Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

“Penelitian Etnografi”

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Metodologi Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampuh: Dr. Arnidah, S.Pd,. M.Si.

Kelompok I:

Nunung Nurfajri Ainun (1741042009)

Agus Umar Dani (1741041020)

Praja Maxmelia Palaka’ (1741041008)

Fajila Ramadani (1741041002)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN (A)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Penelitian
Etnografi"
Makalah ini berisikan mataeri tentang penelitian etnografi. Harapan kami
semoga makalah ini dapat membantu dan menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, 13 September 2019

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etnografi............................................................................. 3
B. Asumsi-asumsi Penelitian Etnografi .................................................... 4
C. Jenis-jenis Penelitian Etnografi ............................................................ 5
D. Prinsip-prinsip Penelitian Etnografi ..................................................... 6
E. Prosedur Penelitian Etnografi .............................................................. 7
F. Hal yang Perlu diperhatikan dalam Penelitian Etnografi ..................... 11

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................................... 17

Daftar Pustaka .................................................................................................. 18

Lampiran .......................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etnografi merupakan cabang antropologi yang digunakan untuk
menggambarkan, menjelaskan dan menganalis unsur kebudayaan dalam suatu
masyarakat atau suku bangsa. Etnografi dalam kegaiatannya memberikan
(mengungkapkan) uraian terperinci mengenai aspek dan cara berprilaku dan cara
berpikir yang sudah membaku pada orang yang dipelajari dan dituangkan dalam
bentuk tulisan, foto, gambar atau film.
Kebudayaan meliputi segala sesuatu yang meliputi prilaku dan pemikiran
serta keyakinan suatu masyarakat. Hal yang biasa dipelajari berupa bahasa, mata
pencaharian, system teknologi, religi, organisasi social, kesenian, system
pengetahuan, bahasa dan religi. Untuk memahami unsur-unsur tersebut peneliti
biasa tinggal di masyarakat yang diteliti dalam waktu yang cukup lama untuk
mewawancarai, mengamati, dan mengumpulkan dokumen-dokumen tentang
objek yang diteliti.
Dengan membahas tulisan-tulisan tersebut, mereka berusaha untuk
membangun tingkat-tingkat perkembangan evolusi budaya manusia dari masa
manusia mulai muncul di muka bumi untuk saat ini. Mereka bekerja keras
mengungkapkan realita yang tercatat dalam suatu komunitas masyarakat dan
menyusun secara sistematis deskripsi budaya-budaya pada masyarakat tersebut.
Menjelang akhir abad ke 19 muncul pandangan baru dalam ilmu
antroplogi. Kerangka evolusi masyarakat dan budaya yang disusun oleh para teori
terdahulu kini dipandang sebagai tindakan yang tidak realistis, tidak diduknng
oleh bukti nyata. Kemudian mucul pemikiran baru bahwa seorang antropoloh
harus melihat sendiri kelompok masyarakat yang menjadi objek kajiannya, jika
dia ingin mendapatkan teori yang lebih mantap. Inilah asal mula pemikiran
tentang perlunya kajian lapangan etnografi dalam antropologi.

1
Teknik etnografi utama pada masa awal ini adalah wawancara dengan
beberapa informan sebagai kunci yaitu orang-orang tua dalam masyarakat
tersebut yang kaya dengan cerita tentang masa lampau, tentang kehidupan yang
nyaman pada masa dahulu. Prientasi teoritis para peneliti terutama berkaitan
dengan perubahan social dan kebudayan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun tertarik untuk membuat
makalah tentang penelitian etnografi, untuk mengetahui lebih dalam mengenai
penelitian etnografi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah di dalam makalah ini yaitu, sebagai berikur:
1. Apa pengertian etnografi?
2. Apa asumsi penelitian etnografi?
3. Apa yang termasuk ke dalam jenis-jenis etnografi
4. Bagaimana prinsip-prinsip penelitian etnografi?
5. Bagaimana prosedur penelitian etnografi?
6. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam penelitian etnografi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebgaai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian etnografi
2. Untuk mengetahui asumsi penelitian etnografi
3. Untuk mengetaui jenis-jenis etnografi
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penelitian etnografi
5. Untuk mengetahui prosedur penelitian etnografi
6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian
etnografi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etnografi
Secara harafiah, etnografi berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku
bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field
work) selama sekian bulan atau sekian tahun. Etnografi, baik sebagai laporan
penelitian maupun sebagai metode penelitian dianggap sebagai asal-usul ilmu
antropologi.
Ethnograpy merupakan gabungan dari dua kata yaitu ethno dan graphic.
Ethno berarti orang atau anggota kelompok sosial atau budaya, sedangkan
graphic berarti tulisan atau catatan. Jadi secara literer ethnography berarti
menulis atau catatan tentang orang atau anggota kelompok sosial budaya. Dalam
arti luas merupakan suatau studi tentang sekelompok orang untuk
menggambarkan kegiatan dan pola sosiobudaya mereka. Etnografi bukan
deskripsi tentang kehidupan masyarakat dalam keberagaman situasianya,
melainkan menyajikan pandangan hidup subjek, caara mereka memandang
kehidupannya, cara mereka memandang perilakunya, dalam keseharian, cara
mereka berinteraksi dan sebagainya. Etnografi merupakan suatu bentuk
penelitian yang terfokus pada makna sosiologis diri individu dan konteks sosial
budayanya yang dihimpun melalui observasi lapangan sesuai dengan focus
penelitian.
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok
sosial. Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, dan
kebiasaan dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah
penelitian. Etnografi adalah suatu penelitian yang terfokus pada makna sosiologi
melalui observasi pengalaman tertutup dari fenomena sosio kultural. Adapun
Etnografi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Haris seperti yang dikutip oleh cresswel, etnografi adalah suatu
dosen kualitatif dimana seorang peneliti menggambarkan dan

3
menginterpretasikan pola nilai, perilaku dan kepercayaan dan bahasa
yang dipelajari dan dianut oleh suatu kelompok budaya.
2. Menurut pendapat Spradley dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah
kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan.
3. Menurut pendapat Spindler dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah
kegiatan antropologi di lapangan.
4. Menurut pendapat Koeentjaraningrar (1985) isi karangan etnografi
adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa.
Penelitian etnografi mengutamakan adanya sense of relaties peneliti,
proses berpikir mendalam dan interpretasi atas fakta berdasarkan konsep yang
digunakan, mengembangkan kosep tersebut dengan pemahaman yang dalam
serta mengutamakan nilai-nilai yang diteliti. Penelitiaan dengan metode
etnografi memfokuskan pada pandangan subjek sebagai objek penelitian.
Penelitian etnografi biasanya mengkaji kebudayaan dalam masyarakat yang
merupakan konstruksi peneliti dari berbagai informasi yang diperoleh di
lapangan. Dalam konteks kebudayaan masyarakat, yang tergambar adalah
tingkah laku sosial masyarakat yang dilihat sebagaimana adanya.
B. Asumsi Penelitian Etnografi
Adapun asumsi penelitian etnografi, yaitu sebagai berikut:
1. Etnografi mengasumsikan kepentingan penelitian yang prinsip
terutama dipengaruhi oleh pemahaman kultural masyarakat.
Metodologi secara sungguh-sungguh menjamin bahwa pemahaman
kultural umum akan diidentifikasi untuk kepentingan peneliti.
Interpretasi menempatkan tekanan besar kepada kepentingan kasual
dari pemahaman kultural seperti itu. Focus etnografi
mempertimbangkan secara berlebihan peran persepsi budaya dan tidak
mempertimbangkan peran kasual kekuatan-kekuatan objektif.
2. Etnografi mengasumsikan suatu kemampuan mengidentifikasi
masyarakat secara relefan dari kepentingan. Masyarakat, organisisasi
formal, kelompok non formal, dan persepsi tingkat local semuanya
mungkin memainkan peran dalam banyak subjek yang diteliti, dan

4
kepentingan ini mungkin bervariasi menurut waktu, tempat, dan
masalah.
3. Etnografi mengasumsikan peneliti mampu memahami kelebihan
kultural dari masyarakat yang diteliti, menguasai bahasa atau jargon
teknis dari kebudayaan tersebut, dan memiliki temuan yang
didasarkan pada pengetahuan komprehesif dari budaya tersebut.
4. Penelitian etnografi lintas budaya menghindari resiko asumsi yang
keliru bahwa pengukuran yang ada memiliki makna yang sama lintas
budaya.
C. Jenis-jenis Etnografi
Menurut Creswell (2008: 475) penelitian etnografi memiliki beragam
bentuk. Akan tetapi, jenis utama yang sering muncul dalam laporan-laporan
penelitian pendidikan adalah etnografi realis, studi kasus, dan etnografi kritis.
1. Etnografi Realis
Etnografi realis merupakan pendekatan yang popular dikalangan
antropolog. Pendekatan ini berupaya menggambarkan situasi budaya para
partisipan secara obyektif berdasarkan informasi yang diperoleh langsung
dari para partisipan di lapangan penelitian dan dipaparkan dengan
menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Tiga ciri khas etnogradi realisis menurut Creswell (2008:457)
yaitu:
a. Peneliti mengungkapkan laporan penelitiannya melalui pandangan
orang ketiga berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan
atas partisipan dan pandangan-pandangan mereka. Peneliti tidak
melihat refleksi pribadinya dan berupaya bertindak hanya sebagai
peliput fakta-fakta.
b. Peneliti memaparkan data-data obyektif dalam bentuk informasi
yang terukut dan bebas dari afiliasi politik dan penilaian personal.
Peneliti boleh mengikutsertakan data-data tentang kehidupan sehari-
hari para partisipan yang disusun dalam kategori standar
penggambaran kultural.

5
c. Peneliti mengungkapkan pandangan para partisipan melalui kutipan
penuturan mereka yang di dedit tanpa merubah makna. Peneliti
menyatakan interpretasinya tentang gambaran kedua budaya yang
diteliti pada bagian akhir laporan
2. Studi Kasus
Sebagai bentuk etnografi, studi kasus didefinisikan yang berarti
bahwa kasus diteliti terpisah dari hal-hal lain dalam dimesi waktu, tempat,
dan batas-batas fisik tertentu. Artinya, hasil penelitian yang diperoleh
hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan
sebagai “an indepth study of one person” (Wagner, 2009).
Objek yang biasanya diteliti dengan prosedur ini memiliki
karakteristik: kasus bias berbentuk individu tunggal, beberapa individu
yang terpisah dalam sebuah kelompok khusus, sebuah program, peristiwa-
peristiwa yang berhubungan erat, atau aktivitas–aktivitas. Jadi, dalam
konteks pendidikan kasus yang diteliti bias berbentuk “Kehidupan Seorang
Guru Teladan Nasional Sebagai Pendidik”.
3. Etnografi Kritis
Etnografi kritis merupakan pendekatan penelitian yang digunakan
untuk membantu dan memberdayakan kelompok masyarakat yang
termasjinalisasi. Etnografi kritis biasanya dilakukan oleh individu
berpikiran kritis yang melalui penelitiannya ingin memberikan bantuan
melawan ketidakadilan dan penindasan.
D. Prinsip-prinsip penelitian etnografi
Dalam penelitian etnografi ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
meliputi:
1. Mempertimbangkan tentang informan. Artinya peneliti harus secara
selektif dalam memilih informan yang akan diwawancarai dan diteliti.
Peniliti harus melindungi informan dan akibat-akibat yang ditimbulkan
bila memilih mereka.
2. Mengerti informan. Mengerti disini memiliki arti bahwa peneliti harus
memperhatikan hak-hak asasi, kepentingan dan sensivitas. Seorang

6
peneliti memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka terhadap
konsekuensi yang akan muncul.
3. Menyampaikan tujuan penelitian. Peneliti harus menyampaikan kepada
informan sehingga meraka dapat membantu peneliti yang ada.
4. Melindungi privasi informan. Setiap kerahasian informan harus
dilindungi, jika informan tidak ingin disebutkan identitasnya maka
peniliti harus merahasiakan identitas mereka dan peneliti juga harus
memperhatikan keberatan-keberatan dari pihak informan.
5. Jangan mengeksploitasi informan. Peneliti tidak boleh hanya
memanfaatkan informan untuk mencapai tujuan penelitian, tetapi setelah
penelitian selesai harus memberikan balas jasa kepadanya karena telah
menjadi informan yang membantu selama penelitian berlangsung
sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.
6. Memberikan laporan kepada informan. Setelah penelitian selesai
etnografer harus memperlihatkan atau melaporkan kepada informan.
E. Prosedur Penelitian Etnografi
Penelitian etnografer berlangsung tidak secara linear, melainkan dalam
bentuk siklus. Berbagai tahapan, seperti pengumpulan data, analisis data, dan
interprets, dilakukan secara simultan dan tidak di ulang-ulang. Menurut Spradley
(1980: 22-35) siklus penelitian etnogradi mencakup enam langkah: (1) pemilihan
proyek etnografi, (2) pengajuan pertanyaan, (3) pengumpulan data, (4)
perekaman data, (5) analisis data, dan (6) penulisan laporan.
1. Pemilihan proyek etnografi
Menurut creswell (2008: 486), langkah-langkah utama pelaksanaan
penelitian adalah mengidentifikasi tujuan penelitian, desain apa yang
akan digunakan, dan bagaimana tujuan itu dihubungkan dengan maslaah
penelitian. Ketiga hal ini akan menentukan apakah proyek penelitian
yang akan dilaksanakan merupakan desain etnogradi realis, studi kasus,
atau etnografi kritis. Setelah itu, apapun desain yang dipilih, peneliti
perlu meminta izin dari otoritas lembaga atau kelompok yang akan
diteliti.

7
2. Pengajuan pertanyaan
Pekerjaan lapangan etnografi dimulai dengan pengajuan pertanyaan
etnografi. Walaupun pengajuan dilaksanakan secara intensif pada saat
wawancara, aktivitas ini pada dasarnya sudah dilakukan pada saat
observasi adalah: “Siapa yang ada di latar penelitian?”, “Apa yang
mereka lakukan?”, dan “Apa latar fisik situasi sosial tersebut?”. Setelah
itu, peneliti melanjutkan observasinya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang lebih terfokus.
3. Pengumpulan data
Tugas utama kedua seorang etnografer adalah mengumpulkan data
etnografi. Dalam etnografi, pengumpulan data dilakukan dengan
prosedur beragam (multiple procedures), dan intensitas prosedur-
prosedur itu bervariasi sesuai tipe etnografi yang dilakukan.
Dalam penelitian etnografi realis, peneliti akan tinggal bersama
dengan para partisipan dalam waktu yang relative lama. Dia akan
membuat catatan-catatan lapangan berdasarka data yang diperoleh dari
wawancara, pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegaitan
kebudayaan para partisipan, dan pengamatan atas artefak, dan simbol-
simbol.
Dalam penelitian studi kasus, sesuai dengan tujuan untuk
memeroleh pemahaman mendalam tentang suatu fenomena atau kasus,
peneliti dapat mengumpulkan data melalui wawancara, pengamatan,
dokumen, dan rekaman-rekaman audiovisual.
Dalam peneltian etnografi kritis, pengumpulan data lebih terfokus
pada kolaborasi antara peneliti dan partisipan dengan agenda
meningkatkan pemahaman para partisipan tentang situasi tertentu dalam
hidup mererka dan langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk
memperbaiki situasi itu. Kerjasama ini bias berbentuk penglihatan
partisipan dalam membuat desain penelitian, perumusan pertanyaan-
pertanyaan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Bahkan

8
partisipan mungkin saja dilibatkan secara aktif dalam penulisan laporan
akhir.
4. Perekaman data
Data etnografi yang diperoleh melalui berbagai prosedur tersebut
direkam dan diorganisasikan sebaik mungkin sesuai dengan jenis dan
bentuknya. Sebagian data dapat direkam dalam bentuk catatan lapangan.
Sebagian lagi direkam dalam bentuk foto, peta, video, dan cara-cara lain.
Yang penting rekaman-rekaman data tersebut dapat dipahami dengan
mudah ketika mengadakan analisis.
5. Analisis data
Dalam penelitian etnografi, analisis data dilakukan secara simultan
dengan pengumpulan data, karena salah satu tujuan analisis data adalah
untuk menemukan dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan spesifik yang
jawabannya dicari dalam rekaman-rekaman data yang sudah ada atau
dalam pengumpulan data berikutnya. Seiring dengan diperolehya
jawaban atas pertanyaan tersebut maka pengembangan deskripsi, analisis
tema-tema, dan penginterpretasian makna informasi juga telah
berlangsung.
Dilihat dari tahapannya, data analisis melalui empat bentuk, yaitu:
a. Analisis domain
Analisis domain digunakan untuk memeroleh gambaran umum atau
pengertian menyeluruh tentang objek penelitian atau situasi sosial.
Hasil yang diharapkan adalah pengertian di tingkat permukaan
mengenai domain atau kategori-kategori konseptual tertentu.
Analisis ini dilakukan enam tahap (Moleong, 2004; 149-150):
1) Memilih salah satu dari Sembilan hubungan semantic yang
bersifat universal jenis, spasial, sebab-akibat,
rasional/alasan, lokasi, fungsi, cara mencapai tujuan,
urutan/tahap, dan karakteristik/pelabelan/pemberian nama.
2) Menyiapkan lembar analisis domain.

9
3) Memilih salah satu sampel catatan lapangan terakhir untuk
memulai analisis.
4) Memberi istilah acuan dan istilah bagian yang cocok
dengan hubungan semantic dari catatan lapangan.
5) Mengulangi usaha pencarian domain hingga semua
hubungan semantic habis.
6) Membuat daftar domain yang telah teridentifikasi
b. Analisis taksonomi
Analisis ini digunakan untuk menjabarkan domain-domain yang
dipilih menjadi rinci untuk mengetahui struktur internalnya. Hal ini
dilakukan melalui pengamatan yang lebih terfokus.
Analisis ini dilakukan dalam tujuh tahap, yaitu:
1) Memilih satu domain untuk dianalisis
2) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantic yang
sama yang digunakan untuk domain itu
3) Mencari tambahan istilah bagian
4) Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang
dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang
sedang dianalisis
5) Membentuk taksonomi sementara
6) Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis
yang telah dilakukan
c. Analisis komponensial
Analisis ini dilakukan secara wawancara atau pengamatan terpilih
untuk memperdalam data (mencari ciri spesifik setiap struktur
internal) yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah
pertanyaan kontras atau mengontraskan antar elemen dalam suatu
domain.
d. Analisis tema kultural
Analisis ini dilakukan dengan cara mencari benang merah diantara
domain untuk memeroleh tema-tema seperti nilai-nilai, premis,

10
etos, pandangan dunia, atau orientasi kognitif (Sarwono, 2006:
243). Analisis ini berpangkal pada pandangan bahwa segala
seseuatu yang diteliti pada dasarnya merupakan sesuatu yang utuh
atau tidak terpecah-pecah.
6. Penulisan laporan
Penulisan laporan merupakan tugas utama terakhir seorang peneliti
etnografi. Karena penelitian etnografi melibatkan suatu open-ended
enquiry, mungkin saja peneliti diharuskan mengadakan analisis yang
lebih intensif jika pada saat menulis laporan dia menemukan pertanyaan-
pertanyaan baru yang membutuhkan observasi lebih lanjut.
Laporan penelitian harus disesuaikan dengan tipe penelitian yang dilakukan.
Etnografi realisis ditulis sebagai laporan yang objektif tentang kelompok
sosial yang diteliti.
F. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penelitian Etnografi
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian etnografi, yaitu:
1. Mempersiapkan Instrumen
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrument juga
harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan
penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan (Sugiyono,2010:222) .
Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi terhadap
perencanaan metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap
bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian,
baik secara akademik maupun logistic. Yang melakukan validasi adalah
peneliti sendiri melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap
metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang
diteliti,sertai kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, instrument utamanya adalah peneliti
sendiri, namun selanjutnya setelah focus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang
diharapkan melengkapi data dan membandingkan data yang telah

11
ditentukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun di
lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and
selection melakukan pengumpulan data,analisis dan membuat
kesimpulan.
Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data maka
teknik pengumpul data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),
interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan
keempatnya.
2. Teknik pengumpulan Data dengan Observasi
Sanafiah faisal dalam Sugiyono (2010:26) mengklasifikasikan
observasi menjadi observasi berpatisipasi . Observasi terus terang atau
tersamar dan observasi yang tak berstruktur. Spadly (1998) membagi
observasi berpartisipasi menjadi empat yaitu observasi pasif, observasi
yang moderat, observasi yang aktif, dan observasi yang lengkap.
3. Menetapkan Seorang Informan
Menurut Spedley(1997:35) Seorang informan adalah seorang
pembicara asli yang berbicara dengan mengulang kata-kata,frasa dan
kalimat dalam bahasa atau dialeknya sebagai model imitasi dan sumber
informasi. Informan merupakan pembicara asli. Informan memberikan
model untuk dicontoh oleh etnografer. Etnografer ingin belajar
menggunakan bahasa asli dengan cara yang dilakukan oleh informan.
Informan merupakan sumber informasi. Informan merupakan sumber
informasi mengenai apa yang mereka ketahui tentang budaya atau
kehidupannya, dan tugas peneliti adalah mendeskripsikan apa yang
diketahui informan untuk disampaikan kepada sejawat.
Tantangan besar dalam melakukan etnografi adalah untuk
memulai, mengembangkan, dan mempertahankan hubungan dengan
informan yang produktif (Spredley 1997:59). Mengacu pada uraian
tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam melaksanakan penelitian
etnografi, kita harus mencari informan yang betul-betul mampu
memberikan data yang lengkap.

12
Keberhasilan sebuah penelitian etnografi bergantung banyak factor
salah satunya adalah informan. Pemilihan seorang informan sangat
penting karena ia yang akan diajak bekerja sama untuk mengumpulkan
data. Banyak peneliti yang tidak berhasil karena kegagalannya dalam
menemukan informan yang baik, yaitu seorang yang membantu
etnografer dalam mempelajari budaya informan pada waktu yang sama
juga belajar mengenai keterampilan mewawancarai.
Untuk menghasilkan data yang baik,informan yang dipilih harus
memenuhi syarat. Spedly (1997:11) mengemukakan persyaratan minimal
untuk memilih informan yang baik antara lain.
a. Enkultturasi penuh
b. Keterlibatan langsung
c. Suasana budaya yang tidak dikenal
d. Cukup waktu
e. Nonanalitis

Salah satu prinsip-prinsip etika menurut The American


Anthropological Association adalah sebagai berikut:

a. Mempertimbangkan informan terlebih dahulu.Seorang


informan harus memperhatikan kesejahteraan fisik, social,
psikologi, dan menghormati informan tersebut.
b. Mengamankan hak-hak, kepentingan, dan sensivisitas in
forman.
c. Menyampaikan Tujuan Penelitian
d. Melindungi Privasi Informan
e. Jangan Mengeksploitasi Informan
f. Memberikan laporan kepada informan
4. Pelaku/Subjek
Seorang pelaku adalah seseorang yang menjadi objek pengamatan
dalam suatu setting alam. Etnografer seringkali menggunakan
pengamatan terlibat sebagai suatu strategi untuk mendengarkan

13
masyarakat dan menyaksikan mereka dalam setting yang wajar . Dengan
demikian orang-orang yang mempelajari menjadi pelaku dan pada saat
yang sama menjadi informan. Wawancara informan dapat dilakukan
sambil melakukan pengamatan. Subjek merupakan pelaku utama, dan
dari data ini peneliti menguji hipotesisnya, dia merupakan pelaku utama
dan biasanya digunakan untuk menguji.
5. Enkulturasi Penuh
Enkulturasi merupakan proses alami dalam mempelajari suatu
budaya tertentu. Informan yang potensial tingkat enkulturasi mereka
bervariasi. Informan yang baik mengetahui budayanya yang baik.
Semakin terenkulturasi secara penuh, maka semakin baik informan itu.
Misalnya seseorang yang bekerja sebagai masinis selama dua puluh lima
tahun merupakan pilihan terbaik dibandingkan dengan seorang yang
bekerja selama dua tahun.
6. Mewawancarai seorag informan
Wawancara etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan
(speech even) yang khusus. Setiap kebudayaan mempunyai banyak
kesempatan social yang terutama diidentifikasikan dengan jenis
percakapan yang terjadi.
7. Membuat catatan etnografis
Dalam melakukan penelitian etnografi dengan pendekatan “ Alur
penelitian maju bertahap” adalah mulai mengumpulkan catatan
penelitian. Bahkan sebelum melakukan kontak dengan informan,
etnografer akan mempunyai berbagai kesan,pengamatan, dan keputusan
untuk dicatat. Ketika melakukan penelitian pada suatu komunitas asing,
maka dibutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum
wawancara sistematis dengan seorang informan.
8. Bahasa dan catatan etnografis
Sebuah catatan etnografis meliputi catatan lapangan,alat
perekam,gambar,artefak,dan benda lain yang mendokumentasikan
suasana budaya yang dipelajari. Sebagaimana diungkapkan oleh frake

14
(1964:111) sebuah deskripsi suatu kebudayaan etnpgrafi dihasilkan oleh
sebuah catatan etnografis dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam
suatu masyarakat dalam suatu periode.
Terdapat 2 prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat catatan
etnografis
a. Prinsip identifikasi bahasa
Prinsip identifikasi bahasa, prinsip ini dapat
ditegaskan secara sederhana untuk mengidentifikasi bahasa
yang digunakan pada masing-masing judul catatan
lapangan. Dalam menuliskan sesuatu dalam catatan
lapangan menggunakan metode identifikasi yakni penulisan
beberapa hal dalam kurung,tanda kutip,tanda kurung besar.
Tujuannya adalah agar didapatkan catatan etnografi yang
menggambarkan berbagai perbedaan yang sama dalam
penggunaan bahasa sebagaimana situasi lapangan yang
actual.
b. Prinsip harfiah.
Prinsip Harfiah yaitu mencatat kata-kata / kalimat-
kalimat yang diucapkan oleh masyarakat. Agar etnografer
mendapatkan kata/kalimat secara lengkap yang diucapkan
oleh masyarakat, ia perlu membawa alat perekam.
9. Jenis-jenis catatan etnografi
Adapun jenis-jenis catatan etnografi antara lain:
a. Laporan Ringkas
Semua catatan yang dilakukan selama wawancara actual atau
observasi lapangan menunjukan sebuah versi ringkas yang
sesungguhnya terjadi. Misalnya peneliti mengamati informan yang
sedang melakukan pekerjaannya, peneliti mencatat hal-hal yang
dilakukan seorang informan.

15
b. Laporan yang diperluas
Setelah etnografer melakukan catatan lapangan ringkas secepat
mungkin ia harus menuliskan secara detail dan mengingat kembali
berbagai hal yang tidak tercatat secara cepat. Kata-kata dalam kalimat
kunci yang tercatat dapat berperan sebagai pengingat yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu laporan yang diperluas. Ketika
memperluas laporan, pembicara yang berbeda harus diidentifikasikan
dan statemen dengan alat perekam perlu dijabarkan secara penuh.
Penjabaran dan uraian dari catatan lapangan dan wawancara tersebut
itulah yang disebut laporan yang diperluas.
c. Jurnal penelitian lapangan
Etnografer perlu membuat jurnal, jurnal tersebut berisi tentang suatu
catatn mengenai pengalaman, kekuatan-kekuatan, kesalahan,
kebingungan, terobosan-terobosan dan berbagai permasalahan yang
muncul selama penelitian lapangan. Jurnal ini meliputi berbagai reaksi
terhadap informan dan perasaan yang dirasakan peneliti terhadap orang
lain. Tiap jurnal sebaiknya diberi tanggal. Jurnal akan menjadi sumber
ketika etnografer mulai menuliskan studi itu, jurnal akan menjadi
sumber data yang sangat penting.
d. Analisis dan Irterpretasi
Data-data yang diperoleh melalui wawancara catatan lapangan dan
telah dimasukkan dalam jurnal, dianalisis dan dijadikan dasar untuk
menginterpretasikan mengenai pandangan budaya yang dipelajari.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etnografi merupakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif yang
bertolak dari ilmu antropologi. Pendekatan ini menggunakan pendekatan
dalam perspektif budaya sebagai way of life dalam mengkaji suatu
permasalahan. Penelitian ini bersifat mendalam dan peneliti langsung
bersinggungan dengan permasalahan yang diteliti dengan mencari
informan dari lingkungan yang terlibat dengan masalah yang ada.
Penelitian etnografi memiliki beragam jenis diantara: etnografi
realis, studi kasus, dan etnografi kritis. Prosedur penelitian etnografi
adalah pemilihan proyek etnografi, pengajuan pertanyaan, pengumpulan
data, perekaman data, analisis data, dan penulisan laporan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian etnografi anatara
lain: mempersiapkan instrument, menetapkan seorang informan,
pelaku/subjek, enkurasi penuh, mewawancarai informan, membuat
catatan, bahasa, dan catatan etnografi, dan jenis-jenis catatan etnografi
B. Saran
Dalam melakukan penelitian etnografi diharapkan bagi peneliti
menyediakan kebutuhan financial yang memadai, karena penelitian ini
membutuhkan waktu yang cukup lama, selain itu peneliti juga harus benar-
benar memahami tentang penelitian etnografi dan hal-hal apa saja yang
harus diperhatikan terutama dalam pemilihan informan karena informan
menentukan tingkat keberhasilan penelitian

17
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Muri. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan.

Jakarta: Jaya Pranamedia Group

https://www.academia.edu/12000760/Penelitian_Etnografi

https://www.academia.edu/38143708/Metode_Penelitian_Etnografii

https://id.scribd.com/document/350254296/Makalah-Penelitian-Etnografi

http://repository.uin-malang.ac.id/1570/1/1570.pdf

http://fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/7.4_Etnografi.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/19760731
2001121-ADE_SUTISNA/TENTANG_ETNOGRAFIx.pdf

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai