MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Seni
Rupa
oleh:
Zulfikar Rachman Jaelani
2001361
KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KERAJINAN
FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pertemuan pertama yaitu membuat
makalah mengenai mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Seni Rupa ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Seni Rupa. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Mencari Informasi
Sebanyak-Banyaknya Dari Berbagai Sumber Belajar Tentang Metode atau Metodologi
Penelitian bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Zakarias S. Soeteja, M.Sn,
selaku Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Seni Rupa yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………...................
DAFTAR ISI…………………………………………………………..................
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………..........
1.1.Latar Belakang…………………………………………………...........
1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………..
1.3.Tujuan Penelitian……………………………………………………...
1.4.Manfaat Penelitian……………………………………………….........
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1.Pengertian ontologi, epistemologi dan aksiologi dalam penelitian……
2.2.Pengertian, tujuan dan manfaat dari kegiatan Riset (Penelitian) dan
Penyelidikan (Inquiry)………………………………………………...
2.3.Pengertian konsep, teori dan hukum…………………………………...
2.4.Manfaat konsep dan teori dalam penelitian……………………………
2.5.Perbedaan metodologi dan metode penelitian…………………………
2.6.Paradigma, pendekatan, karakteristik dan jenis-jenis penelitian
kuantitatif dan kualitatif………………………………………………
2.7.Pengertian populasi dan sampel serta contoh populasi dan sampel
dalam penelitian………………………………………………………..
2.8.Pengertian, manfaat dan jenis “data” dalam penelitian………………..
2.9.Pengertian, manfaat dan jenis “instrumen” dalam pengumpulan data...
2.10. Pengertian, manfaat dan teknik analisis data dalam penelitian……...
2.11. Pengertian “Kajian pustaka” dan manfaatnya dalam penelitian…….
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………......
3.1.Simpulan……………………………………………………................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Metode untuk Penelitian dan penilaian tentang seni rupa, sebenarnya bisa dikaji
dari banyak aspek, mengingat seni merupakan suatu ilmu yang tergolong ilmu sosial
sangat menyatu dengan kehidupan masyarakat luas, segala aktivitas kehidupan ini
secara tidak sadar membutuhkan sentuhan seni, hidup tanpa seni terasa gersang. Para
pemerhati seni membuat rumusan-rumusan dengan tinjauan yang berbeda-beda
diantaranya Tolstoy (dalam The Liang Gie, 1976, 60) yang menyebutkan bahwa seni
adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar dengan perantaraan tanda-tanda
lahiriah tertentu menyampaikan pesan-pesan yang telah dihayatinya kepada orang
lain sehingga mereka kejangkitan perasaan-perasaan ini dan juga mengalaminya, ada
sumber lain menyebutkan bahwa pengertian seni dapat dilihat dari beberapa tinjauan
yaitu teori bentuk biasa disebut formalis yaitu seni itu memiliki bentuk yang
bermakna ( significant form) yang berhadapan dengan perasaan estetis (aesthetic
emotion), teori pengungkapan atau ekspresi bertumpu pada ungkapan perasaan
manusia (art is an expression of human feeling), teori metafisika bertumpu pada
realita idiil yang paling sempurna dan abadi.Seni adalah imitasi atau realita tiruan
dari yang ilahi itu sehingga keindahan seni merupakan keindahan semu , teori
psikologis seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar, dan teori
kontekstual adalah seni adalah pembawa pesan yang terselubung sesuai konteks.
sudah banyak dilakukan baik itu perorangan maupun kelompok, baik diperguruan
tinggi maupun lembaga-lembaga terkait dengan seni budaya. Namun bahasan
mengenai seni rupa ditinjau dari bahasa rupa masih sangat sedikit, sebab penelitian
seni rupa kebanyakan dititik beratkan pada aspek estetis dan simbolis. Padahal seni
rupa pada awalnya sebagai media komonikasi antara pencipta seni rupa dengan
masyarakat sudah berlangsung ber abad-abad dari zaman prasejarah hingga zaman
modern, dengan ditemukan peninggalan-peninggalan berupa gambar/lukisan pada
dinding gua. Ini memperkuat dugaan bahwa bahasa rupa merupakan salah satu
bahasa tertua setelah bahasa sentuhan dan lisan, (Primadi : 1991: 41). Bahasa rupa,
dalam perkembangannya semakin terdesak oleh bahasa tulis, sebab bahasa tulis
paling banyak digunakan dan paling populer, terlebih lagi setelah ditemukan mesin
cetak yang dapat mencetak huruf, dan diadakan penelitian terhadap bahasa tulis
hampir di seluruh penjuru dunia, sehingga muncul berbagai ilmu bahasa kata,seperti
ilmu phonologi,, sintaksis, etimologi, dan lain sebagainya. Di temukan mesin cetak
tersebut, memudahkan mencetak kata-kata, sehingga bahasa tulis sangat dominan
dalam media komonikasi, se olah-olah bahasa rupa dikesampingkan,hanya sebagai
media pelengkapnya saja. Tapi kenyataan sekarang menunjukan bahwa ba hasa rupa
tetap penting dan selalu dibutuhkan,bahkan maju dan berkembang pesat sebagai
media dalam bidang pendidikan, hiburan, periklanan dan berbagai bidang lainnya.
Bahasa rupa yang berkembang dan dikenal oleh bangsa Indonesia sekarang
kebanyakan bukan bahasa rupa asli Indonesia,tetapi kebanyakan bahasa rupa dari
Barat (Primadi, 1991 :3), padahal bangsa Indonesia sejak zaman dahulu telah
memiliki jenis bahasa rupa yang khas dan tersendiri, yang telah dipergunakan dalam
seni rupa tradisi, secara turun temurun.
Berdasarkan kenyataan yang ada, bahwa kita bangsa Indonesia sudah dari dahulu
sebenarnya mempunyai suatu metodelogi/ cara pengkajian bahasa rupa tradisional
yang bisa diterapkan pada bahasa rupa modern, selama ini kita terkontaminasi oleh
menstriem barat yang se olah-olah paling benar, segala sesuatu yang dari luar
dianggap paling baik. Tentu dalam hal ini kita tidak bisa mencari salah atau benar,
masuk akal atau tidak itu adalah hak setiap orang untuk menilainya, namun kita
sebagai generasi penerus dari sekarang harus waspada dan belajar menghargai
kekayaan tradisi yang kita miliki tentu di negara lain tidak memilikinya, kalau tidak
kita siapa lagi ? Tentunya diperlukan sosialisasi penggunaan bahasa rupa tradisional
sebagai acuan untuk penelitian-penelitian, yang digunakan untuk skripsi, tesis,
desertasi bagi mahasiswa juga untuk peneliti-peneliti lain.
1.2.Rumusan Masalah
1 Apa Pengertian ontologi, epistemologi dan aksiologi dalam penelitian?
2 Apa Pengertian, tujuan dan manfaat dari kegiatan Riset (Penelitian) dan
Penyelidikan (Inquiry) ?
3 Apa Pengertian konsep, teori dan hukum?
4 Apa Manfaat konsep dan teori dalam penelitian?
5 Apa Perbedaan metodologi dan metode penelitian?
6 Bagaimana Paradigma, pendekatan, karakteristik dan jenis-jenis penelitian
kuantitatif dan kualitatif?
7 Apa Pengertian populasi dan sampel serta contoh populasi dan sampel dalam
penelitian?
8 Apa Pengertian, manfaat dan jenis “data” dalam penelitian?
9 Apa Pengertian, manfaat dan jenis “instrumen” dalam pengumpulan data?
10 Apa Pengertian, manfaat dan teknik analisis data dalam penelitian?
11 Apa Pengertian “Kajian pustaka” dan manfaatnya dalam penelitian?
1.3.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian ontologi, epistemologi dan aksiologi dalam
penelitian
2. Untuk mengetahui Pengertian, tujuan dan manfaat dari kegiatan Riset
(Penelitian) dan Penyelidikan (Inquiry)
3. Untuk mengetahui Pengertian konsep, teori dan hukum
4. Untuk mengetahui Manfaat konsep dan teori dalam penelitian
5. Untuk mengetahui Perbedaan metodologi dan metode penelitian
6. Untuk mengetahui Paradigma, pendekatan, karakteristik dan jenis-jenis
penelitian kuantitatif dan kualitatif
7. Untuk mengetahui Pengertian populasi dan sampel serta contoh populasi dan
sampel dalam penelitian
8. Untuk mengetahui Pengertian, manfaat dan jenis “data” dalam penelitian
9. Untuk mengetahui Pengertian, manfaat dan jenis “instrumen” dalam
pengumpulan data
10. Untuk mengetahui Pengertian, manfaat dan teknik analisis data dalam penelitian
11. Untuk mengetahui Pengertian “Kajian pustaka” dan manfaatnya dalam penelitian
1.4.Manfaat Peneltian
Secara teoritis makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
wacana pendidikan umum tentang Metodologi Peneltian Pendidikan Seni Rupa.
Makalah ini juga memiliki manfaat untuk memberikan landasan bagi para peneliti
dan pembaca dalam melakukan penelitian lain yang sejenis dalam rangka
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
BAB 2
PEMBAHASAN
Proses metode keilmuan pada akhirnya berhenti sejenak ketika sampai pada
titik “pengujian kebenaran” untuk mendiskusikan benar atau tidaknya suatu ilmu.
Ada tiga ukuran kebenaran yang tampil dalam gelanggang diskusi mengenai
teori kebenaran, yaitu teori korespondensi, koherensi dan pragmatis.23 Penilaian
ini sangat menentukan untuk menerima, menolak, menambah atau merubah
hipotesa, selanjutnya diadakanlah teori ilmu pengetahuan.
C. Aksiologi
Sampailah pembahasan kita kepada sebuah pertanyaan: Apakah kegunaan
ilmu itu bagi kita? Tak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah banyak mengubah
dunia dalam memberantas berbagai termasuk penyakit kelaparan, kemiskinan
dan berbagai wajah kehidupan yang duka. Namun apakah hal itu selalu
demikian: ilmu selalu merupakan berkat dan penyelamat bagi manusia. Seperti
mempelajari atom kita bisa memanfaatkan wujud tersebut sebagai sumber energy
bagi keselamatan manusia, tetapi dipihak lain hal ini bisa juga berakibat
sebaliknya, yakni membawa manusia kepada penciptaan bom atom yang
menimbulkan malapetaka.
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penemuan nuklir
dapat menimbulkan bencana perang, penemuan detektor dapat mengembangkan
alat pengintai kenyamanan orang lain, penemuan cara-cara licik ilmuan politik
dapat menimbulkan bencana bagi suatu bangsa, dan penemuan bayi tabung dapat
menimbulkan bancana bagi terancamnya perdaban perkawinan. Berkaitan
dengan etika, moral, dan estetika maka ilmu itu dapat dibagi menjadi dua
kelompok:
1. Ilmu Bebas Nilai
Berbicara tentang ilmu akan membicarakan pula tentang etika, karena
sesungguhnya etika erat hubungannya dengan ilmu. Bebas nilai atau tidaknya
ilmu merupakan masalah rumit, jawabannya bukan sekadar ya atau tidak.
Sebenarnya sejak saat pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan
masalahmasalah moral namun dalam perspektif yang berbeda. Ketika
Copernicus (1473-1543 M) mengajukan teorinya tentang kesemestaan alam
dan menemukan bahwa “bumi yang berputar mengelilingi matahari” dan
bukan sebaliknya seperti yang diajarkan oleh agama (gereja) maka timbullah
reaksi antara ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama) yang
berkonotasi metafisik. Secara metafisik ilmu ingin mempelajari alam
sedangkan dipihak lain terdapat keinginan agar ilmu mendasarkan pada
pernyataan-pernyataan nilai berasal dari agama sehingga timbullah konflik
yang bersumber pada penafsiran metafisik yang berakumulasi pada
pengadilan inkuisisi Galileo pada tahun 1633 M.
2. Teori tentang nilai
Pembahasan tentang nilai akan dibicarakan tentang nilai sesuatu, nilai
perbuatan, nilai situasi, dan nilai kondisi. Segala sesuatu kita beri nilai.
Pemandangan yang indah, akhlak anak terhadap orang tuanya dengan sopan
santun, suasana lingkungan dengan menyenangkan dan kondisi badan dengan
nilai sehat.
Ada perbedaan antara pertimbangan nilai dengan pertimbangan fakta.
Fakta berbentuk kenyataan, ia dapat ditangkap dengan pancaindra, sedang
nilai hanya dapat dihayati.30 Walaupun para filosof berbeda pandangan
tentang defenisi nilai, namun pada umumnya menganggap bahwa nilai adalah
pertimbangan tentang penghargaan. Pertimbangan fakta dan pertimbangan
nilai tidak dapat dipisahkan, antara keduanya karena saling memengaruhi.
Sifat-sifat benda yang dapat diamati juga termasuk dalam penilaian. Jika
fakta berubah maka penilaian kita berubah ini berarti pertimbangan nilai
dipengaruhi oleh fakta. Fakta itu sebenarnya netral, tetapi manusialah yang
memberikan nilai kedalamannya sehingga ia mengandung nilai. Karena nilai
itu maka benda itu mempunyai nilai. Namun bagaimanakah criteria benda
atau fakta itu mempunyai nilai.
Teori tentang nilai dapat dibagi menjadi dua yaitu nilai etika dan nilai
estetika, etika termasuk cabang filsafat yang membicarakan perbuatan
manusia dan memandangnya dari sudut baik dan buruk. Adapun cakupan dari
nilai etika adalah: Adakah ukuran perbuatan yang baik yang berlaku secara
universal bagi seluruh manusia, apakah dasar yang dipakai untuk
menentukan adanya norma-norma universal tersebut, apakah yang dimaksud
dengan pengertian baik dan buruk dalam perbuatan manusia, apakah yang
dimaksud dengan kewajiban dan apakah implikasi suatu perbuatan baik dan
buruk.
2.2.Pengertian, Tujuan dan Manfaat dari Kegiatan Riset (Penelitian) dan
Penyelidikan (Inquiry)
A. Riset (Penelitian)
Kata penelitian dalam Bahasa Inggris adalah Research. Dari kata ini kita
membuat istilah Riset dalam Bahasa Indonesia. Kata research sering digunakan
untuk mewakili serangkaian kegiatan atau untuk mengartikan sesuatu yang kurang
tepat sehingga perlu diluruskan terlebih dahulu. Untuk memahami apa itu riset atau
penelitian, kita perlu tahu apa yang bukan dikatagorikan riset dan apa karakteristik
riset.
Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi
atau data secara sistematis untuk menambah pemahaman kita terhadap suatu
fenomena tertentu yang menarik perhatian kita. Menurut Paul Leedy dalam Practical
Research:
1. Riset berasal dari satu pertanyaan atau masalah: dengan menanyakan
pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses
penelitian. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.
2. Riset membutuhkan tujuan yang jelas : pernyataan tujuan ini menjawab
pertanyaan : " Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?" tujuan
adalah pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam riset.
3. Riset membutuhkan rencana spesifik: untuk melakukan penelitian
rencana kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari riset, kita harus
menetapkan juga bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang
perlu diputuskan misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana
mengumpulkan data tersebut? Apakah data yang ada berelasi dengan
permasalahan yang ditetapkan dalam riset?
Secara umum tujuan penelitian antara lain untuk memperoleh pengetahuan atau
penemuan baru. Kedua, sebagai pembuktian atau pengujian tentang kebenaran dari
pengetahuan yang sudah ada. Dan ketiga, sebagai pengembangan pengetahuan suatu
bidang keilmuan yang sudah ada. Intinya semua penelitian yang dilakukan oleh
seseorang pasti memiliki tujuan tertentu.
Penggunaan tujuan penelitian bisa sebagai sarana untuk mencari dan
menemukan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan langsung di dalam kehidupan.
Penelitian jenis ini disebut juga dengan applied research. Ada juga penelitian yang
tujuannya hanya untuk mengetahui satu hal. Pengetahuan yang diperoleh dari
bentuk penelitian seperti ini tidak dapat dimanfaatkan secara langsung atau secara
praktis. Banyak peneliti yang menamainnya sebagai basic research.
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu:
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan kurikulum di taman
kanak-kanak yang terus berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
2. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu Pendidikan anak usia dini, yaitu
membuat inovasi penggunaan metode eksperimen dalam peningkatan
kemampuan sains anak.
3. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan peningkatan kemampuan sains pada anak usia dini
serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.
B. Penyelidikan (Inquiry)
Welch mendefinisikan inquiry sebagai proses dimana manusia mencari informasi
atau pengertian, maka sering disebut away of thought. Sedangkan Kidsvatter dkk
menjelaskan inquiry sebagai model pengajaran dimana guru melibatkan kemampuan
berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara
sistematik.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan
siswa.
Manfaat pendekatan inkuiri, secara garis besar, adalah: pertama, sebagai sumber
proses belajar. Pada dasarnya karakteristik dalam penggunaan pendekatan inkuiri
adalah menekankan pada kualitas pembelajaran. Karena dengan penggunaan
pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran dapat mendorong siswa untuk
berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat objektif, jujur, dan terbuka,
serta memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sendiri dan dapat
mengembangkan bakat dan kecakapannya. Dengan pelaksanaan pendekatan inkuiri
diharapkan bagi siswa termotivasi dalam proses pembelajaran dan dapat
meningkatkan hasil belajar yang maksimal.
Inquiry bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai proses dari
proses mental. Dengan demikian, siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya
.
2.3.Pengertian Konsep, Teori dan Hukum
A. Konsep
Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental yang universal yang
menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Istilah
konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami.
Aristoteles dalam "The classical theory of concepts" menyatakan bahwa konsep
merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat
pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental,
yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai
bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam karakteristik.
Berbagai pengertian konsep dikemukan oleh beberapa pakar. Konsep
didefinisikan sebagai suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-
ciri yang sama. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu
yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk
berpikir. Pengertian konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi
intelektual yang abstrak dari situasi, objek atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu
ide atau gambaran mental. Suatu konsep adalah elemen dari proposisi seperti kata
adalah elemen dari kalimat. Konsep adalah abstrak di mana mereka menghilangkan
perbedaan dari segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka
identik. Konsep adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata
untuk setiap extensinya.
B. Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena
alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran
“pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan
mengapa variabel-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan
yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum,
teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain
pada sekumpulan fakta-fakta. Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori
umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir
yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan
kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan
pada pembuktian matematika.
Sedangkan secara lebih spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat pula teori sosial.
Neuman mendefiniskan teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari keterkaitan
abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan tentang
dunia sosial. Perlu diketahui bahwa teori berbeda dengan idiologi, seorang peneliti
kadang-kadang bias dalam membedakan teori dan ideologi. Terdapat kesamaan di
antara kedunya, tetapi jelas mereka berbeda. Teori dapat merupakan bagian dari
ideologi, tetapi ideologi bukan teori. Contohnya adalah Aleniasi manusia adalah
sebuah teori yang diungkapakan oleh Karl Marx, tetapi Marxis atau Komunisme
secara keseluruhan adalah sebuah ideologi.
stilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang diramalkan oleh
suatu teori namun belum pernah terpengamatan. Sebagai contoh, sampai dengan
akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan sebagai teoritis karena diramalkan
menurut teori relativitas umum tetapi belum pernah teramati di alam. Terdapat
miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah teori ilmiah telah mendapatkan cukup
bukti dan telah teruji oleh para peneliti lain tingkatannya akan menjadi hukum
ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah dan teori ilmiah itu
berbeda. Teori akan tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap menjadi hukum.
C. Hukum
Hukum adalah Kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi-sanksi.
Hukum ialah sesuatu yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia merujuk pada
sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan penegakan
hukum oleh kelembagaan penegak hukum karena segala kehidupan manusia dibatasi
oleh hukum dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi,
dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam
hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum perdata,
hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam
konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan
hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik hukum umum serta cara
perwakilan mereka yang akan dipilih.
Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali dari pemerintah,
sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam
kegiatan mulai dari perdagangan, lingkungan, peraturan atau tindakan militer. Filsuf
Aristotle menyatakan bahwa "sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik
dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela.
1) Berdasarkan Etimologi
a. Metode (method) berarti metode atau cara
b. Metodologi terdiri dari dua suku kata yaitu method dan logos yang artinya adalah
ilmu tentang metode
2) Berdasarkan Pengertian
a. Metode adalah “prosedur, teknik, atau langkah untuk melakukan sesuatu,
terutama untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Metodologi adalah “prosedur ilmiah yang didalamnya termasuk pembentukan
konsep, preposisi, model, hipotesis, dan teori, termasuk metode itu sendiri.
3) Berdasarkan Sifat
a. Metode bersifat khusus. Metode lebih berkaitan dengan teknis saja dari
keseluruhan yang dibahas dalam metodologi.
b. Metodologi bersifat umum. Metodologi merupakan sistem panduan untuk
memecahkan persoalan, dengan komponen spesifiknya adalah bentuk, tugas,
metode, teknik dan alat.
2.6.Paradigma, pendekatan, karakteristik dan jenis-jenis penelitian kuantitatif dan
kualitatif
A. Paradigma
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri
dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap
(afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat
asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam
sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual
Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan
kata serapan dari bahasa Latin pada tahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu
model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk
"membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik). Steven Covey,
dalam bukunya "7 Habits Of Highly Effective People" mendefinisikan paradigma
sebagai cara kita memandang sesuatu: pandangan kita, kerangka acuan kita atau
keyakinan kita. Paradigma adalah seperti kacamata. Steven Covey merangkum
bahwa ada 3 paradigma pada umumnya: paradigma tentang diri sendiri, paradigma
tentang orang lain dan paradigma tentang kehidupan.
B. Pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Roy Kellen (1998)
mencatat bahwa terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang
berpusat pada siswa (student-centered). Pendekatan yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran
deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran inkuiri dan discoveri serta
pembelajaran induktif.
Menurut Sanjaya (2008:127) “Pendekatan dapat dikatakan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk
pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum”.
Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah
awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian,
yang akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan
perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.
C. Karakteristik
Karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun
merasakan. Berbagai teori pemikiran dari karakteristik tumbuh untuk menjelaskan
berbagai kunci karakteristik manusia (Boeree, 2009). Karakteristik adalah ciri-ciri
dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur serta status
sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya.
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2011), perilaku manusia
dipengaruhi oleh 3 ( tiga ) faktor utama, yaitu faktor predisposisi (predisposing
factor), faktor pemungkin (enabling factor), dan faktor penguat (reinforcing factor).
Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan, tingkah laku, nilai, keyakinan, dan
sosiodemografi. Sosiodemografi terdiri dari umur, jenis kelamin, status ekonomi,
pendidikan dan lain sebagainya. Faktor pemungkin terdiri dari ketrampilan dan
sarana. Faktor penguat terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan,
termasuk juga disini undang-undang, peraturan peraturan baik dari pemerintah
daerah maupun dari pusat.
D. Jenis-jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif
1. Kuantitatif
Jenis-jenis penelitian yang selanjutnya adalah penelitian kuantitatif. Arti dari
jenis-jenis penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang merupakan investasi
sistematis mengenai sebuah fenomena atau situasi dengan mengumpulkan data
yang dapat diukur menggunakan teknik statistik, matematika, atau komputasi.
Pada jenis-jenis penelitian kuantitatif, peneliti memiliki tujuan untuk
mengembangkan dan menggunakan berbagai model sistematis, berbagai teori,
dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam yang sedang terjadi. Pada
intinya, penelitian kuantitatif merupakan suatu proses pengukuran.
a. Metode Survei
Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei yang
artinya metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan
suatu data yang terjadi, baik pada masa lampau atau saat ini mengenai
keyakinan, pendapat, karakteristik, dan hubungan variabel yang dapat
digunakan untuk menguji beberapa hipotesis.
Biasanya, hipotesis yang diuji bisa berupa variabel sosiologis dan atau
psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu.Teknik
pengumpulan data yang digunakan melalui pengamatan yang diambil dari
wawancara atau kuesioner dan dari hasil penelitian yang cenderung
digeneralisasikan.
b. Metode Eksperimen
Jenis-jenis penelitian di dalam penelitian kuantitatif selanjutnya adalah
metode eksperimen. Di dalam metode eksperimen, metode penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel
independen yang berupa treatment atau perlakuan terhadap hasil atau variabel
dependen dan kondisi yang tak terkendalikan.
Agar kondisi hasil atau variabel dependen dapat dikendalikan, maka di
dalam penelitian eksperimen bisa menggunakan kelompok kontrol. Salah
satu cara yang sering dilakukan pada metode eksperimen ini adalah
melakukan penelitian di laboratorium.
2. Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan jenis-jenis penelitian yang bersifat deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis yang mendalam. Proses dan makna yang
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif ini memiliki landasan teori yang
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan.
Jenis-jenis penelitian ini melibatkan peneliti di dalam peristiwa atau situasi
yang sedang diteliti. Oleh sebab itu, diperlukan kedalaman analisis oleh peneliti
ketika melakukan riset dan proses menemukan hasil penelitian. Karena secara
umum, penelitian kualitatif ini nantinya bertujuan memeroleh data utama dari
wawancara dan observasi.
Penelitian kualitatif ini juga dibagi-bagi berdasarkan jenis-jenis penelitian
lagi, di antaranya sebagai berikut.
a. Fenomenologi. Penelitian fenomenologi ini artinya peneliti yang
melakukan penelitian akan melakukan pengumpulan data melalui
observasi partisipan untuk dapat mengetahui fenomena esensial partisipan
apa yang ada di dalam hidupnya atau sepanjang pengalaman hidupnya.
b. Penelitian Grounded Theory. Jenis penelitian selanjutnya adalah
penelitian grounded theory yang mana peneliti dapat menggeneralisasi
apa saja yang ia amati atau ia analisis secara induktif. Teori abstrak
mengenai proses, tindakan, atau interaksi dapat dilakukan dan didapat
berdasarkan pandangan partisipan yang diteliti.
c. Penelitian Etnografi. Di dalam jenis-jenis penelitian etnografi, peneliti
akan melakukan studi terhadap budaya suatu kelompok dalam kondisi
yang alamiah dan dilakukan melalui proses observasi dan atau
wawancara.
d. Penelitian Studi Kasus. Penelitian studi kasus di dalam jenis-jenis
penelitian kualitatif ini akan mengenal lebih dalam atau memahami
secara mendalam mengenai alasan suatu fenomena atau kasus tersebut
bisa terjadi. Kemudian dari situ akan dikembangkan menjadi riset
selanjutnya. Jenis penelitian ini nantinya akan dijadikan bahan untuk
menguji hipotesis.
e. Penelitian Narrative Research. Pada penelitian ini, peneliti akan
melakukan sebuah studi terhadap seseorang individu atau lebih untuk
dapat mendapatkan data mengenai sejarah perjalanan kehidupannya yang
kemudian disusun menjadi laporan naratif yang kronologis.
Biasanya, penelitian ini mengangkat pola mengenai bagaimana situasi
atau kondisi tersebut bisa terjadi dan bagaimana upaya untuk menjaga atau
memperbaiki situasi yang terjadi tersebut dengan data yang valid dan disusun
secara ilmiah.
2.7. Pengertian populasi dan sampel serta contoh populasi dan sampel dalam
penelitian
A. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi tersebut. Nilai yang dihitung dan diperoleh dari populasi ini
disebut dengan parameter. Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang
akan diteliti oleh seorang peneliti. Misalnya 1000 orang dikatakan sebagai populasi
karena terkait dalam suatu penelitian. Kemudian pada pendapat lain mengatakan
bahwa secara harfiah pengertian populasi adalah seluruh variabel yang terkait
dengan topik pada penelitian.
(Djarwanto, 1994: 420) Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan
atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan
tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi,
benda-benda, dst.
Menurut Netra (1976), Populasi adalah keseluruhan individu yang bersifat
general atau umum yang mempunyai karakteristik yang cenderung sama.
Contoh:
Penelitian tentang kualitas beras di desa Pringapus, Yogyakarta. Jumlah beras
di satu desa ini tentu sangat banyak. Bisa dari jumlah dalam bentuk kilogram
sampai dari segi jenis beras yang tersedia. Saking banyaknya jenis beras yang
akan diteliti, maka peneliti mengambil sampel dari beberapa jenis beras yang
paling mudah didapatkan. Hasil penelitian terhadap sampel beras ini kemudian
dianggap mewakili hasil penelitian semua beras di desa Pringapus.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik mirip dengan
populasi itu sendiri. Sampel disebut juga contoh. Nilai hitungan yang diperoleh dari
sampel inilah yang disebut dengan statistik.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti”
(Djarwanto, 1994:43). Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari
keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi.
Contoh:
Penelitian dilakukan untuk mengetahui jumlah kambing dan sapi qurban di kota
Semarang. Jumlahnya tentu sangat banyak, apalagi di kota Semarang sendiri ada
beberapa peternak kambing maupun sapi. Meneliti semuanya tentu akan sulit dan
sekalipun bisa akan memakan waktu yang lama dan biaya tidak sedikit.
Maka diambil sampel, misalnya hanya meneliti jumlah kambing di 5 kecamatan
di kota Semarang. Dari lima kecamatan ini kemudian akan didapatkan total jumlah
kambing dan kemudian dibuat rata-rata dan dikalikan dengan jumlah kecamatan di
kota Semarang.
3.1. Simpulan
Metode untuk Penelitian dan penilaian tentang seni rupa, sebenarnya bisa dikaji dari
banyak aspek, mengingat seni merupakan suatu ilmu yang tergolong ilmu sosial sangat
menyatu dengan kehidupan masyarakat luas, segala aktivitas kehidupan ini secara tidak
sadar membutuhkan sentuhan seni, hidup tanpa seni terasa gersang. Makalah ini mampu
menambah wawasan para pembaca mengenai pengertian, manfaat, jenis, teknik, tujuan,
konsep tentang materi Metodologi Penelitian Pendidikan Seni Rupa.
DAFTAR PUSTAKA
Lihar AM. Saefuddin et.al, Desekularisasi Pemikiran: landasan Islamisasi (Cet. IV;
Bandung: Mizan, 1998), h. 31.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/22695
Leedy, Paul.D., Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design a Research
Edisi 8 [2005]. Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall
http://eprints.binadarma.ac.id/642/1/RISET%20TEKNOLOGI%20INFORMASI%20M
ATERI%201.pdf
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 75 Paul Suparno,
Metodologi Pembelajaran Fisika (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma,
2007), h. 65
BAB II.pdf (iain-tulungagung.ac.id)
Jacobsen, D.A., Eggen, P., dan Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching (Metode-
Metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA) (Eds. 8). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
https://vocasia.id/blog/pengertian-dan-kegunaan-teori-dalam-penelitian/
https://www.wajibbaca.com/bp/1019/perbedaan-metode-dan-metodologi
https://www.academia.edu/8447520/PENGERTIAN_METODE_DAN_METODOLOGI
_PENELITIN
https://www.academia.edu/31905294/Perbedaan_Metodologi_dan_Metode_dalam_Pene
litian
Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008.
Hal. 27.
https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-sampel.html
http://fatkhan.web.id/pengertian-populasi-sampel-jenis-sampling-dan-teknik-sampling/
https://yuvalianda.com/populasi-dan-sampel/
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-data/#Manfaat_dan_Fungsi_Data
https://pendidikan.co.id/pengertian-analisis-data-tujuan-jenis-beserta-tahapannya/
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teknik-analisa-data-apa-bagaimana-dan-ragam-
jenisnya
https://www.gramedia.com/literasi/kajian-pustaka/#Manfaat_Kajian_Pustaka