Oleh :
Ahlis Sofyan Nuswantoro
NIM. 22224251008
2023
1
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................................ii
Daftar Gambar.........................................................................................................
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................2
C. Fokus Penelitian............................................................................................2
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
KAJIAN TEORI....................................................................................................3
A. Tinjauan Pustaka...........................................................................................3
B. Penelitian yang Relevan................................................................................6
BAB III....................................................................................................................9
METODE PENELITIAN......................................................................................9
A. Jenis Penelitian..............................................................................................9
B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................9
C. Subjek Penelitian...........................................................................................9
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................10
E. Teknik Analisis Data...................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................12
A. Hasil Penelitian...........................................................................................12
BAB V....................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia, negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku dengan
keberanekaragaman budayanya. Disetiap daerah mengandung ciri khas yang
menjadikan identitas serta masing-masing memiliki keunikannya. Satu dari sekian
banyak kebudayaan yang sudah familiar adalah batik. Motif batik yang tersebar
diberbagai daerah Indonesia mempunyai karakteristik maupun keunikannya
masing-masing, dengan nilai filosofis yang ada pada tiap motif batik mampu
dijadikan sebagai identitas daerah tersebut.
Batik merupakan kain bermotif yang tersusun dari bentuk, warna, garis,
bidang, dan corak. Batik sendiri adalah hasil penorehan malam atau lilin dengan
canting sebagai alatnya pada sehelai kain yang membentuk corak (Handoyo,
2008). Dari berbagai motif yang ada, selain menghadirkan keindahan motif batik
juga memiliki nilai filosofisnya sesuai daerah tempat berkembangnya masing-
masing. Nilai filosofis yang ada pada motif batik diantaranya cerita turun
temurun, pesan pesan terkait nilai luhur yang senantiasa ditanamkan dalam
kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya.
Dari sekian banyak motif yang terdapat pada daerah tersebut, baik masyarakat
Banyumas itu sendiri maupun masyarakat luar daerah masih banyak yang belum
mengenal dengan baik motif-motif identitas dari daerah Banyumas tersebut. Motif
batik Banyumasan diharapkan mampu dikenal dengan luas seperti batik dari
daerah lainnya seperti Yogyakarta, Surakarta, maupun Pekalongan.
Cerita, pesan, atau nilai luhur yang terkandung perlu dipahami dengan baik
serta ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat agar tetap terjaga
eksistensinya. Salah satu motif Banyumasan yaitu motif Ayam Puger memiliki
beberapa nilai filosofis yang mana perlu diperkenalkan kepada masyarakat luas.
Tujuannya agar masyarakat diharapkan mengenal serta lebih memaknai kekayaan
budaya yang dimiliki oleh Indonesia tepatnya daerah Banyumas.
B. Identifikasi Masalah
Dari penjabaran latar belakang yang sudah disampaikan sebelumnya,
kemudian dirumuskan bahwa permasalahan yang ada berupa makna yang
terkandung dari motif Ayam Puger yang berasal dari Banyumas belum banyak
diketahui oleh masyarakat.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini akan berfokus dalam pengkajian makna filosofis yang dimiliki
oleh motif Ayam Puger sebagai simbol keberanian masyarakat Banyumas.
D. Tujuan Penelitian
Rumusan masalah telah disampaikan diatas, maka dapat disampaikan bahwa
tujuan dari penelitian berikut yaitu mengetahui serta mendeskripsikan makna
filosofis yang terkandung dalam motif Ayam Puger sebagai simbol keberanian
masyarakat Banyumas.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Makna Filosofis
Makna bersinggungan dengan konsep maupun pengertian yang ada baik
secara eksternal maupun internal, dalam suatu system isyarat atau tanda,
seperti yang ada pada satuan-satuan bahasa, rambu-rambu yang digunakan
dalam lalu lintas, maupun tanda-tanda lain.
Terdapat beberapa pendapat ahli mengenai definisi filsafat, baik itu dari
filsuf terdahulu maupun filsuf modern. Sebuah pendapat dikemukakan oleh
Aristoteles (Burhanuddin salam, 2005:67) dimana disebutkan dimana filsafat
itu menelaah asas dan sebab semua benda, sedangkan Rene Descartes
(Muhammad mufid, 2009:5) berpendapat bahwa filsafat berperan sebagai
kumpulan dari semua pengetahuan yang mana mengenai alam, Tuhan, dan
manusia menjadi inti penyelidikan.
Immanuel Kant sebagai seorang tokoh filsuf modern menyatakan
pendapatnya bahwa filsafat merupakan pengetahuan terkait pokok pangkal
atau dasar dari segala perbuatan dan pengetahuan, kemudian Bertrand Russel
mengatakan bahwa definisi dari filsafat merupakan usaha untuk menjawab
masalah dengan wujud paling tinggi dengan cara kritis.
Setelah pemaparan pendapat para ahli diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa filsafat merupakan ilmu pengetahuan komprehensif
yangmana usaha dalam memahami persoalan dalam lingkup persoalan
manusia. Makna filosofis mengacu pada signifikansi sesuatu, hal ini
melampaui tingkat permukaan sesuatu dan menggali implikasinya yang lebih
dalam. Pendekatan ini membantu menumbuhkan pemikiran kritis, karena
mendorong individu untuk mempertanyakan asumsi dan mempertimbangkan
perspektif alternatif.
Makna filosofis dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk praktik budaya, karya seni, arsitektur, dan bahasa. Misalnya, studi
tentang praktik budaya dari perspektif filosofis dapat mengungkapkan nilai-
nilai dan keyakinan mendasar yang membentuk masyarakat. Demikian pula,
3
menganalisis sebuah karya dari sudut pandang filosofis dapat mengungkap
pesan dan simbolisme yang tertanam dalam karya tersebut.
2. Nilai Keberanian
Sesuai dengan pendapat Steeman (Eka Darmaputera, 1987:65), nilai
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang memberikan makna atau arti pada
hidup, yang memberikan acuan, titik tolak serta tujuan hidup. Nilai
merupakan sesuatu yang dijunjung dengan tinggi, dapat memberi warna serta
menjiwai Tindakan dari seseorang. Nilai itu lebih dari sebatas keyakinan.
Nilai senantiasa menyangkut pola pikir dan juga tindakan, maka dari itu
terdapat hubungan yang sangat erat diantara nilai dan juga etika.
Berdasar pada definisi nilai dan juga keberanian diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai keberanian yaitu sebuah ukuran yang mampu
menentukan karakter dari seseorang berkaitan dengan sikap yang diambil
4
pada waktu memberi perlawanan pada rasa takut yang dialami dalam
kehidupannya.
5
Noth (Hoed,2001: 143) “nothing is a sign unless it is interpreted as a sign”.
Maka dari itu, suatu tanda mengikutsertakan sebuah proses kognitif ke dalam
kepala seseorang dan juga proses itu dapat terjadi jika telah terdapat
representamen, acuan, dan juga interpretan.
6
Tanda-tanda yang biasanya dipakai di dalam suatu karya seni terlahir dari
olah rasa, proses kontemplasi, dan juga pikiran dari seorang seniman terhadap
lingkungan. Rajudin dalam karya Manyeso Diri berpatokan melalui konsep
langkah dalam menciptakan tanda-tanda kedalam kekaryaan patung. Sebuah
langkah yang baik dapat membantu menentukan keberhasilan kita di masa
depan, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut yang menjadikan pedoman bagi
seorang Rajudin dalam proses melahirkan karyanya yang berjudul Manyeso
Diri. Karya tersebut memiliki hubungan erat dengan latar belakang
kebudayaan Minangkabau. Pernyataan inilah yang diinginkan Rajudin untuk
disampaikan melalui karyanya.
Metode yang digunakan dalam rangka mengetahui makna yang ada di
dalam karya patung Rajudin tersebut adalah metode analisis interpretasi.
berdasarkan kesimpulan dapat diketahui bahwa tanda-tanda yang dihasilkan
mengarah pada upaya Rajudin untuk menyampaikan pesan sosial kepada para
perempuan Minangkabau.
2. Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce pada Sampul Majalah Tempo
Edisi Satu Perkara Seribu Drama
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang berjudul “Analisis Semiotika
Charles Sanders Pierce pada Sampul Majalah Tempo Edisi Satu Perkara
Seribu Drama” penelitian tersebut dilaksanakan oleh Wahyudi Ramlan di
tahun 2019. Penelitian tersebut mempunyai fokus penelitian pada interpretasi
dan juga makna yang terkandung dalam sampul majalah edisi satu perkara
seribu drama. Penelitian tersebut mempunyai tujuan mengetahui penggunaan
representamen, makna dari suatu object, kemudian interpretant dari sampul
majalah tempo edisi satu perkara seribu drama.
Fenomena yang terjadi pada cover majalah tempo edisi satu perkara seribu
drama merupakan sebuah sampul majalah dengan penggambaran kisruhnya
kasus mantan DPR RI Setya Novanto dalam kasus korupsi, kasus Setya
Novanto telah menjadi berita hangat dalam media Indonesia, tindakannya
yang menuai kontroversi. Tujuan dilakukannya penelitian berikut adalah untuk
mencari tahu makna representamen, objek, dan juga interpretan yang mana
terdapat dalam sampul majalah tersebut. Dengan begitu, metode yang
7
digunakan yaitu analisis semiotika milik Charles Sanders Peirce. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukan dimana sampul majalah Tempo edisi Satu
Perkara Seribu Drama menjadi penggambaran atas sosok Setya Novanto
dengan masalah kasus korupsinya. Gambar yang ada pada sampul majalah
tersebut menunjukan bagaimana opini masyarakat terhadap Setya Novanto.
Tulisan Satu Perkara Seribu Drama sangat cocok dalam menggambarkan
bagaimana kasus Setya Novanto. Dimana dalam kasusnya seolah merupakan
sebuah drama yang berlarut-larut dan memiliki banyak permasalahan.
8
menggunakan semiotika yang mana menjadi suatu identitas dari Masyarakat
Banyumas.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu dengan
memberikan gambaran sedetail mungkin untuk menjelaskan data dan fakta
yang sudah peneliti peroleh dari lapangan. Rukajat (2018) berpendapat bahwa
karakteristik yang dimiliki oleh penelitian kualitatif yaitu pengungkapan
terhadap makna (meaning) yang menjadi hal esensial, digunakan dalam latar
alami (natural setting) menjadi sumber data langsung sebagaimana peneliti
sendiri yang berlaku menjadi instrumen.
Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada tanggal 3-15 Mei tahun 2023,
pada tanggal 3-8 Mei dilakukan pengumpulan data, kemudian pada tanggal 9-
15 Mei dilakukan pengolahan data hingga penyusunan laporan penelitian.
Data berupa uraian deskriptif tentang motif ayam puger
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini memiliki data yang bersumber dari data lisan maupun
tulisan. Perolehan data lisan diperoleh dari masyarakat lokal yang
9
bersinggungan langsung dengan objek penelitian, serta data tulisan diperoleh
melalui dokumen-dokumen yang sebelumnya sudah ada dan berisikan data
tentang objek penelitian.
10
Didalam penelitian, analisis data dapat diartikan sebagai kegiatan membahas
dan memahami data untuk menemukan makna, tafsiran dan kesimpulan tertentu
dari keseluruhan data dalam penelitian. Analisis data dapat juga diartikan sebagai
proses menyikapi data, menyusun, memilah dan mengolahnya ke dalam sebuah
susunan yang sistematis dan bermakna. Maka dari itu hal yang harus diperhatikan
dalam analisis data yaitu:
11
BAB IV
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Pada tahapan ini peneliti melakukan analisis dokumen atau data seperti
teks budaya, catatan sejara, jurnal, atau buku-buku yang mengandung
informasi berkaitan dengan motif ayam puger. Ini akan membantu
memperkuat data yang sudah diperoleh melalui Teknik pengumpulan data
yang lainnya, terlebih lagi dalam menganalisis makna serta simbol yang
ada.
B. Pembahasan Penelitian
12
Gambar 2. Motif ayam puger
Batik di Banyumas tercipta karena adanya Kademangan-kademangan atau
Kadipaten atau sekarang disebut dengan Kabupaten di daerah Banyumas.
Kabupaten ini diibaratkan sebagai kerajaan sehingga memunculkan tradisi
membatik dan para pengrajin batik di daerah Banyumas. Hal lain yang
melatarbelakangi terciptanya Batik Banyumas yaitu karena adanya para pengungsi
dari Kerajaan Mataram. Para pengikut Pangeran Diponegoro guna mencukupi
kebutuhan pakaian maka mereka juga membuat batik.
13
Motif batik Ayam Puger merupakan salah satu motif batik Banyumasan atau
motif batik yang berasal dari Banyumas. Motif batik ayam puger banyumas
mempresentasikan simbol ayam jantan sebagai lambang kekuatan dan keberanian.
Pada motif ini, ayam digambarkan bertarung dengan posisi kaki terangkat, bersiul,
atau mengawasi sekitarnya dengan mata tajam. Ada beberapa interpretasi yang
terkait dengan makna motif batik ayam puger banyumas ini, di antaranya adalah:
Meskipun memiliki makna yang beragam, motif ayam puger banyumas tetap
menjadi salah satu warisan budaya yang kaya dari Indonesia. Motif ini kerap
digunakan dalam berbagai jenis kain batik tradisional, seperti batik tulis, batik
cap, dan batik printing, serta menjadi daya tarik bagi para penggemar batik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dikaji dan diuraikan seperti penjabaran diatas, dapat dikatakan
bahwa penelitian ini mengungkapkan makna yang ada dibalik motif ayam
puger, dimana terdapat nilai keberanian yang mencerminkan karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh masyarakat Banyumas. Nilai keberanian tersebut dapat
dijadikan sebagai sifat positif yang ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.
14
B. Saran
Sudah menjadi keharusan bagi manusia untuk memiliki sifat keberanian
dalam segala aspek kehidupan. Keberanian harus senantiasa ditanamkan
dalam berbagai hal atau kepentingan agar lebih mantap ketika mengambil
sebuah keputusan atau melangkah menuju kearah yang lebih baik. Guna
memperkenalkan sekaligus memperkenalkan motif ayam puger, perbanyak
sumber literasi yang berisikan tentang motif tersebut agar tetap Lestari. Baik
dari segi Pendidikan, ekonomi, sosial, dan sebagainya disarankan untuk ikut
serta melestarikan motif ayam puger.
Daftar Pustaka
Eka Darmaputera, Pancasila: Identitas dan Modernitas Tinjauan Etis dan Budaya
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987), 65
15
Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta : Prenadamedia
Group, 2009), 5.
Musman, Asti dan Arini, Ambar B. 2011. Batik Warisan Adiluhung Nusantara.
Yogyakarta: Gramedia.
Rahardjo, M. (2010). Jenis dan metode penelitian kualitatif. Tersedia secara online
di: http://mudjiarahardjo. com/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-
penelitian-kualitatif. html [diakses di Yogyakarta, Indonesia: 17 Mei
2023].
16