SEWA

BSG/BGS

DIREKTORAT BUMD, BLUD DAN BARANG MILIK DAERAH

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
 DASAR HUKUM
PENYUSUNAN

PASAL 59 PASAL 90 PASAL 98

AYAT (3) AYAT (3) AYAT (5)

USUL UNTUK MEMPEROLEH MENTERI DALAM NEGERI KETENTUAN MENGENAI TATA

PERSETUJUAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
DIAJUKAN OLEH
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
SESUAI DENGAN PEDOMAN YANG
DITETAPKAN OLEH MENTERI SESUAI DENGAN KEBIJAKAN
DALAM NEGERI
MELAKUKAN PEMBINAAN CARA PENGGUNAAN,
PENGELOLAAN BARANG PEMINDAHTANGANAN,
MILIK DAERAH DAN PENGHAPUSAN,
MENETAPKAN KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN, PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN BARANG
UMUM BMN/D DAN/ATAU MILIK DAERAH BERUPA RUMAH
KEBIJAKAN TEKNIS BMN NEGARA DIATUR DENGAN
PERATURAN MENTERI DALAM
NEGERI

PASAL 27
AYAT (2)

KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI TATA CARA PENJUALAN BMD BERUPA

KENDARAA N PEROARANGAN DINAS KEPADA PEGAWAI ASN TANPA MELALUI
LELANG DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
 PEMANFAATAN
BARANG MILIK DAERAH

PASAL 1 ANGKA 32 PERMENDAGRI

19/2016

PEMANFAATAN ADALAH PENDAYAGUNAAN BARANG

MILIK DAERAH YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK
PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD
DAN/ATAU OPTIMALISASI BARANG MILIK DAERAH
DENGAN TIDAK MENGUBAH STATUS KEPEMILIKAN.
 PENGELOLA BARANG PENGGUNA BARANG

PERSETUJUAN PERSETUJUAN

GUBERNUR/ PENGELOLA BARANG

BUPATI/WALIKOTA

1. SEBAGIAN TANAH DAN/

BARANG MILIK DAERAH YANG ATAU BANGUNAN YANG
BERADA DALAM PENGUASAAN MASIH DIGUNAKAN OLEH
PENGELOLA BARANG PENGGUNA BARANG,
2. SELAIN TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN.

TIDAK MENGGANGGU MEMPERHATIKAN TANPA

PELAKSANAAN TUSI KEPENTINGAN DAERAH MEMERLUKAN
PENYELENGGARAAN DAN KEPENTINGAN PERSETUJUAN
PEMDA UMUM. DPRD
 PEMANFAATAN BMD DPT DILAKUKAN SEPANJANG TDK MENGGANGGU
PELAKSANAAN TUSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH.
 PEMANFAATAN BMD DILAKUKAN TANPA MEMERLUKAN PERSETUJUAN
DPRD.
 BIAYA PEMELIHARAAN DAN PENGAMANAN BMD SERTA BIAYA
PELAKSANAAN YANG MENJADI OBJEK PEMANFAATAN DIBEBANKAN
PADA MITRA PEMANFAATAN.
 BIAYA PERSIAPAN PEMANFAATAAN BMD SAMPAI DENGAN
PENUNJUKKAN MITRA PEMANFAATAN DIBEBANKAN PADA APBD.
 PENDAPATAN DAERAH DARI PEMANFAATAN BMD MERUPAKAN
PENERIMAAN DAERAH YANG WAJIB DISETORKAN SELURUHNYA KE
REKENING KAS UMUM DAERAH.
 PENDAPATAN DAERAH DARI PEMANFAATAN BMD DALAM RANGKA
PENYELENGGARAAN PELAYANAN UMUM SESUAI DENGAN TUGAS DAN
FUNGSI BLUD MERUPAKAN PENERIMAAN DAERAH YANG DISETORKAN
SELURUHNYA KE REKENING KAS BLUD
 PENDAPATAN DAERAH DARI PEMANFAATAN BMD DALAM RANGKA
SELAIN PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LAYANAN
UMUM DAERAH MERUPAKAN PENERIMAAN DAERAH YANG DISETORKAN
SELURUHNYA KE REKENING KAS UMUM DAERAH.
 BMD YANG MENJADI OBJEK PEMANFAATAN DILARANG DIJAMINKAN
ATAU DIGADAIKAN.
 BMD YANG MERUPAKAN OBJEK RETRIBUSI DAERAH TIDAK DAPAT
DIKENAKAN SEBAGAI OBJEK PEMANFAATAN BMD
 KSPI

KSP
BGS/
PINJAM BSG
PAKAI

SEWA
 MELAKUKAN PEMBAYARAN ATAS PEMANFAATAN BARANG
MILIK DAERAH SESUAI BENTUK PEMANFAATAN;
 MENYERAHKAN HASIL PELAKSANAAN PEMANFAATAN
SESUAI KETENTUAN BENTUK PEMANFAATAN;
 MELAKUKAN PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN ATAS
BARANG MILIK DAERAH YANG DILAKUKAN
PEMANFAATAN DAN HASIL PELAKSANAAN PEMANFAATAN
BARANG MILIK DAERAH;
 MENGEMBALIKAN BARANG MILIK DAERAH SETELAH
BERAKHIRNYA PELAKSANAAN; DAN
 MEMENUHI KEWAJIBAN LAINNYA YANG DITENTUKAN
DALAM PERJANJIAN PEMANFAATAN BARANG MILIK
DAERAH.
 OBJEK PEMANFAATAN

TANAH DAN/ATAU BANGUNAN SELAIN TANAH DAN/ATAU

BANGUNAN

DAPAT DILAKUKAN UNTUK

SEBAGIAN ATAU
KESELURUHANNYA.

OBJEK PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH

ADALAH SEBESAR LUAS BAGIAN TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN YANG DIMANFAATKAN.
 PRINSIP PEMILIHAN
MITRA

 DILAKSANAKAN SECARA TERBUKA;

 SEKURANG-KURANGNYA DIIKUTI OLEH 3 (TIGA) PESERTA;

 MEMPEROLEH MANFAAT YANG OPTIMAL BAGI DAERAH;

 DILAKSANAKAN OLEH PANITIA PEMILIHAN YANG MEMILIKI INTEGRITAS,

HANDAL DAN KOMPETEN;

 TERTIB ADMINISTRASI; DAN

 TERTIB PELAPORAN.
PERSYARATAN CALON MITRA PEMANFAATAN KSP DAN/ATAU BGS/BSG
 PERSYARATAN ADMINISTRATIF SEKURANG-KURANGNYA MELIPUTI:
1. BERBENTUK BADAN HUKUM;
2. MEMILIKI NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP);
3. MEMBUAT SURAT PAKTA INTEGRITAS;
4. MENYAMPAIKAN DOKUMEN PENAWARAN BESERTA DOKUMEN PENDUKUNGNYA; DAN
5. MEMILIKI DOMISILI TETAP DAN ALAMAT YANG JELAS.

 PERSYARATAN TEKNIS SEKURANG-KURANGNYA MELIPUTI:

1. CAKAP MENURUT HUKUM;
2. TIDAK MASUK DALAM DAFTAR HITAM PADA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH;
3. MEMILIKI KEAHLIAN, PENGALAMAN, DAN KEMAMPUAN TEKNIS DAN MANAJERIAL; DAN
4. MEMILIKI SUMBER DAYA MANUSIA, MODAL, PERALATAN DAN FASILITAS LAIN YANG
DIPERLUKAN DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN.

PEJABAT/PEGAWAI PADA PEMERINTAH DAERAH ATAU PIHAK YANG MEMILIKI

HUBUNGAN KELUARGA, BAIK DENGAN PENGELOLA BARANG/PENGGUNA
BARANG, TIM PEMANFAATAN, MAUPUN PANITIA PEMILIHAN, SAMPAI
DENGAN DERAJAT KETIGA DILARANG MENJADI CALON MITRA.
 PELAKSANA
PEMILIHAN MITRA
PEMANFAATAN

1. PENGELOLA 1. PENGGUNA
BARANG; DAN BARANG; DAN
2. PANITIA 2. PANITIA
PEMILIHAN YANG PEMILIHAN, YANG
DIBENTUK OLEH DIBENTUK OLEH
PENGELOLA PENGGUNA
BARANG. BARANG.

1. KSP PADA PENGELOLA KSP PADA PENGGUNA BARANG

BARANG ATAU
2. BGS/BSG
 PENGELOLA BARANG/PENGGUNA BARANG
MEMILIKI TUGAS DAN KEWENANGAN

1. MENETAPKAN RENCANA UMUM PEMILIHAN,

2. MENETAPKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMILIHAN, YANG MELIPUTI:
 KEMAMPUAN KEUANGAN;
 SPESIFIKASI TEKNIS; DAN
 RANCANGAN PERJANJIAN.
3. MENETAPKAN PANITIA PEMILIHAN;
4. MENETAPKAN JADWAL PROSES PEMILIHAN MITRA BERDASARKAN USULAN DARI
PANITIA PEMILIHAN;
5. MENYELESAIKAN PERSELISIHAN ANTARA PESERTA CALON MITRA DENGAN PANITIA
PEMILIHAN, DALAM HAL TERJADI PERBEDAAN PENDAPAT;
6. MEMBATALKAN TENDER, DALAM HAL:
 PELAKSANAAN PEMILIHAN TIDAK SESUAI ATAU MENYIMPANG DARI DOKUMEN
PEMILIHAN;
 PENGADUAN MASYARAKAT ADANYA DUGAAN KOLUSI, KORUPSI, NEPOTISME
YANG MELIBATKAN PANITIA PEMILIHAN TERNYATA TERBUKTI BENAR;
7. MENETAPKAN MITRA;
8. MENGAWASI PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN DOKUMEN PEMILIHAN MITRA;
9. MELAPORKAN HASIL PELAKSANAAN PEMILIHAN MITRA KEPADA KDH
 TUGAS DAN KEWENANGAN
PANITIA PEMILIHAN

1. MENYUSUN RENCANA JADWAL PROSES PEMILIHAN MITRA

2. MENETAPKAN DOKUMEN PEMILIHAN;
3. MENGUMUMKAN PELAKSANAAN PEMILIHAN MITRA DI MEDIA MASSA NASIONAL DAN
DI WEBSITE PEMERINTAH DAERAH MASING-MASING;
4. MELAKUKAN PENELITIAN KUALIFIKASI PESERTA CALON MITRA;
5. MELAKUKAN EVALUASI ADM DAN TEKNIS TERHADAP PENAWARAN YANG MASUK;
6. MENYATAKAN TENDER GAGAL;
7. MELAKUKAN TENDER DENGAN PESERTA CALON MITRA YANG LULUS KUALIFIKASI;
8. MELAKUKAN NEGOSIASI DENGAN CALON MITRA DALAM HAL TENDER GAGAL ATAU
PEMILIHAN MITRA TIDAK DILAKUKAN MELALUI TENDER;
9. MENGUSULKAN CALON MITRA BERDASARKAN HASIL TENDER/SELEKSI
LANGSUNG/PENUNJUKAN LANGSUNG KEPADA PENGELOLA BARANG/PENGGUNA
BARANG;
10. MENYIMPAN DOKUMEN ASLI PEMILIHAN;
11. MEMBUAT LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN MENGENAI PROSES DAN HASIL
PEMILIHAN KEPADA PENGELOLA BARANG/ PENGGUNA BARANG; DAN
12. MENGUSULKAN PERUBAHAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN/ATAU PERUBAHAN MATERI
PERJANJIAN KEPADA PENGELOLA BARANG/PENGGUNA BARANG, DALAM HAL
DIPERLUKAN.
 PANITIA PEMILIHAN

 PANITIA PEMILIHAN SEKURANG-KURANGNYA TERDIRI ATAS:

 KETUA;
 SEKRETARIS; DAN
 ANGGOTA.
 KEANGGOTAAN BERJUMLAH GASAL DITETAPKAN SESUAI KEBUTUHAN, PALING SEDIKIT
5 (LIMA) ORANG,
 PANITIA PEMILIHAN DIKETUAI OLEH:
 UNSUR DARI PENGELOLA BARANG, UNTUK PEMILIHAN MITRA PEMANFAATAN KSP
BARANG MILIK DAERAH PADA PENGELOLA BARANG ATAU BGS/BSG; DAN
 UNSUR DARI PENGGUNA BARANG, UNTUK PEMILIHAN MITRA PEMANFAATAN KSP
BARANG MILIK DAERAH PADA PENGGUNA BARANG.
 APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH DILARANG DITUNJUK DALAM
KEANGGOTAAN PANITIA PEMILIHAN.
1. PENGUMUMAN;

2. PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN;

3. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN;

4. PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN;

5. PENELITIAN KUALIFIKASI;

6. PEMANGGILAN PESERTA CALON MITRA;

7. PELAKSANAAN TENDER; DAN

8. PENGUSULAN CALON MITRA.

 TENDER
 TENDER DINYATAKAN GAGAL; ATAU
 PESERTA KURANG DARI 3 PESERTA

TENDER
ULANG
 CALON MITRA YANG MENGIKUTI TENDER
ULANG HANYA 2 PESERTA

SELEKSI
LANGSUNG
 CALON MITRA YANG MENGIKUTI TENDER
ULANG HANYA 1 PESERTA

PENUNJUKAN
LANGSUNG
 PERBEDAAN SEWA DGN RETRIBUSI
PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
SEWA
 Pelaksanaan didasarkan pada Perjanjian
antara Pemda dengan Penyewa
 Jangka waktu paling lama 5 tahun dan
dapat diperpanjang
 Biaya operasional dan perawatan
dibebankan kepada Penyewa
 Pendapatan Sewa dicantumkan pada Lain-  Pendapatan dari Retribusi Pemakaian
lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
 Tarif berdasarkan penilaian
 Jangka waktu jam, harian, bulanan,
tahunan
RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAEAH
 Pemungutan didasarkan pada Peraturan
Daerah
 Jangka waktu sesuai dengan masa
retribusi (1 tahun)
 Biaya operasional dan perawatan
dibebankan kepada Pemda sebagai bagian
dari pelayanan
Kekayaan Daerah dicantumkan pada
Pendapatan Retribusi Daerah
 Tarif berdasarkan Keputusan Kepala
Daerah
 Jangka waktu setiap kali pemakaian
 PRINSIP UMUM SEWA
 MENGOPTIMALKAN PENDAYAGUNAAN BARANG MILIK DAERAH YANG
BELUM/TIDAK DILAKUKAN PENGGUNAAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS
DAN FUNGSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH;
 MEMPEROLEH FASILITAS YANG DIPERLUKAN DALAM RANGKA MENUNJANG
TUGAS DAN FUNGSI PENGGUNA BARANG; DAN/ATAU
 MENCEGAH PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH OLEH PIHAK LAIN
SECARA TIDAK SAH.
 PENYEWAAN BARANG MILIK DAERAH DILAKUKAN SEPANJANG TIDAK
MERUGIKAN PEMERINTAH DAERAH DAN TIDAK MENGGANGGU
PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH.
 JANGKA WAKTU SEWA
DPT
DIPERPANJANG

PLG LAMA 5 THN DAPAT > 5 THN

 KERJA SAMA PLNG LAMA 10 THN & DPT

SEJAK
INFRASTRUKTUR DIPERPANJANG 1 KALI
DITANDATANGANI
PERJANJIAN  KEGIATAN DGN
KARAKTERISTIK USAHA YG
MEMERLUKAN WAKTU SEWA
DPT DIPERPANJANG > 5 THN
 DITENTUKAN LAIN DALAM UU

BERDASARKAN
PERHITUNGAN HASIL
KAJIAN ATAS SEWA YANG
DILAKUKAN OLEH PIHAK
YANG BERKOMPETEN
 SEWA DAN PERPAJANGAN SEWA

TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN YANG
SUDAH
PENGELOLA
DISERAHKAN OLEH PELAKSANA PERSETUJUAN KDH
BARANG
PENGGUNA
BARANG KEPADA
KEPALA DAERAH

SEBAGIAN TANAH
DAN/ATAU
BANGUNAN YANG PENGGUNA PENGELOLA
PELAKSANA PERSETUJUAN
MASIH DIGUNAKAN BARANG BARANG
OLEH PENGGUNA
BARANG

SELAIN TANAH
DAN/ATAU PENGGUNA PENGELOLA
BANGUNAN PADA PELAKSANA PERSETUJUAN
BARANG BARANG
PENGGUNA
 DITETAPKAN
FORMULA TARIF/BESARAN SEWA KDH

TARIF POKOK SEWA TANAH

DIKALI

FAKTOR PENYESUAI SEWA

DALAM (%) DITETAPKAN KDH BANGUNAN

JENIS KEGIATAN PERIODESITAS SEWA

USAHA PENYEWA

BENTUK
KELEMBAGAAN
PENYEWA

 KEGIATAN BISNIS;
 KEGIATAN NON
BISNIS; DAN
 KEGIATAN SOSIAL.
 NOMOR 57/PMK.06/2016
TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA

FAKTOR PENYESUAIAN SEWA

I. Jenis Kegiatan Usaha Penyewa
Bentuk Kelembagaan Penyewa a. Bisnis b. Non Bisnis c. Sosial
a. Kategori I 100% 50% 10%
i. Swasta, kecuali yayasan dan koperasi
ii. Badan Usaha Milik Negara
iii. Badan Usaha Milik Daerah
b. Kategori II 100% 40% 5%
i. Yayasan
ii. Koperasi
iii. Lembaga Pendidikan Formal
iv. Lembaga Pendidikan Non Formal
c. Kategori III 100% 30% 5%
i. Lembaga sosial
ii. Lembaga kemanusiaan
iii. Lembaga keagamaan

II. Periodesitas Sewa

1.per Tahun 100%
2.per Bulan 130%
3.per Hari 160%
4.per Jam 190%
 TATA CARA PELAKSANAAN SEWA
OLEH PENGELOLA BARANG

APBD

MENUGASKAN
PENILAI NILAI
DITETAPKAN WAJAR
KDH

PERMOHONAN DITELITI
CALON PENYEWA PENGELOLA BRG
TERTULIS

DOKUMEN
HASIL
PENELITIAN
 DATA CALON PENYEWA;
 LTR BLKNG PERMOHONAN;
 JANGKA WAKTU PERSETUJUAN
PENYEWAAN, TERMASUK
PERIODESITAS SEWA
 PERUNTUKAN SEWA KDH
 TATA CARA PELAKSANAAN SEWA
OLEH PENGGUNA BARANG

APBD

WAJAR PEMERINTAH /PUBLIK MENUGASKAN

PENILAI
TIM DPT LIBATKAN DITETAPKAN
TAKSIRAN KDH
PENILAI

CALON PERMOHONAN DITELITI

PENGGUNA BRG
PENYEWA TERTULIS

DPT
DOKUMEN MEMBENTUK
HASIL TIM
PENELITIAN
 DATA CALON PENYEWA;
 LTR BLKNG PERMOHONAN;
 JANGKA WAKTU PERSETUJUAN
PENYEWAAN, TERMASUK PERSIAPKAN
PERIODESITAS SEWA USULAN SEWA
 PERUNTUKAN SEWA
PENGELOLA BRG
 PENANDATANGANAN
PERJANJIAN SEWA

UTK BMD YG
PENYEWA KDH BERADA PD
PENGELOLA BRG

UTK BMD YG
PENGELOLA
PENYEWA BERADA PD
BARANG
PENGGUNA BRG

PEMBAYARAN SEWA

 HASIL SEWA BMD MERUPAKAN PENERIMAAN DAERAH DAN SELURUHNYA WAJIB DISETORKAN KE REKENING
KAS UMUM DAERAH.
 PENYETORAN UANG SEWA HARUS DILAKUKAN SEKALIGUS SECARA TUNAI PLNG LAMBAT 2 HARI KERJA SBLM
DITANDATANGANINYA PERJANJIAN SEWA BMD
 PEMBAYARAN UANG SEWA, DPT DILAKUKAN DGN CARA PEMBAYARAN SCR TUNAI KPD BENDAHARA
PENERIMAAN ATAU MENYETORKANNYA KE REK KAS UMUM DAERAH.
 PEMBAYARAN UANG SEWA DIBUKTIKAN DENGAN MENYERAHKAN BUKTI SETOR SEBAGAI SALAH SATU
DOKUMEN PADA LAMPIRAN YANG MENJADI BAGIAN TIDAK TERPISAHKAN DARI PERJANJIAN SEWA.
BGS PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA TANAH
OLEH PIHAK LAIN DENGAN CARA MENDIRIKAN BANGUNAN
DAN/ATAU SARANA BERIKUT FASILITASNYA, KEMUDIAN
DIDAYAGUNAKAN OLEH PIHAK LAIN TERSEBUT DALAM JANGKA
WAKTU TERTENTU YANG TELAH DISEPAKATI, UNTUK
SELANJUTNYA DISERAHKAN KEMBALI TANAH BESERTA
BANGUNAN DAN/ATAU SARANA BERIKUT FASILITASNYA
SETELAH BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU.

BSG PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA TANAH

OLEH PIHAK LAIN DENGAN CARA MENDIRIKAN BANGUNAN
DAN/ATAU SARANA BERIKUT FASILITASNYA, DAN SETELAH
SELESAI PEMBANGUNANNYA DISERAHKAN UNTUK
DIDAYAGUNAKAN OLEH PIHAK LAIN TERSEBUT DALAM JANGKA
WAKTU TERTENTU YANG DISEPAKATI.
 1. PENGGUNA BARANG MEMERLUKAN BANGUNAN DAN
FASILITAS BAGI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH UNTUK KEPENTINGAN PELAYANAN UMUM DALAM
PERTIMBANGAN RANGKA PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI; DAN
BSG/BGS
2. TIDAK TERSEDIA ATAU TIDAK CUKUP TERSEDIA DANA DALAM
APBD UNTUK PENYEDIAAN BANGUNAN DAN FASILITAS
TERSEBUT.

BANGUNAN DAN FASILITASNYA YANG MENJADI BAGIAN DARI HASIL PELAKSANAAN

BGS/BSG HARUS DILENGKAPI DENGAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) ATAS NAMA
PEMERINTAH DAERAH.

PENERIMAAN HASIL KAS

PELAKSANAAN PENERIMAAN DAERAH WAJIB DISETORKAN UMUM
BGS/BSG DAERAH

BGS/BSG PENGELOLA MENDAPAT

BMD PELAKSANA
BARANG PERSETUJUAN KDH
 BIAYA BGS/BSG

BIAYA PERSIAPAN

YANG DIKELUARKAN PENGELOLA TERJADI SETELAH

BARANG ATAU PENGGUNA DITETAPKANNYA MITRA
BARANG SAMPAI DENGAN BGS/BSG DAN BIAYA
PENUNJUKAN MITRA BGS/BSG PELAKSANAAN BGS/BSG

DIBEBANKAN BEBAN MITRA

PADA APBD YANG
BERSANGKUTAN
 DILARANG MENJAMINKAN,
MENGGADAIKAN, ATAU WAJIB MEMBAYAR KONTRIBUSI
MEMINDAHTANGANKAN SETIAP TAHUN

MITRA BGS /BSG TENDER

MENYERAHKAN OBJEK BGS KEPADA

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA, WAJIB
SETELAH DILAKUKAN AUDIT OLEH MEMELIHARA
APARAT PENGAWASAN INTERN OBJEK BGS/BSG
PEMERINTAH

JANGKA WAKTU PALING LAMA 30 TIDAK DAPAT

BGS/BSG TAHUN PERPANJANGAN
 PENGELOLA
PIHAK PELAKSANA
BARANG.

BUMN BUMD

MITRA BGS/BSG

BADAN HUKUM SWASTA KECUALI

LAINNYA. PERORANGAN

DALAM HAL MITRA BGS/BSG MEMBENTUK KONSORSIUM, MITRA

BGS/BSG HARUS MEMBENTUK BADAN HUKUM INDONESIA SEBAGAI
PIHAK YANG BERTINDAK UNTUK DAN ATAS NAMA MITRA BGS/BSG DALAM
PERJANJIAN BGS/BSG.
 OBJEK BGS/BSG

STATUS
BARANG MILIK DAERAH TANAH PENGELOLA BARANG

STATUS
BARANG MILIK DAERAH TANAH PENGGUNA BARANG

TELAH DIRENCANAKAN UNTUK PENYELENGGARAAN

TUGAS DAN FUNGSI PENGGUNA BARANG YANG
BERSANGKUTAN

TERLEBIH DAHULU
DISERAHKAN KEPADA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
 PALING SEDIKIT 10%
MITRA HASIL BGS/BSG HARUS DIGUNAKAN
LANGSUNG OLEH
PENGGUNA BARANG

PERUBAHAN GEDUNG BANGUNAN SARANA PENYELENGGARAAN TUSI

DAN/ATAU & FASNYA PEMERINTAHAN.
PENAMBAHAN
HASIL
 PERALATAN DAN MESIN;
 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN;
 ASET TETAP LAINNYA; DAN
ADDENDUM
 ASET LAINNYA.
PERJANJIAN
BGS/BSG

PERSETUJUAN
KDH
 PENANDATANGANAN
PERJANJIAN BGS/BGS

MITRA KDH

DITUANGKAN MENYAMPAIKAN BUKTI SETOR

DALAM PEMBAYARAN KONTRIBUSI TAHUNAN
BENTUK AKTA PERTAMA
NOTARIS.

BAGIAN TIDAK TERPISAHKAN DARI

PERJANJIAN BGS/BSG.
KONTRIBUSI TAHUNAN
PERHITUNGAN 2 HARI KERJA
THN KE 1
KONTRIBUSI TETAP SBLM
PERJANJIAN

HASIL PERKALIAN THN KE 2 DST SESUAI TGL

PERJANJIAN.

BESARAN TAHUN 6 BLN SBLM

PERSENTASE TERAKHIR PERJANJIAN
KONTRIBUSI BERAKHIR.
TAHUNAN

NILAI WAJAR BMD

DITETAPKAN
DPT MENINGKAT SETIAP TAHUN KDH

MEMPERHATIKAN ESTIMASI
PERHITUNGAN
TINGKAT INFLASI PENILAI

DITETAPKAN DALAM PERSETUJUAN PELAKSANAAN BGS/BSG

DAN DITUANGKAN DALAM PERJANJIAN KSP.
BERAKHIRNYA BGS/BSG
MITRA BGS/BSG INGKAR KEWAJIBAN
JANGKA WAKTU YG
TERTUANG DLM PERJANJIAN
 TERLAMBAT MEMBAYAR KONTRIBUSI TAHUNAN 3
KALI BERTURUT-TURUT;
SEPIHAK OLEH KDH  TIDAK MEMBAYAR KONTRIBUSI TAHUNAN 3 KALI
BERTURUT-TURUT; ATAU
BERAKHIRNYA PERJANJIAN  BELUM MEMULAI PEMBANGUNAN DAN/ATAU
BGS/BSG; TIDAK MENYELESAIKAN PEMBANGUNAN SESUAI
DENGAN PERJANJIAN, KECUALI DALAM KEADAAN
FORCE MAJEURE.
PER UU

 TEGURAN TERTULIS KE 1 (30 HARI KALENDER)

 TEGURAN TERTULIS KE 2 (30 HARI KALENDER)
 TEGURAN TERTULIS KE 3 (30 HARI KALENDER)
 KDH MENERBITKAN SURAT PENGAKHIRAN BGS/BSG.

AUDIT ATAS OBJEK BGS/BSG YANG DISERAHKAN OLEH

MITRA BGS/BSG, HSL AUDIT DI TINDAKLANJUTI OLEH MITRA

TIDAK MENGHILANGKAN KEWAJIBAN MITRA UNTUK

MEMENUHI KEWAJIBANNYA YG DALAM PERJANJIAN
 TATA CARA PELAKSANAAN BGS/BSG

INISIATIF KDH INISIATIF PERMOHONAN

PENGGUNA BRG DARI PIHAK LAIN.

REKOMENDASI BGS/BSG
BARANG MILIK DAERAH

RENCANA KEBUTUHAN YANG

DISAMPAIKAN OLEH PENGGUNA
BARANG
 PENGELOLA/ PENGELOLA PENELITIAN
PENGGUNA BRG
BARANG ADM

PIHAK LAIN PERMOHONAN KDH OK

DIUSULKAN

 LATAR BELAKANG PERMOHONAN;

 MEMBENTUK TIM BGS/BSG
 RENCANA PERUNTUKAN BGS/BSG;
 JANGKA WAKTU BGS/BSG; DAN MENUGASKAN PENILAI MELALUI
 USULAN BESARAN PENERIMAAN PENGELOLA BARANG
DAERAH DARI BGS/BSG.

 KONTRIBUSI TAHUNAN, DAN PERSENTASE HASIL BGS/BSG

 MENYIAPKAN PERJANJIAN BGS/BSG;
 MENYIAPKAN BAST OBJEK BGS/BSG
 MELAKSANAKAN KEGIATAN LAIN YANG DITUGASKAN OLEH KDH

MENENTUKAN KELAYAKAN BISNIS BGS/BSG, KDH DAPAT

MENUGASKAN PENILAI ATAU PIHAK LAIN YANG BERKOMPETEN UNTUK

 ANALISIS PENGGUNAAN ATAS BMD YANG AKAN DILAKUKAN BGS/BSG; ATAU

 ANALISIS KELAYAKAN BISNIS ATAS PROPOSAL BGS/BSG

LAPORAN ANALISIS MENGHITUNG BESARAN KONTRIBUSI

TIM
+ TAHUNAN, DAN PERSENTASE HASIL
BGS/BSG
LAPORAN PENILAIAN NILAI WAJAR BGS/BSG

NILAI LIMIT TERENDAH DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN MITRA BGS/BSG