ANEKDOT
Disusun Oleh :
Kelompok 10
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Teks Diskusi, Teks Eksemplum
dan Teks Anekdot” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia di Universitas Sriwijaya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.3Teks Anekdot........................................................................................................11
2.3.1Pengertian TeksAnekdot...................................................................................11
ii
2.3.3 Ciri-ciriTeks Anekdot......................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................20
3.2 Saran......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
5. Apa saja ciri-ciri bahasa teks diskusi ?
6. Apa pengertian teks eksemplum ?
7. Apa tujuan dari teks eksemplum ?
8. Apa saja ciri-ciri dari teks eksemplum ?
9. Bagaimana struktur dalam teks eksemplum ?
10. Apa pengertian dari teks anekdot ?
11. Apa tujuan dari teks anekdot ?
12. Apa saja ciri-ciriteks anekdot ?
13. Apa saja kaidah kebahasaan yang ada dalam teks anekdot ?
14. Bagaimana struktur dalam teks anekdot ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
6. Untuk mendapatkan suatu kesepakatan pendapat atau gagasan
mengenai suatu permasalahan.
4
kedua, akhirnya, sementara, meskipun, yang utama, sebab, oleh karena
itu.
8. Menggunakan konjungsi atau kata hubung perlawanan (misal: tetapi,
sedangkan, dll.
9. Menggunakan pronomina (kata ganti).
10. Menggunakan kata baku.
5
3. Kesimpulan
Isu
Argumen mendukung
Argumen menentang
6
Akan tetapi, permainan tradisional juga memiliki beberapa kekurangan.
Permainan tradisional umumnya memerlukan tempat yang luas karena
didominasi oleh gerakkan tubuh. Perkara lain yang sering menjadi
masalah adalah anak mudah lelah karena permainan tradisional cukup
menguras tenaga. Lebih parahnya, memilih bermain permainan
tradisional berarti siap menghadapi cidera yang mungkin terjadi.
Argumen mendukung
Argumen menentang
Simpulan
Oleh karena itu, sudah sepantasnya anak usia dini tidak diperkenalkan
dengan game. Sebaliknya, anak perlu diajak bermain di luar agar
7
mereka dapat bersosialisasi. Kita perlu mengajarkan kepada anak sikap
menjaga dan melestarikan hal-hal tradisional, lebih khususnya
permainan tradisional. Walaupun terlihat kuno, kita harus tetap
melestarikan apa yang sebelumnya telah ada.
8
5. Dalam bacaan menampilkan diri penulis/pengarang dalam menjelaskan
juga koda.
6. Mempunyai struktur yang lengkap.
7. Mempunyai urutan kejadian yang jelas dan juga mudah dipahami.
8. Bahasa yang dipakai bersifat naratif atau menguraikan sebuah kejadian.
9. Unsur bahasa yang digunakan di antaranya yaitu kata kerja, konjungsi,
kalimat kompleks, dan referensi
Kecerobohanku
Abstrak
Aku memiliki pengalaman jatuh dari motor beberapa tahun yang lalu.
9
Orientasi
Ketika itu saya masih SMP, pada suatu sore saat sedang membersihkan
kamar, keponakanku yang bernama Suci berkunjung ke rumahku untuk
minta diantar les di rumah gurunya.
Insiden
Ketika itu sudah hampir mendekati adzan magrib, sebenarnya orang tua
saya sedikit melarang untuk langsung pergi, ibu saya menyuruh pergi
setelah selasai adzan saja. Tetapi karena Suci terlihat terburu-buru saya
pun tetap akan menemani dan mengantarkannya. Di jalan tiba-tiba
handphone saya berbunyi, dan sepertinya itu tanda jika ada sms masuk di
handphone saya.
Lalu saya pun mencoba mengambil handphone di saku celana kemudian
saya membuka sms yang telah masuk, dan saya juga berniat untuk
membalas pesan itu. Jujur saat itu saya mengendarai motor dalam keadaan
tergesa-gesa dan mengunakan kecepatan yang lumayan tinggi, kemudian
dari arah depan ada sebuah motor ingin putar balik arah tetapi tanpa
menyalakan lampu retingnya.
Saya pun gugup karena tidak bisa mengontrol danmenguasai kecepatan
akhirnya pun menabrak pengendara motor yang sedang putar balik arah
tadi, aku dan Suci pun terjatuh dan terlempar dari motor. Suci keponakan
saya mengalamani luka pada bagian siku dan kakinya, sedangkan saya
mengalami luka pada lutut sebelah kanan dan untungnya saya tidak
mengalami luka yang parah. Motor yang saya kendarai pun rusak parah,
ketika itu polisi yang kebetulan ada di sekitar jalan itu langsung datang
menghampiri saya, untuk menolong dan mengurus kasus kecelakaan
tersebut.
Interpretasi
Dari kejadian tersebut saya menjadi tahu bahwa doa restu dan nasihat dari
orang tua sangatlah penting, jika saya menuruti perkataan orang tua saya
10
tadi pasti hal seperti ini tidak akian terjadi, selain itu saya menjadi
mengerti bahwa kehati-khatian dan ketertiban di jalan memang jelas
sangat perlu diperhatikan karena kita bagai sedang bertarung nyawa jika
ada di jalanan.
Serta kelengkapan pengaman mulai dari helm, dan surat-surat penting
seperti STNK, SIM juga harus diperhatikan saat sedang mengendarai
kendaraan di jalan. Dan jika sedang mengendarai kendaraan sebaiknya
tidak perlu sambil memegang handphone, kecuali jika itu dalam keadaan
yang sangat mendesak lebih baik kita berhenti sejenak di pinggir jalan
untuk membuka handphone.
Koda
Sejak kejadian itu menimpa saya, saya menjadi semakin berhati-hati dalam
mengendarai kendaraan. Selain itu juga semakin memerhatikan peraturan
di lalu lintas, dan mematuhi kata-kata orang tua saya. Karena ridha Allah
adalah ridha orang tua.
1. Muthiah (2012)
Anekdot adalah sebuah teks yang berisi dari pengalaman seseorang
yang tidak biasa. Pengalaman tersebut disampaikan kepada orang
lain dengan tujuan untuk dapat menghibur pembaca atau
pendengar.
2. Prasetyo
Anekdot merupakan suatu cerita rekaan yang tidak harus
didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat, yang
menjadi pelaku atau paritisipan di dalamnya pun tidak harus orang
penting tetapi biasanya orang penting.
11
3. Taufiqur Rahman(2018)
Teks anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung
unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan.
12
Kadang-kadang adanya aturan untuk mengatur seseorang atau
masyarakat kurang efektif. Diperlukan anekdot untuk
menyampaikan tentang pentingnya taat peraturan untuk
menghindari bahaya.
4. Untuk membujuk atau menginspirasi.
Terkadang, orang menyampaikan anekdot hanya ingin agar orang
lain mengetahui bahwa mereka pernah menghadapi kesulitan yang
sama dan bersedia untuk membantu. Melalui anekdot orang juga
bisa menyampaikan bahwa dengan sedikit kerja keras, masa depan
yang lebih cerah bisa diraih.
5. Untuk mendekatkan diri
Anekdot tidak selalu memiliki tujuan khusus. Bisa jadi, anekdot
hanya menjadi bagian dari percakapan alami dengan keluarga atau
teman. Anekdot bisa menjadi salah satu cara yang baik untuk
mengenal satu sama lain.
13
11. Ditujukan kepada pihak yang memiliki kekuasaan atau kewenangan.
Meskipun ada juga anekdot yang ditujukan hanya kepada tetangga
atau keluarga.
12. Terdapat pihak yang dikritik.
3. Menggunakan Konjungsi.
Konjungsi atau kata hubung merupakan kata yang digunakan untuk
menciptakan sebuah hubungan atau rangkaian. Hubungan yang
dimaksud dapat berdasar waktu seperti “dan”, “lalu”, “kemudian”;
atau berdasar kausalitas seperti “sehingga’, “maka”, dan sebagainya.
Anekdot biasanya diceritakan dalam bentuk yang sangat singkat
dan terfokus kepada masalah tertentu. Karena itu untuk menghemat
14
waktu, alurnya sering diceritakan melompat secara cepat. Lompatan
dari abstraksi ke orientasi atau dari event ke event perlu menggunakan
konjungsi (kata hubung).
Contoh dari abstraksi ke orientasi seperti berikut.
“Mamat adalah seorang penjual lontong sayur di Terminal Kampung
Rambutan. Satu saat datanglah seorang pembeli. Kemudian pembeli
itu bertanya.”
5. Menggunakan Majas.
Majas memiliki arti gaya atau corak berbahasa. Sebagai sebuah
adopsi dari kejadian nyata yang telah mengalami proses kreatif,
anekdot sering menggunakan gaya bahasa. Gaya bahasa ini berguna
untuk menjadikan anekdot lebih bernyawa dan mengundang tawa.
15
c) Majas Pengandaian. Misalnya. “Untung Decepticon adanya
di Amerika. Andai ada di Indonesia, udah dipreteli sama
tukang besi bekas dari Madura.”
d) Majas Hiperbola (berlebih-lebihan). “Dia mah kaya banget.
Kamu tuh kalau liat duitnya, bisa ditumpuk sampai bulan.”
e) Majas Sarkasme (sindiran kasar). “Suara kamu bagus
banget, sampai bisa bikin jebol telinga orang.”
f) Majas Satire (sindiran halus). “Negara kita kaya kok, dari
pohon, ikan, sampai orang bisa dijual.”
16
event-event sebelumnya. Dalam teknik stand up comedy, dapat
dibilang sebagai set up terakhir.
5. Reaksi
Istilah reaksi di sini menunjukkan cara sang tokoh utama
menyelesaikan krisis yang dihadapi. Reaksi ini juga menguak alasan
tokoh utama tersebut melakukannya.
Di sinilah bagian inti, alias humornya terjadi. Kelucuan ini
terwujud karena reaksi yang berbeda dari yang umumnya.
6. Koda
Koda berfungsi sebagai penutup dalam teks anekdot. Koda dalam
teks anekdot biasanya berupa ekspresi tokoh atau suasana lingkungan
di akhir anekdot.
Struktur anekdot yang telah dijelaskan tidaklah kaku. Setiap
strukturnya dapat saja terdiri dari 1 atau beberapa kalimat. Bahkan,
terkadang abstraksi atau koda dapat saja tidak diceritakan tanpa
menghilangkan fungsinya.
Melawan Pengganggu
Abstraksi
Abu Nawas baru pulang dari suatu tempat. Ia kaget mendapati
rumahnya telah hancur. Lebih kaget lagi ketika istrinya menjelaskan
bahwa yang melakukannya adalah Sultan.
Orientasi
Sultan bermimpi bahwa di bawah rumah Abu Nawas terdapat harta
karun. Ia memerintahkan anak buahnya mencari dan menggali sampai
dapat. Harta karun tidak ditemukan, tapi rumah yang berantakan
dibiarkan dan tidak mendapat ganti kerugian.
17
Event
Besoknya, Abu Nawas pergi menghadap Sultan dengan membawa
pentungan dan sepiring roti yang bertudung.
“Wahai, Sultan. Aku menuntut keadilan,” kata Abu Nawas.
“Ceritakan masalahmu, Abu Nawas,” jawab Sultan.
Abu Nawas menunjukkan sepiring rotinya yanng dikerubuti lalat.
“Kemarin lalat-lalat pengganggu telah memasuki rumah dan
mengambil makananku. Aku ingin keadilan.”
Sultan berpandangan dengan para penasihatnya sambil menahan
senyum, merasa geli.
“Keadilan seperti apa yang kau inginkan?”
Krisis
Abu Nawas menyodorkan sebuah kertas, ”Aku meminta ijin tertulis
darimu untuk diperbolehkan menghukum mereka di mana pun mereka
hinggap.”
“Baiklah,” jawab Sultan. Meski masih merasa geli, Sultan
menandatangani dokumen tersebut dan menyerahkannya ke Abu
Nawas.
Begitu surat tersebut di tangannya, Abu Nawas segera meletakkan
piring tersebut di atas meja dan menghantamnya. Piring pecah, roti
berhamburan, dan lalat beterbangan.Abu Nawas segera mengejar lalat
tersebut, dan memukul apapun yang mereka hinggapi. Vas bunga,
lampu, kursi, jendela, hingga orang-orang yang berada di dalam istana
sekalipun. Keadaan menjadi sangat kacau.
Reaksi
“Apa-apaan ini, Abu Nawas. Kenapa kau lakukan ini?” teriak raja di
tengah kericuhan.Abu Nawas menatap sultan dengan pandangan tak
mengerti. “Apa maksudmu, wahai Sultan? Bukankah kau yang telah
memberiku izin dan kekuasaan untuk melakukannya?”
18
Koda
Sultan hanya bisa terpana dan merasa malu. Rasa sesal timbul
melihat Abu Nawas yang berjalan dengan senyum puas ke luar
istana setelah mengobrak-abrik isinya.
(Pesan: jangan menggunakan kekuasaan untuk bersikap sewenang-
wenang.)
19
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Teks diskusi adalah sebuah teks yang mengulas sebuah isu atau masalah
dengan memberikan 2 pendapat yang berbeda (mendukung atau menolak) tentang
isu tersebut yang bertujuan untuk mendapatkan suatu kesepakatan pendapat atau
gagasan mengenai suatu permasalahan. Teks diskusi terdiri dari isu, argumen
(argumen pendukung dan argumen menentang) dan simpulan. Teks diskusi
memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut:
Teks eksemplum yaitu teks yang isinya rekaan suatu peristiwa yang tidak
diduga dan tidak dikehendaki oleh partisipan (pelakunya) yang bertujuan untuk
memberikan nasihat kepada pembaca agar tidak salah dalam melakukan sesuatu
atau bisa dikatakan kalian tak perlu merasakan langsung untuk mengetahui
20
rasanya. Teks eksemplum terdiri dari abstrak, orientasi, insiden, interpretasi, dan
koda. Teks eksemplum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Teks anekdot merupakan teks rekaan yang bisa didefinisikan sebagai sebuah
teks yang memuat cerita lucu yang dimaksudkan untuk menyampaikan sebuah
kritikan-kritikan yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara umum,
atau untuk mendeskripsikan fitur dari karakter sedemikian rupa sehingga menjadi
lucu dan membuat banyak orang tertawa, serta memberi pemahaman yang baik
tentang karakter. Teks anekdot terdiri dari abstraksi, orientasi, event, krisis, reaksi,
dan koda. Kaidah kebahasaan teks anekdot adalah sebagai berikut:
21
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
sekali kesalahan dan tentunya makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
Karena itu penulis meminta kritik yang membangun kepada pembaca untuk
memperbaiki makalah ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Viorika. 2014. ‘’Teks Diskusi’’https://serupa.id/teks-diskusi-struktur-pengertian-
contoh-ciri-dsb/, tanggal 4 April 2021.
24