klatPej
abatPembuatKomi
tmen
PERENCANAANBELANJA
NEGARA
Hak Cipta
Diperbolehkan memperbanyak modul tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta untuk
proses pembelajaran tanpa mengambil keuntungan ekonomi
DIKLAT PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
MODUL
Oleh:
Hasan Ashari
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penyusunan modul Diklat Pejabat Pembuat Komitmen dapat diselesaikan dengan baik.
Modul Perencanaan Belanja Negara merupakan salah satu modul yang digunakan dalam
Diklat Pejabat Pembuat Komitmen. Terima kasih kami sampaikan kepada para pihak yang
telah membantu proses penyusunan modul Perencanaan Belanja Negara. Ucapan terima
kasih kami sampaikan kepada seluruh tim penyusunan perbaikan modul sesuai dengan
Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan Nomor:
KEP-1.3/PP.3/2017 tanggal 3 Januari 2017 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Modul
Diklat Pejabat Pembuat Komitmen Tahun Anggaran 2017, terutama kepada Bapak Hasan
Ashari yang telah menulis dan memperbaiki modul Perencanaan Belanja Negara. Modul
Perencanaan Belanja Negara berisi tentang bagaimana Pejabat Pembuat Komitmen mampu
merencanakan belanja negara yang baik sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Modul ini tentunya masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kepada semua pihak
kami harap dapat menyampaikan kesalahan, memberikan kritik dan saran guna perbaikan
modul ini di masa mendatang.
Bogor,
Kepala Pusat,
Iqbal Islami
NIP 19631206 198403 1 001
KEGIATAN BELAJAR 1
BELANJA NEGARA
KEGIATAN BELAJAR 2
PERAN PPK DALAM BELANJA NEGARA
KEGIATAN BELAJAR 5
RENCANA PENGADAAN BARANG DAN JASA
Agar peserta diklat dapat mengikuti dan memahami modul ini dengan baik serta dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal, perlu diperhatiakan petunjuk-petunjuk di bawah ini:
1. Langkah-langkah belajar yang ditempuh
Pelajari setiap urutan kegiatan belajar (KB) dengan seksama, anda bisa menanyakan
kepada widyaiswara/tenaga pengajar jika ada bagian yang kurang jelas. Anda juga
harus melakukan reviu semua materi tiap kegiatan belajar dengan menggunakan peta
konsep yang ada pada bagian awal modul
2. Peta konsep yang telah tersedia merupakan panduan cara belajar secara sistematis,
dengan tujuan agar peserta dapat memperoleh pemahaman secara rinci pada masing-
masing pokok bahasan. Apabila peserta berkeinginan mempelajari lebih mendalam,
kami sarankan agar membaca:
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana
Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas
3. Kerjakan latihan pada setiap akhir kegiatan belajar dan kerjakan tes formatif pada
setiap akhir pelajaran kemudian cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia untuk
mengetahui tingkat pemahaman atas keseluruhan materi yang ada pada modul
4. Prosedur peningkatan kompetensi materi, Peserta dapat menambah bahan bacaan
dan berbagai sumber seperti : internet untuk menambah pengetahuan dan lebih dapat
mengupdate pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menunjang tugas sehari-hari
di kantor. Selain itu peserta juga diharapkan mempraktekkan teori pada modul ini
dengan menjadi pegawai yang terkait dengan penyusunan anggaran di kantor masing-
masing.
5. Peran widyaiswara/tenaga pengajar dalam proses pembelajaran
Widyaiswara/tenaga pengajar dapat memberikan bimbingan dan motivasi serta
pengalaman praktik dalam pekerjaan sehari-hari dalam mempelajari materi ini.
Peran PPK
Belanja Negara dalam Belanja
Negara
Rencana
Rencana
Penarikan
Kegiatan
Dana
Rencana
Pengadaan
Barang/Jasa
A. Deskripsi Singkat
B. Prasyarat Kompetensi
C. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
D. Relevansi Modul
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Dengan diberlakukannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2010 jo Perpres No. 70 tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah didalamnya memuat pola piker baru tetang pengadaan barang dan jasa,
diantaranya memberikan perhatian yang lebih terhadap aspek perencanaan
pengadaan dibandingkan dengan peraturan sebelumnya.
Perpres No. 54/2010, Bab III, pasal 8, ayat (1) menyatakan bahwa Pengguna
Anggaran (PA) memiliki tugas dan kewenangan menetapkan Rencana Umum
Pengadaan dan mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling
kurang di website K/L/D/I, pasal 11 ayat (1) bahwa PPK menetapkan rencana
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, serta pasal 17 ayat (2) bahwa ULP/Pejabat
Pengadaan menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa dan menetapkan
Dokumen Pengadaan.
Merujuk dari penjelasan pada bab dan pasal tersebut diatas, maka para
Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), dan Unit Layanan Pengadaan (ULP)/Pejabat Pengadaan
dilingkungan Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya.
Perencanaan pengadaan barang/jasa merupakan proses kegiatan persiapan
pengadaan, dimulai dari identifikasi kebutuhan barang/jasa sampai dengan
pengumuman Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa oleh PA. PPK
menindaklanjuti perencanaan umum PA/KPA dengan membuat perencanaan
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Berdasarkan perencanaan tersebut,
PA/KPA dan PPK akan melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa.
Dengan memperhatikan uraian diatas, menunjukkan pentingnya ada kesamaan
persepsi tentang perencanaan pengadaan barang/jasa sekaligus batasan-batasan
yang harus dipahami oleh para pihak yang terkait dengan perencanaan pengadaan
barang dan jasa terutama PA/KPA dan PPK.
B. Prasyarat Kompetensi
Pembahasan pada modul ini menjadi lebih mudah dipahami jika para peserta
juga telah memahami pelaskanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
D. Relevansi Modul
Modul Perencanaan Pengadaan barang dan Jasa ini sangat penting dalam
DTSS Pejabat Pembuat Komitmen karena keberhasilan pelaksanaan tugas PPK
sangat tergantung pada kualitas perencanaan belanja. Perencanaan belanja
merupakan salah satu instrumen penting dalam pelaksanaan APBN yang
mempengaruhi kualitas belanja barang dan jasa pada satu tahun anggaran
BELANJA NEGARA
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan definisi dan ruang lingkup belanja negara
B. Menjelaskan dokumen dasar pelaksanaan belanja negara
C. Menjelaskan prosedur pelaksanaan belanja negara
D. Menjelaskan tugas dan wewenang PPK dalam belanja negara
Uraian dan Contoh
Solusi
Tahap awal dilakukan analisa kerusakan gedung, jika kerusakan gedung nilainya
maksimal 2% dari nilai gedung dan atau nilai kapitalisasi sampai dengan
Rp10.000.000,- maka jenis belanja yang digunakan adalah belanja barang.
Sedangkan apabila nilai kerusakan dan nilai kapitalisasi lebih besar dari dua kondisi
tersebut, maka masuk kategori belanja modal.
DIPA Induk adalah akumulasi dari DIPA per Satker yang disusun oleh PA menurut
Unit Eselon I Kementerian Negara/Lembaga. Struktur DIPA Induk terdiri atas:
1. lembar Surat Pengesahan DIPA Induk (SP DIPA Induk);
2. halaman I memuat Informasi Kinerja dan Anggaran Program;
3. halaman II memuat Rincian Alokasi Anggaran per Satker; dan
4. halaman III memuat Rencana Penarikan Dana dan Perkiraaan Penerimaan.
Studi Kasus
Solusi
Agar peserta dapat memahami materi Kegiatan Belajar 1 tentang Belanja Negara maka
kepada peserta diminta untuk mengerjakan latihan dibawah ini. Apabila peserta dalam
mengerjakan menemukan hambatan maka peserta dapat membuka kembali pembahasan terkait
dengan latihan pada kegiatan belajar dari latihan tersebut.
1. Jelaskan definisi Belanja Negara!
2. Jelaskan belanja negara klasifikasi organisasi!
3. Jelaskan belanja negara klasifikasi fungsi!
4. Jelaskan belanja negara klasifikasi jenis belanja!
5. Jelaskan perbedaan belanja barang dan belanja modal!
1. Belanja Negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
2. Belanja pemerinah pusat dikelompokkan menurut organisasi/bagian anggaran, belanja
pemerintah pusat menurut fungsi, dan belanja pemerintah pusat menurut jenis belanja yang
disebut dengan klasifikasi Anggaran.
3. Belanja pemerintah menurut Klasifikasi organisasi yang digunakan dalam anggaran belanja
negara adalah klasifikasi untuk masing-masing kementerian negara/lembaga.
4. Klasifikasi anggaran dibagi menurut fungsi dengan maksud untuk mempermudah/membantu
dalam penyusunan struktur program dan kegiatan. Fungsi adalah perwujudan tugas
kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan nasional, sedangkan sub fungsi merupakan penjabaran lebih lanjut dari
fungsi. Klasifikasi fungsi dibagi ke dalam 11 fungsi utama yaitu fungsi pelayanan umum,
pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas
umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial.
5. Klasifikasi anggaran menurut jenis belanja dibagi ke dalam delapan kategori, yaitu belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, beban bunga, subsidi, bantuan sosial, hibah dan
belanja lainnya.
6. Dalam pelaksanaan anggaran, dokumen yang digunakan sebagai dasar acuan oleh
Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai
pelaksanaan APBN disebut Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).DIPA disusun
berdasarkan Keputusan Presiden mengenai Rincian Anggaran Belanja Pemerintah
Pusat atau DHP RDP BUN. DIPA berfungsi sebagai dasar pelaksanaan anggaran
setelah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan.
Untuk mengukur keberhasilan belajar peserta diklat dalam memahami Kegiatan Belajar 1
tentang Belanja Negara maka kepada peserta kami sarankan untuk mengerjakan quiz berikut ini.
1. B – S Belanja Negara adalah Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih
2. B – S Pengadaan Komputer adalah kelompok Belanja modal peralatan dan mesin
3. B – S Nilai kapitalisasi untuk pengadaan barang adalah Rp.500.000,-
4. B – S Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran adalah dokumen yang dijadikan dasar
perencanaan pengadaan barang dan jasa
5. B – S Belanja Pemerintah diklasifikasikan berdasarkan bagian anggaran, organisasi dan
jenis belanja.
Setelah peserta menyelesaikan tes formatif, maka peserta diminta untuk mencocokkan
jawaban dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Untuk mengukur tingkat keberhasilan
belajar, peserta dapat menghitung tingkat keberhasilan belajar atau pemahaman tersebut
dengan rumus sebagai berikut :
Apabila hasil penilaian mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas, maka Anda
dapat dikatakan telah berhasil menguasai materi pelajaran dengan baik dan dapat
melanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya. Apabila hasilnya masih di bawah 80%, Anda
diminta untuk mengulang mempelajari kembali materi kegiatan belajar ini.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan kedudukan PPK dalam belanja negara
B. Menjelaskan tugas dan wewenang PPK dalam proses PBJ
C. Menjelaskan tugas dan wewenang PPK dalam proses
Pembayaran
D. Menjelaskan Persyaratan PPK
Uraian dan Contoh
Studi Kasus:
KPA telah menyusun Rencana Umum Pengadaan dan menetapkan aket pengadaan
Alat Pengolah sebanyak 40 unit komputer dengan nilai Rp400 juta. KPA
memerintahkan kepada PPK untuk menindaklanjuti, Diskusikan tugas dan
kewenangan PPK terkait perintah KPA
Solusi :
PPK bertugas menyusun HPS dan Spesifikasi teknis. Langkah langkah yang
dilakukan PPK adalah melakukan survey harga. Jika hasil survey harga ternyata
sudah terjadi kenaikan harga maka PPK dapat melakukan reviu atas RUP.
Selanjutnya PPK mengusulkan perubahan paket pekerjaan kepada KPA.
Tindak lanjut dari tugas dalam penyusunan rencana penarikan dana, PPK juga
diberikan tugas untuk menyusun Rencana Penarikan Dana Bulanan dan Harian. Hal ini
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana
Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas Pasal 9 yang
mengatur RPD Bulanan yaitu Berdasarkan target Penarikan Dana tingkat Satker
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, PPK menyusun RPD Bulanan.
Sedangkan pasal 10 mengatur tentang RPD Harian yaitu Berdasarkan RPD Bulanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), PPK menyusun RPD Harian.
Studi Kasus:
PPK menerima POK berdasarkan tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan
kewenangan yang diberikan oleh KPA. Diskusikan langkah-langkah yang dilakukan
PPK terhadap POK tersebut dan bagaiman peran PPK dalam proses pembayaran
Solusi :
Berdasarkan POK, PPK menyusun rencana kegiatan bulanan, selanjutnya menyusun
kebutuhan dana yang diperlukan untuk rencana kebutuhan uang persediaan.
Pada tahap pembayaran, PPK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan dalam
menyiapkan berkas tagihan belanja yang diajukan oleh penyedia barang/jasa.
Selanjutnya mengajukan pembayaran kepada PPSPM untuk dilakukan pengujian.
D. Persyaratan PPK
Kedudukan PPK dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
ditetapkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.Persyaratan menjadi
PPK diatur dalam Perpres No.70 tahun 2012. Sementara itu dalam aturan yang
diterbikan oleh Kementerian Keuangan tidak diatur tentang persyaratan PPK. Dengan
demikian, persyaratan menjadi PPK lebih ditekankan dalam rangka proses pengadaan
barang dan jasa. Persyaratan menjasi PPK adalah sebagai berikut :
Agar peserta dapat memahami materi Kegiatan Belajar 2 tentang Peran PPK dalam
Belanja Negaramaka kepada peserta diminta untuk mengerjakan latihan dibawah ini. Apabila
peserta dalam mengerjakan menemukan hambatan maka peserta dapatmembuka kembali
pembahasan terkait dengan latihan pada kegiatan belajar dari latihan tersebut.
1. Sebutkan dan Jelaskan pejabat perbendaharaan yang tertuang dalam UU No.1 tahun
2004!
2. Jelaskan maksud kalimat “tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja”!
3. Jelaskan alasan PPK tidak boleh dirangkap jabatannya oleh PPSPM!
4. Jelaskan wewenang PPK dalam proses pengadaan PBJ!
5. Jelaskan wewenang PPK dalam proses pembayaran belanja negara!
6. Jelaskan persyaratan minimal pegawai dapat diangkat sebagai PPK!
STUDI KASUS
1. Diskusikan dan susunlah matrik yang menjelaskan tugas PPK dalam belanja negara,
proses PBJ dan proses Pembayaran
2. Diskusikan Persyaratan PPK yang ideal di satuan kerja saudara
1. Dalam pelaksanaan APBN, Menteri Keuangan sebagai BUN dan Menteri Teknis
sebagai Pengguna Anggaran mendelegasikan tugas dan wewenang kepada para
pejabat yang ditunjuk. Menteri Keuangan menunjuk Kuasa Bendahara Umum
Negara/Kuasa BUN untuk melaksanakan tugas dan wewenang di daerah kepada
Kepala Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara.
2. Menteri Teknis mendelegasikan tugas dan wewenang kepada Kepala Unit
Organisasi/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Teknis di daerah sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran/Barang.
3. enteri/Pimpinan Lembaga selaku PA berwenang menunjuk kepala Satuan Kerja
yang melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga sebagai KPA dan
menetapkan Pejabat Perbendaharaan Negara lainnya. Kewenangan PA untuk
menetapkan Pejabat Perbendaharaan Negara lainnya dilimpahkan kepada KPA.
4. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang ditunjuk oleh KPA untuk
membantu dalam pelaksanaan anggaran, kewenangan KPA yang didelegasikan
kepada PPK adalah melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran Belanja Negara.
5. Pejabat Pembuat Komitmen adalah adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara.
6. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur Bank Indonesia
(BI)/Pemimpin Badan Hukum Milik Negara (BHMN)/Direksi Badan Usaha Negara
Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai pemilik
pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
7. PPK juga diberikan tugas untuk menyusun Rencana Penarikan Dana Bulanan
dan Harian
Apabila hasil penilaianmencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas maka Anda
dapat dikatakan telah berhasil menguasai materi pelajaran dengan baik dan dapat
melanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya.Apabila hasilnya masih di bawah 80%,
RENCANA KEGIATAN
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan definisi kegiatan dan jenis kegiatan
B. Menerapkan penyusunan rencana kegiatan bulanan
C. Menerapkan penyusunan rencana kegiatan harian
Uraian dan Contoh
Studi Kasus:
Berdasarkan POK pada tabel 1.1. Diskusikan pembuatan jadwal rencana kegiatan
berdasarkan periode pelaksanaannya
Solusi/Jawab:
Jadwal pelaksanaan kegiatan dibuat dengan menggunakan formulis sebagaimana pada
Tabel 2.3. Contoh isi rencana pelaksanaan kegiatan satuan kerja dibuat sebagaimana
pada Tabel 2.3.
Proses penyusunan Rencana Kegiatan Harian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1. Penyusunan Kalender Kegiatan Harian
Definisi kegiatan dalam konteks ini adalah nama kegiatan riil yang dilaksanakan,
misalnya sosialisasi/ bimbingan teknis/workshop, monitoring dan evaluasi, konsinyering,
rapat di dalam kantor, pengadaan barang/jasa, belanja bahan/ ATK, pembayaran honor
tim, termin pembayaran, UP, TUP dan lain-lain. Penyusunan jadwal kegiatan atau
kalender kegiatan harus melibatkan unit yang nantinya akan melaksanakan kegiatan
tersebut. Diharapkan dengan melibatkan unit pelaksana kegiatan supaya perencanaan
lebih akurat dan ada komitmen yang lebih baik dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan jadwal/kalender kegiatan per bulan untuk satu tahun anggaran,
Satker menjabarkan kembali ke dalam bentuk Kalender Kegiatan Harian untuk tiga
bulan ke depan. Kalender kegiatan harian dirinci menurut :
a. Tanggal pelaksanaan kegiatan;
b. Nama kegiatan;
Studi Kasus:
Berdasarkan rencana kegiatan bulanan pada Tabel 2.3. diskusikan rencana kegiatan
harian pada bulan januari
Solusi/Jawab:
Jadwal pelaksanaan kegiatan harian dibuat dalam tabel 2.4.
Agar peserta dapat memahami materi Kegiatan Belajar 3 tentang Rencana Kegiatan maka
kepada peserta diminta untuk mengerjakan latihan dibawah ini. Apabila peserta dalam mengerjakan
menemukan hambatan maka peserta dapat membuka kembali pembahasan terkait dengan latihan
pada kegiatan belajar dari latihan tersebut.
1. Jelaskan definisi kegiatan!
2. Jelaskan definisi kegiatan operasinal!
3. Jelaskan definisi kegiatan non operasional!
4. Jelaskan definisi kegiatan kontraktual!
5. Jelaskan definisi kegiatan non kontraktual!
6. Susunlah rencan kegiatan bulanan berdasarkan data POK satuan kerja Saudara!
7. Susunlah rencan kegiatan Harian berdasarkan rencana kerja bulana satuan kerja
Saudara!
STUDI KASUS
1. Diskusikan kegiatan pada satuan kerja Saudara termasuk dalam jenis kegiatan apa?
2. Berdasarkan jenis kegiatan, diskusikan rencana kegiatan bulanan untuk satuan kerja
Saudara
3. Berdasarkan rencana kegiatan bulanan, diskusikan rencana kegiatan harian untuk
satuan kerja Saudara
1. Kegiatan adalah sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personel
(sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau
kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input)
untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
2. Kegiatan Rutin/Operasional adalah kegiatan yang bersifat rutin, dan dilaksanakan dalam
rangka mendukung operasional kantor. Dalam dokumen DIPA nomenklatur dan kode output
untuk kegiatan rutin adalah 951 Layanan Internal (Overhead). Contoh kegiatan ini diantaranya
pengadaan alat tulis kantor untuk keperluan operasional, pemeliharaart kendaraan,
pemeliharaan gedung, dan pembayaran listrik/air. Jadwal pelaksanaan kegiatan
rutin/operasional dapat diatur secara berkala/periodik misalnya bulanan, triwulanan, atau
semesteran .
3. Kegiatan Non Operasional adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan target output
yang bersifat teknis sesuai dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja. Kegiatan ini biasanya
dilaksanakan berdasarkan jadwal yang tidak berkala atau dapat berubah seseuai dengan
kebutuhan. Contoh dari kegiatan ini adalah kegiatan sosialisasi/seminar/rapat.
4. Perencanaan pelaksanaan kegiatan untuk kegiatan non operasional dapat mengacu
pada tahapan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga dalam petunjuk pelaksanaan kegiatan.Untuk kegiatan rutin atau operasional
dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan. misalnya, untuk pembayaran langganan
daya/jasa dibuat RPD untuk setiap bulan, untuk pemeliharaan gedung direncanakan
setiap triwulan, dan kegiatan sejenisnya.
5. Definisi kegiatan dalam konteks ini adalah nama kegiatan riil yang dilaksanakan,
misalnya sosialisasi/ bimbingan teknis/workshop, monitoring dan evaluasi, konsinyering,
rapat di dalam kantor, pengadaan barang/jasa, belanja bahan/ ATK, pembayaran honor
tim, termin pembayaran, UP, TUP dan lain-lain.
6. Kalender kegiatan harian dapat digunakan oleh Satker untuk memonitor dan
mengevaluasi secara harian pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut penting karena salah
satu penyebab kinerja dan penyerapan yang kurang baik adalah tidak adanya alat
monitoring pelaksanaan kegiatan secara harian. Format Kalender Kegiatan di atas dapat
disusun dengan berbagai format yang berbeda namun esensinya sama yaitu terdapat
tanggal/hari, kegiatan, dana yang dibutuhkan dan jenis belanja.
Untuk mengukur keberhasilan belajar peserta diklat dalam memahami Kegiatan Belajar 3
tentang Rencana Kegiatan maka kepada peserta kami sarankan untuk mengerjakan quiz berikut
ini.
Setelah peserta menyelesaikan tes formatif, maka peserta diminta untuk mencocokkan
jawaban dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Untuk mengukur tingkat keberhasilan
belajar, peserta dapat menghitung tingkat keberhasilan belajar atau pemahaman tersebut
dengan rumus sebagai berikut :
Apabila hasil penilaian mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas, maka Anda
dapat dikatakan telah berhasil menguasai materi pelajaran dengan baik dan dapat
melanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya. Apabila hasilnya masih di bawah 80%, Anda
diminta untuk mengulang mempelajari kembali materi kegiatan belajar ini.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan ruang lingkup penarikan dana
B. Menerapkan penyusunan rencana penarikan dana bulanan
C. Menerapkan penyusunan rencana penarikan dana harian
Uraian dan Contoh
Sebagaimana kondisi umum yang terjadi, penyerapan anggaran masih memiliki pola
yang tidak ideal yaitu cenderung menumpuk di akhir tahun anggaran, di mana realisasi
anggaran rendah sampai dengan triwulan ketiga, namun meningkat tajam pada triwulan
keempat. Hal ini disebabkan KementerianNegara/Lembaga masih belum optimal dalam
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang dituangkan dalam rencana penarikan dana
dan rencana penerimaan dana.
Pada dasarnya KPA bertanggung jawab untuk memastikan rencana kegiatan pada
satuan kerja sesuai dengan recana. PPK melakukan koordinasi dengan penanggung jawab
kegiatan pada satuan kerja untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai rencana akan berdampak pada terbentuknya
pola penyerapan yang teratur, sehingga dapat memberikan kepastian waktu dan jumlah
penarikan dana dalam rangka penyusunan perencanaan kas yang baik.
Berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan, Satker menyusun Rencana Penarikan
Dana (RPD) yang terdiri dari RPD Bulanan dan RPD Harian. Satuan Kerja (Satker) yang
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya mengelola Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) Fungsional, maka Satker tersebut juga wajib menyampaikan Rencana Penerimaan
Dana, yaitu rencana penyetoran penerimaan yang ditetapkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA). Berdasarkan RPD bulanan dan harian, akan tergambar pola penarikan
dan perkiraan kebutuhan dana Satker selania 1 (satu) tahun anggaran.
Setiap tahun Satker menyusun RPD Bulanan yang tertuang dalam DIPA. Diharapkan
tidak terjadi perbedaan antara rencana yang telah disusun dengan realisasinya, baik terkait
jumlah maupun waktu pelaksanaannya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas dan
akurasi RPD Bulanan Satker, penyusunan RPD Bulanan dilakukan berdasarkan :
1. Target penarikan dana yang akan dicapai
Target merupakan sasaran yang ditetapkan untuk dicapai. Target memiliki dua
fungsi, bagi unit atasan Satker (Unit Eselon I KementerianNegara/Lembaga), target
berfungsi sebagai alat monitoring pencapaian kinerja. Bagi Satker sendiri, target
berfungsi sebagai sasaran yang hendak dicapai.
Studi Kasus
Berdasrakan rencana kegiatan bulanan pada KB 3, susunlah rencana penarikan
dana!
Jawaban
Berdasarkan rencana kegiatan bulanan, asumsi penarikan dana untuk kebutuhan
rutin dibagi rata selama 12 bulan, sedangkan kegiatan yang bersifat insidentil dibuat
asumsi rencana penarikan dana sesuai dengan TOR/KAK. Rincian rencana
penarikan dana sebaimana Tabel 4.1
Pada Tabel 2.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan jenis
perikatan dalam akan dibuat oleh PPK. Sebagaimana penjelasan terkait dengan jenis
kegiatan, alokasi dana untuk kegiatan operasional seperti langganan dan jasa disusun
sama setiap bulan.
Sedangkan pekerjaan yang nonoperasional seperti pelaksanaan Diklat, maka
diperhatikan terkait dengan jenis perikatan yang dilakukan, kontraktual atau
nonkontraktual. Untuk kebutuhan ATK dan perlengkapan peserta, akan dilakukan
dengan cara kontraktual dan metode pembayarannya dengan termin sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pada bulan Maret direncanakan pembayaran Rp.300.000.000,-
karena untuk akun 521811 pengadaan ATK dan Perlengkapan dilakukan untuk
persediaan sampai dengan triwulan I.
Sementara untuk keperluan perlengkapan asrama seperti sandal, handuk, sabun
dan lain-lain diadakan untuk keperluan persedian selama satu semester. Pembayaran
dilakukan pada bulan Maret dan nonkontraktual karena nilainya kurang dari
Rp.50.000.000,.
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, Satker memerlukan suatu alat yang dapat
memandu penjadwalan kegiatan dan pengalokasian dana atas kegiatan dimaksud. Alat
pandu tersebut adalah RPD Harian. Sebagai alat pandu, penting kiranya bagi Satker untuk
menyusun RPD Harian sebaik-baiknya. Hal tersebut akan sangat membantu Satker
Studi Kasus
Berdasrakan rencana penarikan dana bulanan pada Tabel 4.1. susunlah rencana
penarikan dana harian pada bulan Maret!
Jawaban
Rencana penarikan dana harian disusun berdasarkan jadwal pembayaran yang
direncanakan. Dengan asumsi pada bulan Maret ada kebutuhan konsumsi maka
rencana penarikan dana harian sebagaimana pada Tabel 4.2.
PPK menyampaikan RPD Harian kepada KPA untuk ditetapkan. Sebelum KPA
menetapkan RPD harian, KPA memeriksa kesesuaian RPD Harian dengan kalender kegiatan
harian. RPD Harian yang tidak sesuai dikembalikan kepada PPK untuk diperbaiki, sedangkan
RPD Harian yang telah sesuai ditetapkan oleh KPA sebagai panduan penjadwalan bagi
Satker dalam mengajukan SPM ke KPPN.
Apabila dalam RPD Harian terdapat rencana pengajuan SPM masuk dalam kategori
transaksi besar, maka RPD tersebut wajib disampaikanke KPPN sesuai dengan jadwal
penyampaian RPD Harian yang telah di tentukan.
Agar peserta dapat memahami materi Kegiatan Belajar 4 tentang Rencana Penarikan Dana
maka kepada peserta diminta untuk mengerjakan latihan dibawah ini. Apabila peserta dalam
mengerjakan menemukan hambatan maka peserta dapat membuka kembali pembahasan terkait
dengan latihan pada kegiatan belajar dari latihan tersebut.
1. Jelaskan tujuan dibuat rencana penarikan dana di satuan kerja!
2. Jelaskan kriteria rencana penarikan dana bulanan!
3. Jelaskan kriteria rencana penarikan dana harian!
4. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana penarikan dana
bulanan!
5. Susunlah rencana penarikan dana bulanan satuan kerja Saudara sesuai dengan POK!
6. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana penarikan dana
harian!
7. Susunlah rencana penarikan dana Harian satuan kerja Saudara sesuai dengan
Rencana Penarikan Dana sebagaimana jawaban soal nomor 5!
STUDI KASUS
1. Diskusikan rencana penarikan dana bulanan berdasarkan rencana kegiatan yang
sudah disusun dalam KB 3
2. Diskusikan rencana penarikan dana harian berdasarkan rencana kegiatan harian
yang sudah disusun dalam KB 3
1. Pola penyerapan anggaran yang masih menumpuk pada akhir tahun anggaran disebabkan
Kementerian Negara/Lembaga masih belum optimal dalam menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan yang dituangkan dalam rencana penarikan dana dan rencana penerimaan dana.
2. PPK melakukan koordinasi dengan penanggung jawab kegiatan pada satuan kerja untuk
dapat memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan sesuai rencana akan berdampak pada terbentuknya pola penyerapan yang teratur.
3. PPK bertugas menyusun Rencana Penarikan Dana (RPD) yang terdiri dari RPD Bulanan dan
RPD Harian. Satuan Kerja (Satker) yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya mengelola
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Fungsional, maka Satker tersebut juga wajib
menyampaikan Rencana Penerimaan Dana, yaitu rencana penyetoran penerimaan yang
ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
4. Penyusunan RPD Bulanan dilakukan berdasarkan target penarikan dana yang akan dicapai,
Analisis pelaksanaan kegiatan.
5. RPD Bulanan disusun per bulan yang dirinci menurut program, kegiatan, output, komponen,
sub komponen, dan jenis belanja dengan memperhatikan ketersediaan pagu pada masing-
masing kegiatan.
6. KPA menganalisis RPD Bulanan yang disusun oleh PPK untuk memastikan bahwa RPD
Bulanan yang disusun oleh PPK tersebut logis, realistis, dan optimis, sehingga rencana yang
disusun dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaannya.
7. RPD Bulanan disusun bertujuan untuk menghindari terjadinya penumpukan penarikan dana
pada akhir tahun anggaran.
8. PPK bertanggung jawab atas pencapaian target penarikan dana yang akan membawa
dampak pada pencapaian realisasi anggaran, sebagaimana yang tercantum dalam RPD.
9. Pemutakhiran RPD digunakan sebagai dasar pengajuan revisi anggaran berupa ralat RPD
Bulanan dan/atau Rencana Penerimaan Dana pada DIPA yang memuat RPD Bulanan
dan/atau Rencana Penerimaan Dana.
10. Satker memerlukan suatu alat yang dapat memandu penjadwalan kegiatan dan
pengalokasian dana atas kegiatan dimaksud. Alat pandu tersebut adalah RPD Harian.
sebagai alat pandu, penting kiranya bagi Satker untuk menyusun RPD Harian sebaik-
baiknya. Hal tersebut akan sangat membantu Satker memonitor secara langsung
pelaksanaan kegiatan maupun kemajuan pendanaan atas kegiatan dimaksud .RPD Harian
pada Satker disusun oleh PPK dan ditetapkan oleh KPA.
Untuk mengukur keberhasilan belajar peserta diklat dalam memahami Kegiatan Belajar 4
tentang Rencana Penarikan Dana maka kepada peserta kami sarankan untuk mengerjakan quiz
berikut ini.
Setelah peserta menyelesaikan tes formatif, maka peserta diminta untuk mencocokkan
jawaban dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Untuk mengukur tingkat keberhasilan
belajar, peserta dapat menghitung tingkat keberhasilan belajar atau pemahaman tersebut
dengan rumus sebagai berikut :
Apabila hasil penilaian mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas, maka Anda
dapat dikatakan telah berhasil menguasai materi pelajaran dengan baik dan dapat
melanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya. Apabila hasilnya masih di bawah 80%, Anda
diminta untuk mengulang mempelajari kembali materi kegiatan belajar ini.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan pedoman rencana pengadaan barang/jasa
B. Menjelaskan identifikasi dan analisa kebutuhan
C. Menjelaskan alokasi anggaran
D. Menjelaskan kebijakan umum pengadaan barang/jasa
E. Menjelaskan kaji ulang RUP
Uraian dan Contoh
Langkah awal untuk merencanakan pengadaan barang dan jasa adalah identifikasi
kebutuhan barang dan jasa. PA mengidentifikasi kebutuhan barang/jasa yang diperlukan
untuk instansinya sesuai Rencana Kerja Pemerintah/Daerah (RKP/D). Dalam
mengidentifikasi kebutuhan barang/jasa. PA terlebih dahulu menelaah kelayakan
barang/jasa yang telah ada/dimiliki/dikuasai, atau riwayat kebutuhan barang/jasa dari
kegiatan yang sama, untuk memperoleh kebutuhan riil.
Hasil identifikasi kebutuhan riil barang/jasa dituangkan dalam daftar rencana
kebutuhan barang/jasa yang dijadikan dasar untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran
K/L/D/I untuk pembahasan dan penetapan di DPR/DPRD. Berdasarkan hasil penetapan,
selanjutnya PA melakukan analisis untuk menetapkan cara pelaksanaan Pengadaan dan
penerapan kebijakan umum Pengadaan.
Ketentuan Umum Identifikasi Kebutuhan Barang/Jasa:
1. PA melakukan identifikasi kebutuhan barang/jasa terhadap rencana kegiatan yang ada
di dalam Renja K/L/D/I;
2. Kebutuhan barang/jasa dapat berupa Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya;
3. Dalam melakukan identifikasi kebutuhan barang/jasa, PA wajib melakukan penelaahan
terhadap barang/jasa yang telah tersedia/dimiliki/dikuasai, terkait dengan ketentuan
prinsip-prinsip pengadaan yaitu efisiensi dan efektifitas dalam pengadaan barang/jasa;
4. Untuk melakukan identifikasi terhadap barang/jasa yang telah
tersedia/dimiliki/dikuasai, PA dapat menggunakan data base Barang Milik
Negara/Daerah (BMN/BMD) dan/atau daftar riwayat kebutuhan Barang/Jasa dari
Studi Kasus :
Diskusikan hal-hal yang paling mendasar dalam identifikasi kebutuhan pada satuan kerja
Saudara!
Solusi/Jawab
Pada dasarnya menentukan kebutuhan sekurang-kurangnya memperhatikan:
1. Kesesuaian kebutuhan dengan fungsi/kegunaan dari unit organisasi baik ukuran dan
jumlah
2. Ketersediaan kebutuhan di lokasi satuan kerja.
3. Ketersediaan UMKM di lokasi satuan kerja yang memiliki kemampuan menyediakan
barang/jasa
C. Alokasi Anggaran
Studi Kasus :
Diskusikan apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses pemaketan pengadaan
barang/jasa pada satuan kerja Saudara!
Solusi/Jawab
Dalam proses pemaketan sekurang-kurangnya memperhatikan:
1. ketersediaan dana
2. waktu pelaksanaan
3. paket-paket untuk UMKM
4. larangan-larang dalam pemaketan, khususnya terkait dengan pemecahan paket
menghindari pelelangan
Studi Kasus :
Diskusikan kapan PPK dapat melakukan usulan perubahan RUP kepada KPA!
Solusi/Jawab
PPK dapat mengusulkan perubahan RUP kepada KPA jika
1. Barang/jasa yang ditetapkan KPA tidak sesuai dengan kebutuhan fungsi dari
organisasi
2. barang/jasa ketersediaannya dipasar terbatas
3. nilai paket pengadaan yang ditetapkan tidak sesuai dengan harga-harga yang ada di
pasar.
4. Ruang lingkup pekerjaan tidak sesuai dengan kebutuhan
BELANJA BARANG
1 Pengadaan ATK Pengadaan 1 pkt 495.000.000 DIPA Pusd AP Pusd AP 2-1-2017 U
Peserta Diklat ATK Peserta 15-1-2017
Diklat 1-2-2017
30-11-2017
2 Pengadaan Pengadaan 1 pkt 360.000.000 DIPA Pusd AP Pusd AP 2-1-2017 U
Jasa Jasa 15-1-2017
Binatu/Laundry Binatu/Laundry 1-2-2017
Diklat Diklat 30-11-2017
3 Pengadaan Pengadaan 1 pkt 1.539.030.000 DIPA Pusd AP Pusd AP 2-1-2017 U
Konsumsi Diklat Konsumsi Diklat 15-1-2017
1-2-2017
30-11-2017
Berdasarkan tabel diatas lakukan review atas RUP yang telah ditetapkan oleh KPA.
Agar peserta dapat memahami materi Kegiatan Belajar 5 tentang Rencana Pengadaan
Barang/Jasa maka kepada peserta diminta untuk mengerjakan latihan dibawah ini. Apabila
peserta dalam mengerjakan menemukan hambatan maka peserta dapat membuka kembali
pembahasan terkait dengan latihan pada kegiatan belajar dari latihan tersebut.
1. Jelaskan hal-hal yng perlu diperhatikan dalam pengkajian ulang identifikasi kebutuhan
!
2. Jelaskan komponen yang harus diperhatikan PPK dalam pengkajian ulang rencana
penganggaran pengadaan barang/jasa !
3. Jelaskan tahapan-tahapan dalam pengakajian ulang RUP Pengadaan Barang/Jasa.
4. Jelaskan cara pengadaan barang/jasa pemerintah yang ditetapkan oleh PA/KPA
dalam RUP !
5. Jelaskan hal-hal yang harus termuat dalam KAK !
STUDI KASUS
1. Diskusikan rencana kebutuhan barang/jasa berdasarkan rencana kegiatan baik
bulananan maupun harian
2. Lakukan pengkajian atas Rencana Umum Pengadaan yang telah disusun oleh KPA
1. RUP yang telah ditetapkan oleh PA/KPA, dengan alasan kondisi terbaru yang
berdampak pada ketidaksesuaian antara RUP dan kebutuhan, spesifikasi barang atau
harga, maka RUP dapat ditinjau kembali dengan melakukan pengkajian ulang RUP.
2. Berdasarkan hasil rapat koordinasi yang dituangkan dalam Berita Acara apabila PPK
dan ULP/Pejabat Pengadaan sepakat untuk mengubah Rencana Umum Pengadaan,
perubahan tersebut diusulkan oleh PPK kepada PA/KPA untuk ditetapkan kembali,
apabila ada perbedaan pendapat antara PPK dengan ULP/Pejabat Pengadaan terkait
Rencana Umum Pengadaan maka PPK mengajukan permasalahan ini kepada
PA/KPA untuk diputuskan. PA/KPA memutuskan perbedaan pendapat yang terjadi
antara PPK dan ULP/PP, hasil kepuputusan PA/KPA bersifat final.
3. Sebelum melakukan pengkajian ulang, PPK juga harus mengetahui Ketentuan Umum
Identifikasi Kebutuhan Barang/Jasa.
4. Berdasarkan hasil penyusunan dan penetapan rencana penganggaran pengadaan
barang/jasa oleh PA/KPA yang terdiri atas: biaya barang/jasa itu sendiri, biaya
pendukung dan biaya administrasi, PPK dapat melakukan pengkajian ulang dengan
memperhatikan masing-masing variabel biaya. Biaya pendukung dapat mencakup:
biaya pemasangan, biaya pengangkutan, biaya pelatihan, dan lain-lain.
5. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dalam menyusun rencana umum
pengadaan terlebih dahulu harus ditetapkan Kebijakan Umum meliputi: pemaketan
pekerjaan, cara Pengadaan Barang/Jasa dan pengorganisasian Pengadaan
Barang/Jasa.
6. Berdasarkan hasil penetapan kebijakan umum oleh PA/KPA, PPK dapat melakukan
pengkajian ulang terhadap ketentuan umum pengadaan barang dan jasa.
7. Pengkajian ulang terhadap KAK untuk kegiatan swakelola, PPK harus memperhatikan
unsur-unsur yang harus tertuang dalam KAK.
Untuk mengukur keberhasilan belajar peserta diklat dalam memahami Kegiatan Belajar 5
tentang Rencana Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah maka kepada peserta kami sarankan
untuk mengerjakan quiz berikut ini.
Setelah peserta menyelesaikan tes formatif, maka peserta diminta untuk mencocokkan
jawaban dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Untuk mengukur tingkat keberhasilan
belajar, peserta dapat menghitung tingkat keberhasilan belajar atau pemahaman tersebut
dengan rumus sebagai berikut :
Apabila hasil penilaian mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas, maka Anda
dapat dikatakan telah berhasil menguasai materi pelajaran dengan baik dan dapat
melanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya. Apabila hasilnya masih di bawah 80%, Anda
diminta untuk mengulang mempelajari kembali materi kegiatan belajar ini.
A. Benar-Salah
Pilih satu jawaban yang paling benar, dengan memberi tanda silang (x) pada
Pilihan jawaban yang telah tersedia!
Benar-Salah
1 S
2 B
3 S
4 B
5 S
Pilihan Ganda
1 B 6 C
2 B 7 B
3 A 8 B
4 B 9 C
5 C 10 D
Benar-Salah
1 S
2 B
3 B
4 S
5 B
Pilihan Ganda
1 A 6 C
2 B 7 D
3 B 8 A
4 A 9 B
5 C 10 A
Benar-Salah
1 S
2 B
3 S
4 B
5 B
Pilihan Ganda
1 A 6 A
2 B 7 C
3 C 8 C
4 D 9 A
5 C 10 C
Benar-Salah
1 B
2 B
3 B
4 B
5 B
Pilihan Ganda
1 A 6 C
2 B 7 A
3 B 8 A
4 C 9 A
5 B 10 A
Benar-Salah
1 S
2 B
3 S
4 B
5 B
Pilihan Ganda
1 A 6 A
2 C 7 B
3 B 8 C
4 C 9 B
5 D 10 C
F. Tes Sumatif
Benar - Salah
1 S 6 S
2 B 7 S
3 B 8 B
4 B 9 B
5 B 10 S
Pilihan Ganda
1 A 6 B 11 B 16 A 21 A
2 B 7 A 12 C 17 C 22 A
3 C 8 A 13 A 18 A 23 B
4 A 9 A 14 A 19 B 24 C
5 B 10 C 15 C 20 C 25 A
Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga.
Peraturan Presiden No.54 tahun 2010 jo Perpres No. 70 tahun 2012 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Perpres Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Keppres No.80 tahun
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan PBJ Pemerintah.