UANG PERSEDIAAN
Pelatihan
Bendahara Pengeluaran
2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN
Hak Cipta
MODUL
Pengelolaan Uang
Persediaan
Oleh:
Hasan Ashari
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penyusunan modul Pelatihan Bendahara Pengeluaran dapat
diselesaikan dengan baik. Modul Pengelolaan Uang Persediaan merupakan salah
satu modul yang digunakan dalam Pelatihan Bendahara Pengeluaran. Terima
kasih kami sampaikan kepada para pihak yang telah membantu proses
penyusunan modul Pengelolaan Uang Persediaan. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada seluruh tim penyusunan perbaikan modul sesuai dengan
Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Nomor: KEP-261/PP.3/2019 tentang Pembentukan Tim Penyusun Modul
Pelatihan Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2020, terutama kepada Bapak
Hasan Ashari yang telah menulis ulang dan memperbaiki modul Pengelolaan Uang
Persediaan. Modul Pengelolaan Uang Persediaan berisi tentang bagaimana
bendahara pengeluaran mengelola uang persediaan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Modul ini tentunya masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kepada
semua pihak kami harap dapat menyampaikan kesalahan, memberikan kritik dan
saran guna perbaikan modul ini di masa mendatang.
Bogor,
Kepala Pusat,
Iqbal Islami
NIP 19631206 198403 1 001
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat ............................................................................................... 2
Prasyarat Kompetensi........................................................................................ 3
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ..................................... 3
Relevansi Modul ................................................................................................ 5
KEGIATAN BELAJAR 1
PERHITUNGAN UANG PERSEDIAAN
Menghitung Uang Persediaan ...................................................................... 7
Penyiapan Dokumen Permintaan Pembayaran .......................................... 16
Latihan ....................................................................................................... 18
Rangkuman ................................................................................................ 20
Tes Formatif ............................................................................................... 21
Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 26
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN
Menghitung Ganti Uang Persediaan (GUP) ................................................ 28
Melaksanakan Pengajuan GUP dan Menghitung Penggantian UP ............. 29
Latihan ....................................................................................................... 38
Rangkuman ................................................................................................ 39
Tes Formatif ............................................................................................... 40
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PNBP
Perhitungan UP .......................................................................................... 66
Perhitungan Maksimum Pencairan ............................................................. 67
Penarikan UP dan TUP ..................................................................................... 69
Latihan ....................................................................................................... 73
Rangkuman ................................................................................................ 74
Tes Formatif ............................................................................................... 75
Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 80
KEGIATAN BELAJAR 5
PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PHLN
Pengertian .................................................................................................. 82
Mekanisme Penarikan Dana Melalui Reksus .............................................. 83
Cara Perhitungan UP dan TUP ........................................................................ 86
Penyiapan Permintaan Pembayaran UP/TUP/GUP .................................... 87
Latihan ....................................................................................................... 92
Rangkuman ................................................................................................ 93
Tes Formatif ............................................................................................... 95
Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 100
A. Deskripsi Singkat
B. Prasyarat Kompetensi
C. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
D. Relevansi Modul
A. Deskripsi Singkat
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu
diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab
sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang
Dasar 1945. Penjabaran aturan pokok yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar tersebut, dituangkan dalam implementasi asas-
asas umum yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara,
seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan asas
spesialitas, serta asas-asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-
kaidah yang baik dalam pengelolaan keuangan negara, yaitu:
1. akuntabilitas berorientasi pada hasil
2. profesionalitas
3. proporsionalitas
4. keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara
5. pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan
mandiri
Untuk meningkatkan akuntabilitas dan menjamin terselenggaranya
saling-uji (check and balance) dalam proses pelaksanaan anggaran, perlu
dilakukan pemisahan secara tegas antara pemegang kewenangan
administratif dengan pemegang kewenangan kebendaharaan.
Penyelenggaraan kewenangan administratif diserahkan kepada
kementerian negara/lembaga, sementara penyelenggaraan kewenangan
kebendaharaan diserahkan kepada Kementerian Keuangan. Kewenangan
administratif tersebut meliputi melakukan perikatan atau tindakan lainnya
yang mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran negara,
melakukan pengujian dan pembebanan tagihan, serta memerintahkan
pembayaran atau menagih penerimaan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan anggaran.
Pada tingkat satuan kerja Kementerian/Lembaga, fungsi
kebendaharaan dijalankan oleh bendahara pengeluaran. Sesuai amanat
pasal 10 ayat (2) Undang-undang Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada kantor/satuan
B. Prasyarat Kompetensi
Proses pembelajaran materi Pengelolaan Uang Persediaan ini, akan
berjalan dengan efektif, jika peserta diklat sudah memiliki pengetahuan
tentang garis besar, pokok-pokok, atau pernah terlibat langsung atau tidak
langsung dengan pengelolaan keuangan internal kantor/satuan kerja. Hasil
yang lebih optimal tentunya akan dicapai jika peserta pelatihan adalah
pegawai yang sudah menjadi atau menjalankan fungsi sebagai bendahara
pengeluaran, pemegang uang muka, bendahara pengeluaran pembantu.
PERHITUNGAN UANG
PERSEDIAAN
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung Uang Persediaan Rupiah Murni (UP RM)
B. Menguraikan penyiapan dokumen permintaan
pembayaran
Uraian dan Contoh
a. Besaran UP tunai sebesar 60% (enam puluh persen) dari besaran UP.
Pemeliharaan peralatan
C 755.000
dan mesin
Pemeliharaan peralatan
523121 dan mesin 135.000
- Komputer 90.000
- AC 45.000
- Mobil Dinas 500.000
- Motor Dinas 120.000
D Keperluan sehari-hari 120.000
Belanja Barang
521811 120.000
Persediaan Barang
- ATK Rutin 120.000
Langganan Daya dan
E 700.000
Jasa
522111 Listrik 300.000
522112 Telepon 250.000
Layanan Internal
1732.951 (Overhead) - 2.690.000
[Base Line]
Pengadaan Perangkat
996 Pengolah Data dan - 290.000
Komunikasi
Pengadaan Komputer
A - 50.000
Server Laboratorium
Belanja Modal Peralatan
532111 - 50.000
dan Mesin
- Komputer Server 50.000
B Komputer Laboratorium - 240.000
Belanja Modal Peralatan
532111 - 240.000
dan Mesin
- Komputer 240.000
Pengadaan
998 - 2.400.000
Gedung/Bangunan
Belanja Modal Gedung
533111 - 2.400.000
dan Bangunan
- Perbaikan selasar
300.000
anggrek
- Pembuatan
2.100.000
Selasar Bougenville
Studi Kasus
Jawab
Jenis belanja yang bisa diajukan UP adalah belanja barang dan belanja
modal. Jumlah belanja barang dan belanja modal pada POK adalah
a. Belanja Barang Rp6.314.300.000,00
Jadwal/
Kode Uraian Alokasi
Periodisasi
DIKLAT BIDANG ANGGARAN
1732.502.001 DAN PERBENDAHARAAN
SELAMA 3 S.D. 5 HARI
051 Tahap Persiapan Diklat 549.000 Sesuai
kalender
052 Tahap Penyelenggaraan Diklat 1.590.300 diklat
1732.994 Layanan Perkantoran
002 Operasional Perkantoran 1.200.002
A Kebutuhan operasional pramusaji 600.000 Bulanan
Sesuai
B Pemeliharaan Gedung Kantor 1.500.000
jadwal
Pemeliharaan peralatan dan Bulanan
C 135.000
mesin
D Keperluan sehari-hari 120.000 bulanan
Layanan Internal (Overhead)
1732.951
[Base Line]
Pengadaan Perangkat Pengolah Sesuai
996 290.000
Data dan Komunikasi jadwal
Sesuai
998 Pengadaan Gedung/Bangunan 2.400.000
jadwal
Transformasi
012 453.000 -
Kelembagaan
Pelaksanaan Kegiatan
dukungan dalam rangka
013 234.124 -
pengamanan
perpajakan
1668.994 Layanan Perkantoran 2.400.000 1.240.000 0
001 Gaji dan Tunjangan 2.400.000 - -
Operasional
002 1.240.000 -
Perkantoran
Layanan Internal
1732.951 (Overhead) 0 0 3710000
[Base Line]
Pengadaan Perangkat
996 Pengolah Data dan - 310.000
Komunikasi
Pengadaan
998 - 3.400.000
Gedung/Bangunan
1. Uang Persediaan dapat diartikan sebagai uang muka kerja yang diberikan
oleh KPPN selaku Kuasa BUN di daerah, kepada satuan kerja K/L melalui
bendahara pengeluaran, yang diperuntukkan untuk membiaya belanja
satker dengan nilai sampai dengan Rp50 juta. UP ini diberikan setelah
satker K/L tersebut menerima DIPA.
2. Besaran UP Normal yang diajukan oleh satuan kerja K/L untuk pertama kali
setelah menerima DIPA adalah:
a. Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang
bisa dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp2.400.000.000 (dua
miliar empat ratus juta rupiah)
b. Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang
bisa dibayarkan melalui UP diatas Rp2.400.000.000 (dua miliar empat
ratus juta rupiah) sampai dengan Rp6.000.000.000 (enam miliar
rupiah)
c. Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang
bisa dibayarkan melalui UP diatas Rp6.000.000.000 (enam miliar
rupiah).
3. Untuk mendapatkan pembayaran UP dari KPPN, Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) satuan kerja K/L harus menyiapkan Surat Permintaan
Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP). Akun yang digunakan untuk
permintaan UP RM adalah 825111.
b. Bendahara Rutin
c. Bendahara Pengeluaran
b. 825114
c. 825111
d. 825115
3. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Uang Persediaan
untuk pertama kali dilakukan oleh….
a. Pejabat Pembuat Komitmen
c. Bendahara Pengeluaran
d. Penerbit SPM
4. Dibawah ini kelengkapan SPP-UP yang harus dilampirkan sebelum
diajukan ke penguji tagihan/penerbit SPM, adalah….
a. Surat Pernyataan KPA
c. SPTB
a. KPA
b. Bendahara Pengeluaran
c. PPK
d. Kepala Kantor
9. Perubahan UP dapat diajukan permintaan pembayarannya oleh satuan
kerja K/L dalam hal....
a. UP Normal tidak mencukupi untuk bulan-bulan tertentu
b. TUP masih belum cukup
c. untuk belanja modal
d. UP Normal tidak mencukupi sepanjang tahun anggaran
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung Ganti Uang Persediaan (GUP)
B. Melaksanakan pengajuan Ganti Uang Persediaan
(GUP)
C. Menyiapkan dokumen permintaan pembayaran Ganti
Uang Persediaan (GUP)
Uraian dan Contoh
1. GUP Tunai
Penyampaian pertanggungjawaban Penggantian UP Isi/revolving dari
satuan kerja K/L kepada KPPN selaku Kuasa BUN di daerah, dilaksanakan
setelah dana UP sudah digunakan untuk pembayaran minimal sebesar
50%. Periode penggantian UP idealnya adalah bulanan. Hal ini mengingat
perencanaan kebutuhan periodisasinya dibuat bulanan. Meskipun
demikian, pengajuan SPM-GUP Tunai yang lebih cepat dari satu bulan,
tetap dimungkinkan dengan memperhatikan pagu dana triwulanan.
Studi Kasus 1
Dengan menggunakan asumsi DIPA sebagaimana Tabel 1.1.dengan
catatan UP yang diajukan adalah Rp200.000.000,00 (termasuk cadangan
perjalanan dinas dan ATK kediklatan) dan selama bulan Januari TA
berjalan terjadi transaksi-transaksi seperti pada tabel dibawah ini.
No Tanggal Uraian
Dibayar langganan daya jasa dengan rincian sebagai berikut:
a. Listrik kepada PLN sebesar Rp16.600.000 (BK01)
1. 04
b. Telepon kepada PT. Telkom sebesar Rp18.500.000 (BK02)
c. Air kepada PDAM Rp15.200.000(BK 03)
Dibayar tunai biaya servis mobil dinas kepada CV. Rindu
2. 06
Motor sebesar Rp9.300.000 (BK 04), dipungut PPh dan PPN.
Dibayar tunai pengecatan gedung kantor kepada CV. Mega
3. 12 Jaya sebesar Rp14.620.000 (BK 05), dipungut dan disetor
PPh dan PPN ke kas negara pada hari itu juga.
Dibayar dengan cek No. 103/C, pembelian ATK kepada CV.
4. 14 Pelangi sebesar Rp15.850.000 (BK 06), dipungut PPh dan
PPN.
Dibayar biaya perjalanan dinas sebagai berikut:
a. Indira, Rp14.200.000 (SPPD tgl. 19-01 No. 0127, BK 07)
5. 19
b. Rudy, Rp12.400.000 (SPPD tgl. 19-01 No. 0128, BK 08)
c. Rizki, Rp16.300.000 (SPPD tgl. 19-01 No. 0129, BK 09)
7 B S GUP Nihil ini digunakan dalam dua kondisi yaitu akhir tahun
anggaran dan pada saat bendahara tidak bermaksud mengisi
ulang baik semuanya maupun sebagian karena tidak diperlukan
lagi.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung Tambahan Uang Persediaan (TUP)
B. Menyusun Rencana Penggunaan Dana Tambahan
Uang Persediaan (RPD TUP)
C. Melaksanakan pertangggungjawaban Tambahan Uang
Persediaan TUP (PTUP)
Uraian dan Contoh
A. Perhitungan Tambahan UP
Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah
uang yang diberikan kepada satker untuk kebutuhan yang sangat
mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dapat mengajukan permintaan Tambahan
Uang Persediaan (TUP) Tunai kepada Kepala KPPN dalam hal sisa UP
pada Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai
kegiatan yang sifatnya mendesak/tidak dapat ditunda. Syarat penggunaan
dana Tambahan UP Tunai adalah:
1. Digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan
sejak tanggal SP2D diterbitkan;
2. Tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan
pembayaran LS.
Tambahan UP dapat diajukan oleh satker K/L meskipun penggunaan
UP belum mencapai 50%. Tambahan UP ini diajukan dalam rangka satker
yang bersangkutan memerlukan pendanaan melebihi sisa dana UP yang
tersedia pada bendahara pengeluaran, untuk keperluan yang mendesak.
Pada dasarnya TUP harusnya diminimalisir penggunaannya. Hal ini
tergantung pada perencanaan kebutuhan dan manajemen belanja yang
dilakukan oleh PPK. Penggunaan keperluan yang mendesak pada
dasarnya harus dilakukan selektif.
Studi Kasus
Pusdiklat Keuangan pada bulan Maret diminta oleh mitra kerja untuk
menyelenggarakan diklat lebih cepat dari jadwal semestinya. Semula
direncanakan bulan Juni, mitra kerja meminta diselenggarakan bulan Maret
untuk dua kelas. Susunlah rencana penggunaan dana untuk permintaan
TUP untuk kegiatan diklat tersebut!
Jawab:
Rencana Penggunaan
Sesuai/Tidak
No. Penggunaan Dana Dana Alasan
Sesuai
TUP (SPM-TUP) (SPM-PTUP)
Akun .......... Akun ..........
1 Rp. ..... untuk Rp. ............. untuk
keperluan .......... keperluan ..........
Akun .......... Akun ..........
2 Rp. ............. untuk Rp. ............. untuk
keperluan .......... keperluan ..........
dst
D. TUP KKP
KPA dapat mengajukan TUP Kartu Kredit Pemerintah untuk
membiayai kegiatan yang sifatnya mendesak, tidak dapat ditunda, dan/
atau tidak dapat dilakukan Pembayaran LS. Pengajuan TUP Kartu Kredit
Pemerintah dilakukan dengan menyampaikan permohonan persetujuan
TUP Kartu Kredit Pemerintah kepada Kepala KPPN disertai:
1. rencana nilai batasan belanja (limit) TUP Kartu Kredit Pemerintah;
2. Rincian rencana pengeluaran yang akan dibiayai dengan TUP Kartu
Kredit Pemerintah yang ditandatangani oleh KPA dan BP/BPP; dan
3. rencana periode penggunaan batasan belanja (limit) TUP Kartu Kredit
Pemerintah (mulai-berakhir) .
Atas dasar permohonan persetuj uan TUP Kartu Kredit Pemerintah,
Kepala KPPN melakukan penilaian terhadap:
1. nilai batasan belanja (limit) TUP Kartu Kredit Pemerintah masih/ cukup
tersedia dananya dalam DIPA;
2. pengeluaran pada rincian rencana penggunaan yang akan dibiayai
dengan TUP Kartu Kredit Pemerintah bukan merupakan pengeluaran
yang harus dilakukan dengan Pembayaran LS;
3. pertanggungjawaban TUP Kartu Kredit Pemerintah sebelumnya;
4. periode penggunaan batasan belanja (limit) TUP Kartu Kredit
Pemerintah yang akan diberikan (dari•hingga) ; dan
5. pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP Kartu Kredit
Pemerintah.
Dalam hal pengajuan permohonan TUP Kartu Kredit Pemerintah
PENGELOLAAN UANG
PERSEDIAAN SUMBER DANA
PNBP
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung Uang Persediaan sumber Penerimaan
Negara Bukan Pajak
B. Menghitung maksimum pencairan
C. Mengajukan penarikan UP dan TUP dana PNBP
Uraian dan Contoh
A. Perhitungan UP
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang bersumber dari dana
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah sumber dana DIPA yang
berasal dari setoran PNBP kepada kas negara, yang dilakukan oleh satuan
kerja K/L yang mempunyai PNBP dan mendapatkan izin dari Menteri
Keuanang sebagai pengelola PNBP. Satuan kerja K/L yang memperoleh
dana dalam DIPA, beberapa diantaranya ada yang bersumber dari
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Satker yang memiliki sumber
dana seperti ini, adalah satker K/L yang pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya sesuai dengan bidang yang diatur dalam Undang-undang PNBP.
Penerimaan PNBP yang diberikan oleh satker, diterima, dicatat,
dilaporkan, dan disetorkan ke kas negara oleh bendahara penerimaan. Dari
setoran PNBP tersebut, dengan persetujuan Menteri Keuangan, satker
yang bersangkutan dapat menarik dan menggunakan dana tersebut
(PNBP) untuk membiayai kegiatannya, dengan proporsi tertentu yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Setelah tercantum dalam DIPA sebagai
sumber dana PNBP, satker dapat mengajukan penarikan dana untuk
digunakan membiayai kegiatan. Salah satu penarikan dalam rangka
pembayaran belanja dari DIPA PNBP adalah melalui Uang Persediaan.
Dana UP yang berasal dari sumber dana PNBP, dapat ditarik dan dikelola
oleh bendahara pengeluaran, dengan rumus/formula tertentu sesuai
peraturan yang berlaku. Pembayaran tagihan atas beban belanja negara
yang bersumber dari penggunaan PNBP, dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai dengan jenis
PNBP dan batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan sesuai yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
2. Batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan merupakan maksimum
pencairan dana (MP) yang dapat dilakukan oleh Satker berkenaan.
Satker dapat menggunakan PNBP setelah PNBP disetor ke kas
negara berdasarkan konfirmasi dari KPPN.
1. Dasar hukum penarikan dana yang bersumber dari PNBP antara lain yang
tersebut dibawah ini, kecuali....
a. UU No. 17 Tahun 2003
b. Keppres No. 42 Tahun 2002
c. PMK No. 190/PMK.05/2014 dan perubahannya
d. UU No. 1 Tahun 2004
2. Mata Anggaran untuk mengajuak SPP Uang Persediaan yang dananya
bersumber dari PNBP adalah....
a. 825111
b. 825112
c. 825113
d. 825114
3. Ditinjau dari pola penyetoran dan penarikan, Instansi Pengguna PNBP
dapat dibedakan menjadi ....
a. sentralisasi dan desentralisasi
b. umum dan fungsional
c. langsung dan tidak langsung
d. seluruhnya dan sebagian
PENGELOLAAN UANG
PERSEDIAAN SUMBER DANA
PHLN
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung UP dan TUP sumber dana PHLN
B. Menjelaskan penyiapan permintaan pembayaran
(UP/TUP/GUP) sumber dana PHLN
A. Pengertian
Pengelolaan Uang Persediaan yang bersumber dari dana Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri (PHLN), dapat diartikan sebagai jumlah UP yang
dapat ditarik oleh bendahara pengeluaran dari pagu belanja DIPA yang
dapat dibayarkan melalui UP yang bersumber dari Pinjaman dan Hibah
Luar Negeri.
Sebagaimana kita ketahui, beberapa satuan kerja, selain memperoleh
DIPA dari sumber Rupiah Murni dan PNBP, juga dapat memperoleh dana
dari Pinjaman atau Hibah dari Luar Negeri. Bagi satker seperti ini, untuk
membiayai kegiatan pelaksanaan tupoksi atau kegiatan penunjang,
bendahara pengeluaran dimungkinkan menarik dana UP dari sumber dana
PHLN tersebut.
Sesuai dengan PMK No.84/PMK.05/2015 Tentang Tata Cara
Penarikan Pinjaman Dan/ Atau Hibah Luar Negeri , penarikan dana yang
bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, dapat dilakukan dengan 5
(lima) cara, yaitu:
1. Transfer ke R-KUN;
2. Pembayaran Langsung (PL);
3. Letter of Credit (LC);
4. Pembiayaan Pendahuluan (PP);
5. Rekening Khusus (Reksus).
Rekening Khusus yang selanjutnya disingkat Reksus adalah rekening
Pemerintah yang dibuka Menteri Keuangan pada Bank Indonesia atau
Bank yang ditunjuk untuk menampung dan menyalurkan dana PHLN dan
dapat dipulihkan saldonya (revolving) setelah dipertanggungjawabkan
kepada Pemberi PHLN. Rekening khusus ini akan didebet dengan
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana Rekening Khusus (SP2D-RK)
oleh KPPN Khusus Jakarta VI, maupun KPPN di daerah. Demikian
sebaliknya, rekening tersebut akan diisi/dikredit kembali dengan pengajuan
permintaan penggantian dana (replenishment) oleh Ditjen Perbendaharaan
c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN) kepada lender.
A. Benar-Salah
30. Diketahui pagu dana klasifikasi belanja PNBP yang dapat dikeluarkan
dengan UP suatu kantor/satker berjumlah Rp800 juta maka pernyataan
dibawah ini yang benar adalah....
a. TUP maksimal sebesar Rp100 000.000,00
b. UP maksimal sebesar Rp160 000.000,00
c. UP maksimal yang dapat ditarik sebesar Rp100 000.000,00
d. seluruh dana harus habis dalam waktu satu tahun anggaran
31. Untuk mencairkan dana PNBP dalam DIPA, satuan kerja/instansi
pengguna terlebih dulu harus….
a. mendapat ijin dari Menteri Keuangan
b. menyetorkan PNBP ke kas negara
c. mendapat ijin dari Kanwil DJPBN
d. mendapat ijin dari KPPN
32. Pejabat yang menetapkan besaran maksimum pencairan adalah....
a. KPA/PPK
b. Dirjen Perbendaharaan
c. Menteri Keuangan
d. Kepala Kantor
40. Di bawah ini kelengkapan SPP-TUP dana PHLN yang harus dilampirkan
bendahara pengeluaran sebelum diajukan ke penguji tagihan/penerbit SPM,
kecuali....
a. SPTB
b. Rincian Penggunaan Dana selama satu bulan
c. Surat Pernyataan TUP dari Kuasa Pengguna Anggaran
d. Rekening Koran Bendahara Pengeluaran
42. Diketahui jumlah pagu Jenis Belanja DIPA dana PHLN yang dapat
dibayarkan dengan UP sesuai porsi dana sebesar Rp800 juta maka....
a. seluruh dana harus habis dalam waktu satu tahun anggaran
b. UP maksimal yang dapat ditarik sebesar Rp100 000.000,00
c. TUP maksimal sebesar Rp50 000.000,00
d. UP maksimal sebesar Rp250 000.000,00
44. Dibawah ini adalah lampiran SPP-GUP Isi yang bersumber dari dana PHLN,
kecuali….
a. kuitansi
b. Daftar Rencana Penarikan Dana
c. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran
d. persetujuan dari lender (Approval/NOL)
45. Pengajuan UP Normal untuk DIPA yang bersumber dari PHLN dilaksanakan
oleh....
a. KPA/PPK
b. perwakilan lender
c. Pejabat Pengadaan
d. Bendahara Pengeluaran
46. Pembukaan rekening khusus dilakukan setelah loan agreement
ditandatangani dan dinyatakan efektif. Kegiatan ini dilakukan oleh....
a. KPA/PPK
b. Ditjen Perbendaharaan
Benar-Salah
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 S 6 S
2 B 7 B
3 S 8 B
4 B 9 B
5 B 10 S
Pilihan Ganda
Benar-Salah
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 B 6 B
2 S 7 B
3 S 8 S
4 B 9 B
5 S 10 B
Benar-Salah
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 B 6 B
2 S 7 S
3 B 8 B
4 B 9 S
5 S 10 B
Pilihan Ganda
Benar-Salah
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 B 6 B
2 S 7 B
3 S 8 B
4 S 9 B
5 S 10 S
Benar-Salah
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 B 6 S
2 B 7 B
3 S 8 S
4 B 9 B
5 S 10 B
Pilihan Ganda
Benar-Salah
Pilihan Ganda
2 D 7 B 12 B 17 A 22 C
3 B 8 C 13 A 18 D 23 A
4 A 9 D 14 B 19 B 24 A
5 C 10 D 15 A 20 A 25
30 B 35 B 40 A 45 D 50 C
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. 2018. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan Penerimaan Hibah
Nafsi Hartoyo, S.E. 2006. Pencairan Anggaran Belanja Negara. Jakarta: Pusdiklat
Anggaran, BPPK.
Rasida, S.E. 2009. Tata Cara Penarikan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri. Jakarta:
Pusdiklat Anggaran, BPPK.
Ashari, Hasan. Mekanisme GUP Kartu Kredit Pemerintah. Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-
mekanisme-gup-kartu-kredit-pemerintah/ (diakses 28 Juni 2019).
Lestyowati, Jamila. Uang Persediaan untuk Belanja Pegawai, Bisakah ? Balai Diklat
Keuangan Yogyakarta, Kementerian Keuangan. https://klc.kemenkeu.go.id/uang-
persediaan-untuk-belanja-pegawai-bisakah/ (29 Desember 2017).
Premadi, Haris. Mekanisme UP Menurut PMK Nomor 178 Tahun 2019. Pusdiklat Anggaran
dan Perbendaharaan, Kementerian Keuangan.https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-
meknisme-up-menurut-pmk-178-tahun-2019/ (diakses 28 Juni 2019).
Sihotang, Jus S. Masih Perlukah Dianalisa Surat Permohonan Pertambahan UP dari Satker
oleh KPPN. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan, Kementerian
Keuangan.https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-masih-perlukuah-di-analisa-surat-
permohonan-pertambahan-up-dari-satker-oleh-kppn/. (diakses 27 Juli 2018).
Subarja. Uji Coba Penggunaan Uang Persediaan dengan Kartu Kredit. Pusdiklat Anggaran
dan Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-uji-
coba-penggunaan-uang-persediaan-dengan-kartu-kredit/ (diakses 19 Oktober 2019).
Subekan, Achmat. Memahami Uang Persediaan. Balai Diklat Keuangan Malang. Kementerian
Keuangan. https://klc.kemenkeu.go.id/memahami-uang-persediaan/ (diakses 30 Juli
2018).