dan
71
baik secara lisan dan atau tulisan.
C. Indikator
3.5.1. Mengidentifikasi teks prosa
3.5.2. Menganalisis teks prosa (tambo, kaba, cerita anak, dll) tentang
toleransi, demokrasi, keadilan, dan kebijaksanaan yang dibaca dan
didengar
3.5 Menyajikan analisis intrinsik teks prosa dengan memperhatikan
Bahasa Minangkabau
D. Tujuan Pembelajaran
Menguasai konsep serta dapat menelaah, bentuk, makna, dan nilai budaya
Minangkabau dalam teks prosa (tambo, kaba, cerita anak) yang dibaca dan didengar,
serta menulisakannya dalam bentuk laporan dengan memperhatikan aspek kebahasaan
yang benar dan baik dan memiliki sikap toleransi, tanggung jawab, mandiri, kerja
sama/ gotong royong, kreatif, percaya diri dan selalu bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa (Profil Pelajar Pancasila).
Setelah pembelajaran maka diharapkan:
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian teks prosa dengan benar
2. Peserta didik dapat menjelaskan struktur teks prosa dengan benar
3. Peserta didik dapat menelaah tentang toleransi di minangkabau
berdasarkan teks prosa dengan benar
4. Peserta didik dapat menelaah tentang demokrasi di minangkabau
berdasarkan teks prosa dengan benar
5. Peserta didik dapat menelaah tentang keadilan dan kebijaksanaan di
minangkabau berdasarkan teks prosa dengan benar.
6. Peserta didik dapat membuat laporan analisis intrinsik (tokoh, alur,
latar, tema, dan amanat) teks prosa dengan memperhatikan Bahasa
Minangkabau dengan baik dan benar.
E. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana masyarakat minangkabau dalam bermasyarakat? Apakah
memiliki sikap toleransi dan demokrasi? Bagaimana pula kebijaksanaan
yang dimiliki pemangku adat minangkabau, khususnya masyarakat Kota
F. Uraian materi
Petunjuk
1. Bacalah teks prosa yang telah disediakan
2. Kerjakan soal-soal yang berhubungan dengan prosa tersebut.
Pertemuan ke: 1
TEKS PROSA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosa adalah bentuk tulisan bebas
yang tidak terikat dalam sebuah aturan layaknya puisi. Prosa tidak memiliki rima
dan jumlah bait tiap paragrafnya. Singkatnya, prosa merupakan karangan yang
disajikan dengan teks naratif.
Beberapa jenis prosa di Minangkabau adalah: tambo, kaba, dan cerita anak.
B. Ciri-ciri prosa
Secara umum, prosa punya ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki alur cerita
Prosa punya alur cerita yang menjelaskan tentang peristiwa di
dalamnya.
2. Memiliki tema
Prosa punya tema yang menjadi dasar dalam cerita dan merupakan
pokok bahasan di dalamnya.
3. Ada tokoh dan penokohan
Seperti karya sastra lain, di dalam prosa juga terdapat tokoh, baik
manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan.
4. Memiliki sudut pandang
Prosa punya sudut pandang, yaitu cara seorang pengarang
menceritakan keberadaan tokoh dalam peristiwa.
5. Memiliki latar dalam penceritaan
TOLERANSI DI MINANGKABAU
A. Makna Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin; tolerare artinya menahan diri, bersikap
sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap
orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Sikap toleran tidak berarti
membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan
serta hak-hak asasi para penganutnya.
https://gubuakkopi.id/2018/07/08/kabar-buruk-dihambaukan/
Setelah kamu memahami materi di atas, diskusikanlah lembar kegiatan berikut ini
DEMOKRASI DI MINANGKABAU
A. Makna Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya
memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta,
baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Secara umum, tujuan demokrasi
adalah untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera, adil dan
makmur dengan konsep yang mengedepankan keadilan, kejujuran dan
keterbukaan
Masyarakat Minangkabau telah mengenal dan menerapkan sistem
demokrasi sejak berabad-abad yang lalu. Oleh karena itu merupakan hal
yang wajar ketika revolusi berakhir daerah ini dengan cepat menangkap
kembali spirit demokrasi yang telah sekian lama terpasung di bawah rezim
kolonial.
https://padangkita.com/demokrasi-lapau-kunci-orang-minang-pandai-berdiplomasi/
Teks 1
Tonggak Tuo Demokrasi di Minangkabau
oleh: Drs. Nurmatias
Masyarakat Minangkabau yang dulu sebagai penjunjung sistem yang egaliter dan
demokrasi masihkah kelihatan sekarang ini?. Masihkah bulek aie dek pambuluh,
bulek kato jo mufakek (Bulat air kerena saluran bambu) Bulat kata karena
mufakat masih identik dengan kondisi Minangkabau kekinian, Rumah gadang
sebagai simbol kebesaran demokrasi Minangkabau masih kelihatan karismanya
atau benar kata Von Benda Beckmann
(http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/tonggak-tuo-demokrasi-di-
minangkabau/)
Teks 1
Cerita Rakyat Nagari Salayo dan Solok
Tjuraian Asal Mula Nagari Solok dan Selayo dijelaskan asal usul masyarakat
Salayo, dikisahkan mereka berasal dari kiah penyebaran 73 orang niniak mamak
yang berasal dari Ranah Batipuh dan Lima Kaum, lalu kemudian menurun terus
sampai ke daerah Solok-Salayo yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten
dan Kota Solok.
Kedatangan mereka diperkirakan terjadi pada abad ke-14, yaitu semasa
pemerintahan raja Adityawarman (1345-1374). Mereka merupakan orang-orang
yang terbuang dari kerajaan karena menentang pemerintahan Adityawarman
yang punya darah campuran Jawa-Melayu. Dari 73 orang hanya tersisa 13 orang
yang menetap di Solok dan Salayo serta mendirikan nagari-nagari di sekitarnya.
Sementara 60 orang lainnya meneruskan perjalanan ke daerah Selatan di Alahan
Panjang, Surian, dan Muaralabuh. Ke-13 orang buangan yang menetap di Solok
Salayo ini akhirnya menjadi asal nama Kubuang Tigo Baleh. Mereka inilah yang
mendirikan nagari-nagari di sekitar Solok dan Salayo.
Misalnya cerita rakyat tentang asal muasal Mande Solok Bapak Salayo
yang menceritakan tentang Niniak Nan Tigobaleh ketika terbuang dari
Pagaruyuang mereka bermukim di wilayah ini, Solok dan Salayo yang waktu
masih berupa rawa-rawa dan tergenangi air. Saat itu Rajo Padang Galundi (salah
seorang dari Ninik Nan 13) mencari menantu untuk putrinya, Puti Ganjo Biso.
Bahasa Minangkabau
Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang terdapat dalam rumpun
bahasa Minangkabau yang bercabang dari rumpun Malayo-Sumbawa (juga
disebut sebagai 'rumpun bahasa Indonesia Barat') yang diturunkan dari rumpun
Malayo-Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia.
Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang
dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Dialek-
dialek bahasa Minangkabau yang berada di Provinsi Riau dalam
perkembangannya mendapat pengaruh dari bahasa Melayu di sekitarnya. Oleh
sebagian masyarakat pengguna dialek tersebut mengganggapnya sebagai bahasa
tersendiri.Bahasa Minangkabau Umum ini juga disebut sebagai dialek Padang
yang biasa disebut Bahaso Padang atau Bahaso Urang Awak.
SIBINUANG
Pada suatu hari Cindua Mato meminta izin kepada Bundo Kanduang pergi
bermain kegelanggang Datuak Bandaharo di Sungai Tarab. Bundo Kanduang
menitah padanya agar Dang Tuanku juga dibawa dan kemudian ia berpesan pula
kepada Dang Tuanku agar Datuak Bandaharo menerima Cindua Mato untuk
dipertunangkan dengan putrinya si Upiak Lenggo Geni. Sesampai di Sungai
TUGAS PROYEK
1. Carilah kaba atau cerita anak melalui cerita tokoh masyarakat atau media
internet dan tulis dalam buku latihan mu!
2. Buatlah laporan tentang analisis intrinsik (tokoh, alur, latar, tema, dan
amanat) teks prosa kaba atau cerita anak tersebut dengan memperhatikan
Bahasa Minangkabau dengan baik dan benar!
3. Kumpulkan tugas tersebut sesuai kesepakatan dengan gurumu!
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
3.6 Menelaah makna konseptual dan prosedural dalam teks prosedural tentang
sistem perkawinan Minangkabau yang dibaca, ditonton, dan didengar.
91
C. INDIKATOR
E. PETUNJUK BELAJAR
Untuk membantu anda dalam memahami materi dalam modul ini, ikuti petunjuk
belajar dibawah ini :
5. Setelah Anda selesai dengan latihan dan lembaran tes lakukan uji diri
dengan kunci jawaban yang dapat diminta kepada guru.
6. Usahakan kuasai 80% dari setiap kegiatan, jika belum maka ulangi
kembali membahas modul.
Rangkaian
prosesi
pernikahan
maresek maminang
1. Deskripsi
Perkawinan di Minangkabau terbagi dari beberapa bagian, antara lain;
kawin ideal dan kawin pantang. Kawin Ideal disebut juga dengan
perkawinan awak samo awak atau pulang ka bako. Menurut alam pikiran
orang Minangkabau perkawinan yang paling ideal ialah perkawinan antara
keluarga dekat. seperti perkawinan antara anak kemenakan. Pulang ke
Mamak artinya mengawini anak mamak, sedangkan Pulang ke Bako
maksudnya adalah mengawini kemenakan Ayah.
Tingkat perkawinan ideal berikutnya ialah perkawinan ambil
mengambil. Artinya kakak beradik laki-laki dan perempuan A menikah
secara bersilang dengan kakak beradik laki-laki dan perempuan B. Urutan
selanjutnya ialah perkawinan orang sekorong sekampung. Senagari.
seluhak. dan akhirnya sesama Minangkabau. Perkawinan dengan orang
luar kurang disukai, meskipun tidak dilarang. Dengan kata lain.
perkawinan ideal bagi masyarakat Minangkabau ialah perkawinan antara
"awak samo awak", ltu bukan menggambarkan bahwa mereka menganut
sikap yang eksklusif. Pola perkawinan "awak sarna awak" itu berlatar
belakang sistem komunal dan kolektivisme yang dianutnya. Sedangkan
Kawin Pantang ialah kawin yang dilarang atau tidak boleh dilakukan oleh
orang Minangkabau, apabila tetap dilakukan akan mendapatkan sanksi
hukuman. Di samping itu ditemui pula semacam perkawinan sumbang,
yang tidak ada larangan dan pantangannya, akan tetapi lebih baik tidak
dilakukan.
Perkawinan yang dilarang ialah perkawinan yang terlarang
menurut hukum perkawinan yang telah umum seperti mengawini ibu,
ayah. anak saudara seibu dan sebapak, saudara ibu dan bapak, mamak,
adik dan kakak, mertua dan menantu. anak tiri dan ibu atau bapak tiri.
saudara kandung istri atau suami, dan anak saudara laki-Iaki ayah.
CEK KEMAMPUAN
4. Cek Kemampuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Bagaimana sistem perkawinan di Minangkabau?
Jawab :
2. Jelaskan bagaimana rangkaian prosesi pernikahan di Minangkabau?
Jawab :
5
KEGIATAN 1
1. Maresek
Marasek adalah tahapan pertama yang dilakukan dalam pernikahan adat
Minang. Pihak keluarga perempuan akan mendatangi pihak keluarga laki-
laki. Pihak keluarga dari perempuan yang berpengalaman akan mencari
tahu apakah calon laki-laki cocok dengan calon perempuannya. Mereka
juga akan membawa buah tangan ke pihak keluarga laki-laki sebagai simbol
sopan santun.
2. Manimang dan Batimbang Tando
Tahapan ini dilakukan oleh pihak keluarga perempuan untuk meminang
calon laki-laki. Apabila diterima mereka akan melakukan batimbang tando
atau bertukar simbol sebagai pengikat perjanjian dan nggak bisa diputuskan
secara sepihak. Biasanya yang ditukarkan adalah benda pusaka seperti keris,
kain adat, atau benda lainnya yang memiliki nilai sejarah bagi keluarga.
Setelah itu acara selanjutnya adalah berembuk mengenai
penjemputan calon mempelai laki-laki. Adapun tahapannya yaitu keluarga
calon mempelai perempuan mengunjungi kediaman keluarga calon
mempelai laki-laki. Pada acara tersebut akan melibatkan orangtua, ninik
mamak, dan para sesepuh dari kedua belah pihak. Rombongan yang datang
akan membawa sirih pinang lengkap dan disusun dalam carano (tas yang
dibuat dari daun pandan).
1. Memulangkan Tando
Usai melaksanakan akad nikah, ada lima acara adat yang lazim
dilaksanakan. Mulai dari memulangkan tando, mengumumkan gelar
pengantin laki-laki, mengadu kening, mengeruk nasi kuning dan bermain
coki.
2. Malewakan Gala Marpulai
Acara ini mengumumkan gelar untuk pengantin laki-laki sebagai tanda
kehormatan dan kedewasaan yang disandang sang pengantin laki-laki.
3. Balantuang Kaniang
Acara ini akan dipimpin oleh sesepuh perempuan dan sang pengantin akan
saling menyentuhkan keningnya. Mereka diharuskan duduk berhadapan
dengan wajah dipisahkan kipas, lalu kipas diturunkan perlahan. Maka
barulah boleh saling menyentuhkan kening.
4. Mangaruak Nasi Kuniang
Prosesi ini mengisyaratkan hubungan kerja sama suami istri yang harus
melengkapi satu sama lain. Ritual diawali dengan kedua pengantin berebut
mengambil daging ayam yang tersembunyi di dalam nasi kuning.
Maresek
adalah……………………………………………………………………………
Babako babaki
adalah…………………………………………………………………………………
Malam Bainai
adalah………………………………………………………………….
a. ………………………………………………………………………………………………….
b. ………………………………………………………………………………………………….
B. Tujuan Pembelajaran
103
C. Pertanyaan Pemantik:
1. Bagaimanakah Sistem kelarasan terbentuk di Minangkabau?
2. Apa yang mendasari pemeritahan nagari di Minangkabau?
3. Mengapa pemerintahan nagari masih dapat diterapkan di kota
Solok?
4. Bagaimana menyajikan teknik pengembangan paragraf dengan
Bahasa Minangkabau yang baik dan benar?
D. Uraian Materi
1. Kelarasaran di Minangkabau
Menurut kepercayaan Minangkabau yang berpedoman kepada Tambo
Alam Minangkabau mengenal dengan adanya Lareh. Lareh dalam
bahasa Minangkabau berarti hukum yang merupakan hukum adat, jadi
di Minangkabau terdapat dua buah Lareh yaitu Koto Piliang dan Bodi
Chaniago yang memiliki perbedaan yang sangat mendasar dalam sistem
hukum adatnya bahkan dalam pengambilan keputusan.
Mengenai lahirnya Koto Piliang dan Bodi Caniago ada beberapa
versi. Datuk Batuah Sango dalam bukunya Tambo Alam Minangkabau
mengemukakan: “Sesudah itu mufakatlah Ninik Datuak
Katumanggungan dengan Datuak Perpatih Nan Sabatang dengan
Datuak Suri Dirajo hendak membagi kelarasan, maka dibagilah oleh
orang yang bertiga itu menjadi dua kelarasan”
Pendapat lain mengatakan bahwa Bodi Caniago berasal dari kata
“bodhi caniago” yang artinya berasal dari kata bhodi can yaga yang artinya
bahwa budi nurani manusialah yang menjadi sumber kebajikan
dan kebijakan. Sedangkan Koto Piliang berasal dari bahasa sansekerta
yaitu ”koto pili” yang dari kata pili hyang artinya segala sesuatu bersumber
sabda dari hyang dan pili sama artinya dengan karma atau dharma.
Datuak Katumanggungan seorang penganut hinduisme yang religius,
percaya manusia disusun dalam kerangka hirarki piramidal dengan
Bagaimanakah Sistem
kelarasan terbentuk di Diskusikanlah sistem
Aktifitas 1
Minangkabau? kelarasan terbentuk di
Minangkabau
117
Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII
118
PROFIL PENULIS
Nurpini. Penulis lahir dari orang tua (alm) Mansur
Bagindo Rajo dan (alm) Nurdiah sebagai anak keempat
dari lima bersaudara. Penulis dilahirkan di Padang
Lawas, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera
Barat pada tanggal 01 Agustus 1972. Penulis menempuh
pendidikan dari SD Inpres Padang Lawas (lulus 1986),
melanjutkan ke SMPN Gurun (lulus 1989), melanjutkan
ke SMUN Sungai Tarab (lulus 1992) dan Universitas Negeri Padang pada jurusan
Pendidikan Fisika (lulus 2001). Setelah tamat S1 mengajar IPA di SMPN 6 Solok,
Dinas Pendidikan Kota Solok. Penulis dapat dihubungi melalui WA :
081267507793 dan email : nurpini930@gmail.com
119
Nama lengkap :Rosita Devi, S.Pd.
Email : devirosita49@gmail.com
Alamat Kantor : SMPN 5 Kota Solok
Profil Penulis
121