“HAKIKAT PENDIDIKAN”
Disusun Oleh :
Kelompok 7 :
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan pada program studi S1
Pendidikan Seni Musik pada Universitas Negeri Medan. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Try Wahyu Purnomo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah yang
telah mengajarkan dan membimbing mahasiswa/I agar dapat memahami pembelajaran
filsafat pendidikan. Terimakasih kepada teman-teman kami yang ikut dalam pengerjaan
makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Tak lupa, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam proses penyusunan makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi para pembaca. Atas perhatian
nya kami mengucapkan terima kasih .
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Hakikat Pendidikan...........................................................................................................3
2.2 Pendidikan Karakter..........................................................................................................6
2.3 Hakikat Manusia.............................................................................................................10
2.4 Hakikat Masyarakat.........................................................................................................14
BAB III PENUTUP................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
3.2 Saran................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
13. Apa saja teori-teori tentang hakikat masyarakat?
14. Apa hubungan hakikat masyarakat dengan pendidikan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud hakikat pendidikan
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan
3. Untuk mengetahui kegunaan dan manfaat pendidikan
4. Untuk mengetahui unsur-unsur pendidikan
5. Untuk mengetahui pengertian pendidikan karakter
6. Untuk mengetahui tujuan pendidikan karakter
7. Untuk mengetahui komponen pendidikan karakter
8. Untuk mengetahui fungsi pendidikan karakter
9. Untuk mengetahui pengertian hakikat manusia
10. Untuk mengetahui aspek-aspek hakikat manusia
11. Untuk mengetahui hubungan hakikat manusia dengan pendidikan
12. Untuk mengetahui itu hakikat masyarakat
13. Untuk mengetahui teori-teori tentang hakikat masyarakat
14. Untuk mengetahui hubungan hakikat masyarakat dengan pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengembangkan potensi diri , kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
4
manusia dengan kadar kemampuan berpikir masing-masing sepanjang hidupnya selalu
berusaha mencari makna kebahagiaan dan kebajikan hidup, baik untuk lingkup kebutuhan
pribadi maupun kehidupan sosial.
Pendidikan berperan aktif dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai apa yang telah
dicita-citakan oleh masyarakat, diantaranya adalah kedamaian. Dengan pendidikan, maka
kedamaian akan tumbuh dan berkembang pesat, yang selalu membawa pada etika, estetika,
dan ketenangan dalam diri seseorang yang senantiasa akan patuh terhadap peraturan-
peraturan yang berlaku. Menurut Hamalik (1994) fungsi dan kegunaan penddikan adalah
menyiapkan peserta didik. Menyiapkan peserta didik diartikan bahwa peserta didik pada
hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri.
5
Materi pendidikan yang telah disajikan dalam kurikulum
merupakan sarana untuk mengantarkanpencapaian tujuan pendidikan. Materi pendidikan
meliputi materi inti dan amteri muatan local. Materi inti bersifat nasional, sedangkan
amteri local bersifat local.
6) Alat dan metode
Dalam penyampaian materi pembelajaran dibutuhkan alat dan
metode agar materi tersebut dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Alat
yang digunakan ini dapat berupa media yang menarik bagi peserta didik. Metode
pembelajaran juga mempengaruhi keberhasilan dalam penyampaian materi
pembelajaran. Dalam pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan amteri
maupun karakteristik peserta didik.
7) Lingkungan Pendidikan
Proses pendidikan peserta didik berlangsung di keluarga, sekolah,
dan masyarakat Ketiga unsur ini saling mempengaruhi. Pendidikan yang pertama bagi
peserta didik yaitu dari lingkungan keluarga. Namun lingkungan keluarga tidak dapat
menjadi patokan dalam 6 keberhasilan pendidikan seorang anak. Sebab bisa jadi
pendidikan di lingkungan keluarga sangat baik, namun lingkungan masyarakat anak tidak
mendukung. Oleh sebab itu. Lingkungan masyarakat ini tentunya juga akan
mempengaruhi proses perkembangan anak.
6
5) Menurut Zubaedi (2012:19) yaitu segala perencanaan usaha yang dilakukanoleh guru
yang dapat mempengaruhi pembentukan karkater peserta didiknya, memahami,
membentuk, dan memupuk nilai-nilai etika secara keseluruhan.
6) Menurut Wibowo (2013:40) pendidikan karakter adalah suatu pendidkan yang
digunakan untuk menanamkan dan mengembangkan karakter kepada peserta didik,
sehingga mereka memiliki karakter yang luhur setelah memiliki maka dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari bak di rumah, di sekolah maupun di
masyarakat.
7) Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa menumbuhkan nilai-nilai moral ke dalam
jiwa seorang anak sangatlah penting. Pemikiran yang dituangkan oleh Ki Hajar
Dewantara tentang pendidikan budi pekerti bahwa pedidikan harus diarahkan pada
pembentukan karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya
bangsa.
7
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan.
2. Perasaan Moral (Moral Feeling) adalah kemampuan merasa merasa wajib untuk
melakukan tindakan moral dan merasa bersalah jika melakukan perbuatan jahat. Perasaan
moral ini memiliki enam komponen yaitu:
8
1) Mendengarkan Hati Nurani (conscience) adalah perasaan moral yang mendorong
seseorang dalam melakukan tindakan sesuai hati nurani baik hati nurani dalam sisi
kognitif maupun sisi emosional.
2) Harga diri (self esteem) adalah kemampuan merasa bermartabat karena seseorang
memilki kebaikan atau nilai luhur.
3) Empati (empathy) adalah memiliki kepekaan terhadap keadaan atau penderitaan orang
lain.
4) Cinta Kebaikan (loving the good) adalah kemampuan untuk merasa senang ketika
melakukan kebaikan.
5) Kontrol Diri (self kontrol) adalah kemampuan mengendalikan diri sendiri emosi
datang dengan berlebih seperti ketika sedang marah.
6) Rendah Hati (humility) adalah keterbukaan sejati pada kebenaran dan kemauan untuk
bertindak memperbaiki kesalahan-kesalahan kita dan membantu kita mengatasi rasa
sombong.
3. Tindakan Moral (Moral Acting) adalah kemampuan untuk menggerakkan seseorang dalam
melakukan tindakan moral ataupun mencegah seseorang untuk tidak melakukannya.
Tindakan moral ini memiliki tiga komponen yaitu:
1) Kompetisi (competence) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengubah
perasaan moral menjadi tindakan moral yang efektif.
2) Keinginan (will) adalah kemampuan yang kuat untuk melakukan apa yang menurut
kita harus lakukan.
3) Kebiasaan (habit) adalah melakukan sesuatu secara berulang-ulang.Berdasarkan
pengertian pendidikan karakter dan sistem karakter maka yang dimaksud pendidikan
karakter adalah sistem pendidikan moral dan budi pekerti yang digunkan untuk
mengembangkan nilai karakter melalui proses pembentukan moral, perasaan moral
dan tindakan moral.
9
d. Laku (zelfbeheersching)
e. Pengalaman lahir dan batin (nglakoni, ngrasa) (Ki Hadjar Dewantara dalam
Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 1977: 28).
10
eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat manusia berkenaan dengan “prinsip adanya”
(principe de’etre) manusia. Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat
gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang memiliki
sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy, 1985). Aspek-aspek hakikat manusia, antara lain
berkenaan dengan asal-usulnya (contoh: manusia sebagai makhluk Tuhan), struktur
metafisikanya (contoh: manusia sebagai kesatuan badan-ruh), serta karakteristik dan makna
eksistensi manusia di dunia (contoh: manusia sebagai makhluk individual, sebagai makhluk
sosial, sebagai makhluk berbudaya, sebagai makhluk susila, dan sebagai makhluk
beragama).
11
Materialisme, Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga manusia tidak
berbeda dari alam itu sendiri. Sebagai bagian dari alam semesta, manusia tunduk pada hukum
alam, hukum kualitas, hukum sebab-akibat atau stimulus-respon. Manusia adalah apa yang
nampak dalam wujudnya, terdiri atas zat (daging, tulang, dan urat syaraf). Segala hal yang
bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah pada manusia dipandang hanya sebagai resonansi
saja dari berfungsinya badan atau organ tubuh. Pandangan hubungan antara badan dan jiwa
seperti itu dikenal sebagai Epiphenomenalisme (J.D. Butler, 1968).
Dualisme, Menurut Descartes, esensi diri manusia terdiri atas dua substansi, yaitu badan dan
jiwa. Oleh karena manusia terdiri atas dua substansi yang berbeda (badan dan jiwa) maka
antara keduanya tidak terdapat hubungan saling mempengaruhi (S.E. Frost Jr., 1957), namun
demikian setiap peristiwa kejiwaan selalu paralel dengan peristiwa badaniah atau sebaliknya.
Contohnya, jika jiwa sedih maka secara paralel badanpun tampak murung atau menangis.
Pandangan hubungan antara badan dan jiwa seperti itu dikenal sebagai Paralelisme (J.D.
Butler, 1968).
12
hidupnya masing-masing, mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama
dengan sesamanya. Selain adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran sosial pada
manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan
eksistensinya. Sehubungan dengan ini, Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial
atau makhluk bermasyarakat (Ernst Cassirer, 1987).
13
Manusia adalah makhluk yang memiliki derajat lebih tinggi daripada makhluk yang
lainnya, kemudian Pendidikan merupakan suatu proses yang dapat mengubah perilaku dan
sikap manusia dalam upaya untuk menjadi dewasa melalu pengajaran dan pelatihan dalam
pendidikan.
Istilah masyarakat dalam bahasa inggrisnya society, yang berarti kumpulan orang yang
sudah lama terbentuk, memiliki sistem sosial atau struktur sosial tersendiri dan memiliki
kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.
Menurut Paul B. Horton dan Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama tinggal di suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di
dalam kelompok atau kumpulan manusia.
Menurut Ogburn dan Nimkoff, suatu masyarakat ialah satu kelompok atau sekumpulan
kelompok-kelompok yang mendiami suatu daerah.
Sedangkan menurut Plato masyarakat merupakan refleksi dari manusia perorangan. Suatu
masyarakat akan mengalami keguncangan sebagaimana halnya manusia perorangan yang
terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur yaitu nafsu, semangat dan
intelegensia. Dalam konsep an-Nas bahwa masyarakat adalah makhluk sosial. Manusia tidak
dapat hidup sendiri dengan mengabaikan keterlibatannya dengan kepentingan pergaulan
antara sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat diartikan sebagai suatu
kelompok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah pada waktu tertentu dengan tata cara
berfikir dan bertindak yang relatif sama dengan pola-pola kehidupan yang terbentuk oleh
antar hubungan dan interaksi warga masyarakat itu dengan alam sekitar yang membuat warga
masyarakat itu menyadari diri mereka sebagi satu kesatuan (kelompok). Unsur-unsur
masyarakat antara lain:
1. Kumpulan orang
Didalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk
menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis,
angka minimumnya adalah dua orang yang hidup bersama.
2. Sudah terbentuk dengan lama.
Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti
kursi, meja dsb. Karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-
manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti.
Mereka juga mempunyai keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau
perasaan-perasaannya. Akibat hidup bersama maka timbullah sistem komunikasi
14
dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok
tersebut.
3. Sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri.
4. Memiliki kepercayaan (nilai), siap dan perilaku yang dimiliki bersama.
5. Adanya kesinambungan dan pertahanan diri.
6. Memiliki kebudayaan, sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh
karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.
Teori-teori tentang hakekat masyarakat yang berkembang dan dianut dunia pada
umumnya hingga dewasa ini adalah:
1. Teori Atomic
2. Teori Organisme
3. Teori integralistik
Menurut teori ini meskipun masyarakat sebagai satu lembaga yang mencerminkan
kebersamaan sebagai satu totalitas, namun tak dapat diingkari realita manusia sebagai
pribadi. Sebaliknya manusia sebagai pribadi selalu ada dan hidup didalam kebersamaan,
didalam masyarakat. Pelaksanaan asas-asas menurut teori integralistik adalah berdasarkan
keseimbangan antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Praktek tata kehidupan sosial
berdasarkan kesadaran nilai-nilai, norma-norma sosial yang berlaku dan dijunjung bersama
baik oleh individu sebagai pribadi, maupun oleh masyarakat sebagai lembaga.
15
Dalam masyarakat ini, manusia tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka hidup
berinteraksi dengan orang lain, dalam interaksi itulah manusia harusnya memiliki suatu etika
hidup bermasyarakat. Etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Nilai erat
hubungannya dengan masyarakat, baik dalam bidang etika yang mengatur kehidupan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan
memaknai nilai sebagai suatu yang objektif, apabila ia memandang nilai itu ada tanpa ada
yang menilainya, tetapi ada sebagian sesuatu yang ada dan menuntun manusia dan
kehidupannya. jadi nilai nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya
penilaian. Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek penilaian.
Masyarakat berdasarkan tempat hidupnya dibagi dua yaitu masyarakat kota dan
masyarakat desa. Pola hidup antara masyarakat desa dan kota pada umumnya sangat terlihat
jelas berbeda. Selain faktor lingkungan di mana mereka tinggal dalam melakukan kegiatan
sehari-hari, faktor etika dan budaya juga sangat memperlihatkan perbedaan yang ada.
Kesederhanaan misalnya, sebagian masyarakat desa terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Hal
tersebut bisa disebabkan karena pada dasarnya secara ekonomi mereka memang tidak mampu
dan secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri. Berbeda dengan masyarakat
kota yang cenderung terbiasa hidup dalam kemewahan.
Ciri khas lain yang dimiliki masyarakat desa antara lain, berbicara apa adanya.
Mereka tidak peduli apakah ucapan mereka menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena
memang mereka tidak bermaksud untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka
tanamkan. Dalam hal keuangan, masyarakat kota lebih cenderung mempublikasikannya ke
khalayak. Karena menurut mereka, status sosial dari segi materi sangat berpengaruh dalam
pergaulan. Sedangkan masyarakat desa biasanya akan menutup diri jika ada orang yang
bertanya tentang sisi kemampuan ekonomi keluarg. Apalagi jika orang tersebut belum begitu
dikenalnya. Baik secara langsung maupun tidak langsung, ketika bertemu dan bergaul dengan
orang kota, masyarakat desa cenderung memiliki perasaan minder yang cukup besar.
Biasanya mereka lebih memilih untuk tidak banyak bicara. Berbeda dengan masyarakat kota
yang cenderung agresif dalam bergaul. Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan
kebaikan orang lain yang pernah diterimanya. Balas budi yang diberikan ada orang lain tidak
selalu dalam wujud materi seperti yang kebanyakan dilakukan oleh orang kota.
16
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
1. Interaksi sosial
b. Menurut Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan
antara orang-orang secara individu,antar kelompok dan orang perorangan dengan kelompok.
Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan. Ada pun faktor-faktor yang mendasari
berlangsungnya interaksi sosial yaitu:
1) Faktor imitasi, faktor ini mempunyai peranan sangat penting dalam proses interaksi
sosial.Salah satu segi positifnya yaitu imitasi dapat membawa kaidah-kaidah yang
berlaku.
2) Faktor sugesti, yang dimaksud sugesti di sini yaitu pengaruh psikis,baik yang datang
dari dirinya maupun dari orang lain,yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya
kritik
3) Faktor identifikasi, identifikasi dalam fisiologi berarti dorongan untuk menjadi
identik(sama) dengan orang lain.
17
4) Faktor simpati, simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang
yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional,melainkan berdasarkan
penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang akan tiba-tiba
merasa tertarik pada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara
tingkah laku menarik baginya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah ini dapat disimpulkan bahwa Pendidikan mempunyai tugas untuk
menghasilkan generasi yang baik, manusia–manusia yang lebih berbudaya, manusia sebagai
individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik. . Pendidikan akan memberikan
pembaharuan-pembaharuan melalui pengajaran kepada generasi baru mengenai tujuan yang
ingin dicapai oleh masyarakat secara menyeluruh serta alat-alat pemenuhan mereka.
Pendidikan berperan aktif dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai apa yang telah
dicita-citakan oleh masyarakat, diantaranya adalah kedamaian. Dengan pendidikan, maka
kedamaian akan tumbuh dan berkembang pesat, yang selalu membawa pada etika, estetika,
dan ketenangan dalam diri seseorang yang senantiasa akan patuh terhadap peraturan-
peraturan yang berlaku.
3.2 Saran
Saran dari penulis, sebaiknya para peserta didik mempunyai hubungan baik dengan
orang-orang yang berada disekitarnya serta peserta didik hendaknya mau menerima dengan
baik pendidikan baik itu ilmu pengetahuan maupun pendidikan karakter. Selain itu, peserta
didik harus mampu menempatkan dirinya baik sebagai manusia maupun masyarakat.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/54115/14/BAB%20I%20revisi.pdf
https://www.silabus.web.id/hakikat-pendidikan/amp/
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hakikat+pendidikan&btnG=#d=gs_qabs&t=1665948970659&u=
%23p%3DAcmFaqjzuokJ
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/10398/1/FANNY%20IFFAH%20Z%20_%20KONSEP
%20PENDIDIKAN%20KARAKTER%20DALAM%20TEORI%20TRIPUSAT
%20PENDIDIKAN%20KI%20HAJAR%20DEWANTARA%20%26%20RELEVANSINYA
%20DENGAN%20PENDIDIKAN%20AKHLAK.pdf
https://smkwidyanusantara.sch.id/read/5/pendidikan-karakter-pengertian-fungsi-tujuan-dan-
urgensinya
http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2013/08/hakikat-masyarakat.html?m=1
https://www.academia.edu/45164159/
HAKIKAT_MANUSIA_DAN_HUBUNGANNYA_DENGAN_PENDIDIKAN#:~:text=Ma
nusia%20adalah%20makhluk%20yang%20memiliki,pengajaran%20dan%20pelatihan
%20dalam%20pendidikan
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hakikat+pendidikan&btnG=#d=gs_qabs&t=1665948970659&u=
%23p%3DAcmFaqjzuokJ
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/10398/1/FANNY%20IFFAH%20Z%20_%20KONSEP
%20PENDIDIKAN%20KARAKTER%20DALAM%20TEORI%20TRIPUSAT
%20PENDIDIKAN%20KI%20HAJAR%20DEWANTARA%20%26%20RELEVANSINYA
%20DENGAN%20PENDIDIKAN%20AKHLAK.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/9376/29/Bab%203.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/4312/3/BAB%20II%20FIX.pdf
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hakikat+manusia+dan+pendidikan&btnG=#d=gs_qabs&t=166594
9866484&u=%23p%3DqF5ymBDMYxEJ
http://eprints.umpo.ac.id/4312/3/BAB%20II%20FIX.pdf
https://eprints.umm.ac.id/38863/3/BAB%202.pdf
20
21