Anda di halaman 1dari 154

BAHASA DAN

SASTRA
MINANGKABAU
KELAS VIII
UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan Sifat Hak Cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif
yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak
berlaku terhadap:
i. Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk
pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan
informasi aktual;
ii. penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan
penelitian ilmu pengetahuan;
iii. penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan
pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan
Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau
Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau
huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAHASA DAN SASTRA
MINANGKABAU
KELAS VIII
BAHASA DAN SASTRA MINANGKABAU KELAS VIII
Nurpini, Dessy Fhatri, S.Pd., Rosita Devi, S.Pd., Ahmad As’ari,
Elen Triana, M.Pd., dan Zuliayatmia, S.Pd.

Editor:
Dr. H. Asrinur, M.Pd.
Sri Puji Hastuti, Ph.D.

Desainer:
Mifta Ardila

Sumber:
www.freepik.com

Penata Letak:
Latifah Putri Syalina

Proofreader :
Tim ICM

Ukuran:
xxxii, 120hlm., 21x29.7 cm

ISBN:

CetakanPertama:
Juni 2022

Hak Cipta 2022, pada

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
Memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
Tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT INSAN CENDEKIA MANDIRI


(Grup Penerbitan PT INSAN CENDEKIA MANDIRI GROUP)

Perumahan Gardena Maisa 2, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung,


Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat-Indonesia 27361
HP/WA: 0813-7272-5118
Website:www.insancendekiamandiri.com
E-mail: penerbitbic@gmail.com
DAFTAR ISI

PRAKATA................................................................................................................... vi

KETERKAITAN KI, KD dan INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ........... vii

SILABUS ................................................................................................................... xxii

BAB I TEKS BIOGRAFI TOKOH KOTA SOLOK ............................................. 1

BAB II TEKS MANUSKRIP BERAKSARA ARAB-MELAYU TENTANG


KONSEP DAN PRAKTIK SISTEM PENDIDIKAN SURAU
DI MINANGKABAU ................................................................................ 15

BAB III BENTUK, MAKNA DAN NILAI BUDAYA MINANGKABAU


DALAM TEKS PIDATO ADAT ............................................................. 27
BAB IV LUHAK DAN RANTAU ........................................................................... 61

BAB V STRUKTUR DAN KEBAHASAAN PADA TEKS PROSA ..................... 71

BAB VI SISTEM PERKAWINAN DI MINANGKABAU ...................................... 91

BAB VII SISTIM KELARASAN DAN DEMOKRASI PEMERINTAHAN


NAGARI DI MINANGKABAU ................................................................ 103
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 115

PROFIL PENULIS ...................................................................................................... 117

v
PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt., atas selesainya penulisan
modul ajar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastera Minangkabau Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama ini. Modul ajar ini dilengkapi dengan latihan soal
formatif untuk menguji pemahaman peserta didik terkait dengan materi
yang terdapat dalam modul ajar ini.
Modul ajar ini dipakai untuk sebagai salah satu sumber belajar yang
terdiri dari beberapa capaian pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta
didik, yang ada pada bagian berikutnya dari modul ajar ini.
Penulis menyadari, peribahasa berujar tiada gading yang tak retak;
karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki, tentulah
modul ajar ini masih banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
perbaikan dan kesempurnaan modul ajar ini dimasa mendatang. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut berparti-
sipasi memberikan saran dan fikiran serta bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan modul ajar ini, terutama yang telah banyak
membantu penulis dalam mempersiapkan modul ini, para rekan sejawat, serta
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya kepada Allah Swt. jualah semua penulis serahkan semoga
modul ajar ini bermanfaat bagi kita semua.

Solok, 25 April 2022

Penulis

vi
ANALISIS KETERKAITAN KI, KD dan INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Minangkabau
KELAS: VIII
Tema: Bijaksana, Toleran, dan Demokratis.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI 4 INDIKATOR TUJUAN MATERI POKOK


3(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN /SUB. MATERI
POKOK
3. Memahami 4. Mencoba,
pengetahuan mengolah, dan
(faktual, menyaji dalam
konseptual, ranah konkret
dan (menggunakan,
prosedural) mengurai,
berdasarkan merangkai,
rasa ingin memodifikasi, dan
tahunya membuat) dan
tentang ilmu ranah abstrak
pengetahuan, (menulis,
teknologi, membaca,
seni, budaya menghitung,
terkait menggambar, dan
fenomena mengarang)
dan kejadian sesuai dengan
tampak mata. yang dipelajari di
sekolah dan
sumber lain yang
sama dalam sudut
pandang/teori.

vii
INDIKATOR MATERI POKOK /SUB.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR TUJUAN PEMBELAJARAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI MATERI POKOK
3.1 Mengidentifikasi 4.1 Menyajikan hasil 3.1.1 mengidentifikasi filosofi a. Peserta didik dapat Teks biografi dan
informasi teks refleksi konsep harga diri, budi, dan mengidentifikasi filosofi tokoh Kota
biografi dan filosofi harga diri, harmoni tokoh yang informasi teks biografi Solok
filosofi (lisan budi, dan terdapat dalam teks dan filosofi (lisan atau
atau tulisan) harmoni dalam biografi dan filosofi yang tulisan) berkaitan
berkaitan Budaya dibaca atau didengar dengan filosofi harga
dengan filosofi Minangkabau dari 3.1.2 menjelaskan hal-hal yang diri, budi, dan harmoni
harga diri, budi, teks biografi dan dapat diteladani dari dalam Budaya
dan harmoni filosofi, dengan tokoh yang terdapat Minangkabau yang
dalamBudaya memperhatikan dalam teks biografi dan dibaca dan didengar.
Minangkabau kosakata Bahasa filosofi yang dibaca atau
yang dibaca dan Minangkabau didengar b. Peserta didik dapat
didengar. beserta makna 3.1.3 menentukan menyajikan hasil
dan nilai yang keistimewaan tokoh yang refleksi konsep filosofi
dikandungnya, terdapat dalam teks harga diri, budi, dan
secara lisan dan biografi dan filosofi yang harmoni dalam Budaya
atau tulisan. dibaca atau didengar Minangkabau dari teks
biografi dan filosofi
dengan memperhatikan
kosakata Bahasa
Minangkabau beserta
makna dan nilai yang
dikandungnya secara
lisan dan atau tulisan

viii
4.1.1 menyajikan hasil refleksi Makna dan nilai
konsep filosofi harga diri, yang terkandung
budi, dan harmoni dalam dalam teks biografi
Budaya Minangkabau dan filosofi
dari teks biografi dan
filosofi secara lisan dan
atau tulisan

4.1.2 mendiskusikan makna


dan nilai yang
terkandung dalam teks
biografi dan filosofi
dengan memperhatikan
kosakata Bahasa
Minangkabau
3.2 Mengidentifikasi 4.2 Menyajikan isi 3.2.1 Memahami informasi a. Peserta didik Teks manuskrip
informasi teks teks manuskrip teks manuskrip dapat beraksara arab-
manuskrip beraksaraArab- beraksara Arab-melayu menemukan Melayu terkait
beraksara Arab- Melayu dan teks dan teks latin yang informasi teks Pendidikan surau
Melayu dan teks lain beraksara relevan manuskrip di Minangkabau
lain beraksara latin yang 3.2.2 Menjelaskan tentang beraksara Arab-
latin yang relevan tentang informasi konsep dan melayu dan teks
relevan tentang konsep dan praktik pendidikan latin yang
konsep dan praktik surau Minangkabau. relevan.
praktik sistem pendidikan b. Peserta didik
3.2.3 Menyajikan tentang
pendidikan surau surau di dapat
informasi manuskrip
di Minangkabau Minangkabau menemukan
beraksara arab-melayu
yang dibaca. dengan Bahasa informasi konsep
dan teks lain beraksara
Minangkabau dan praktik
latin yang relevan
yang benar dan pendidikan surau
tentang konsep dan
baik secara lisan di Minang kabau
praktik system
dan atau tulisan.
pendidikan surau di

ix
Minangkabau yang c. Peserta didik
dibaca dapat
4.2.1 Peserta didik dapat menemukan
menuliskan tulisan informasi yang
Arab-melayu terdapat dlam
teks tentang
manuskrip
beraksara arab-
melayu dan teks
lain yang relevan
tentang konsep
pendidikan surau
di Minangkabau.
3.3 Menelaah bentuk, 4.3 Melafalkan pidato 3.3.1 Mengidentifikasi bentuk a. Peserta didik Teks pidato adat
makna, dan nilai adat dengan budaya Minangkabau mampu budaya
budaya memperhatikan dalam teks pidato adat mengidentifikasi Minangkabau
Minangkabau aspek yang dibaca dan di bentuk budaya
dalam teks kebahasaan lisan dengar Minangkabau dalam
pidato adat yang Minangkabau 3.3.2Menelaah makna teks pidato adat
yang dibaca dan (lafal, intonasi, budaya Minangkabau yang dibaca dan di
didengar. mimik, dan dalam teks pidato adat dengar dengan
kinesik) dengan yang dibaca dan di tepat.
Bahasa dengar b. Peserta didik
Minangkabau mampu menelaah
3.3.3Menganalisis nilai
yangbenar dan makna budaya
budaya Minangkabau
baik. Minangkabau dalam Makna teks pidato
dalam teks pidato adat adat budaya
yang dibaca dan di teks pidato adat
yang dibaca dan di Minangkabau
dengar
dengar dengan
tepat

x
4.3.1Menyajikan hasil analisis c. Peserta didik Nilai Budaya teks
bentuk, makna, dan nilai mampu pidato adat
budaya Minangkabau mengidentifikasi budaya
dalam teks pidato adat nilai budaya Minangkabau
yang dibaca dan Minangkabau dalam
didengar. teks pidato adat
yang dibaca dan di
dengar dengan
4.3.2 Melafalkan pidato adat
tepat
dengan memperhatikan
aspek kebahasaan lisan d. Peserta didik
Minangkabau (lafal, mampu menyajikan
intonasi, mimik, dan hasil analisis
kinesik) dengan bahasa bentuk, makna, dan
nilai budaya Pidato Adat
Minangkabau yang Budaya
benar dan baik Minangkabau dalam
teks pidato adat Minangkabau
yang dibaca dan
didengar dengan
cermat.
e. Peserta didik
mampu melafalkan
teks pidato adat
Nagari Solok
dengan lafal, mimik,
dan kinesik) dalam Pidato Adat
bahasa Nagari Solok
Minangkabau yang
baik dan benar.

xi
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 INDIKATOR TUJUAN MATERI POKOK /SUB.
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN MATERI POKOK
3.4 Mengidentifikasi 4.1. Menceritakan 3.4.1 Mengidentifikasi a. Peserta didik Teks eksposisi tentang
informasi pada kembali isi teks pengertian tentang luhak mampu luhak dan rantau.
teks eksposisi eksposisi atau dan rantau mengidentifikasi
atau ulasan ulasan tentang 3.4.2 Menjelaskankan tentang pengertian tentang
tentangluhak luhak dan rantau pembagian luhak dan luhak dan rantau
dan rantau yang dengan rantau b. Peserta didik
dibaca dan memperhatikan mampu
didengar. kosakata dan menjelasakan
frase Bahasa pembagian luhak
4.4.1. Menuliskan kembali
Minangkabau dan rantau
tentang luhak dan rantau
yang benar dan c. Peserta didik
dengan Bahasa
baik secara lisan mampu
Minangkabau yang benar
dan atau tulisan. menyimpulkan isi
teks eksposisi
tentang luhak dan
rantau

d. Peserta didik
mampu
menyajikan teks
eksposisi dengan
memperhatikan
kosakata dan frase
Bahasa
Minangkabau yang
benar

xii
3.5 Menelaah struktur 4.5. Menyajikan 3.5.1. Mengidentifikasi teks a. Peserta didik dapat Teks Prosa
dan kebahasaan analisis intrinsik prosa menjelaskan Struktur Teks Prosa
teks prosa (tokoh, alur, 3.5.2 Menganalisis teks prosa pengertian teks
Toleransi di
(tambo, kaba, latar, tema, dan (tambo, kaba, cerita prosa dengan
Minangkabau
cerita anak, dll) amanat) teks anak, dll) tentang benar.
tentang toleransi, prosa dengan toleransi, demokrasi, b. Peserta didik dapat
demokrasi, memperhatikan keadilan, dan menjelaskan
keadilan, dan Bahasa kebijaksanaan yang struktur teks prosa
kebijaksanaan Minangkabau dibaca dan didengar dengan benar..
yang dibaca dan yang benar dan
didengar. baik secara lisan
dan atau tulisan. c. Peserta didik dapat
menelaah tentang
toleransi di
Minangkabau
berdasarkan teks
prosa dengan
benar.
d. Peserta didik dapat
menelaah tentang
demokrasi di
minangkabau
berdasarkan teks
prosa dengan
benar
e. Peserta didik dapat
menelaah tentang
keadilan dan
kebijaksanaan di
minangkabau
berdasarkan teks

xiii
prosa dengan Demokrasi di
benar Minangkabau
f. 4.5. 1 Peserta didik Keadilan
dapat membuat daKebijaksanaan di
laporan analisis Minangkabau
intrinsik (tokoh,
4.5. Menyajikan analisis alur, latar, tema,
intrinsik teks prosa dan amanat) teks
dengan memperhatikan prosa dengan
Bahasa Minangkabau memperhatikan Analisis intrinsik teks
Bahasa prosa dengan
Minangkabau memperhatikan Bahasa
dengan baik dan Minangkabau
benar.
3.6 Menelaah makna 4.6 Menyajikan 3.6.1. Memahami Sistem a. Melalui pengalaman Sistem Perkawinan di
konseptual dan makna perkawinan di belajar secara Minangkabau
prosedural konseptual dan Minangkabau pemahaman
dalam teks prosedural dari konseptual Peserta
prosedural teks tentang didik dapat
Dalam Adat
tentang sistem sistem menjelaskan sistem
Minangkabau
perkawinan perkawinan perkawinan di
perkawinan bersifat
Minangkabau Minangkabau Minangkabau
eksogami, artinya
yang dibaca, dengan b. Peserta didik dapat
perkawinan harus
ditonton, dan menggunakan menjelaskan 4 jenis
keluar suku. Pada
didengar. dengan Bahasa perkawinan di
3.6.2. Mengurutkan rangkaian sistem perkawinan
Minangkabau Minangkabau
prosesi perkawinan adat eksogami ini, tidak
yang benar dan c. Peserta didik
Minangkabau di Kota dibolehkan orang yang
baik secara lisan menyajikan teks
Solok. sesuku saling kawin-
dan atau tulisan. prosedural tentang
mengawini meskipun
rangkaian prosesi
mereka sudah
perkawinan di

xiv
Minangkabau. berkembang menjadi
ratusan orang, karena
3.6.3. Mengidentifikasi setiap masyarakat
rangkaian prosesi d. Peserta didik dapat
Minangkabau yang
perkawinan adat menentukan jenis
sesuku dianggap
Minangkabau rangkaian dalam
badunsanak atau
prosesi perkawinan
bersaudara.
adat Minangkabau di
Kota Solok

e. Peserta didik dapat


Membuat Laporan
rangkaian tata cara
prosesi perkawinan
adat Minangkabau di
Kota Solok.

xv
4.6.1. Menampilkan tata cara 1. Maresek.
prosesi perkawinan adat 2. Batuka Tando
Minangkabau di Kota Solok 3. Maminang
melalui demonstrasi. 4. Mahanta Siriah
5. Babako-babaki
6. Malam Bainai
7. Manjapuik
Marapulai
8. Manyambuik
Marapulai di
rumah Anak Daro
9. Akad Nikah.

3.7 Menelaah teks 4.7 Menyajikan 3.7.1 memahami sistem a. Peserta didik Sistem Kelarasan
ulasan tentang ringkasan kelarasan dan dapat memahami dan demokrasi
sistem tentang sistem demokrasi sistem kelarasan pemerintahan
kelarasan dan kelarasan dan pemerintahan nagari di dan demokrasi nagari di
demokrasi demokrasi Minangkabau yang pemerintahan Minangkabau
pemerintahan pemerintahan dibaca dan didengar nagari di
nagari di nagari di Minangkabau
Minangkabau Minangkabau melalui bahan
yang dibaca dan dengan bacaan
didengar. memperhatikan 3.7.2 mengkaji sistem
teknik kelarasan dan
demokrasi b. Peserta didik
pengembangan
pemerintahan nagari di dapat mengkaji
paragraf dengan
Minangkabau yang sistem sistem
Bahasa
dibaca dan didengar keselarasan dan
Minangkabau
demokrasi
yang benar dan
pemerintahan
baik secara 4.7.1 Menuliskan sistem

xvi
tertulis. kelarasan dan nagari di
demokrasi Minangkabau
pemerintahan nagari melalui diskusi
di Minangkabau
dengan c. Peserta didik
memperhatikan teknik dapat memahami
pengembangan sistem kelarasan
paragraf dengan dan demokrasi
Bahasa Minangkabau pemerintahan
yangbenar dan baik nagari di
Minangkabau
4.7.2 Mempresentasikan dengan
sistem kelarasan dan memperhatikan
demokrasi teknik
pemerintahan nagari pengembangan
di Minangkabau paragraf dengan
dengan Bahasa
memperhatikan teknik Minangkabau
pengembangan yangbenar dan
paragraf dengan baik
Bahasa Minangkabau
yangbenar dan baik d. Peserta didik
dapat
mempresentasi-
kan sistem
kelarasan dan
demokrasi
pemerintahan
nagari di
Minangkabau
dengan

xvii
memperhatikan
teknik
pengembangan
paragraf dengan
Bahasa
Minangkabau
yangbenar dan
baik

xviii
Silabus

Mata Pelajaran Budaya dan Sastra Minangkabau

Kelas VIII

Dinas Pendidikan Kota Solok

T.P. 2022/2023

xix
SILABUS
Sekolah : SMP N
Kelas : VIII
Semester : GANJIL dan GENAP
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Minangkabau

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI -2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah/abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER


INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
3.1Mengidentifikasi Teks biografi dan 3.1.1 mengidentifikasi filosofi • Membaca teks Sikap • •
informasi teks filosofi tokoh Kota harga diri, budi, dan harmoni tentang Teks (melalui Catatan Perte
biografi dan Solok tokoh yang terdapat dalam biografi dan Jurnal) muan
filosofi (lisan atau teks biografi dan filosofi yang filosofi tokoh (... x
Kota Solok yang Pengetahuan
tulisan) berkaitan dibaca atau didengar • Tes tertulis 40
terkait filosofi
dengan filosofi dalam tentang menit
harga diri, budi, 3.1.2 menjelaskan hal-hal
kehidupan mengidentifikas )
dan harmoni yang dapat diteladani dari i informasi teks
sehari-hari
dalam Budaya tokoh yang terdapat dalam biografi dan
• Mencermati
Minangkabau teks biografi dan filosofi yang filosofi harga filosofi terkait
yang dibaca dan dibaca atau didengar diri, budi, filosofi harga
didengar. harmoni dalam diri, budi, dan

xx
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
3.1.3 menentukan budaya harmoni dalam
keistimewaan tokoh yang Minangkabau budaya
terdapat dalam teks biografi • Mengumpulkan Miangkabau
dan filosofi yang dibaca atau informasi tokoh- • Penugasan
4.1 Menyajikan hasil didengar tokoh kota solok mandiri tentang
refleksi konsep yang dapat teks biografi dan
diteladani filosofi tokoh
filosofi harga diri,
melalui teks kota solok
budi, dan harmoni • Makna dan
biografi dan lainnya
nilai yang
dalam Budaya filososi
terkandung 4.1.1 menyajikan hasil
Minangkabau dari dalam teks Keterampilan
teks biografi dan refleksi konsep filosofi harga
biografi dan • Praktik
filosofi, dengan filosofi diri, budi, dan harmoni
Presentasi
memperhatikan dalam Budaya Minangkabau
masalah tentang
kosakata Bahasa dari teks biografi dan filosofi
konsep filosofi
Minangkabau secara lisan dan atau tulisan harga diri, budi,
beserta makna dan dan harmoni
nilai yang Budaya
dikandungnya, 4.1.2 mendiskusikan makna Minangkabau
secara lisan dan • Menyajikan berdasarkan
dan nilai yang terkandung
atau tulisan.
hasil teks biografi dan
dalam teks biografi dan pembelajaran filosofi secara
filosofi dengan terkait refleksi berkelompok
memperhatikan kosakata konsep filososi
Bahasa Minangkabau harga diri, budi
dan harmoni
dalam budaya
Minangkabau

xxi
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
• Mendiskusikan
makna dasn
nilai yang
berkaitan dengan
teks biografi dan
filosofi dengan
memperhatikan
kosakata
Minangkabau
3.2 Mengidentifikasi Teks manuskrip 3.2.1 Memahami • Mencermati Sikap • Perte •
informasi teks beraksara arab- informasi teks permasalahan (melalui Catatan muan
manuskrip Melayu terkait manuskrip sehari-hari yang Jurnal) (.. x
beraksara Arab- Pendidikan surau beraksara Arab- berkaitan dengan 40
Pengetahuan
Melayu dan teks di Minangkabau melayu dan teks teks manuskrip
latin yang relevan beraksara arab - • Tes tertulis menit
lain beraksara latin tentang )
Melayu terkait
yang relevan menjelaskan
Pendidikan
tentang konsep 3.2.2 Menjelaskan konsep dan
tentang informasi surau di
dan praktik sistem Minangkabau praktik sistem
pendidikan surau konsep dan praktik Pendidikan
pendidikan surau surau di
di Minangkabau • Menjelaskan
Minangkabau. Minangkabau
yang dibaca. informasi konsep
• Penugasan
dan praktik
mandiri tentang
Pendidikan
4.2.1. Menyajikan teks manuskrip
surau
tentang informasi beraksara Arab
Minangkabau
manuskrip Melayu dan teks
melalui teks
beraksara arab- latin
manuskrip
melayu dan teks

xxii
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
lain beraksara latin Keterampilan
4.2 Menyajikan isi yang relevan • Produk
teks manuskrip tentang konsep dan presentasi
beraksara Arab- praktik pendidikan • Menyajikan isi display contoh
surau di teks manuskrip teks arab
Melayu dan teks
Minangkabau yang beraksara Arab-
lain beraksara latin melayu terkait
dibac Melayu dan teks
yang relevan konsep dan
4.2. Peserta didik dapat lain yang relevan praktik
tentang konsep menuliskan tulisan dengan praktik Pendidikan
dan praktik Arab-melayu Pendidikan surau di
pendidikan surau surau du Minang Minangkabau
di Minangkabau kabau dantan secara
dengan Bahasa Bahasa berkelompok
Minangkabau Minangkabau
yang benar dan
baik secara lisan
dan atau tulisan
Teks pidato 3.3.1 Mengidentifikasi • Mengamati Sikap •
3.3 Menelaah bentuk, adat budaya bentuk budaya model atau (melalui Catatan Perte •
makna, dan nilai Minangkabau Minangkabau permasalahan Jurnal) muan
budaya Makna teks dalam teks pidato sehari-hari yang (.. x
Pengetahuan
Minangkabau pidato adat adat yang dibaca berkaitan dengan 40 m
dan di dengar pidato adat • Penugasan
dalam teks pidato budaya enit)
• Mencermati mandiri tentang
adat yang yang Minangkabau
bentuk, makna Fungsi Kuadrat
dibaca dan Keterampilan
dan nilai budaya
didengar. dalam teks • Produk
Pidato adat presentasi
display

xxiii
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
Nilai Budaya 3.3.2 Menelaah makna masalah tentang
teks pidato budaya penyelesaian
adat budaya Minangkabau persamaan
Minangka- dalam teks pidato kuadrat secara
bau adat yang dibaca berkelompok
dan di dengar

3.3.3 Menganalisis nilai Sikap


budaya (melalui Catatan
Minangkabau Jurnal)
dalam teks pidato
adat yang dibaca
Pengetahuan: Pertem
Pidato Adat dan di dengar
• Penugasan uan (.. x
Budaya
Minangkabau mandiri tentang
40 m
analisis bentuk
4.3.1 Menyajikan hasil dan makna dan enit)
analisis bentuk, nilai budaya
4.3 Melafalkan pidato makna, dan nilai Minangkabau
budaya dari suatu teks
adat dengan
Minangkabau
memperhatikan dalam teks pidato • Menyajikan hasil
aspek kebahasaan adat yang dibaca analisis bentuk, Keterampilan:
lisan Minangkabau dan didengar. makna, dan nilai
(lafal, intonasi, Pidato Adat budaya • Presentasi
mimik, dan Nagari Solok Minangkabau Produk analisis
kinesik) dengan dalam teks bentuk, makna,
dan nilai budaya
Bahasa
Minangkabau

xxiv
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
Minangkabau 4.3.2 Melafalkan pidato dalam teks
yang benar dan adat dengan pidato adat
baik. memperhatikan aspek secara
kebahasaan lisan berkelompok
Minangkabau (lafal,
intonasi, mimik, dan
kinesik) dengan bahasa
Minangkabau yang benar
dan baik

3.4 Mengidentifikasi Teks eksposisi 3.4.1 Mengidentifikasi • Mendiskusikan Sikap • Perte •


informasi pada teks tentang luhak dan pengertian tentang luhak pengertian luhak (melalui Catatan muan
eksposisi atau ulasan rantau. dan rantau dan rantau Jurnal dan penilain ( x 40
tentang luhak dan • Menjelaskan diri dan Antar m
3.4.2 Menjelaskankan tentang enit)
rantau yang dibaca teman)
tentang pembagian luhak pembagian luhak
dan didengar. dan rantau
dan rantau Pengetahuan:
• Tes tertulis
tentang
pembagian
luhak dan
rantau

• Penugasan
mandiri tentang
pembagian

xxv
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
luhak dan
rantau

Keterampilan:

• Presentasi
diskusi
pembagian
luhak dan
rantau secara
berkelompok

4.4 Menceritakan Teks eksposisi 4.4.1 Menuliskan • Membaca isi teks Sikap • Perte •
Kembali isi teks tentang luhak kembali tentang luhak eksposisi atau (melalui Catatan muan
eksposisi atau dan rantau. dan rantau dengan ulasan tentang Jurnal ) (.. x
ulasan tentang Bahasa Minangkabau luhak dan rantau 40 m
dengan enit)
luhak dan rantau yang benar
memperhatikan
dengan kosakata dan Keterampilan:
memperhatikan frase Bahasa • Menuliskan
kosakata dan frase Minangkabau kembali tentang
Bahasa • Menuliskan luhak dan
Minangkabau kembali tentang rantau dengan
luhak dan rantau Bahasa
yang baik dan
dengan Bahasa Minangkabau
benar secara lisan yang benar
Minangkabau
dan atau tulisan. yang benar • Presentasi
pemecahan

xxvi
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
masalah tentang
kesebangunan
dan
kekongruenan
secara
berkelompok

3.5 Menelaah • Teks Prosa 3.5.1 Mengidentifikasi teks • Mencermati Sikap • Perte •
struktur dan • Struktur Teks prosa struktur dan (melalui Catatan muan
kebahasaan teks Prosa 3.5.2 Menganalisis teks kebahasaan teks Jurnal , Penilaian (.. x
prosa (tambo, • Toleransi di prosa (tambo, kaba, cerita prosa (tambo, diri dan antar 40 m
Minangkabau kaba, cerita enit)
kaba, cerita anak, anak, dll) tentang toleransi, teman)
• Demokrasi di anak, dll)
dll) tentang demokrasi, keadilan, dan tentang
Minangkabau
toleransi, kebijaksanaan yang dibaca toleransi, Pengetahuan:
• Keadilan dan
demokrasi, kebijaksanaan dan didengar demokrasi, • Penugasan
keadilan, dan di 3.5.3 menelaah kebahasaan keadilan, dan mandiri tentang
kebijaksanaan Minangkabau teks prosa kebijaksanaan telaah struktur
yang dibaca dan • Kebahasaan • Menganalisis dan kebahasaan
Teks Prosa teks prosa teks prosa
didengar
(tambo, kaba, (tambo, kaba,
cerita anak, dll) cerita anak, dll)
tentang tentang
toleransi, toleransi,
demokrasi, demokrasi,
keadilan, dan keadilan, dan
kebijaksanaan di kebijaksanaan
Minangkabau di Minagkabau

xxvii
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR

4.5 Menyajikan • Analisis 4.5.1 Menyajikan analisis • Mendiskusikan Keterampilan: • •


analisis intrinsik intrinsik intrinsik teks prosa dengan Analisis intrinsik • Produk
(tokoh, alur, latar, (tokoh, alur, memperhatikan Bahasa (tokoh, alur, Laporan
tema, dan latar, tema, Minangkabau. latar, tema, dan analisis intrinsik
dan amanat) amanat) teks (tokoh, alur,
amanat) teks
teks prosa prosa latar, tema, dan
prosa dengan
amanat) teks
memperhatikan prosa dengan
Bahasa memperhatikan
Minangkabau Bahasa
yang benar dan Minangkabau
baik secara lisan dengan baik dan
dan atau tulisan benar.

3.6 Menelaah makna Sistem 3.6.1.Memahami Sistem • Sikap • Perte •


konseptual dan Perkawinan di perkawinan di (melalui Catatan muan
prosedural dalam Minangkabau Minangkabau Jurnal , Penilaian (.. x
teks prosedural diri dan antar 40 m
tentang sistem teman) enit)
perkawinan
Minangkabau Pengetahuan:
yang dibaca, 3.6.2. Mengurutkan • Penugasan
ditonton, dan rangkaian prosesi mandiri tentang
didengar. perkawinan adat telaah struktur
dan kebahasaan
teks prosa

xxviii
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
Minangkabau di Kota (tambo, kaba,
Solok. cerita anak, dll)
tentang
toleransi,
demokrasi,
3.6. 3. Mengidentifikasi keadilan, dan
setiap rangkaian prosesi kebijaksanaan
perkawinan adat
Minangkabau

4.6. Menampilkan • 4.6.1 Menampilkan tata • Keterampilan: • •


tata cara prosesi cara prosesi perkawinan
perkawinan adat adat Minangkabau di Kota Produk Laporan
Minangkabau di Solok melalui demonstrasi. analisis intrinsik
Kota Solok (tokoh, alur, latar,
melalui tema, dan amanat)
demonstrasi. teks prosa dengan
memperhatikan
Bahasa
Minangkabau
3.7 Menelaah teks • Sistem 3.7.1 menjelaskan sistem • Mencermati teks Sikap • Perte •
ulasan tentang Kelarasan dan kelarasan dan ulasan tentang (melalui Catatan muan
sistem kelarasan demokrasi demokrasi sistem kelarasan Jurnal , Penilaian (.. x
dan demokrasi pemerintahan pemerintahan nagari dan demokrasi 40 m
nagari di diri dan antar
pemerintahan di Minangkabau pemerintahan enit)
Minangkabau teman)
nagari di yang dibaca dan

xxix
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
Minangkabau didengar nagari di
yang dibaca dan Minangkabau Pengetahuan:
didengar. • Mendikusikan Penugasan mandiri
sistem kelarasan
3.7.2 mengkaji sistem dan demokrasi tentang telaah teks
kelarasan dan pemerintahan ulasan tentang
demokrasi nagari di sistem kelarasan dan
pemerintahan nagari Minangkabau demokrasi
di Minangkabau yang dibaca dan pemerintahan nagari
yang dibaca dan didengar di Minangkabau
didengar
yang dibaca dan
didengar.
4.7 Menyajikan • Sistem 4.7.1 Menuliskan sistem • Membuat Keterampilan: • •
ringkasan tentang Kelarasan dan kelarasan dan dengan
sistem kelarasan demokrasi demokrasi memperhatikan Produk ringkasan
pemerintahan pemerintahan nagari teknik
dan demokrasi sistem kelarasan
nagari di di Minangkabau pengembangan
pemerintahan dengan dan demokrasi
Minangkabau paragraf dengan
nagari di memperhatikan Bahasa pemerintahan
Minangkabau teknik pengembangan Minangkabau nagari di
dengan paragraf dengan yang baik dan Minangkabau
memperhatikan Bahasa Minangkabau benar secara
yangbaik dan benar dengan
teknik tertulis
memperhatikan
pengembangan
teknik
paragraf dengan 4.7.2 Mempresentasikan
sistem kelarasan dan pengembangan
Bahasa
demokrasi paragraf dengan
Minangkabau
pemerintahan nagari Bahasa
yang baik dan
di Minangkabau Minangkabau yang

xxx
KOMPETENSI MATERI ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR POKOK WAKTU BELAJAR
benar secara dengan baik dan benar
tertulis. memperhatikan secara tertulis
teknik
pengembangan
paragraf dengan
Bahasa
Minangkabau yang
benar dan baik

xxxi
xxxii
BAB I
TEKS BIOGRAFI TOKOH KOTA SOLOK

A. PENDAHULUAN

Sejarah merupakan suatu hal yang sangat


fundamental bagi kehidupan masyarakat karena
sejarah merupakan identitas suatu bangsa. Jika
bangsa tersebut tidak mengenal sejarahnya maka
bisa dikatakan bangsa tersebut tidak memiliki
identitas. Kita tidak menginginkan Kota Solok
kehilangan identitasnya. Sejarah juga merupa-
kan sebuah penghubung antara generasi ke generasi agar generasi yang akan
datang tidak kehilangan informasi mengenai generasi sebelumnya.
Begitu juga dengan Kota Solok. Kota Solok tidak dibangun dengan
instan. Kota Solok adalah sebuah kota yang unik; Nagari dalam kota, kota
dalam nagari. Kita berhutang besar kepada para pendiri kota dan pejuang
pembangunan Kota Solok agar sejajar dengan kota-kota berkembang
lainnya. Salah satunya Drs. Hasan Basri yang akan kita bahas berikut ini.
Perjuangan kita masih panjang. Semoga apa yang telah dilakukan
oleh para pendahulu untuk kemajuan Kota Solok dan dinikmati oleh
generasi sekarang tidak hilang begitu saja dan menjadi catatan sejarah untuk
memotivasi generasi selanjutnya. Hal inilah yang menjadikan materi
biografi tokoh Kota Solok sangat penting untuk kita pelajari.

1
B. KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi informasi teks biografi dan filosofi (lisan atau tulisan)
berkaitan dengan filosofi harga diri, budi, dan harmoni dalam Budaya
Minangkabau yang dibaca dan didengar.
4.1 Menyajikan hasil refleksi konsep filosofi harga diri, budi, dan harmoni
dalam Budaya Minangkabau dari teks biografi dan filosofi, dengan
memperhatikan kosakata Bahasa Minangkabau beserta makna dan
nilai yang dikandungnya, secara lisan dan atau tulisan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.1.2 Mengidentifikasi filosofi harga diri, budi, dan harmoni tokoh yang
terdapat dalam teks biografi dan filosofi yang dibaca atau didengar
3.1.3 Menjelaskan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat
dalam teks biografi dan filosofi yang dibaca atau didengar
3.1.4 Menentukan keistimewaan tokoh yang terdapat dalam teks biografi
dan filosofi yang dibaca atau didengar
4.1.1 Menyajikan hasil refleksi konsep filosofi harga diri, budi, dan harmoni
dalam budaya minangkabau dari teks biografi dan filosofi secara lisan
dan atau tulisan
4.1.2 Mendiskusikan makna dan nilai yang terkandung dalam teks biografi
dan filosofi dengan memperhatikan kosakata Bahasa Minangkabau

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi informasi teks biografi dan
filosofi (lisan atau tulisan) berkaitan dengan filosofi harga diri, budi,
dan harmoni dalam Budaya Minangkabau yang dibaca dan didengar.
2. Peserta didik dapat menyajikan hasil refleksi konsep filosofi harga diri,
budi, dan harmoni dalam Budaya Minangkabau dari teks biografi dan
filosofi dengan memperhatikan kosakata Bahasa Minangkabau beserta
makna dan nilai yang dikandungnya secara lisan dan atau tulisan.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


2
E. PEMAHAMAN BERMAKNA

Teks Biografi Tokoh Kota Solok


3
PERTEMUAN 1

URAIAN MATERI

Biografi adalah karya sastra yang berisi riwayat hidup seorang tokoh ternama.
Biografi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata bios dan grafien. Kata bios berarti
hidup dan grafis berarti menulis. Artinya, biografi memuat riwayat hidup yang
berisi prestasi istimewa seseorang.
Adapun hal-hal yang dapat dimuat dalam teks biografi adalah:
1. Latar belakang keluarga tokoh
2. Riwayat pendidikan tokoh
3. Riwayat pekerjaan tokoh
4. Prestasi tokoh
5. Informasi lain yang mendukung biografi tokoh.

LATIHAN
Cermatilah teks biografi berikut kemudian identifikasilah:
1. Biodata tokoh
2. Riwayat pendidikan
3. Riwayat pekerjaan Drs. Hasan Basri!

Drs. HASAN BASRI

Hasan Basri adalah walikota Solok pertama tahun 1970-


1975. Hasan Basri lahir di Cupak, tepatnya di daerah Tangah
Sawah, tanggal 15 Juni 1937. Beliau lahir dari rahim seorang
ibu yang bernama Siti Ramalan dan ayah Sidi Rajo Intan.
Rumah Gadang yang dilingkungi bukit dan hamparan sawah
luas bak permadani menjadi saksi dari kelahiran laki-laki
yang menjadi orang berpengaruh di Solok, maupun di Sumatera Barat. Kelahiran
Hasan Basri di sebuah desa yang indah tidak diiringi dengan keadaan yang damai,

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


4
sebab pada masa itu bumi Bundo Kanduang ini masih dalam perbudakan penjajah.
Keadaan yang sulit menjadi salah satu penempa Hasan Basri untuk menjadi orang
yang kuat.
Saat masih balita, Hasan Basri tidak lagi tinggal di rumah gadang Tangah
Sawah. Keluarganya pindah ke arah yang lebih ramai di tepi jalan, tidak jauh dari
pasar Cupak. Menginjak masa kanak-kanak, Hasan Basri sudah diajarkan untuk
menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab. Sekitar umur tujuh atau
delapan tahun Hasan Basri diserahkan orangtuanya menuntut ilmu di SR yang
berada di Balai Rawang. Mereka meyakini bahwa orang yang berilmu derajatnya
lebih tinggi di mata Allah SWT, tentunya juga dihargai oleh masyarakat.
Jangan dibayangkan sekolah pada tahun 40-an seperti sekolah anak-anak
sekarang ini. Sangat kontras karena hidup dengan segala keterbatasan membuat
anak-anak itu mempunyai semangat juang yang tinggi untuk merubah nasib
mereka. Yang ada dalam pikiran mereka adalah bagaimana bisa menjadi seorang
guru karena guru merupakan cita-cita yang mulia dan hampir semua orang
mempunyai cita-cita yang sama. Menjadi guru bisa membuat keluarga bangga,
harum namanya, tempat bertanya dan tempat meminta petunjuk. Hasan Basri
senantiasa menyimpan cita-cita tersebut dalam hatinya.
Masuk ke bangku sekolah beriringan dengan didaftarkannya Hasan Basri
ke surau. Saat menyerahkan Hasan Basri ke surau maka dibawalah tujuh ikat lidi
oleh ayahnya. Beliau mengamanatkan ke guru mengaji “Kalau si Hasan Basri nakal
dan tidak menyimak kaji, pukul saja!”. Hal inilah yang membuat Hasan Basri dan
teman-temannya bersungguh-sungguh dalam belajar.
Selama pendidikan surau, Hasan Basri tidak lagi tidur di rumah. Pantang
bagi laki-laki Minang tidur di rumah. Bagi anak laki-laki yang tidur di rumah
disebut bujang induak. Surau merupakan pendidikan informal bagi masyarakat
Minangkabau. Surau bukan hanya tempat belajar agama, surau juga merupakan
tempat belajar adat, kesenian, beladiri, bahkan berdagang. Tak kalah pentingnya,
surau merupakan pusatnya segala informasi. Setelah kegiatan mengaji dan shalat
berjemaaah, malamnya surau akan tetap hidup dengan berbagai kegiatan
bermanfaat dan mampu membentuk anak-anak cerdas secara intelektual, agama,

Teks Biografi Tokoh Kota Solok


5
beradab tau jo raso dan pareso dan pemberani (musuah indak dicari, kok basuo pantang
diilakan).
Pagi harinya barulah Hasan Basri pulang ke rumah untuk bersiap-siap ke
sekolah. Sepulang sekolah Hasan Basri manggubalo sapi. Biasanya di tempat
manggubalo akan ditemui banyak kawan. Saat ternak mereka merumput, mereka
mengisi waktu dengan bermain dama (kemiri) ataupun bermain bola kaki.
Perang selalu membuat luka menganga di jantung, Hasan Basri bersekolah
di tengah-tengah situasi perang. Jepang sedang berkuasa kala itu. Ternyata
penjajahan Jepang lebih kejam dari Belanda, ibarat keluar dari mulut harimau
masuk ke mulut buaya. Cupak yang merupakan salah satu lumbung padi di Solok,
tiba-tiba mengalami krisis beras karena Jepang menguasai hasil panen
masyararakat. Dalam kondisi kelaparan, Hasan Basri dan kawan-kawan terpaksa
mengangkut padi ke gudang Jepang. Namun apa dikata, tak ada kata mengeluh.
Memasuki bangku SMP, mulailah Hasan Basri meninggalkan Cupak.
Demi menuntut ilmu, pahit getir akan dilaluinya. Hasan Basri cepat menye-
suaikan diri karena banyak bertemu uda-uda sekampungnya. Merekalah yang
menjadi keluarga barunya. Hasan Basri bersekolah dengan tekun. Tahun 1951,
Hasan Basri mengikuti ujian akhir. Beliau berhasil lulus dengan baik. Tahun 1954,
Hasan Basri mulai bersekolah di SMA. Beliau tetap konsisten dengan cita-citanya
menjadi guru. Nmaun, karena motivasi dari udanya, akhirnya beliau melanjutkan
ke Fakultas Ekonomi UNAND.
Tahun 1957 mulailah Hasan Basri berkuliah di UNAND. Belum lama
mengikuti bangku kuliah pergolakan mengguncang tanah Bundo Kanduang. Hasan
Basri ikut melibatkan diri sebagai pendukung PRRI, bahkan mendaftar sebagai
tentara mahasiswa, tetapi mendapatkan penolakan keras dari mamaknya. Situasi
semakin tidak kondusif, politik semakin memanas. Keadaan yang mencekam kala
itu membuat Hasan Basri mengurungkan niatnya ke Padang dan mengabdikan
diri sebagai guru di sekolah darurat di Cupak dan Talang.
Saat suasana mulai kondusif, Hasan Basri kembali ke bangku kuliah.
Beliau kemudian kembali aktif berpolitik dan terkoneksi dengan gubernur karena
kala itu Hasan Basri ditunjuk sebagai konsultan oleh ninik mamak orang Cupak
yang mempunyai koneksi bagus dengan gubernur untuk menyampaikan laporan-

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


6
laporan terkait keadaan nagari. Pada masa itu, persinggungan antara PKI dan
Masyumi panas di Cupak, dan yang menjadi OPR banyak dari orang-orang
komunis serta sering melakukan kejahatan pada masyararakat seperti pencurian
ternak, emas, dan lain-lain. Saat itu Hasan Basri yang ditugaskan untuk
melaporkannya ke gubernur. Dia mengayuh sepeda ontelnya menuju kantor
gubernur menyampaikan keluhan ninik mamak.
Kedekatannya dengan gubernur dan tercatat sebagai mahasiswa yang aktif
berpolitik membuatnya terpilih sebagai DPRD GR dari jalur independent golongan
karya tani, kemudian beliau dilantik oleh gubernur. Hasan Basri tercatat sebagai
mahasiswa dan DPR GR ketika gubernur ditarik ke pusat dan digantikan oleh
pejabat sementara dari Pekalongan. Hasan Basri dan kawan-kawannya ikut
mendorong Harun Zein untuk maju sebagai Gubernur Sumatera Barat.
Menjadi tim sukses gubernur membuat Hasan Basri mulai mendapatkan
panggung politiknya. Setelah tamat Hasan Basri dipanggil untuk bekerja di kantor
gubernur dengan jabatan Wakil Kepala Biro Perencanaan. Beliau menunjukkan
keprofesionalannya dalam bekerja sehingga gubernur semakin mempercayainya.
Pada tahun 1970, terjadilah perubahan di Kota Solok. Awalnya Solok
merupakan sebuah nagari yang akhirnya mematangkan diri menjadi kota. Ketika
transisi terjadi yang paling penting kala itu adalah pemimpin yang akan
menggerakan Kota Solok. Mulailah diusulkan calon-calon walikota oleh ninik
mamak dan panitia persiapan pendirian kota. Gubernur menjatuhkan pillihannya
pada Hasan Basri. Meski awalnya menolak, akhirnya beliau menerima tawaran
tersebut dengan penuh persiapan.
Pada tahun 1970, dilantiklah Hasan Basri menjadi Walikota Solok. Saat
itu beliau memegang dua rangkap jabatan, kepala biro dan walikota. Karena
jabatannya sebagai kepala biro belum diserahterimakan kepada pejabat baru,
Hasan Basri membagi waktu dengan bijak. Hal pertama yang dilakukan setelah
diangkat menjadi walikota adalah mengadakan pertemuan dengan ninik mamak
untuk bertukar pikiran dan mengadakan pendekatan. Hasan Basri secara tidak
langsung juga mengenalkan diri sebagai ketua LKAAM bidang organisasi. Hal itu
membuat respon para tokoh adat semakin positif.

Teks Biografi Tokoh Kota Solok


7
Pada masa pemerintahannya, Hasan Basri mencoba menyelesaikan
masalah yang dihadapi masyarakat Kota Solok. Selain pembangunan gorong-
gorong, pada masa pemerintahannya Hasan Basri juga membangun terminal di
Kota Solok di atas tanah PJKA. Hasan Basri juga merintis pembangunan rumah
walikota yang berada di depan SMP 1 Solok.
Ketika pembangunan akan dimulai dan bahan-bahan sudah disediakan,
tiba-tiba terpampang tulisan di atas tanah lokasi bangunan “Dilarang membangun
(Korem Wirayuda 033)”. Melihat hal itu benar-benar menggelegak dadanya. Jika
ini tidak ditanggapi maka marwahnya sebagai kepala pemerintahan
dipertaruhkan dan jika pembanguan terhenti maka akan menjadi malu
berkepanjangan sampai kepala daerah selanjutnya “urang ka lanteh angan ka awak
lai”. Dengan segala perjuangan, akhirnya pembangunan rumah walikota terus
dilanjutkan.
Dalam rangka memajukan sumber daya manusia, Hasan Basri
mempekerjakan orang-orang yang kompeten di bidangnya tanpa melihat siapa dia
atau anak siapa dia. Semua dilakukan secara profesional. Hasan Basri aktif
mensosialisasikan ke sekolah-sekolah tentang bahaya PKI yang harus diberantas
sampai ke akar-akarnya. Selain itu, beliau juga aktif melakukan pengenalan P4.
Sekarang Hasan Basri menikmati masa tuanya di nagari tempat beliau lahir dan
dibesarkan, serta masih aktif mengikuti perkembangan Kota Solok. Hari-harinya
diisi dengan kegiatan bermanfaat seperti membaca Al-Quran, koran, dan buku.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


8
PERTEMUAN 2

URAIAN MATERI

Hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh dalam teks biografi diantaranya:
1. Sikap dan kebaikannya terhadap sekitar
2. Perjalanan hidup dan semangat juangnya untuk mencapai sesuatu
3. Kegigihannya dalam mempertahankan sesuatu
4. Prestasi yang dimilikinya.

Cara mengungkapkan sikap-sikap teladan tokoh dalam teks biografi adalah dengan
memaparkan sikap-sikap terpuji seseorang yang dapat menginspirasi dan patut
diteladani oleh pembaca. Adapun langkah-langkah menilai hal-hal yang dapat
diteladani dari teks biografi yaitu:
1. Bacalah teks biografi secara keseluruhan!
2. Telaahlah isi dan karakter tokohnya!
3. Hubungkan karakter tokoh dengan perilaku hidup di lingkungan sekitar!

Jadi, keteladanan ini merupakan perilaku tokoh dalam biografi dan dapat
dijadikan contoh oleh pembacanya. Tentunya berupa contoh sifat dan sikap yang
mengarah pada perbuatan yang baik dan patut untuk ditiru. Sedangkan, keistimewaan
tokoh merupakan kelebihan ataupun hal tersendiri dalam tokoh tersebut dibandingkan
dengan pemeran atau tokoh lainnya. Dalam hal ini, kelebihan dan keistimewaan
tersebutlah yang menjadi daya tarik tersendiri dalam diri tokoh tersebut.

Teks Biografi Tokoh Kota Solok


9
LATIHAN

Setelah membaca teks biografi Drs. Hasan Basri, Ananda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks
biografi tersebut!
2. Menentukan keistimewaan tokoh yang terdapat dalam teks biografi tersebut!

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


10
Pertemuan 3

URAIAN MATERI

Nilai-nilai filosofis adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan
tujuan akhir yang diinginkan individu, serta digunakan sebagai prinsip atau
standar dalam hidup yang terdapat dalam pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan.
Filosofi kehidupan itu tersendiri merupakan setiap sikap atau pandangan
seseorang yang berkaitan dengan kebermaknaan akan kehidupan atau tentang
bagaimana menjalani hidup seharusnya. Dengan demikian, filosofi kehidupan
berfungsi sebagai landasan seseorang ketika melakukan sesuatu dalam hidupnya.
Filosofi yang dimaksud berkaitan dengan harga diri, budi, dan harmoni
dalam budaya Minangkabau. Menurut Stuart dan Sundeen(1991), harga diri
adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Budi dalam bahasa Sanskerta
berarti kesadaran, pikiran, dan kecerdasan. Budi pekerti berarti kesasadaran yang
ditampilkan oleh seseorang dalam berprilaku.
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerjasama antara berbagai faktor-
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Navis (1986)
memaparkan bagaimana pentingnya harga diri dalam tataran masyarakat
Minangkabau. Merasa diri kurang berharga merupakan kesia-siaan. Merasa diri
lebih berharga merupakan kegilaan. Akan tetapi, harga diri yang jatuh merupakan
hal yang memalukan. Jadi, setiap individu yang merasa dirinya orang
Minangkabau sudah selayaknya menjaga harga diri sesuai dengan posisinya.
Menjatuhkan harga diri tidak layak untuk diklasifikasikan kepada komunitas
masyarakat Minangkabau.

Teks Biografi Tokoh Kota Solok


11
LATIHAN
Pada tahap ini, Ananda diharapkan mampu menyimpulkan hasil refleksi konsep
filosofi harga diri, budi, dan harmoni dalam Budaya Minangkabau dari teks
biografi tersebut. Buktikan jawabanmu dengan menuliskan kutipan teks!

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


12
Pertemuan 4

URAIAN MATERI
Banyak sekali manfaat dari membaca biografi. Selain untuk mengenal lebih dekat
tokoh-tokoh penting, kita juga bisa belajar dari perjalanan hidup serta perjuangan
tokoh yang menginspirasi. Manfaat berikutnya adalah kita akan banyak belajar
banyak hal mengenai keteladanan seorang tokoh. Misalnya saja tentang
keteladanan dalam menghadapi masalah hidup agar menjadi orang yang
dihormati.
Ketika kita membaca biografi, tanpa disadari sebenarnya kita akan belajar
tentang motivasi. Misalnya saja, motivasi meraih mimpi, motivasi dalam
menghadapi kehidupan, dan masih banyak lagi. Selain itu, teks biografi tentang
para pemikir banyak menyisipkan pemikiran-pemikiran penting dari tokoh.
Artinya, banyak sekali makna dan nilai yang terkandung dalam teks biografi.

LATIHAN

Diskusikanlah makna dan nilai yang terkandung dalam teks biografi Drs.
Hasan Basri dengan memperhatikan kosakata Bahasa Minangkabau!

Jelaskan jawabanmu dalam bentuk paragraf!

Teks Biografi Tokoh Kota Solok


13
Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII
14
BAB II
TEKS MANUSKRIP BERAKSARA ARAB-MELAYU
TENTANG KONSEP DAN PRAKTIK SISTEM
PENDIDIKAN SURAU DI MINANGKABAU

A. PENDAHULUAN
Surau di Minangkabau sebagai lembaga pendidikan Islam. Sistem
pendidikan surau meliputi karakteristik, isi dan literatur keagamaan yang
diterapkan. Sistem pendidikan surau dewasa, telah mengalami pergeseran.
Namun sistem pendidikan yang diterapkan di surau patut dipahami oleh
generasi saat ini sehingga nilai-nilai pendidikannya dapat diaktualisasikan
dalam konteks kekinian.
Surau merupakan lembaga pendidikan tertua di Minangkabau,
bahkan sebelum Islam masuk ke Minangkabau surau sudah ada. Dengan
datangnya Islam, surau juga mengalami proses islamisasi, tanpa harus
mengalami perubahan nama. Selanjutnya surau semakin berkembang di
Minangkabau. Di samping fungsinya sebagai tempat beribadah (shalat),
tempat mengajarkan AlQur'an dan Hadis serta ilmu lainnya, juga sebagai
tempat musyawarah, tempat mengajarkan adat, sopan santun, ilmu
beladiri (silat Minang) dan juga sebagai tempat tidur bagi pemuda yang
mulai remaja dan bagi laki-laki tua yang sudah bercerai. Ini barangkali
sudah merupakan aturan yang berlaku di Minangkabau, karena di rumah
orang tuanya tidak disiapkan kamar untuk anak laki laki remaja atau duda,
maka mereka bermalam di surau. Hal ini secara alamiah menjadi sangat
penting, karena dapat membentuk watak bagi generasi muda
Minangkabau, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun ketrampilan
praktis

15
B. KOMPETENSI DASAR
3.2 Mengidentifikasi informasi teks manuskrip beraksara Arab-Melayu
dan teks lain beraksara latin yang relevan tentang konsep dan praktik
sistem pendidikan surau di Minangkabau yang dibaca.
4.2 Menyajikan isi teks manuskrip beraksara Arab-Melayu dan teks lain
beraksara latin yang relevan tentang konsep dan praktik pendidikan
surau di Minangkabau dengan Bahasa Minangkabau yang benar dan
baik secara lisan dan atau tulisan

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.2.1 Memahami informasi teks manuskrip beraksara Arab-melayu dan teks
latin yang relevan
3.2.2 Menjelaskan tentang informasi konsep dan praktik pendidikan surau
Minangkabau.
4.2.1 Menyajikan tentang informasi manuskrip beraksara arab-melayu
dan teks lain beraksara latin yang relevan tentang konsep dan praktik
pendidikan surau di Minangkabau yang dibaca
4.2.2 Peserta didik dapat menuliskan tulisan Arab-melayu.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi informasi teks manuskrip
beraksara Arab-melayu dan teks latin yang relevan secara tepat
2. Peserta didik dapat menjelaskan informasi konsep dan praktik
pendidikan surau Minangkabau dengan baik dan benar.
3. Peserta didik dapat menyajikan tentang informasi manuskrip
beraksara arab-melayu dan teks lain beraksara latin yang relevan
tentang konsep dan praktik pendidikan surau di Minangkabau yang
dibaca secara tertulis dengan benar.
4. Peserta didik dapat menuliskan tulisan arab melayu dengan benar.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


16
E. PEMAHAMAN BERMAKNA

Teks Manuskrip Beraksara Arab-Melayu


17
PERTEMUAN 1

URAIAN MATERI

PENDIDIKAN SURAU
Surau sebagai lembaga pendidikan lengkap atau besar merupakan komplek
bangunan yang terdiri dari masjid, bangunan-bangunan untuk tempat belajar, dan
surau-surau kecil yang sekaligus menjadi pemondokan murid-murid yang belajar
di surau.
Surau, dahulu dapat dibedakan menjadi :
a. Surau Nagari
Surau nagari merupakan institusi agama di samping masjid yang menjadi
persyaratan sebuah nagari.
b. Surau Suku.
Surau suku adalah tempat penghulu/ninik mamak suku dalam pembinaan
sopan santun anak kemenakan, maka oleh sebab itu surau suku
merupakan simbol budi.
c. Surau Paham Keagamaan.
Surau paham keagamaan, berbentuk pusat pengajaran dan ibadat suatu
paham tarekat, misal surau Pasia Lubuk Nyiur, Surau Tanjung Limau
Sundai, Surau Nyaman Taluk dengan ulamanya adalah surau tarekat
yang amat berpengaruh.

Tidak seluruh orang yang belajar di surau benar-benar ingin menjadi


ulama; atau akhirnya betul-betul menjadi seorang ulama. Pendidikan surau
umumnya dipandang lebih merupakan bagian penting dari proses di mana orang
Minangkabau menjadi seorang Muslim yang baik, warga masyarakat yang patuh,
dan anggota komunitas yang tercerahkan. Seseorang menghadiri pendidikan
surau sesuai dengan kepentingan individuanya; ia menetap di surau selama ia
masih belum puas dengan ilmu yang dia butuhkan, dan sebaliknya ia bisa
meninggalkannya kapan saja, setelah ia merasa telah cukup "terpelajar". Jika

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


18
urang siak merasa bahwa ia telah mempelajari semua yang disampaikan Syekh
atau guru, dan ingin meneruskan kajiannya, ia boleh pindah ke surau lain yang
lebih tinggi

LATIHAN
Pahami materi di atas dengan baik, lalu jawab pertanyaan berikut. Tuliskan
jawabanmu pada lembar jawaban yang tersedia!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pendidikan surau!

2. Jelaskan kenapa pemuda Minangkabau harus tidur disurau!

3. Apa kelebihan surau dijadikan sebagai tempat belajar?

Teks Manuskrip Beraksara Arab-Melayu


19
PERTEMUAN 2

URAIAN MATERI

Tulisan Arab Melayu


Pernahkah kamu melihat atau mendengarkan tulisan arab melayu? Atau kamu
pernah melihat buku dengan menggunakan tulisan arab melayu?
Untuk lebih pahamnya mari kita pelajari materi berikut!

Arab-Melayu adalah tulisan yang menggunakan aksara/huruf Arab


(hijaiyah) dengan bahasa Melayu. Huruf Arab Melayu berjumlah 37 (tiga puluh
tujuh) huruf, yang ditulis dari kanan ke kiri. Penulisannya disesuaikan menurut
posisinya; yakni di awal, tengah, atau tunggal.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


20
Huruf pada tulisan Arab Melayu memiliki kesamaan bentuk dan bunyi
yang serupa dengan huruf hijaiyah. Hal yang membedakannya, yaitu:
1. Huruf Arab Melayu tidak menggunakan tanda harakat seperti fathah,
kasrah, dhammah, atau tanwin.
2. Huruf Arab Melayu memiliki enam aksara tambahan yang tidak dimiliki
oleh huruf hijaiyah.

Supaya lebih jelas, berikut adalah bentuk huruf dari tulisan Arab Melayu yang
lengkap dengan enam aksara tambahan.

Bentuk huruf dari tulisan Arab Melayu yaitu:

1. ‫ ا‬: alif 11. ‫ ز‬: za 21. ‫ ق‬: qof


2. ‫ ب‬: ba 12. ‫ س‬: sin 22. ‫ ك‬: kaf
3. ‫ ت‬: ta 13.‫ ش‬: syin 23. ‫ ل‬: lam
4. ‫ ث‬: tsa 14. ‫ ص‬: shod 24. ‫ م‬: mim
5. ‫ ج‬: jim 15. ‫ ض‬: dhod 25. ‫ ن‬: nun
6. ‫ ج‬: ha 16. ‫ ط‬: tho 26. ‫ و‬: waw
7. ‫ خ‬: kho 17. ‫ ظ‬: zho 27. ‫ هـ‬: ha
8. ‫ د‬: dal 18. ‫ ع‬: ain 28. ‫ ي‬: ya
9. ‫ ذ‬: dzal 19. ‫ غ‬: ghoin 29. ‫ ء‬: hamzah
10. ‫ ر‬: ro 20. ‫ ف‬: fa 30. ‫ال‬: lam alif

Huruf arab melayu dengan enam aksara tambahan yaitu:


1. Cha : ‫( چ‬ha dengan titik 3)
2. Nga : ‫( ڠ‬ain dengan titik tiga)
3. Pa : ‫( ڤ‬fa dengan titik 3)
4. Ga : ‫( ڬ‬kaf dengan titik)
5. Va : ‫( ۏ‬wau dengan titik)
6. Nya : ‫( ڽ‬nun dengan titik 3)

Teks Manuskrip Beraksara Arab-Melayu


21
LATIHAN

Setelah memahami materi tersebut, Ananda diharapkan dapat:


1. Menjelaskan pengertian tulisan Arab Melayu dengan benar!

2. Menuliskan jenis huruf Arab Melayu dengan benar!

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


22
Pertemuan 3

URAIAN MATERI

Menulis Arab Melayu

https://www.youtube.com/watch?reload=9&v=NaMhZaBkzmQ

Untuk bisa menulis tulisan Arab Melayu silahkan kamu pelajari materi yang ada
pada youtube di atas. Dalam membuat tulisan dalam bentuk aksara Arab Melayu
maka kamu harus menulis dari kiri ke kanan.
Cara Penulisan dan pengucapan:
1. Huruf ditulis secara gundul
2. Huruf alif yang berdiri sendiri berbunyi a atau e.
3. Huruf alif yang diikuti wau berbunyi u atau o.
4. Huruf alif yang diikuti ya berbunyi i atau é.
5. Konsonan diikuti huruf alif akan berbunyi fatah (bunyi a).
6. Konsonan diikuti huruf wau akan berbunyi dhomah (bunyi u).
7. Konsonan diikuti huruf ya akan berbunyi kasroh (bunyi i).
8. Konsonan di awal atau di tengah kata tanpa diikuti alif, wau atau ya
berbunyi fatah (bunyi a atau e)

Teks Manuskrip Beraksara Arab-Melayu


23
9. Konsonan di akhir kata adalah konsonan mati, kecuali diikuti alif, wau
atau ya.
10. Huruf ain digunakan sebagai penanda huruf k
seperti pada kata rakyat ‫رعيت‬

Contoh Penulisan Arab Melayu baca=‫باچا‬

Adapun cara menulis arab di Word memakai Insert Symbol, tutorial


lengkapnya sebagai berikut: Pertama, Anda buka Microsoft Word versi manapun
di perangkat komputer atau laptop Anda. Kemudian buat dokumen baru di
Microsoft Word. Langkah selanjutnya, arahkan kursor ke tab insert. Setelah itu
Anda pilih menu Symbols, lalu klik opsi Symbol. Berikutnya, di option box
arahkan kursor ke bawah dan pilih opsi More Symbols. Jika sudah, nantinya akan
muncul kotak simbol di depan lembar kerja dokumen. Di kotak simbol, Anda
tinggal melakukan scroll ke bawah dan cari huruf dan angka arab yang hendak
disisipkan di Word. Sebelum itu, pastikan di kotak simbol untuk opsi Subset sudah
diatur memilih Basic Latin. Apabila sudah menemukan huruf dan angka arab,
Anda bisa langsung memilihnya dan klik insert. Lalu, huruf arab akan otomatis
muncul di lembar kerja dokumen Microsoft Word.

LATIHAN
1. Tuliskan 5 nama alat tulis dengan menggunakan aksara arab melayu

2. Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia teks berikut!

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


24
Pertemuan 4

URAIAN MATERI
Banyak sekali manfaat mempelajari aksara arab melayu dn penerapnnya dalam
pendidikan surau. Pada materi sebelumnya ananda semua sudah mempelajari
konsep pendidikan surau. Maka pada pembelajaran kali ini kita akan membahas
bagaimana pendidikan surau ini menggunakan aksara arab melayu. Menyajikan
tentang informasi manuskrip beraksara arab-melayu dan teks lain beraksara latin
yang relevan tentang konsep dan praktik pendidikan surau di Minangkabau yang
dibaca.

LATIHAN

Diskusikanlah informasi manuskrip beraksara arab-melayu dan teks lain


beraksara latin yang relevan tentang konsep dan praktik pendidikan surau di
Minangkabau!

Teks Manuskrip Beraksara Arab-Melayu


25
Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII
26
BAB III
BENTUK, MAKNA DAN NILAI BUDAYA
MINANGKABAU DALAM TEKS PIDATO ADAT

A. PENDAHULUAN

Pidato adat merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat Minangkabau. Teks pidato adat terdiri atas
bagian pembukaan, sirih pinang, pidato malewakan gala, dan
penutup.Berdasakan struktur isi, teks pidato terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
bungo pidato adat dan batang pidato adat. Pada bagian struktur isi ditemukan
dua belas macam pola formula utama, yang kemunculannya bervariasi pada
tiap teks, dan bahkan masih dapat diperkaya lagi dengan pola formula
tammodul. Keterpakaian pola formula isi sangat dipengaruhi oleh style tukang
pidato dan prinsip adat (salingka nagari) yang berlaku di Minangkabau. Kedua,
berdasarkan makna pada tataran pertama, secara denotatif, pidato adat adalah
keharusan kultural untuk mendukung gagasan pewarisan gelar adat bagi
laki-laki dalam pandangan budaya masyarakat Minangkabau.
Pada tataran kedua, secara konotatif, makna ini mengusung gagasan
penting bahwa laki-laki berhak mendapatkan hak waris pusaka tinggi, terutama
dalam pewarisan gelar sako adat. Makna pada tataran kedua ini menunjukkan
bahwa telah terjadi subversi budaya patriariki ke dalam budaya matrilineal.
Ketiga, berdasarkan fungsi, pidato adat bertugas sebagai pelegitimasi pranata
budaya; pemaksa dan pengawas pemberlakuan norma masyarakat; dan media
pewarisan budaya Minangkabau.
Eksekusi ketiga fungsi itu dilaksanakan oleh juru pidato adat. Ia adalah
si (pembiak tradisi) yang menyampaikan gagasan pewarisan gelar adat dari satu
generasi ke generasi berikutnya, secara terus menerus melalui jalur seni bertutur
lisan yang menjadi bagian dari seni sastra Minangkabau.

27
B. KOMPETENSI DASAR

3.3 Menelaah bentuk, makna, dan nilai budaya Minangkabau dalam teks
pidato adat yang dibaca dan didengar.
4.3. Melafalkan pidato adat dengan memperhatikan aspek kebahasaan
lisan Minangkabau (lafal, intonasi, mimik, dan kinesik) dengan Bahasa
Minangkabau yang benar dan baik.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Menguasai konsep serta dapat menelaah, bentuk, makna, dan nilai budaya
Minangkabau dalam teks pidato adat yang dibaca dan didengar, serta
melafalkan pidato adat dengan memperhatikan aspek kebahasaan lisan
Minangkabau (lafal, intonasi, mimik, dan kinesik) dengan Bahasa
Minangkabau yang benar dan baik dan memiliki sikap toleransi, tanggung
jawab, mandiri, kerja sama/ gotong royong, kreatif, percaya diri dan
selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (Profil Pelajar Pancasila).

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model dan pendekatan


pembelajaran tertentu yang menuntun peserta didik untuk mengamati
(membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas:
a. KD. 3.1 (Kognitif)
1) Peserta didik mampu mengidentifikasi bentuk budaya
Minangkabau dalam teks pidato adat yang dibaca dan di dengar.
2) Peserta didik mampu menelaah makna budaya Minangkabau
dalam teks pidato adat yang dibaca dan di dengar.
3) Peserta didik mampu menganalisis nilai budaya Minangkabau
dalam teks pidato adat yang dibaca dan di dengar.

b. KD.4.1 (Psikomotorik)

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


28
1) Peserta didik mampu menyajikan hasil analisis bentuk, makna, dan
nilai budaya Minangkabau dalam teks pidato adat yang dibaca dan
didengar.
2) Peserta didik mampu melafalkan teks pidato adat Nagari Solok
dengan lafal, mimik, dan kinesik) dalam bahasa Minangkabau yang
baik dan benar, dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab,
toleransi dan disiplin selama proses pembelajaran, bersikap jujur,
santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu
berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik (Profil Pelajar
Pancasila).

E. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana bentuk teks pidato adat Minangkabau? Apa sajakah nilai
dan makna yang terkandung dalam teks pidato adat Minangkabau
tersebut? Mengapa kita harus mengetahui dan mampu melafalkannya?

F. Pemahaman Bermakna

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
29
URAIAN MATERI
A. PIDATO ADAT
Pasambahan adalah salah satu jenis sastra lisan Minangkabau. Sastra lisan ini
digunakan oleh masyarakat Minangkabau dalam acara perkawinan,
kematian, dan acara adat lainnya. Pasambahan yang biasanya digunakan
dalam upacara adat ini menggunakan bahasa halus dengan perumpamaan
dan nilai-nilai budaya. Djamaris (2002:44) menyatakan bahwa bahasa yang
digunakan dalam pasambahan ini berbeda dengan bahasa sehari-hari,
bahasanya lebih puitis. Kepuitisan itu ditandai oleh banyaknya ungkapan,
kiasan, pepatah petitih, pantun, dan talibun, serta susunan kalimat yang
teratur sehingga bila diucapkan terdengar berirama dan merdu.
Pidato adat hampir mirip dengan pasambahan adat. Pidato adat
merupakan suatu dialog adat tentang hal-hal yang terkandung dalam
upacara yang mereka hadapi. Pidato adat Minangkabau sering disisipi
dengan pantun, petatah, petitih.

Ket gambar: Group pidato adat pincuran madok pulang nagari taruang-taruang
Sumber: pasbana.com

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


30
B. Bentuk Teks Pidato Adat
Pasambahan menurut Djamaris (2002:43) berasal dari kata "sambah" yang
dalam bahasa Indonesia bermakna ‘sembah’ yaitu pernyataan hormat dan
khidmat; kata atau perkataan yang ditujukan kepada orang yang
dimuliakan. Dengan demikian, pasambahan berarti ‘pemberitahuan
dengan hormat’. Lebih lanjut ia "Pasambahan" merupakan pembicaraan dua
pihak, yaitu dialog antara tuan rumah ("si pangka") dan tamu ("si
alek"') untuk menyampaikan maksud atau tujuan dengan (rasa) hormat.
Medan (1976) menyatakan upacara adat yang menggunakan
"pasambahan" ini, di antaranya 1) peresmian pengangkatan penghulu,
2) upaca yang berhubungan dengan perkawinan, 3) upacara yang
berhubungan dengan kematian, 4 upacara yang berhubungan dengan
pembangunan rumah, dan 5) upacara yang berhubungan dengan kelahiran.
Kegiatan "pasambahan" ini biasanya dilakukan dalam keadaan duduk
bersila.
Pasambahan adat lebih menyerupai teks pidato adat yang
menggunakan gaya bahasa sastra, sehingga sering juga di sebut sebagai
“pidato pasambahan”. Pasambahan adat biasa dilakukan dengan bersahut-
sahutan, bukan bergiliran seperti pidato dalam upacara formal sekarang.

Sumber: steprimo.com

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
31
C. Alur
Biasanya dipakai di didalam penuturan ninik mamak dan cerdik
pandai pada upacara adat di Minangkabau. Isinya banyak
mengandung kiasan, pepatah-petitih sesuai dengan bunyi pepatah
Minangkabau :

Tembak dibari ba alamat, kato dibari bakiasan


Kilek baliuang alah ka kaki, kilek camin alah
kamuko Kilek kasai masuak ayie, kilek kato
masuak hati Bagarih samo taraso, bagumik
samo katuju

D. Pasambahan
Biasanya dipakai oleh orang muda pada upacara adat. Isinya mengandung
ibarat anak mudo, seperti pantun yang menjadi permainan anak muda
dalam nagari, dan merupakan bunga adat bagi ninik mamak.

Sumber: youtube.com

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


32
E. Pidato

Juga biasa dipakai oleh para pemuda pada upacara adat yang sifatnya lebih
besar, seperti pada acara pengangkatan penghulu, atau Alek Badatuak.
Isinya banyak mengandung Tambo adat lama pusaka usang Alam
Minangkabau.

Sumber: youtube.com

Berikut ini adalah cuplikan contoh Pidato adat Minangkabau “malewakan


gala di Minangkabau”:

Alur Rokok Sirieh

Sipangka : datuak Kayo

Sialek : Datuak Rajo Intan

Sipangka : Sambah di Allah, manitahlah Datuak

Sialek : Sambah nan ditibokan titah nan diantakan, nak sarapeknyolah


niniak jo mamak, sifat tahalia di ateh rumah nangko, usah
kadibilang kadiatap gala, aratinyo sambah sajo dimuliakan,
kapambilang paatap gala, laikoh tampat samparono sambah tibo
ka bakeh Datuak ?

Sipangka : Manitahlah Datuak

Sialek : Sambah na ditibokan titah nan diantakan, di hari nan kapatang,


sirieh nan sacabiak pinang nan bagatok, dihadapan karib jo
kabiah, ipar jo bisan, korong jo kampuang, sakarang alah
bahadiri. Baapo di hari nan sahari nangko, janjang

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
33
batingkek bandua batapuak, duduak sahamparan tagak saedaran,
manimbang sapanjang adat mangaji sapanjang alua, alah ciek jo
duo, duo jo tigo, alah banamo basalasai. picak nan satapiak bulek
nan sagiliang, adat nan sapakai, karib jo kabieh alah batamu,
anak jo bapak alah basuo, duduak bahadapan tagak
batantangan, maisok santo jo daun, duduak nak baiyo tagak
nak bamuah, sakian sambah diantakan kahadapan Datuak.
Sipangka :Sampai Datuak ? Maagak-i rundiangan Datuak nan ka tangah,
sunat kato dek baulang pasa jalan dek batampuah, buah
panitahan Datuak nan kahambo ulang. Sambah manyambah
dipulangkan kapado Allah, kato sajo dipakatokan, apolah nan
jadi buah kato Datuak cako, maagak di hari nan dahulu,
sirieh nan sacabiak pinang nan bagatok, dihadapan karib jo
kabiah, ipar jo bisan, nak mahadiri pakarajaan nangko. Baapo
di hari nan sahari nangko, janjang batingkek bandua batapuak,
duduak sahamparan tagak saedaran, manimbang sapanjang
adat mangaji sapanjang alua, alah ciek jo duo, duo jo tigo, alah
bananmo basalasai.
Tumbuah nan bak banyieh tabik nan bak padi, tabik di sirieh
nan bacabiak di pinang nan bagatok, karib jo kabieh lah batamu,
anak jo bapak lah basuo duduak bahadapan tagak saedaran,
maisok santo jo daun, duduak nak baiyo tagak nak bamuah,
kan baitu bana buah panitahan Datuak ?
Sialek : Iyo bana.
Sipangka : Ma … Datuak Rajo Intan, sapanjang buah panitahan
Datuak nan ka tangah, lamak bak raso santan manih bak raso
tangguli, tapi sungguahpun baitu, elok kato jo mupakat, lamak kato
dipakatokan, hambo bawo kato jo mupakat, saba Datuak jo
panitahan, laikoh dalam adat nan bapakai, dalam cupak nan baisi,
kan baitu Datuak ?

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


34
Sialek : Sampai … Datuk ? Sapanjang buah panitahan Datuak nan
ka tangah, kok didanga alah babunyi dipandang alah barupo, ka
ateh samo sapucuak kabawah samo saurek. Limbak nan daripado
itu, duduak nan samo sahamparan tagak nan samo saedaran,
hambo bawo kato jo mupakat, kan baitu bana buah panitahan
Datuak ?
Sipangka : Iyo bana.
Sialek :Tibonyo lah dalam adat nan bapakai, dalam cupak nan baiisi,
kato dibawo jo mupakat, Datuak.
Sipangka : Kok baitu saba mananti, Datuak ?
Sialek : Sakiro-kiro

Datuak Kayo membawa kata mupakat dengan ninik mamak, alim


ulama, cerdik pandai dan orang patut-patut yang hadir dalam pertemuan
itu. Setelah didapatkan kata mupakat itu, rundingan dikembalikan lagi
kepada Datuak Kayo Intan.

Sipangka : Ma … Datuak Rajo Intan, di hari nan cako Datuak saba
jo panitahan, hambo mambawo kato jo mupakat, jo nan duduak
sahamparan nan tagak saedaran, picak nan satapiak bulek
nan sagiliang, adat nan sapakai, sabuah kato lah dipakatokan,
labiah bak maisok santo jo daun, itulah bana nan hambo antakan
bakeh Datuak.
Sialek :Sampai … Datuak ? Di hari nan cako hambo saba jo
panitahan, Datuak marenjeng kato jo mupakat, jo nan
duduak sahamparan tagak saedaran, picak nan satapiak bulek
nan sagiliang, adat nan sapakai, sabuah kato lah dipakatokan,
labiah bak maisok santo jo daun, kan baitu bana buah panitahan
Datuak ?

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
35
Sipangka : Ka ateh lah samo sapucuak, ka bawah lah samo saurek, nan kito
baapo Datuak ?
Sialek : Nan kito elok babateh.
Sipangka : Iyo ma … Datuak, dahulu kato basitinah, kamudian kato
basicapek, iyo capek tibonyo bakeh Datuak. Kacapekkan tibonyo
bakeh Datuak, maagak rundiangan kito cako, alah ciek jo duo,
duo jo tigo, alah banamo basalasai. Sungguahpun bak raso
basalasai, tumbuah nan bak banyiah tabik nan bak padi, sirieh
naiak carano ka tangah, sirieh kami nan mintak Datuak kunyah,
itu bana diantakan ka hadapan Datuak.
Sialek : Sampai … Datuak ? Sunat kato dek baulang, pasa jalan
dek batampuah, buah panitahan Datuak nan ka hambo ulang.
Apolah nan jadi buah panitahan Datuak, ka ateh taambun
jantan, ka bawah takasiak bulan, lamak bak raso santan manih
bak raso tangguli, tumbuah nan bak banyiah tabik nan bak padi,
sirieh naiak carano ka tangah, sirieh kami nan mintak Datuak
kunyah, kan baitu bana jinih buah panitahan Datuak ?
Sipangka : Iyo ma … Datuak ? sapanjang rundiangan Datuak nanka
tangah, buleklah bulieh digolekkan picak lah buliah
dilayangkan, tapi sungguahpun baitu, lamak sirieh lega carano,
lamak kato lega bunyi, lamak lauak dek pamasak, elok kato jo
mupakat, saba Datuak jo panitahan. Laikoh dalam adat lamo
pusako usang kan baitu Datuak ?
Sipangka : Kok itu lah bana.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


36
Datuak rajo Intan membawa kata mupakat.

Sialek : Ma … Datuak Kayo, di hari nan cako Datuak saba


jo panitahan, hambo mambawo kato jo mupakat, jo nan
duduak sahamparan tagak saedaran, sapanjang parmintaan
Datuak nan ka tangah, pintak buliah kahandak balaku, sabuah
kato lah sipakatokan, labiah bak mangunyah sirieh jo pinang itulah
bana diantakan ka Datuak.
Sipangka : Sampai … Datuak ? Kok hilia lah sarangkuah dayuang,
mudiak lah satimbang galah, nan kito baapo Datuak ?
Sialek : Nan kito rancak babateh

F. Makna Dan Nilai Pasambahan Dalam Pidato Adat


Dalam (Djamaris, 2002:44) dijelaskan upacara adat yang salah satu unsurnya
pasambahan ini melibatkan dua pihak, yaitu tuan rumah (si pangka) dan
tamu (si alek). Masing-masing pihak ini mempunyai juru bicara yang sudah
ditentukan sebelumnya. Juru bicara inilah yang disebut dengan juru sambah.
Juru sambah ini harus menghafal kata-kata, ungkapan, petatah- petitih,
pantun, dan talibun yang sering digunakan dan disampaikan dalam
pasambahan. Selain itu, juru sambah juga harus fasih berkata-kata,
bersuara merdu agar siapapun yang hadir pada acara itu merasa khidmat
mendengarnya.

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
37
G. Nilai-nilai budaya
Sebagai salah satu acara dalam adat, pasambahan mencerminkan nilai-nilai
budaya yang berlaku dalam masyarakat Minangkabau. Hal itulah yang
menyebabkan masyarakat (Minangkabau) menganggap perlu
mempelajarinya. Nilai budaya dalam "pasambahan", di antaranya:
a. Kerendahan hati
Orang yang rendah hati selalu menghargai orang lain. Hal ini tampak
pada awal acara pasambahan dimulai. Juru sambah tuan rumah
menyapa tamu satu persatu dengan menyebutkan gelar adatnya. Itu
pertanda bahwa pihak tuan rumah sangat mengahargai tamunya.
Setelah itu, juru sambah akan menyampaikan maksudnya.
b. Musyawarah
Segala sesuatu yang akan dilakukan dan diputuskan selalu
dimuyawarahkan terlebih dahulu. Apapun yang disampaikan oleh juru
sambah selalu didahului dengan kata lah saizin kato jo mupakaik karena
memang telah dirundingkan terlebih dahulu.
c. Ketelitian dan Kecermatan
Baik juru sambah tuan rumah maupun juru sambah tamu harus teliti dan
mencermati apa yang disampaikan oleh masing-masing pihak melalui
juru sambahnya. Apa yang diucapkan oleh juru sambah yang satu harus
diulangi oleh juru sambah lainnya. Hal itu untuk meyakinkan bahwa ia
tidak salah mendengarkan tentang apa yang dikatakan juru sembah yang
dimaksud.
d. Taat pada Adat
Masyarakat tradisional sangat menjunjung tinggi adat-
istiadatnya. Dalam pasambahan itu segala sesuatu yang akan
dilakukan ditanyakan dahulu apakah sudah sesuai dengan adat yang
berlaku karena salah satu syarat untuk dapat disetujuinya suatu
permintaan adalah sesuai aturan adat yang berlaku

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


38
G. PASAMBAHAN PIDATO ADAT NAGARI SOLOK
Pemerintah Kota Solok sangat serius dalam memberikan perhatian dalam
pelestarian nilai-nilai adat dan budaya, salah satunya terlihat dari setiap
kesempatan pelaksanaan kegiatan panggung pidato adat
(Solok,Gatra.com. By Oktria - 30 September 2021).

Keterangan gambar: Wawako Solok hadiri arisan panggung pidato adat


Sumber: kabarsumbar.com

Melihat kepada sejarah dan Tujuan adat Minangkabau bermuara kepada


cita-cita untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, sebagaimana
dikatakan : “bumi sanang padi manjadi, padi masak jaguang maupiah,
taranak bakambang biak, mantimun mangarang bungo, nagari aman
santoso” (bumi senang padi menjadi, padi masak jagung meupih ternak
berkembang biak, antimun mengarang bunga, nagari aman sentosa),
Menjaga kelestarian adat istiadat serta nilai-nilai yang terkandung dalam
pelaksanaan. Cita-cita tersebut tidak akan tercapai bila tidak ada norma-
norma adat dan undang-undang adat yang mengaturnya. Kelihatannya
orang tua-tua Nagari Solok masa dahulu yang membuat dan merangkai
kata-kata adat “pepatah, pitua, peribahasa dan pidato adat” diantaranya
telah menyusun undang-undang adat yang akan dijadikan pedoman serta
pengalamannya untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang diinginkan
tersebut.

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
39
Sumber: youtube.com
Menurut adat di Minangkabau umumnya dan begitu pula adat istiadat
yang lazim dilakukan di Kota Solok khususnya “Silang nan bapangka, karajo
nan bajunjuang/ bapokok, suku bapangulu, kampuang ba nan tuo, rumah
ba wali, ayam barinduak, karakok bajunjuang”, bahwa da suatu ketentuan
yang mengharuskan “ bajanjang naiak, batanggo turun”.

Ruang lingkup kegiatan pasambahan pidato adat tidaklah memiliki


batasan begitu tajam hanya saja dibatasi dengan tatanan adat dan
budaya di minangkabau yang disebut dengan “kok cupak sapanjang
batuang adek nan salingka nagari pusako salingka suku sako kaum, lain
padang lain ilalang. Dimaa aie disauak disinan rantiang dipatah, dimaa
langik dijunjuang disinan bumi dipijak, dimaa nagari ditunggui disinan
adeknyo dipakai”. Dalam pemecahan wilayah dalam nagari solok itupun
terbagi dua yaitu; nagari aro (mudiak) dan nagari korong gadang (ilia).
Tetapi pada prinsipnya tetap satu “payuangnyo sukaki, karihnyo lai sabilah”.

Sumber: Sumbar.antaranews.com

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


40
Pasambahan pidato adat nagari solok secara sederhana lebih
kurang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Pidato adat alek ketek/ alek kambiang


Ada beberapa macam prosesi alek ketek dalam nagari solok,
diantaranya alek bakekah, malapeh marapulai, mangaji tujuah,
ataupun mangaji manyaratuih hari atau acara-acara adat lainnya.
2. Baralek gadang
a. Alek bakuruang
1) Basuduik ketek (suku)
2) Duduak-duduak baralek gadang (alek gulai manih)
Duduak-duduak baralek gadang ada beberapa macam, alek
gulai manih(alek kawin/ alek bakuruang).
Duduak-duduak alek mangaji manyaratuih hari (manyaratuih hari
niniak mamak 4 jinih/pamuncak/camin taruh ataupun batagak
gala). Duduak-duduak alek lainnya, (nan malelokan), nan
babaju gadang, ataupun alek badeta.
3) Basuduk/ manyarahan karih kapado pitunggua
Manyarah an karih dilakukan sesudah duduak-duduak baralek
gadang, hal ini dilakukan oleh niniak mamak 4 jinih, dan
menurut adat yang akan menyerahkan karih ka pitunggua
adalah niniak mamak dengan jabatan Manti Adat dalam
sukunya.
4) Malapeh urang mamanggie.
5) Mambuek hari.
6) Mahabuh cubadak.

b. Raralek/ Alek Bakuruang.


1) Manuntuk nan tenggih
2) Mamelok kadudukan
3) Urang mahanta.

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
41
c. Manyiriah Ka rajo janang
d. Papatah siriah
e. Kaji Sinuntuk/ Manuntuk Baban
f. Bajamba
g. Papatah Gulai Manih
h. Pai Bakuruang
i. Sudah makan/ Mahasak piriang/papatah rokok
j. Mambanakan diri urang mahanta
k. Minta parapian dan mangulipah kaua
l. Pidato panjang
1) Pasambahan pangulu
2) Pasambahan malin
3) Pasambahan manti
4) Pasambahan dubalang
5) Pasambahan urang kayo-kayo
6) Pasambahan urang banyak
7) Pasambahan mupakek
8) Pasambahan rumah gadang.
m. Papatah ka pulang
n. Mamulangkan karihka suku.

3. Kaua Manaiki rumah gadang


4. Kaua niniak mamak 4 jinih (mangaji)
a. Kaua pangulu
b. Kaua manti
c. Kaua malin
d. Kaua dubalang
e. Kaua pamuncak
f. Kaua camin taruh
g. Kaua malakek an gala.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


42
5. Marawak di Pakuburan
a. Basuduk ketek
b. Basuduk gadang.
6. Marawak
7. Minta do,a dan tahlil

Untuk menambah wawasan kita berikut ini disajikan cuplikan salah satu contoh
pidato adat solok:

Kaua Masuak Pidato

Pangka :Balau datuak datuak..........


Ujuang :Yo lalukan lah datuak.
Pangka :Nan kadipulang kan juo kapado datuak. nan kato balau
datuaknan tuo nan banamo silang nan bapangka baiak karajo
nan bajunjuang, iyoalah api jo kumanyan komah datuak.
Ujuang :Animba dang kato alah api jo kumanyan, bapasangkaua,
babakakumanyan hanyo datuak.
Pangka :Animba dang kato kaua kadipasang, kumanyan ka dibaka.
Sungguah pun datuak Dang kato lah rapek sagalo datuak baiak jo
tuansagalo guru kito pun sakali, animba di ambo datuak, kan
tidak dohkatarbilang, katarhatok, katasabuk namo katapuji gala,
malainkan sambahdata parsammodul ambo, ka saisi rumah nyo
lah katampek ambo mahantarkan parsammodul, animba kapado
datuak........... lah pulang nyo parsammodul ambo hanyo datuak.
Ujuang : Kapado hambo Allah molah datuak mamulang kan hanyo datuak.
Pangka :Akan tetapi nan kambo puhun parsambahkan kapado datuak. iyo
pulo lah barwakia balau datuak nantuo nan banamo silang nan
bapangka baiak karajo nan bajunjuang kapado diri ambo. ateh
manyuruah mamasang kaua, sarato mambaka kumanyan,
Adapun nan sapanjang baliau wakia kan kapado diri ambo nanka
ambo puhun parsambahkan kapado datuak. Nan kato balau datuak

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
43
nan tuo nan banamo silang nan bapangka baiak karajo nan
bajujuang. Adapun takalo adek akan bapuntiang dalam nagari
pagaruyuang nan di lingka basa ampek balai,dibawah payuang
panji bundo kanduang nan alah kito paturun panaiak kan didalam
luhak nan tigo,lareh nan duo sampai ka ujuang luhak kapalo
rantau masuak ka kubuang 13 kadalam nagari kito nanko, jokok
buek kasan pangabek, pusako kasan panunggu, di adek turun
tamurun disyarak jawek bajawek,nimba dangkato di syarak jawek
bajawek, jokok kato nyo duo nan dipakai, jalan nyo duo nan
ditampuah. Manolah katonyo duo nan dipakai, partamo kato
Qur’an nan kaduo kato hadist. Animba jokok jalan nyo duo nan
ditampuah, partamo jalan syarak, kaduo jalan adek, nimba
dangkato jalan syarak nan kaditampuah kan iyo bahadist, balafa,
bamakna, bamantiak, bama’ni. Animba jokok jalan adek nan
kaditampuah kan babarih babalebeh, baukua bajangko, balelo
batampan. Animba jokok pihak kapado urang nan {.........} nanko
datuak. kan iyo lah jalan adek nan ditampuah. kan iyo nak tau di
cakah dengan kaik, tau di bayang kato sampai, nak tau di cupak
nan duo, kato nan ampek, taudirantiang nan ka mancucuak,
dahan nan kamanimpo, nak tau di ereang dengan gendeang, tau
di pakan rabah tagak, tau di kain ragi karok. Animba disinan
datuak. kan iyo juo bak pitua hanyo datuak. ibarek mangaik nak
manuju tampuak, malantiang nak mahadang buah, kapa tasarah
ka nangkodoh, ayam tasarah ka juaro, nimba jokok murik, kan iyo
tasarah ka guru nyo komah datuak, animba dang kato murik
tasarah ka guru nyo, kan iyo lah tasarah kapado balau datuak nan
tuo datuak...... komah datuak. Animba jokok pihak kapado urang
nan ka baraja nanko, kan iyo lah ka baraja mamancak diujuang
karih, bakato diujuang lidah, ibarek mancari jajak dalam

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


44
aia, mancari tapak dalam lunau, ka mambesokan putiah kapeh
jo putiah tapuang. Animba jokok di urang nan baraja nanko, jokok
marasok sahabih raso, mangaruak sahabih gauang, ciek diajakan
guru duo tigo dapek di inyo handak nyo datuak.nimba jokok
barang sado nan di bayan kan guru kapado inyo, ado malakek
molah dihati nyo handak nyo datuak. jokok siang ka inyo patungkek
malam ka inyo pakalang jokok alemu inyo amalkan pitua inyo pakai
kan handak nyo datuak.
Ujuang : Kan iyo baitu handak nyo datuak.
Pangka :Animba kini nan kadipulang kan juo kapado datuak. nan kato
balau datuak nan tuo nan banamo silang nan bapangka baiak
karajo nan bajunjuang. alah pihak kapado balau angku guru
nanko, dimintak kan juoumua balau panjang, rasaki murah,
pangkek darajek balau batukuak batambah juo sahinggo iko karek
ateh handak nyo datuak, supayo nak buliah juo kito kalimpah
jo kamurahan barakek alemu nan balau nantunhandak nyo datuak.
Ujuang :Kan iyo baitu handaknyo datuak.Pangka :Kamudian dari pado
itu,kito molah nan saisi rumah nanko,dimintak kan juo umua
panjang rasaki murah, iman taguah alemu batambah tambah,
sakalian bala dijauahkan Allah, rahmat dan nikmatturun
kapado kito nan basamo. kato kito molah datuak. jokok
ado nantadorong baiak nan tasindorong, mintak ampum dan
mintak tobat kapadoAllah swt. balau datuak. datuak...... sakiro-
kiro itu kaua hanyo datuak. sakian nan kadi pulang kan
kapado datuak. datuak..................
Lah sampai di datuak ?
Pangka :Bilang sahinggo itu dahulu hanyo datuak.

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
45
Ujuang :Saba molah datuak samantaro, nak ambo paiyo kan kapadosagalo
datuak kito baiak kapado sagalo guru kito pun sakali dahulu hanyo
datuak.
Pangka :Saba hanyo datuak.
Ujuang :Balau datuak. datuak...........
Pangka :Yo lalukan lah datuak.
Ujaung :Nan sapanjang parsammodul datuak tadi, iyo lah ambo paiyo
kankapado sagalo datuak kito baiak kapado sagalo guru kito pun
sakali. Nan pitua dari pado sagalo datuak kito baiak dari pado
sagalo guru kito punsakali, ateh manyuruah mambayia
sapanjang pakauran datuak tadi pandak hanyo datuak. mano
lah kapandak an nyo, dimintak kan sajo dua kapado Allah.
disarukan kapado malaikat lah di ikuik kan sajo kapado nabi,
alahal fatihah sarato dua nan kabayia nyo di sagalo guru kito
baiak di sagalo datuak kito pun sakali nyo lai datuak. sakian nan
kadipulang kan kapado datuak. datuak.......
Pangka :Lah sampai di datuak ?
Ujuang :Bilang sahinggo itu dahulu hanyo datuak.
Pangka :Dang kato lah babari kami pitua dari pado sagalo datuak kito,
baiak dari pado sagalo guru kito pun sakali, lah sanang hati balau
datuaknan tuo nan banamo silang nan bapangka baiak karajo
nan bajunjuang nyolai datuak. animba jokok kumanyan lah
jatuah masuak api nyo lai datuak.
Ujuang : Balau tuan lah mandoa nyolai datuak.
Pangka :Kami jo balau datuak nan tuo lah manampuang nyo lai
datuak.Kaua Batamek Kaji
Pangka : Balau. datuak datuak..........
Ujuang : Yo lalukan lah datuak.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


46
Ujuang :Animba dang kato alah api jo kumanyan, bapasang kaua
babakakumanyan hanyo datuak.
Pangka :Animba dangkato kaua kadipasang, kumanyan ka
dibaka.sungguah pun datuak, dangkato lah rapek sagalo datuak,
baiak jo tuansagalo guru kito pun sakali, nimba di ambo datuak,
kan tidak dohkatarbilang, katarhatok, katasabuk namo, katapuji
gala, malainkan sambahdata parsammodul ambo, ka saisi rumah
nyo lah katampek ambo mahantarkan parsammodul, nimba kapado
datuak.... lah pulang nyo parsammodul ambo hanyo datuak.
Ujuang :Kapado hambo Allah molah datuak mamulang kan hanyo datuak.
Pangka :Akan tetapi nan kambo puhun parsambahkan kapado datuak. iyo
pulo lah barwakia balau datuak nantuo nan banamo silang nan
bapangka baiak karajo nan bajunjuang, kapado diri ambo ateh
manyuruah mamasang kaua sarato mambaka kumanyan. Adapun
nan sapanjang baliauwakia kan kapado diri ambo nan ka ambo
puhun parsambah kan kapadodatuak. Nan kato balau datuak nan
tuo nan banamo silang nan bapangka baiak karajo nan bajujuang.
Adapun adek limbago adam nan kito warisidari pado nabi, nan
kito jawek dari pado urang tuo-tuo, nan kito tarimodari pado
guru, nan alah kito paturun panaiak kan, dalam luhak nan
tigo,lareh nan duo sampai ka ujuang luhak kapalo rantau masuak
ka kubuang13 kadalam nagari kito nanko, jokok buek kasan
pangabek, pusako kasan panunggu, di adek turun tamurun, di
syarak jawek bajawek. Animba dangkato di adek turun tamurun,
disyarak jawek bajawek, jokok kato nyo duonan dipakai, jalan nyo
duo nan ditampuah, manolah kato nyo duo nan dipakai, partamo

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
47
kato qur’an nan kaduo kato hadist. Nimba jokok jalannyo duo nan
ditampuah, partamo jalan syarak, kaduo jalan adek, animbadang
kato jalan adek nan kaditampuah. Kan babarih babalebeh,
baukua bajangko, balelo batampan. Animba jokok jalan syarak nan
di tampuah,iyo ba quran bahadist, badalil, balafa, bamakna, tau
di nahu dengan syraf, pandai bamantiak ba maa’ni, nimba jokok
nan sawajah iko nanko datuak, pihak kapado urang nan {.....}
nanko datuak kan iyo lah jalan syarak nandi tampuah, kan iyo lah
sakiro kiro al quran nan tamek komah datuak, jokok rupo kan alah
sapamandangan buni alah sapandangaran, di pandang lah elok rupo
di danga lah baiak buni. Animba disinan datuak, Pihak kapado
urang nan batamek kaji nanko,ado malakek molah di hati nyo
handak nyo datuak, jokok siang ka inyo patungkek malam ka
inyopakalang,ka inyo pakaikan sapanjang hari handak nyo datuak,
Pangka :Nimba jokok pihak kapado angku guru nan mambayan
kannanko, dimintak kan juo umua balau panjang rasaki
murah, pangkekdarajek balau batukuak batambah juo sahinggo
iko karek ateh handak nyodatuak, supayo nak buliah juo kito
kalimpahan jo kamurahan balauhandaknyo datuak.
Ujuang : Kan iyo baitu handak nyo datuak.
Pangka :Kamudian dari pado itu, kito molah nan saisi rumah
nanko,dimintak kan juo umua panjang rasaki murah, iman taguah
alemu batambah tambah, sakalian bala dijauahkan Allah, rahmat
dan nikmatturun kapado kito nan basamo. kato kito molah jokok
ado nan tadorong baiak nan tasindorong mintak ampum dan
mintak tobat kapado Allah swt. Balau datuak. datuak...... sakiro-
kiro itu kaua hanyo datuak. sakian nankadipulang kan kapado
datuak. datuak.....

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


48
Ujuang : Lah sampai di datuak ?
Pangka : Bilang sahinggo itu dahulu hanyo datuak.
Ujuang : Saba molah datuak samantaro, nak ambo paiyo kan kapadosagalo
datuak kito baiak kapado sagalo guru kito pun sakali dahulu hanyo
datuak.
Pangka : Saba hanyo datuak.
Ujuang : Balau datuak. datuak.....
Pangka : Yo lalukan lah datuak.
Ujuang : Nan sapanjang parsammodul datuak tadi, iyo lah ambo paiyo kan
kapado sagalo datuak kito baiak kapado sagalo guru kito pun
sakali. Nan pitua dari pado sagalo datuak kito baiak dari
pado sagalo guru kito punsakali, ateh manyuruah mambayia
sapanjang pakauran datuak tadi, pandakhanyo datuak, mano
lah kapandak an nyo, dimintak kan sajo dua kapadoallah, disarukan
kapado malaikat,lah di ikuik kan sajo kapado nabi, alah alfatihah
sarato dua nan kabayia nyo di sagalo guru kito, baiak di
sagalodatuak kito pun sakali nyo lai datuak. sakian nan kadipulang
kan kapadodatuak. datuak.....
Pangka :Lah sampai di datuak ?
Ujuang :Bilang sahinggo itu dahulu hanyo datuak.
Pangka :Saba molah datuak samantaro, nak ambo paiyo kan kapadosagalo
datuak kito baiak kapado sagalo guru kito pun sakali dahulu hanyo
datuak.
Ujuang :Saba hanyo datuak.
Pangka :Balau datuak. datuak.....
Ujuang :Yo lalukan lah datuak.

Untuk menambah pemahaman ananda terkait materi ini silahkan saksikan


video berikut: https://www.youtube.com/watch?v=gsjcE8XlkKE

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
49
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN/ FORUM DISKUSI

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


50
I. LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)

TEKS ULASAN TENTANG SISTEM


LKPD
KELARASAAN DAN DEMOKRASI
Kelas PEMERINTAHAN NAGARI DI
VIII MINANGKABAU
AKTIVITAS 1

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model dan pendekatan


pembelajaran tertentu yang menuntun peserta didik untuk mengamati
(membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan
hasilnya di depan kelas: Peserta didik mampu menjelaskan sistem kelarasan
dan demokrasi di Minangkabau yang dibaca dan didengar.

ALAT DAN BAHAN

1. Bahan ajar dan bahan bacaan yang relevan


2. Laptop/ Handphone
3. Video pembelajaran dan power point

LANGKAH KERJA

1. Perhatikan dengan seksama video dan power point pembelajaran,


dan pahami materi yang telah diberikan.
2. Jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat.
3. Gunakan buku paket dan informasi dari artikel/ Jurnal yang
relevan sebagai referensi.

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
51
AKTIVITAS 1

1. Diskusikanlah bagaimana sistem kelarasan dan demokrasi di


Minangkabau!

2. Identifikasilah bagaimana sistem kelarasan di Minangkabau!

3. Jelaskanlah sistem demokrasi di Minangkabau !

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


52
4. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan lareh !

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Koto Piliang!

6. Jelaskan yang dimaksud dengan Koto Piliang!

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
53
LKPD MENGKAJI SISTEM KELARASAN
Kelas DAN DEMOKRASI PEMERINTAHAN
VIII NAGARI DI MINANGKABAU
AKTIVITAS 2

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model dan pendekatan


pembelajaran tertentu yang menuntun peserta didik untuk mengamati
(membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas: Peserta didik mampu
mengkaji sistem kelarasan dan demokrasi pemerintahan nagari di
Minangkabau yang dibaca dan di dengar.

ALAT DAN BAHAN

1. Bahan ajar dan bahan bacaan yang relevan


2. Laptop/ Handphone
3. Video pembelajaran dan power point

LANGKAH KERJA

1. Perhatikan dengan seksama video dan power point pembelajaran,


dan pahami materi yang telah diberikan.
2. Jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat.
3. Gunakan buku paket dan informasi dari artikel/ Jurnal yang relevan
sebagai referensi.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


54
AKTIVITAS 2

1. Telaah lah apa makna yang terkandung dalam kelarasan dan


demokrasi pemerintahan nagari di Minangkabau! Kemudian
tuangkan hasil telaah mu ke dalam LKPD ini!

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
55
MENULISKAN SISTEM KELARASAN DAN
LKPD
DEMOKRASI PEMERINTAHAN NAGARI DI
Kelas MINANGKABAU
VIII AKTIVITAS 3

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model dan pendekatan


pembelajaran tertentu yang menuntun peserta didik untuk mengamati
(membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas: Peserta didik mampu
menuliskan sistem kelarasan dan demokrasi pemerintahan nagari di
Minangkabau dengan Teknik pengembangan paragraph dengan Bahasa
Minangkabau yang baik dan benar. .

ALAT DAN BAHAN

1. Bahan ajar dan bahan bacaan yang relevan


2. Laptop/ Handphone
3. Video pembelajaran dan power point

LANGKAH KERJA

1. Perhatikan dengan seksama video dan power point pembelajaran,


dan pahami materi yang telah diberikan.
2. Jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat.
3. Gunakan buku paket dan informasi dari artikel/ Jurnal yang
relevan sebagai referensi.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


56
AKTIVITAS 3

1. Tuliskanlah apa saja nilai budaya yang terkandung dalam sistem kelarasan
dan demokrasi pemerintahan nagari di Minangkabau! Kemudian tuangkan
hasil pemikiran mu ke dalam LKPD ini dengan menggunakan Bahasa
Minangkabau sacaro elok jo bana!

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
57
LKPD MEMPRESENTASIKAN SISTEM KELARASAN DAN
Kelas DEMOKRASI PEMERINTAHAN NAGARI DI
VIII MINANGKABAU
AKTIVITAS 4

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model dan pendekatan


pembelajaran tertentu yang menuntun peserta didik untuk mengamati
(membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas: Peserta didik mampu
mempresentasikan sistem kelarasan dan demokrasi pemerintahan nagari
di Minangkabau dengan baik dan benar.

ALAT DAN BAHAN

1. Bahan ajar dan bahan bacaan yang relevan


2. Laptop/ Handphone
3. Video pembelajaran dan power point

LANGKAH KERJA

1. Perhatikan dengan seksama video dan power point pembelajaran,


dan pahami materi yang telah diberikan.
2. Jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat.
3. Gunakan buku paket dan informasi dari artikel/ Jurnal yang
relevan sebagai referensi.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


58
AKTIVITAS 4

1. Sajikanlah hasil analisismu secara lisan di hadapan teman-teman


dan gurumu secara bergantian, kemudian sajikan juga secara tertulis
dalam bentuk rangkuman terkait sistem kelarasan dan demokrasi
pemerintahan nagari di Minangkabau untuk kamu pampangkan di
mading kelas atau sebagai fortofolio!

Bentuk, Makna dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Teks Pidato adat
59
Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII
60
BAB IV
LUHAK
A. KOMPETENSI DASAR DAN RANTAU

A. KOMPETENSI DASAR

3.4 Mengidentifikasi informasi pada teks eksposisi atau


ulasan tentang luhak dan rantau yang dibaca dan
didengar.

4.4 Menceritakan kembali isi teks eksposisi atau ulasan


tentang luhak dan rantau dengan memperhatikan
kosakata Minangkabau yang benar dan baik secara
lisan dan tulisan.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.4.1 Mengidentifikasi pengertian tentang luhak dan rantau.


3.4.2 Mengidentifikasi tentang pembagian luhak dan rantau.
3.4.3 Menuliskan kembali tentang luhak dan rantau dengan Bahasa
Minangkabau yang benar

C. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN LUHAK TANAH DATAR

“Anak-anak! Baa baraja Budaya Sastra Minangkabau tadi di sakola?”


Datuak Rangkayo Basa mambukak kato jo Nilam, Upiak, dan Buyuang.
“Kini ko kami sadang baraja tantang Luhak Nan Tigo. Bisa Mak Datuak
tarangan labiah jaleh?” pinto si Nilam.

61
“Baiaklah. Luhak atau luak dalam bahaso Minangkabau ado tigo. Partamo
namonyo Luhak Tanah Data, biasonyo disabuik jo Luhak Nan Tuo. Kaduo, Luhak
Agam atau Luhak Nan Tangah. Katigo, Luhak Limo Puluah Koto biasonyo disabuik
jo Luhak Nan Bungsu,” kecek Datuak Rangkayo Basa.
“Apo artinyo luhak atau luak tu, Mak Datuak?”tanyo si Buyuang.
“Luhak artinyo samo jo kurang atau bakurang. Untuak jalehnyo, marilah
kito mulai jo carito Luhak Tanah Data.”
“Dalam tambo alam Minangkabau dicaritokan asa mulo niniak moyang
urang Minangkabau barasa dari sabuah nagari Pariangan dakek Padang Panjang,
di lereang gunuang Marapi. Tulisan tambo tu manyatokan sabagai barikuik.”
Dari mano titiak palito
Dari telong nan Batali
Dari mano asa niniak kito
Dari puncak Gunuang Marapi
“Jadi kito sadonyo barasa dari Pariangan, Mak Datuak?” Nilam saketek
heran”.
Baitulah manuruik tambo. Panduduak lamo-kalamoan makin batambah
mako dicarilah tampek untuak pamukiman baru. Salah satu tampek tu adolah
daerah nan indak rato, babukik dan balambah, artinyo tanah tasabuik kurang
data. Dirailah namo daerah tu jo Luhak Tanah Data. Luhak artinyo kurang. Jadi,
daerah pamukiman baru tasabuik tanahnyo kurang data,” jaleh Datuak Rangkayo
Basa.
“Taruih, manga disabuik Luhak Nan Tuo, Mak Datuak?” ulang Nilam
“Karano di luhak kolah untuak partamo kalinyo panduduak pindah
mambantuak daerah pamukiman baru dari nagari asa Pariangan. Itu sabeknyo
Luhak Tanah Data ko acok disabuik urang jo luhak Nan Tuo.”
“Baa watak masyarakaik di Luhak Tanah Data ko, Mak Datuak?”
Buyuang batanyo.
“Mayarakaiknyo cukuik ramah dan elok. Luhak ko dulunyo manjadi
pusek kerajaan Pagaruyuang. Mode masyarakaiknyo pun batingkek-tingkek.
Artinyo, ado nan bangsawan dan ado nan indak. Luhak ko acok juo
diumpamokan jo buminyo lambang, aianyo tawa, ikannyo banyak. Paumpamoan ko

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


62
manggambarkan watak masyarakaik Luhak Tanah Data,” tambah Datuak
Rangkayo Basa.
“Apo bedanyo Luhak Tanah Data jo kabupaten Tanah Data, Mak
Datuak?” tanyo Upiak baliak.
“Tantu sajo babeda. Kabupaten Tanah Data adolah wilayah pamarintahan
nan tabantuak sasudah kito mardeka dan dipimipn dek bupati. Sadangkan Luhak
Tanah Data adolah wilayah kasatuan adaik nan partamo dibantuak niniak
moyang kito dulu dan diakui sacaro adaikMinangkabau hinggo kini ko. Hanyo
sajo namonyo samo jo Tanah Data, dan kabupaten tasabuik talatak di wilayah
adaik Tanah Data,”jaleh Datuak Rangkayo Basa.
“Kato urang, di luhak Tanah Data ko banyak paninggalan basajarah, Mak
Datuak?”tanyo Upiak.
“Batua, karano disitu latak karajaan Pagaruyuang. Salain tu kito bisa lo
mancaliak Batu Batikam, tampek kaduo tokoh gadang Adaik Minangkabau yaitu
Datuak Parpatih Nan Sabatang dan Datuak Katumanggaunggan mambuek parjanjian
pardamaian,” Datuak Rangkayo manutuik caritonyo.

2. PENGERTIAN LUHAK AGAM

“Baa jo asa mulo Luhak Agam, Mak Datuak?” Upiak mulai batanyo.
“Manuruik tambo, tajadinyo Luhak Agam caritonyo sarupo ko. Sasudah
rombongan partamo barangkek dari Nagari Pariangan manuju Luhak Tanah
Data, rombongan kaduo barangkek mancari daerah baru. Urang tu manamukan
daerah baru, suatu tampek nan tumbuah rumpuik mansiang (agam).”
“O, jadi agam tu namo lain dari rumuik mansiang, Mak Datuak,” sanggah
Buyuang.
“Batua, sabek tulah daerah baru nan dihuni dek rombongan kaduo tu
dinamokan Luhak Agam,” tambah Datuak Rangkayo Basa.
“Manga acok disabuik Luhak Nan Tangah?” kini Nilam nan batanyo.
“Karano urang tu rombongan kaduo nan barangkek mancari dan
mambukak pamukiman baru, samantaro rombongan katigo mambukak daerah
baru, Luhak Limo Puluah Koto yang biaso disabuik Luhak Nan Bungsu.”

Luhak Dan Rantau


63
“O, jadi karano tabantuak antaroLuhak Tanah Data jo Luhak Limo
Puluah Koto mokonyo dinamokan urang jo Luhak Nan Tangah,” uleh Upiak.
“Tapek bana analisa kau,” puji Datuak Rangkayo Basa ka Upiak.
“Baa jo watak masyarakaik Luhak Agam ko, Mak Datuak?”tanyo Upiak
baliak.
“Watak masyarakaik Agam diumpamokan jo buminyo angek, aianyo karuah,
ikannyo lia,” kecek Datuak Rangkayo Basa.
“Apo mukasuiknyo, Mak Datuak,” tanyo Buyuang.
“Artinyo, urang Agam basipek dinamis, pajuangan hiduiknyo tinggi
bahkan kadang-kadang wataknyo paneh. Tapi, urangnyo indak padandam.
“Baa jo rumah adaik atau rumah gadang nan ado di daerah Agam, Mak
Datuak?” ulang Buyuang.
“Lantai rumah gadang di Agam data. Indak ado anjuangan dalam rumah
nan ado disabalah kiri atau sabalah kanan. Iko manandokan nagari di daerah
Agam banyak mampicayoi kasalarasan Bodi Caniago dari ajaran adaik Datuak
Parpatih Nan Sabatang.”
“Kalau rumah gadang di Luhak Tanah Data,Mak?” tanyo Nilam
manganaan.
“Tanah Data sabaliaknyo. Di daerah ko kasaralasan Koto Piliang sangek
dominan. Ajaran adaik Datuak Katamangguangan diliek dari bantuak rumah
gadang nan lantainyo ado anjungan di sabalah kiri jo kanan. Anjungan tu
gunonyo untuak tampek kaduduakan Pangulu Pucuak. Dalam lareh ko
kaduduakan Datuaknyo batingkek-tingkek,”jaleh Datuak Rangkayo Basa.
“Baa tambo maumpamokan tantang Luhak Agam Ko,Mak?” tanyo
Upiak.
“Tambo maumpamokan Luhak Agam ko jo nan salilik Gunuang Marapi,
saedaran Gunuang Singgalang, sakaliliang Danau Maninjau, banamo Luak Tanh
Agam,” jaleh Datuak Rangkayo Basa.
“Apo beda urang Agam jo urang Bukiktinggi, Mak Datuak?” tanyo
Buyuang.
“Indak ado bedanyo. Bikiktinggi tu kan sabuah kota dalam wilayah Agam,
karano kambangnyo mambantuak pamarintahan surang.”

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


64
“Samo jo Kota Padang Panjang. Dulu sacaro pamarintahan masuak dalam
Kabupaten Tanah Data, tapi kini lah mambuek pamarintahan surang. Namun
sacaro adaik Padang Panjang tatek tamasuak dalam Luhak Tanah Data, baitu
pulo Bukiktinggi tatek barado dalam Luhak Agam,” jawek Datuak Rangkayo
Basa sambia sanyum mancaliak anak-anak nan baru mangarati jo perbedaan tu.

3. LUHAK LIMO PULUAH KOTO


“Nah anak-anak, kini pambicaroan kito lah sampai ka Luhak Nan Bungsu
yaitu Luhak Limo Puluah Koto,”kecek Datuak Rangkayo Basa.
“Manga sampai banamo Limo Puluah Koto, Mak Datuak?” tanyo Upiak.
“Caritonyo sarupo ko. Rombongan paliang balakang nan barangkek
maninggakan nagari asa, Pariangan, Padang Panjang, bajumlah limo puluah
kaum. Dalam parjalanan untuak mancari dan manbukak daerah baru urang ko
musti bamalam di babarapo tampek. Suatu katiko rombongan ko maraso
kahilangan anggotanyo. Sasudah dipareso tanyato bakurang ciek kaum sahinggo
manjadi ampek puluah sambilan kaum. Itulah sabeknyo daerah ko disabuik
Luhak Limo Puluah Koto. Makasuiknyo, lah bakurang anggota rombongan ko.
Co itu carito nan ado di tambo,”jaleh Datuak Rangkayo Basa.
“Baa sipaik masyarakaiknyo, Mak Datuak?”tanyo Buyuang.
“Masyarakaik Limo Puluah Koto diumpamokan jo buminyo sajuak, aianyo
Janiah, ikannyo jinak.”
“Apo artinyo, Mak Datuak?”tanyo Buyuang.
“Paumpamoan ko manjelahan masyarakaik Limo Puluah Koto nan suko
jo katantraman dan kerukunan. Urang ko panyaba dan suko bakawan jo sia se.”
“Apo nan disabuikan tambo Alam Minangkabau tantang Luhak Limo
Puluah Koto ko, Mak Datuak?”tanyo Nilam.
“Tambo maumpamokan bahaso wilayah Luhak Limo Puluah Koto ko
malingkupi si sauk sungai rimbang, sampai ka sikokoh pinang tuo, si pisau-pisau anyuik,
sialang-alang balantak basi, Kampar Kiri jo Kampar Kanan.”
“Onde, tu bararti alah masuak kawasan provinsi Riau,” kecek Upiak.
“Batua, kalau dihituang sacaro administrasi pamarintahan kini ko. Tapi
tambo tadi bapedoman ka adaik,” tambah Datuak Rangkayo Basa.

Luhak Dan Rantau


65
“Baa bantuak rumah adaik atau rumah gadangnyo Mak Datuak?” tanyo
Buyuang.
“Rumah Gadang Luhak Limo Puluah Koto samo jo Luhak Agam.
Lantainyo data. Dalam rumah indak ado anjungan sabalah kiri jo kanan. Iko
mamggambarkan masyarakaik Limo Puluah Koto banyak mampicayoi ajaran
Datuak Parpatih Nan Sabatang.”
“Kecek urang di Luhak Limo Puluah Koto ko banyak ditamukan
paninggalan prasajarah,Mak Datuak?” tanyo Nilam.
“Batua, paninggalan prasajarah ko bisa disobokan di sabagian wilayah
Limo Puluah Koto sarupo di Guguak, Balubuih, dan Mahat nan barupo Batu
Batagak untuak upacara kaagamoan pado maso prasajarah tu.
“Sampai kini ahli-ahli purbakala masih taruih manaliti paninggalan
prasajarah tu. Nan jaleh paninggalan kuno tu lah manjadi aset wisata bagi
masyarakaik Limo Puluah Koto,” jawek
Datuak Rangkayo Basa.
“Baa jo Kota Payokumbuah, Mak Datuak?” tanyo Buyuang.
“Yo samo se, Kota Payokumbuah asanyo kan dari Kabupaten Limo
Puluah Koto sacaro pamarintahan. Sacaro adaik baluhak, Payokumbuah tatek
barado dalam Luhak Limo Puluah Koto,” Datuak Rangkayo Basa manutuik
caritonyo.

4. WILAYAH RANTAU MINANGKABAU

“Mak Datuak, apo wilayah Minangkabau hanyo Luhak Nan Tigo tu se?”
Buyuang mambukak tanyo.
“O, indak. Sacaro garih gadangnyo wilayah Minangkabau dapek dibagi
dalam duo wilayah utamo. Partamo, Luhak Nan Tigo. Karano talatak di
padalaman biaso disabuik darek. Kaduo, wilayah rantau. Untuak yang kini mari
kito bahas wilayah rantau,” jaleh Datuak Rangkayo Basa.
“Rantau tu samo jo marantau yo, Mak Datuak?” potong Upiak.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


66
“Yo batua. Panduduak Luhak Nan Tigo 9darek) kalua dari wilayahnyo
pai ka daerah pinggiran untuak mambukak tampek pamukiman baru. Tampek
pamukiman baru tu disabuik rantau.”
“O, jadi urang Minangkabau suko marantau lah sajak lamo,” kato Nilam.
“Bana. Budaya marantau lah diwarisi turun-tamurun dek urang Minang.
Meskipun, tapisah dari tampek asanyo, di rantau urang ko tatek mamakai adaik
dari Luhak Nan Tigo. Bahkan manganbangkannyo sasuai jo keadaan dan kondisi
daerah rantau tu.
“Panduduak Luhak Nan Tigo pai marantau sacaro basamo atau tapisah-
pisah,Mak Datuak?” ulang Nilam.
“Panduduak Luhak Nan Tigo pai marantau sacaro baransua-ansua dan
indak sarantak sahinggo tabantuaklah Rantau Pasisie. Rantau Pasisie disabuik juo
Rantau Banda Sapuluah. Urang ko baseba lo ka daerah Jambi dan daerah Riau.
Salain tu, Luhak Tanah Data mamiliki Ujuang Darek Kapalo Rantau, malingkupi
Kayu Tanam, Sicincin, Toboh, Pakandangan,2X11 Anam Lingkuang yang kini
sacaro pamarintahan masuak dalam Kabupaten Padang Pariaman.”
“Wilayah panduduak Luhak Agam baseba ka utara sampai babateh jo
Sumatera Utarakini ko. Daerah rantaunyo malingkupi Aiai Bangih, Pati, Rao,
Lubuak Sikaping. Sudah tu baseba lo ka Pantai Barat sarupo Tiku dan Pariaman.
Luhak Agam mampunyoi Ujuang Darek Kapalo Rantau malingkupi Lubuak
Basuang, Sungai Garinggiang, Manggoph, Palembayan dan lainnyao,” Datuak
Rangkayo Basa manjalehan panjang leba.
“Cukuik jauah urang ko marantau. Luhak Limo Puluah Koto baitu
lo,Mak?”sambuang Upiak.
“Tantu sajo. Panduduak Limo Puluah Koto baseba ka Pantai Timur
malalui sungai-sungai Kampar Kiri, Kampar Kanan, dan Rokan di Provinsi Riau
kini ko. Malalui sungai-sungai nan mangalia ka timur tu tabantuak Rantau Timur.
Pokoknyo hampia sabagian gadang Riau Daratan mulai Kampar sampai
Bangkinang, Kuok, Aia Tirih tamasuak wilayah Rantau Timur. Jadi wilayah
rantau tu tabagi duo, rantau pasisia dan rantau timur,”jaleh Datuak Rangkayo
Basa.

Luhak Dan Rantau


67
“Baa hubungan panduduak rantau jo nagari asa urang ko di luhak Nan
Tigo, Mak Datuak?” tanyo Buyuang.
“Mulonyo, rantau marupokan pamukiman urang Luhak Nan Tigo. Sudah
tu rantau tapisah jo Luhak Nan Tigo manjadi wilayah kaduo Alam Minangkabau.
Kato adaik manyabuikan, luhak ba pengulu, rantau barajo. Artinyo, pamarintahan
adaik di Luhak Nan Tigo dipacik dek pangulu. Nagari-nagari di rantau di pacik
dek rajo-rajo ketek. Bararti nagari di rantau otonom manjalankan kakuasoannyo,
namun antaro daerah rantau jo Luhak Nan Tigo mampunyoi hubungan ikatan
emosional nan tinggi,” jaleh Datuak Rangkayo Basa.
“Sarupo jo kini yo, Mak Datuak. Masyarakaik di parantauan pulang
basamo, bahkan mangirimkan bantuan untuak kamajuan dan kasaejahteraan
kampuang halaman,” kato Upiak.
“Yo, memang itu salah satu ciri marantau urang Minang, yaitu mancari
harato dan sabagian dikirim untuak kampuang halaman. Di sampiang tu
marantau untuak mancari ilmu pangatahuan nan bisuak dipagunokan di
kampuang tacinto,” Datuak Rangkayo Basa manyimpulkan panjalehannyo.

5. WILAYAH PASISIE
“Mak Datuak, kini kito sampai ka pambicaroan tantang rantau
Minangkabau nan disabuik wilayah pasisie,” kecek Upiak.
“Batua, rantau pasisie mambantang sapanjang barat Sumatera.”
“Apo bedanyo jo wilayah rantau, Mak Datuak?” tanyo Nilam.
“Daerah pasisie subananyo wilayah rantau juo. Hanyo sajo
panyebarannyo indak langsuang dari luhak Nan Tigo sarupo masyarakaik nan ado
di wilayah Rantau timur,” kecek Datuak Rangkayo Basa.
“Apo mukasuiknyo, Mak Datuak?” Buyuang kurang mangarati.
“Giko, panduduak wilayah rantau iyo masyarakaik dari Luhak Nan Tigo
nan langsuang marantau mambantuak nigari baru. Nagari-nagari di Rantau
Pasisie tabantuak sacaro baransua-ansua sahinggo tajadi panyebaran panduduak
tingkek kaduo. Itu nan mamak mukasuikan indak langsuang dari Luhak Nan
Tigo.”

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


68
“O, bararti panduduak wilayah pasisie ko asanyo dari daerah Luhak Nan
Tigo nan disabuik juo daerah pinggiran, Mak Datuak?” kecek Nilam.
“Batua, Nilam,” jawek Datuak Rangkayo Basa.
“Dari luhak ma se asa panduduak Rantau Pasisie ko, Mak Datuak?” tanyo
Upiak.
“Rantau Pasisie marupokan pamukiman urang Luhak Tanah Data jo
Luhak Agam. Pado mulonyo pamukiman tu tampek mambuek garam di pantai.
Urang tu pai ka nagari-nagari sambia manjua garam. Hubungan tu balanjuik
manjadi padagangan. Akhianyo Rantau Pasisie manjalin hubungan jo dunia lua.
“Apo contohnyo, Mak Datuak?” pinto Nilam lo.
“Sabagai contoh kito like Luhak Tanah Data. Papindahan panduduak
Tanah Data mambantuak daerah Rantau banamo Kubang XIII, sarupo nigari-
nagari Solok, Salayo, Talang, Koto Anau dan sabagainyo. Panduduak nagari
tasabuik manyeba baliak mambantuak Nagari Alahan Panjang., Pamtai Camin,
dan Alam Surambi Sungai Pagu. Iko tamasuak lo Muko-Muko, SilaUt, Lunag,
Indropuro, Aia Haji, Balai Salasa, Surantiah dan sataruihnyo disabuik wilayah
pasisie,” jaleh Datuak Rangkayo Basa.
“Panduduak Luhak Tanah Data manyeba dari Jaho, Tambangan taruih ka
Anduriang Kayu Tanam, sampai ka Sicincin dan Toboh Pakandangan. Dari
daerah ko lah urang tu mambantuak Nagari Tandikek, Batu Kalang, Sungai
Durian dan Ampalu nan masuak wilayah VII Koto Sungai Sariak dalam
Kabupaten Padang-Pariaman. Sabagian lai manyebe ka daerah Padang VIII.
Suku sarupo Nagari Pasie Ulak Karang, Ranah Binuang, Palinggam, Aia Cama,
Alang Laweh, Kampuang Olo, Parak Karambia dan sabagainyo,” tambah Datuak
Rangkayo Basa.
“Cukuik laweh panyebaran panduduka nan barasa dari Luhak Tanah
Data, Mak Datuak,” komentar Nilam.
“Batua, kini mari kito like pulo panyebaran panduduak dari Luhak Agam.
Dari Sianok Koto Gadang sampai ka Lawang Tigo Balai dan Palembayan
manyeba ka daerah Pasaman sarupo Kumpulan, Kinali, Sasak, dan sabagainyo.
Sabagian lai manyeba ka Lubuak Basuang. Rombongan dari Matua taruih ka

Luhak Dan Rantau


69
Maninjau X Koto, ka Sungai Garinggiang, Gasan, Tiku, dan V Koto Kampuang
Dalam.”
“Sajauah tub ana panyebarannyo, Mak. Baa jo pamakaian adaik dari
daerah asa Luhak Nan Tigo tadi?” tanyo Upiak baliak.
“Sacaro umum urang tu tatek bapagang taguah jo Adaik Alam
Minangkabau walaupun lah jauah dari daerah asa. Umpamonyo urang tu
babicaro jo bahaso Minang, garih katurunan manuruik garih ibu, gala-gala adaik
tatek ditaruihkan dari mamak ka kamanakan,” jawek Datuak Rangkayo Basa.
“Sudah tu sia nan mamimpin nagari-nagari nan ado di daerah pasisie,Mak
Datuak?” tanyo Buyuang.
“Pasisie ko tamasuak wilayah rantau. Biasonyo dipimpin dek surang rajo
basamo jo pengulu-pangulu nan ado dalam nagari. Hal ko tasurek dalam tambo
luhak ba pengulu, rantau barajo, tagak samo indak tasundak, malenggang samo indak
taampeh,” Datuak Rangkayo Basa mangakhiri caritonyo.

D. REFERENSI

Fauzan, Ermaleli,Muzzamil, 2004, Budaya Alam Minangkabau kelas VII, Bumi


Aksara

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


70
BAB V
STRUKTUR DAN KEBAHASAAN PADA
A. KOMPETENSI DASAR
TEKS PROSA

A. Pendahuluan
Masyarakat Minangkabau dalam kehidupan selalu
mengutamakan sifat toleransi, demokrasi, keadilan,
dan kebijaksanaan. Kerukunan di minangkabau antara pendatang dan
pribumi hidup rukun dan tentram. Buktinya tidak ada orang luar
Minangkabau terpaksa harus eksodus karena terjadi pergesekan atau
perselisihan. Itu membuktikan orang Minangkabau itu terbuka dan toleran.
Kedamaian di minangkabau tidak terlepas dari filosofi adat yang dipegang
teguh oleh masyarakat Minangkabau. Filosofi itu juga ditanamkan kepada
para pendatang, yakni Malakok. Artinya, setiap para pendatang harus
melekat atau mendekat. Dalam sosiologi disebut dengan asimilasi. Filosofi
malakok itu juga dipakai oleh orang Minang jika mereka merantau ke
daerah lain. Mereka menganut falsafah dima bumi dipijak, di sinan langik
dijunjuang. Maksudnya, di mana kita berada di sana kita mengikuti aturan
hidup yang berlaku. Falsafah ini yang membuat orang Minang bisa sukses
di perantauan. Bukti paling sederhana yakni sebaran rumah makan Padang
di luar daerah. Begitu juga dalam menata nagari. Masyarakat minangkabau
selalu mengedepankan rasa demokrasi dan keadilan dalam mengambil
kebijakan.
B. Kompetensi Dasar
3.5 Menelaah struktur dan kebahasaan teks prosa (tambo, kaba, cerita anak,
dll) tentang toleransi, demokrasi, keadilan, dan kebijaksanaan yang
dibaca dan didengar
4.5 Menyajikan analisis intrinsik (tokoh, alur, latar, tema, dan amanat) teks
prosa dengan memperhatikan Bahasa Minangkabau yang benar dan

71
baik secara lisan dan atau tulisan.
C. Indikator
3.5.1. Mengidentifikasi teks prosa
3.5.2. Menganalisis teks prosa (tambo, kaba, cerita anak, dll) tentang
toleransi, demokrasi, keadilan, dan kebijaksanaan yang dibaca dan
didengar
3.5 Menyajikan analisis intrinsik teks prosa dengan memperhatikan
Bahasa Minangkabau

D. Tujuan Pembelajaran
Menguasai konsep serta dapat menelaah, bentuk, makna, dan nilai budaya
Minangkabau dalam teks prosa (tambo, kaba, cerita anak) yang dibaca dan didengar,
serta menulisakannya dalam bentuk laporan dengan memperhatikan aspek kebahasaan
yang benar dan baik dan memiliki sikap toleransi, tanggung jawab, mandiri, kerja
sama/ gotong royong, kreatif, percaya diri dan selalu bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa (Profil Pelajar Pancasila).
Setelah pembelajaran maka diharapkan:
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian teks prosa dengan benar
2. Peserta didik dapat menjelaskan struktur teks prosa dengan benar
3. Peserta didik dapat menelaah tentang toleransi di minangkabau
berdasarkan teks prosa dengan benar
4. Peserta didik dapat menelaah tentang demokrasi di minangkabau
berdasarkan teks prosa dengan benar
5. Peserta didik dapat menelaah tentang keadilan dan kebijaksanaan di
minangkabau berdasarkan teks prosa dengan benar.
6. Peserta didik dapat membuat laporan analisis intrinsik (tokoh, alur,
latar, tema, dan amanat) teks prosa dengan memperhatikan Bahasa
Minangkabau dengan baik dan benar.

E. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana masyarakat minangkabau dalam bermasyarakat? Apakah
memiliki sikap toleransi dan demokrasi? Bagaimana pula kebijaksanaan
yang dimiliki pemangku adat minangkabau, khususnya masyarakat Kota

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


72
Solok? Apakah semua itu ada dalam tambo? Atau cerita anak nagari?

F. Uraian materi
Petunjuk
1. Bacalah teks prosa yang telah disediakan
2. Kerjakan soal-soal yang berhubungan dengan prosa tersebut.

Pertemuan ke: 1

TEKS PROSA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosa adalah bentuk tulisan bebas
yang tidak terikat dalam sebuah aturan layaknya puisi. Prosa tidak memiliki rima
dan jumlah bait tiap paragrafnya. Singkatnya, prosa merupakan karangan yang
disajikan dengan teks naratif.
Beberapa jenis prosa di Minangkabau adalah: tambo, kaba, dan cerita anak.

A. Pengertian Tambo, kaba dan cerita anak.


Tambo Minangkabau adalah karya sastra sejarah yang merekam kisah-kisah
legenda-legenda yang berkaitan dengan asal usul suku bangsa, negeri dan
tradisi dan alam Minangkabau. Tambo Minangkabau ditulis dalam bahasa
Minangkabau yang berbentuk prosa. Tambo berasal dari bahasa Sanskerta,
tambay yang artinya bermula. Dalam tradisi masyarakat Minangkabau,
tambo merupakan suatu warisan turun-temurun yang disampaikan secara
lisan. Kata tambo atau tarambo dapat juga bermaksud sejarah, hikayat atau
riwayat.
Kaba adalah genre sastra tradisional Minangkabau berupa prosa.
Kaba dapat dibacakan maupun didendangkan. Bentuknya berupa pantun
lepas maupun pantun berkait disertai ungkapan pepatah-petitih, mamangan,
pameo, kiasan, dan sebagainya. Kaba berfungsi untuk menyampaikan cerita
atau amanat. Biasanya tokoh dalam kaba tidak jelas dan nama-namanya
cenderung bersifat simbolik. Kaba yang disampaikan oleh seorang tukang
kaba. Pertunjukan kaba berbeda-beda bergantung daerah Minangkabau.

Struktur Dan Kebahasaan Pada Teks Prosa


73
Ada yang menyampaikan kaba dengan randai, ilau, atau dengan nyanyian
yang disebut basijobang.Sesudah Perang Dunia I, kaba mulai
dipertunjukkan sebagai sandiwara dan diterbitkan. Kaba pertama kali ditulis
dalam bahasa Melayu dengan huruf Latin sehingga berkembang sebagai
cerita yang bertema aktual.
Cerita anak merupakan salah satu karya sastra anak. Sastra anak
sendiri adalah karya sastra yang ditulis sebagai bacaan untuk anak, yang
mana isinya sesuai tingkat perkembangan intelektual serta emosi anak.
Cerita anak bisa digunakan sebagai hiburan maupun untuk memberikan
anak pendidikan moral. Cerita anak terdiri dari unsur intrinsik serta unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik sendiri merupakan unsur cerita yang ada di dalam
cerita secara langsung, menjadi bagian, serta ikut membentuk eksistensi dari
cerita seperti tokoh, sudut pandang, dan latar belakang cerita. Sementara
unsur ekstrinsik adalah jati diri dari pengarang yang memiliki pandangan
hidup bangsa, ideologi, sosial-budaya masyarakat sendiri yang dijadikan
sebagai latar dari cerita.

B. Ciri-ciri prosa
Secara umum, prosa punya ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki alur cerita
Prosa punya alur cerita yang menjelaskan tentang peristiwa di
dalamnya.
2. Memiliki tema
Prosa punya tema yang menjadi dasar dalam cerita dan merupakan
pokok bahasan di dalamnya.
3. Ada tokoh dan penokohan
Seperti karya sastra lain, di dalam prosa juga terdapat tokoh, baik
manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan.
4. Memiliki sudut pandang
Prosa punya sudut pandang, yaitu cara seorang pengarang
menceritakan keberadaan tokoh dalam peristiwa.
5. Memiliki latar dalam penceritaan

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


74
Di dalam prosa tersebut juga terdapat latar pada masing-masing
kejadian, baik tempat, waktu, maupun suasana.
6. Terdapat perkembangan
Prosa juga dapat mengalami suatu perkembangan karena dipengaruhi
oleh perubahan yang ada di masyarakat.
7. Memiliki amanat
Sama seperti puisi, prosa punya amanat atau pesan yang bisa diambil
dari cerita tersebut.
C. Unsur Prosa Fiksi (Struktur Prosa)
Unsur pembangun dari Fiksi terbagi menjadi dua. Pertama adalah
unsur ekstrinsik yang berarti unsur yang berada di luar teks namun tetap
saling berpengaruh terhadap penciptaan karya. Kedua, adalah unsur
intrinsik yang hadir di dalam teks itu sendiri dan membangun keutuhannya.
Unsur-unsur intrinstik dari prosa meliputi beberapa poin di bawah ini.
1. Tokoh dan Penokohan
Tokoh dan penokohan adalah pelaku cerita dengan sifat dan peranannya
masing-masing. Tokoh dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Protagonis, tokoh utama,
b. Antagonis, tokoh yang memiliki konflik dengan Protagonis,
c. Tokoh berkembang yang berarti mengalami perubahan watak atau
pandangan dalam cerita,
d. Tokoh statis, yang tidak mengalami perubahan dalam prosa.
2. Alur dan Pengaluran / Plot
Alur adalah rangkaian peristiwa yang saling berhubungan karena
hubungan sebab-akibat. Plot setidaknya akan terdiri dari:
a. orientasi, masa pengenalan tokoh dan dimulainya konflik
b. komplikasi, masa konflik mulai berkembang dan memuncak menjadi
klimaks
c. resolusi, adalah masa penyelesaian konflik.
3. Latar
Latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan, keadaan sosial
dan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams,

Struktur Dan Kebahasaan Pada Teks Prosa


75
1981:175).
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan bahasa untuk mencapai
efek estetis dan memiliki kekuatan daya ungkap yang menggugah seperti
majas dan pemilihan diksi yang indah.
5. Sudut Pandang.
Sudut pandang adalah cara menyampaikan cerita seperti sudut pandang
pertama (Aku) dan sudut pandang ketiga (Dia, mereka).
6. Tema
Tema merupakan inti pokok gagasan dari keseluruhan cerita atau kisah.
Misalnya tema kasih sayang, kekuasaan, isu sosial, feminisme, dsb.
7. Amanat
Amanat berarti pesan kebaikan yang dapat ditarik dari cerita yang
disampaikan. Amanat biasanya tidak disampaikan secara langsung
namun dikemas rapi dalam keseluruhan isi prosa.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


76
AKTIVITAS PESERTA DIDIK

D. Kegiatan peserta Didik/ Pertanyaan


Setelah kamu memahami materi di atas, kerjakanlah lembar kegiatan berikut
ini

1. Jelaskanlah pengertian tambo dengan bahasa kamu sendiri dengan


menggunakan bahasa Minangkabau!
2. Jelaskanlah pengertian kaba dengan bahasa kamu sendiri dengan
menggunakan bahasa Minangkabau!
3. Tuliskan 2 contoh tambo yang pernah kamu baca atau kamu dengar!
4. Tuliskan 2 contoh kaba yang pernah kamu baca atau kamu dengar!
5. Tuliskan 2 contoh cerita anak yang pernah kamu baca atau kamu dengar!

Struktur Dan Kebahasaan Pada Teks Prosa


77
Pertemuan kedua

TOLERANSI DI MINANGKABAU

A. Makna Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin; tolerare artinya menahan diri, bersikap
sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap
orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Sikap toleran tidak berarti
membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan
serta hak-hak asasi para penganutnya.

https://gubuakkopi.id/2018/07/08/kabar-buruk-dihambaukan/

Dalam masyarakat minangkabau sikap toleransi dapat terlaksana


dalam bentuk toleransi dalam beragama dan kehidupan sosial. Toleransi
antar umat beragama adalah kesediaan seseorang untuk menerima atau
bahkan menghargai orang lain yang agamanya berbeda atau bahkan yang
tak disetujuinya sehingga orang tersebut tetap punya hak yang sama sebagai
warga negara.
Toleransi dalam kehidupan sosial dapat dilihat dari kehidupan
bertetangga. Hal ini sesuai dengan istilah minangkabau, kaba baiak
bahimbauan kaba buruak bahamabuan. Begitu juga halnya dengan
kehidupan sosial sebagai masyarakat dalam nagari, mandahulukan
kepentingan urang banyak dari kepentingan pribadi.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


78
AKTIVITAS PESERTA DIDIK

Setelah kamu memahami materi di atas, diskusikanlah lembar kegiatan berikut ini

1. Bacalah teks berikut secara seksama!


2. Jelaskanlah bagaimana tentang toleransi di
minangkabau berdasarkan teks berikut!

Pesta Puti dan Dukanya Keluarga Pak Burhan

Pesta perkawinan merupakan suatu hal yang didambakan seorang


gadis yang akan menikah. Begitu juga dengan Puti seorang dara
minang yang sudah matang untuk berumahtangga. Baik dari segi umur
maupun dari finansial atau materi. Keluarga Puti sudah memilih calon
suami yang tepat untuk puti. Yaitu seorang pemuda yang baik agama
dan matang dalam kehidupan.

Kedua keluarga sudah membuat kata sepakat dalam menetukan hari


pernikahan. Maka disepakati pesta perkawinan Puti ini pada tanggal 2
Mei 2022 di Kota Solok. Semua keperluan dan perlengkapan pesta
sudah disiapkan. Dua hari menjelang pesta pelaminan sudah terpasang
dengan indah. Masakan untuk disajikan kepada tamu juga sudah mulai
disiapkan seperti rendang.

Pada malam bainai yaitu malam sebelum pesta,tetangga Puti yakni


Bapak Burhan meninggal dunia. Keluarga Pak Burhan ini adalah
tetangga dekat keluarga Puti. Mendengar kabar ini keluarga Puti
menjadi galau. Bagaimana pesta ini akan dilanjutkan atau tidak? Jika
dilanjutkan tidak enak hati dengan kelurga yang sedang berduka, tetapi
jika tidak dilanjutkan bagaimana dengan tamu undangan?
Maka keluarga Puti bermufakat untuk mengambila keputusan.
Diputuskanlah pesta perkawinan Puti tetap berjalan sesuai rencana
namun tidak menggunakan musik. Hal ini dilakukan sebagai rasa turut
duka dan memnjaga perasaan keluarga Bapak Burhan.

Struktur Dan Kebahasaan Pada Teks Prosa


79
Pertemuan ketiga

DEMOKRASI DI MINANGKABAU

A. Makna Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya
memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta,
baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Secara umum, tujuan demokrasi
adalah untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera, adil dan
makmur dengan konsep yang mengedepankan keadilan, kejujuran dan
keterbukaan
Masyarakat Minangkabau telah mengenal dan menerapkan sistem
demokrasi sejak berabad-abad yang lalu. Oleh karena itu merupakan hal
yang wajar ketika revolusi berakhir daerah ini dengan cepat menangkap
kembali spirit demokrasi yang telah sekian lama terpasung di bawah rezim
kolonial.

https://padangkita.com/demokrasi-lapau-kunci-orang-minang-pandai-berdiplomasi/

Dalam memahami penerapan demokrasi di Minangkabau, kamu dapat


memahami teks yang ada pada aktivitas peserta didik berikut ini.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


80
AKTIVITAS PESERTA DIDIK

1. Bacalah teks berikut ini secara seksama!


2. Jelaskanlah bagaimana tentang demkrasi di
minangkabau berdasarkan teks berikut!

Teks 1
Tonggak Tuo Demokrasi di Minangkabau
oleh: Drs. Nurmatias
Masyarakat Minangkabau yang dulu sebagai penjunjung sistem yang egaliter dan
demokrasi masihkah kelihatan sekarang ini?. Masihkah bulek aie dek pambuluh,
bulek kato jo mufakek (Bulat air kerena saluran bambu) Bulat kata karena
mufakat masih identik dengan kondisi Minangkabau kekinian, Rumah gadang
sebagai simbol kebesaran demokrasi Minangkabau masih kelihatan karismanya
atau benar kata Von Benda Beckmann

Tonggak demokrasi di Minangkabau sudah rapuh dan hampir hancur.


Masih relevan idiom kamanakan baraja mamak, mamak baraja panghulu, panghulu
baraja ka mufakaik, Mufakaik baraja ka nan bana, Nan bana baraja ka nan Ciek,
Nan ciek badiri sandiri. Kata baraja dalam arti yang sebenarnya adalah belajar
bukan beraja yang selama ini melekat dan benak kita, karena kata baraja ini masih
kita pergunakan dalam pergaulan sehari-hari dalam masyarakat Minangkabau.

Struktur Dan Kebahasaan Pada Teks Prosa


81
Teks 2
Medan Nan Pananeh

Suku bangsa lain melihat dinamika berpikir berdemokrasi masyarakat


Minangkabau sangat mengkedepan logika dan dibumbui oleh sistem keterbukaan
serta menghargai perbedaan. Kondisi ini tidak tercermin dalam masyarakat saat
ini. Zaman prasejarah media berdemokrasi di tataran adat Minangkabau
menggunakan medan nan bapaneh sebagai simbol demokrasinya, kemudian
zaman berikutnya dikenal dengan Balerong sari atau rumah gadang. Meskipun
tempatnya tidak presentatif tetapi keputusan yang diambil tetap mencerminkan
kepentingan masyarakat. Bentuk sarana demokrasi yang sangat sederhana tetapi
menghasilkan suatu keputusan yang brilian dan elegan. Banyak medan nan
bapaneh yang kita temui dan menjadi situs purbakala yang bisa mewakili
kerangka berpikir dan bertindak masyarakat zaman dahulu. Seiring perubahan
waktu dan perubahan fungsi medan nan bapaneh saat ini hanya tempat
seremonial dan tempat berkumpulnya masyarakat tanpa ada wadah
berdemokrasi. Medan nan bapaneh saat ini tempat orang memamparkan ide
waktu kampanye atau tempat berkumpulnya masyarakat dalam kegiatan tertentu
misalnya acara randai atau bentuk kesenian lainnya. Fungsi ideal medan nan
bapaneh tidak lagi sebagai tempat berdiskusi, bertukar pikiran dan kemudian
menghasilkan sebuah keputusan bersama tapi hanya sebatas monument
demokrasi yang pernah hidup ditengah masyarakat Minangkabau.

Dalam catatan sejarah yang didapatkan hasil sebuah keputusan tidak


melalui voting atau pengumpulan jumlah suara dan gaya ini tidak dikenal dalam
demokrasi Minangkabau. Sejak kapan voting ini menjadi sarana pengumpulan
suara, baru kita kenal dalam demokrasi kita dua dekade terakhir ini. Siapa yang
mengadopsi tidak diketahui secara pasti, yang jelas ini sudah menjadi instrument
penting dalam demokrasi Minangkabau. Hegemoni demokrasi asing sudah
meruntuhkan sistem demokrasi masyarakat Minangkabau, Masyarakat tidak tahu
bahwa bentuk demokrasi yang agung-agungkan oleh dunia luar hanya
mengerdilkan atau menghancurkan budaya kita sendiri dan itu tujuan yang
diharapkan oleh sistem demokrasi asing.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


82
Pada hakekatnya sistem demokrasi Minangkabau jelas sesuai dengan akar
budaya kita, bukan titipan atau adopsi dari luar yang masih perlu ditempa oleh
kondisi zaman. Berdasarkan fakta sejarah demokrasi dengan sarana mufakat dan
argumentasi masing individu kemudian dibalut dengan silahturahmi akhirnya
keputusan itu diambil juga. Bukan lobi-lobi politik yang berujung pada permainan
uang, politik dan berbagi jabatan. Bentuk ini tidak dikenal dalam tatan ideal
demokrasi Minangkabau. Hanya akan membuat gap diantara kita makin
kelihatan, karena ada agenda tersembunyi dari masing-masing orang dalam
menggarap konstituennya.

Dengan kita memaknai intrumen demokrasi yang ada dalam kazanah


budaya Minangkabau kita dapat menhargai hidup ini lebih baik. Medan nan
bapanerh, Lapau dan rumah gadang merupakan fasilitas masyarakat
Minangkabau dalam berdemokrasi. Mudah-mudahan kita dapat menata bentuk
demokrasi di Minangkabau lebih baik. Permasalahan timbul karena kita tidak lagi
memberdayakan institusi yang kita miliki. Institusi medan nan bapaneh, lapau
dan rumah bagonjong merupakan saksi yang dapat kita petik manfaat dalam
meniti kehidupan di dunia ini.

(http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/tonggak-tuo-demokrasi-di-
minangkabau/)

Struktur Dan Kebahasaan Pada Teks Prosa


83
Pertemuan keempat

KEADILAN DAN KEBIJAKSANAAN DI


MINANGKABAU

A. Makna Keadilan dan Kebijaksanaan


Di dalam filsafat, keadilan merupakan salah satu persoalan mendasar.
Keadilan merupakan salah satu jenis nilai yang bersifat abstrak sehingga
sulit untuk diukur.
Pemahaman akan keadilan hanya dapat diperoleh dengan
menjadikannya sebagai perwujudan hukum. Pemenuhan keadilan menjadi
salah satu fungsi dan peranan hukum bagi masyarakat. Sarana pemenuhan
keadilan di masyarakat umumnya melalui sistem peradilan pidana.
Pengaturan keadilan yang bersifat umum maupun individu serta keselarasan
keduanya merupakan peran dari hukum negara. Selain itu, penyebarluasan
nilai keadilan kepada seluruh manusia juga merupakan salah satu misi dari
agama.
Kata kebijaksanaan berasal dari kata bijaksana mendapat imbuhan gabung
ke-..-an. Kata ini mengandung makna “kepandaian menggunakan akal budi.
(wisdom).”
Pada kata bijaksana terkandung makna bijak, yakni akal budi, arif
atau tajam pikiran, sehingga kata bijaksana dapat berarti “ pandai dan
cermat serta teliti ketika menghadapi kesulitan dan sebagainya. Makna kata
kebijaksanaan lebih luas daripada makna kata bijaksana.
Dalam masyarakat Minangkabau, kebijaksanaan dipakai dalam
kehidupan. Sehingga dalam mengambil keputusan sangat bijaksana. Tidak
ada pihak yang dirugikan dan dimenangkan. Kamu dapat memahami
bagaimana penerapan keadilan dan kebijakasanaan dalam masyarakat
Minangkabau dengan mencermati teks prosa berikut dalam bentuk cerita
anak. Salah satunya dalam kaba asal nama solok dan selayo.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


84
AKTIVITAS PESERTA DIDIK

1. Bacalah kaba berikut secara seksama!


2. Jelaskanlah bagaimana tentang keadilan dan
kebijaksanaan di kaba berikut!

Teks 1
Cerita Rakyat Nagari Salayo dan Solok
Tjuraian Asal Mula Nagari Solok dan Selayo dijelaskan asal usul masyarakat
Salayo, dikisahkan mereka berasal dari kiah penyebaran 73 orang niniak mamak
yang berasal dari Ranah Batipuh dan Lima Kaum, lalu kemudian menurun terus
sampai ke daerah Solok-Salayo yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten
dan Kota Solok.
Kedatangan mereka diperkirakan terjadi pada abad ke-14, yaitu semasa
pemerintahan raja Adityawarman (1345-1374). Mereka merupakan orang-orang
yang terbuang dari kerajaan karena menentang pemerintahan Adityawarman
yang punya darah campuran Jawa-Melayu. Dari 73 orang hanya tersisa 13 orang
yang menetap di Solok dan Salayo serta mendirikan nagari-nagari di sekitarnya.
Sementara 60 orang lainnya meneruskan perjalanan ke daerah Selatan di Alahan
Panjang, Surian, dan Muaralabuh. Ke-13 orang buangan yang menetap di Solok
Salayo ini akhirnya menjadi asal nama Kubuang Tigo Baleh. Mereka inilah yang
mendirikan nagari-nagari di sekitar Solok dan Salayo.
Misalnya cerita rakyat tentang asal muasal Mande Solok Bapak Salayo
yang menceritakan tentang Niniak Nan Tigobaleh ketika terbuang dari
Pagaruyuang mereka bermukim di wilayah ini, Solok dan Salayo yang waktu
masih berupa rawa-rawa dan tergenangi air. Saat itu Rajo Padang Galundi (salah
seorang dari Ninik Nan 13) mencari menantu untuk putrinya, Puti Ganjo Biso.

Struktur Dan Kebahasaan Pada Teks Prosa


85
Adapun Puti Ganjo Biso ini telah berkali-kali kawin tetapi suaminya meninggal
sehari atau dua hari setelah menikah.

Singkat cerita di daerah yang sekarang bernama Selayo, mereka bertemu


dengan pemuda yang bernama Dt. Maharajo Basa dan bersedia menjadi suami
Puti Ganjo Biso. Keduanya menjalani hidup secara bahagia. Alangkah
bahagianya pasangan ini, hingga Dt. Maharajo Basa minta izin pergi merantau
guna mencari rezeki yang lebih banyak. Selama Dt. Maharajo Basa pergi
merantau, Puti Ganjo Biso dibantu oleh Bujang Selamat untuk melengkapi segala
kebutuhan. Tetapi ketika itu masyarakat banyak yang bergunjing soal kehamilan
Puti Ganjo Biso pasalnya suaminya sedang merantau. Apalagi ketika ditinggal
suaminya nampaknya Puti Ganjo Biso selalu saja dengan Bujang Selamat. Isu ini
kemudian ditepis oleh Dt. Maharajo Basa yang mengatakan bahwa istrinya
sewaktu ditinggalkannya pergi merantau telah hamil dan suami istri ini telah
sepakat untuk saiyo dan saelok saja.
Sejak saat itu kata saiyo menjadi nama Nagari Salayo sebagai Bapak dan
saelok menjadi nama Nagari Solok sebagai ibu. Entah benar entah tidak, tetapi
ketentuan adat telah menetapkan Solok – Salayo Payuang Sekaki Kubuang Tigo
Baleh dengan Bapak Salayo dan Ibu Solok.
(https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/12/28/cerita-rakyat-nagari-
salayo-merawat-ingatan-peradaban-awal-para-leluhur )

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


86
Teks 2

Kaba Rancak di Labuah


Karya Dt. Panduko Alam
Dalam kaba Rancak di Labuah, diceritakan tentang seorang anak yang dibesarkan
oleh seorang ibu yang kehadirannya tanpa didampingi oleh seorang suami.
Rancak di Labuah adalah seorang pemuda yang tinggal di Dusun Taluk dengan
ibunya yang bernama Siti Juhari dan adiknya yang bernama Siti Budiman.
Sebagai figur seorang bundo kanduang, Siti Jauhari merupakan perempuan yang
rajin berguru dan sering belajar dari para tetua. Ia menjadi seorang yang cendikia;
tahu sifat mulia dalam adat.
Buyuang Geleng digelari Rancak di Labuah karena perangainya yang
cenderung mengutamakan penampilan semata. Kesehariannya, ia tidak pernah
mempedulikan kesukaran hidup keluarganya. Sepanjang hari, ia selalu
memperturutkan keinginan nafsunya. Jika orang lain pergi bekerja ke ladang, ia
hanya bermain tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi ibu dan
adiknya. Pada suatu ketika menjelang lebaran, Buyuang Geleng atau Rancak di
Labuah meminjam uang kepada pemilik modal di kampungnya untuk membeli
pakaian yang indah dengan jaminan sawah ibunya. Ketika pinjaman itu jatuh
tempo, ia tidak dapat memenuhi janjinya karena ia tidak mempunyai uang. Ia
panik, lalu datang kepada ibunya untuk menceritakan keadaannya. Kemudian,
dengan jalan kiasan atau perbandingan serta kearifannya sebagai seorang ibu, Siti
Juhari memberi nasihat-nasihat kepada Rancak di Labuah. Berkat cara yang
demikian, Rancak di Labuah menuruti nasihat ibunya; bertaubat kepada Allah
Swt., serta berjanji akan mengubah perangainya.
Singkat cerita, Rancak di Labuah mulai mempraktikkan nasihat-nasihat
yang disampaikan oleh ibunya. Ia rajin bekerja di sawah ataupun di ladang
sehingga menjadi orang yang sukses. Segala ajaran yang mengandung kearifan
setempat, dilaksanakannya. Cara penyampaian ibu dalam mendidik dan
menasihati anaknya yang demikian merupakan bagian dari pola asuh demokratis
dalam kaba Rancak di Labuah. Cara penyampaian yang demikian dapat
diidentifikasi pendayagunaan gaya bahasa lokalitas Minangkabau yang dikemas
dan direpresentasi oleh tokoh.

Struktur Dan Kebahasaan Pada Teks Prosa


87
Pertemuan kelima

Bahasa Minangkabau

Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang terdapat dalam rumpun
bahasa Minangkabau yang bercabang dari rumpun Malayo-Sumbawa (juga
disebut sebagai 'rumpun bahasa Indonesia Barat') yang diturunkan dari rumpun
Malayo-Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia.
Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang
dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Dialek-
dialek bahasa Minangkabau yang berada di Provinsi Riau dalam
perkembangannya mendapat pengaruh dari bahasa Melayu di sekitarnya. Oleh
sebagian masyarakat pengguna dialek tersebut mengganggapnya sebagai bahasa
tersendiri.Bahasa Minangkabau Umum ini juga disebut sebagai dialek Padang
yang biasa disebut Bahaso Padang atau Bahaso Urang Awak.

AKTIVITAS PESERTA DIDIK

1. Bacalah kaba berikut secara seksama!

SIBINUANG

Pada suatu hari Cindua Mato meminta izin kepada Bundo Kanduang pergi
bermain kegelanggang Datuak Bandaharo di Sungai Tarab. Bundo Kanduang
menitah padanya agar Dang Tuanku juga dibawa dan kemudian ia berpesan pula
kepada Dang Tuanku agar Datuak Bandaharo menerima Cindua Mato untuk
dipertunangkan dengan putrinya si Upiak Lenggo Geni. Sesampai di Sungai

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


88
Tarab Dang Tuanku terlebih dahulu menanyakan bagaimana keadaan
pelaksanaan adat Minangkabau disana dan baru menyampaikan pesan ibunya
kepada Datuak Bandaharo. Sang Datuak menerima tawaran Bundo Kanduang
dan dengan senang hati menerima untuk mempertunangkan anaknya dengan
Cindua Mato. Hari itu juga mereka menyetujui dan bertukar tanda pertunangan.
Setelah acara itu Dang Tuanku bermain ke gelanggang perhelatan
sedangkan Cindua Mato mengitari negeri Sungai Tarab meninjau keadaan. Tidak
sengaja Cindua Mato bertemu dengan pedagang dari Sungai Ngiang yang
membawa berita bahwa Puti Bungsu akan kawin dengan Imbang Jayo karena
tunangannya Dang Tuanku dikabarkan sakit kulit parah dan tidak mungkin sehat
lagi. Diberitakannya juga bahwa pertunangan Dang Tuanku dengan Puti Bungsu
oleh pihak Rajo Mudo dan digantinya dengan Imbang Jayo, yaitu raja daerah
Sungai Ngiang. Setelah mendengar berita itu Cindua Mato Marah tanpa
berbicara. Ia langsung menjemput Dang Tuanku dan segera pergi dari Sungai
Tarab menuju Istano Pagaruyung.
Sesampai di Istano Cindua Mato diam dan menyendiri dikamarnya.
Setelah ditanya dan didesak oleh Bundo Kanduang barulah ia menceritakan berita
tersebut. Berita itu sangat memalukan bagi kerajaan Pagaruyung dan raja Bundo
Kanduang pun marah, geram, menyesalkan keputusan Rajo Mudo yang diluar
ketentuan adat itu. Untuk mengambil solusi yang tepat, Bundo Kanduang
melakukan musyawarah kerajaan dengan Basa Ampek Balai (badan
pemerintahan), Dang Tuanku dan Cindua Mato. Setelah ada beberapa usulan
dalam sidang itu Dang Tuanku mengajukan usul untuk mengutus Cindua Mato
secara kekeluargaan untuk mengantarkan hadiah sebagai tanda suka hati Raja
Pagaruyung untuk perkawinan Puti Bungsu ke ranah Sikalawi. Semua peserta
menyetujui usulan Dang Tuanku yang kemudian menjadi keputusan bersama.
Sebelum keberangkatan, secara pribadi Dang Tuanku memanggil Cindua
Mato dan menyampaikan pesan rahasia bahwa Puti Bungsu harus dibawa ke
Pagaruyung. Cindua Mato sudah memahami pernyataan itu sejak awal dan amat
arif membaca penegasan pesan Sang Tuanku. Setelah itu seluruh unsur kerajaan
melepas Cindua Mato berangkat ke Sungai Ngiang dengan menunggangi si

Struktur Dan Kebahasaan Pada Teks Prosa


89
Gumarang (kuda kerajaan), dan membawa siBinuang (kerbau besar Bundo
Kanduang) sebagai hadiah perkawinan Puti Bungsu.
Dalam kisah tersebut siBinuang atau nama kerbau Bundo Kanduang
disebut sebagai hadiah untuk perkawinan Puti Bungsu. Dalam masyarakat
Minangkabau, Kerbau sangat mempunyai falsafah yang tinggi, bahkan nama
Minangkabau sendiri pun berasal dari 'Manang Kabau'.
Cindua Mato akhirnya berhasil ke Sikalawi dan menculik Puti Bungsu.
Meski tindakan Cindua Mato itu tidak terpuji dan harus disidang secara adat.
Namun, Puti Bungsu akhirnya menikah dengan Dang Tuanku.

1. Bagaimana pendapatmu dengan tentang toleransi, demokrasi, keadilan,


dan kebijaksanaan pada kaba tersebut?

TUGAS PROYEK

1. Carilah kaba atau cerita anak melalui cerita tokoh masyarakat atau media
internet dan tulis dalam buku latihan mu!
2. Buatlah laporan tentang analisis intrinsik (tokoh, alur, latar, tema, dan
amanat) teks prosa kaba atau cerita anak tersebut dengan memperhatikan
Bahasa Minangkabau dengan baik dan benar!
3. Kumpulkan tugas tersebut sesuai kesepakatan dengan gurumu!

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


90
BAB V I
SISTEM PERKAWINAN DI MINANGKABAU

A. KOMPETENSI INTI

Kompetensi Pengetahuan :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan


prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata..

Kompetensi Keterampilan :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah


konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan

B. KOMPETENSI DASAR

3.6 Menelaah makna konseptual dan prosedural dalam teks prosedural tentang
sistem perkawinan Minangkabau yang dibaca, ditonton, dan didengar.

91
C. INDIKATOR

1. Memahami Sistem perkawinan di Minangkabau


2. Mengurutkan rangkaian prosesi perkawinan adat Minangkabau di Kota
Solok.
3. Mengidentifikasi setiap rangkaian prosesi perkawinan adat Minangkaba

E. PETUNJUK BELAJAR

Untuk membantu anda dalam memahami materi dalam modul ini, ikuti petunjuk
belajar dibawah ini :

1. Hendaklah mengingat kembali mengenai sistem kekerabatan di


Minangkabau

2. Perhatikan peta konsep yang diberikan, agar mudah memahami


hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain.

3. Cobalah untuk melengkapi isian pada setiap kegiatan secara mandiri


dengan memperhatikan keterangan yang diberikan pada modul ini.

4. Kerjakan latihan dan lembaran tes setelah Anda menyelesaikan


lembaran kegiatan.

5. Setelah Anda selesai dengan latihan dan lembaran tes lakukan uji diri
dengan kunci jawaban yang dapat diminta kepada guru.

6. Usahakan kuasai 80% dari setiap kegiatan, jika belum maka ulangi
kembali membahas modul.

7. Apabila Anda mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan


mengerjakan tugas mintalah petunjuk kepada Guru.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


92
F. PETA KONSEP

Rangkaian
prosesi
pernikahan

maresek maminang

Mahanta Babako babaki Malam Manjapuik


Marapulai

Penyabut Akad Basandian


an anak

Sistem Perkawinan Di Minangkabau


93
G. PEMAHAMAN BERMAKNA

1. Deskripsi
Perkawinan di Minangkabau terbagi dari beberapa bagian, antara lain;
kawin ideal dan kawin pantang. Kawin Ideal disebut juga dengan
perkawinan awak samo awak atau pulang ka bako. Menurut alam pikiran
orang Minangkabau perkawinan yang paling ideal ialah perkawinan antara
keluarga dekat. seperti perkawinan antara anak kemenakan. Pulang ke
Mamak artinya mengawini anak mamak, sedangkan Pulang ke Bako
maksudnya adalah mengawini kemenakan Ayah.
Tingkat perkawinan ideal berikutnya ialah perkawinan ambil
mengambil. Artinya kakak beradik laki-laki dan perempuan A menikah
secara bersilang dengan kakak beradik laki-laki dan perempuan B. Urutan
selanjutnya ialah perkawinan orang sekorong sekampung. Senagari.
seluhak. dan akhirnya sesama Minangkabau. Perkawinan dengan orang
luar kurang disukai, meskipun tidak dilarang. Dengan kata lain.
perkawinan ideal bagi masyarakat Minangkabau ialah perkawinan antara
"awak samo awak", ltu bukan menggambarkan bahwa mereka menganut
sikap yang eksklusif. Pola perkawinan "awak sarna awak" itu berlatar
belakang sistem komunal dan kolektivisme yang dianutnya. Sedangkan
Kawin Pantang ialah kawin yang dilarang atau tidak boleh dilakukan oleh
orang Minangkabau, apabila tetap dilakukan akan mendapatkan sanksi
hukuman. Di samping itu ditemui pula semacam perkawinan sumbang,
yang tidak ada larangan dan pantangannya, akan tetapi lebih baik tidak
dilakukan.
Perkawinan yang dilarang ialah perkawinan yang terlarang
menurut hukum perkawinan yang telah umum seperti mengawini ibu,
ayah. anak saudara seibu dan sebapak, saudara ibu dan bapak, mamak,
adik dan kakak, mertua dan menantu. anak tiri dan ibu atau bapak tiri.
saudara kandung istri atau suami, dan anak saudara laki-Iaki ayah.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


94
Perkawinan pantang ialah perkawinan yang akan merusakkan sistem adat
mereka, yaitu perkawinan orang yang setali damh menurut stelsel
matrilineal, sekaum, dan juga sesuku meskipun tidak ada hubungan
kekerabatan dan tidak sekampung halaman.
2. Prasarat
Sebelum membahas mengenai sistem perkawinan di Minangkabau, siswa
terlebih dahulu harus memahami mengenai sistem kekerabatan di
Minangkabau
3. Tujuan Akhir
Setelah membahas isi modul ini, siswa diharapkan dapat menyelesaikan
80% dari soal tes formatif yang terdapat dalam modul ini.

CEK KEMAMPUAN
4. Cek Kemampuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Bagaimana sistem perkawinan di Minangkabau?
Jawab :
2. Jelaskan bagaimana rangkaian prosesi pernikahan di Minangkabau?
Jawab :

H. LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK

5
KEGIATAN 1

Indikator : Mempresentasian rangkaian prosesi perkawinan di Minangkabau

Sistem Perkawinan Di Minangkabau


95
RANGKAIAN PROSESI PERKAWINAN

Dalam prosesi adat Minang juga akan terbagi dua,


tradisi sebelum akad nikah dan tradisi sesudah akad
nikah. Nah, ini rangkaian prosesi pernikahan adat
Minang yang perlu kamu ketahui.

Tradisi sebelum akad nikah

1. Maresek
Marasek adalah tahapan pertama yang dilakukan dalam pernikahan adat
Minang. Pihak keluarga perempuan akan mendatangi pihak keluarga laki-
laki. Pihak keluarga dari perempuan yang berpengalaman akan mencari
tahu apakah calon laki-laki cocok dengan calon perempuannya. Mereka
juga akan membawa buah tangan ke pihak keluarga laki-laki sebagai simbol
sopan santun.
2. Manimang dan Batimbang Tando
Tahapan ini dilakukan oleh pihak keluarga perempuan untuk meminang
calon laki-laki. Apabila diterima mereka akan melakukan batimbang tando
atau bertukar simbol sebagai pengikat perjanjian dan nggak bisa diputuskan
secara sepihak. Biasanya yang ditukarkan adalah benda pusaka seperti keris,
kain adat, atau benda lainnya yang memiliki nilai sejarah bagi keluarga.
Setelah itu acara selanjutnya adalah berembuk mengenai
penjemputan calon mempelai laki-laki. Adapun tahapannya yaitu keluarga
calon mempelai perempuan mengunjungi kediaman keluarga calon
mempelai laki-laki. Pada acara tersebut akan melibatkan orangtua, ninik
mamak, dan para sesepuh dari kedua belah pihak. Rombongan yang datang
akan membawa sirih pinang lengkap dan disusun dalam carano (tas yang
dibuat dari daun pandan).

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


96
3. Mahanta Siriah
Selanjutnya adalah Mahanta Siriah, di mana mempelai meminta izin atau
memohon doa restu kepada mamak-mamaknya, saudara ayah, kakak yang
telah berkeluarga dan sesepuh yang dihormati. Calon mempelai perempuan
diwakili oleh kerabat perempuannya yang telah berkeluarga dengan cara
mengantar sirih.
Sedangkan untuk calon mempelai laki-laki membawa selapah yang
berisi daun nipah dan tembakau dengan tujuan untuk memberitahukan dan
memohon doa rencana pernikahannya. Biasanya keluarga yang didatangi
akan memberikan bantuan berupa tenaga dan biaya untuk pernikahan
sesuai kemampuan. Ritual ini memiliki tujuan untuk memohon doa dan
memberitahukan rencana pernikahan.
4. Babako – Babaki
Acara ini akan diadakan beberapa hari sebelum acara akad nikah
berlangsung. Bako berarti pihak keluarga dari ayah calon mempelai
perempuan. Dan pihak keluarga ini ingin menunjukkan kasih sayangnya
dengan ikut memikul biaya sesuai kemampuannya. Acara ini dimulai
dengan calon mempelai perempuan dijemput dan dibawa ke rumah keluarga
ayahnya. Di sana para tertua akan memberikan nasihat. Dan keesokan
harinya, calon mempelai perempuan akan diarak kembali ke rumahnya
diiringi keluarga pihak ayah dengan membawa berbagai macam barang
bantuan tadi.
Perlengkapan yang disertakan biasanya berupa sirih lengkap
(sebagai kepala adat), nasi kuning singgang ayam (makanan adat), antaran
barang yang diperlukan calon mempelai perempuan seperti seperangkat
busana, perhiasan emas, lauk pauk baik yang sudah dimasak maupun yang
masih mentah, kue-kue dan sebagainya.
5. Malam Bainai
Acara ini dilakukan pada malam sebelum akad nikah. Bainai menjadi ritual
untuk melekatkan jasil tumbukan daun pacar merah (daun inai) di kuku
calon pengantin. Tradisi ini memiliki makna sebagai ungkapan kasih sayang
dan doa restu para sesepuh keluarga mempelai perempuan. Lalu terdapat

Sistem Perkawinan Di Minangkabau


97
juga air yang berisikan keharuman tujuh bunga, daun inai tumbuk, payung
kuning, kain jajakan kuning, kain simpai, dan kursi bagi calon pengantin.
Calon pengantin perempuan pun dibawa keluar dari kamar diapit
teman sebayanya dengan menggunakan baju tokoh dan bersunting rendah.
Selanjutkan akan berlangsung acara mandi-mandi secara simbolik dengan
memercikkan air harum tujuh kembang oleh para sesepuh dan kedua
orangtua. Selanjutnya kuku-kuku calon pengantin perempuan pun diberi
inai. Saat inai dipasang maka akan diiringi syair tradisi Minang di malam
bainai disertai bunyi seruling.
6. Manjapuik Marapulai
Acara ini menjadi ritual paling penting dalam prosesi pernikahan adat
Minang. Prosesinya bermula dari calon pengantin laki-laki dijemput dan
dibawa ke rumah calon pengantin perempuan untuk melangsungkan akad
nikah. Lalu pada acara ini pun akan dilakukan pemberian gelar pusaka pada
calon pengantin laki-laki sebagai simbol kedewasaan.
Selanjutnya rombongan dari keluarga calon pengantin perempuan
akan menjemput calon pengantin laki-laki dengan membawa perlengkapan
berupa sirih lengkap dalam cerana, pakaian pengantin laki-laki lengkap, nasi
kuning singgang ayam, lauk pauk, dan lainnya. Setelah prosesi sambah
mayambah dan mengutarakan maksud kedatangan, barang-barang pun
diserahkan. Lalu calon pengantin laki-laki beserta rombongan akan diarak
menuju kediaman calon pengantin perempuan.
7. Penyambutan di Rumah Anak Daro
Tradisi menyambut kedatangan calon mempelai laki-laki di rumah calon
mempelai perempuan (penyambutan di rumah anak daro) merupakan
momen meriah dan besar. Dilatari bunyi musik tradisional yang berasal dari
talempong, keluarga mempelai perempuan menyambut kedatangan
mempelai laki-laki. Berikutnya, barisan dara menyambut rombongan
dengan persembahan sirih lengkap.
Para sesepuh perempuan menaburi calon pengantin laki-laki
dengan beras kuning. Sebelum memasuki pintu rumah, kaki calon mempelai

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


98
laki-laki diperciki air sebagai lambang mensucikan, lalu berjalan menapaki
kain putih menuju ke tempat berlangsungnya akad.
8. Akad nikah
Akad nikah ini akan dilangsungkan sesuai syariat agama Islam. Diawali
dengan pembacaan ayat suci, ijab kabul, nasihat perkawinan dan doa. Acara
ini umumnya dilakukan pada hari Jumat siang.
9. Bersandiang di pelaminan
Setelah akad nikah berlangsung maka kedua pengantin akan bersanding di
rumah anak dari. Anak daro dan marapulai akan menanti tamu alek salinga
alam dan diwarnai musik dari halaman rumah.

Tradisi Usai Akad Nikah

1. Memulangkan Tando
Usai melaksanakan akad nikah, ada lima acara adat yang lazim
dilaksanakan. Mulai dari memulangkan tando, mengumumkan gelar
pengantin laki-laki, mengadu kening, mengeruk nasi kuning dan bermain
coki.
2. Malewakan Gala Marpulai
Acara ini mengumumkan gelar untuk pengantin laki-laki sebagai tanda
kehormatan dan kedewasaan yang disandang sang pengantin laki-laki.
3. Balantuang Kaniang
Acara ini akan dipimpin oleh sesepuh perempuan dan sang pengantin akan
saling menyentuhkan keningnya. Mereka diharuskan duduk berhadapan
dengan wajah dipisahkan kipas, lalu kipas diturunkan perlahan. Maka
barulah boleh saling menyentuhkan kening.
4. Mangaruak Nasi Kuniang
Prosesi ini mengisyaratkan hubungan kerja sama suami istri yang harus
melengkapi satu sama lain. Ritual diawali dengan kedua pengantin berebut
mengambil daging ayam yang tersembunyi di dalam nasi kuning.

Sistem Perkawinan Di Minangkabau


99
5. Bamain Coki
Coki adalah permainan tradisional Ranah Minang. Yakni semacam
permainan catur yang dilakukan oleh dua orang dengan papan permainan
menyerupai halma. Permainan ini bermakna agar kedua mempelai bisa
saling meluluhkan kekakuan dan egonya masing-masing agar tercipta
kemesraan.
6. Tari Payung
Tarian ini dipercaya sebagai tarian pengantin baru. Memiliki salah satu syair
berbunyi “Berbendi-bendi ke sungai tanang” yang memilki arti pasangan yang
baru menikah pergi ke kola yang dinamai sungai Tanang dan mencerminkan
bulan madu. Penari akan menggunakan payung yang melambangkan
peranan suami sebagai pelindung istri.
7. Manikam Jajak
Pernikahan adat Minang belum usai walaupun acara pernikahannya sudah
selesai, lho. Manikam jajak adalah prosesi pernikahan adat Minang yang
terakhir. Satu minggu setelah akad nikah, sang pengantin akan pergi ke
rumah orangtua serta ninik mamak pengantin laki-laki dengan membawa
makanan. Tujuannya untuk menghormati dan memuliakan orangtua serta
ninik mamak pengantin laki-laki.
Indonesia dikenal dengan kekayaan budayanya. Begitu pun dalam
prosesi pernikahan adat Minang yang punya makna mendalam. Kamu juga
bisa merundingkan akan seperti apa prosesi pernikahanmu dan menanyakan
pada pihak keluarga yang lebih mengerti, Bela.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


100
Jadi kesimpulan mengenai rangkaian prosesi adalah:

Maresek
adalah……………………………………………………………………………

Babako babaki
adalah…………………………………………………………………………………

Mahanta siriah adalah


…………………………………………………………………………….

Malam Bainai
adalah………………………………………………………………….

Setelah memahami informasi di atas, buatlah kesimpulan mengenai


sistem perkawinan di Minangkabau

a. ………………………………………………………………………………………………….

b. ………………………………………………………………………………………………….

Sistem Perkawinan Di Minangkabau


101
Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII
102
BAB VII
SISTIM KELARASAN DAN DEMOKRASI
A. KOMPETENSI DASAR
PEMERINTAHAN NAGARI DI
MINANGKABAU
A. Kompetensi Dasar
3.7 Menelaah teks ulasan tentang sistem kelarasan
dan demokrasi pemerintahan nagari di
Minangkabau yang dibaca dan didengar.
4.7 Menyajikan ringkasan tentang sistem kelarasan dan demokrasi
pemerintahan nagari di Minangkabau dengan memperhatikan teknik
pengembangan paragraf dengan Bahasa Minangkabau yang baik dan
benar secara tertulis.

B. Tujuan Pembelajaran

3.7.1 Menjelaskan sistem kelarasan dan demokrasi pemerintahan


nagari di Minangkabau yang dibaca dan didengar
3.7.2 Mengkaji sistem kelarasan dan demokrasi pemerintahan nagari di
Minangkabau yang dibaca dan didengar

4.7.1 Menuliskan sistem kelarasan dan demokrasi pemerintahan nagari di


Minangkabau dengan memperhatikan teknik pengembangan
paragraf dengan Bahasa Minangkabau yang baik dan benar
4.7.2 Mempresentasikan sistem kelarasan dan demokrasi pemerintahan
nagari di Minangkabau dengan memperhatikan Teknik pengem-
bangan paragraph dengan bahasa Minangkabau yang benar dan baik.

103
C. Pertanyaan Pemantik:
1. Bagaimanakah Sistem kelarasan terbentuk di Minangkabau?
2. Apa yang mendasari pemeritahan nagari di Minangkabau?
3. Mengapa pemerintahan nagari masih dapat diterapkan di kota
Solok?
4. Bagaimana menyajikan teknik pengembangan paragraf dengan
Bahasa Minangkabau yang baik dan benar?
D. Uraian Materi

Sistem Kelarasan dan Demokrasi Pemerintahan nagari di Minangkabau

1. Kelarasaran di Minangkabau
Menurut kepercayaan Minangkabau yang berpedoman kepada Tambo
Alam Minangkabau mengenal dengan adanya Lareh. Lareh dalam
bahasa Minangkabau berarti hukum yang merupakan hukum adat, jadi
di Minangkabau terdapat dua buah Lareh yaitu Koto Piliang dan Bodi
Chaniago yang memiliki perbedaan yang sangat mendasar dalam sistem
hukum adatnya bahkan dalam pengambilan keputusan.
Mengenai lahirnya Koto Piliang dan Bodi Caniago ada beberapa
versi. Datuk Batuah Sango dalam bukunya Tambo Alam Minangkabau
mengemukakan: “Sesudah itu mufakatlah Ninik Datuak
Katumanggungan dengan Datuak Perpatih Nan Sabatang dengan
Datuak Suri Dirajo hendak membagi kelarasan, maka dibagilah oleh
orang yang bertiga itu menjadi dua kelarasan”
Pendapat lain mengatakan bahwa Bodi Caniago berasal dari kata
“bodhi caniago” yang artinya berasal dari kata bhodi can yaga yang artinya
bahwa budi nurani manusialah yang menjadi sumber kebajikan
dan kebijakan. Sedangkan Koto Piliang berasal dari bahasa sansekerta
yaitu ”koto pili” yang dari kata pili hyang artinya segala sesuatu bersumber
sabda dari hyang dan pili sama artinya dengan karma atau dharma.
Datuak Katumanggungan seorang penganut hinduisme yang religius,
percaya manusia disusun dalam kerangka hirarki piramidal dengan

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


104
pucuk, seorang pribadi yang merenungkan langit (hyang). Datuak
Perpatih Nan Sabatang seorang egaliter, demokrat murni yang menilai
tinggi kedudukan pribadi yang menganut persamaan dan kesamaan.
Berdasarkan legenda yang berkembang di beberapa nagari
mengungkapkan bahwa Datuk Katamenggungan lahir ketika Sri Maharajo Dirajo
dan istrinya Indo Jalito masih di Pariangan Padang Panjang. Ketika Sri
Maharajo Dirajo wafat dan jandanya (Indo Jalito) kawin dengan Cati Bilang
Pandai, lalu terjadi perpindahan “keluarga kerajaan” ini dari daerah Pariangan
Padang Panjang ke daerah Dusun Tuo (Lima Kaum). Di daerah Dusun Tuo
inilah lahir salah seorang anak mereka yang kemudian dikenal sebagai Datuk
Perpatih Nan Sabatang. Dalam perkembangan kemudian, Datuk
Katamenggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang inilah kemudian
yang mengendalikan “kerajaan” baru di daerah Dusun Tuo tersebut,
dimana datuk Katamenggungan diserahi tugas sebagai “raja” dan Datuk
Perpatih Nan Sabatang diserahi tugas sebagai pengendali dan penasehat kerajaan
(mungkin bisa kita samakan dengan jabatan “perdana mentri”).
Dari tangan duo datuak ini “kerajaan” baru di daerah Dusun Tuo
berkembang dengan pesat. Perpaduan kepemimpinan duo datuak ini dibantu oleh
Datuk Bandaro Kayo (sebagai penghulu pucuk Pariangan), Datuk Maharajo Basa
(sebagai penghulu pucuk Padang Panjang)7, serta kedua orangtuanya (Cati Bilang
Pandai dan Indo Jalito) telah menjadikan “kerajaan” ini berkembang dengan
pesat. Melalui perpaduan kepemimpinan duo datuak ini pula lalu dibuatlah
aturan-aturan yang kemudian dikenal dengan sebutan undang-undang
nan 22 dan pengelompokan-pengelompokan masyarakat berdasarkan induak
yang sama (satu paruik atau ibu) yang kemudian dikenal dengan sebutan suku
juga dibentuk. Melalui Datuk Perpatih Nan Sabatang misalnya di Dusun Tuo
lalu dibentuk 4 suku (pasukuan nan 4 batua) beserta dengan penghulu-
penghulunya, dan mengangkat Datuk Bandaro Kuniang sebagai penghulu pucuk
di daerah Dusun Tuo tersebut. Ke empat suku tersebut adalah (1) Caniago, (2)
Tujuh Rumah, (3) Korong Gadang, serta (4) Sumagek. Penghulu ke 4 suku ini
serta Datuk Bandaro Kuniang sebagai penghulu pucuk nya lalu dilantik dan
disumpah oleh Datuk Katamenggungan.

Sistim Kelarasan dan Demokrasi


105
Dalam perkembangan berikutnya kemudian Datuk
Katamenggungan memerintahkan kepada datuk Bandaro Kayo (penghulu
pucuk Pariangan) untuk membentuk suku-suku di daerah Pariangan dan Padang
Panjang dan sekitarnya yang dikenal dengan suku nan 22. Adapun suku nan 22
terdiri dari 8 suku di Pariangan yaitu (1) Piliang, (2) Piliang Laweh, (3) Koto,
(4) Melayu, (5) Pisang, (6) Sikumbang, (7) Dalimo, (8) Limo panjang.
Kemudian 5 suku di Padang Panjang yaitu : (1) Piliang, (2) Piliang Laweh, (3)
Dalimo, (4) Dalimo Panjang, (5) Kuantan. Kemudian 6 suku di daerah Guguk
yaitu (1) Piliang, (2) Piliang Laweh, (3) Koto, (4) Melayu, (5) Pisang, (6)
Dalimo. Kemudian 3 suku di daerah Sikaladi yaitu (1) Koto, (2) Sikumbang,
(2) (3) Dalimo. Selama memimpin kerajaan Dusun Tuo, Datuk
Katamenggungan juga mulai sering berkelana ke Sungai Tarab sebagai tempat
peristirahatan beliau, yang kemudian secara formal lalu dikirim adik tirinya
yaitu Puti Reno Sudah (adik kanduang Datuik Perpatih Nan Sabatang) dan
8 keluarga ke daerah Sungai Tarab ini untuk mengembang-kan daerah baru
tersebut. Setelah daerah ini berkembang lalu diangkatlah anak Puti Reno Sudah
yaitu Datuk Bandaro Putiah untuk menjadi penghulu pucuk di daerah Sungai
Tarab ini.
Namun dengan wafatnya Cati Bilang Pandai yang kemudian juga disusul
dengan wafatnya Indo Jalito, maka kekompakan atau perpaduan kepemimpinan
duo datuak ini mulai sedikit goyah. Tanda-tanda akan terjadi perpisahan antara
duo datuak ini mulai terlihat ketika Datuk Katamenggungan membangun
“kerajaan” baru yang dikenal dengan “kerajaan Bungo Setangkai” di Sungai
Tarab. Datuk Katamenggungan sekaligus menjadi “Raja” dan Datuk Bandaro
Putiah (penghulu pucuk di Sungai Tarab) diangkat menjadi panungkek (wakil). Para
penghulu dari 22 suku yang dibentuk sebelumnya di daerah Pariangan dan
sekitarnya akhirnya cenderung akhirnya menjadi pengikut Datuk
Katamenggungan. Sementara Datuk Perpatih Nan Sabatang tetap bertahan di
daerah Dusun Tuo (Lima kaum) dan karena pengaruhnya juga maka para
penghulu nan 4 batu yang ada di Dusun Tuo cenderung akhirnya menjadi
“pengikut” Datuk Perpatih nan Sabatang.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


106
Dengan berdirinya kerajaan Bunga Setangkai di Sungai Tarab, dan
bertahannya Datuk perpatih Nan Sabatang di Dusun Tuo, mulailah percaturan
politik secara terbuka antara duo datuak ini dimulai. Datuk Katamenggungan
kemudian mengembangkan kerajaan Bunga Setangkai seorang diri10 dengan
membangun kubu-kubu pertahanan sehingga daerah Lima Kaum terjepit
didalamnya. Sebaliknya Datuk Perpatih Nan Sabatang juga akhirnya
membentuk 17 suku-suku baru yang akhirnya menjadi benteng pertahanan daerah
Lima Kaum. Di wilayah Korong Balai Batu misalnya dibentuklah pasukuan
nan 5 suku yaitu : (1) suku Sungai Napar, (2) suku Jambak, (3) suku Sumagek,
(4) suku Mandaliko, (5) suku Bodi Supanjang. Sementara di daerah Korong Tigo
Tumpuk dibentuk pasukuan nan 3 tumpuak yaitu : (1) suku Kampai, (2) suku
Sumagek, (3) suku Balai Gamba. Di daerah Kubua Rajo juga dibentuk pasukuan
nan 3 sandieng yaitu : (1) suku Sumagek, (2) suku Mandaliko, (3) suku Singkuang.
Sementara di daerah Korong Balai Labuah dibentuk pasukuan nan 6 suku yaitu : (1)
suku Sumpu, (2) suku Kuti Anyie, (3) suku Mandaliko, (4) suku Bodi, (5)
suku Sumagek, dan (6) suku Sungai Napa.

Pada waktu ini juga


mulai dibicarakan secara
terbuka untuk membagi
wilayah (luhak) Minang-
kabau menjadi “dua
bagian”. Disepakati bahwa
sebagai penanda yaitu
dengan cara mena-nam
pancang dimana pancang
milik Datuk katamenggungan berupa kayu linjuang, sedangkan pancang milik
Datuk Prapatieh Nan Sabatang berupa pudiang ameh. Artinya apabila terpasang
pancang berupa kayu linjuang berarti daerah tersebut milik kelarasan Datuk
Katamenggungan, dan sebaliknya apabila terpasang pancang berupa pudiang
ameh berarti daerah tersebut adalah kelarasan Datuk Prapatieh Nan Sabatang.
Dalam perundingan tersebut juga disepakati akan melakukan perjalanan dan
pemasangan pancang tersebut secara bersama-sama. Sampai disini, persaudaraan

Sistim Kelarasan dan Demokrasi


107
tetap dijaga, persahabatan tetap dipertahankan, namun sepulang dari perjalanan
membagi wilayah tersebut, persaudaraan dan persahabatan yang mulai goyah,
dimana Josselin de Jong (1960) menyebut kondisi ini dengan istilah “persahabatan
dalam permusuhuan”.

Puncak dari semua ini, terjadinya pertempuran antara kelompok duo


datuak ini yang menurut Dobbin (1977) sampai terjadi “perang bedil” yang
memakan banyak korban. Karena nilai-nilai persaudaraan dan persahabatan
masih relatif kuat, maka perdamaian antara duo datuak kemudian dilakukan.
Dengan kebesaran hatinya sebagai saudara muda (adik), maka Datuk
Perpatih Nan Sabatang menemui Datuk Katamenggungan di Sungai Tarab
dengan membawa siriah jo carano dan menyatakan diri mundur dari pertempuran
dan menyerahkan semua penyelesaiannya kepada Datuk katamenggungan.
Sebaliknya, melihat kebesaran jiwa Datuk Perpatih Nan Sabatang, maka Datuk
Katamenggungan pun lalu kembali menjalin ulang persaudaran dan
persahabatan yang telah mereka lakukan selama ini. Disini lalu disepakati bahwa
daerah yang telah dipancang Datuk Perpatih Nan Sabatang selama ini,
akhirnya diserahkan kepada Datuk Perpatih dan menamai daerah-daerah tersebut
dengan Bodi Caniago yang bermakna sebagai “budi yang sangat berharga”.
Daerah yang dipancang Datuk Katamenggung diberi nama dengan Koto
Piliang yang bermakna “koto yang dipilih atau koto yang telah ditentukan”.
Sementara daerah Pariangan dan Padang Panjang sebagai daerah awal duo datuak
ini kemudian dikenal dengan sebutan lareh Nan Panjang yang “bodi caniago bukan,
koto piliang antah”. Proses politik yang tetap mengandalkan persaudaran dan
tidak melupakan akar budayanya inilah yang kemudian dikenal dalam pepatah
adat Minangkabau sebagai “mancancang indak mamutuihkan, manabang indak
marabahkan, manikam indak mamatikan”.

2. Demokrasi Pemerintahan Nagari Di Minangkabau


Dalam masyarakat adat Indonesia penyelesaian sengketa yang timbul
sering diselesaikan melalui musyawarah, sesuai dengan dasar pergaulan
sosial masyarakat Indonesia yang mengutamakan dasar kekerabatan,
paguyuban, kekeluargaan dan gotong royong sehingga lahir perdamaian

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


108
di antara pihak-pihak yang bersengketa. Sebagaimana halnya
perdamaian dalam sistem adat istiadat maupun dalam hukum adat,
tidak terbatas pada sengketa perdata. Perdamaian juga lazim dalam
perbuatan (perkara) yang bersifat kepidanaan dan tidak jarang
suatu perbuatan yang dapat dipidana diselesaikan secara
kekeluargaan. Selain itu dalam masyarakat adat Minangkabau di
Provinsi Sumatera Barat sebagai bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia sudah lama direkat oleh kentalnya hubungan
kebersamaan (ta’awun) di dalam tatanan budaya berat sepikul ringan
sejinjing sebagai perwujudan nyata nilai-nilai Adat Basandi Syara’, Syara’
Basandi Kitabullah.6 Hal ini diartikan sebagai wujud dari hukum adat yang
menjelma sebagai agen pengawas tingkah laku masyarakat adat dan
juga sebagai penyelesai sengketa sako dan pusako di Minangkabau.
Pada masyarakat adat Minangkabau terdapat apa yang dikenal
dengan Nagari yang merupakan kesatuan masyarakat hukum adat yang
terdiri dari beberapa suku, mempunyai wilayah yang tertentu
batas-batasnya, mempunyai harta kekayaan sendiri serta berhak
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Jadi perlu dipahami,
bahwa sesungguhnya nagari pada masyarakat adat Minangkabau
seakan sebuah republik kecil, ada wilayah (ulayat/pusako), ada rakyat
(suku), ada pemerintahan (sako, penghulu), ada kedaulatan (adaik salingka
Nagari), yang memiliki sistim demokrasi murni, pemerintahan sendiri,
aset sendiri, wilayah sendiri, perangkat masyarakat sendiri, sumber
penghasilan sendiri, bahkan hukum dan norma-norma adat sendiri.
Seperti kelompok adat lainya, dalam kehidupan masyarakat
adat Minangkabau, sering munculnya suatu konflik baik dalam lapangan
hukum perdata maupun hukum pidana yang penyelesaiannya menjadi
lebih rumit karena tidak pernah melibatkan para pemuka adat seperti Wali
Nagari, Alim Ulama, Ninik Mamak dan Bundo Kanduang. Menurut
kebiasaan dalam masyarakat adat Minangkabau penyelesaian konflik
yang muncul sering dibawa ke dalam musyawarah lembaga adat seperti
Kerapatan Adat Nagari (KAN). Sebagai salah satu Lembaga Nagari

Sistim Kelarasan dan Demokrasi


109
yang memegang Fungsi Yudikatif yang beranggota para pemuka-
pemuka adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang berada
didalam Nagari tersebut. Maka dari itu lahirlah Peraturan Daerah
Provinsi Sumatra Barat Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Ketentuan
Pokok Pemerintah Nagari, yang menjelaskan bahwa Pelanggaran
terhadap sistem nilai syarak, adat dan budaya yang berlaku diberikan
sanksi sesuai dengan adat salingka nagari yang diatur dengan Peraturan
Nagari. Selain itu keberadaan lembaga penyelesaian sengketa dalam
Nagari yaitu Kerapatan Adat Nagari juga diperkuat keberadaanya dalam
Peraturan Daerah Provinsi Sumatra Barat Nomor 9 Tahun 2000 dan
Peraturan Daerah kabupaten Tanah Datar Nomor 4 Tahun 2008
menyatakan bahwa Kerapatan Adat Nagari adalah lembaga kerapatan
dari ninik mamak yang telah ada dan diwarisi secara turun temurun
sepanjang adat dan berfungsi memilihara kelestarian adat serta
menyelesaikan perselisihan anatara sako dan pusako.
Sejak diterapkannya babaliak ka nagari, beberapa pemerintahan
nagari di Sumatera Barat mulai menyusun kodefikasi hukum yang
berdasarkan nilai-nilai adat setempat dalam bentuk Peraturan Nagari
yang disusun dalam Badan Permusyawaratan Nagari. Peraturan Nagari
mengatur kehidupan masyarakat di Nagari termasuk dalam perbuatan-
perbuatan yang dilarang dilakukan di Nagari tersebut tanpa
mengenyampingkan nilai-nilai adat yang berdasarkan ajaran Islam atau
perundang-undangan yang berlaku. Peraturan Nagari tersebut tidak
hanya memuat aturan-aturan mengenai ketertiban umum yang
menyangkut perbuatan-perbuatan yang melanggar nilai-nilai kesopanan
saja namun juga sampai mengatur tentang perbuatan yang berhubungan
dengan perbuatan pidana adat. Selain itu Jauh sebelum diberlakukannya
KUHP dan KUHAP secara nasional, nagari yang ada di Provinsi
Sumatera Barat sebagai bagian dari masyarakat adat Minangkabau sudah
mempunyai tatanan hukum yang diwariskan dari nenek moyang mereka.
Penyelesaian berbagai perselisihan, sengketa atau persoalan-persoalan
lain yang menimbulkan gangguan bermasyarakat di upayakan melalui

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


110
perangkat-perangkat adat yang mereka miliki. Apalagi sejak
dikembalikannya bentuk pemerintahaan menjadi nagari
dari sebelumnya berbentuk desa, keinginan para pemuka adat yang ada
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan asal-
usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat termasuk dalam
mengatur ketertiban masyarakat nagari.
Selain itu keberadaan lareh dalam menjalankan peran
hukum adat di Minangakabau dapat membentuk suatu seni hukum adat
Minangkabau yang memiliki corak sistem hukum adat pada
penyelesaian sengketa sako dan pusako. Dari segi pemberlakuanya
terdapat beberapa ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang sistem
bernagari, mulai dari penyelesaian berbagai perselisihan, sengketa atau
persoalan-persoalan lain yang menimbulkan gangguan bermasyarakat.
Hal ini di upayakan melalui perangkat-perangkat adat dalam sebuah
Nagari yang mereka miliki, yang mana diatur di dalam berbagai undang-
undang hukum, diantaranya diatur dalam Peraturan Daerah Tanah Datar
Nomor 4 tahun 2008 Tentang N agari. Dalam hal hukum pidana adat
Minangkabau, di atur di dalam Undang Nan Duo Puluah Tentang
Perundingan Pidana. Undang Nan Duo Puluah terbagi menjadi dua
yaitu, Undang Nan Salapan Tentang Aturan Hukum Pidana
Minangkabau dan Undang Nan Duo Baleh Tentang Alat Bukti.
Undang Nan Salapan meliputi kejahatan dan pelanggaran yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1 . Tikam bunuah (melukai dan membunuh)
2 . Samun saka (perampokan dan pembunuhan)
3 . Upeh racun (peracunan yang diringi dengan penyakit atau mati)
4 . Lancuang kicuak (penipuan dan pendustaan)
5 . Sumbang salah (kelakuan yang tidak sopan, kelakuan yang tidak
senonoh dan perzinaan)
6 . Rubrik rampeh (merebut dan merampas – yang dirampas itu
kemudian dilarikan)
7 . Maliang curi (pencurian dengan perusakan atu tidak)

Sistim Kelarasan dan Demokrasi


111
8 . Dago-dagi (perlawanan terhadap kepala-kepala, pejabat-pejabat dan
gangguan keamanan dan ketentraman di nagari)

Kemudian Undang Nan Duo Puluah ini di tuangkan kembali serta


menjadi acuan dalam pembuatan Peraturan Nagari, serta sebagai
ketentuan- ketentuan yang harus dipatuhi oleh masyarakat adat dan
lembaga adat (Kerapatan Adat Nagari). KAN yang selama ini di lihat
hanya sebagai tempat penyelesaian sengketa yang berkaitan dengan
warisan dan gelar adat juga berperan dalam menyelesaikan sengketa
yang berkaitan dengan undang-undang pidana maupun sengketa
antara masyarakat adat dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh
masyarakat hukum adat Minangkabau.

Pandai Sikek sebagai salah satu Nagari yang memakai Kelarasan


Koto Piliang yang salah satunya ditandai dalam pengambilan
keputusan yang lebih bersifat otokrasi atau kedaulatan di pegang
penuh oleh seorang pangulu pucuak. Dalam menjalankan
penyelenggaraan pemerintah Nagari Pandai Sikek sebagai penyelenggara
tugas dan fungsi pemerintah yang baik dan efektif maka Pemerintah
Nagari Pandai Sikek bersama dengan lembaga adat yang berwenang
membuat sebuah Peraturan Nagari Nomor 2 Tahun 2013 Tentang
Pelaksanaan Adat Istiadat Nagari Pandai Sikek, yang mana di dalamnya
membahas peran tugas dan fungsi dari KAN Pandai Sikek yang
tercantum dalam Bab III tentang Kerapatan Adat Nagari Pasal 3
sampai Pasal 5.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


112
E. Kegiatan Pembelajaran/Forum Diskusi

Bagaimanakah Sistem
kelarasan terbentuk di Diskusikanlah sistem
Aktifitas 1
Minangkabau? kelarasan terbentuk di
Minangkabau

Sistim Kelarasan dan Demokrasi


113
Apa yang mendasari
Diskusikanlah yang
pemerintahan nagari di
Aktifitas 2 mendasari adanya
Minangkabau?
pemerintahan nagari
Minangkabau

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


114
Mengapa pemerintahan
nagari masih diterapkan di Aktifitas 3 Diskusikanlah hal apa
kota solok ? dalam pemerintahan
nagari yang dapat
diterapkan di kota Solok

Sistim Kelarasan dan Demokrasi


115
Bagaimana menyajikan teknik
pengembangan paragraf
dengan Bahasa Minangkabau Diskusikanlah teknik
Aktifitas 4 mengembangkan
yang baik dan benar ?
paragraph dengan Bahasa
mingkabau yang baik dan
benar.

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


116
DAFTAR PUSTAKA
Anngi Fito, Juliand (2018) PUTUSAN LEMBAGA KERAPATAN ADAT NAGARI
DALAM PENYELESAIAN DELIK ADAT ZINA MENURUT SISTEM
KELARASAN KOTO PILIANG (Studi di Kenagarian Pandai
Sikek). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Arsip Pribadi Rusli Khatib Sulaiman. Dukumen Dalam Pembentukan Kotamadya
Solok oleh Burhanuddin Dt. Gunung Ameh, dkk
Arsip Pribadi Rusli Khatib Sulaiman. Harian Umum Semangat, “Orang-orang
dalam Sejarah Solok”, 16 Desember 1992
Fauzan, Ermaleli,Muzzamil, 2004, Budaya Alam Minangkabau kelas VII, Bumi Aksara
http: //www.solokkota.go.id/index.php/profil/profil-kota/walikota
MAS`UD ZEIN, Sistem Pendidikan Surau : Karakteristik, Isi, Dan Literatur
Keagamaan. Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8 No. 01 Januari – Juni 2011
Prosa – Pengertian, Unsur, Jenis & Penjelasan Lengkap oleh GAMAL
THABRONI 19-10-201921-02-2022, https://serupa.id/prosa/
Rosy Dewi Arianti Saptoyo. "Aspek Kebahasaan Cerita Pendek", Klik untuk
baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/173000469/as
pek-kebahasaan-cerita-pendek?page=all.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/173000469/as
pek-kebahasaan-cerita-pendek?page=all
Prosa: Penjelasan, Jenis, Ciri-Ciri, dan Contoh Abdullah Aziz Rajudin |
Humaniora
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/453411/prosa-
penjelasan-jenis-ciri-ciri-dan-contohSumber: Senin 13 Desember
2021, 18:00 WIB
https://mediaindonesia.com/humaniora/453411/prosa-
penjelasan-jenis-ciri-ciri-dan-contoh,
Zubir, Zaiyardam, dkk. 2018. Sejarah Kota Solok 1956-2018. Padang: Minangkabau
Press

117
Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII
118
PROFIL PENULIS
Nurpini. Penulis lahir dari orang tua (alm) Mansur
Bagindo Rajo dan (alm) Nurdiah sebagai anak keempat
dari lima bersaudara. Penulis dilahirkan di Padang
Lawas, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera
Barat pada tanggal 01 Agustus 1972. Penulis menempuh
pendidikan dari SD Inpres Padang Lawas (lulus 1986),
melanjutkan ke SMPN Gurun (lulus 1989), melanjutkan
ke SMUN Sungai Tarab (lulus 1992) dan Universitas Negeri Padang pada jurusan
Pendidikan Fisika (lulus 2001). Setelah tamat S1 mengajar IPA di SMPN 6 Solok,
Dinas Pendidikan Kota Solok. Penulis dapat dihubungi melalui WA :
081267507793 dan email : nurpini930@gmail.com

Dessy Fhatri, S.Pd., lahir di Korong Lambah 09


September 1977. Menamatkan pendidikan
tertinggi di Jurusan Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Padang (UNP) pada tahun
2008. Saat ini bertugas sebagai Guru IPS di
SMPN 2 Kota Solok Sumatera Barat sejak Juli
2010 hingga sekarang ini.

Penulis pernah ikut berkontribusi dalam


penulisan buku Antologi yaitu Antologi Cerpen Kepak Sayap Marifosa (2021).

Penulisan artikel ilmiah Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Aktivitas


Belajar Siswa Melalui Implementasi Model Pembelajaran Inovatif Project
Based Learning (PjBL) Dan Blended Learning Tipe Flipped Classroom, yang
dalam proses antri penerbitan di Jurnal La Geografia Universitas Negeri
Makassar (2021). Alamat email : dessyfhatri9977@gmail.com Nomo WA :
085213374525

119
Nama lengkap :Rosita Devi, S.Pd.

Email : devirosita49@gmail.com
Alamat Kantor : SMPN 5 Kota Solok

Riwayat Pekerjaan/ Profesi:


Guru Bahasa Indonesia SMPN 5 Kota Solok
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar :
S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Universitas Negeri
Padang . Tahun 2003Judul Buku dan Tahun terbit (10 tahun terakhir) : -

Nama Lengkap : Ahmad As’ari


Email :as4ari@yahoo.co.id
Alamat Kantor : Dinas Pendidikan Kota Solok
Riwayat Pekerjaan/Profesi :
1. Guru SMP N 5 Kota Solok
2. Pengawas Dinas Pendidikan Kota Solok

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1: Universitas Terbuka Tahun 2009
2. S2 : Universitas Negeri Padang Tahun 2013
Judul Buku dan Tahun terbit (10 Tahun terakhir)
1. –

Nama Lengkap : Elen Triana, M.Pd.


Email :tampolinir@gmail.com
Alamat Kantor : Dinas Pendidikan Kota Solok
Riwayat Pekerjaan/Profesi :
1. Guru SMP N 1 Kota Solok
2. Pengawas Dinas Pendidikan Kota Solok
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar
1. S1: Sendratasik Tahun 2007

Bahasa dan Sastra Minangkabau Kelas VIII


120
2. S2 : pendidkan Seni budaya Tahun 2017
Judul Buku dan Tahun terbit (10 Tahun terakhir)

Nama lengkap : ZULIAYATMIA, S.Pd.


Email : bundomia@gmail.com

Alamat Kantor : SMPN 3 Kota Solok

Riwayat Pekerjaan/ Profesi :Guru Bahasa Inggris SMPN 3 Kota Solok

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar :

S1 Pendidikan Bahasa Inggris UMMY Solok . Tahun 1991

Judul Buku dan Tahun terbit (10 tahun terakhir) : -

Profil Penulis
121

Anda mungkin juga menyukai