1
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
BAHASA INDONESIA WAJIB
KELAS X
Penyusun:
Welly Hadi Nugroho Seran, S.Pd. SMA Santo Yosef Lahat
* E-book ini untuk kalangan Internal Peserta Didik Sekolah Tarakanita Indonesia
2
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KATA PENGANTAR
“Dengan kesabaran dan susah payah kami terus bekerja dengan keinginan besar untuk
maju, ya... maju...” (Elisabeth Gruyters art. 53)
Pujian dan syukur ke hadirat Tuhan Sang Pecinta hati kami yang manis, yang karena
kasih dan penyertaanNya, kami senantiasa dianugerahi rahmat kesehatan, ketekunan, dan
kesiapsediaan memberikan diri dalam keseluruhan proses pelayanan kepada peserta didik.
Pun atas perkenananNya, dengan berbekal komitmen untuk memberikan layanan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kontekstual, kami berproses mulai dari
persiapan, penyusunan, dan finalisasi referensi belajar yang dikemas dalam bentuk
elektronik ini dengan baik.
Seluruh materi buku ini disusun berdasarkan tuntutan Kurikulum Nasional ditujukan
secara khusus bagi peserta didik sekolah-sekolah di bawah pengelolaan Yayasan
Tarakanita. Disusun berdasarkan konsep dan pengertian baku dari ilmu pengetahuan,
disesuaikan dengan kebutuhan taraf perkembangan dan tuntutan kemahiran kompetensi
sesuai jenjang, dan disertai dengan berbagai pembahasan beserta contoh-contoh dalam
kehidupan konkrit, diharapkan materi pembelajaran ini sesuai dengan kebutuhan
implementatif pengalaman sehari-hari peserta didik di tengah-tengah masyarakat.
Buku elektronik yang telah tersedia ini tentu masih jauh dari sempurna, pun demikian
kekurangan dan kesalahan yang tentu tidak disengaja. Kami sangat terbuka terhadap
masukan, kritik dan saran dari siapapun yang berkehendak baik membantu proses perbaikan
dan peningkatan kualitas/mutu dari buku ini di masa yang akan datang.
Juni 2021
Tim e-book
Yayasan Tarakanita
3
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas berkat
dan kasih-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan e-book Bahasa Indonesia
untuk peserta didik Kelas X SMA/MA ini. Sekalipun waktu yang tersedia sangat
singkat, namun berkat dukungan dan semangat dari berbagai pihak, saya dapat
menyelesaikan penyusunan e-book ini sebagai bahan ajar bagi peserta didik.
Pengembangan buku ini berdasarkan KI dan KD Kurikulum 2013
revisi. Berdasarkan muatan kurikulum 2013, tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia diarahkan pada pengembangan kompetensi berbahasa dan bersastra
peserta didik melalui kegiatan mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan
menulis.
Dalam mengajarkan Bahasa Indonesia kepada peserta didik, guru dapat
menggunakan teks dalam konteks sosial. Untuk mencapai kompetensi berbahasa
dan bersastra yang diharapkan, peserta didik dapat diajak untuk mengikuti tahapan
belajar secara saksama. Guru dapat memulai pembelajaran dari pemahaman teks
dan mendorong siswa dapat mengidentifikasi jenis dan makna yang terdapat dalam
teks. Tahap berikutnya, peserta didik diajak untuk mengidentifikasi struktur, isi,
dan kaidah kebahasaan. Selanjutnya, peserta didik diajak untuk melakukan
pemodelan dan mendekonstruksi. Tahap akhir adalah mengonstruksi teks, baik
dengan bantuan teman maupun guru. Namun, pada akhir pembelajaran peserta
didik dibimbikg untuk dapat mengkonstruksi secara mandiri.
Dalam e-book ini bahan pembelajaran yang disampaikan kepada
peserta didik kelas X SMA/MA terdiri dari: (1) Laporan Hasil Observasi; (2)
Eksposisi; (3) Anekdot; (4) Cerita Rakyat; (5) Negosiasi; (6) Berdebat; (7)
Biografi; dan (8) Puisi. Materi pembelajaran disajikan secara ringkas dan kegiatan
pembelajaran dikemas sesederhana mungkin agar mudah dicerna oleh peserta
didik. Kreativitas guru untuk mengembangkan bahan dan kegiatan pembelajaran
akan semakin memperkaya pemahaman peserta didik.
Oleh karena itu, sebaiknya peserta didik dapat mengikuti proses
pembelajaran dan tahap-tahap belajar sebagaimana yang diarahkan oleh guru agar
dapat memiliki kompetensi berbahasa dan bersastra yang menjadi tujuan belajar.
Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan buku ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih memerlukan perbaikan. Oleh karena itu,
berbagai masukan dan saran dari pengguna dan pemerhati untuk penyempurnaan
buku ini sangat kami harapkan.
4
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
DAFTAR ISI
5
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
2. Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa
pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk menunjukkan
esensi dari debat……………………………............................................. 114
3. Menganalisis isi debat……………………………………………………… 117
4. Mengembangkan permasalahan/isu dari berbagai
sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat………………… 121
DAFTAR PUSTAKA
6
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bab 1
LAPORAN HASIL OBSERVASI
KOMPETENSI DASAR:
3.1 Mengidentifikasi laporan hasil observasi yang dipresentasikan
dengan lisan dan tulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Pada pembelajaran kali ini peserta didik diajak untuk memahami isi
laporan hasil observasi. Dengan memahami isi laporan hasil observasi,
peserta didik dapat membedakan karakteristik teks yang termasuk
dalam kategori teks laporan hasil observasi dan mengenali bagian-
bagian teks laporan hasil observasi.
Ciri utama teks laporan hasil observasi adalah semua informasi yang
disampaikan berdasarkan hasil pengamatan atau data yang diperoleh
dari sumber yang terpercaya. Karena informasi ditulis berdasarkan
data dan fata, maka bagi pembaca laporan hasil observasi dapat
menambah pengetahuan pembaca.
Teks laporan hasil observasi juga memiliki stuktur atau bagian-bagian
yang membedakannya dari jenis teks lainnya. Agar lebih memahami
laporan hasil observasi, peserta didik diminta mengikuti tahapan
pembelajaran berikut.
7
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Pertanyaan Apersepsi:
1. Apakah Anda pernah melakukan pengamatan atau observasi?
2. Pernahkah Anda membuat laporan hasil pengamatan atau observasi?
3. Hal apa sajakah yang dicantumkan dalam laporan hasil observasi?
8
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Apa itu teks laporan hasil observasi?
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum
atau melaporkan sesuatu berdasarkan hasil pengamatan. Teks laporan
ini juga disebut teks klasifikasi, karena memuat klasifikasi mengenai
jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
9
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
2. Benar dan objektif
Pengambilan dan penggunaan data yang salah akan menghasilkan
informasi yang salah, sehingga keputusan yang diambil berdasarkan
informasi tersebut akan tidak tepat pula. Dalam penulisa laporan
hasil observasi data yang digunakan adalah data yang benar dan
berdasarkan hasil pengamatan penulis.
Fungsi laporan:
1. Alat penyampaian informasi;
2. Bahan pengambilan keputusan atau
penentuan kebijakan;
3. Pertanggungjawaban; dan
4. Pengawasan.
10
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 1
Mengidentifikasi isi teks laporan hasil observasi.
FENOMENA COVID-19
Pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit virus Covid-
2019 di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis
baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah Covid-19 pertama kali
dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada Desember
2019 lalu dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Hingga 23 April 2020, lebih dari
2.000.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 210 negara dan
wilayah, mengakibatkan lebih dari 195.755 orang meninggal dunia dan
lebih dari 781.109 orang sembuh.
Virus Covid-19 diduga menyebar di antara orang-orang terutama
melalui percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk.
Percikan ini juga dapat dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal.
Selain itu, virus dapat menyebar akibat menyentuh permukaan benda
yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah seseorang.
Covid-19 paling menular saat orang yang terkena memiliki gejala,
meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul.
Periode waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya
sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari.
Gejala umum di antaranya demam, batuk, dan sesak napas. Komplikasi
dapat berupa pneumonia dan penyakit pernapasan akut berat.
Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk penyakit ini.
Pengobatan primer yang diberikan berupa terapi simtomatik dan
suportif. Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan di
antaranya mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, menjaga jarak
dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang
mencurigai bahwa mereka terinfeksi.
11
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Upaya untuk mencegah penyebaran virus termasuk pembatasan
perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan
pembatalan acara, serta penutupan fasilitas. Upaya ini termasuk
karantina Hubei, karantina nasional di Italia dan di tempat lain di Eropa,
serta pemberlakuan jam malam di Tiongkok dan Korea Selatan, berbagai
penutupan perbatasan negara atau pembatasan penumpang yang masuk,
pembatasan di bandara dan stasiun kereta, serta informasi perjalanan
mengenai daerah dengan transmisi lokal. Sekolah dan universitas telah
ditutup baik secara nasional atau lokal di lebih dari 124 negara dan
memengaruhi lebih dari 1,2 miliar siswa.
Pandemi ini telah menyebabkan gangguan perekenomian dunia,
penundaan atau pembatalan acara olahraga dan budaya, dan
kekhawatiran luas tentang kekurangan persediaan barang yang
mendorong terjadinya pembelian panik. Misinformasi dan teori
konspirasi tentang virus telah menyebar secara daring, dan telah terjadi
insiden xenophobia (ketakutan terhadap orang lain dari negara tertentu)
dan rasisme terhadap orang Tiongkok dan orang-orang Asia Timur atau
Asia Tenggara lainnya.
Tugas:
Bacalah teks laporan hasil observasi berjudul Fenomena Covid-19,
kemudian jawab pertanyaan berikut.
1. Berdasarkan materi yang sudah Anda pelajari, apa alasan teks tersebut
termasuk teks laporan hasil observasi?
2. Jelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi berdasarkan isi teks
tersebut!
3. Klasifikasikanlah isi teks tersebut berdasarkan struktur teks laporan
hasil observasi!
12
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Jawaban ditulis pada tabel berikut!
2 Ciri-ciri:
Deskripsi bagian:
Deskripsi manfaat:
13
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 2
Menyusun ringkasan isi pokok teks laporan hasil observasi.
Untuk dapat merangkum isi teks yang dibaca dengan baik, peserta didik
harus mampu menemukan pokok-pokok informasi yang disampaikan oleh
penulis dalam setiap paragraf pada teks yang dibaca. Agar dapat
menemukan pokok-pokok informasi pada setiap paragraf dengan tepat,
peserta didik harus memahami karakterisitik paragraf berdasarkan letak
kalimat utamanya.
Karakteristik:
a. Kalimat utamanya berada pada awal paragraf;
b. Ide pokoknya berada pada awal paragraf;
c. Kalimat-kalimat penjelas letaknya setelah kalimat utama dan
berfungsi menjelaskan kalimat utama.
Contoh:
Pemberantasan narkoba sudah saatnya menyentuh dunia
pendidikan. Peredaran permen lollypop yang mengandung narkoba
di kalangan pelajar sebagai modus baru sungguh memprihatinkan.
Banyak bandar dan pengedar mengincar sekolah sebagai ajang
peredaran narkoba di segmen usia muda. Peredaran narkoba dengan
cara ini tentu harus diantisipasi. Segmen pelajar menjadi sasaran
baru modus peredaran narkoba karena mudah terjangkau dan pasar
yang menggiurkan.
14
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
2. Paragraf Induktif
Paragraf yang menempatkan kalimat penjelas di awal, kemudian
dikemukakan gagasan utamanya.
Karakteristik:
a. Kalimat utamanya berada pada akhir paragraf;
b. Ide pokoknya berada pada akhir paragraf;
c. Kalimat-kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama dan
berfungsi menjelaskan kalimat utama.
Contoh:
Setiap orangtua berharap anaknya kelak menjadi orang
sukses. Indikator kesuksesan biasanya dilihat dari pekerjaan. Itulah
mengapa banyak orangtua yang berbondong-bondong
mengirimkan anaknya ke sekolah-sekolah favorit dengan harapan
agar nantinya anak dapat bersaing di dunia kerja yang semakin
keras. Pendidikan yang tepat bagi anak sebenarnya tidak harus
selalu dengan mengirimkan mereka ke sekolah favorit, melainkan
dengan cara mengarahkan sang anak sesuai minat dan bakat
mereka. Oleh karena itu, orangtua memiliki peran yang sangat
penting untuk menentukan pekerjaan apa yang sesuai dengan
sang anak.
Tugas:
Baca kembali teks laporan hasil observasi berjudul Fenomena Covid-19,
kemudian kerjakan tugas berikut.
1. Temukan gagasan pokok setiap paragraf teks tersebut!
2. Berdasarkan gagasan pokok yang sudah ditemukan, buatlah
ringkasan isi laporan hasil observasi tersebut dalam satu paragraf!
15
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
1. Gagasan pokok:
2. Ringkasan:
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
16
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.1 Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan
interpretasi baik secara lisan maupun tulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Kegiatan 3
1. Bacalah kembali teks laporan hasil observasi berjudul Fenomena
Covid-19!
2. Berdasarkan pokok-pokok informasi pada teks tersebut tuliskan
penafsiran Anda terhadap isi teks tersebut secara keseluruhan!
17
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks
laporan hasil observasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
18
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
HARIMAU Sumatra
Harimau sumatra merupakan jenis harimau yang hanya dijumpai di pulau
Sumatra, terutama di hutan-hutan dataran rendah sampai dengan
pegunungan. Wilayah penyebarannya pada ketinggian 0 - 2.000 m dpl,
tetapi kadang-kadang juga sampai ketinggian lebih dari 2.400 m dpl.
Satwa predator ini setiap hari harus mengonsumsi 5-6 kg daging yang
sebagian besar (75%) terdiri atas hewan-hewan mangsa dari golongan
rusa. Di Sumatra, rusa sambar dan muntjak adalah hewan mangsa utama
bagi harimau, meskipun hewan mangsa yang lebih kecil juga menjadi
pakannya.
Sebagai hewan pemangsa utama, harimau memerlukan wilayah habitat
yang luas supaya dapat hidup dan berkembang biak. Oleh karena itu,
kepadatan hewan mangsa sebagai sumber pakan merupakan faktor yang
sangat penting dalam mendukung keberlanjutan populasi harimau.
Ketersediaan hewan mangsa ini juga memainkan peran penting dalam
menentukan daerah jelajah individu harimau.
Daerah jelajah harimau sumatra jantan telah diketahui sekitar 110 km2
dan betinanya mempunyai kisaran daerah jelajah antara 50-70 km2.
Daerah-daerah jelajah ini keberadaannya tumpang tindih antara individu
harimau.
Alih fungsi kawasan hutan secara besar-besaran menyebabkan hilangnya
habitat hutan atau terpotongnya blok kawasan hutan yang luas menjadi
bagian-bagian kecil yang terpisah-pisah. Kompetisi ruang dan sumber
pakan antara manusia dan harimau telah mendorong masyarakat untuk
memusuhi dan membunuh satwa ini.
Perusakan habitat dan perburuan hewan mangsa telah diketahui sebagai
faktor utama yang menyebabkan turunnya jumlah harimau secara
dramatis di Asia. Pada pertemuan population and habitat viability
assessment (PHVA) tahun 1992 di kota Padang, dinyatakan bahwa hanya
tersisa 400 ekor harimau sumatra yang bertahan hidup di lima kawasan
konservasi besar di Sumatra.
19
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Seratus individu lainnya diperkirakan hidup di hutan-hutan di luar
kawasan konservasi.
Di dalam struktur piramida makanan, harimau terletak paling atas atau
dikenal dengan top predator, sehingga keberadaannya sangat rawan
terhadap kepunahan dibandingkan dengan jenis satwa lain apabila
kawasan hutan terpisah-pisah menjadi blok-blok hutan kecil yang tidak
mampu mendukung populasi hewan mangsa.
Kepunahan harimau jawa (Panthera tigris sondaica) dan harimau bali (P.
tigris balica) telah menjadikan pelajaran berharga bagi para pengelola
satwa liar dalam upaya penyelamatan harimau sumatra. Pada prinsipnya
untuk mempertahankan hidup, harimau sumatra memerlukan tiga
kebutuhan dasar yaitu ketersediaan hewan mangsa yang cukup, sumber
air, dan tutupan vegetasi yang rapat untuk tempat menyergap mangsa.
Habitat hutan dataran tinggi yang tersisa saat ini tidak dapat mendukung
biomassa jenis-jenis ungulata besar sebagai hewan mangsa Sebaliknya,
keberadaan hutan dataran rendah sangat penting karena dapat
mendukung biomassa hewan ungulata besar seperti babi hutan, rusa, dan
kijang sebagai hewan mangsa. Namun, luasan hutan dataran rendah yang
tersisa secara cepat menyusut akibat alih fungsi menjadi lahan pertanian.
Diperkirakan antara 65-80% hutan dataran rendah di Sumatra telah hilang
atau beralih fungsi menjadi peruntukan lain.
Kegiatan Belajar 5
20
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
1. Pokok-pokok informasi:
2. Kaidah Kebahasaan:
No. Kaidah Kebahasaan Hasil Identifikasi
3 Menggunakan kata
pengelompokkan.
21
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.2 Mengkonstruksikan teks laporan dengan memerhatikan isi
dan aspek kebahasaan baik lisan maupun tulis.
.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Kegiatan Belajar 6
Dinamika Kelompok
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang secara heterogen!
22
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
5. Buatlah rencana pengamatan terhadap objek berdasarkan topik
yang sudah dipilih kelompok!
HARI, WAKTU
No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
TANGGAL PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
23
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bab 2
MENYAMPAIKAN GAGASAN MELALUI TEKS EKSPOSISI
KOMPETENSI DASAR:
3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan,
dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan atau
dibaca.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
24
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Apa itu eksposisi?
Kegiatan 1
25
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Covid 19 PELECUT SEMANGAT BERADAPTASI DENGAN PERUBAHAN
Oleh Welly Hadi Nugroho Seran
Guru di SMA Santo Yosef Lahat, Yayasan Tarakanita Indonesia
Di antara saat mengangkat cangkir dan minum tehnya ada banyak hal
bisa terjadi, begitulah Mahatma Gandhi (1982:52) menggambarkan
tentang perubahan yang bisa terjadi kapan saja dalam perjalanan
hidup manusia. Gambaran tentang laju perubahan tersebut sangat
nyata kita rasakan ketika pandemi Covid 19 mulai masuk ke Indonesia
sejak Maret 2020 lalu. Kemunculan Covid 19 membawa dampak yang
luar biasa di berbagai sektor kehidupan, salah-satunya pendidikan.
Pandemi Covid 19 secara langsung memaksa para guru untuk lekas
keluar dari zona nyaman dan segera menemukan alternatif untuk tetap
dapat memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik. Guru
dituntut untuk mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
yang terjadi, dan lagi-lagi teknologi mampu memberikan solusi.
Menyikapi perubahan yang terjadi, hanya dalam hitungan bulan para
guru sudah mampu menguasai berbagai aplikasi yang dapat
mempercepat proses penyampaian materi dari guru kepada peserta
didik, sehingga proses pembelajaran tetap berlangsung meskipun
melalui pola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Karena Covid 19 konsep
pembelajaran berbasis daring yang sebelumnya berkembang lambat,
kini dalam waktu singkat sudah bisa diterapkan.
Aplikasi zoom dan google meet mendadak menjadi ruang kelas baru
bagi para guru dan peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran.
Buku tulis beralih ke google classroom dan google form. Beberapa guru
bahkan mulai mahir mengoperasikan aplikasi editing video, seperti
kinemaster dan filmora untuk membuat media pembelajaran yang
menarik yang selanjutnya diunggah ke youtube untuk dipelajari oleh
peserta didik. “Guru go blog” yang dulunya hanya sebatas slogan,
sekarang sebagian guru mulai memanfaatkan blog sebagai perangkat
ajar.
26
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Proses adaptasi yang begitu cepat ini seolah menjawab apa yang
disampaikan pada webinar yang diselenggarakan oleh Pusat Penguatan
Karakter Kemdikbud pada 22 Agustus 2020 lalu, bahwa bagian
terpenting dari PJJ adalah perangkat ajar, karena selain menghantarkan
materi juga berfungsi sebagai sarana interaksi antara guru, siswa, dan
orangtua. Meskipun, tetap harus dibatasi bahwa gambaran proses
adaptasi yang saya sampaikan ini hanya berlaku untuk sekolah-sekolah
yang sudah mapan dari segi fasilitas dan jaringan internet.
Ditambah dengan dukungan pemerintah melalui relokasi dana BOS,
bantuan kuota internet, dan lainnya, rasanya kita patut optimis bahwa ke
depan kualitas PJJ akan terus mengalami perbaikan. Terlebih sekarang
Kemdikbud juga sudah menerbitkan kurikulum darurat pada satuan
pendidikan yang selama ini sangat dinantikan oleh para guru. Dengan
kurikulum darurat proses pembelajaran tentunya akan menjadi lebih
terarah, karena guru tidak lagi dipusingkan dengan pemetaan materi
esensial yang harus disampaikan kepada peserta didik.
Inilah hikmah yang dapat kita petik dari adanya pandemi Covid 19 dilihat
dari sektor pendidikan. Kenormalan baru (new normal) dalam dunia
pendidikan yang kita rasakan sekarang ini semestinya tetap
dipertahankan dan dibudayakan. Kalaupun kelak vaksin sudah
didistribusikan dan masyarakat sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala,
perkembangan positif ini harus tetap dilanjutkan agar masalah
ketimpangan kualitas pendidikan dapat diminimalisasi dengan
memanfaatkan teknologi. Pengalaman menghadapi pandemi Covid 19 ini
seolah meberikan penegasan kepada kita bahwa pemanfaatan teknologi
untuk mengikis masalah ketimpangan kualitas layanan pendidikan di
Indonesia adalah keniscayaan.
Lalu bagaimana dengan Pendidikan Karakter?
Sebagai guru, saya berkeyakinan bahwa pembinaan karakter siswa akan
jauh lebih efektif jika pembelajaran dilakukan secara tatap muka, karena
guru dapat memantau secara langsung perkembangan sikap dan perilaku
27
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
siswa selama berada di lingkungan sekolah. Namun, dengan kondisi
seperti saat ini pembinaan secara langsung tentu tidak mungkin
dilakukan dan untuk itu guru kembali harus berpikir solutif.
Saya termasuk yang beruntung, karena mengajar di sekolah yang dikelola
oleh Yayasan Tarakanita Indonesia. Saya sebut beruntung, karena dalam
memberikan pelayanan di bidang pendidikan Yayasan Tarakanita sangat
peduli terhadap pendidikan karakter yang menjadi nilai lebih sekaligus
kekhasan sekolah-sekolah yang dikelolanya. Ini sudah dilakukan bahkan
jauh sebelum Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) kembali diperkuat
dalam rumusan kurikulum 2013 revisi.
Yayasan Tarakanita menyiapkan buku pedoman khusus terkait
pendidikan karakter yang diberinama Pendidikan Karakter Tarakanita
(PKT). Isi dari buku pedoman tersebut merupakan nilai-nilai universal
yang tidak berbeda jauh dari nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) versi pemerintah, yaitu religius, integritas, nasionalis, mandiri, dan
gotong royong. Dalam PKT nilai-nilai keutamaan yang ditanamkan
kepada peserta didik mencakup belarasa (compassion), sikap syukur
(celebration), kompetensi (competence), berdaya juang (conviction),
kreatif (creativity), dan kebersamaan (community). Nilai-nilai tersebut
harus dihidupi oleh guru dan peserta didik termasuk selama masa
pandemi seperti saat ini.
Buku pedoman PKT diberikan kepada peserta didik dan orangtua,
sehingga dalam proses pembinaan karakter peserta didik orangtua
sungguh ambil bagian. Seperti kata Driyarkara (1980:112), seorang filsuf
dan tokoh pendidikan Indonesia yang mengatakan bahwa tidak ada
tempat persemaian anak yang lebih baik daripada keluarga. Dalam hal
ini, pendidikan karakter anak hendaknya dimulai dari lingkungan
keluarga. Dalam kondisi saat ini peran keluarga tentu sangat dibutuhkan
untuk memantau perkembangan pribadi siswa selama berada di rumah
dengan mengacu pada buku pedoman yang sudah disediakan.
28
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas
Bacalah teks eksposisi berjudul Covid-19 Pelecut Semangat Beradaptasi
dengan Perubahan, kemudian jawab pertanyaan berikut.
1. Apakah gagasan atau pendapat yang disampaikan penulis dalam teks
tersebut?
2. Apa argumen yang disampaikan penulis untuk mendukung
gagasannya?
3. Apakah rekomendasi yang disampaikan oleh penulis?
4. Bagaimana tanggapanmu terhadap rekomendasi yang disampaikan
penulis?
2. Argumen yang
disampaikan
3. Rekomendasi
4. Tanggapan
terhadap
rekomendasi
29
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Membedakan Fakta dan Opini
Dalam teks eksposisi selalu terdapat kalimat yang berisi informasi berupa
fakta atau opini, karena teks ekposisi ditulis dengan tujuan
menyampaikan ide dan gagasan baru kepada pembaca. Ide atau gagasan
yang disampaikan biasanya berasal dari sudut pandang penulis dan belum
terujia secara ilmiah. Oleh karena itu, untuk meyakinkan pembaca
terhadap ide atau gagasan yang disampaikan penulis teks eskposisi harus
menyampaikan data dan fakta untuk mendukung argumentasi yang
disampaikan.
Sebagai pembaca teks eksposisi, kita harus peka dan dapat membedakan
antara informasi yang berupa fakta dan informasi yang hanya sekadar
opini dari penulis. Agar dapat membedakan informasi yang berupa fakta
dan opini, pahamilah materi berikut.
Fakta adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang merupakan kenyataan
atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Ciri-ciri fakta:
1. Benar-benar terjadi
2. Bersifat objektif
3. Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas
4. Ada data berupa angka pasti
Opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang terhadap
sesuatu hal atau seseorang. Misalnya, bagaimana pendapat kita terhadap
masalah poligami.
Ciri-ciri opini:
1. Berupa pendapat
2. Bersifat subjektif
3. Perlu diuji kebenarannya
4. Belum terjadi
30
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Untuk semakin memperjelaskan pemahaman Anda terkait uraian materi
tentang fakta dan opini, cermati kalimat pada tabel berikut kemudian
tentukan mana kalimat fakta dan opini?
31
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 2
Bacalah kembali teks eksposisi berjudul Covid-19 Pelecut Semangat
Beradaptasi dengan Perubahan, kemudian datalah 5 kalimat fakta dan 5
kalimat opini.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
32
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Kegiatan 2
Bacalah teks eksposisi berikut dengan saksama!
FENOMENA SEKOLAH UNGGUL
Oleh Welly Hadi Nugroho Seran
Guru di SMA Santo Yosef Lahat, Yayasan Tarakanita Indonesia
33
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Sekolah unggul muncul hampir di setiap kabupaten kota. Predikat sebagai
sekolah unggul, secara langsung mendongkrak popularitas sekolah
bersangkutan, sehingga dalam waktu singkat mampu menjelma menjadi
tujuan utama para calon peserta didik baru untuk melanjutkan
pendidikan. Kehadiran sekolah unggul pun secara tidak langsung seolah
menihilkan keberadaan sekolah-sekolah non-unggulan yang sudah banyak
memberikan sumbangsih selama puluhan tahun.
Animo siswa yang mendaftar semakin bertambah manakala sekolah
unggul juga menawarkan berbagai keistimewaan. Di tingkat SMA salah
satu keistimewaan yang ditawarkan adalah peluang lulusan sekolah
unggul untuk diterima di universitas negeri favorit lebih besar
dibandingkan sekolah non-unggulan, apalagi swasta. Dengan tawaran
seperti ini, maka tidak heran ketika penerimaan peserta didik baru (PPDB)
dibuka, jumlah siswa yang mendaftar bisa membludak sampai tiga atau
empat kali lipat dari kuota yang disediakan.
Jumlah siswa pendaftar yang membludak memaksa pihak sekolah untuk
membuka dua jalur pendaftaran - jalur prestasi dan reguler (tes). Inti dari
dua proses seleksi tersebut adalah pihak sekolah hanya akan menerima
siswa dengan kemampuan akademik di atas rata-rata (the best input).
Artinya, hanya siswa terbaiklah yang akan mendapat kesempatan
mengenyam pendidikan di sekolah unggul.
Sebagai pendidik yang berpegang pada prinsip sekolah merupakan
miniatur kehidupan bermasyarakat dan oleh karenanya kemampuan
kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa tidak bisa dipaksakan seragam
saya mengkritisi kebijakan ini. Sekolah unggul semestinya tidak membatasi
label unggul hanya pada input siswanya saja, tetapi lebih pada keunggulan
proses mendidik tanpa membeda-bedakan latar belakang kemampuan
siswa, terlebih hanya menitikberatkan perhatian pada kemampuan
kognitif siswa. Seperti kata Munif Chatif (2015), seorang konsultan
pendidikan dengan konsep multiple intelligences yang mengatakan,
sekolah unggul semestinya meletakkan status unggulnya pada the best
proses bukan hanya the best input.
34
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Sekolah unggul seharusnya berani menerapkan sistem kuota pada proses
penerimaan peserta didik baru. Siapa pun yang mendaftar harus diterima
dan apabila kuota sudah terpenuhi pendaftaran ditutup. Para siswa yang
diterima kemudian ditempa dengan proses yang mendidik, agar mereka
dapat berprestasi sesuai minat dan bakat masing-masing. Begitulah
seharusnya label sekolah unggul diterjemahkan, bukan hanya semata-
mata fokus pada keunggulan inputnya saja.
Ketika sekolah unggul hanya mau mendidik siswa cerdas, kemudian
berbangga hati ketika beberapa dari siswa mampu berprestasi sampai ke
tingkat nasional, lalu di mana letak keunggulan itu? Sebagai guru tentu
kita sangat paham bahwa mendidik siswa yang pada dasarnya sudah
cerdas, jauh lebih mudah daripada mendidik siswa dengan kemampuan
heterogen.
Kita semestinya lebih bangga terhadap sekolah-sekolah yang bersedia
menerima siswa dengan segala kelebihan dan kekurangan, namun tetap
mampu mencetak prestasi sampai ke tingkat nasional. Sekolah-sekolah
seperti inilah yang seharusnya diberi tanda kehormatan sebagai “sekolah
unggul”.
Dengan pola yang sekarang berjalan, di mana sekolah unggul hanya
mengutamakan the best input, maka jurang pemisah antara siswa cerdas
dan kurang cerdas akan semakin terbuka lebar. Siswa cerdas akan merasa
dirinya yang paling hebat dan pasti akan sukses, sementara yang kurang
cerdas akan merasa semakin rendah diri.
Demikian halnya dengan orangtua siswa, mereka akan merasa sangat
bangga kalau anaknya bisa diterima di sekolah unggul dan merasa malu
ketika anaknya gagal diterima di sekolah unggul. Sebuah kondisi yang
tentu sangat berbahaya bagi tumbuh-kembang sang anak, seperti contoh
kasus yang saya ceritakan di awal tulisan ini.
Selain itu, proses penerimaan peserta didik baru dengan sistem seleksi
kemampuan akademik juga berpeluang membuka ruang bagi oknum guru
untuk berlaku curang. Sudah menjadi rahasia umum bahwa proses
35
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
penerimaan siswa baru dengan sistem seleksi akademik banyak
dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan, mulai dari penjualan formulir,
jalur belakang dan beragam modus lainnya.
Tugas 3
Berdasarkan isi teks tersebut, kerjakan tugas berikut.
1. Tentukan tesis teks eksposisi tersebut!
2. Temukan lima argumentasi yang secara langsung mendukung tesis!
3. Berdasarkan, tesis dan argumentasi pendukung yang Anda temukan
tersebut, kembangkan menjadi sebuah teks eksposisi baru dengan
gaya bahasa Anda sendiri!
36
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
37
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Struktur teks eksposisi:
1. Tesis, yaitu pernyataan pendapat
Berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap
permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.
2. Argumentasi
Unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan.
Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-
fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus
mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau
pembicara.
3. Penegasan ulang pendapat
Bagian yang bertujuan menegaskan pendapat awal serta menambah
rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.
Tugas 4
Bacalah teks eksposisi berikut dengan saksama!
Memiliki gadget dan aktif di media sosial menjadi salah satu ciri yang
melekat pada generasi milenial. Hampir setiap orang memiliki gadget
dan akun di media sosial facebook, Instagram, twetter, wattshap, line,
youtube dan lain-lain. Akun media sosial mereka gunakan sebagai sarana
komunikasi, wadah menuangkan kreativitas, dan aktualisasi diri. Survei
Kementerian Komunikasi dan Informastika pada 2017 menyebutkan
65,34% anak usia 9 sampai dengan 19 tahun memilki gadget. Jumlah
tersebut tentu saja meningkat dari hari ke hari seiring semakin
terjangkaunya gadget dan akses internet yang semakin luas dan murah.
38
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Sayangnya, mobilitas generasi milenial yang begitu tinggi dalam
mengakses internet berbanding lurus dengan jumlah remaja yang terpapar
pornografi. Survei yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (PPPA) bekerjasama dengan Katapedia
menunjukkan bahwa paparan pornografi sebanyak 63.066 melalui google,
Instagram, dan news online lainnya. Peri Umar Farouk dalam buku
Menjawab Tantangan Pornografi Remaja Indonesia juga menjelaskan
bahwa 90% dari 500 lebih video porno yang telah beredar di masyarakat
dilakukan oleh remaja yang merupakan orang asli Indonesia, mereka pun
masih berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa. Yang patut diwaspadai
dari pemaparan Peri Umar Farouk adalah bahwa ternyata usia pelaku dan
korban pornografi semakin muda, yaitu SMP.
Terkait pornografi di kalangan remaja, dalam beberapa tahun terakhir
muncul istilah baru yang merupakan bawaan dari budaya Eropa, yaitu
sexting. Sexting merupakan istilah yang merujuk pada perilaku
mengirimkan konten seksual, baik teks, gambar, atau video melalui piranti
elektronik. Aktivitas sexting lazimnya dilakukan oleh pasangan suami-istri
untuk mempertahankan kemesraan dalam rumah tangga. Namun, apa
jadinya kalau yang melakukan sexting adalah anak-anak di bawah umur
dan berstatus pelajar? Hal ini tentu sangat tidak baik bagi perkembangan
generasi milenial ke depan dalam menyongsong bonus demografi tahun
2020-2030.
Kecenderungan yang terjadi menunjukkan, bahwa perkembangan
teknologi informasi yang begitu cepat terutama gadget, membuat para
pelajar menjadi narsistik dan haus eksistensi. Perilaku narsistik dan ingin
selalu eksis tidak jarang melemahkan nalar dan akal sehat, sehingga
terkadang nekat melakukan hal-hal yang secara nyata melanggar norma
dan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan masyarakat. Ketika apa yang
dilakukan menimbulkan masalah, alasan yang diungkapkan sangatlah
sederhana, yaitu sekadar iseng, lucu-lucuan, ikut-ikutan, dokumentasi
pribadi, dan alasan-alasan lain yang terkadang terksesan tidak melalui
tahap pertimbangan yang matang.
39
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Di lingkungan sekolah, sexting yang dilakukan oleh pelajar, terutama
pelajar SMA beberapa kali sempat terungkap. Media watshapp menjadi
pilihan, karena sifatnya lebih privasi. Beberapa siswa perempuan nekat
mengirimkan foto atau video tanpa busana kepada teman dekat atau
pacar dengan alasan dangkal, membuktian cinta. Sayangnya, setelah tidak
lagi menjalin hubungan, foto atau video yang tadinya dikirim sebagai
pembuktian cinta, justru disebarkan kepada pihak lain, sehingga hal yang
seharusnya privasi menjadi konsumsi publik. Dampak yang ditimbulkan
pun luar biasa. Dalam hal ini, siswa perempuanlah yang paling dirugikan,
karena malu akhirnya harus pindah sekolah, dikucilkan oleh teman bahkan
masyarakat, atau yang lebih ekstrem lagi dikucilkan oleh keluarga sendiri.
Selain antarpersonal, sexting juga kerap dilakukan berkelompok. Beberapa
kelompok pelajar membuat grup yang anggotanya hanya dari kalangan
mereka yang memiliki pemikiran dan paham yang sama tentang narsistik
dan eksistensi. Dalam grup tersebut mereka berbagi pesan teks, gambar,
atau bahkan video yang mengandung muatan pornografi. Foto dan video
yang dibagikan tidak hanya konten-konten yang diperoleh dari internet,
tetapi juga mengekploitasi diri sendiri. Sexting di kalangan pelajar jarang
terungkap ke permukaan karena sekolah memiliki kepentingan untuk
menutupi kasus, karena masalah sexting berkaitan langsung dengan
pandangan masyarakat terhadap kualitas pendampingan sekolah.
Penyebab sexting di kalangan pelajar
Beberapa hal diduga menjadi penyebab perilaku sexting. Pertama, Shock IT
(kaget IT). Kemajuan teknologi yang begitu pesat, terutama di bidang
teknologi informasi membuat masyarakat pengguna terutama pelajar,
seperti kaget dengan berbagai kemudahan yang mereka terima. Misalnya
saja kemudahan mengabadikan momen, berbagi foto atau video,
memublikasikan foto atau video tanpa melalui proses penyaringan. Konten
mana yang layak dan tidak disuguhkan ke publik terkadang luput dari
perhatian, karena keinginan untuk selalu eksis. Konten yang dipublikasikan
baru disadari berdampak negatif setelah menjadi pembicaraan publik.
40
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kedua, iseng dan ikut-ikutan. Seperti dikemukakan sebelumnya alasan
yang sering disampaikan oleh para pelaku atau korban sexting adalah
iseng dan ikut-ikutan. Mereka menjadi pelaku sexting karena mengikuti
tren di kalangan remaja, tanpa memikirkan dampak dari tindakan yang
mereka lakukan. Keinginan untuk mencoba semakin diperparah ketika
pada saat yang sama, publik figur yang sering tampil ke publik juga kurang
memberikan teladan karakter unggul, beberapa bahkan justru sebaliknya.
Maka tidak heran, mengikuti kebiasaan tokoh idola juga terkadang
menjadi alasan remaja melakukan tindakan-tindakan negatif.
Ketiga, lemahnya pengawasan sekolah dan orangtua. Bagi guru yang
mendampingi siswa di sekolah, mengawasi perilaku sexting tentu tidak
mudah karena gadget merupakan alat komunikasi yang dimiliki oleh
semua siswa dan sulit untuk dibatasi penggunaannya. Bagaimanapun juga
gadget adalah simbol pembeda generasi milenial dengan generasi
sebelumnya, sehingga membatasi penggunaan gadget di sekolah
(terutama tingkat SMA) hampir tidak mungkin. Apalagi kurikulum yang
digunakan menuntut penguasaan teknologi bagi para siswa. Dari sisi
orangtua, kebanyakan orangtua kalah canggih dalam hal penggunaan
gadget, sehingga tidak bisa maksimal dalam melakukan pengawasan.
Keempat, kurangnya literasi. Dengan perkembangan teknologi informasi
yang cepat dan membuat pelajar shock IT, seharusnya diimbangi dengan
memaksimalkan gerakan literasi. Literasi teknologi informasi harus
dilakukan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan gadget,
khususnya tentang bahaya paparan pornografi bagi remaja. Literasi
teknologi informasi saat ini belum maksimal dilakukan, di sekolah-sekolah
sekalipun tidak semua memberikan perhatian khusus terhadap masalah
yang sesungguhnya menjadi ancaman serius bagi masa depan generasi
milenial kita.
Meminimalisasi sexting
Sekolah memiliki peran yang penting terkait permasalahan sexting,
terutama Sekolah Menengah (SMP dan SMA). Seperti kata
41
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Driyarkara (1980:13), kegagalan dalam pendidikan menengah berarti
kerugian besar bagi masyarakat, timbul tenggelamnya suatu bangsa,
kemajuan dan kemerosotannya tergantung dari pendidikan di masa yang
penting tersebut. Oleh karena itu, untuk meminimalisasi sexting di sekolah
beberapa hal berikut perlu diperhatikan.
Pertama, membangun komunikasi yang intensif dengan oragtua siswa.
Sekolah harus menjalin komunikasi yang intensif dengan orangtua siswa
untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang dapat ditimbulkan dari
penggunaan gadget. Pihak sekolah bisa saja menyelipkan materi literasi
teknologi informasi kepada orangtua atau wali siswa, ketika mereka
menghadiri pertemuan pada setiap awal semester. Hal ini dilakukan agar
orangtua siswa tidak tertinggal jauh dari anak terkait penggunaan gadget,
sehingga dapat menjalankan fungsi pengawasan dengan maksimal.
Kedua, menyadarkan siswa bahwa pornografi hanya akan menghancurkan
masa depan mereka. Guru dan orangtua siswa harus memiliki komitmen
bersama untuk memberikan pemahaman yang kuat kepada remaja bahwa
pornografi hanya akan merugikan bagi masa depan mereka. Pihak sekolah
bahkan bisa menetapkan aturan yang lebih ketat terkait penyalahgunaan
fungsi gadget di lingkungan sekolah. Namun akan lebih elok jika sebelum
menetapkan aturan yang ketat, sekolah melaksanakan tanggung jawabnya
membuka wawasan siswa terkait ancaman sexting melalui kegiatan literasi
terlebih dahulu.
Ketiga, rutin melakukan pemeriksaan konten yang ada dalam gadget
siswa, meskipun hal ini bersifat privasi dan pasti akan mendapat penolakan
dari siswa, tetapi jika hal tersebut disepakati dari awal, niscaya tidak akan
menimbulkan masalah. Apresiasi layak diberikan kepada para guru di
sekolah yang berhasil mengungkap perilaku sexting siswa, baik
antarpersonal maupun berkelompok, karena hal tersebut sangat tidak
mudah dilakukan dan butuh keberanian serta kejelian.
Sexting adalah ancaman bagi generasi milenial kita, karena mereka adalah
generasi harapan masa depan bangsa, apalagi Indonesia pada tahun 2020-
2030 akan
42
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
menghadapi bonus demografi di mana jumlah usia produktif (15-64
tahun) mencapai 70%. Sumber Daya Manusia seperti apa yang akan
meramaikan bursa kerja kita pada tahun 2020-2030 tentu menjadi
tanggung jawab semua pihak, terutama orangtua dan guru.
Tugas 4
Identifikasi struktur teks Waspadai Fenomena Sexting di Kalangan
Remaja!
Argumentasi
Argumentasi
Argumentasi
Argumentasi
Argumentasi
Penegasan Ulang
43
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi
1. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan
nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi
dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona.
Pronomina Persona (kata ganti orang), yaitu persona tunggal.
Contohnya ia, dia, Anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-.
Persona jamak contohnya kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
Pronomina nonpersona (kata ganti bukan orang), yaitu pronomina
penunjuk contohnya ini, itu, sini, situ, sana. Pronomina penanya
contohnya apa, mana, siapa.
2. Nomina dan Verba
Nomina (kata benda) merupakan kata yang mengacu pada benda,
baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai
subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk
nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya
gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan,
pembelian, kekuatan, dll.
Verba (kata kerja) merupakan kata yang mengandung makna dasar
perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat
biasanya berfungsi sebagai predikat.
3. Konjungsi
Kata penghubung (konjungsi) berfungsi memperkuat argumentasi.
Contohnya pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut.
Tugas
44
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
2. Identifikasi kaidah kebahasaan teks eksposisi yang terdapa pada
teks tersebut, yang meliputi:
a. Pronomina
b. Nomina
c. Verba
d. Konjungsi
1 Pronomina
2 Nomina
3 Verba
4 Konjungsi
45
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi
(permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur
dan kebahasaan.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Pada pembelajaran kali ini, peserta didik akan diminta untuk menulis
sebuah teks eksposisi berdasarkan topik yang sudah ditentukan. Agar
teks eksposisi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, maka
peserta didik perlu membaca kembali materi seblumnya tentang
struktur dan kebahasaan teks eksposisi.
Setelah membaca kembali materi tentangg struktur dan kebahasaan
teks eksposisi, langkah selanjutnya peserta didik mulai merancang
sebuah teks eksposisi dengan mengikuti langkah kerja yang sudah
ditentukan dalam penugasan.
46
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 6
1. Bacalah kalimat-kalimat berikut dengan saksama!
Pandemi covid-19 sudah berlangsung satu tahun sejak Presiden
Jokowi mengumumkan kasus perdana pada 2 Maret 2020.
Pandemi covid-19 memberi dampak pada seluruh sektor
kehidupan, salah-satunya pendidikan.
Untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19 pembelajaran
tatap muka beralih menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Tidak semua sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran
daring dengan maksimal.
Banyak siswa terancam putus sekolah akibat PJJ, karena waktu di
rumah justru digunakan untuk bekerja.
Kekerasan terhadap anak meningkat, karena orangtua kesulitan
mendampingi anaknya.
Siswa tidak disiplin mengikuti PJJ.
2. Berdasarkan kalimat-kalimat tersebut, tulislah sebuah teks ekposisi
dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan!
47
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bab 3
MENGKRITIK TANPA MENYAKITI
TEKS ANEKDOT
KOMPETENSI DASAR:
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
48
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Ciri-ciri teks anekdot:
1. Dapat bersumber dari kehidupan nyata dan diubah menjadi cerita
yang berisi senda gurau.
2. Bersifat fiktif.
3. Tujuannya mengungkapkan kebenaran secara umum dengan cara
menghibur pembaca.
4. Terkadang berisi sindiran (satire).
5. Berkaitan dengan tradisi tamsil (perumpamaan).
49
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kaidah kebahasaan teks anekdot:
1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut
umum menyerang saksi.
2. Kalimat retoris.
“Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima lima ribu
dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”
3. Penggunaan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu.
“Oh, maaf.”
50
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 1
Bacalah teks anekdot berikut dengan saksama!
LEBIH PINTAR
51
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas
Berdasarkan teks anekdot berjudul Lebih Pintar, jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut.
1. Apakah teks tersebut termasuk teks anekdot? Berikan alasannya!
2. Apa pokok permasalahan yang dibicarakan pada teks tersebut?
3. Jelaskan pada bagian teks manakah unsur humor dapat ditemukan
oleh pembaca!
4. Jelaskan penyebab kelucuan pada teks tersebut!
Pertanyaan Jawaban
Alasan teks
tersebut
termasuk teks
anekdot?
Masalah yang
dibahas?
Unsur humor ?
Makna tersirat?
52
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.5.1 Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot
baik lisan maupun tulis
TUJUAN PEMBELAJARAN:
53
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 2
Bacalah teks anedkdot berikut dengan saksama!
MELAWAN PENGGANGGU
Abu Nawas baru pulang dari suatu tempat. Ia kaget mendapati rumahnya
telah hancur. Lebih kaget lagi ketika istrinya menjelaskan bahwa yang
melakukannya adalah Sultan.
Sultan bermimpi bahwa di bawah rumah Abu Nawas terdapat harta
karun. Ia memerintahkan anak buahnya mencari dan menggali sampai
dapat. Harta karun tidak ditemukan, tapi rumah yang berantakan
dibiarkan dan tidak mendapat ganti kerugian.
Besoknya, Abu Nawas pergi menghadap Sultan dengan membawa
pentungan dan sepiring roti yang bertudung.
“Wahai, Sultan. Aku menuntut keadilan,” kata Abu Nawas.
“Ceritakan masalahmu, Abu Nawas,” jawab Sultan.
Abu Nawas menunjukkan sepiring rotinya yang dikerubuti lalat. “Kemarin
lalat-lalat pengganggu telah memasuki rumah dan mengambil
makananku. Aku ingin keadilan.” Sultan berpandangan dengan para
penasihatnya sambil menahan senyum, merasa geli. “Keadilan seperti
apa yang kau inginkan?”
Abu Nawas menyodorkan sebuah kertas, ”Aku meminta ijin tertulis
darimu untuk diperbolehkan menghukum mereka di mana pun mereka
hinggap.”
“Baiklah,” jawab Sultan. Meski masih merasa geli, Sultan
menandatangani dokumen tersebut dan menyerahkannya ke Abu Nawas.
Begitu surat tersebut di tangannya, Abu Nawas segera meletakkan piring
tersebut di atas meja dan menghantamnya. Piring pecah, roti
berhamburan, dan lalat beterbangan.
54
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Abu Nawas segera mengejar lalat tersebut, dan memukul apapun yang
mereka hinggapi. Vas bunga, lampu, kursi, jendela, hingga orang-orang
yang berada di dalam istana sekalipun. Keadaan menjadi sangat kacau.
“Apa-apaan ini, Abu Nawas. Kenapa kau lakukan ini?” teriak raja di
tengah kericuhan.
Abu Nawas menatap sultan dengan pandangan tak mengerti. “Apa
maksudmu, wahai Sultan? Bukankah kau yang telah memberiku izin dan
kekuasaan untuk melakukannya?”
Sultan hanya bisa terpana dan merasa malu. Rasa sesal timbul melihat
Abu Nawas yang berjalan dengan senyum puas ke luar istana setelah
mengobrak-abrik isinya.
Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id (diakses 6/3/2021)
Tugas
Berdasarkan teks anekdot berjudul Melawan Pengganggu tersebut,
jawablah beberapa pertanyaan berikut.
1. Jelaskan pokok permasalahan yang dibahas pada teks anekdot
tersebut!
2. Jelaskan unsur humor yang terdapat pada teks anekdot tersebut!
3. Jelaskan makna tersirat atau sindiran yang ingin disampaikan penulis
melalui teks anekdot tersebut!
4. Menurut Anda, kepada siapakah kritik atau sindiran dalam teks
anekdot tersebut ditujukan? Berikan alasan!
55
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Jawaban ditulis dalam tabel berikut.
1 Pokok
permasalahan
2 Unsur humor
3 Makna
tersirat/sindiran
4 Sasaran
56
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Kegiatan 3
Silakan dibaca kembali dengan saksama teks anekdot berjudul
Melawan Pengganggu pada bagian sebelumnya!
57
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas
Berdasarkan teks anekdot berjudul Melawan Pengganggu, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Identifikasilah bagian-bagian teks anekdot tersebut yang terdiri dari
abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda!
2. Tentukan kaidah kebahasaan yang terdapat pada teks anekdot
tersebut!
Abstraksi
Orientasi
Krisis
Reaksi
Koda
58
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
2. Kaidah Kebahasaan:
Unsur Kebahasaan
Contoh Kalimat
Kalimat yang
menyatakan
peristiwa masa
lalu?
Kalimat retoris?
Penggunaan
konjungsi
yangmenyatakan
hubungan waktu?
Penggunaan kata
kerja aksi?
Penggunaan
kalimat perintah?
Penggunaan
kalimat seru?
59
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan
struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun tulis
TUJUAN PEMBELAJARAN:
60
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 4
Menulis teks anekdot.
Tugas
1. Buatlah sebuah cerita anekdot yang berisi sindiran terhadap
permasalahan menarik yang terjadi di lingkungan sekolah!
Contoh: Tentang tulisan di meja, tentang toilet (Kloset duduk dan
kloset jongkok), lebih takut pada CCTV, guru galak, atau
tentang pembelajaran jarak jauh.
2. Setelah selesai menulis teks anekdot, akukan langkah berikut:
a. Kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok.
b. Kelompok memilih naskah siapa yang akan ditampilkan.
c. Siswa menampilkan anekdot yang telah dibuat dalam bentuk
mini drama.
61
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bab 4
MENGGALI PESAN MORAL DALAM CERITA RAKYAT
(HIKAYAT)
KOMPETENSI DASAR:
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung
dalam cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Hikayat adalah karya sastra lama yang berisi cerita, baik sejarah maupun
roman fiktif yang dibaca sebagai pelipur lara atau pembangkit
semangat.
62
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Karakteristik Hikayat:
2 Kesaktian tokoh-tokohnya;
Jenis-Jenis Hikayat:
63
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Nilai-Nilai dalam Hikayat:
64
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 1
Bacalah teks hikayat berjudul Hikayat Indera Bangsawan berikut dengan
saksama!
65
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
hujan ribut, mereka pun pergi saling cari – mencari. Tersebut pula
perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera
Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah
Subhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuatkuatnya. Beberapa lama
di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, danbertemu sebuah mahligai.
Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung.
Gendang itu dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang
melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya
gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu.
Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh
Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu
dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan
dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-
dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah
Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai
suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia
sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang
ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu
menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang
berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan
putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri
itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir
sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh
Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu
elok parasnya itu. Sembilan orang anak raja sudah berada di dalam negeri
itu. Akhirnya raksasa itu mencanangkan supaya Indera Bangsawan pergi
menolong Raja Kabir.
Diberikannya juga suatu permainan yang disebut sarung kesaktian dan
satu isyarat kepada Indera Bangsawan seperti kanak-kanak dan ilmu
isyarat itu
66
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
boleh membawanya ke tempat jauh dalam waktu yang singkat. Dengan
mengenakan isyarat yang diberikan raksasa itu, sampailah Indera
Bangsawan di negeri Antah Berantah. Ia menjadikan dirinya budak-
budak berambut keriting. Raja Kabir sangat tertarik kepadanya dan
mengambilnya sebagai permainan Puteri Kemala Sari. Puteri Kemala Sari
juga sangat suka cita melihatnya dan menamainya si Hutan. Maka si
Hutan pun disuruh Puteri Kemala Sari memelihara kambingnya yang dua
ekor itu, seekor jantan dan seekor betina.
Pada suatu hari, Puteri Kemala Sari bercerita tentang nasib saudara
sepupunya Puteri Ratna Sari yang negerinya sudah dirusakkan oleh
Garuda. Diceritakannya juga bahwa Syah Peri lah yang akan membunuh
garuda itu. Adapun Syah Peri itu ada adik kembar, Indera Bangsawan
namanya. Ialah yang akan membunuh Buraksa itu. Tetapi bilakah
gerangan Indera Bangsawan baru akan datang? Puteri Kemala Sari sedih
sekali.
Si Hutan mencoba menghiburnya dengan menyanyikan pertunjukan
yang manis. Maka Puteri Kemala Sari pun tertawalah dan si Hutan juga
makin disayangi oleh tuan puteri. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala
Sari pun sakit mata, terlalu sangat.
Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak
mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi.
“Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan
menjadi suami tuan puteri.” Setelah mendengar kata-kata baginda Si
Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta
menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk menunggui
pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun
kembali seperti dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing
yang disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan
berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada
orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja
yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit
67
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Indera Bangsawan dengan besi panas.
Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada
raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan
susu kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu
harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu
harimau ke mata tuan puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh
tabib, maka tuan puteri pun sembuhlah.
Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa.
Baginda menyuruh orang berbuat mahligai di tengah padang akan
tempat duduk tuan puteri. Di bawah mahligai itu ditaruh satu bejana
berisi air, supaya Buraksa boleh datang meminumnya. Di sanalah anak
raja yang sembilan orang itu boleh berebut tuan puteri. Barang siapa
yang membunuh Buraksa itu, yaitu mendapat hidungnya yang tujuh dan
matanya yang tujuh, dialah yang akan menjadi suami tuan puteri. Maka
tuan puteri pun ditinggalkan baginda di mahligai di tengah padang itu.
Si Hutan juga menyusul datang. Tuan puteri terharu akan kesetiaannya
dan menamainya si Kembar. Hatta si Kembar pun bermohon kepada tuan
puteri dan kembali mendapatkan raksasa neneknya. Raksasa neneknya
memberikan seekor kuda hijau dan mengajarnya cara-cara membunuh
Buraksa.
Setelah itu, si Kembar pun menaiki kuda hijaunya dan menghampiri
mahligai tuan puteri. Katanya kepada tuan puteri bahwa dia adalah
seorang penghuni hutan rimba yang tiada bernama. Tujuan
kedatangannya ialah hendak melihat tamasya anak raja yang sembilan
itu membunuh Buraksa. Tuan puteri menyilakan naik ke mahligai itu.
Setelah menahan jerat pada mulut bejana itu dan mengikat hujung tali
pada leher kudanya serta memesan kudanya menarik jerat itu bila
Buraksa itu datang meminum air, si Kembar pun naik ke mahligai tuan
puteri.
Hatta Buraksa itu pun datanglah dengan gemuruh bunyinya. Tuan puteri
ketakutan
68
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
dan si Kembar memangkunya. Tersebut pula perkataan Buraksa itu.
Apabila dilihatnya ada air di dalam mulut bejana itu, maka ia pun
minumlah serta dimasukannya kepalanya ke dalam mulut bejana tempat
jerat tertahan itu. Maka kuda hijau si Kembar pun menarik tali jerat itu
dan Buraksa pun terjeratlah. Si Kembar segera datang memarangnya
hingga mati serta menghiris hidungnya yang tujuh dan matanya yang
tujuh itu. Setelah itu si Kembar pun mengucapkan “selamat tinggal”
kepada tuan puteri dan gaib dari padang itu. Tuan puteri ternganga-
nganga seraya berpikir bahwa orang muda itu pasti adalah Indera
Bangsawan.
Hatta para anak raja pun datanglah. Dilihatnya bahwa Buraksa itu sudah
mati, tetapi mata dan hidungnya tiada lagi. Maka mereka pun mengerat
telinga, kulit kepala, jari, tangan dan kaki Buraksa itu untuk dibawa
kepada baginda. Baginda tidak percaya mereka sudah mereka itu bukan
alamatnya. Selang berapa lama, si Kembar pun datang dengan membawa
mata dan hidung Buraksa itu dan diberikan tuan puteri sebagai isteri. Si
Kembar menolak dengan mengatakan bahwa dia adalah hamba yang
hina. Tetapi, tuan puteri menerimanya dengan senang hati.
Sumber: https://www.dosenpendidikan.co.id/ (diakses 6/3/2021)
Kegiatan 1
69
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bermain Kuis BABAK 1:
Mencari kata
sukar
70
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Babak 1 dan 2
Mencari kata sukar dan maknanya pada KBBI
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
71
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
BABAK 3 dan 4
Pertanyaan Wajib dan Rebutan
72
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Lanjutan
KELOM PERTANYAAN JAWABAN
POK
V 1. Berapa jumlah putra yang dilahirkan istri Raja
Indera Bungsu?
2. Pada usia berapa kedua anak Raja Indera Bungsu
(Syah Peri dan Indera Bangsawan) diperintahkan
belajar mengaji?
3. Apa obat yang dapat menyembuhkan penyakit
yang diderita Putri Kemala Sari?
VI 1. Siapakah nama anak Raja Indera Bungsu yang
kedua (nomor dua)?
2. Apa nama hewan yang mengalahkan negeri Putri
Ratna sari sehingga ia disembunyikan ke dalam
gendang?
3. Ketika putra kedua (Indera Bangsawan) sampai di
padang dan masuk ke dalam gua, siapa yang
ditemuinya?
PERTANY
1. Siapa nama raja yang memimpin Negeri Antah
AAN
REBUTAN Berantah?
2. Saat dilahirkan benda apa yang dibawa Indera
Bangsawan?
3. Siapakah yang selalu menolong Indera
Bangsawan sehingga ia selalu bisa melakukan hal
sulit yang diminta Raja Kabir?
4. Berdasarkan materi tentang karakteristik hikayat,
sebutkan salah satu karakteristik yang tampak
pada Hikayat Indera Bangsawan tersebut disertai
penjelasan singkat!
5. Sebutkan salah satu nilai yang tampak pada
Hikayat Indera Bangsawan disertai penjelasan
singkat!
73
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Selamat bagi kelompok yang berhasil memenangkan kuis. Selanjutnya
peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
secara individu berdasarkan aktivitas sebelumnya tanpa membuka
buku.
Tugas 1
1. Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan Hikayat Indera
Bangsawan:
a. Siapakah Indera Bangsawan?
b. Siapakah putri yang ditolong oleh saudara kembar Indera
Bangsawan?
c. Apa yang dilakukan Syah Peri setelah berpisah dengan Indera
Bangsawan?
d. Mengapa Indera Bangsawan dan Syah Peri terpisah?
e. Bagaimanakah cara Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa?
f. Bagaimana cara Indera Bangsawan masuk ke dalam istana Raja
Kabir?
2. Berdasarkan karakteristik hikayat, ciri apa saja yang tampak pada
Hikayat Indera Bangsawan!
3. Sebutkan dan jelaskan nilai apa saja yang terkandung dalam hikayat
tersebut!
74
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar
dan dibaca.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Menuliskan kembali hikayat yang telah dibaca/didengar
dengan bahasa sendiri dalam bentuk teks eksposisi, baik
4.7.1 secara lisan maupun tulis.
Mempresentasikan teks eksposisi berdasarkan isi dan nilai-
nilai hikayat yang telah disusun.
4.7.2
75
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
1. Argumentasi yang digunakan harus merujuk pada kehidupan
saat ini yang masih menerapkan nilai-nilai tersebut.
2. Menggunakan struktur teks eksposisi
(tesis^argumen^pernyataan ulang) dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi.
Kegiatan 2
Menceritakan kembali isi hikayat yang telah dibca.
76
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat
dan cerpen.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Kegiatan 3
Bacalah teks hikayat berjudul Hang Tuah dan cerpen Juru Masak
berikut dengan saksama!
77
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
HIKAYAT HANG TUAH
Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak
HangMahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat
itu, semua orangdi Sungai Duyung mendengar kabar teng Raja Bintan
yang baik dan sopan kepadasemua rakyatnya.
Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata
kepadaistrinya yang bernama Dang Merdu,”Ayo kita pergi ke Bintan,
negri yang besar itu,apalagi kita ini orang yang yang miskin. Lebih baik
kita pergi ke Bintan agar lebihmudah mencari pekerjaan ”Lalu pada
malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit.
Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud pun
terbangun danmengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh
Hang Tuah berbau sepertiwangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud
pun menceritakan mimpinya kepadaistri dan anaknya. Setelah
mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsung memandikan dan
melulurkan anaknya.
Setelah itu, ia memberikan anaknya itu kain,baju, dan ikat kepala
serbaputih. Lalu Dang Merdu memberi makan Hang Tuah nasi kunyit dan
telur ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk
mendoakan selamatan untuk Hang Tuah. Setelah selesai dipeluknyalah
anaknya itu.Lalu kata Hang Mahmud kepada istrinya,”Adapun anak kita
ini kita jaga baik-baik, jangan diberi main jauh-jauh.
”Keesokan harinya, seperti biasa Hang Tuah membelah kayu
untukpersediaan. Lalu ada pemberontak yang datang ke tengah pasar,
banyak orangyang mati dan luka-luka. Orang-orang pemilik toko
meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampong. Gemparlah negri
Bintan itu dan terjadi kekacauan dimana-mana. Ada seorang yang sedang
melarikan diri berkata kepada Hang Tuah,”Hai, Hang Tuah, hendak
matikah kau tidak mau masuk ke kampung?
”Maka kata Hang Tuah sambil membelah kayu,”Negri ini memiliki prajurit
dan pegawai
78
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
yang akan membunuh, ia pun akan mati olehnya.”Waktu ia sedang
berbicara ibunya melihat bahwa pemberontak itu menuju Hang Tuah
sambil menghunuskan kerisnya. Maka ibunya berteriak dari atas
toko,katanya,”Hai, anakku, cepat lari ke atas toko!
”Hang Tuah mendengarkan kata ibunya, iapun langsung bangkit berdiri
dan memegang kapaknya menunggu amarah pemberontak itu.
Pemberontak itu datang ke hadapan Hang Tuah lalu menikamnya bertubi-
tubi. Maka Hang Tuah pun melompat dan mengelak dari tikaman orang
itu. Hang Tuah lalu mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu, lalu
terbelalah kepala orang itu dan mati.
Maka kataseorang anak yang menyaksikannya, ”Dia akan menjadi perwira
besar di tanahMelayu ini. ” Terdengarlah berita itu oleh keempat
kawannya, Hang Jebat, Hang Kesturi,Hang Lekir, dan Hang Lekui. Mereka
pun langsung berlari-lari mendapatkan Hang Tuah. Hang Jebat dan Hang
Kesturi bertanya kepadanya, ”Apakah benar engkau membunuh
pemberontak dengan kapak?”
Hang Tuah pun tersenyum dan menjawab, ”Pemberontak itu tidak pantas
dibunuh dengan keris, melainkan dengan kapak untuk kayu.” Kemudian
karena kejadian itu, baginda raja sangat mensyukuri adanya sang Hang
Tuah. Jika ia tidak datang ke istana, pasti ia akan dipanggil oleh Sang
Raja.Maka Tumenggung pun berdiskusi dengan pegawai-pegawai lain
yang juga iri hatikepada Hang Tuah. Setelah diskusi itu, datanglah mereka
ke hadapan Sang Raja.
Maka saat sang Baginda sedang duduk di tahtanya bersama
parabawahannya, Tumenggung dan segala pegawai-pegawainya datang
berlutut, lalumenyembah Sang Raja, “Hormat tuanku, saya mohon ampun
dan berkat, adabanyak berita tentang penghianatan yang sampai kepada
saya. Berita-berita itu sudah lama saya dengar dari para pegawai-pegawai
saya.”
Setelah Sang Baginda mendengar hal itu, maka Raja pun terkejut lalu
bertanya, “Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?” Maka
seluruh
79
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
menteri-menteri itu menjawab, “Hormat tuanku, pegawai saya yang hina
tidak berani datang, tetapi dia yang berkuasa itulah yang melakukan hal
ini.”
Maka Baginda bertitah, “Hai Tumenggung, katakana saja, kita akan
membalasanya.” Maka Tumenggung menjawab, “Hormat tuanku, saya
mohon ampun dan berkat,untuk datang saja hamba takut, karena yang
melakukan hal itu, tuan sangat menyukainya. Baiklah kalau tuan percaya
pada perkataan saya, karena jika tidak, alangkah buruknya nama baik
hamba, seolah-olah menjelek-jelekkan orang itu.”
Setelah Baginda mendengar kata-kata Tumenggung yang sedemikian itu,
maka Baginda bertitah, “Siapakah orang itu, Sang Hang Tuah kah?” Maka
Tumenggung menjawab, “Siapa lagi yang berani melakukannya selain
Hang Tuah itu. Saat pegawai-pegawai hamba memberitahukan hal ini
pada hamba,hamba sendiri juga tidak percaya, lalu hamba melihat Sang
Tuah sedang berbicara dengan seorang perempuan di istana tuan ini.
Perempuan tersebut bernama Dang Setia. Hamba takut ia melakukan
sesuatu pada perempuan itu, maka hamba dengan dikawal datang untuk
mengawasi mereka.”Setelah Baginda mendengar hal itu, murkalah ia,
sampai mukanya berwarnamerah padam. Lalu ia bertitah kepada para
pegawai yang berhati jahat itu,“Pergilah, singkirkanlah si durhaka
itu!”Maka Hang Tuah pun tidak pernah terdengar lagi di dalam negri itu,
tetapi si Tuah tidak mati, karena si Tuah itu perwira besar, apalagi di
menjadi wali Allah.
Kabarnya sekarang ini Hang Tuah berada di puncak dulu Sungai Perak, di
sana iaduduk menjadi raja segala Batak dan orang hutan. Sekarang pun
raja ingin bertemu dengan seseorang, lalu ditanyainya orang itu dan ia
berkata, “Tidakkah tuan inginmempunyai istri?”Lalu jawabnya, “Saya
tidak ingin mempunyai istri lagi.”
80
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
JURU MASAK
Karya Damhuri Muhammad
Perhelatan bisa kacau tanpa kehadiran lelaki itu. Gulai Kambing akan
terasa hambar lantaran racikan bumbu tak meresap ke dalam daging.
Kuah Gulai Kentang dan Gulai Rebung bakal encer karena keliru menakar
jumlah kelapa parut hingga setiap menu masakan kekurangan santan.
Akibatnya, berseraklah gunjing dan cela yang mesti ditanggung tuan
rumah, bukan karena kenduri kurang meriah, tidak pula karena
pelaminan tempat bersandingnya pasangan pengantin tak sedap
dipandang mata, tapi karena macam-macam hidangan yang tersuguh tak
menggugah selera. Nasi banyak gulai melimpah, tapi helat tak bikin
kenyang. Ini celakanya bila Makaji, juru masak handal itu tak dilibatkan.
Beberapa tahun lalu, pesta perkawinan Gentasari dengan Rustamadji
yang digelar dengan menyembelih tigabelas ekor kambing dan
berlangsung selama tiga hari, tak berjalan mulus, bahkan hampir saja
batal. Keluarga mempelai pria merasa dibohongi oleh keluarga mempelai
wanita yang semula sudah berjanji bahwa semua urusan masak-
memasak selama kenduri berlangsung akan dipercayakan pada Makaji,
juru masak nomor satu di Lareh Panjang ini. Tapi, di hari pertama
perhelatan, ketika rombongan keluarga mempelai pria tiba, Gulai
Kambing, Gulai Nangka, Gulai Kentang, Gulai Rebung dan aneka hidangan
yang tersaji ternyata bukan masakan Makaji. Mana mungkin keluarga
calon besan itu bisa dibohongi? Lidah mereka sudah sangat terbiasa
dengan masakan Makaji.
“Kalau besok Gulai Nangka masih sehambar hari ini, kenduri tak usah
dilanjutkan!” ancam Sutan Basabatuah, penghulu tinggi dari keluarga
Rustamadji.
“Apa susahnya mendatangkan Makaji?”
“Percuma bikin helat besar-besaran bila menu yang terhidang hanya bikin
malu.”
81
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Begitulah pentingnya Makaji. Tanpa campur tangannya, kenduri terasa
hambar, sehambar Gulai Kambing dan Gulai Rebung karena bumbu-
bumbu tak diracik oleh tangan dingin lelaki itu. Sejak dulu, Makaji tak
pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak menggelar
pesta, tak peduli apakah tuan rumah hajatan itu orang terpandang yang
tamunya membludak atau orang biasa yang hanya sanggup menggelar
syukuran seadanya. Makaji tak pilih kasih, meski ia satu-satunya juru
masak yang masih tersisa di Lareh Panjang. Di usia senja, ia masih tangguh
menahan kantuk, tangannya tetap gesit meracik bumbu, masih kuat ia
berjaga semalam suntuk.
“Separuh umur Ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri di
kampung ini, bagaimana kalau tanggungjawab itu dibebankan pada yang
lebih muda?” saran Azrial, putra sulung Makaji sewaktu ia pulang
kampung enam bulan lalu.
“Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti,”
“Belum! Akan Ayah pikul beban ini hingga tangan Ayah tak lincah lagi
meracik bumbu,” balas Makaji waktu itu.
“Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana kalau Ayah jadi
juru masak di salah satu Rumah Makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin
lagi berjauhan dengan Ayah,”
Sejenak Makaji diam mendengar tawaran Azrial. Tabiat orangtua selalu
begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski
sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia
menimbang. Makaji memang sudah lama menunggu ajakan seperti itu.
Orangtua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua? Dan
kini, gayung telah bersambut, sekali saja ia mengangguk, Azrial segera
memboyongnya ke rantau, Makaji tetap akan punya kesibukan di Jakarta,
ia akan jadi juru masak di Rumah Makan milik anaknya sendiri.
“Beri Ayah kesempatan satu kenduri lagi!”
“Kenduri siapa?” tanya Azrial.
82
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
“Mangkudun. Anak gadisnya baru saja dipinang orang. Sudah terlanjur
Ayah sanggupi, malu kalau tiba-tiba dibatalkan,”
Merah padam muka Azrial mendengar nama itu. Siapa lagi anak gadis
Mangkudun kalau bukan Renggogeni, perempuan masa lalunya. Musabab
hengkangnya ia dari Lareh Panjang tidak lain adalah Renggogeni, anak
perempuan tunggal babeleng itu. Siapa pula yang tak kenal Mangkudun?
Di Lareh Panjang, ia dijuluki tuan tanah, hampir sepertiga wilayah
kampung ini miliknya. Sejak dulu, orang-orang Lareh Panjang yang
kesulitan uang selalu beres di tangannya, mereka tinggal menyebutkan
sawah, ladang atau tambak ikan sebagai agunan, dengan senang hati
Mangkudun akan memegang gadaian itu.
Masih segar dalam ingatan Azrial, waktu itu Renggogeni hampir tamat dari
akademi perawat di kota, tak banyak orang Lareh Panjang yang bisa
bersekolah tinggi seperti Renggogeni. Perempuan kuning langsat pujaan
Azrial itu benar-benar akan menjadi seorang juru rawat. Sementara Azrial
bukan siapa-siapa, hanya tamatan madrasah aliyah yang sehari-hari
bekerja honorer sebagai sekretaris di kantor kepala desa.
Ibarat emas dan loyang perbedaan mereka. “Bahkan bila ia jadi kepala
desa pun, tak sudi saya punya menantu anak juru masak!” bentak
Mangkudun, dan tak lama berselang berita ini berdengung juga di kuping
Azrial.
“Dia laki-laki taat, jujur, bertanggungjawab. Renggo yakin kami berjodoh,”
“Apa kau bilang? Jodoh? Saya tidak rela kau berjodoh dengan Azrial. Akan
saya carikan kau jodoh yang lebih bermartabat!”
“Apa dia salah kalau ayahnya hanya juru masak?”
“Jatuh martabat keluarga kita bila laki-laki itu jadi suamimu. Paham kau?”
Derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, seperti
sawah tak berpembatang, tak ada yang bisa diandalkan. Tapi tidak patut
rasanya Mangkudun memandangnya dengan sebelah mata. Maka, dengan
berat hati Azrial melupakan Renggogeni. Ia hengkang dari kampung, pergi
83
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
membawa luka hati. Awalnya ia hanya tukang cuci piring di Rumah Makan
milik seorang perantau dari Lareh Panjang yang lebih dulu mengadu
untung di Jakarta.
Sedikit demi sedikit dikumpulkannya modal, agar tidak selalu bergantung
pada induk semang. Berkat kegigihan dan kerja keras selama bertahun-
tahun, Azrial kini sudah jadi juragan, punya enam Rumah Makan dan
duapuluh empat anak buah yang tiap hari sibuk melayani pelanggan.
Barangkali, ada hikmahnya juga Azrial gagal mempersunting anak gadis
Mangkudun.
Kini, lelaki itu kerap disebut sebagai orang Lareh Panjang paling sukses di
rantau. Itu sebabnya ia ingin membawa Makaji ke Jakarta. Lagi pula, sejak
ibunya meninggal, ayahnya itu sendirian saja di rumah, tak ada yang
merawat, adik-adiknya sudah terbang-hambur pula ke negeri orang. Meski
hidup Azrial sudah berada, tapi ia masih saja membujang. Banyak yang
ingin mengambilnya jadi menantu, tapi tak seorang perempuan pun yang
mampu luluhkan hatinya. Mungkin Azrial masih sulit melupakan
Renggogeni, atau jangan-jangan ia tak sungguh-sungguh melupakan
perempuan itu.
Kenduri di rumah Mangkudun begitu semarak. Dua kali meriam
ditembakkan ke langit, pertanda dimulainya perhelatan agung. Tak
biasanya pusaka peninggalan sesepuh adat Lareh Panjang itu dikeluarkan.
Bila yang menggelar kenduri bukan orang berpengaruh seperti
Mangkudun, tentu tak sembarang dipertontonkan. Para tetua kampung
menyiapkan pertunjukan pencak guna menyambut kedatangan mempelai
pria. Para pesilat turut ambil bagian memeriahkan pesta perkawinan anak
gadis orang terkaya di Lareh Panjang itu. Maklumlah, menantu
Mangkudun bukan orang kebanyakan, tapi perwira muda kepolisian yang
baru dua tahun bertugas, anak bungsu pensiunan tentara, orang disegani
di kampung sebelah. Kabarnya, Mangkudun sudah banyak membantu laki-
laki itu, sejak dari sebelum ia lulus di akademi kepolisian hingga resmi jadi
perwira muda. Ada yang bergunjing, perjodohan itu terjadi karena
keluarga pengantin pria hendak membalas jasa yang dilakukan
84
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Mangkudun di masa lalu. Aih, perkawinan atas dasar hutang budi.
Mangkudun benar-benar menepati janji pada Renggogeni, bahwa ia akan
carikan jodoh yang sepadan dengan anak gadisnya itu, yang jauh lebih
bermartabat. Tengoklah, Renggogeni kini tengah bersanding dengan
Yusnaldi, perwira muda polisi yang bila tidak ‘macam-macam’ tentu
karirnya lekas menanjak.
Duh, betapa beruntungnya keluarga besar Mangkudun. Tapi, pesta yang
digelar dengan menyembelih tiga ekor kerbau jantan dan tujuh ekor
kambing itu tak begitu ramai dikunjungi. Orang-orang Lareh Panjang
hanya datang di hari pertama, sekedar menyaksikan benda-benda pusaka
adat yang dikeluarkan untuk menyemarakkan kenduri, setelah itu mereka
berbalik meninggalkan helat, bahkan ada yang belum sempat mencicipi
hidangan tapi sudah tergesa pulang.
“Gulai Kambingnya tak ada rasa,” bisik seorang tamu.
“Kuah Gulai Rebungnya encer seperti kuah sayur Toge. Kembung perut
kami dibuatnya,”
“Dagingnya keras, tidak kempuh. Bisa rontok gigi awak dibuatnya,”
“Masakannya tak mengeyangkan, tak mengundang selera.”
“Pasti juru masaknya bukan Makaji!”
Makin ke ujung, kenduri makin sepi. Rombongan pengantar mempelai
pria diam-diam juga kecewa pada tuan rumah, karena mereka hanya
dijamu dengan menu masakan yang asal-asalan, kurang bumbu, kuah
encer dan daging yang tak kempuh. Padahal mereka bersemangat datang
karena pesta perkawinan di Lareh Panjang punya keistimewaan tersendiri,
dan keistimewaan itu ada pada rasa masakan hasil olah tangan juru masak
nomor satu. Siapa lagi kalau bukan Makaji?
“Kenapa Makaji tidak turun tangan dalam kenduri sepenting ini?” begitu
mereka bertanya-tanya.
“Sia-sia saja kenduri ini bila bukan Makaji yang meracik bumbu,”
85
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
“Ah, menyesal kami datang ke pesta ini!”
Dua hari sebelum kenduri berlangsung, Azrial, anak laki-laki Makaji,
datang dari Jakarta. Ia pulang untuk menjemput Makaji. Kini, juru masak
itu sudah berada di Jakarta, mungkin tak akan kembali, sebab ia akan
menghabiskan hari tua di dekat anaknya. Orang-orang Lareh Panjang telah
kehilangan juru masak handal yang pernah ada di kampung itu. Kabar
kepergian Makaji sampai juga ke telinga pengantin baru Renggogeni.
Perempuan itu dapat membayangkan betapa terpiuh-piuhnya perasaan
Azrial setelah mendengar kabar kekasih pujaannya telah dipersunting
lelaki lain.
Sumber: https://andriasetiawan.wordpress.com/ (diakses 7/3/2021)
Tugas
Berdasarkan teks hikayat berjudul Hang Tuah dan teks cerpen berjudul Juru Masak
tersebut, jawablah pertanyaan berikut.
1. Tentukanlah persamaan dan perbedaan isi teks hikayat dan cerpen tersebut!
2. Tentukanlah persamaan dan perbedaan nilai dalam teks hikayat dan cerpen
tersebut!
Persamaan Perbedaan
Isi
Nilai
86
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.8 Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen
dengan memerhatikan isi dan nilai nilai.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
87
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Sebelum mulai menceritakan kembali isi hikayat dalam bentuk teks
cerpen, peserta didik terlebih dahulu memahami kembali terkait ciri dan
struktur teks cerpan sebagai berikut.
Ciri-ciri teks cerpen:
1. Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
2. Tulisan kurang dari 10.000 kata.
3. Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang
berarti bagi pelakunya.
4. Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada
penyelesaiannya.
5. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal
masyarakat.
6. Beralur tunggal dan lurus.
S 1 Abstrak
T
R
U 2 Orientasi
K
T 3 Komplikasi
U
R
C 4 Evaluasi
E
R Resolusi
5
P
E
N 6 Koda
88
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 4
Menuliskan kembali isi teks hikayat dalam bentuk cerpen.
Tugas
1. Bacalah kembali teks hikayat berjudul Hikayat Hang Tuah!
2. Ceritakan kembali isi teks hikayat tersebut dalam bentuk cerpen
dengan memerhatikan hal-hal berikut:
a. Jika alur cerita berbingkai ubahlah menjadi alur tunggal
b. Menggunakan bahasa Indonesia
c. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai
d. Nilai-nilai yang terkaindung dalam hikayat tetap dipertahankan.
89
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bab 5
SENI BERNEGOSIASI
KOMPETENSI DASAR:
3.9 Mengevaluasi pengajuan, penawaran, dan persetujuan dalam
teks negosiasi lisan maupun tertulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
90
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Apa itu teks negosiasi?
91
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Apa itu teks negosiasi?
92
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Pembukaan atau awalan dari percakapan
Orientasi negosiasi, biasanya berupa salam, sapa,
dan sebagainya.
S
T
R Pihak yang ingin tahu, menanyakan suatu
U
K Pengajuan barang atau permasalahan yang
T dihadapi.
U
R
N Proses tawar-menawar pihak satu
E dengan pihak yang lain untuk mendapat
G Penawaran
O kesepakatan yang menguntungkan dua
S belah pihak.
I
A
S
I Kesepakatan atas hasil penawaran dari
Persetujuan kedua belah pihak.
93
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 1
Bacalah teks negosiasi berikut dengan saksama!
94
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas
Berdasarkan teks negosisasi tersebut, jawablah pertanyaan berikut:
1. Jelaskan bagaimana cara pengusaha meyakin pihak bank agar
pengajuan pinjaman disetujui!
2. Apakah pengusaha tersebut bersikap sopan saat bernegosiasi
dengan petugas bank? Jelaskan alasannya!
3. Apakah ada syarat tertentu yang diajukan pihak bank kepada
pengusaha sebelum pinjaman dikabulkan?
4. Apakah kesepakatan yang dihasilkan menguntungkan kedua belah
pihak? Jelaskan!
5. Berdasarkan teks tersebut, buatlah kesimpulan terkait apa yang
dimaksud dengan pengajuan, penawaran, dan persetujuan dalam
teks negosiasi!
2 Sikap pengusaha?
3 Syarat pengajuan
pinjaman?
4 Kesepakatan
menguntukan
kedua pihak atau
tidak?
5 Kesimpulan?
95
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.9 Menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup
dalam teks negosiasi secara lisan atau tulis
TUJUAN PEMBELAJARAN:
96
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 2
Bacalah teks negosiasi berikut dengan saksama!
NEGOSIASI BIAYA SEKOLAH
Oleh Welly Hadi Nugroho Seran
Guru di SMA Santo Yosef Lahat, Yayasan Tarakanita Indonesia
Tim Finansial : Ini bu, surat ketetapannya terima kasih sudah memilih sekolah kami.
Orangtua siswa : Baik pak terima kasih, saya pamit, selamat siang.
Tim Finansial : Terima kasih ibu sampai jumpa.
97
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 1
Berdasarkan teks negosiasi tersebut, jawablah pertanyaan
berikut:
1. Jelaskan faktor-faktor penyebab keberhasilan negosiasi yang
dilakukan!
2. Tuliskan kutipan dialog yang membuktikan jawaban Anda
tersebut!
No. Faktor Penyebab Keberhasilan Bukti kutipan
Negosiasi
Jawaban ditulis pada tabel berikut…
1.
2.
3.
4.
98
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 3
Menjelaskan pola-pola penyajian teks negosiasi.
Selain dilakukan secara lisan, negosiasi juga bisa dilakukan secara tertulis.
Guru mengajak peserta didik mendiskusikan bentuk-bentuk teks
negosiasi tertulis. Misalnya, dengan mengajukan pertanyaan apakah surat
penawaran dan pemesanan barang termasuk teks negosiasi. Guru
membimbing peserta didik agar menjawab atau menanggapi pertanyaan
tersebut dengan tetap mengingatkan kepada peserta didik unsur-unsur
teks negosiasi. Intinya, teks tertulis apabila memenuhi unsur-unsur
negosiasi, dapat dimasukkan dalam teks negosiasi.
99
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Unsur-Unsur Surat Penawaran:
1. Kepala surat 8. Kalimat pembuka
2. Tanggal surat 9. Isi surat
3. Nomor surat 10. Kalimat penutup
4. Hal 11. Salam penutup
5. Lampiran (kalau ada) 12. Jabatan
6. Tujuan surat 13. Tanda tangan
7. Salam pembuka (dengan 14. Nama lengkap
hormat)
PTM SQUARE
Jalan Mayor Ruslan 13, Lahat, Sumatra Selatan
Dengan hormat,
PTM Square adalah sebuah perusahaan yang menyediakan daging segar
dan aneka sayu oragnik. Kami sudah berpengalaman puluhan tahun
melayani pelanggan terutama rumah makan, perusahaan penyelenggara
pesta perkawinan, ulang tahun, dan berbagai event besar lainnya.
100
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kami hanya menyediakan produk daging dan aneka sayuran
berkualitas tinggi.
Dalam rangka pembukaan cabang baru di Kota Lahat, kami
menawarkan harga khusus selama masa promosi bulan Januari 2021.
Jenis poduk dan harga dapat dilihat pada brosur terlampir. (Harga
dan ketentuan berlaku).
Keterangan lebih lanjut hubungi customer service kami melalui
nomor HP 0882334132. Percayakan kebutuhan restauran Anda pada
kami.
Demikian surat penawaran ini kami sampaikan. Atas kepercayaan
Anda
kami menyampaikan terima kasih.
Hormat kami,
Marketing PTM Square Lahat
101
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Contoh balasan surat penawaran:
ISOKU IKI RESTAURANT
Jalan Aspol 80, Gunung Gajah, Lahat, Sumatra Selatan
Dengan hormat,
Berdasarkan surat saudara pada tanggal… nomor … yang menyatakan bahwa….
maka melalui surat ini kami Isoku Iki Restaurant yang telah berpengalaman
puluhan tahun di bidang kuliner, senantiasa terbuka untuk bekerja sama dengan
perusahaan jasa penyedia bahan-bahan makanan berkualitas.
Untuk itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan, yang akan mengadakan
resepsi pernikahan, kami ingin mengajukan pemesanan sayuran organik dan
daging sapi. Adapun jumlah yang dibutuhkan adalah sayuran organik 200 kg dan
daging sapi 150 kg. Untuk pemesanan tersebut kami mengajukan diskon 20%
untuk daging sapi dan 10% untuk sayuran organik.
Demikian permintaan kami, atas perhatian dan kerja sama yang baik kami
sampaikan terima kasih.
Hormat kami,
Manajer Isoku Iki Restaurant
Damar, M.M.
102
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 2
103
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
3.10. Menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran,
persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Kegiatan 3
Silakan dibaca kembali dengan saksama teks negosiasi berjudul
Wawancara Biaya Sekolah pada bagian sebelumnya!
104
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas
Berdasarkan teks negosiasi berjudul Wawancara Biaya Sekolah, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Jelaskan isi dari teks negosiasi tersebut dalam 1 paragraf!
2. Identifikasilah bagian-bagian teks negosiasi tersebut yang terdiri dari
orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan!
Orientasi
Pengajuan
Penawaran
Persetujuan
105
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.10. Mengkonstruksikan teks negosiasi dengan memerhatikan isi,
struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan,
penutup) dan kebahasaan.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Kegiatan 4
Menulis teks negosiasi dalam bentuk dialog.
Tugas
1. Pilihlah salah satu dari topik berikut:
a. Negosiasi dengan guru piket karena terlambat datang ke
sekolah.
b. Negosiasi mengajukan kredit di Bank.
c. Negosiasi menolak kehadiran PT. Batu Bara Semesta Jaya di
Desa Sejahtera.
d. Negosiasi dengan polisi terkait surat tilang.
e. Negosiasi dengan petugas Perpustakaan terkait pinjaman buku
yang hilang.
f. Negosiasi mengajukan kredit sepeda motor.
2. Buatlah teks negosiasi dalam bentuk dialog, sesuai topik yang
Anda pilih!
106
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bab 6
BERDEBAT DENGAN SANTUN
KOMPETENSI DASAR:
3.11 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan
argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk
menemukan esensi dari debat.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
107
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
1. Apa alasan video tersebut tergolong debat?
2. Hal apa yang tengah diperdebatkan?
3. Siapakah yang menjadi pihak pendukung dan
pihak penentang terhadap isu/permasalahan
yang dibahas dalam debat tersebut?
4. Apakah ada tim netral pada video tersebut?
5. Apakah ada moderator, juri, dan penonton pada
debat tersebut?
6. Apakah kedua belah pihak mengemukakan
alasan-alasan untuk mendukung pendapat
mereka?
Jawab
7. Apakah ada pihak yang menunjukkan data,
informasi atau fakta lain yang mendukung
pendapatnya?
8. Di akhir debat, apakah mereka mendapatkan
sebuah pendapat baru yang sama?
Ciri-ciri debat:
1) Terdapat dua sudut pandang (pihak yang setuju dan tidak setuju);
2) Ada proses saling mempertahankan pendapat;
3) Saling adu argumentasi untuk memperoleh kemenangan; dan
4) Ada pihak penengah (moderator).
108
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Unsur-unsur debat:
1) Mosi, yaitu topik atau pernyataan positif yang akan menentukan
arah dan isi dari suatu debat.
2) Tim afirmasi/pro, yaitu tim yang berperan untuk mendukung mosi.
3) Tim oposisi/kontra, yaitu tim yang berperan untuk menolak mosi.
4) Tim netral, yaitu tim yang berperan memberikan argumen yang
bersifat tidak mendukung maupun menolak mosi.
5) Penonton/juri, yaitu orang yang berperan sebagai penggembira
debat dan memberikan penilaian atas peserta debat.
6) Moderator, yaitu seseorang yang bertugas memimpin dan
mengawasi jalannya debat.
7) Penulis, yaitu seseorang yang berperan sebagai perumus tata cara
debat dan mencatat hasil-hasil dari debat
Moderator menyampaikan salam pembuka
Pengenalan dan memperkenalkan tim.
S
T
R Penyampaian argumen oleh Tim Afirmasi,
U Argumentasi Tim Oposisi, dan Tim Netral.
K
T
U
R Tim Afirmasi dan Tim Oposisi saling memberikan
T Debat sanggahan, lalu ditengahi dengan Tim Netral.
E
K
S Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral
menyampaikan simpulan terkait mosi, pendapat,
D Simpulan dan sanggahan dari tim lain.
E
B
A Moderator memberikan simpulan secara
T
Penutup kesuluruhan tanpa berpihak, kemudian
menutup kegiatan debat dengan salam.
109
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 1
Bacalah teks debat berikut dengan saksama!
110
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Lain halnya jika kantong plastik dihargai mencapai Rp 5000,- atau Rp 10.000
sebagaimana kantong ramah lingkungan yang juga dijual di pasar-pasar
modern. Konsumen dari berbagai kalangan tentu akan berpikir ulang untuk
menggunakan kantong plastik. Jika pemerintah ingin membatasi penggunaan
kantong plastik, langkah yang tepat adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang bahaya sampah plastik.
Tim netral:
Kami dari tim netral berpendapat bahwa penerapan kantong plastik berbayar
tidak efektif mengurangi sampah plastik. Hal ini disebabkan masyarakat masih
sangat toleran dengan nominal harga yang dibayarkan. Selain itu, akan jauh
lebih baik jika penerapan kantong plastik berbayar ini disinergikan dengan
program lainnya antara lain sosialisasi tentang bahaya sampah plastik,
mengubah pola perilaku masyarakat terhadap penggunaan plastik, dan
memproduksi plastik yang mudah terurai.
Kesimpulan:
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh tim afirmasi, tim oposisi, dan
tim netral dapat disimpulkan bahwa penerapan kantong plastik berbayar di
Indonesia tidak efektif mengurangi jumlah penggunaan plastik oleh
masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan penerapan kantong plastik berbayar
sebaiknya dibarengi dengan program lainnya yang mendukung satu sama lain
seperti sosialisasi bahaya sampah plastik bagi lingkungan, sosialisasi
pentingnya mengurangi jumlah penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-
hari, memproduksi plastik yang ramah lingkungan dan mudah terurai.
111
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 1
Berdasarkan teks debat berjudul Penerapan Kantong Plastik Berbayar di
Indonesia tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Sebutkan unsur-unsur dalam teks debat tersebut!
2. Sebutkan unsur-unsur manusia (siapa saja) yang terdapat dalam
debat!
3. Jelaskan peran masing-masing unsur manusia dalam debat!
4. Pada teks debat di atas ada tim Netral. Dalam kegiatan debat,
seringkali tidak ada Tim Netral. Bagaimana pendapatmu?
5. Debat pada dasarnya hampir sama dengan diskusi membutuhkan
moderator dan sekretaris. Dalam teks debat di atas, tidak tampak
adanya peran sekretaris. Menurut pendapatmu, apakah dalam
debat dipelukan seorang sekretaris? Jelaskan pendapatmu!
112
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 2
Berdasarkan teks debat berjudul Penerapan Kantong Plastik Berbayar di
Indonesia tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Sebutkan pokok permasalahan yang dibahas pada teks debat
tersebut!
2. Sebutkan pokok pikiran yang disampaikan oleh:
a. Kelompok afirmasi
b. Kelompok oposisi
c. Kelompok netral
3. Jelaskan peran masing-masing unsur manusia dalam debat!
4. Jelaskan pokok informasi yang disampaikan pada bagian kesimpulan
debat!
5. Jelaskan esensi dari debat menurut Anda, berdasarkan teks debat
tersebut!
113
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.11. Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen
beberapa pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk
menunjukkan esensi dari debat.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
114
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 2
Bacalah penggalan teks debat berikut dengan saksama!
115
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tim oposisi:
Kami dari tim oposisi dengan tegas menolak politik dinasti di Indonesia.
Alasannya jelas, politik dinasti bertentangan dengan demokrasi karena
membatasi hak warga lainnya untuk berpolitik, merusak tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara, kaderisasi partai tidak berjalan
dengan baik, serta meningkatkan peluang terjadinya praktek KKN.
Tim netral:
Kami dari tim netral berpendapat bahwa politik dinasti maupun keinginan
untuk membatasi politik dinasti sejatinya tidak sesuai dengan prinsip
demokrasi yang mengakui kesetaraan hak untuk berpolitik bagi setiap
warga negara. Politik dinasti di negara manapun terjadi dan itu tidak bisa
dihindari. Yang bisa dilakukan sebagai warga negara adalah melakukan
pengawasan dan kontrol yang ketat terhadap mereka yang berkuasa
sesuai dengan koridor hukum yang berlaku di Indonesia.
Sumber: https://www.nesabamedia.com/contoh-teks-debat/ (diakses tanggal 16/04/2021, pkl.
10:54WIB)
Tugas
Berdasarkan penggalan teks debat berjudul Politik Dinasti di Indonesia
tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Rumuskan mosi yang sesuai dengan penggalan teks debat tersebut!
2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan argumentasi yang disampaikan
oleh kelompok afirmasi, oposisi, dan kelompok netral pada
penggalan teks debat tersebut!
3. Buatlah kesimpulan dalam 1 paragraf berdasarkan hal-hal penting
yang disampaikan dalam penggalan teks debat tersebut!
116
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
3.12. Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan
argumen beberapa pihak, dan simpulan).
TUJUAN PEMBELAJARAN:
117
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 3
Bacalah kembali teks debat yang berjudul Politik Dinasti di Indonesia!
Tugas
Berdasarkan teks debat tersebut, jawablah bebera pertanyaan berikut.
1. Identifikasikanlah pendapat dan argumen yang disampaikan masing-
masing tim!
2. Analisislah kekuatan dan kelemahan pendapat masing-masing pihak
berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
Analisis
Pendapat Tim Oposisi
Kekuatan Kelemahan
Analisis
Pendapat Tim Netral
Kekuatan Kelemahan
118
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas
Bacalah teks debat berikut ini. Lakukanlah analisis kekuatan dan
kelemahan pendapat yang disampaikan oleh masing-masing pihak yang
berdebat.
119
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tim netral:
Kami dari tim netral berpendapat bahwa pembelajaran bahasa Inggris
sejak SD tetap diperlukan mengingat bahasa Inggris adalah bahasa ilmu
pengetahuan dan pergaulan dunia. Namun, yang lebih utama adalah
penguasaan bahasa Indonesia karena bagaimanapun bahasa Indonesia
adalah bahasa nasional. Karena itu, agar siswa lebih tertarik mempelajari
bahasa Indonesia, pola pengajarannya sebaiknya dilakukan dengan lebih
menarik. Dengan demikian, siswa tidak lagi lebih mementingkan belajar
bahasa Inggris dibandingkan bahasa Indonesia.
Kesimpulan:
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh tim afirmasi, tim oposisi,
dan tim netral dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Inggris
perlu dilakukan sejak SD mengingat di rentang usia inilah mereka dapat
menyerap dan menguasai bahasa Inggris dengan baik. Terkait dengan
lebih tertariknya siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris
dibandingkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sebaiknya
pengajar menggunakan metode yang jauh lebih menarik agar siswa tidak
lagi menomorduakan bahasa Indonesia.
120
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.12 Mengembangkan permasalahan/isu dari berbagai sudut
pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
121
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KETENTUAN DEBAT:
1. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa (putra-putri).
2. Sebelum pelaksanaan lomba, guru akan mengundi lawan dan posisi
dari setiap tim (PRO atau KONTRA).
3. Panitia mengundi topik yang akan diperdebatkan dengan rincian:
a. Satu topik untuk babak penyisihan (diundi)
b. Satu topik untuk babak semifinal (diundi)
c. Satu topik untuk babak kedua atau babak final (wajib)
4. Setiap tim diminta mempersiapkan argumentasi untuk topik yang
akan diperdebatkan, sebelum pelaksanaan lomba.
5. Lomba akan dipandu oleh seorang moderator dibantu satu orang
pengatur waktu.
6. Setiap tim menunjuk salah satu juru bicara untuk membacakan
argumentasi yang telah disiapkan oleh tim.
7. Alokasi waktu yang disediakan adalah 20 menit untuk satu topik,
dengan rincian sebagai berikut:
a. Waktu 3 menit untuk Tim PRO menyampaikan argumentasi; 7 menit
untuk Tim KONTRA menanggapi.
b. Waktu 3 menit untuk Tim KONTRA menyampaikan argumentasi; 7 menit
untuk Tim PRO menanggapi.
KRITERIA PENILAIAN:
1. Penguasaan materi
2. Etika pemaparan
3. Etika menerima dan mengajukan pertanyaan
4. Pilihan kata
5. Kerjasama tim
TOTAL
122
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
PEMENANG
? ?
? ? ? ?
? ? ? ? ? ? ? ?
BABAK PENYISIHAN:
Topik 1: Teknologi Berdampak Buruk terhadap Kehidupan
Sosial Remaja
Topik 2: Teknologi Menurunkan Kreativitas Generasi Milenial
Topik 3: Siswa Dilarang Membawa Handphone ke Sekolah
Topik 4: Program TV di Indonesia Membawa Dampak Buruk bagi
Remaja
BABAK SEMIFINAL:
Topik 1: Belajar Dengan Home Schooling Jauh Lebih Efektif
daripada Belajar di Sekolah Konvensional.
Topik 2: Mendikbud akan Menghapus Ujian Nasional.
BABAK FINAL:
Penerapan Full Day School dapat Meningkatkan Prestasi Siswa.
123
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
FORMAT PENILAIAN DEBAT (BABAK PENYISIHAN)
SKOR
No. ASPEK YANG DINILAI
3. Argumentasi (0-20)
5. Kerjasama (0-20)
TOTAL SKOR
SKOR
No. ASPEK YANG DINILAI SEMIFINAL 1 SEMIFINAL 2
K. K. K. K.
1. Penguasaan materi (0-20)
3. Argumentasi (0-20)
5. Kerjasama (0-20)
TOTAL SKOR
124
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
FORMAT PENILAIAN DEBAT (BABAK FINAL)
SKOR
No. ASPEK YANG DINILAI
K. K.
3. Argumentasi (0-20)
5. Kerjasama (0-20)
TOTAL SKOR
125
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bab 7
MENELADAN KARAKTER TOKOH
DALAM TEKS BIOGRAFI
KOMPETENSI DASAR:
3.13 Menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi
TUJUAN PEMBELAJARAN:
126
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Apa itu teks biografi?
127
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Isi teks biografi:
Obsesi
Perjuangan
Kesulitan
tokoh
Isi Teks
Biografi
Karakter Sisi lain
unggul tokoh
Keberhasi-
lan
128
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Keistimewaan dan keteladanan tokoh:
(1) Keistimewaan
Kelebihan khusus yang dimiliki oleh tokoh dalam
kehidupannya.
Misal:
Tokoh tersebut seorang penyanyi maka kelebihannya adalah
memiliki suara yang merdu dan khas yang tidak dimiliki oleh semua
orang.
(2) Keteladanan
Sikap-sikap terpuji yang tergambar dalam biografi
dan patut diteladani oleh pembaca.
Misal:
Sifat jujur, tanggung jawab, adil, suka menolong, pekerja keras, dsb.
129
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Apa yang dapat
diteladani dari
tokoh tersebut?
130
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 1
Bacalah teks biografi berikut dengan saksama!
131
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Beliau sangat tegas dan disiplin, meski mengajar anak bupati, Bapak
Sumarisman tidak segan memarahi bahkan sampai menjewer ketika tiga
saudara tidak disiplin dan malas mengikuti pelajaran. Hal yang menarik jika
dibandingkan dengan situasi saat ini. Dulu orangtua percaya seratus persen
terhadap cara guru mendidik. Dengan kepercayaan tersebut, meski yang diajar
adalah anak bangsawan, guru tidak sungkan untuk menindak tegas ketika
peserta didik tidak disiplin. Berbeda dengan sekarang, orangtua seperti tidak
percaya sepenuhnya terhadap cara guru mendidik, sehingga ketika terjadi
gesekan antara guru dan siswa, orangtua cenderung bersikap reaktif.
Peran Orangtua Membentuk Karakter Anak
Selama pertumbuhan anak-anaknya, Bupati Sosroningrat selalu mengawasi
perkembangan mereka, terutama Kartini yang sejak kecil sifat dan
kecerdasannya telah menyita perhatian. Perkembangan karakter anak menjadi
salah satu bagian yang sangat diperhatikan oleh Bupati Sosroningrat. Bankan,
untuk menanamkan sikap belarasa (compassion), beliau membiasakan anak-
anaknya untuk ikut keluar ke tengah-tengah masyarakat, agar mereka mengenal
kehidupan rakyat kecil dan merasakan berbagai permasalahan hidup yang
dialami masyarakat. Hal tersebut terus dilakukan sampai Kartini beranjak
dewasa, seperti tertulis dalam penggalan surat Kartini dalam Door Duisternis
Tot Licht melalui Pramoedya Ananta Toer (2003:85).
“Tadi siang kami sungguh terharu tersentuh oleh sekelumit derita hidup. Seorang bocah
berumur 6 tahun berjualan rumput. Ayah memanggilnya lalu mendengar ceritanya. Si bocah
itu tidak berbapak; emaknya pergi bekerja; di rumah ditinggalkannya dua orang adiknya. Kami
tanyakan apakah dia sudah makan. “Belum,” mereka hanya makan nasi sekali sehari, sore hari
kalau ibunya pulang dari bekerja; di siang hari mereka hanya makan kue sagu aren seharga 0,5
sen .…”
132
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Gagasan Pendidikan Katini
Sejak usia 13 tahun, Kartini sudah yakin bahwa pendidikan adalah jalan satu-
satunya menuju kebebesan. Kebebasan dari kolotnya tatanan adat dan
kebodohan yang sengaja dipelihara. Terdorong oleh keyakinan tersebut, ia
kemudian memiliki keinginan kuat untuk menjadi guru. Ia ingin mengajar
terutama bagi putri-putri bangasawan, karena hanya mereka yang memiliki
akses terhadap pendidikan saat itu. Keinginannya untuk menjadi guru terlihat
dari penggalan surat Kartini kepada salah satu sahabatnya di Belanda, Nyonya
N. Van Kol melalui Soeroto (1982:64).
“Karena saya yakin sedalam-dalamnya bahwa wanita dapat memberi pengaruh besar kepada
masyarakat, maka tidak ada yang lebih saya inginkan dari pada menjadi guru, agar supaya
kelak dapat mendidik gadis-gadis dari para pejabat tinggi kita.”
Untuk mewujudkan cita-cita besar tersebut, pada bulan Juni 1903 Kartini
membuka sekolah gadis yang pertama. Sekolah tersebut dibuka setelah ia
mengalami berbagai pergolakan yang nyaris mematahkan semangat
perjuangannya. Salah satunya ketika ia harus menolak beasiswa untuk
melanjutkan pendidikan ke Belanda dan memutuskan untuk menikah.
Kurikulum yang diterapkan di sekolah Kartini berbeda dari sekolah-sekolah
Hindia Belanda pada masa itu. Kartini berpendapat bahwa pendidikan
sebaiknya tidak hanya mengasah otak, tetapi juga budi pekerti dan pembinaan
watak. Perkembangan murid jangan dipaksakan, melainkan menurut bakat
masing-masing. Pelajaran yang diperlukan untuk menjadi pemimpin rumah
tangga dan ibu yang baik harus mendapatkan perhatian.
Sebuah gagasan yang sungguh melampaui zaman, terbukti saat ini pendidikan
karakter yang terkait budi pekerti dan pembinaan watak masih menjadi
permasalahan yang belum terselesaikan. Penguatan pendidikan karakter yang
dicanangkan pemerintah dalam Kurikulum 2013 revisi seolah menjadi langkah
lamban untuk menindaklanjuti gagasan besar yang sudah lahir sejak lebih dari
satu abad yang lalu. Bahkan, permasalahan karakter saat ini justru menjadi
permasalahan yang akut, karena minimnya teladan dari para pemimpin bangsa.
Setiap hari masyarakat disuguhi berita tentang korupsi, skandal pejabat, dan
berita bohong yang menyesatkan.
133
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Situasi yang kita hadapi saat ini dan satu abad yang lalu seolah hanya berbalik. Dulu
permasalahan karakter belum menjadi permasalahan yang akut, karena fokus
perjuangan lebih pada upaya melepaskan diri dari kungkungan adat dan kebodohan
yang sengaja diperlihara oleh Bangsa Kolonial. Sekarang kita bisa merasakan hasil
perjuangan tersebut, tetapi masih harus berjuang keras mengahadapi masalah
karakter generasi muda kita yang kian hari kian merosot. Identitas ketimuran kita
semakin luntur yang tercermin dari semakin menurunnya sikap hormat siswa
terhadap para guru.
Selain gagasan tentang pendidikan karakter, hal lain yang juga mengagumkan dari
sosok Kartini adalah gagasan tentang pentingnya pelibatan keluarga (terutama ibu)
dalam penyelenggaraan pendidikan anak. Seperti kita ketahui, tahun 2017 lalu
pemerintah giat mengampanyekan pentingnya peran keluarga dalam
penyelenggaraan pendidikan anak yang dipertegas dengan dikeluarkannya
Permendikbud Nomor 30 Tahun 2017. Gagasan tersebut ternyata sudah dipikirkan
oleh Kartini lebih dari satu abad yang lalu, terlihat dari penggalan surat melalui
Soeroto (1982:217).
“Bilamana pemerintah sungguh mau membudayakan rakyat, maka baik pendidikan ilmu
pengetahuan maupun pendidikan budi pekerti harus dikerjakan bersama-sama. Untuk yang akhir ini
siapakah yang lebih mampu meningkatkan budi pekerti orang daripada kaum wanita, kaum ibu. Di
pangkuan ibulah orang mendapatkan pendidikan yang pertama. Di situ anak pertama kali belajar
merasakan, berpikir, dan berbicara. Pendidikan yang paling awal itu besar artinya bagi seluruh
hidupnya.”
Terlihat jelas bahwa Kartini sangat menyadari pentingnya peran keluarga dalam
penyelenggaraan pendidikan anak, karena pendidikan pertama berlangsung dalam
lingkungan keluarga. Yang terjadi saat ini, orangtua cenderung menyerahkan
sepenuhnya tanggung jawab mendidik kepada sekolah. Semangat emansipasi bagi
kaum hawa hanya dimaknai sebagai kebebasan untuk meraih pendidikan tinggi,
peluang kerja, dan terlibat dalam hierarki pemerintahan, tetapi kurang dalam hal
penyelenggaraan pendidikan anak.
Hal ini perlu mendapat perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap generasi
yang akan kita bentuk ke depan. Jika rasa sayang hanya diekspresikan melalui
pemenuhan materi, maka generasi yang akan dihasilkan adalah generasi berdaya
juang yang lemah, konsumtif, dan hedonis. Sebaliknya, jika kasih sayang orangtua
diekspresikan dengan pendampingan positif dan teladan yang baik seperti yang
dilakukan Bupati Sosningrat terhadap Kartini, maka generasi yang akan dihasilkan
adalah generasi yang cerdas dengan daya juang dan kepedulian yang tinggi terhadap
sesama. Karakter yang tentunya sangat kita butuhkan untuk bisa memenang
persaingan di era milenial.
134
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 1
Berdasarkan teks biografi berjudul Kartini dan Gagasan Pendidikan yang
Melampaui Zaman tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Sebutkan isi teks biorafi tersebut yang meliputi obsesi, kesulitan, sisi
lain tokoh, keberhasilan tokoh, perjuangan tokoh, dan karakter
unggul!
2. Sebutkan salah satu manfaat yang didapat setelah membaca teks
tersebut!
3. Jelaskan ciri teks biografi yang tampak pada teks tersebut!
4. Apakah struktur teks biografi tersebut lengkap? Jelaskan!
5. Bagaimanakah pola penyajian karakter unggul tokoh dalam teks
biografi tersebut!
135
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.13 Mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat diteladani
dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang
dibaca secara tertulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
136
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Untuk dapat mengidentifikasi hal yang dapat diteladani dari tokoh yang
diceritakan dalam teks biografi, cermatilah penggalan teks biografi berikut
dan contoh cara menentukan keteladanan tokoh.
137
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bagaimana pola
penyajian karakter
unggul R.A. Kartini?
Tugas 2
Bacalah kembali teks biografi berjudul Kartini dan Gagasan Pendidikan
yang Melampaui Zaman, kemudian jawablah pertanyaan berikut.
1. Identifikasi karakter unggul yang terdapat pada diri tokoh
biografi R.A. Kartini!
2. Berdasarkan jawaban nomor 1, jelaskan pola penyajian karakter
unggul tokoh dalam teks biografi tersebut!
138
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
3.14 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam teks
biografi.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
139
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Cermati paragraf berikut!
140
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kaidah Kebahasaan Teks Biografi:
1. Menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal ia, dia, atau
beliau.
2. Menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan
peristiwa-peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh
tokoh.
Contoh: belajar, membaca, berjalan, melempar.
3. Banyak menggunakan kata deskriptif untuk memberikan
informasi secara rinci tentang sifat-sifat tokoh.
Contoh:
kata sifat untuk mendeskripsikan watak tokoh antara lain
genius, rajin, ulet. Dalam melakukan deskripsi, seringkali
penggunaan kata sifat didahului oleh kata adalah, merupakan.
4. Banyak menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan
peristiwa yang dialami tokoh sebagai subjek yang
diceritakan.
Contoh: diberi, ditugaskan, dipilih.
5. Banyak menggunakan kata kerja mental dalam rangka
penggambaran peran tokoh.
Contoh: memahami, menyetujui, menginspirasi, mencintai.
141
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 3
Bacalah kembali teks biografi berjudul Kartini dan Gagasan Pendidikan
yang Melampaui Zaman, kemudian jawablah pertanyaan berikut.
1. Tentukan pokok informasi yang terdapat pada paragraf 1,2,3,4,
dan 5 teks biografi tersebut!
2. Analisislah kaidah kebahasaan yang terdapat pada teks biografi
tersebut, kemudian tuliskan 1 kalimat yang mengandung:
a. Kata ganti orang ketiga tunggal
b. Kata kerja tindakan
c. Kata deskriptif
d. Kata kerja pasif
e. Kata kerja mental
142
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.14 Menceritakan kembali isi teks biografi baik lisan
maupun tulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
143
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 1
Bacalah teks biografi berikut dengan saksama!
Tidak ada orang sukses yang tidak pernah merasakan kegagalan. Seperti
kisah dari salah satu pengusaha besar Eka Tjipta Widjaja yang merupakan
seorang pengusaha dan konglomerat Indonesia pendiri Sinar Mas Grup.
Berkat keuletannya dalam menjalankan bisnis perusahaannya, ia menjadi
salah satu orang terkaya di Indonesia menurut Majalah Bisnis Globe Asia
pada tahun 2018 dengan kekayaan mencapai 13.9 milyar Dolar Amerika
Serikat.
Eka Tjipta Widjaja menduduki peringkat ke-2 sebagai orang terkaya di
Indonesia. Beliau merupakan pendiri sekaligus pemilik dari Sinar Mas
Group. Bisnis utamanya adalah pulp dan kertas, agrobisnis, properti dan
jasa keuangan.
Nama asli Eka Tjipta Widjaja adalah Oei Ek Tjhong. Ia dilahirkan pada
tanggal 3 Oktober 1923 di China. Ia terlahir dari keluarga yang amat
miskin. Bertekat ingin mengubah hidup keluarganya, Eka kemudian
memutuskan untuk merantau keluar dari kampung halamannya
di Quanzhou, China.
Ia pindah ke Indonesia saat umurnya masih sangat muda, yaitu 9 tahun.
Tepat pada tahun 1932, Eka Tjipta Widjaya yang saat itu masih dipanggil
Oei Ek Tjhong pindah ke kota Makassar.
Tiba di Makassar, Eka kecil segera membantu ayahnya yang sudah lebih
dulu tiba dan mempunyai toko kecil. Tujuannya jelas, segera
mendapatkan 150 dollar, guna dibayarkan kepada rentenir. Dua tahun
kemudian, utang terbayar, toko ayahnya maju.
Eka Tjipta Widjaja Widjaja bukanlah seorang sarjana, doktor, maupun
gelar-gelar yang lain yang disandang para mahasiswa ketika mereka
berhasil
144
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
menamatkan studi. Eka Tjipta Widjaja diketahui hanya lulus sekolah dasar
di Makassar. Hal ini disebabkan kehidupannya yang serba kekurangan. Ia
harus merelakan pendidikannya demi membantu orang tua dalam
menyelesaikan hutang ke rentenir.
Tamat SD, ia tak bisa melanjutkan sekolahnya. Ia mulai jualan keliling Kota
Makassar, dengan mengendarai sepeda. Ia menjajakan door to door
permen, biskuit, serta aneka barang dagangan toko ayahnya. Dengan
ketekunannya, usahanya mulai menunjukkan hasil.
Saat usianya 15 tahun, Eka mencari pemasok kembang gula dan biskuit
dengan mengendarai sepedanya. Ia harus melewati hutan-hutan lebat,
dengan kondisi jalanan yang belum seperti sekarang ini. Kebanyakan
pemasok tidak mempercayainya.
Umumnya mereka meminta pembayaran di muka, sebelum barang dapat
dibawa pulang. Hanya dalam waktu dua bulan, ia sudah mengail laba Rp
20, jumlah yang besar masa itu. Harga beras ketika itu masih 3-4 sen per
kilogram.
Melihat satu usahanya berkembang, Eka membeli becak untuk memuat
barangnya. Namun, ketika usahanya tumbuh subur, datang Jepang
menyerbu Indonesia, termasuk ke Makassar, sehingga usahanya hancur
total.
Ia menganggur, tidak ada barang impor atau ekspor yang bisa dijual. Total
laba Rp 2000 yang ia kumpulkan susah payah selama beberapa tahun,
habis dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Di tengah harapan yang nyaris putus, Eka mengayuh sepeda bututnya dan
keliling Makassar. Sampailah ia ke Paotere (pinggiran Makassar, kini salah
satu pangkalan perahu terbesar di luar Jawa).
Di situ ia melihat betapa ratusan tentara Jepang sedang mengawasi
ratusan tawanan pasukan Belanda. Tapi bukan tentara Jepang dan
Belanda itu yang menarik Eka, melainkan tumpukan terigu, semen, gula,
yang masih dalam keadaan baik.
145
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Otak bisnis Eka segera berputar. Secepatnya ia kembali ke rumah dan
mengadakan persiapan untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Ia
merencanakan menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang
yang ada di lapangan kerja itu.
Keesokan harinya, masih pukul empat subuh, Eka sudah di Paotere. Ia
membawa serta kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, oven
kecil berisi arang untuk membuat air panas, cangkir, sendok, dan
sebagainya.
Semula alat itu ia pinjam dari ibunya. Enam ekor ayam ayahnya ikut ia
pinjam. Ayam itu dipotong dan dibikin ayam putih gosok garam. Dia juga
pinjam satu botol wiskey, satu botol brandy dan satu botol anggur dari
teman-temannya. Jam tujuh pagi ia sudah siap jualan.
Benar saja, pukul tujuh, 30 orang Jepang dan tawanan Belanda mulai
datang bekerja. Tapi sampai pukul sembilan pagi, tidak ada pengunjung.
Eka memutuskan mendekati bos pasukan Jepang. Eka mentraktir si Jepang
makan minum di tenda.
Setelah mencicipi seperempat ayam komplit dengan kecap cuka dan
bawang putih, minum dua teguk whisky gratis, si Jepang bilang, Joto!.
Setelah itu, semua anak buahnya dan tawanan diperbolehkan makan
minum di tenda Eka. Tentu saja ia minta izin mengangkat semua barang
yang sudah dibuang.
Segera Eka mengerahkan anak-anak sekampung mengangkat barang-
barang itu dan membayar mereka 5 – 10 sen. Semua barang diangkat ke
rumah dengan becak.
Rumah berikut halaman Eka, dan setengah halaman tetangga penuh terisi
segala macam barang. Ia pun bekerja keras memilih apa yang dapat
dipakai dan dijual. Terigu misalnya, yang masih baik dipisahkan. Yang
sudah keras ditumbuk kembali dan perbaiki sampai dapat dipakai lagi. Ia
pun belajar bagaimana menjahit karung.
Karena waktu itu keadaan perang, maka suplai bahan bangunan dan
barang keperluan sangat kurang.
146
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Itu sebabnya semen, terigu, arak China dan barang lainnya yang ia
peroleh dari puing-puing itu menjadi sangat berharga.
Ia mulai menjual terigu. Semula hanya Rp 50 per karung, lalu ia
menaikkan menjadi Rp 60, dan akhirnya Rp 150. Untuk semen, ia mulai
jual Rp 20 per karung, kemudian Rp 40.
Kala itu, ada kontraktor hendak membeli semennya, untuk membuat
kuburan orang kaya. Tentu Eka menolak, sebab menurut dia ngapain jual
semen ke kontraktor? Maka Eka pun kemudian menjadi kontraktor
pembuat kuburan orang kaya.
Ia bayar tukang Rp 15 per hari ditambah 20 persen saham kosong untuk
mengadakan kontrak pembuatan enam kuburan mewah. Ia mulai dengan
Rp 3.500 per kuburan, dan yang terakhir membayar Rp 6.000. Setelah
semen dan besi beton habis, ia berhenti sebagai kontraktor kuburan.
Demikianlah Eka, berhenti sebagai kontraktor kuburan, ia berdagang
kopra, dan berlayar berhari-hari ke Selayar (Selatan Sulsel) dan ke sentra-
sentra kopra lainnya untuk memperoleh kopra murah.
Eka mereguk laba besar, tetapi mendadak ia nyaris bangkrut karena
Jepang mengeluarkan peraturan bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai
Mitsubishi yang memberi Rp 1,80 per kaleng. Padahal di pasaran harga
per kaleng Rp 6.
Eka rugi besar. Ia mencari peluang lain. Berdagang gula, lalu teng-teng
(makanan khas Makassar dari gula merah dan kacang tanah), wijen,
kembang gula. Tetapi ketika mulai berkibar, harga gula jatuh, ia rugi besar,
modalnya habis lagi, bahkan berutang. Eka harus menjual mobil jip dan
dua sedan,
Usahanya masih jatuh bangun, hingga akhirnya pada tahun 1980, ia
memutuskan untuk melanjutkan usahanya, yaitu menjadi seorang
entrepreneur seperti masa mudanya dulu. Ia membeli sebidang
perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi
di Riau. Tak tanggung-tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik
yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit.
147
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia memutuskan
untuk menambah bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli
perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan
pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh.
Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh, Eka Tjipta Widjaja juga
mulai merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia (BII)
dengan aset mencapai 13 milyar rupiah. Setelah ia kelola, bank tersebut
menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang
dulunya hanya 2 cabang dan asetnya kini mencapai 9,2 trilliun rupiah.
Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin
sibuk dan kaya. Ia juga mulai merambah ke bisnis kertas. Hal ini
dibuktikan dengan dibelinya PT. Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga
700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per
tahun.
Pemilik Sinarmas Group ini juga membangun ITC Mangga Dua dan Green
View apartemen yang berada di Roxy, dan tidak ketinggalan ia bangun
Ambassador di Kuningan.
Pengusaha sukses memiliki pilar bisnis yang bergerak di berbagai sektor
seperti kertas, agrobisnis dan makanan, jasa keuangan, telekomunikasi
serta properti dan infrastruktur di bawah naungan Kelompok Usaha Sinar
Mas.
Eka Tjipta Widjaja mempunyai keluarga yang selalu mendukungnya dalam
hal bisnis dan kehidupannya. Beliau menikah dengan seorang wanita
bernama Melfie Pirieh Widjaja dan mempunyai 7 orang anak.
Konglomerat pemilik Sinar Mas Group ini wafat pada tanggal 26 Januari
2019 di RS Gatot Subroto Jakarta. Ia wafat dengan meninggalkan bisnis
yang menggurita di berbagai sektor melalui grup Sina Mas yang ia dirikan.
Sumber: https://www.biografiku.com/biografi-eka-tjipta-widjaja-pengusaha-sukses-pemilik-sinar-
mas-group (diakses 25/04/2021, pukul 23.00 WIB)
148
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 4
Berdasarkan teks biografi tentang Eka Tjipta Widjaja tersebut,
kerjakan penugasan berikut.
1. Catat hal-hal penting yang disampaikan dalam teks
biografi tersebut
2. Ceritakan kembali isi teks biografi tersebut dengan gaya
bahasa Anda sendiri!
149
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Bab 8
MEMAHAMI PUISI
KOMPETENSI DASAR:
3.15 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi
yang terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan
atau dibaca
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Menentukan suasana dalam puisi yang terdapat
3.15.1 dalam sebuah antologi puisi.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai
karena disajikan dengan gaya bahasa yang indah dan bisa membangkitkan
imajinasi pembaca atau pendengar ketika puisi dibacakan. Puisi terkadang
dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan
penulisnya. Pesan disampaikan melalui diksi yang menarik dan ringkas
tetapi memiliki makna yang luas.
Pada pembelajaran kali ini, guru membimbing siswa untuk memahami
suasana tergambar dalam puisi yang dibaca, sekaligus menentukan tema
dan makna puisi yang dibaca. Sebelum membaca dan memahami puisi
guru terlebih dahulu menjelaskan materi sebagai berikut.
150
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Apa itu puisi?
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah
dan kaya dengan menggunakan diksi, majas, rima, dan irama secara
terpadu. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang
digunakan sehari-hari.
Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya.
Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata konotatif, yang mengandung
banyak penafsiran dan pengertian.
Unsur-unsur puisi
A. Unsur fisik meliputi :
1. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair
dalam puisinya. Diksi digunakan untuk membangkitkan imajinasi
pembacanya, memperjelas makna sambil tetap membuat sajak
itu menarik dari segi bunyi, menyentuh perasaan pembaca dan
sekaligus memunculkan gagasan-gagasan yang tepat pada
pembaca seperti yang dipikirkan dan dirasakan oleh penulis.
2. Pengimajinasian, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji
raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan
pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan
seperti apa yang dialami penyair.
3. Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera
yang memungkinkan munculnya imaji. Kata konkret merupakan
perwujudkan dari kata-kata yang jelas, mudah dipahami, dan
konkret. Melalui kata yang konkret puisi dapat dibayangkan
dengan mudah oleh pendengar atau pembaca, sehingga seolah-
olah pendegar puisi melihat, mendengar, dan merasakan apa
yang digambaran peristiwa dan keadaan yang digambarkan oleh
penyair.
151
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
d. Bahasa figuratif atau majas, yaitu bahasa kias yang dipergunakan
untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.
Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan
berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.
e. Rima/Persajakann adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-
ulang. Irama/rima berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata
dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi
tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.
Tuhanku
Dalam termangu
aku masih menyebut nama-Mu
152
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Biar susah sungguh
mengingat kau penuh seluruh
Cahayamu panas suci
Tinggal kerdip lilin di malam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk, remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-Mu aku mengetuk
aku tak bisa berpaling
153
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 1
Bacalah puisi berikut dengan saksama!
IBU
(D. Zawawi Imron)
154
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Tugas 1
Berdasarkan puisi berjudul Ibu karya D. Zawawi Imron tersebut, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Suasana
2. Tema puisi
3. Pesan
155
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.15 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasi-
kan) satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi
dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi
(tekanan dinamik dan tekanan tempo)
TUJUAN PEMBELAJARAN:
156
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
3. Intonasi
Puisi yang dibacakan dengan intonasi yang baik, akan memberikan
kesan bagi yang mendengarkan; seperti terbawa menjadi bagian
dari puisi itu sendiri. Intonasi di sini berarti lagu membaca, yang
meliputi penggalan kata, serta tinggi-rendahnya suara pada saat
Anda membaca bait demi bait puisi.
4. Gerak Tubuh
Agar dapat menarik perhatian penonton/pendengar, Anda harus
mempunyai gerak tubuh yang dapat menarik perhatian. Gerak
tubuh di sini artinya gerakan seluruh anggota tubuh: kaki, tangan,
badan, dan kepala sesuai dengan isi puisi yang dibaca.
5. Mimik
Anda juga tentu dapat membuat puisi yang Anda bacakan itu
menjadi menarik, yaitu dengan menunjukkan mimik. Mimik
berarti ekspresi atau perubahan raut wajah, menyesuaikan
karakteristik dan suasana yang digambarkan pada puisi yang
dibaca. Suasana yang dimaksud adalah sedih, semangat, atau
gembira; dapat kalian coba tampilkan, sesuai isi puisi yang kalian
bacakan.
6. Pandangan mata
Untuk lebih dapat melibatkan perasaan dan perhatian dari
penontonnya, pembaca puisi harus menjangkau ke pandangan
mata sebanyak mungkin. Pandangan mata adalah arah mata
memandang, yang seharusnya ditujukan ke segala penjuru tempat
penonton berada.
Sebelum tampil membacakan puisi Anda dapat melakukan persiapan
dengan cara sebagai berikut.
1. Membaca dalam hati puisi secara berulang-ulang.
2. Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misal tanda jeda.
157
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Jeda pendek dengan tanda (/) dan jeda panjang dengan tanda (//).
Penjedaan pendek diberikan pada frasa, sedangkan penjedaan
panjang diberikan pada akhir klausa atau kalimat.
3. Memahami suasana, tema, dan makna puisi.
4. Menghayati suasana, tema, dan makna puisi untuk mengekspresikan
puisi yang Anda baca.
Kegiatan 2
Bacalah dua puisi berikut dengan saksama!
Puisi 1
158
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Puisi 2
SANG KERIKIL
(Aspar)
Tugas 2
Setelah membaca kedua puisi tersebut, lakukan aktivitas sebagai berikut.
1. Pilihlah salah-satu dari dua puisi tersebut!
2. Pahami suasana, tema, dan makna puisi tersebut!
3. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang!
4. Bacakan puisi yang Anda pilih dalam kelompok secara bergantian!
159
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
5. Ketika salah satu membacakan puisi, anggota kelompok yang lain
memberikan penilaian dengan mengisi format penilaia berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
50-60 : Kurang
61-70 : Cukup
71-80 : Baik
81-90 : Sangat baik
160
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
3.16 Menganalisis unsur pembangun puisi.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
3.16.2
Menjelaskan imaji dalam puisi
Kegiatan 3
Bacalah dua puisi berikut dengan saksama!
MENYESAL
(Ali Hasjmi)
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
161
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Aku lalai di pagi hari
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Ah apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di pagi hari
Menuju arah padang bakti
162
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Ah apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
3. Kata konkret
Pada puisi ini ditemukan kata-kata konkret yang dapat
membangkitkan citraan seperti penglihatan, dan perasaan. Kata
konkret yang ditemukan dalam puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi
ini seperti melayang, membayang, batang, barisan dan padang
bakti.
4. Majas
Majas yang terdapat dalam puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi
adalah majas repetisi. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Miskin ilmu, miskin harta
Selain majas repetisi juga terdapat majas metafora, berikut
kutipannya.
Batang usiaku sudah tinggi
Dalam puisi ini juga terdapat majas paralelisme, berikut kutipanya.
pagiku hilang sudah melayang
hari mudaku sudah pergi
aku lalai di hari pagi
beta lengah di masa muda
5. Rima/Ritme
Terdapat dua macam rima yang digunakan pada puisi “Menyesal”
karya Ali Hasjmi ini. Pertama rima silang yang terdapat pada bait
pertama dan kedua. Kedua rima bebas yang terdapat pada bait
ketiga dan keempat.
163
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
KOMPETENSI DASAR:
4.16 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya
(tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan)
TUJUAN PEMBELAJARAN:
164
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kosakata dalam puisi berbeda dengan kata-kata yang sering digunakan
dalam percakapan sehari-hari. Kata-kata dalam puisi singkat, tetapi kaya
makna. Struktur katanya pun sering kali mengabaikan kaidah-kaidah
kebahasaan seperti yang berlaku pada jenis teks lainnya, seperti yang
telah Anda pelajari.
Langkah membuat puisi :
1. Tentukan Tema dan Judul
Pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam membuat
puisi agar puisi kita lebih menarik. Tema puisi ada banyak sekali. Jadi,
sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar menarik. Setelah
menentukan tema, langkah selanjutnya adalah menentukan judul
yang mengacu pada tema.
2. Menentukan Kata Kunci
Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi
selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian
mengembangkan kata tersebut. Jika kamu telah menemukan tema,
misalnya tadi keindahan alam, maka selanjutnya adalah menemukan
kata kunci yang berkaitan dengan keindahan alam tersebut, misalnya
keindahana pantai, khususnya Pantai Sengigi. Apabila sudah dirasa
cukup untuk memulai membuat puisi, maka Anda tinggal
mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya
satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja, satu kata
kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait.
3. Menggunakan Gaya Bahasa
Langkah menulis puisi selanjutnya adalah dengan menggunakan gaya
bahasa dengan majas, misalnya majas perbandingan atau majas
metafora misalnya.
4. Kembangkan Puisi Seindah Mungkin
Selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah di atas menjadi
puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait.
Kembangkanlah menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna.
165
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
Kegiatan 3
Buatlah sebuah puisi dengan langkah sebagai berikut.
1. Buatlah puisi dengan tema bebas (keindahan, kekaguman,
kesedihan, atau kegembiraan) minimal dalam 8 kalimat dengan
memerhatikan:
a. Diksi yang tepat
b. Citraan/Imaji
c. Majas
d. Rima/bunyi akhir
2. Jawaban ditulis pada lembar kerja berikut!
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
166
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU:
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
SUMBER INTERNET:
1. https://id.wikipedia.org/
2. https://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/
3. https://www.gurupendidikan.co.id
https://www.gurupendidikan.co.id (diakses 6/3/2021)
4. https://andriasetiawan.wordpress.com/ (diakses 7/3/2021)
5. https://www.gurupendidikan.co.id/contoh-teks-negosiasi/ (diakses
14 April 2021, pukul 10:07 WIB)
6. https://www.nesabamedia.com/contoh-teks-debat/ (diakses tanggal
15/04/2021, pkl. 22:50 WIB)
7. https://www.nesabamedia.com/contoh-teks-debat/ (diakses tanggal
16/04/2021, pkl. 10:54WIB)
8. https://www.biografiku.com/biografi-eka-tjipta-widjaja-pengusaha-
sukses-pemilik-sinar-mas-group (diakses 25/04/2021, pukul 23.00
WIB)
167
Yayasan Tarakanita Bahasa dan Sastra Indonesia Wajib Kelas X