E-Learning
Pejabat Pembuat Komitmen
Tahun 2022
Ketentuan Umum Pengadaan B/J
2
PENGERTIAN PBJP
Pasal 1 angka 1
GARIS BESAR PBJP
Barang (B)
Setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang
PBJ Terintegrasi
B PK JK JL
Pasal 3 ayat 2
JENIS PENGADAAN PADA PBJP (4/4)
Swakelola
Pasal 5
HUBUNGAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PBJ
Tujuan PBJ Kebijakan PBJ
• Meningkatkan Kualitas Perencanaan PBJ
• Melaksanakan PBJ yang Lebih Transparan, Terbuka dan
Menghasilkan Barang/Jasa yang tepat
Kompetitif
untuk setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari
• Memperkuat kapasitas kelembagaan & SDM PBJ
aspek kualitas, kuantitas, waktu, lokasi, biaya dan
• Mengembangkan E-marketplace
penyedia
• Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta
Transaksi Elektronik
Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri Mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri & SNI
Mewujudkan pemerataan ekonomi dan
memberikan perluasan kesempatan
berusaha Memberikan kesempatan UMKM
Meningkatkan Peran serta UMK dan Koperasi
Meningkatkan Peran pelaku usaha nasional
Mendukung pelaksanaan penelitian dan
pemanfaatannya Mendorong pelaksanaan penelitian & industri kreatif
Meningkatkan Keikutsertaan industri kreatif
Materi Meningkatkan Pengadaan
1: Ketentuan Umum berkelanjutan Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan
PRINSIP PBJ
Efisien Efektif
Transparan Terbuka
Bersaing Adil
Akuntabel Pasal 6
ETIKA PENGADAAN DALAM PBJ
Pasal 7
Pertentangan Kepentingan
Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan usaha, merangkap sebagai
Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada badan usaha lain yang mengikuti
Tender/Seleksi yang sama
Konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi
Beberapa badan usaha yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama, dikendalikan baik
langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama, dan/atau kepemilikan sahamnya
lebih dari 50% dikuasai oleh pemegang saham yang sama
Pasal 7
Ruang Lingkup Pengadaan B/J
16
RUANG LINGKUP PBJP
• Kementerian • APBN/APBD
• Lembaga • Pinjaman DN dan/atau hibah DN
• Perangkat Daerah yang diterima Pemerintah/Pemda
• Pinjaman LN atau hibah LN
Pasal 4
Pelaku Pengadaan B/J
18
PENGGUNA ANGGARAN (PA) (1/4)
Pasal 1 angka 7
PENGGUNA ANGGARAN (PA) (2/4)
Tugas dan Kewenangan PA:
11 Menetapkan tim teknis yang dibentuk dari unsur K/L/PD untuk membantu, memberikan
masukan, dan melaksanakan tugas tertentu terhadap sebagian atau seluruh tahapan PBJ
13 Menyatakan Tender/Seleksi gagal dalam hal terjadi korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme
yang melibatkan Pokja Pemilihan/PPK
PA/KP
A
Dalam pelaksanaan tugasnya, PA pada pengelolaan APBN
dapat melimpahkan kewenangan kepada KPA sesuai dengan
peraturan perundang undangan, sedangkan PA untuk
pengelolaan APBD dapat melimpahkan kewenangan angka 1
sampai angka 7 kepada KPA.
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) (1/2)
Pasal 1 angka 8, 9
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) (2/2)
Tugas dan Kewenangan KPA:
5 Pada Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari APBD, dapat
merangkap sebagai PPK
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (1/6)
Pasal 1 angka 10
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (2/6)
Persyaratan menjadi PPK
Memiliki Sertifikat Kompetensi sesuai dengan bidang tugas PPK atau jika belum memiliki
3 sertifikat kompetensi wajib memiliki Sertifikat Keahlian Tingkat Dasar atau Standar Kompetensi
level-1 sampai dengan 31 Desember 2023
Berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (S1) atau paling kurang golongan III/a atau
4 disetarakan dengan golongan III/a
Dapat ditambahkan dengan memiliki latar belakang keilmuan dan pengalaman yang sesuai
6 dengan tuntutan teknis pekerjaan
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (3/6)
Tugas PPK
7 Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan 15 Menetapkan tim ahli atau tenaga ahli, dan
Melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia
8 16
di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) Barang/Jasa
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (4/6)
Tipologi PPK
Baru
Sederhana Kompleks
PROJECT MANAJEMENT
Tipe PPK disusun berdasarkan ruang lingkup tahapan pengelolaan kontrak yang dilihat
dari tingkat kompleksitas. Tipe PPK ditetapkan mulai dari tingkat kompleksitas
pengelolaan kontrak yang sederhana sampai dengan kompleks.
Kompleks
Sederhana
PROJECT MANAGEMENT
Dalam penetapan penugasan, pegawai yang ditugaskan sebagai PPK tidak boleh dirangkap oleh:
1. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara;
2. Pejabat Pengadaan atau Pokja Pemilihan untuk paket Pengadaan Barang/Jasa yang sama
Pasal 1 angka 10
PEJABAT PENGADAAN (PP) (1/3)
Melaksanakan E-Purchasing yang bernilai paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus
4 juta rupiah)
Pokja
3 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau
Pokja
Pemilihan 2 Pokja Pemilihan Khusus adalah Pokja Pemilihan yang melaksanakan
tugas Pengadaan Barang/Jasa dalam ruang lingkup pekerjaan dengan
proses yang memiliki persyaratan khusus dan/atau spesifik
Tim Pelaksana
Tim Persiapan Melaksanakan, Tim Pengawas
menyusun sasaran, mencatat, mengevaluasi, Mengawasi persiapan
rencana kegiatan, jadwal & melaporkan secara dan pelaksanaan fisik
pelaksanaan, dan berkala kemajuan maupun administrasi
rencana biaya pelaksanaan kegiatan & swakelola.
penyerapan anggaran
Pasal 16
PENYELENGGARA SWAKELOLA
Personil
Tipe
No
Swakelola Tim Persiapan Tim Pengawas Tim Pelaksana
44
PBJ SECARA ELEKTRONIK
Pasal 69-70
PENGERTIAN SPSE
LKPP
Pasal 69
PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK MEMANFAATKAN
E-MARKETPLACE
Penyedi
K/L/Pemda a
PEMILIHAN
PENYEDIA
Pasal 70
KATALOG ELEKTRONIK
disusun dan dikelola
Katalog Elektronik
Nasional
Pasal 72
KATALOG ELEKTRONIK
Pasal 72
PELAKU KATALOG ELEKTRONIK
1. Kepala LKPP;
2. Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
(PPMSE);
3. Pedagang (Merchant) / Penyedia;
4. Pejabat Pembuat Komitmen; dan
5. Pejabat Pengadaan
Pengelola PBJ*
di K/L/Pemda Personel lain
SDM Pengadaan di atas:
▪ memiliki kompetensi di bidang PBJ
▪ Berkedudukan di UKPBJ
* Pengelola PBJ adalah Pejabat Fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan PBJ
* Pengelola PBJ dengan Jenjang: Pertama, Muda, Madya
Personel lainnya adalah ASN, prajurit TNI, dan anggota Polri yang diberi tugas,
Pasal 74 &
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
PerLem 7 tahun 2021
untuk melaksanakan kegiatan PBJ
SDM PBJ (3/4)
Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa
Dalam rangka mencapai standarisasi dalam hal kompetensi PBJ saat ini
sudah ada Standar Kompetensi Kerja di bidang PBJ. Kompetensi Sumber
Daya Manusia berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2020 tentang Standar
Kompetensi Teknis Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
meliputi:
1. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;
2. Memilih Penyedia Barang/Jasa;
3. Mengelola Kontrak PBJP;dan
4. PBJP melalui Swakelola
Terkait dengan Standar Kompetensi bagi personel lainnya, standar kompetensi yang
mengatur personelnya meliputi:
✔Standar Kompetensi PPK;
✔Standar Kompetensi Pejabat Pengadaan;
✔Standar Kompetensi Pokja Pemilihan;
✔Standar Kompetensi Kepala UKPBJ; dan
✔Standar Kompetensi Pengelola LPSE.
31 Des 2023
• PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan yang dijabat oleh ASN/TNI/Polri
wajib memiliki sertifikat kompetensi di bidang PBJ
• PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan yang dijabat oleh selain
Pengelola PBJP di K/L/Pemda, ASN/TNI/Polri wajib memiliki sertifikat
kompetensi di bidang PBJ
• PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan wajib memiliki Sertifikat
Keahlian Tingkat Dasar di bidang PBJ sepanjang belum memiliki sertifikat
kompetensi di bidang PBJ s.d 31 Desember 2023
Pasal 88
KELEMBAGAAN PBJ (1/4)
Tugas UKPBJ
UKPBJ
• Menyelenggarakan dukungan PBJ
Fungsi UKPBJ
• Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa
Menteri/Kepala • Pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik
Lembaga/Kepala Daerah • Pembinaan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
membentuk UKPBJ (Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
PBJ), berbentuk struktural • Pelaksanaan pendampingan, konsultasi, dan/atau
bimbingan teknis
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
menteri/kepala lembaga/kepala daerah
Pasal 75
KELEMBAGAAN PBJ (2/4)
Pelaksanaan Fungsi Pengelolaan PBJ meliputi:
Inventarisasi Paket PBJ
UKPBJ (Kepala)
3 (Pejabat
administrasi/koordinator)
pengadaan secara elektronik
(pejabat
administrasi/koordinator)
kelembagaan PBJ (pejabat
administrasi/koordinator)
dan/atau bimbingan teknis PBJ
(pejabat
administrasi/koordinator)
melalui
Persiapan Pelaksanaan
Kontrak
Proses Pengadaan
Pasal 76
PENGADUAN OLEH MASYARAKAT
Pasal 77
SANKSI (1/7)
Pemenang
Peserta Pemilihan
Pemilihan/Penyedia
Pasal 78 - 82
SANKSI (2/7)
Proses *)Ditetapkan
Pelanggaran Sanksi *)Diusulkan Oleh
Pengadaan Oleh
Pemilihan A Dokumen atau keterangan • Sanksi digugurkan dalam PP / PA/KPA
Penyedia palsu/tidak benar pemilihan, Pokja Pemilihan/
(Peserta • sanksi pencairan jaminan Agen Pengadaan
B Indikasi Persekongkolan
Pemilhan) penawaran, dan
C Indikasi KKN • sanksi daftar hitam selama 2
(dua) tahun *)
D Mengundurkan diri, alasan yang tidak • sanksi pencairan jaminan PP / PA/KPA
bisa diterima penawaran , dan Pokja Pemilihan/
• sanksi daftar hitam selama 1 Agen Pengadaan
(satu) tahun *)
Pemilihan Pengunduran diri pemenang • sanksi pencairan jaminan PPK PA/KPA
Penyedia pemilihan sebelum penandatangan penawaran , dan
(Pemenang kontrak • sanksi daftar hitam selama 1
Pemilihan) (satu) tahun *)
Pelaksanaan A Tidak melaksanakan kontrak, tidak • Sanksi pencairan jaminan PPK PA/KPA
Kontrak menyelesaikan pekerjaan, atau tidak pelaksanaan atau jaminan
(Penyedia) melaksanakan kewajiban dalam pemeliharaan, dan
masa pemeliharaan. • sanksi daftar hitam selama 1
(satu) tahun *)
Lanjutan …. >>
Pasal 78
SANKSI (3/7)
Pasal 78
SANKSI (4/7)
Pasal 80
SANKSI (5/7)
Proses
No Pelanggaran Sanksi Keterangan
Pengadaan
Seluruh 1 Lalai melakukan suatu sanksi administratif, dilaksanakan oleh Pejabat
Proses perbuatan yang seharusnya Pembina Kepegawaian/pejabat
Pengadaan menjadi kewajibannya yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2 Terbukti melanggar pakta sanksi hukuman disiplin
integritas berdasarkan putusan ringan, sedang, atau
KPPU, Peradilan Umum, atau berat .
PTUN
Pasal 82
SANKSI (7/7)
Sanksi Kepada:
Penyelenggara Swakelola
N
Tipe Swakelola Sanksi Keterangan
o
1 Tipe I Pembatalan Sanksi dapat dikenakan kepada Penyelenggara Swakelola atas adanya pelanggaran
sebagai penyelenggaraan Swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh PPK
penyelenggara terhadap Penyelenggara Swakelola. Penilaian PPK terhadap Penyelenggara
swakelola, Swakelola dapat berdasarkan atas penilaian PPK . Pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
2 Tipe II Pembatalan Sanksi dapat dikenakan kepada Penyelenggara Swakelola atas adanya pelanggaran
sebagai penyelenggaraan Swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh PPK
3 Tipe III
Pelaksana terhadap Penyelenggara Swakelola. Penilaian PPK terhadap Penyelenggara
swakelola Swakelola dapat berdasarkan atas penilaian PPK mandiri, ataupun laporan tim
pengawas kepada PPK. Pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam kontrak.
4 Tipe IV Sanksi dapat dikenakan kepada Penyelenggara Swakelola atas adanya pelanggaran
penyelenggaraan Swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh PPK
terhadap Penyelenggara Swakelola. Pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam kontrak
Pasal 83
SANKSI DAFTAR HITAM
Pasal 84
PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK
82
PENGERTIAN SUPPLY CHAIN
1 2 3 4 5 6 7
(MAKE)
Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok
91
PENERAPAN SCM DALAM PBJP –
PERENCANAAN (1/4)
Dokumen perencanaan SCM dalam rangka PBJP Agar proses perencanaan ideal, maka diperlukan:
menjadi referensi untuk :
1) Adanya peran dan fungsi tugas pelaksana SCM;
1 1)
2)
Mencari potensi calon penyedia;
Menyusun jadwal rencana pengadaan agar barang/jasa
2) 6
Adanya keterlibatan team UKPBJ/PPK dalam
proses perencanaan dan penyusunan program
7
hasil pengadaan dapat digunakan sesuai dengan kerja di tingkat institusi;
jadwal optimal seluruh kegiatan dalam rantai suplai;
3) Team UKPBJ/PPK bersama para pihak terkait
PERENCANAAN 3) Meminta penawaran kepada daftar penyedia tetap atau berperan serta secara aktif dalam penyusunan
melakukan proses tender; peramalan kebutuhan, kerangka acuan kerja
(KAK) proyek, dan tindakan tanggap darurat;
4) Mengurangi resiko kekeliruan memahami permintaan
dari para pengguna; 4) Menyusun agenda kerja dan tahapan jadwal
pelaksanaan secara detail dan terperinci;
5) Mengurangi resiko kekeliruan dalam hal evaluasi
permintaan yang terbatas waktunya; 5) Diberikan target dan batas waktu dari setiap
tahapan jadwal pelaksanaan;
6) Memastikan kewajiban penyedia untuk memberikan
layanan pasca penjualan dan jaminan kompensasi 6) Secara berkala dilakukan analisis apakah terjadi
penggantian jika ada yang tidak sesuai pesanan; ketidaksesuaian (deviasi) antara perencanaan
dan realisasi, serta proses dinamis dari
7) Memiliki posisi tawar dalam negosiasi pengadaan
permintaan dan realisasi kebutuhan yang terjadi
barang/jasa menjadi kuat jika dilakukan dalam waktu
yang terbatas. (MAKE)
2
Kontrak Kerjasama
dengan penyedia
Pemasok memiliki focus
pada usaha yang dijalani
6
Kerjasama
dalam kurun
7
tetap waktu
tertentu
PERENCANAAN
SOURCING
DAN 1 2 3 4 5 6 7
PENGADAAN
Pemasok Pemasok
Peramalan memiliki
Pemasok sudah siap
kebutuhan/ pengalaman
diseleksi terlebih menjadi
Forecasting dibidang usaha
dahulu mitra
yang dijalani
2 dikerjakan dalam
kurun waktu
kegiatan dan Harga 6 Melalui
7
Perkiraan sendiri tender
tertentu
PERENCANAAN
SOURCING
DAN 1 2 3 4 5 6
PENGADAAN
Pemasok
Memiliki lisensi Terdapat perbedaan memiliki
dan sertifikasi siginifikan antara 1 pengalaman
dari asosiasi proyek dengan yang dibidang usaha
terkait lain yang dijalani
2
dikecualikan dan
butuh sehingga dilakukan 6Penanganan hal 7
utama, biaya
penanganan penunjukan langsung atau
swakelola menyesuaikan
segera
PERENCANAAN
SOURCING
DAN 1 2 3 4 5 6
PENGADAAN
Anggaran Biaya
Meliputi perbaikan
Harga tidak wajar, tidak dapat
infrastruktur,
karena pasokan sulit direncanakan
prasarana, layanan
diperoleh secara
dan evakuasi
menyeluruh
PRODUKSI
Memilih mesi, Pengelolaan
(MAKE) proses aliran (fisik Pengendalian
fasilitas dan persediaan
dan informasi)
peralatan
01 02 03 04 05 06 07
4
PRODUKSI
(MAKE) Manajemen distribusi adalah suatu proses
PENGIRIMAN
DAN penyampaian barang atau jasa dari
DISTRIBUSI
produsen ke konsumen dan para pemakai,
sewaktu dan dimana barang atau jasa
tersebut diperlukan.
4
6
SERAH
TERIMA
BARANG /
JASA Serah Terima Jasa
Serah Terima Barang Serah Terima Jasa Serah Terima Barang
(Inbond)- (Outbond) (Outbond)
(Inbond)- Dilakukan
Dilakukan sesuai sesuai dengan waktu
dengan waktu yang yang disepakati
disepakati