Anda di halaman 1dari 22

RANCANGAN PENELITIAN KEPUSTAKAAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: M. Zainal Arifin, M.Hum

Disusun:
Maulina Rosyita Sari
2114120418
Sonia Arif Rahmat
2114120412
Muhammad Wahyudi
2114120618
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Dengan mengucapkan nama Allah SWT, yang Maha Penyayang serta Maha
Pengasih. Kita panjatkan puji dan syukur atas kehadiran-Nya, yang sudah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya pada kita, yang membuat kami bisa menyelesaikan pembuatan
makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi Penelitian,
dengan bertemakan Rancangan Penelitian Kepustakaan.

Kami mengerti bahwasanya makalah ini tidak lepas dari banyaknya rekan-rekan yang
dapat memberikan kritik, saran serta doanya sehinga makalah ini dapat selesai.

Kami pula menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari segi susunan dan juga
tata bahasanya. Oleh sebab itu kami menerima segala saran serta kritikan yang membangun
dari para pihak.

Akhir kata kami mengharapkan makalah ini bisa berguna dan juga dapat menambah
wawasan dan juga pengetahuan mengenai Metode Penelitian Kepustakaan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palangka Raya, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. .. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................... 2
D. Metode Penulisan ...................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 4

A. Pengertian Penelitian Kepustakaan ........................................................................... 4


B. Jenis-Jenis Penelitian Kepustakaan ........................................................................... 5
C. Ciri-Ciri Utama Penelitian Kepustakaan ................................................................... 7
D. Pendekatan Penelitian Kepustakaan .......................................................................... 8
E. Komponen Penelitian Kepustakaan ........................................................................... 12
F. Tujuan Kepustakaan .................................................................................................. 13
G. Sumber Kepustakaan ................................................................................................. 16

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 18

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 18
B. Saran .......................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 19

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian berasal dari bahasa Inggris yaitu research (re berarti kembali, dan
search berarti mencari). Dari pengertai tersebut dapatlah dipahami bahwa research itu
adalah berarti mencari kembali. Menurut kamus Webster’s New International,
penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan
prinsip-perinsip, suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Sedangkan menurut hilway dalam bukunya Introduction to Research mengemukakan
bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Dari pengertian tersebut
dapatlah dipahami secara luas, penelitian dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan
data dengan menggunakan metode/teknik tertentu guna mencari jawaban atas
permasalahan yang dihadapi dalam penelitian kepustakaan. Studi pustaka menempati
posisi yang sangat penting dalam penelitian. Walaupun sebagian orang membedakan
antara riset kepustakaan dan riset lapangan, akan tetapi keduaduanya memerlukan
penelusuran pustaka. Ada perbedaan yang melekat pada riset kepustakaan dengan
riset lapangan, perbedaannya yang utama adalah terletak pada tujuan, fungsi atau
kedudukan studi pustaka dalam masing-masing penelitian tersebut. Riset lapangan,
penelusuran pustaka sebagai langkah awal dalam rangka untuk menyiapkan kerangka
penelitian yang bertujuan memperoleh informasi penelitian sejenis, memperdalam
kajian teoritis.1

1
Nursapia Harahap, “PENELITIAN KEPUSTAKAAN,” Jurnal Iqra 08, no. 01 (Mei 2014): h. 37.

1
Penelitian kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang
ada di perpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, kisahkisah sejarah, dan
sebagainya. Danandjaja mengemukakan bahwa penelitian kepustakaan adalah cara
penelitian bibliogafi secara sistematik ilmiah, yang meliputi pengumpulan bahan-
bahan bibliografi, yang berkaitan dengan sasaran penelitian; teknik pengumpulan
dengan metode kepustakaan; dan mengorganisa-sikan serta menyajikan data-data.
Jadi penelitian kepustakaan adalah kegiatan penelitian dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang
ada di perpustakaan seperti buku referensi, hasil penelitian sebelumnya yang sejenis,
artikel, catatan, serta berbagai jurnal yang berkaitan dengan masalah yang ingin
dipecahkan. Kegiatan dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah,
dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode/teknik tertentu guna mencari
jawaban atas permasalahan yang dihadapi.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Penelitian Kepustakaan ?
2. Apa Jenis-Jenis Penelitian Kepustakaan ?
3. Bagaimana Ciri-Ciri Utama Studi Kepustakaan ?
4. Apa Pendekatan Penelitian Kepustakaan ?
5. Bagaimana Komponen Penelitian Kepustakaan ?
6. Apa Sumber Kepustakaan ?
7. Apa Tujuan Penelitian Kepustakaan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Penelitian Kepustakaan
2. Mengetahui Jenis-Jenis Penelitian Kepustakaan
3. Mengetahui Ciri-Ciri Utama Studi Kepustakaan

2
Rita Kumala Sari, “PENELITIAN KEPUSTAKAAN DALAM PENELITIAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA,” Jurnal Borneo Humaniora 4, no. 2 (9 Desember 2021): h. 62–63,
https://doi.org/10.35334/borneo_humaniora.v4i2.2249.

2
4. Mengetahui Pendekatan Penelitian Kepustakaan
5. Mengetahui Komponen Penelitian Kepustakaan
6. Mengetahui Sumber Kepustakaan
7. Mengetahui Tujuan Penelitian Kepustakaan

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan pada makalah ini adalah metode kepustakaan
dengan mencari sumber-sumber data yang diperlukan dalam menulis makalah
sehingga dibutuhkan sejumlah buku, ebook serta jurnal yang sesuai dengan
pembahasan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kepustakaan


Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik lain. Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan
bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan.
Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian
sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan. peneliti dapat
memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan
penelitiannya. Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu
tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk
dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan. Seorang peneliti
hendaknya mengenal atau tidak merasa asing di lingkungan perpustakaan sebab
dengan mengenal situasi perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa
yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui
sumber-sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan
khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis,
disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti
akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.3

3
Purwono, “STUDI KEPUSTAKAAN,” Pustakawan UGM, t.t., h. 66.

4
B. Jenis- Jenis Penelitian Kepustakaan
Ragam penelitian kepustakaan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis penelitian,
yaitu studi teks kewahyuan, kajian pe mikiran tokoh, analisis buku teks, dan kajian
sejarah.
1. Studi Teks Kewahyuan
Bidang kewahyuan adalah penelitian terhadap teks-teks Al-Qur'an atau kitab lain
yang membahas masalah tertentu, seperti prinsip- prinsip hukum dalam Al-
Qur'an. Selain itu, permasalahan lain yang sesuai dengan fokus penelitian,
misalnya terkait pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Oleh sebab
itu, peneliti harus menguasai bahasa asli naskah wahyu yang diteliti untuk
melakukan penelitian teks kewahyuan.
2. Kajian Pemikiran Tokoh
Penelitian tentang pemikiran tokoh adalah usaha menggali pemikiran tokoh-tokoh
tertentu yang memiliki karya-karya fenomenal Karya tersebut dapat berbentuk
buku, surat, pesan atau dokumen lain yang menjadi refleksi pemikirannya. Jika
tokoh yang ingin diteliti tidak meninggalkan karya maka untuk mendapatkan data
harus melibatkan berbagai pihak yang memiliki hubungan tertentu dengan tokoh
tersebut. Peneliti harus memberikan alasan alasan akademik tentang pentingnya
mengkaji pemikiran tokoh yang dimaksud. Salah satu pertimbangan yang paling
dominan adalah karya-karya yang ditinggalkan, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Pertimbangan lain adalah pengaruh sepak terjang tokoh tersebut selama
hidupnya bagi kehidupan masyarakat. Tema tema tulisan tentang pemikiran tokoh
nasional maupun dunia tidak sulit ditemukan Karya-karyanya dapat ditemukan di
toko-toko buku atau perpustakaan. Namun, perlu dipahami bahwa meneliti atau
mengkaji pemikiran tokoh, hampir tidak mungkin tanpa karya-karya orisinil dari
tokoh yang diteliti.
3. Analisis Buku
Teks Analisis buku teks adalah buku-buku pelajaran dari sekolah dasar sampai ke
perguruan tinggi. Analisis buku teks pelajaran di sekolah, biasanya bersifat

5
evaluasi untuk mengukur relevansi materi buku dengan perkembangan sosial
budaya masyarakat dan perkembangan teknologi mutakhir. Khusus penelitian
kepustakaan referensi perguruan tinggi, lebih bersifat pengembangan atau
implementasi teori yang telah ada dengan perkembangan sosial budaya
masyarakat.
4. Kajian Sejarah
Hampir seluruh penelitian sejarah menggunakan metode penelitian kepustakaan
dengan teknik pengumpulan data dokumenter. Data yang diteliti tidak hanya
buku-buku teks, melainkan juga benda- benda peninggalan. Penelitian sejarah
tidak sebatas membaca peris tiwa di masa lampau, melainkan mengungkap
peristiwa-peristiwa di balik bukti-bukti sejarah yang ada Perbedaan sejarah dan
sosiologi menjadi polemik. Hal ini penting untuk dijelaskan supaya mendapatkan
gambaran yang memadai tentang makna sejarah itu sendiri. Dalam buku Hand
Books of Qualitative Research tahun 1921, Robert Park dan Ernest Burgesss
merumuskan sifat-sifat sejarah dan sosiologi, menurut mereka "Sejarah
mereproduksi dan menafsirkan peristiwa konkret sebagaimana yang benar benar
terjadi dalam ruang dan waktu. tertentu Sosiologi memfokuskan diri pada hukum
hukum alam dan generalisari menyangkut sifat-sifat manusia dan masyarakat,
tanpa mempedulikan ruang dan waktu. Sejarah cenderung ter pusat pada peristiwa
yang terjadi sekaligus cara berlangsungnya. Sosiologi cenderung menjelaskan,
berpijak pada kajian tentang contoh contoh lain, sifat-sifat dari proses yang
bersangkutan."4

4
Amir Hamzah, METODE PENELITIAN KEPUSTAKAAN (Library Research), 1 (CV. Literasi Nusantara
Abadi, 2020), h. 24–25.

6
C. Ciri- Ciri Utama Studi Kepustakaan
Setidaknya ada empat ciri utama penelitian kepustakaan yang perlu diperhatikan oleh
mahasiswa atau calon peneliti dan keempat ciri itu akan mempengaruhi sifat dan cara
kerja penelitian.
1. Ciri pertama ialah bahwa peneliti berhadapan langsung dengan teks (wash) atau
data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi-
mata (eyewitness) berupa kejadian, orang atau benda-benda lainnya. Teks
memiliki sifat-sifatnya sendiri dan memerlukan pendekatan tersendiri pula. Kritik
teks merupakan metode yang biasa dikembangkan dalam studi filologi, sedang
ilmu sejarah mengenal metode kritik sumber sebagai metode dasarnya. Demikian
pula studi ilmu hadis juga memiliki semacam metode kritik teks yang khas
sebagaimana yang biasa dipelajari dalam telaah mustalah hadis Jadi perpustakaan
adalah laboratorium peneliti kepustakaan dan karena itu teknik membaca teks
(buku atau artikel dan dokumen) menjadi bagian yang fundamental dalam
penelitian kepustakaan.
2. Ciri yang kedua, data pustaka bersifat 'siap pakai' (ready made). Artinya peneliti
tidak pergi ke mana-mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan
sumber yang sudah tersedia di perpustakaan. Ibarat belajar bersepeda, orang tak
perlu membaca buku atau artikel tentang bagaimana teori naik sepeda, begitu pula
halnya dengan riset pustaka Untuk melakukan riset pustaka, orang tak perlu
menguasai ilmu perpustakaan. Satu-satunya cara untuk belajar menggunakan
perpustakaan dengan tepat ialah langsung saja menggunakannya. Meskipun
demikian, calon peneliti yang ingin memanfaatkan jasa perpustakaan, tentu masih
perlu mengenal seluk-beluk studi perpustakaan untuk kepentingan penelitian atau
untuk kepentingan membuat makalah.
3. Ciri yang ketiga ialah bahwa data pustaka umumnya adalah sumber sekunder,
dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data
orisinil dari tangan pertama di lapangan. Sumber pustaka sedikit banyak
mengandung bias (prasangka) atau titik pandangan orang yang membuatnya.

7
Misalnya, ketika seorang peneliti berharap menemukan data tertentu dalam
sebuah monograf nagari di sebuah perpustakaan, ia mungkin dapat menemukan
monografnya, tetapi tak selalu dapat menemukan informasi yang diperlukan
karena informasi yang tersedia dibuat sesuai dengan kepentingan penyusunnya.
Dengan begitu, peneliti hampir tidak selalu memiliki kontrol terhadap bagaimana
data itu dikumpulkan dan dikelompokkan menurut keperluan semula. Namun
demikian, data pustaka, sampai tingkat tertentu, terutama dari sudut metode
sejarah, juga bisa berarti sumber primer, sejauh ia ditulis oleh tangan pertama atau
oleh pelaku sejarah itu sendiri.
4. Ciri yang keempat adalah bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu. Peneliti berhadapan dengan informasi statik, tetap Artinya kapan pun
ia datang dan pergi, data tersebut tidak akan pernah berubah karena ia sudah
merupakan data "mati" yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka,
gambar, rekaman tape atau film) Karena alasan itu pula, maka peneliti yang
menggunakan bahan kepustakaan memerlukan pengetahuan teknis yang memadai
tentang sistem informasi dan teknik-teknik penelusuran data pustaka
secukupnya.5

D. Pendekatan Penelitian Kepustakaan


Pada pembahasan terdahulu, sudah dijelaskan tentang kedudukan penelitian
kepustakaan dalam filosofi dan metodologi penelitian Penelitian kepustakaan adalah
metode kualitatif, banyak pilihan pendekatan yang digunakan penelitian kualitatif.
Para ahli meng- lasifikasi beberapa pendekatan tersebut dalam berbagai macam ra-
gam dan tipologinya. Strategi pengumpulan data dari ketertarikan peneliti,
berdasarkan domain kehidupan yang menjadi perhatian utama peneliti. Pendekatan
penelitian kualitatif stu di lapangan (field research) yang digunakan, misalnya: studi

5
Mestika Zed, METODE PENELITIAN KEPUSTAKAAN, 1 (Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014),
h. 4–5.

8
kasus, fenomenologis, grounded theory, etnografi, penelitian tindakan, dan PAR.
Berdasarkan tipologinya, pendekatan penelitian kepustakaan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.6
1. Pendekatan Perspektif Antropologis
Perspektif antropologis adalah pendekatan yang berkerja pada kerangka
konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai, dan perangkat gagasan tentang
kebudayaan yang berkembang dalam tatanan kehidupan masyarakat. Antropologi
bertujuan untuk lebih memahami manusia sebagai entitas biologis homo sapiens
dan makhluk sosial.
2. Pendekatan Perspektif Sosiologis
Perspektif sosiologis adalah metode yang menggunakan cara pan-dang tentang
manusia sebagai mahkluk sosial dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Dalam
perspektif keilmuan, sosiologi dapat ber fungsi untuk mengetahui dan memahami
gejala-gejala sosial, konflik sosial, dan cara-cara yang dapat digunakan untuk
menyelesaikannya.
3. Pendekatan Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya atau
instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality)
menjadi sebuah kisah (history as writ ten). Metode sejarah pada prinsipnya
bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H). Apa (peristiwa apa)
yang terjadi? Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam
peristiwa du? Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses yang terjadinya
peristiwa itu? Kemudian, pertanyaan-pertanyaan dasar itu dikembangkan sesuai
dengan permasalahan yang perlu diungkap dan dibahas. Berdasarkan paradigma
penelitian sejarah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah menyadarkan orang
tentang apa yang terjadi pada masa lalu, baik dari kegagalan maupun keberhasilan

6
Hamzah, METODE PENELITIAN KEPUSTAKAAN (Library Research), h. 25.

9
masa lampau. Mempelajari bagaimana sesuatu telah dilakukan agar dapat
diaplikasikan di masa sekarang, membantu memprediksi sesuatu yang akan
terjadi pada masa mendatang, membantu menguji hipotesis yang berkenaan
dengan hubungan atau kecendrungan dan memahami praktik-praktik politik masa
sekarang lebih lengkap.
4. Pendekatan Interpretatif
Pendekatan interpretif berangkat dari upaya untuk mencari penjelasan tentang
peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif dan
pengalaman orang yang diteliti dalam konteks penelitian kepustakaan subjeknya
adalah bahan-bahan pustaka yang diteliti. Secara umum, pendekatan interpretatif
merupakan sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku secara detail dalam
observasi langsung Interpretif melihat fakta sebagai sesuatu yang unik, memiliki
konteks, dan makna khusus sebagai esensi dalam memahami makna sosial serta
melihat fakta sebagai hal yang cair melekat pada sistem makna. Paradigma
interpretif memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis atas socially
meaningful action melalui pengamatan langsung terhadap aktor sosial agar dapat
memahami cara mereka mencipta dan memelihara dunia sosial mereka Dikaitkan
dengan hakikat realitas, paradigma interpretif memandang realitas bersifat jamak
dan holistik Peneliti berinteraksi langsung dengan subjek di lapangan dalam
hubungan yang saling mengikat (value bound), proses penelitian berlangsung
secara siklus (tidak linier), bertujuan untuk mengembangkan teori, dan hasil akhir
atau temuan bersifat open-ended. Artinya temuan penelitian masih terbuka untuk
dikri- tik, direvisi, bahkan disalahkan (being falsified).
5. Pendekatan Riset Biografi
Riset biografi fokus pada studi atas pengalaman seseorang yang diceritakan
kepada peneliti dan diperoleh melalui dokumentasi. atau arsip. Denzin
mendefinisikan metode biografi se-bagai studied use and collection of life
documents that describe turning point moments in an individual's life. Studi
biografi mengeksplorasi kehidupan orang terkenal atau bahkan termarginal,

10
negarawan, manajer yang sukses, orang kaya raya atau seorang yang fenomenal.
Dalam penuturannya dapat berupa biografi, autobiografi, life history dan oral
history. Secara khusus metode biografi terinspirasi dari perspektif logi yang
dikembangkan oleh Plummer dengan konsentras pada evolusi documents of life
research, sedangkan Denzin lebih fokus pada history of a life. Life history
merupakan pendekatan penelitian biografi yang be nyak ditemukan di bidang
ilmu sosial dan antropologi. Life history adalah pekerjaan peneliti yang
melaporkan kehidupan individu dan direfleksikan dengan tema tema kultur yang
berkembang di masyarakat, tema-tema personal, tema-tema institusional dan
tema-tema social history.
6. Pendekatan Hermeneutika
Secara harfiah, hermeneutika berarti mengalihkan makna yang ter kandung dalam
konteks yang agak tertutup, tidak dikenal, sulit dimengerti, asing atau sulit
dimasukkan ke dalam konteks (kebahasaan) yang lebih dikenal, terbuka, dan
dapat dimengerti. Secara spesifik, hermeneutika adalah menerangkan apa yang
tidak dapat dimengerti atau dipahami dengan cara menerjemahkannya ke dalam
bahasa yang dapat dimengerti. Metode hermeneutika dikemukan dalam bentuk
aturan dan kaidah-kaidah tertentu dengan tujuan spesifik mengembangkan
pengetahuan yang memberikan pemahaman dan penjelasan menyeluruh dan
mendalam Aliran hermeneutika ini dinamakan hermeneutika ilmiah (zetetische
Hermeneutik).
7. Pendekatan Studi Artefak
Artefak merupakan benda arkeologi atau peningalan benda-benda bersejarah,
yaitu semua benda yang dibuat atau dimodifikasi oleh manusia yang dapat
dipindahkan. Ciri penting da lam konsep artefak adalah benda tersebut dapat
bergerak atau dapat dipindahkan (cable) oleh tangan manusia dengan mudah,
tanpa merusak bentuknya. Contoh kasus yang menarik dalam studi arkeologi,
yaitu banyaknya rantai sejarah Indonesia yang hilang. Kekosongan sejarah diisi
dengan hipotesis hasil penelitian artefak untuk mengaitkan beberapa peristiwa

11
yang belum lengkap informasi dan datanya. Hipotesis-hipotesis yang dibuat bisa
berubah apabila ditemukan bukti-bukti sejarah yang bertentangan dengan
hipotesis.7

E. Komponen Penelitian Kepustakaan


Komponen-komponen yang perlu ada pada penelitian kepustakaan menurut Mirshad
dan Mirzaqon dan Purwoko sebagai berikut.
1. Jenis penelitian
Peneliti perlu menjelaskan apa jenis penelitiannya. Tujuannya agar pembaca
memahami apa kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada bagian ini
peneliti bisa mengemukakan beberapa definisi mengenai penelitian kepustakaan
berdasarkan pendapat ahli.
2. Setting penelitian
Penelitian kepustakakan perlu menetapkan setting penelitian. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk menetapkan dimana peneliti bisa mendapatkan data penelitian.
Penelitian bisa dilakukan di perpustakaan, data penelitian juga bisa diperoleh dari
toko buku, dan internet
3. Sumber data
Sumber data berkaitan dengan bahan-bahan yang menjadi bahan penelitian.
Bahan penelitian berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Sumber data bisa
dipisahkan antara sumber data primer denga sumber data sekunder.
4. Teknik dan instrument pengumpulan data
Pada bagian ini peneliti harus menjelaskan dengan cara apa data diperoleh dan
instrumen apa yang digunakan untuk memperoleh data tersebut. Mirzaqon dan
Purwoko mengemukakan teknik pengumpulan data dalam penelitian kepustakaan
bisa dengan dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, buku, makalah atau artikel, jurnal dan sebagainya. Instrumen

7
Ibid, h. 26-35

12
penelitian yang digunakan bisa berupa daftar check-list klasifikasi bahan
penelitian, skema/ peta penulisan dan format catatan penelitian. Untuk instrumen
penelitian Mirshad mengemukakan ada dua instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data:
a. Pengumpulan data dalam bentuk verbal simbolik, yaitu mengumpulkan
naskah-naskah yang belum dianalisis. Dalam pengumpulan data ini peneliti
bisa menggunakan alat rekam, seperti fotocopy dan lain sebagainya
b. Kartu data yang berfungsi untuk mencatat hasil data yang telah didapat untuk
lebih memudahkan peneliti dalam mengklarifikasi data yang telah didapatkan
di lapangan.
5. Teknik analisis data
Mirzaqon dan Purwoko mengemukkan, Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian kepustakaan bisa dengan menggunakan metode analisis isi
(Content Analysis). Fraenkel & Wallen menyatakan analisis isi adalah sebuah alat
penelitian yang difokuskan pada konten aktual dan fitur internal media. Teknik
ini dapat digunakan peneliti untuk mengkaji perilaku manusia secara tidak
langsung melalui analisis terhadap komunikasi mereka seperti: buku teks, esay,
koran, novel, artikel majalah, lagu, gambar iklan dan semua jenis komunikasi
yang dapat dianalisis.8

F. Tujuan Penelitian Kepustakaan


Peneliti akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama dia
melakukan penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sistematis tentang kajian
literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian
yang akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu

8
Milya Sari dan Asmendri Asmendri, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian
Pendidikan IPA,” Natural Science 6, no. 1 (10 Juni 2020): h. 45–47, https://doi.org/10.15548/nsc.v6i1.1555.

13
tersebut (the state of the art). Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan
penelitian bertujuan untuk:
1. Menemukan suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan
bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan
secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan
metode, analisa dan hasil untuk waktu dan tempat yang sama.
2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
3. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
Menggali teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan
melakukan komparasi-komparasi dan menemukan konsep-konsep yang relevan
dengan pokok masalah yang dibahas dalam penelitian.
4. Mencari landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan pemecahan
masalah dan pemikiran untuk perumusan hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian. Sebab dalam ilmu pengetahuan pada umumnya teori mempunyai dua
fungsi pokok yaitu:
a) menerangkan generalisasi empiris yang sudah diketahui; dan
b) meramalkan generalisasi empiris yang belum diketahui. Untuk jenis
penelitian tertentu, misalnya penelitian eksploratif, mungkin hipotesis tidak
ada, namun demikian tidak akan membebaskan peneliti dan menyajikan
penelaahan kepustakaan.
5. Untuk membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor,
indikator, variable dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalah-
masalah yang ingin dipecahkan.
6. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan di
teliti.
7. Agar peneliti dapat pandai-pandai memanfaatkan informasi dari suatu masalah
yang diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek dan atau
sasaran penelitiannya. Sekurang- kurangnya peneliti dapat menyadap tujuan, data
dan metode, analisis dan hasil utama penelitian.

14
8. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian
yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu mengenai hal yang akan
diteliti dan atau mengenai hal lain yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti.
9. Menelaah basil penelitian sebelumnya diarahkan pada sebagian atau seluruh dari
unsur-unsur penelitian yaitu: tujuan penelitian, metode, analisis, hasil utama dan
kesimpulan. Hasilnya berupa ulasan tentang penelitian yang sama atau serupa
dengan masalah yang akan diteliti yang telah dilakukan di tempat lain atau tempat
yang sama dengan daerah penelitian. Dan untuk menunjukkan perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan
10. Mendapat informasi tentang aspek-aspek mana dari masalah yang sudah pernah
diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang sama.

Peranan studi kepustakaan sebelum penelitian sangat penting sebab dengan


melakukan kegiatan ini hubungan antara masalah, penelitian-penelitian yang relevan
dan teori akan menjadi lebih jelas. Selain itu penelitian akan lebih ditunjang, baik
oleh teori-teori yang sudah ada maupun oleh bukti nyata, yaitu hasil-hasil penelitian,
kesimpulan dan saran. Sesungguhnya studi kepustakaan adalah tugas yang terus
menerus dilakukan selama kegiatan penelitian. Sebuah pene- litian akan
menghasilkan suatu karya ilmiah, karena itu haruslah mampu memberi sumbangan
kepada kemajuan ilmu pengetahuan. Pemeriksaan yang teliti perlu dilakukan, dari
mulai memilih judul, agar jangan sampai terjadi duplikasi terhadap masalah yang
sudah diteliti oleh orang lain. Meski pun masalah yang sama sekali baru (original)
sangat jarang, namun studi atau hasil penelitian yang terdahulu tidak harus ditiru
seutuhnya, kecuali teknik-teknik yang dipergunakan terbukti tidak tepat atau hasil
pene- litian dan kesimpulannya meragukan, atau telah diketemukan informasi baru
yang dapat memberikan pemecahan lain. Bila judul telah kita tentukan, maka akan
sangat penting meninjau kembali semua materi yang relevan dengan judul tersebut.
Di dalam studi atau tinjauan kepustakaan diperlihatkan bagaimana permasalahan
yang sedang diteliti terkait dengan hasil penelitian atau studi sebelumnya. Untuk

15
subjek tertentu, diperlukan melihat permasalahannya dan suatu kerangka teori,
sehingga perlu meninjau teori-teori lain yang diperlukan. Selama penelitian
berlangsung, studi penelitian juga diperlukan, tujuannya adalah:

a) Mengumpulkan informasi-informasi yang lebih khusus tentang masalah yang


sedang diteliti.
b) Memanfaatkan informasi yang ada kaitannya dengan teori-teori yang relevan
dengan penelitian yang sedang dilakukan.
c) Mengumpulkan dan memanfaatkan informasi-informasi yang berkaitan
dengan materi dan metodologi dan penelitian tersebut.9

G. Sumber Kepustakaan
Bahan kepustakaan dapat berupa sumber primer (primary source) maupun
sekunder (secondary source). Bahan kepustakaan yang merupakan sumber primer
adalah karangan asli yang ditulis oleh seorang yang melihat, mengalami, atau
mengerjakan sendiri. Bahan kepustakaan semacam ini dapat berupa buku harian
(autobiogra- phy), tesis, disertasi, laporan penelitian, dan hasil wawancara. Selain itu
sumber primer dapat berupa laporan pandangan mata suatu pertandingan, statistik
sensus penduduk dan lain sebagainya. Sedangkan yang di maksud dengan sumber
sekunder (second- ary source) adalah tulisan tentang penelitian orang lain, tinjauan,
ringkasan, kritikan, dan tulisan-tulisan serupa mengenai hal- hal yang tidak langsung
disaksikan atau dialami sendiri oleh penulis. Bahan kepustakaan sekunder terdapat di
ensiklopedi, kamus, buku pegangan, abstrak, indeks, dan textbooks. Dalam
melaksanakan kegiatan studi kepustakaan sebaiknya digunakan sumber kepustakaan
primer yang informasinya lebih otentik. Namun bahan kepustakaan primer yang
relevan dengan masalah peneliti tidak selalu ada, atau karena waktu yang terbatas
sulit untuk diperoleh. Bila hal ini terjadi peneliti terpaksa menggunakan bahan
kepustakaan sekunder. Untuk ini perlu dipertimbangkan adanya 'bias' dari penulisnya

9
Purwono, “STUDI KEPUSTAKAAN,” h. 67–68.

16
sebab informasi ini tidak berasal dari sumber langsung. Beberapa sumber
kepustakaan yang biasanya ada di perpustakaan perguruan tinggi adalah: 10
1. Ensiklopedi, yang merupakan sumber referensi yang lengkap. Bila akan mencari
informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat membaca ensiklopedi umum
(general encyclopedia); sedang untuk yang lebih khusus dapat dicari dalam
subject encyclopedia.
2. Buku-buku teks dan referensi, yang berisikan pengetahuan tentang berbagai
bidang studi.
3. Direktori dan buku pegangan, yang memuat alamat dan data lainnya serta pe-
doman untuk mengerjakan sesuatu.
4. Laporan hasil-hasil penelitian, yang merupakan hasil penelitian baru atau
merupakan kelanjutan penelitian sebe- lumnya.
5. Tesis, skripsi dan disertasi, yang meru- pakan karya tulis yang biasanya ber-
kaitan dengan suatu penelitian atau penemuan baru.
6. Abstrak, yang memuat ringkasan ka- rangan, tesis, dan disertasi.
7. Majalah, jurnal dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang relevan de-
ngan masalah.
8. Biografi, yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat dan tanggal
lahir, pendidikan, dsb.
9. Indeks, yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara alfabetis.

Selain informasi yang diperoleh dari berbagai sumber di perpustakaan, peneliti dapat
pula memperoleh bahan kepustakaan dari instansi atau lembaga tertentu, misal- nya
LIPI dengan beberapa lembaganya antara lain PDII (Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah), LEKNAS (Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional) dan
Biro Pusat Statistik, yang merupakan pusat informasi statistik nasional.11

10
Ibid h. 68
11
Ibid h. 69

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik lain. Jenis-jenis penelitian keperpustakaan yaitu studi teks
kewahyuan, kajian pemikiran tokoh, analisis buku dan kajian sejarah. Ciri-ciri
penelitian kepustakaan yang pertama penelitian berhadapan langsung, pustaka
bersifat siap pakai, pustaka sumber sekunder, dan pustaka tidak terbatas ruang dan
waktu.
Pendekatan penelitian terdiri dari pendekatan perspektif antropologis,
perspektif sosiologis, penelitian sejarah, interpretative, riset biografi, hermeneutika,
dan studi artefak. Komponen penelitian kepustakaan yaitu jenis penelitian, setting
penelitian, sumber data, Teknik dan instrument pengumpulan data dan analisi data.
Tujuan penelitian kepustakaan yaitu Menemukan suatu masalah untuk diteliti,
Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti, Mengkaji
beberapa teori dasar yang relevan dan sebagainya. Contoh sumber penelitian
kepustakaan yaitu ensiklopedi, buku, laporan dan lainnya.
B. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang jauh
dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber dan kritik yang bisa membangun dari pembaca. Penulis
menyarankan agar pembaca juga menggali lebih dalam dan mencari beberapa
referensi lain untuk menjadi bahan menambah wawasan yang lebih luas lagi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Amir. METODE PENELITIAN KEPUSTAKAAN (Library Research). 1. CV.


Literasi Nusantara Abadi, 2020.
Nursapia Harahap. “PENELITIAN KEPUSTAKAAN.” Jurnal Iqra 08, no. 01 (Mei 2014):
h. 73.
Purwono. “STUDI KEPUSTAKAAN.” Pustakawan UGM, t.t., h. 72.
Sari, Milya, dan Asmendri Asmendri. “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam
Penelitian Pendidikan IPA.” Natural Science 6, no. 1 (10 Juni 2020): h. 41–53.
https://doi.org/10.15548/nsc.v6i1.1555.
Sari, Rita Kumala. “PENELITIAN KEPUSTAKAAN DALAM PENELITIAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA.” Jurnal Borneo
Humaniora 4, no. 2 (9 Desember 2021): h. 60–69.
https://doi.org/10.35334/borneo_humaniora.v4i2.2249.
Zed, Mestika. METODE PENELITIAN KEPUSTAKAAN. 1. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2014.

19

Anda mungkin juga menyukai