Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REVIEW

“METODE ETNOGRAFI”
(James P. Spradley)

NAMA : DWI RATNA SARI

NIM : (3181122009)

DOSEN PENGAMPU : Dr. Ratih Baiduri, M,Si.

MATA KULIAH : Metode Penelitian Antropologi

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan
salah satu dari 6 tugas yaitu Critical Book Review dalam mata kuliah Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian
Antropologi yang telah memberikan tugas ini.

Saya berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan hasil yang
terbaik. Jikalau ada kekurangan dalam penulisan, mohon penyampaian kritik dan saran yang
membangun agar kelak saya dapat memperbaiki dan memberikan yang terbaik kedepannya.
Semoga tugas yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi saya, maupun setiap orang yang
membacanya.

8 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.................................................................................................................................3

A. Rasionalisasi pentingnya CBR......................................................................................................4

B, Tujuan Menulis Critical Book Report...........................................................................................4

C. Manfaat Critical Book Report.......................................................................................................4

D. Identitas Buku...............................................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN...................................................................................................................................4

A. Excecutive Summary.................................................................................................................5

B. Pembahasan Isi Buku.................................................................................................................6

BAB III................................................................................................................................................17

PENUTUP...........................................................................................................................................17

A. Kesimpulan..............................................................................................................................17

B. Rekomendasi...............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR


Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkannya
dengan buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan
informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari buku yang lain.

B, Tujuan Menulis Critical Book Report


 Mengulas isi sebuah buku.

 Mengetahui informasi sebuah buku.

 Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi  yang ada
disetiap buku.

C. Manfaat Critical Book Report

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Antropologi

 Untuk menambah pengetahuan tentang buku.

 Untuk mengetahui banyak hal tentang buku.

D. Identitas Buku
Judul : Metode Etnografi

Pengarang : James P. Spradley

Penerbit : TIARA WACANA

Kota Terbit : Yogyakarta

Cetakan : Edisi Kedua

ISBN : 979-8120-69-8

BAB II
PEMBAHASAN

A. Excecutive Summary
Sebagai seorang antropolog. Spradly dengan sederhana dan mudah dipahami,
memperkenalkan wawancara sebagai konsep penring teknik utama untuk pengumpulan data
dalam metode penelitian kualitatif. Dua tujuan utama yang harus dicapai ketika melakukan
proses wawancara adalah: (1) membangun dengan orang-rorang yang diwawancarai dan (2)
mendapatkan informasi bermakna yang dibutuhkan. Ketika membangun hubungan dengan
informan, sebenarnya adalah
sebuah proses yang memiliki empat tahap:
1. Tahap Kebimbangan atau kekuatiran. Saat mengawali hubungan,hampir semua
pewawancara dan orang yang diwawancarai memilikiunsur ketidakpastian, hal itu yang
menyebabkan perasaan bimbangdan kuatir. Perasaan itu juga dimiliki oleh para peneliti.
2. Tahap Eksplorasi. Saat hubungan mulai terbangun, peneliti dansubjek menjadi lebih
nyaman satu sama lain.
3. Tahap kerjasama. Di sini, kedua pihak mulai membangun salingpercaya dan sebagai
hasilnya terjalinlah kerjasama.
4. Tahap partisipasi. Sebagai tahap terakhir dalam menjalinhubungan. Setelah beberapa
waktu yang dihabiskan bersama-sama,informan mulai memperlihatkan perannya sebagai
guru kepadapeneliti. Pada tahap ini, partisipasi secara sempurna tercapai.
Setelah tahap-tahap tersebut, Spradley melanjutkan tahapan penelitian dengan
menggambarkan dan menganalisis berbagai jenis pertanyaan etnografis yang diberikan
pewawancara dan merangkum jawaban yang muncul dan informasi apa yang harus diperoleh
dari orang orang yang diwawancarai. Proses inilah yang membuka peluang diajukannya
pertanyaan-pertanyaan probing untuk mendapatkan informasi secara lebih mendalam.
Spradley memberikan contoh berbagai pertanyaan deskriptif. Sekaligus menawarkan metode
praktis bagi peneliti pemula wawancara etnografis. Sebagaimana disebutkan sebelumnya,
bahwa dalam wawancara etnografis selalu melibatkan dua proses yang berbeda namun saling
melengkapi, yaitu: membangun hubungan dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Proses membangun hubungan,adalah upaya mendorong informan untuk berbicara tentang
budaya mereka. Proses mendapatkan informasi mendorong perkembangan hubungan. Pada
tahapan ini kita akan mengkaji proses membangun hubungan dan mendiskusikan “nature”
dari bentuk dan sifat pertanyaan etnografis, terutama pertanyaan yang deskriptif.
B. Pembahasan Isi Buku
Bagian II : Alur Penelitian Maju Bertahap
LANGKAH I : MENETAPKAN INFORMAN
Walaupun hampir semua orang dapat menjadi informan ,namun tidak setiap orang
dapat menjadi informan yang baik . Hubungan anatara etnografer dengan informan penuh
dengan kesulitan . Salah satu tantangan besar dalam melakukan etnografi adalah memulai
,mengembangkan,dan mempertahankan hubungan dengan informan produktif .
Interaksi kepribadian antara informan dengan etnografer juga mempunyai pengaruh
yang dalam terhadap wawancara . Perbedaan kepribadian tidak selalu dapat diatasi .
Mewawancarai informan bergantung pada sejumlah keterampilan interpersonal , termasuk
disini adalah mengajukan pertanyaan ,mendengarkan ,mengambil sikap pasif,menampakkan
minat verbal terhadap orang lain ,dan menunjukkan minan dengan kontak mata serta cara
nonverbal lainnya.
Dalam melakukan wawancara dengan informan ,hal yang paling penting adalah
,bahwa informan harus memenuhi 5 syarat yaitu:
1. Enkulturasi penuh : proses alami dalam mempelajari suatu budaya tertentu
2. Keterlibatan langsung : etnografer harus melihat secara cermat keterlibatan langsung
yang dialami oleh calon informan.
3. Suasana budaya yang tidak dikenal
4. Cukup waktu : dalam memperkirakan lama waktu wawancara yang dapat diberikan
oleh seseorang .
5. Non analitik : informan yang pandai dalam bidang ilmu-ilmu sosial dapat belajar
untuk menjawab pertanyaan dengan cara non-analitis.
LANGKAH II : MEWAWANCARI INFORMAN
wawancara etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan yang khusus .semua
percakapan mempunyai aturan budaya untuk memulai, mengakhiri,bergiliran,mengajukan
pertanyaan ,berhenti sejenak ,dan berapa jarak antara orang satu dengan yang lainnya .
Percakapan persahabatan
unsur-unsur dalam percakapan persahabatan :
1. Sapaan
2. Tidak ada tujuan yang eksplisit
3. Menghindari pengulangan
4. Mengajukan pertanyaan
5. Menunjukan minat
6. Menunjukam ketidaktahuan
7. Bergiliran.
8. Penyingkatan
9. Waktu sela
10. Penutupan.
Wawancara Etnografis
Ada 3 unsur yang eksplisit dalam wawancara etnografis yaitu:
1. Tujuan yang eksplisit
2. Penjelasan etnografis
3. Pertanyaan etnografis

LANGKAH III : MEMBUAT CATATAN ETNOGRAFIS


Langkah berikutnya adalah mulai mengumpulkan catatan penilitian . dalam langkah
ini kami akan mempelajari sifat dasar suatu catatan etnografis dan membahas beberapa
langkah praktis untuk membuat catatan itu menjadi catatan yang sangat bermanfaat dalam
analisis dan penulisan .
Bahasa dan catatan etnografis
Suatu catatan etnografis meliputi catatan lapangan ,alat perekam , gambar, artefak, dan
benda-benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari .
Prinsip identifikasi bahasa
Prinsip ini dapat ditegaskan secara sederhana untuk : mengidentifikasikan bahasa yang
diganakan untuk masing-masing judul catatan lapangan . Karena pentingnya memilih
bahasa ,maka bila etnografer menuliskan sesuatu dalam catatan lapangannya .
Jenis-jenis catatan Lapangan Format yang dianjurkan berikut ini menunjukan penyusunan
suatu catatan lapangan :
1. Laporan ringkas
2. Laporan yang diperluas
3. Jurnal penelitian lapangan
4. Analisis dan interpretasi
LANGKAH IVMENGAJUKAN PERTANYAAN DESKRIPTIFPROSES HUBUNGAN
Hubungan merujuk pada suatu hubungan harmonis antara etnografer dengan
informan. Hal ini berarti bahwa pengertian dasar dari suatu kepercayaan telah berkembang
sehingga memungkinkan adanya arus informasi secara bebas. Baik etnografer maupun
informan mempunyai perasaan yang positif terhadap wawancara, dan bahkan mungkin
menikmatinya. Oleh karena hubungan yang harmonis didefenisikan secara budaya dalam
setiap masyarakat, maka tidaklah mungkin untuk mengidentifikasi berbagai persyaratan
umum yang dapat membangun hubungan.
KEPRIHATINAN
Wawancara etnografis selalu dimulai dengan perasaan ketidakpastian, perasaan
keprihatinan. Perasaan ini muncul baik pada etnografer yang sudah berpengalaman maupun
pemula. Keprihatian yang ekstrim memang jarang terjadi, tetaapi perasaan ketidakpastian
yang menyertai kontak pertama dalam satu atau dua kali wawancara merupakan hal yang
biasa. Informan tidak mengerti apa yang diharapkan, tidak memahami secara sungguh-
sungguh tujuan dan motif yang ada pada diri etnografer. Baik etnografer maupun informan
tidak yakin bagaimana orang lain akan mengevaluasi jawaban yang diberikan.
PENJAGAAN
Keprihatinan biasanya memberikan jalan secara cepat ke arah penjagaan. Dalam
tahap proses hubungan ini, baik etnografer maupun informan mulai mencoba hubungan yang
baru. Secara bersama-sama mereka mencoba menemukan bagaimana orang lain itu
sebenarnya dan apa yang diharapkan oleh orang lain dari hubungan yang terjalin.
KERJA SAMA
Dalam berjalannya waktu proses hubungan akan bergerak ke tahapan berikutnya,
yaitu kerja sama (cooperation). Beberapa informan sering kali bekerja sama sejak awal
wawancara yang pertama, tetapi tahapan ini melibatkan kerja sama yang lebih kompleks yang
didasarkan pada rasa saling percaya. Dengan hilangnya ketidakpastian maka etnografer dan
informan mengetahui apa yang diharapkan dari masing-masing pihak.
PARTISIPASI
Tahapan akhir dari proses hubungan adalah partisipasi. Setelah berminggu-minggu
bekerja secara rapat dengan informan kadang-kadang suatu dimensi baru ditambahkan ke
dalam hubungan itu, satu dimensi yang di dalamnya informan mengenal dan menerima peran
mengajar dari etnografer itu.
BEBERAPA PERTANYAAN ETNOGRAFIS
Ketika mempelajari kebudayaan lain, ada tiga cara untuk menemukan permasalahan.
Pertama, etnografer dapat mencatat pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh orang-orang
dalam kehidupan setiap hari. Kedua, etnografer dapat meneliti secara langsung pertanyaan-
pertanyaan yang digunakan oleh para partisipan dalam suatu lingkup kebudayaan. Ketiga,
dengan cara sederhana meminta informan untuk membicarakan suatu lingkup budaya
tertentu.
PERTANYAAN DESKRIPTIF
Pertanyaan deskriptif mengambil “keuntungan dari kekuatan bahasa untuk
menafsirkan setting” (Charles O, Frake 1964a:143). Etnografer perlu untuk mengetahui
setidaknya satu setting yang didalamnya informan menjalankan aktivitas rutinnya.
1. PERTANYAAN GRAND TOUR
Suatu pertanyaan grand tour mendalihkan suatu pengalaman yang di alami oleh
etnografer ketika kali pertama mempelajari suatu lingkup budaya.
1.1. Pertanyaan Grand tour Tipikal. Dalam bentuk ini, etnografer meminta deskripsi
perihal bagaimana berbagai hal itu biasanya terjadi.
1.2. Pertanyaan Grand Tour Spesifik. Pertanyaan jenis ini merupakan suatu pertanyaan
spesifik mengenai hari ini, serangkaian peristiwa yang paling baru, atau yang paling
diketahui oleh informan.
1.3. Pertanyaan Grand Tour Terbimbing. Meminta informan untuk memberikan jawaban
grand tour aktual.
1.4. Pertanyaan Grand Tour Yang Berhubungan Dengan Tugas. Meminta informan untuk
melakukan beberapa tugas sederhana yang membantu deskripsi.
2. PERTANYAAN MINI-TOUR
Pertanyaan mini-tour identic dengan pertanyaan grand tour yang berkaitan dengan unit
pengalaman yang jauh lebih kecil.
3. PERTANYAAN CONTOH
Dalam kebanyakan kasus, pertanyaan contoh bersifat lebih spesifik. Pertanyaan ini
mengambil beberapa tindakan atau peristiwa tunggal yang diidentifikasikan oleh
informan dan meminta suatu contoh.
4. PERTANYAAN PENGALAMAN
Tipe pertanyaan ini sekedar menanyakan kepada informan mengenai pengalaman apa
pun yang mereka miliki dalam beberapa setting tertentu.

5. PERTANYAAN BAHASA ASLI


Pertanyaan-pertanyaan bahasa asli di desain untuk meminimalisir pengaruh kemampuan
informan untuk menerjemahkan. Karena pertanyaan deskripsi merupakan langkah
pertama untuk menemukan berbagai pertanyaan yang lebih relevan secraa kultural,
pertanyaan deskripsi ini kadang-kadang berisi kata-kata dan kalimat-kalimat yang jarang
digunakan oleh informan.

LANGKAH VMELAKUKAN ANALISIS WAWANCARA ETNOGRAFISANALISIS


ETNOGRAFIS
Analisis Etnografis merupakan penyelidikan berbagai bagian itu sebagaimana yang
dikonseptualisasikan oleh informan. Sering kali, di luar kesadaran mereka, etnografer harus
mempunyai cara untuk menemukan pengetahuan yang masih terpendam ini.
SIMBOL
Semua makna budaya diciptakan dengan menggunakan simbol-simbol. Semua kata
yang digunakan informan dalam menjawwab pertanyaan pada wawancara yang pertama
adalah simbol-simbol. Simbol adalah objek atau peristiwaa apa pun yang menunjuk pada
sesuatu.
SISTEM MAKNA
Satu prinsip penting dalam wawancara etnografis, yaitu jangan tanyakan maknanya,
tetapi tanyakanlah kegunaannya.
DOMAIN
Kategori simbolik apa pun yang mencakup kategori-kategori lain merupakan suatu
domain. Semua anggota dari suatu domain setidaknya sama-sama memiliki satu gambaran
makna.
STRUKTUR DOMAIN
Unsur pertama dalam struktur sebagai domain adalah istilah pencakup (cover term).

BAB VIMEMBUAT ANALISIS DOMAIN


Pada bab ini kita mempelajari beberapa prosedur untuk menemukan domain-domain serta
pertanyaan-pertanyaan struktural yang relevan secara budaya. Prosedur-prosedur yang
disebut analisis domain tersebut terdiri atas enam langkah yang saling berkaita, yakni :
1. Memilih satu hubungan semantic tunggal.
2. Menyiapkan satu kertas kerja analisis domain.
3. Memilih satu sampel dari beberapa statemen informan.
4. Mencari istilah-istilah pencakup serta istilah-istilah tercakup yang benar-benar sesuai
dengan hubungan semantk itu.
5. Memformulasikan pertanyaan-pertanyaan struktural untuk masing-masing domain.
6. Membuat daftar semua domain yang telah dihipotesiskan.

Langkah VIIMENGAJUKAN PERTANYAAN STRUKTURAL


TUJUAN :
1. Untuk mengidentifikasikan berbagai jenis petanyaan struktural.
2. Untuk mempelajari bagaimana menggunakan struktural alam etnografi.
3. Untuk menguji dominan-dominan yang telah dihipotesisikan dan menemukan istilah-
istilah tercangkup yanglain untuk dominan-dominan itu dengan mengajuka
pertanyaan-pertanyaan struktural.

BEBERAPA PRINSI UNTUK MENGAJUKAN PERTANYAAN STRUKTURAL


Pertanyaan struktural adalah untuk disesuaikan dengan informan, di hubungkan
dengan jenis-jenis pertanyaanyang lain. Adapun prinsip-prinsip dalam mengajukan
pertanyaan struktural yaitu :
 PRINSIP KONKUREN
Ajukan pertanyaan-pertanyaan struktural secara konkret dengan pertanyaan deskriptif.
Pertanyaan struktural ini bersifat melengkapi, bukan menggantikan pertanyaan deskriptif.
Prinsip konkret berarti bahwa yang terbaik adalah menggantikan berbagai tipe pertanyaan
dalam masing-masing wawancara.
 PRINSIP PENJELASAN
Pertanyaan struktural sering kali menuntut penjelasan,. Walapun percakapan bisa di penuhi
dengan pertanyaan-pertanyaan struktura dalam satu bentuk atau bentuk lainnya,
 PRINSIP PENGULANGAN
Pertanyaan struktural harus di ulang berkali-kali untuk memperoleh semua istilah tercangkup
dalam satu dominan. Salah satu alasan mengajukan pertanyaan struktural secara konkuret
dengan pertanyaan deskriptif adalah untuk mengurangi kebosanan dan kemajuan yang dapat
muncul jika dilakukan pengulangan yang konstan.
 PRINSIP KONTEKS
Ketika mengajukan pertanyaan struktural, beri informan kontekstual. Penambahan informasi
yang kontekstual akan memperluas suatu pertanyaan struktural. Penambahan ini akan
memantu megingat dan menghindari masalah takkala informan merasa sedang di uji dengan
rangkaian pertanyaan singkat.
 PRINSIP KERANGKA KERJA BUDAYA
Etnografer harus mengucapkan pertanyaan-pertanyaan struktural dalam batasan budaya dan
juga dalam bataan personal.
JENIS JENIS PERTANYAAN STRUKTURAL
1. Pertanyaa Pembuktian
Pertanyaan pembuktian meminta informan untuk menengaskan atau melemahkan hipotesis
mengenai suatu dominasi bahasa penduduk asli.
2. Peratanyaan istilah pecangkup
Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang paling sederhana digunakan dapat di ajukan kapan
saja sepanjang anda mempunyai suatu istilah pecangkupan.
3. Pertanyaan istilah tercangkup
Pertanyaan istilah tercangkup sering kali sulit di ajukan. Jika ada hanya mempunyai satu
istilah, pertanyaan itu dapat membingungkan informasi.
4. Pertanyaan kerangka subtitusi
Krangka subtitusi merupakan suatu cara untuk mengajukan pertanyaan struktural.
Pertanyaan ini dibngun dari satu steatment biasa yang digunakan oleh informan.

Langkah VIIMEMBUAT ANALISIS TAKSONOMIK


Tujuan
1. Untuk memilih satu fokus yang bersifat sementara untuk membuat analisis mendalam.
2. Untu memahami berbagai taksonomi rakyat dan bagaimana taksonomi itu
mengorganisir domain.
3. Untuk memperlajari bagaimana membuat analisis taksonomik
4. Untuk membangun suatu taksonomi rakyak untuk satu domain atau lebih dengan
mempelajari mengikuti langkah-langkah dalam mengerjai analisis taksonomi .
MEMILIH FOKUS SEMENTARA
Melaui satu anologi sementara, kita dapat memperoleh prespektif yang lebih baik mengenai
sifat dasar penelitian etnografi. Dengan melakukan suatu analis domain secara cermat, anda
mulai mengidentifikasikan kontak- kontak simbol. Kemudia anda memformulasika berbagai
pertanyaan stuktura dan ini akan lebih banyak memberi penemuan kotak-kotak simbol
TAKSONOMI BAHASA PENDUDUK ASLI
Seperti satu domain, sautau taksonomi bahasa asli yang di teliti merupakan serangkaian
katagori yang diorganisir atas dasar satu hubungan semantik tuggal. Taksonomik memiliki
perbedaan dengan doamain hanya dalam satu sal yakni, bahwa taksonomik menunjukan
hubungan di antara semua istilah bahasa asli dalam satu domain.
ANALISIS TAKSONOMIK
Dalam langkah V analisis etnografis telah di defenisiskan sebagai suatu pencarian
bagian-bagian dari suatau kebudayaan dan hubungan dari berbagai bagian itu dengan
keseluruhannya. Sekarang, dengan analisis taksonomik kita akan mengarahkan perhatian kita
pada struktur internal dari domain-domain.
Etnografer yang telah berpengalaman sering kali mengkombinasikan analisis dominan
dan analisis taksonomik menjadi sutau proses tunggal. Tetapi, dalam upaya untuk belajar
melakukan penggabungan itu, sangat baik jika di lakukan seca terpisah.
Langkah 1 : pilihlah suatu domain untuk analisi taksonomik
Langkah 2 ; identifikasikan kerangka subtitusi yang tepat untuk analisis.
Langkah 3 : carilah subset yang memungkinkan di antara beberapa istilah tercangkup.
Langkah 4 :carilah domain yang lebih besar, lebih inklusif yang dapat masuk ke dalam suatu
subset yang anda analisis.
Langkah 5 : buatlah taksonomik sementara.
Langkah 6 : formulasikan pertanyaan struktural untuk membuktikan berbagai hubungan
taksonomik dam memperoleh berbagai istilah baru.
Langkah 7 : lakukam wawancara struktural tambahan.
Langkah 8 : buatlah suatu taksonomik yang lengkap.
Analisa taksonomik mendorong penemuan subset-subset dan berbagai hubungan dia
natarasubset-subset ini.
LANGKAH IXMENGAJUKAN PERTANYAAN KONTRAS
Tujuan
1. Untuk memahami prnsip-prinsip penemuan utama dalam studi makna budya.
2. Untuk mempelajari cara-cara untuk menemukan berbagai kontras atau
perbedaanberbagai simbol budaya
3. Untuk menginformulasikan dan menggunakan berbagai pertanyaan kontras.
PRINSIP-PRINSIP PENEMUAN DALAM STUDI MAKNA
1. Peinsip Relasional
2. Prinsip Kegunaan
3. Prinsip Kemiripan
PERTANYAAN KONTRAS
1. Pertanyaan pembuktian perbedaan
2. Pertanyaan perbedaan langsung
3. Pertenyaan perbedaan diadik
4. Pertanyaan perbedaan Triadik
5. Pertanyaan perbedaan rating.

LANGKAH X MEMBUAT ANALISIS KOMPONEN


Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai atribut (komponen
makna) yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya. Apabila seorang etnografer
menemukan beberapa kontras di antara anggota suatu kategori, maka hal yang terbaik adalah
jika kontras ini dianggap sebagai atribut komponen makna dari suatu istilah. Analisis
komponen meliputi keseluruhan proses pencairan berbagai kontras, pemilihan berbagai
kontras itu, mengelompokannya sebagai dimensi kontras, dan memasukkan semua informasi
ini kedalam sebuah paradigma. Analisis komponen ini juga meliputi pembuktian
informasi ini pada informan serta mengisi informasi yang kurang. Sebagai contoh, penjaga
kemanan (ranger) dan pesuruh (runner) adalah jenis jenis tukang kunci (trusty). Hingga
sekarang ini, penekanan kita adalah pada kemiripan di antara keduanya. Keduanya
berhubungan karna dimasukkan ke dalam rangkaian jenis-jenis tukang kunci. Ketika
dibedakan, kita menemukan bahwa seorang penjaga kunci keamanan adalah tukang kunci
yang setiap harinya meninggalkan penjara dan menjadi penjaga keaman pistol. Sementara itu,
seorang pesuruh tetap berada di dalam penjara hingga pensiun. Masing-masing fakta
(meninggalkan penjara, tetap didalam penjara) merupakan komponen makna untuk istilah-
istilah asli informan yang bersangkutan.
Langkah-langkah dalam membuat Analisis Komponen
I. Langkah 1 : pilihlah suatu rangkaian kontras untuk dianalisis.
II. Langkah 2 : temukanlah semua kontras yang telah ditemukan sebelumnya.
III. Langkah 3 : mempersiapkan sebuah kertas kerja paradigma yang berisi sebuah
paradigma kosong yang diisi istilah-istilah asli informan berjudul “rangkaian kontras”.
IV. Langkah 4 : mengidentifikasi dimensi-dimensi kontras yang mempunyai nilai kembar.
V. Langkah 5 : menggabungkan dimensi-dimensi kontras yang sangat terkait menjadi
dimensi kontras yang mempunyai nilai ganda.
VI. Langkah 6 : mempersiapkan pertanyaan kontras untuk memperoleh atribut-atribut
yang hilang serta dimensi-dimensi kontras yang baru.
VII. Langkah 7 : melakukan sebuah wawancara untuk memperoleh data yang diperlukan.
VIII. Langkah 8 : mempersiapkan sebuah paradigma lengkap, yaitu dengan melengkapi
paradigma yang telah dianalisis sebelum wawancara itu.

LANGKAH XI MENEMUKAN TEMA-TEMA BUDAYA


Untuk tujuan penelitian etnografi, saya akan mendefinisikan tema budaya sebagai
prinsip kognitif yang bersifat tersirat maupun tersurat, berulang dalam sejumlah domain dan
berperan sebagai suatu hubungan di antara berbagai subsistem makna budaya.
Prinsip Kognitif
Tema-tema budaya merupakan unsur-unsur dalam peta kognitif yang membentuk
suatu kebudayaan. Tema merupakan unit pemikiran yang lebih besar. Tema ini terdiri atas
sejumlah simbol yang tersambung melalui hubungan yang mempunyai makna. Suatu prinsip
kognitif selalu dalam bentuk penegasan, seperti “pria lebih unggul dibandingkan wanita” atau
“anda tidak dapat menolak tuduhan mabuk Anda”. Prinsip kognitif adalah sesuatu yang
dipercayai oleh masyarakat, dan diterima sebagai sesuatu yang sah dan benar. Prinsip kognitif
adalah suatu asumsi umum mengenai pengalaman mereka.
Tersirat maupun tersurat
Tema-tema budaya kadang kala tampak seperti peribahasa rakyat, motto, pepatah atau
ekspresi berulang. Kebanyakan tema budaya masih berada dalam level pengetahuan yang
tersirat. Orang tidak mengekspresikan tema budaya dan menggunakannya untuk mengatur
tingkah laku serta menginterpretasikan pengalaman mereka. Tema-tema budaya diterima
selaku hal yang benar.
Tema sebagai hubungan
Tema tidak hanya terjadi secara berulang di berbagai bagian yang berbeda pada suatu
kebudayaan, tetapi juga menghubungkakn berbagai subsistem di suatu kebudayaan. Tema
berperan sebagai hubungan semantik umum di antara berbagai domain. Salah satu cara untuk
menemukan domain adalah dengan mencari hubungan di antara berbagai domain itu.
Mencari tema-tema Universal
Jika dalam hubungan semantik universal tampak beberapa tema budaya universal,
maka akan semakin besar pula hubungan di antara berbagai domain. Etnografer yang
memiliki pengenalan dengan tema-tema universal dapat menggunakannya sebagai dasar
untuk meneliti secara cermat atas data yang telah dimiliki.
Menulis ikhtisar ringkas suasana budaya
Strategi untuk menemukan tema-tema budaya ini akan membantu dalam
mengumpulkan garis-garis utama suasana budaya yang sedang dipelajari. Dalam beberapa
halaman singkat, tuliskan suatu ikhtisar tentang suasana budaya untuk seseorang yang tidak
mengetahui apapun tentang hal yang sedang anda pelajari. Masukkan sebanyak mungkin
domain besar yang anda dapatkan, dan demikian juga tema-tema budaya apa saja yang telah
di identifikasikan.

LANGKAH XII MENULIS SUATU ETNOGRAFI


Seperti melakukan penelitian etnografis, menulis sebuah etnografis tampak sebagai
tugas yang berdiri sendiri. Seringkali, para etnografer pemula memahami penulisan ini
sebagai penulisan sederhana saja. Anda duduk dengan kertas kosong bersama semua catatan
lapangan anda dan mulai menulis sebuah etnografi. Ketika tulisan itu selesai kemudian di
butuhkan beberapa revisi dan editing. Pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang memakan
waktu lama dan tugas yang sulit. Karna khalayak akan mempengaruhi setiap aspek dalam
etnografi, maka memilih khalayak merupakan hal pertama yang harus di lakukan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etnografi sering dipandang sebagai bentuk spesifik


penelitiankualitatif, karena awalnya banyak digunakan untuk
mengambarkan sejarah, perjalanan hidup, penelitian tentang naskah
(analisis wacana). Namun dalam perkembangannya penelitian etnografi
kadang-kadangmencakup penggunaan data kuantitatif, sehingga tidak
murni kualitatif.Hal ini benar dalam antropologi selama sebagian besar
abad kedua puluh.Asal-usul etnografi memang berasal dari antropologi,
dan dari sinilah kritik yang sebenarnya muncul. Karena antropolog
sekarang telah melihat sendiri bahwa terjadi penyimpangan atau
“mungkin” perluasan makna etnografi.
Sejak awal abad kedua puluh hingga saat ini, kebanyakan
antropolog memandang etnografi sebagai penelitian yang melibatkan
peneliti dan etnografer untuk benar-benar hidup di dalam komunitas
bersama orang-orang yang diteliti, membutuhkan waktu yang tidak
singkat, berpartisipasi dalam kegiatan orang-orang yang diteliti, serta
mewawancarai mereka, mengumpulkan silsilah keluarga, menggambar
peta lokal itu, mengumpulkan artefak, dan sebagainya. Selain itu, kerja
lapangan semacam ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang,
setidaknya satu tahun bahkan lebih.

B. Rekomendasi
Di dalam buku ini terdapat pebahasan-pembahasan yang menyulitkan pembaca untuk
memahinya karena pembahasannya terlalu meluas. Sehingga buku ini dapat mebosankan
minat pembaca untuk membacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Spradley ,.2016. Metode Etnografi. Yogyakarta : Kanisius

Anda mungkin juga menyukai