Anda di halaman 1dari 20

LANGKAH-LANGKAH  

PENGUMPULAN DAN PENYUSUNAN
BAHAN TULISAN
STUDI KEPUSTAKAAN, PERUMUSAN IDE, PERUMUSAN HIPOTESIS,
PERUMUSAN HASIL, DAN KERANGKA TULISAN ILMIAH

Oleh :
Kelompok 4

Nama : 1. Ester Claryta Telaumbanua


2. Evin Etik Sari Zalukhu
3. Sadarman Bawamenewi
4. Stanislaus Rahasia Zalukhu
Kelas/Semester : A/VI
Mata Kuliah : Menulis Karya Ilmiah
Dosen Pengampu : Noveri Amal Jaya Harefa, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS NIAS
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kesehatan jasmani


dan rohani sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Langkah-
langkah Pengumpulan dan Penyusunan Bahan Tulisan Studi Kepustakaan, Perumusan Ide,
Perumusan Hipotesis, Perumusan Hasil dan Kerangka tulisan ilmiah”.

Ucapan terima kasih kami untuk Dosen pembimbing bapak Noveri Amal Jaya
Harefa, M.Pd,yang telah membimbing kami dan memberikan ilmu pengetahuan kepada
kami, semoga semua yang telah kami terima dapat kiranya menjadi bekal ilmu dan
wawasan bagi kami untuk menghadapi masa-masa yang akan datang. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih untuk rekan-rekan mahasiswa yang telah / ikut ambil bagian dalam
menyelesaikan tugas ini.

Harapan kami semoga tugas makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
dan memberikan manfaat menjadikan suatu referensi ilmu yang berguna bagi kita semua.
Makalah ini masih banyak kekurangan atau jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik
dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, agar bacaan ini kedepan dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Gunungsitoli, April 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI …………....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................3

A. Pengumpulan dan Penyusunan Bahan Tulisan Studi Kepustakaan ...........................3


B. Perumusan Ide ...........................................................................................................4
C. Perumusan Hipotesis .................................................................................................6
D. Perumusan Hasil ........................................................................................................9
E. Kerangka Tulisan Ilmiah .........................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................14

A. Contoh .....................................................................................................................14
B. Analisis ....................................................................................................................14
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................15

A. Kesimpulan .............................................................................................................15
B. Saran ........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan karya ilmiah tidak asing terdengar di telinga kita untuk
mendapatkan gelar akademis kita menyusun karya ilmiah berupa Tugas Akhir, Skripsi,
Tesis, ataupun Disertasi. Hal tersebut murupakan tradisi yang elit dan prestisius. Tidak
semua orang bisa menyusun karya ilmiah. Hal ini didasari karena karya ilmiah merupakan
laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebua tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Dari uraian di atas
seseorang atau sebuah tim dapat menyusun karya ilmiah jika memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dn ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Kita sebagai seorang mahasiswa tentunya sangat identik dengan karya ilmiah. Setiap
mahasiswa tidak bisa lepas dari tugas ilmiah. Karena pada hakekatnya karya ilmiah
berfungsi sebagai wahana untuk memberikan sumbangan pemikiran dan kinerjanya bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh sederhana untuk mendapatkan sebuah
gelar akademis, seorang mahasiswa harus membuat karya ilmiah, misalnya Skripsi, Tesis,
ataupun Disertasi.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja langkah-langkah dalam pengumpulan dan penyusun bahan tulisan studi
kepustakaan?
2. Bagaimana perumusan ide sebuah karya ilmiah?

3. Bagaimana perumusan hipotesis dari sebuah karya ilmiah?

4. Bagaimana perumusan hasil kerangka tulisan ilmiah?

5. Bagaimana kerangka tulisan ilmiah?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengumpulan dan penyusun bahan tulisan


studi    keputakaan.
2. Untuk mengetahui perumusan ide sebuah karya ilmiah

3. Untuk mengetahui perumusan hipotesis dari sebuah karya ilmiah

4. Untuk mengetahui perumusan hasil kerangka tulisan ilmiah

5. Untuk mengetahui kerangka tulisan ilmiah

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Langkah-langkah pengumpulan dan penyusunan bahan tulisan studi kepustakaan

Menulis karya tulis atau skripsi (strata 1), tesis (strata 2), disertsi (strata 3)
merupakan bagian dari tugas akademik mahasiswa yang menjalankan program-program
pendidikan. Selain itu, penulisan karya ilmiah juga merupakan tugas yang harus
dilaksanakan dosen dan peneliti untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Untuk
membuat karya ilmiah, langkah awal yang harus dilakukan adalah studi keputakaan.

Jadi, proses studi kepustakaan kemudian punya sejumlah tujuan. Beberapa


diantaranya adalah: Seorang penulis dan peneliti dijamin akan rajin membaca buku di
waktu luangnya. Proses ini membantu mereka membiasakan diri melakukan studi
kepustakaan. Sebab dengan membaca banyak buku, artikel, dan jurnal maka penulis bisa
menemukan lebih banyak topik. Topik ini nantinya akan diangkat menjadi tulisan yang
didasarkan dari sejumlah buku yang sudah dibaca. Sementara bagi peneliti, proses studi
kepustakaan membantu mereka menemukan suatu masalah. Masalah ini kemudian bisa
dijadikan topik penelitian untuk dicari solusinya secara ilmiah. Studi kepustakaan juga
bertujuan untuk membantu penulis menemukan informasi yang relevan.

Khusus untuk penulisan karya tulis ilmiah baik itu laporan hasil penelitian,
makalah, artikel ilmiah, dan sejenisnya. Maka ada bab landasan teori pada bab pertama.
Isi landasan teori diambil dari sejumlah sumber pustaka yang dibaca dan dikaji, sehingga
menampilkan seluruh bahan dasar yang dibahas di bagian isi. Dengan melakukan studi
kepustakaan maka peneliti atau penulis bisa memperdalam pemahaman atas topik yang
dipilih. Sekaligus membantu memperluas pengetahuan, sehingga di masa mendatang bisa
menemukan topik yang menarik lagi untuk diangkat sebagai topik tulisan maupun
penelitian.

Jika membahas mengenai studi pustaka maka akan membahas juga mengenai
sumber- sumber yang masuk ke dalamnya. Dalam studi kepustakaan maka akan
melibatkan semua jenis literatur untuk dijadikan referensi. Maka dalam hal ini ada

3
banyak sumber informasi bisa dikaji, diantaranya adalah:
1. Jurnal Penelitian, Sumber yang pertama untuk studi kepustakaan adalah jurnal
penelitian, bisa disebut juga jurnal ilmiah. Jurnal pada dasarnya adalah satu bundel
publikasi yang berisi sejumlah artikel ilmiah dari beberapa penulis. Biasanya dalam
satu tema sehingga memudahkan siapa saja yang membutuhkan referensi di tema
tersebut.
2. Buku, Sumber studi kepustakaan yang kedua adalah buku. Buku adalah bentuk
terbitan tulisan yang sudah melewati proses edit dari editor sebuah penerbit buku.
Jadi, penulis mengirimkan naskah ke penerbit kemudian diperiksa. Jika ada yang
perlu diperbaiki maka perlu direvisi oleh penulisnya. Jadi, revisi ini diperlukan
untuk memastikan isi buku benar-benar berkualitas. Baik dari segi kedalaman
penjelasan topik, bahasa yang digunakan apakah mudah dimengerti, dan lain
sebagainya. Sebab, buku akan dibaca oleh masyarakat luas maka perlu dijabarkan
dengan bahasa yang mudah dipahami.

3. Media Massa, Sumber yang ketiga untuk melakukan studi pustaka adalah media
massa dan paling sering adalah lewat koran atau surat kabar dan majalah.
Keduanya menyajikan berbagai artikel yang dijamin valid atau bisa dipercaya.
Sehingga bisa dijadikan referensi untuk menguatkan topik tulisan dan penelitian.
4. Internet, Sumber yang terakhir adalah dari internet dan di era digital seperti
sekarang sumber ini jamak digunakan. Alasannya banyak mulai dari proses
pencarian yang lebih cepat dan menemukan lebih banyak referensi. Internet
menyajikan banyak jurnal begitu juga dengan artikel yang kredibel.

B. Perumusan Ide

Perumusan ide/permasalahan adalah bagian dari pengantar. Merumuskan


permasalahan penelitian akan lebih baik hasilnya bila dilandasi dengan studi kepustakaan
yang memadai. Tanpa studi kepustakaan yang memadai, akan sangat mungkin
permasalahan penelitian cenderung hanya berdasarkan logika dan akal sehat, sehingga
permasalahan yang dirumuskan menjadi dangkal dan tanpa konteks. Perumusan
permasalahan yang baik harus diberi konteks sebelum masalah dipaparkan dan alasan

4
penelitian dikemukakan. Yang dimaksud konteks disini adalah penggambaran latar
belakang sampai timbulnya permasalahan.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan ide atau
topik karya tulis ilmiah yang dapat dilakukan.
1. Observasi lingkungan atau masyarakat
Karya tulis ilmiah pada umumnya ditulis untuk dua tujuan. Pertama, bertujuan untuk
mendeskripsikan suatu keadaan yang ada di masyarakat atau lingkungan. Kedua,
bertujuan untuk memberikan solusi bagi peroblematika yang ada di masyarakat atau
lingkungan. Oleh sebab itu, karya tulis ilmiah yang yang baik adalah karya ilmiah yang
berangkat dari keadaan masyarakat atau lingkungan yang sebenarnya. Karya tulis
ilmiah yang berasal dari kegiatan observasi akan mampu menggambarkan keadaan
sosial masyarakat yang sebenarnya. Hasil karya tulis ilmiahnya dapat
dipertanggungjawabkan validitasnya. Solusi yang didapatkan juga tepat sasaran dan
memiliki tingkat kebermanfaatan yang tinggi. Isu yang diangkat dalam karya tulis
ilmiah berdasarkan kegiatan observasi tidak harus berupa isu yang besar atau
mencakup suatu negara. Seorang peneliti atau penulis dapat mengangkat topik atau
masalah yang mengakar dan belum ditemukan solusinya oleh masyarakat di
lingkungan sekitarnya. Hal ini akan membuat karya tulis ilmiah yang dihasilkan
menjadi lebih fokus dan bermanfaat bagi masyarakat sasaran. Metode observasi ini
cocok digunakan untuk merumuskan ide atau topik pada kegiatan ilmiah berupa
pengabdian, riset, dan pengembangan masyarakat menuju ekonomi kreatif. Sehingga
karya tulis yang dihasilkan minimal dapat menggambarkan keadaan masyarakat atau
menjadi studi untuk program pemberdayaan masyarakat.
2. Literasi Riset atau Penelitian Terdahulu
Riset atau penelitian terdahulu dapat kita temukan pada esai, terbitan jurnal ilmiah,
laporan penelitian, dan bentuk publikasi ilmiah lainnya. Pembacaan terhadap penelitian
terdahulu bertujuan untuk mencari kelemahan dari penelitian-penelitian atau kegiatan
ilmiah yang telah dilakukan. Kelemahan tersebut menjadi peluang bagi seorang ilmuan
untuk merumuskan ide atau gagasan yang nantinya akan dikembangan menjadi karya
tulis ilmiah dan dilaksanakan sesuai prosedur yang dipilih. Akses publikasi penelitian
di era digital tidak terbatas pada ruang dan waktu. Laman-laman web publikasi ilmiah
seperti sinta.kemdikbud.go.id, garuda.kemdikbud.go.id, doaj.org, scopus.com dan
sejenisnya memberikan kita kemudahan untuk mengakses publikasi ilmiah nasional
5
hingga internasional. Kemudahan akses tersebut dapat kita manfaatkan untuk
mendapatkan ide atau gagasan baru yang belum pernah dilakukan oleh ilmuan
terdahulu untuk kita laksanakan.
3. Literasi Buku
Membaca buku khususnya buku-buku ilmu pengetahuan dapat menguatkan pengetahuan
pembaca mengenai suatu teori. Penguasaan teori akan memotivasi pembaca untuk
menerapkannya. Penerapan dari teori tersebut bertujuan untuk menguji teiri tersebut atau
dijadikan sebagai solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat. Literasi buku
sebaiknya diimbangi dengan cara yang pertama yaitu pengamatan atau observasi
lingkungan. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan pengetahuan mengenai suatu
teori dengan kepekaan penulis terhadap suatu fenomena. Sehingga ketika penulis
menemukan fenomena yang ada di masyarakat, penulis secara langsung akan
mendapatkan ide untuk diterapkan pada fenomena tersebut. Begitupun sebaliknya,
ketika penulis menguasai sebuah teori penulis akan secara langsung menautkan pada
fenomena yang ada di masyarakat.

C. Perumusan Hipotesis
Menurut Ibnu, dkk (2003:20) Hipotesis merupakan jawaban sementara atas
masalah-masalah yang diteliti yang kebenarannya masih akan diuji dengan menggunakan
data yang dikumpulkan, dibawah ini menurut (P, n.d.) cara merumuskan hipotesis:

1. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara
operasional
2. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan
memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji.
(Ii & Pustaka, 2008) menyatakan sebelum diuraikan cara menyusun rumusan
hipotesis, seorang peneliti harus menemukan dan menyusun teoritis dan kerangka berpikir
terlebih dahulu. Jenis penelitian yang harus ada hipotesisnya adalah jenis penelitian
kuantitatif, dengan tujuan untuk membuktikan kebenaran teori yang dibangun. Hal ini
berbeda dengan jenis penelitian kualitatif, yang justru untuk menemukan teori baru.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh
6
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpualan
data. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitianya dengan seksama serta
menetapkan anggaran dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenaranya
masih perlu diuji (dibawah kebenaran). Inilah hipotesis peneliti harus berpikir bahwa
hipotesisnya itu dapat diuji. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis ini.

Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti adalah dia tidak boleh mempunyai
keinginan yang kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang
hanya bisa membantu memenuhi keinginanya, atau memanipulasi data sedemikian rupa
sehingga mengarah keterbuktianya hipotesis. Penelitian harus bersifat objektif terhadap
data yang terkumpul. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul
“Prosedur Penelitian”, menjelaskan bagaimana menyikapi sebuah hipotesis yang telah
dirumuskan antara lain:

a. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti


(pada akhir penelitian)

b. Mengganti hipotesis seandaianya melihat tandatanda bahwa data yang terkumpul


tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).

Dalam Buku Agam (2015:84) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap


masalah atau sub-masalah yang diajukan peneliti. Dijabarkan dari landasan teori atau
tinjauan pustaka dan masih harus diujji kebenarannya. Melalui penelitian ilmiah,
hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima.
Menurut Fraenkel dan Wallen (dalam Riyanto, 2001:16) Hipotesis merupakan
prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan
jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
Hipotesis belum tentu benar. Benar tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian
dari data empiris.
Jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoretis ini disebut sebagai
hipotesis. Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan
dalam proses inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan
dengan kenyataan yang ada atau fakta, atau dari kenyataan dengan teori yang relevan.

7
Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau di tes
kebenarannya dengan data yang asalnya dari lapangan. Hipotesis juga penting
peranannya karena dapat menunjukkan harapan dari si peneliti yang direfleksikan dalam
hubungan ubahan atau variabel dalam permasalahan penelitian.
Oleh karena itu, hipotesis dibuat sebaiknya sebelum peneliti terjun ke lapangan
mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis dibuat sebelum peneliti ke
lapangan (Ary, dkk., 1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu:
a. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan
yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.

b. Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan
data dan proses interpretasinya.
Dalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis secara baik
mempunyai beberapa tujuan penting, diantara tujuan tersebut sebagai berikut.
1. Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan memungkinkan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antar variabel yang dapat
diuji kebenarannya.
3. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studi.

a. Macam-macam hipotesis
Dilihat dari posisi di mana hipotesis ditempatkan, dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistika.
1. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah atau research question. Walaupun hal ini tidak mutlak, hipotesis
penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang telah
ditetapkan dalam rencana penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan dirumuskannya
hipotesis penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat dicakup dalam penelitian
yang hendak dilakukan. Dilihat dari posisinya, hipotesis penelitian biasanya ditempatkan
pada bab kedua, yaitu studi kepustakaan setelah landasan teori atau setelah kerangka
berpikir tersusun. Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji menggunakan teknik
statistika karena memang fungsinya yang utama untuk memberikan jawaban sementara,
8
sebagai rambu-rambu tindakan selanjutnya di lapangan.
2. Hipotesis statistika
Jenis hipotesis yang kedua adalah hipotesis statistika. Hipotesis ini strukturnya
merupakan rangkaian dua atau lebih variabel yang menjadi interest dan hendak diuji oleh
si peneliti. Hipotesis statistika ini dipergunakan jika peneliti melakukan uji analisis
dengan hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada. Sedangkan proses
teknis statistika yang menggambarkan pengambilan dari keseluruhan ke arah sebagian
populasi disebut sebagai proses inferensi. Teknis statistika dalam menganalisis sampel
ini sering juga disebut sebagai statistika inferensial. Jika hasil analisis dari sampel
tersebut kemudian dipergunakan untuk menyimpulkan hasil analisis keseluruhan atau
populasi, maka proses tersebut disebut sebagai proses generalisasi.

D. Perumusan Hasil

(Penelitian & Gagasan, 2007) karya tulis ilmiah hasil penelitian merupakan karya
tulis yang menyajikan hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur ilmiah.
Karya tulis ilmiah hasil penelitian memberikan pemahaman terhadap guru agar dapat
berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan, membahas dan memecahkan suatu
permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur ke dalam
bentuk tulisan. Setiap produk tulisan hasil penelitian idealnya berorientasikan untuk
dipublikasikan agar dapat menggugah masyarakat akademik, termasuk guru di dalamnya,
untuk selalu berkarya. Masyarakat akademik inilah yang berkepentingan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemecahan berbagai permasalahan
yang dihadapi masyarakat (Soegeng Santosa, 2007: 1).

Permasalahan yang biasa dialami guru adalah permasalahan seputar pembelajaran di


kelasnya. Jenis penelitian ini bersentuhan langsung dengan guru karena bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya. Dengan menerapkan PTK, setidaknya
ada dua manfaat yang didapat guru, yaitu permasalahan di kelasnya teratasi, sekaligus
dapat menghasilkan karya tulis dari hasil penelitian tersebut. Adapun sistematika karya
tulis ilmiah hasil penelitian, dalam hal ini dicontohkan PTK, adalah sebagai berikut.

1. Judul Penelitian

9
Judul sebuah penelitian hendaknya, singkat, padat, dan jelas. Sebuah judul harus
sudah menggambarkan tujuan penelitian dari penelitian tindakan kelas sehingga terlihat
upaya peningkatan atau perubahan perilaku dengan melalui intervensi tindakan yang akan
dilakukan.

2. Pendahuluan
Bagian ini memuat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat hasil penelitian. Bagian latar belakang masalah berisi gambaran situasi yang ada
yang perlu diubah, disertai fakta-fakta yang berasal dari pengamatan guru. Selain itu, juga
perlu dikemukakan argumentasi teoritik tentang tindakan yang akan dilakukan dan
perubahan yang diinginkan. Argumentasi teoritik atau alasan teoritik ini dapat mengacu
pada hasil penelitian yang relevan atau dapat juga dari teori-teori para ahli yang relevan
dengan permasalahan yang akan diungkapkan.

3. Kerangka Teoritis dan Hipotesis


Tindakan Bagian ini berisi kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan
untuk memecahkan masalah penelitian dan rumusan hipotesis tindakan. Kajian teori
sebaiknya memuat teori-teori yang relevan dengan variable-variabel yang sedang menjadi
fokus penelitian, biasanya dapat dilihat dari variable yang disebutkan dalam judul
penelitian atau tujuan penelitian.
4. Metode Penelitian
Bagian ini tediri atas: rancangan penelitian dan prosedur penelitian. Rancangan
penelitian terdiri atas model, setting penelitian, serta jenis dan cara pengumpulan data.
Sedangkan prosedur penelitian perlu dikemukakan persiapan, pelaksanaan tindakan,
pemantauan atau monitoring dan evaluasi, serta analisis hasil dan refleksi.
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian ini memuat 2 subbab, yaitu deskrispi hasil penelitian dan pembahasan.
Deskripsi hasil penelitian memaparkan data-data hasil penelitian baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, sedangkan subbab pembahasan berisi tentang perasan hasil penelitian
yang dikaitkan dengan penjelsan teori yang ada.
6. Penutup

Penutup berisi simpulan dan saran. Simpulan hasil penelitian disesuaikan dengan
tujuan penelitian yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, sedangkan saran berisi

10
tentang saran-saran yang diajukan berhubungan dengan hasil penelitian untuk pihak-pihak
terkait.

7. DaftarPustaka

Penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan kaidah yang berlaku. Teori-teori yang
menjadi acuan referensi saja atau yang disebutkan dalam bagian batang tubuh tulisan yang
ditulis dalam daftar pustaka ini, baik yang berasal dari buku-buku maupun hasil
mendownload dari internet.

8. Lampiran

Hal-hal yang harus dilampirkan antara lain adalah biodata ketua dan anggota tim
peneliti atau curriculum vitae. Juga termasuk di dalamnya adalah pengalaman penelitian,
sebaiknya yang disebutkan adalah pengalaman penelitian selama 5 tahun terakhir dan
relevan atau ada kaitannya dengan judul penelitian yang diajukan sebagai judul proposal
PTK.

E. Kerangka Tulisan Ilmiah

Berikut akan dipaparkan tentang kerangka karya tulisan ilmiah :

1. Judul Tulisan
Judul tulisan adalah judul yang menggambarkan isi tulisan judul merupakan bagian
penting tulisan karena merupakan bagian yang akan dibuat indeks dalam katalog. perlu
diingat bahwa judul sebaiknya tidak terlalu umum, tidak terlalu panjang, tidak
mengandung singkatan, dan harus menggambarkan isi tulisan.

2. Nama dan Alamat Penulis


Setiap jurnal ilmiah mempunyai aturan tentang penulisan nama penuis, baik dengan
mencantumkan gelar akademik dan profesi maupun tidak. Oleh karena itu dalam
mengurutkan nama penulis kita harus memperhatikan etika penulisan, yaitu penulis yang
paling banyak kontribusinya dalam penelitian dan penulisan di tempatkan diurutan
pertama.

3. Abstrak
a. Abstrak tulisan ilmiah harus memuat empat langkah:

11
b. Menyatakan tujuan utama dan skop penilaian
c. Menerangkan bahan dan metode yang dipakai
d. Rangkaian hasil
e. Menyatakan kesimpulan utama

4. Pengantar
Seperti yang telah dianjurkan dalam pengantar itu mengandung empat hal pokok
yaitu:

a. Sikap dan sifat masalah yang akan diteliti


b. Tinjauan keputusan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
c. Cara dan bahan penelitian.
d. Hasil penelitian.

5. Permasalahan Penelitian
Permasalahan penelitian dapat ditulis pada bab tersendiri. permasalahan penelitian
ini merupakan penegasan kembali permasalahan yang ditulis pada pengantar, tetapi lebih
diperluas dan lebih mendetail pemaparannya.
6. Bahan dan cara penelitian
Bahan penelitian harus disebutkan dari nama asalnya beberapa jumlah, kapan
pendataan bahan dilakukan. Bila penelitian menggunakan subjek manusia, maka harus
disebutkan alasan/kriteria seleksi dan apakah perlu persetujuan lisan/tertulis dari subjek
penelitian.

7. Hasil
Hasil harus benar-benar memuat hasil penelitian saja, sedangkan interpretasi dan
diskusi diletakkan pada pembahasan. Kita juga tidak perlu mengulangi laporan tentang
bahan dan cara penelitian dalam bab ini hasil harus berisi fakta-fakta saja, yang pada
prinsipnya terdiri dari : tabel, gambar, grafik, ringkasan hasil, dan grafik dalam teks.

8. Pembahasan
Bab yang paling sulit untuk disusun karena sebelumnya kita harus mendapatkan
informasi mengenai semua hasil analisis statistic serta informasi hasil peenlitian terdahulu
sebagai bahan perbandingan antara penelitian yang bersangkutan dengan penelitian-
12
penelitian terdahulu yang topiknua relevan.
9. Kesimpulan
Dalam tulisan ilmiah yang pendek kesimpulan sebagai sub judul acapkali tidak ada,
karena digabungkan dengan pembahasan. Bila ada kesimpulan sebagai sub judul
tersendiri pada tulisan ilmiah yang pendek isinya harus ringkas dan menunjuk 3-5 point
penting kesimpulan umum untuk membuat kesimpulan yang ringkas dan bermakna,
kesimpulan biasanya juga disertai dengan saran akan penelitian-penelitian selanjutnya
yang berkembang dari penelitian dalam tulisan tersebut.

10. Ucapan terima kasi


Harus ditulis untuk mereka (nama individu, organisasi, dan institut) yang telah
membantu terlaksananya penelitian dan penulisan sampai selesai.

11. Daftar Pustaka


Ada beberapa jenis format pustaka, dan ridak setiap jurnal atau buku selalu sama
format bukunya. Jurnal yang terbit berkala (minggu/bulan) kebanyakan memakai system
yang menghemat ruang misalnya tahun ditulis tanpa tanda kurung, dalam teks nama
pengarang ditulis dengan angka yang sesuai dengan nomor pengarang di dalam daftar
pustaka, secara berurutan.

13
BAB III

PEMBAHASAN

A. Judul Teks

B. Analisis

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menulis karya tulis atau skripsi (strata 1), tesis (strata 2), disertsi (strata 3) merupakan
bagian dari tugas akademik mahasiswa yang menjalankan program-program pendidikan.
Selain itu, penulisan karya ilmiah juga merupakan tugas yang harus dilaksanakan dosen dan
peneliti untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Untuk membuat karya ilmiah, langkah
awal yang harus dilakukan adalah studi keputakaan.
Perumusan ide/permasalahan adalah bagian dari pengantar. Merumuskan permasalahan
penelitian akan lebih baik hasilnya bila dilandasi dengan studi kepustakaan yang memadai.
Tanpa studi kepustakaan yang memadai, akan sangat mungkin permasalahan penelitian
cenderung hanya berdasarkan logika dan akal sehat, sehingga permasalahan yang dirumuskan
menjadi dangkal dan tanpa konteks. Perumusan permasalahan yang baik harus diberi konteks
sebelum masalah dipaparkan dan alasan penelitian dikemukakan.

Menurut Ibnu, dkk (2003:20) Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah-
masalah yang diteliti yang kebenarannya masih akan diuji dengan menggunakan data yang
dikumpulkan, dibawah ini cara merumuskan hipotesis:

4. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional
5. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan
gambaran mengenai fenomena yang diteliti.
6. Hipotesis harus dapat diuji.
Berikut akan dipaparkan tentang kerangka karya tulisan ilmiah :

1. Judul Tulisan
2. Nama dan Alamat Penulis
3. Abstrak
4. Pengantar
5. Permasalahan penelitian

15
6. Bahan dan cara penelitian
7. Hasil
8. Pembahasan
9. Kesimpulan
10. Ucapan terima kasih
11. Daftar pustaka

B. Saran

Dari beberapa teori mengenai langkah-langkah pengumpulan dan penyusunan bahan


tulisan, perumusan ide, hingga pada pembahasan kerangka tulisan ilmiah, kami berharap agar
pembaca terlebih mahasiswa yang menempuh studi (S1) mampu mengimplementasikan
materi tersebut dalam membuat karya ilmiah atau laporan akhir.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agam, Rameli. 2015. Menulis Karya Ilmiah : panduan lengkap menulis makalah, skripsi, tesis,
disertasi, dan karya ilmiah populer. Yogyakarta : Familia

Bayhana, Iklima. 2019. “Langkah-langkah dan Tahap Penyusunan Bahan Tulisan dan Karya
Ilmiah”,(Online), (https://id.scribd.com/document/501235715/MAKALAH-KTI-KEL-
3-FIX diakses 2 maret 2023)

Ii, B. A. B., & Pustaka, A. K. (2008). Landasan Teori Dan Hipotesis Tindakan, 7–25.

P, K. K. (n.d.). HIPOTESIS Masalah Penelitian.

Penelitian, H., & Gagasan, D. A. N. (2007). Makalah disampaikan pada kegiatan workshop di
SDN Prawirotaman | 1, 1–7.

Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Penerbit SIC

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan : kompetisi dan praktiknya. Jakarta : PT.
Bumi Aksara

17

Anda mungkin juga menyukai