Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

PERENCANAAN PEMBELAJARAN SENI RUPA


Dosen: Dr. Taswadi, M.Sn.

Nama : Zulfikar Rachman Jaelani


NIM : 2001361

1. Menyebutkan jenis-jenis tujuan pembelajaran seni rupa di sekolah


2. Menganalisis oreintasi jenis-jenis tujuan pembelajaran seni rupa di sekolah
3. Mengidentifikasi tokoh yang mendukung perkembangan tujuan pembelajaran di sekolah

Jawaban:
1. Pada tahun 1899 National Education Association (NEA) di Amerika Serikat, yang
merupakan asosiasi pendidik professional menetapkan tujuan pendidikan seni rupa
sebagai berikut:
a) Mengembangkan apresiasi terhadap keindahan
b) Mengembangkan dorongan-dorongan kreatif
c) Mengembangkan daya penglihatan
d) Membantu mengembangkan kemampuan menyatakan sesuatu
e) Menyiapkan keterampilan bagi anak-anak (bukan tujuan pokok)
f) Bagaimanapun juga pendidikan tidak menyiapkan anak untuk menjadi seniman
professional.
2. Hal pertama yang dilakukan jika bermaksud melaksanakan suatu kegiatan adalah
menentukan tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Tujuan
pendidikan nasional menurut Suwarno (2006:32) adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokrasi serta bertanggung jawab.
Menurut (Ismiyanto, 2010: 34) tujuan-tujuan pendidikan seni sebagai berikut: (1)
mengembangkan kreativitas dan sensitivitas peserta didik, (2) meningkatkan kapasitas
dan kualitas pengetahuan kesenian peserta didik, dan (3) meningkatkan ketrampilan
peserta didik. Sejalan dengan konsep pendidikan seni yang dinyatakan oleh Depdiknas
(Sobandi, 2008: 6) bahwa pendidikan seni di sekolah umum pada dasarnya diarahkan
untuk menumbuhkan sensitivitas dan kreativitas, sehingga terbentuk sikap apresiatif,
kritis, dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Berdasarkan teori-teori di atas dapat
disimpukan bahwa tujuan pendidikan seni rupa secara umum adalah untuk
mengembangkan rasa dan kepekaan seni. Melalui kegiatan apresiasi dan kreasi anak-anak
dilatih untuk melatih sensitivitas, perasaan, kepekaan, sikap kritis yang selanjutnya
diharapkan dapat menumbuh kembangkan kreativitas.
3. Ki Hajar Dewantara merupakan seorang Tokoh pendidikan dari Indonesia yang
memiliki kontribusi dalam perkembangan pendidikan anak usia dini di Indonesia. Ki
Hajar Dewantara memperjuangkan pendidikan sebagai upaya untuk mengubah nasib
bangsa Indonesia melalui perndirian TamanSswa. Ki Hajar Dewantara meyakini bahwa
carauntuk mengubah nasib bangsa indonesia yang pada saat itu tertindas oleh penjajah
yaitu melalui pendidikan. Perhatian Ki Hajar Dewantara pada Pendidikan Anak Usia DIni
dapat terlihat dari berdirinya "Taman Lare" atau "Taman Anak" atau dikenal juga sebagai
"Sekolah Froebel Nasional" atau "Kindertuin" yang menjadi sarana layanan pendidikan
untuk anak usia dibawah 7 tahun. Seiringdengan perkembangannya, sekolah tersebut
berubah nama menjadi"Taman Indria". 
Konsep pendidikan anak usia dini yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara merupakan
gabungan dari konsep pendidikan Froebel dan Montessori. Meskipun tidak diterapkan
seutuhnya, namun Ki Hajar Dewantara menjadikan konsep pendidikan Froebel dan
Montessori sebagai inspirasi untuk mengembangkan pendidikan anak usia dini di
Indonesia secara optimal sesuai dengan lingkungan sosial, dan kebudayaan yang ada di
Indonesia. Ki hajar Dewantaea memasukkan konsep pendidikan yang didasarkan pada
budaya luhur bangsa Indonesia terutama dalam pendididkan watak, kesusilaan, dan
agama, serta menggunakan permainan tradisional sebagai sarana kegiatan belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA

Ansari, A., & Winsler, A. (2014). Montessori public school pre-K programs and the
school readiness of low-income Black and Latino children. Journal of Educational
Psychology, 106(4), 1066--1079.

Anda mungkin juga menyukai