Oleh
NIM 8236191002
Dosen Pengampu :
1
Dr. Syamsul Arif, M.Pd.
2
Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd.
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas rutin dalam pembuatan makalah
tentang “Konsep Penelitian Ilmiah dan Jenis Penelitian Ilmiah dari
Multiperspektif” dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.,
suatu pengantar sebagai pemenuhan tugas dalam mengikuti mata kuliah “Metode
Penelitian Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Dan juga saya berterima kasih
kepada Dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan kepercayaan kepada
saya, untuk menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh
dalam kesempurnaan dan tentunya masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang dibuat oleh
penulis di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Dan semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya
dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Nim. 8236191002
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang
akan menjadi batasan dalam makalah ini terkait konsep dasar penelitian ilmiah dan
jenis penelitian ilmiah dari berbagai sudut pandang, sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep penelitian ilmiah?
2. Apa saja jenis penelitian ilmiah dari multidispliner?
Tujuan dari suatu penelitian merupakan sesuatu yang ingin dicapai dan perlu
diperjelas agar arah penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Berdasarkan
rumusan masalah di atas, makalah saya ini bertujuan untuk menjawab permasalahan,
berupa:
1
1. Memahami konsep penelitian ilmiah.
2. Mengetahui jenis-jenis penelitian ilmiah dari multidispliner.
Secara garis besar, makalah ini memiliki dua manfaat baik yang bersifat teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Memperbanyak pengetahuan dan wawasan tentang Konsep Penelitian Ilmiah dan
Jenis-Jenis Penelitian Ilmiah dari Multidispliner.
b. Sebagai sumber informasi atau bahan masukan bagi pembaca tentang Konsep
Penelitian Ilmiah dan Jenis-Jenis Penelitian Ilmiah dari Multidispliner.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Memberikan sumbangan informasi bagi pemakalah dalam membuat makalah
khususnya pada materi Konsep Penelitian Ilmiah dan Jenis-Jenis Penelitian Ilmiah
dari Multidispliner.
b. Bagi Dosen
Sebagai bahan penilaian terhadap pemakalah atas tugas yang telah diberikan
sebagai bahan presentasi perkuliahan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara Etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris Research (Re- berarti
kembali, dan Search berarti mencari). Sehingga Research berarti mencari kembali.
Dalam artikel ”Konsep Dasar Penelitian Ilmiah” karya Setyawan (2016:2) menyatakan
bahwa menurut pendapat Webster's New Collegiate Dictionary, penelitian adalah
"Penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau
eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil
yang telah diterima".
Menurut Setyosari (2013:35), istilah penelitian selalu berkonotasi dengan kegiatan
ilmiah, dan oleh karenanya kedua istilah itu sering digabungkan menjadi sebuah istilah
yaitu penelitian ilmiah. Suatu penelitian selalu melibatkan proses berpikir ilmiah. Usaha
atau kegiatan yang melibatkan proses berpikir ini menjadi pembeda dalam kegiatan
penelitian ataupun penelitian ilmiah. Penelitian terkait dengan usaha untuk mencari dan
menemukan solusi terhadap suatu persoalan yang penting. Usaha mencari jawaban
tentang sesuatu masalah, misalnya berapa banyaknya rumah di sepanjang jalan raya yang
dilalui?; Berapa jumlah kendaraan yang lewat di jalan raya itu setiap hari?; Berapa
kilometer perjalanan kita hari ini?; dan seterusnya tidak bisa kita katakan sebagai usaha
penelitian, kalau tidak memenuhi proses berpikir. Akan tetapi, kalau kita melakukan
survei tentang tingkat kepadatan kendaraan di suatu daerah dibandingkan dengan daerah
lain, dan kita mengumpulkan data kendaraan yang lewat dalam kurun waktu tertentu dan
menganalisis datanya dengan menggunakan metode tertentu, maka itu dikategorikan
penelitian ilmiah.
Suatu penelitian dapat diverifikasi atau di buktikan kebenarannya melalui proses
atau pengujian secara induktif, deduktif, dan hipotesis. Penelitian Ilmiah adalah suatu
usaha penemuan secara cermat dan sistematis tentang suatu hal (subjek, objek, material
dan peristiwa) untuk mengungkap atau memperbaiki suatu fakta, teori, atau aplikasi.
Suatu penelitian ilmiah bertujuan mencari berbagai alternatif jawaban suatu masalah atau
fenomena dalam lingkup sosial maupun masalah-masalah laboratoris.. Pengertian
penelitian ilmiah ini sejalan dengan batasan yang dikemukakan oleh Asher & Vockell
3
(1995) bahwa penelitian ilmiah menurut kedua pakar tersebut didefinisikan, "Scientific
research is a diligent and systematic inquiry or investigation of a subject to discover or
revise facts, theories, or applications." Berdasarkan batasan Asher dan Vockell,
penelitian ilmiah adalah suatu penyelidikan atau investigasi secara cermat dan sistematis
tentang suatu subjek untuk menemukan atau melakukan perbaikan fakta, teori, atau
aplikasi. Dalam kehidupan sehari-hari penelitian ini dilakukan dengan cara deduktif-
induktif. Senada dengan pandangan di atas, batasan penelitian dikemukakan oleh
Kerlinger & Levy (2000) yang menyatakan, "Scientific research is a systematic,
controlled. empirical, amoral, public, and critical investigation of natural phenomenon
It is guided by theory and hypotheses about the presumed relation among such
phenomena." Menurut batasan tersebut, penelitian ilmiah itu merupakan penyelidikan
atau investigasi yang dilakukan secara sistematik, terkendali, empiris, tidak menyangkut
masalah moral, bersifat publik, dan kritis tentang masalah-masalah alamiah. Penelitian
itu harus dilandasi oleh adanya teori dan hipotesis yang menyatakan hubungan
antarfenomena. Suatu penelitian didasari oleh teori tertentu sesuai dengan rumusan
permasalahannya. Teori tertentu sering menjadi pijakan bagi peneliti untuk melakukan
kegiatan penelitiannya. Hasil penelitian dapat dipakai untuk memverifikasi teori dan
mengembangkan teori. Bahkan hasil penelitian juga dapat mematahkan keakuratan teori
yang ada berdasarkan fakta empiris baru. Adapun penjelasan teori yang dipaparkan oleh
Lodico, Spaulding & Voegtle (2010) bahwa "A theory is a well-developed explanation of
how some aspect of the world works using a framework of concepts, principles, and other
hypotheses." Suatu teori adalah suatu penjelasan yang dikembangkan secara baik tentang
bagaimana aspek bidang tertentu bekerja dengan menggunakan sebuah kerangka kerja
berkenaan dengan konsep, prinsip, dan hipotesis. Dengan demikian, teori itu dapat
dikatakan sebagai penjelasan tentang sesuatu hal, yang disebut faktor atau variabel
penelitian. Teori itu dibangun melalui serangkaian pengujian secara kukuh sehingga
dapat dipakai sebagai landasan berpikir atau berpijak dalam menelaah sesuatu. (dalam
Setyosari, 2013:36-37)
Sukardi (2004) memaparkan bahwa menurut Yoseph penelitian merupakan art and
science guna mencari jawaban terhadap suatu masalah, baik yang bersifat discovery
(temuan yang sebelumnya memang sudah ada) maupun invention (temuan yang betul-
betul baru berdasarkan fakta). Jadi, penelitian merupakan usaha yang dilakukan
seseorang secara sistematis dan metodologis (sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam
bidang penelitian) dengan tujuan (1) memperoleh informasi baru, (2) mengembangkan
4
dan menjelaskan, dan (3) menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu perubahan
(dalam Azwardi, 2018:2).
Selanjutnya menurut Creswell (2014) menyatakan bahwa “research methods
involve the form of data collection, analysis, an interpretation that research proposes for
the studies". Penelitian merupakan proses kegiatan dalam bentuk pengumpulan data,
analisis dan memberikan interprestasi yang terkait dengan tujuan penelitian. Lalu
disimpulakannya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu (dalam Sugiyono , 2019:2). Sedangkan Fadjarajani
(2020:1) berpendapat bahwa penelitian ilmiah merupakan penelitian yang dilakukan
berdasarkan ciri keilmuan yang ilmiah rasional, empris, dan sistematis.
5
Kebenaran hasil lebih banyak didukung melalui kepercayaan (trustworthinees)
berdasarkan konfirmasi hasil oleh pihak-pihak yang diteliti.
Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2019:16-41) mengemukakan bahwa pendekatan
penelitian terbagi 3 jenis yaitu metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional,
positivistik, scientific dan metode discovery. Metode ini disebut sebagai metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris,
obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik. Selanjutnya metode kualitatif sering dinamakan sebagai
metode baru, postpositivistik, artistik, dan interpretive research. Metode penelitian
kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama,
dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.
Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat
seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian
lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Dan
paradigma penelitian terbaru menyatakan bahwa kedua metode tersebut dapat
dikombinasikan. Gabungan kedua metode tersebut dinamakan metode campuran atau
kombinasi yang bahasa Inggrisnya dinamakan mixed method. Metode penelitian
kombinasi, merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pragmatisme
(gabungan positivisme dan postpositivisme).
Senada dengan pendekatan diatas, menurut Setyawan (2016:9-10) menjelaskan
bahwa dalam penelitian memerlukan dua model penelitian yakni model kualitatif dan
model kuantitatif. Pada mulanya model kuantitatif dianggap memenuhi syarat sebagai
model penilaian yang baik, karena menggunakan alat-alat atau instrumen untuk
mengakur gejala-gejala tertentu dan diolah secara statistik. Tetapi dalam
perkembangannya, data yang berupa angka dan pengolahan matematis tidak dapat
menerangkan kebenaran secara meyakinkan. Oleh sebab itu digunakan model kualitatif
yang dianggap mampu menerangkan gejala atau fenomena secara lengkap dan
menyeluruh. Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti
dapat menggabungkan kedua model atau pendekatan tersebut. Penggabungan kedua
pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri karena
pada hakikatnya kedua model rnempunyai keunggulan-keunggulan. Penggabungan
6
kedua pendekatan diharapkan dapat meminimalkasn kelemahan-kelemahan yang
terdapat dikedua paradigma. Model penelitian semacam ini dinamakan Mix Methode
(Model Campuran).
7
2.1.5 Periode dalam Penelitian Ilmiah
Menurut Nasution (1987) syarat sebuah penelitian ilmiah adalah bahwa penelitian
itu harus bersifat sistematis, objektif, eksak, dan empiris. Sistematis berarti bahwa
penelitian ilmiah didasarkan atas tahapan yang berurutan. Objektif berarti bahwa
penelitian ilmiah adalah harus berdasarkan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi
hal hal yang bersifat pribadi (subjektif). Eksak artinya bahwa penelitian ilmiah harus
bersifat konkrit atau nyata yang dapat diselidiki dengan percobaan sehingga dapat
dibuktikan kepastiannya. Empiris artinya bahwa penelitian ilmiah berdasarkan fakta
fakta melalui observasi lapangan. (dalam Fadjarajani dkk, 2020:3)
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti antara lain:
1. Plagiarisme: tindakan mengutip ide orang lain tanpa mengakui atau menyebutkan
sumbernya. Merupakan dosa terbesar dalam dunia akademik. .
2. Manipulasi Penelitian: Meliputi tindakan peneliti yang memalsukan, mengarang,
atau menciptakan data sendiri sesuai dengan keinginan peneliti. Atau melaporkan
desain studi yang tidak sesuai dengan kenyataan yang bersangkutan.
3. Identitas Pribadi dari Pelaku atau Objek Penelitian: Identitas pribadi pelaku
pada objek yang diteliti perlu dirahasiakan demi melindungi karier, pergaulan,
privasi maupun status sosial yang bersangkutan.
4. Akses ke Objek penelitian: Jika objek yang diteliti menyangkut properti pribadi,
maka izin dari pemilik properti diperlukan demi menghormati hak milik orang lain.
Dalam hal ini ada 2 jenis penelitian yakni covert study dan overt study. Covert study
adalah penelitian yang dilakukan dengan merahasiakan status peneliti dan aktivitas
penelitian itu sendiri terhadap pelaku/objek penelitian dengan tujuan memperoleh
8
data yang lebih ilmiah. Overt study penelitian yang dilakukan dengan atas
sepengatahuan pelaku/objek yang ditetiti.
5. Independensi Penelitian: Peneliti harus menjaga independensinya sebagai wujud
pertanggungjawaban profesionalnya.
6. Pelecehan terhadap Pelaku dari Objek Penelitian: Peneliti harus dapat
menghindari pelecehan, baik disengaja maupun tidak terhadap pelaku dari objek
yang diteliti. (dalam Fadjarajani dkk, 2020:9-10)
9
pelanggan rumah sakit di kabupaten Indraloka; 3) Tingkat Kepuasan Pembeli di Toko
X, dll.
2. Membuktikan, berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya
keragu-raguan terhadap informasi, teori, kebijakan, tindakan atau produk yang telah
ada. Penelitian yang bersifat membuktikan biasanya menggunakan metode kuantitatif.
Contoh judul penelitiannya: 1) Pengaruh kepemimpinan terhadap produktivitas
karyawan di PT. Lodakarta; 2) Pengaruh warna kemasan barang terhadap nilai
penjualan; 3) Pengaruh iklan terhadap jumlah penjualan barang; 4) Perbedaan kinerja
pompa air Merk A dan B.
3. Mengembangkan, berarti memperdalam, memperluas, dan menyempurnakan,
pengetahuan, teori, kebijakan, tindakan dan produk yang telah ada, sehingga menjadi
lebih efektif dan efisien. Biasanya penelitian pengembangan menggunakan metode
Research and Development. Contoh judul penelitiannya: 1) Pengembangan bahan ajar
yang efektif dan efisien; 2) Pengembangan kepemimpinan transformasional di
perusahaan otomotif; 3) Pengembangan metode pelayanan hotel vang berbasis IT
(Information Technology).
4. Menemukan, berarti mendapatkan sesuatu yang belum diketahui kemungkinan
hilang atau masih terpendam. Biasanya metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif. Metode kualitatif akan lebih cocok digunakan untuk meneliti yang
bersifat eksplorasi pada suatu tempat sehingga nanti akan menghasilkan suatu temuan.
Contoh judul penelitiannya: 1) Potensi sumber minyak di pegunungan Kendeng lay
Tengah; 2) Potensi pembeli sabun merk baru di Kota Baliana; 3) Faktor yang
mempengaruhi daya beli masyarakat pedalaman.
5. Menciptakan, berarti membuat sesuatu yang belum pernah ada. Penelitian yang
bersifat menciptakan misalnya, menciptakan jenis makanan baru yang sebelumnya
belum pernah ada, menciptakan model kendaraan baru, model kerja baru, alat-alat
kerja baru. Metode penelitian yang biasa digunakan untuk penelitian yang bersifat
"menciptakan" adalah menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research
and Development/R&D)
Adapun manfaat penelitian ilmiah menurut Sugiyono (2019:7-8) dikatakan secara
umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami
masalah, memecahkan masalah, mengantisipasi masalah dan untuk membuat kemajuan
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Memahami, berarti penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah atau
informasi yang tidak diketahui sehingga menjadi jelas. Contoh penelitian yang
digunakan untuk memahami masalah misalnya, penelitian tentang sebab-sebab
mengapa setelah 70 tahun Indonesia merdeka, tetapi belum mampu membuat motor,
mobil sendiri, Human Development Index (HDI) Indonesia menduduki rangking 106,
kalah dengan negara tetangga, mengapa negara kita yang kaya dengan sumber daya
alam, tetapi masih banyak penduduk yang miskin.
10
2. Memecahkan, berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah. Contoh
penelitian yang bersifat memecahkan masalah misalnya, penelitian untuk
menemukan model pendidikan yang dapat mengatasi pengangguran.
3. Mengantisipasi, berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi. Contoh penelitian
yang bersifat antisipasi masalah misalnya penelitian untuk menemukan cara agar
tidak terjadi kebakaran gedung-gedung.
4. Membuat kemajuan, berati dengan penelitian dapat digunakan untuk memperbaiki
keadaan dari kondisi sekarang menjadi kondisi baru yang lebih baik. Contoh
penelitian yang membuat kemajuan, misalnya penelitian yang dapat menemukan atau
menciptakan tindakan baru atau produk/alat baru yang dapat membantu produktivitas
kerja.
Ary, lacobs, & Sorensen (dalam Setyosari, 2016:25) memaparkan tahapan dalam
proses penelitian, yaitu: (1) memilih masalah, (2) mengkaji literatur, (3) menyusun
rancangan, (4) me ngumpulkan data, (5) menganalisis data, (6) melakukan interpretasi,
dan (7) melaporkan hasil. Secara prosedur tahapan penelitian digambarkan sebagai
berikut.
Memilih
Masalah
Melaporkan Mengkaji
Hasil Literatur
Interpretasi Rancangan
Data Penelitian
Menganalisis Mengumpulkan
Data Data
11
2.2 Jenis Penelitian Ilmiah dari Multiperspektif
12
variabel. Para peneliti biasanya dapat menggunakan variabel dan populasi yang lebih
luas sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
d. Penelitian Ek-Postfakto
Pada penelitian ini, variabel bebas (Independent variable) dan variabel terikat
(Dependent variable) sudah dinyatakan secara jelas, kemudian dihubungkan sebagai
penelitian korelasi atau prediksi jika variabel bebas memiliki pengaruh tertentu pada
variabel terikat.
e. Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen, para peneliti melakukan kegiatan mengontrol,
memanipulasi dan observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti harus membagi
objek dan subjek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu group treatment atau yang
memperoleh perlakuan dan grup kontrol yang tidak memperoleh perlakuan.
f. Penelitian Kuasi Eksperimen
Penelitian kuasi eksperimen dapat dimaknai sebagai penelitian yang mendekati
eksperimen, oleh karena itu dikatakan sebagai eksperimen semu. Bentuk penelitian
ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian kain dengan subjek
yang diteliti adalah manusia yang tidak boleh dibedakan antara satu dengan yang lain
seperti misalnya mendapat perlakuan karena berstatus sebagai kontrol.
3. Bentuk Penelitian menurut Bidang Garapan
Variasi bentuk penelitian juga dapat dilihat dari objek yang diteliti, tergantung
dari keahlian dan bidang yang hendak digunakan sebagai objek pembeda.
a. Penelitian Kependidikan
Bidang garapan yang menjadi pokok penelitian adalah menekankan pada sekitar
masalah pendidikan baik yang mencakup faktor internal (komponen guru, siswa,
kurikulum, sistem pengajaran, manajemen pendidikan, dan hubungan lembaga
dengan masyarakat), maupun faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah terhadap
lembaga pendidikan, gaya hidup elit politik terhadap prospek pendidikan, pengaruh
kehidupan sosial dan ekonomi terhadap pendidikan generasi muda dan sebagainya).
b. Penelitian Non Kependidikan
Penelitian non kependidikan memiliki cakupan yang luas, seluas bidang keahlian
dan variasi dari para pembaca. Contok penelitian non kependidikan : penelitian
sosial, ekonomi, politik, kebijakan pemerintah, sejarah, antropologi, pertanian,
teknologi, penelitian agama, dan peradaban masyarakat.
13
2.2.2 Jenis Penelitian Ilmiah dalam Setyosari (2013:46-65)
1. Pendekatan Kuantitatif
Adapun penelitian yang termasuk penelitian kuantitatif, antara lain:
a. Penelitian deskriptif, mengkaji dampak atau pengaruh, atau disebut juga efek
dari manipulasi atau perlakuan secara sistematis suatu variabel (atau lebih)
terhadap variabel lain. (Ary, Jacobs& Sorensen, 2010). Sejalan dengan
pandangan ini, Scott & Usher (2011) menyatakan, "The experimental researcher
attempts to explicate causal relationships between phenomena by intervening in
the natural setting and controlling the relevant variables." Variabel yang
dimanipulasi disebut sebagai perlakuan eksperimen atau disebut juga variabel
bebas (independent variable). Sebaliknya, variabel yang diamati dan diukur
disebut sebagai variabel terikat (dependent variable). Pola penelitian yang
biasanyan digunakan yaitu survey (memperoleh gambaran dari situasi yang sudah
ada), case-study (memperoleh gambaran dalam situasi tertentu), causal
comparative (faktor yang mempengaruhi kualitas) correlational (hubungan
antara variabel satu dengan yang lain) dan developmental (perkembangan).
b. Penelitian eksperimen, sekadar mendeskripsikan konteks dan hasil. Peneliti
memberikan perlakuan (treatment) kepada subjek, sekelompok subjek atau
partisipan atau kondisi, alat dan bahan tertentu untuk menentukan apakah
perlakuan tersebut memiliki dampak atau pengaruh pada variabel atau faktor hasil
tertentu. Penelitian eksperimen murni (bidang eksak) biasanya banyak dilakukan
di laboratorium. Namun demikian, tidak jarang penelitian ini dilakukan dalam
bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan, penelitian eksperimen murni
dilakukan terhadap sekelompok subjek yang dipilih melalui random (acak) secara
individual, atau random selection (terpilih). Melalui penentuan secara random
(random assignment), setiap subjek penelitian memiliki peluang dan kesempatan
yang sama untuk ditetapkan ke dalam kelompok, baik kelompok perlakuan
maupun kelompok kontrol atau kendali. Penelitian ini menguji hubungan sebab
akibat apakah suatu variabel (variabel bebas) menyebabkan hasil pada variabel
(terikat). Pola-pola penelitian yang biasa digunakan dalam eksperimen adalah
pola “one-group” antara lain; One group pretest dan posttest design, . One-group
time series design, dan pola “control-group” antara lain; Control-group pretest
dan posttest design, Control-group post test only design, Control-group time
series design.
c. Penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi, pada dasarnya sama
dengan penelitian eksperimen sebagaimana dijelaskan di atas. Penelitian
eksperimen murni dalam bidang pendidikan, subjek atau partisipan penelitian
dipilih secara random di mana setiap subjek memperoleh peluang sama untuk
dijadikan subjek penelitian. Peneliti memanipulasi subjek sesuai dengan
rancangannya. Berbeda dengan penelitian eksperimen kuasi, peneliti tidak
memiliki keleluasaan untuk memanipulasi subjek, artinya random kelompok
biasanya dipakai sebagai dasar untuk menetapkan sebagai kelompok perlakuan
dan kontrol.Dalam penelitian eksperimen semu, peneliti tidak memilih secara
14
random untuk menetapkan subjek yang dilibatkan dalam perlakuan. Dalam hal
ini peneliti harus menggunakan kelompok atau kelas-kelas yang telah ada atau
tersedia.
d. Penelitian korelasional, merupakan penelitian atau kajian deskriptif di mana
peneliti tidak hanya mendeskripsikan variabel-variabel, tetapi juga menguji sifat
hubungan di antara variabel kuantitatif tersebut. Peneliti menggunakan teknik
analisis statistik, seperti koefisiensi korelasi untuk menguji hubungan dua atau
lebih variabel tanpa memberikan generalisasi atau menarik kesimpulan umum
berkenaan dengan hubungan kausalitas.
e. Penelitian kelompok kriteria, yaitu penelitian yang dilakukan dimana peneliti
menguji ciri-ciri atau karakteristik kelompok yang ada (yaitu kelompok yang
tidak diberikan perlakuan tertentu) untuk menentukan derajat atau tingkat di mana
kelompok tersebut berbeda berkenaan dengan karakteristik tertentu. Rancangan
kelompok kriteria adalah rancangan di mana kelompok subjek dikumpulkan
menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol atau kendali berdasarkan
kondisi yang terjadi secara alamiah, bukan atas dasar penentuan random untuk
menentukan perlakuan dan kontrol.
f. Penelitian meta-analisis, yaitu penelitian dimana peneliti mengombinasikan dan
menganalisis hasil penelitian sejenis dan mengujinya untuk memperoleh
generalisasi berkenaan dengan variabel dalam penelitian. Penelitian meta-analisis
ini merupakan cara yang paling baik untuk menarik kesimpulan dari berbagai
literatur atau pustaka tentang hasil penelitian, apakah eksperimen, korelasional,
deskriptif sejenis menjadi satu analisis menyeluruh.
2. Pendekatan Kualitatif
a. Penelitian studi kasus, merupakan suatu tipe kajian penelitian etnografi yang
memfokuskan pada suatu objek tunggal, seperti sebuah program, individu, suatu
kelompok, suatu institusi atau lembaga, suatu organisasi. Tujuan kasus adalah
ingin mendapatkan gambaran (deskripsi) dan pemahaman secara mendalam
(detail) tentang keseluruhan (kasus). Lagipula, suatu studi kasus dapat
menghasilkan data dari generalisasi ke teori. Studi kasus menggunakan berbagai
teknik misalnya wawancara, pengamatan, dan arsip-arsip untuk mengumpulkan
data. Studi kasus telah banyak dilakukan dalam bidang pendidikan dan psikologi.
b. Penelitian etnografi, merupakan suatu kajian yang mendalam mengenai perilaku
yang terjadi secara alami atau natural dalam suatu kelompok sosial atau budaya
tertentu. Para ilmuwan sosial kadang kala menyebut penelitian bidang etnografi
karena hal tersebut dilakukan di dalam latar alamiah. Peneliti melakukan
pengamatan perilaku kelompok dalam latar alamiah tanpa ada pengaturan atau
struktur yang dibuat. Etnografi menuntut variasi atau keragaman dalam prosedur
pengumpulan data, seperti pengamatan sebelumnya tentang latar penelitian,
melakukan wawancara anggota kelompok kebudayaan, dan mengkaji dokumen
serta bahan-bahan yang berupa artefak. Peneliti kemudian menginterpretasikan
data tersebut dalam konteks situasi dimana data tersebut dikumpulkan dari
lapangan. Kajian etnografi biasa berakar dari antropologi. Para peneliti
15
pendidikan menggunakan etnografi untuk mempelajari bagaimana pengalaman
belajar yang terjadi atau dialami oleh para siswa di suatu sekolah.
c. Penelitian sejarah (historical research), pada dasarnya adalah menganalisis
terhadap dokumen, catatan, peninggalan-peninggalan (artefak) dan menggunakan
wawancara dengan para saksi mata atau pelaku sejarah guna memperoleh
pemahaman tentang peristiwa di masa lalu. Keberhasilan penelitian sejarah
sangat tergantung pada ketepatan dan kelengkapan kedalaman sumber bahan
yang dapat digali dari lapangan. Peneliti harus bekerja dengan cermat dan hati-
hati untuk menentukan keaslian atau keautentikan dokumen yang dipakai, atau
kesahihan isi atau sumber informasi. Seorang peneliti pendidikan, misalnya ingin
mengkaji sejarah berdirinya suatu perguruan atau sekolah dari awal berdirinya
hingga saat ini. Penelitian sejarah mungkin juga akan berkaitan dengan data
kuantitatif, misalnya menyangkut jumlah peserta didik atau siswa sejak awal
hingga saat ini, data usia dan seterusnya.
d. Penelitian kajian naratif (narrative inquiry), dalam suatu kajian naratif, peneliti
mengkaji cerita yang disampaikan oleh seseorang tentang kehidupannya dan
melakukan mengkonstruksi secara bersama suatu analisis yang bersifat narasi
tentang cerita itu. Peneliti dan orang yang menceritakan riwayatnya itu memiliki
kesamaan pandangan dalam menentukan makna yang melekat pada pengalaman
orang tersebut. Analisis naratif ini selanjutnya juga dirujuk dengan menggunakan
istilah sebagai cerita kehidupan atau sejarah kehidupan. Seorang peneliti yang
melakukan penelitian atau investigasi, misalnya refleksi tokoh masyarakat atau
perjalanan hidup seorang tokoh masyarakat dalam memimpin warganya dapat
menggunakan pendekatan penelitian naratif ini.
e. Penelitian interpretatif, suatu penelitian interpretatif memberikan pertimbangan
atau interpretasi secara deskriptif yang ditujukan untuk memahami suatu
fenomena dengan menggunakan data yang dikumpulkan melalui berbagai cara,
misalnya melalui wawancara, pengamatan, dan kajian dokumentasi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memahami latar atau pengalaman yang dialami
seseorang atau objek, peristiwa yang ada. Misalnya, kita ingin mendeskripsikan
bagaimana guru mempersepsi kurikulum baru atau memilih metode
pembelajarannya.
f. Penelitian analisis isi atau dokumen, memusatkan kajian pada analisis dan
interpretasi bahan atau materi direkam (bahan cetak atau tertulis) untuk
mempelajari perilaku manusia. Bahan tersebut mungkin berupa hasil rekaman,
buku teks, surat, film, buku catatan harian, laporan, dokumen, dan sejenisnya.
Analisis isi biasanya diawali dengan suatu pertanyaan yang oleh peneliti yakini
bisa dijawab dengan baik melalui mengkaji dokumen-dokumen.
g. Penelitian teori dasar (grounded theory), dirancang untuk mengembangkan
suatu teori fenomena sosial yang dilandasi oleh data lapangan yang dikumpulkan
melalui suatu penelitian. Pengalaman melalui data tersebut menghasilkan
pemahaman, hipotesis, dan pertanyaan, yang ditelusur oleh peneliti melalui
pengumpulan data lebih jauh. Melalui suatu analisis data secara induktif, dan
selanjutnya peneliti menyusun teori atau proposisi yang menunjukkan hubungan
16
antarkonsep. Dengan demikian, teori itu dibangun berdasarkan data. Sebagai
contoh, peneliti tertarik untuk meneliti tentang inklusi di sekolah, misalnya SD,
maka peneliti melakukan pengamatan ke sejumlah sekolah dan wawancara
dengan baik guru maupun siswa. Hasil analisis data ini dapat mengarahkan ke
suatu teori tentang inklusi di SD.
h. Penelitian fenomenologi (phenomenonological studies), kajian fenomenologi
diawali dengan asumsi bahwa berbagai realitas sosial berasal atau berakar dari
sudut pandang subjek. Dengan demikian, sebuah pengalaman memiliki
perbedaan makna bagi setiap orang. Melalui wawancara tidak terstruktur atau
bebas, peneliti bisa mengeksplorasi pemikiran-pemikiran dan perasaan subjek
untuk memunculkan esensi pengalaman seseorang. Kajian fenomenologi
mungkin dilakukan guna menjawab pertanyaan atau masalah, misalnya, "Apa arti
sebuah pengalaman awal bagi guru baru atau yang baru diangkat? "Makna bagi
seorang yang sulit tidur" dan seterusnya.
17
yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
18
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi konsep dan jenis penelitian
ilmiah dari multidispliner yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini.
Selaku penulis, saya berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
tentunya membangun demi mencapainya kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga
makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca agar semakin memperkaya
khazanah pengetahun mengenai penelitian ilmiah.
19
DAFTAR PUSTAKA
Azwardi. (2018). Metode Penelitian: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aceh :
Syiah Kuala University Press.
Fadjarajani, S., & Rosali, E. S, dkk. (2020). Metodologi Penelitian Pendekatan
Multidisipliner. Gorontalo : Ideas Publishing.
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Setyawan, D. A. (2016). Konsep Dasar Penelitian Ilmiah. The Indonesian Journal of Healt
Ecology, 16(1).
Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group.
Khasanah, U., Jalaludin, I., & Noviana, E. (2017). Peningkatan Kemampuan Guru dalam
Menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Melalui Metode Diskusi di SD
Sekecamatan Purbolinggo. Journal on Publication of The Research on Teaching and
Language. Vol. 3 No. 1.
20