Anda di halaman 1dari 34

PELINDUNGAN PMI AWAK KAPAL NIAGA

DAN PERIKANAN DI LUAR NEGERI


KEBIJAKAN, PELUANG DAN TANTANGANNYA

Freddy M. Panggabean
Plt. Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Asia dan Afrika
Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG
DIHARAPKAN
PENYEBAB Masyarakat/PMI tidak
memahami kerja ke luar negeri,
PMI tidak tahu prosedur dan tidak tertangani kasusnya dan
peluang kerja
tidak mampu mengembangkan AKIBAT
usaha ekonomi • Masyarakat/PMI
Anggapan bahwa bekerja memahami kerja ke
secara resmi bertele-tele • Penempatan PMI nonprosedural luar negeri, tertangani
• Indikasi penempatan masih terus terjadi kasusnya, dan mampu
Bisnis penempatan PMI mengembangkan
menggiurkan nonprosedural yg jumlahnya 2-3 • Peluang kerja di LN yg bagus
kali dari yang prosedural. usaha ekonomi
• Akses thd pengaduan dan tidak termanfaatkan • Penempatan PMI
Pengawasan sulit secara no prosedural
perlindungan kurang. Kasus- • Kasus PMI masih terus terjadi,
kasus yg menimpa PMI tidak sulit dideteksi, dan sulit berkurang
PMI tidak tahu ke mana • Kasus PMI berkurang
mengadu semua terdeteksi diselesaikan
• Devisa PMI belum semuanya • Akses pengaduan
Akses pengaduan kasus dimanfaatkan untuk • Jaringan penempatan ilegal makin lebih mudah dan
terbatas mengembangkan usaha bagi marak penanganan kasus
kehidupan keluarga • PMI bolak balik ke LN. Keluarga PMI lebih singkat
PMI tidak mampu • Banyak PMI yg
mengembangkan usaha terbengkalai dan tetap miskin mampu
Masalah yang dihadapi PMI: (kemiskinan struktural) memanfaatkan hasil
Tidak ada mitra yang kerja dari luar negeri
menstimulan
• Tidak tahu informasi kerja ke untuk kegiatan
luar negeri ekonomi produktif
PMI lebih suka kembali bagi keluarga
bekerja ke luar negeri meski • Tidak tahu meminta bantuan
harus meninggalkan penyelesaian kasus
keluarga • Tidak mampu memanfaatkan
hasil kerja dari luar negeri
PERKIRAAN JUMLAH PMI PROSEDURAL DAN NON PROSEDURAL
Perkiraan Jumlah PMI Prosedural di Kawasan Asia
Kawasan Afrika:
Diperkirakan sebanyak 7 ribu PMI tidak terdata
yang bekerja di kawasan Afrika kebanyakan melalui
1 dan Afrika sebesar 534.084 PMI, berdasarkan asumsi
data keberangkatan 2 tahun terakhir

perseorangan dan UKPS


Perkiraan Jumlah PMI Non Prosedural di

Korea Selatan :
Dirilis dari KBRI Seoul terdapat PMI yang Overstay
2 Kawasan Asia dan Afrika sebesar 2,1 Juta
PMI (berdasarkan data yang diolah dari
beberapa sumber)
sebanyak 4.465 PMI per bulan Juli 2020

Taiwan :
Dirilis dari KDEI Taiwan, berdasarkan data imigrasi Taiwan
terdapat banyak kasus aduan PMI kabur, sedang di tahun
Malaysia
2015 Kemnaker Taiwan merilis sebanyak 23 ribu PMI
Dirilis dari Kemlu terdapat hampir 2,7 juta PMI NP, sedangkan
nonprosedural
yang terdata di Imigrasi Malaysia (Juni 2019) hanya sekitar 700
ribu, artinya 2 Juta PMI tergolong Non Prosedural
PEKERJA MIGRAN INDONESIA
Setiap warga negara Indonesia yang akan,
sedang, atau telah melakukan pekerjaan
dengan menerima upah
di luar wilayah Republik Indonesia
(UU Nomor 18 Tahun 2017)

01
YANG BEKERJA PADA
02
YANG BEKERJA PADA
03 04
PEMBERI KERJA PEMBERI KERJA PELAUT AWAK KAPAL PELAUT PERIKANAN
BERBADAN HUKUM PERSEORANGAN ATAU
RUMAH TANGGA
NO PROVINSI 2018 2019 2020 TOTAL

1  BALI 1 1 0 2

 2 BANTEN 38 26 12 76
PENEMPATAN PELAUT  3 BENGKULU 1 1 1 3

PERIKANAN  4 DI YOGYAKARTA 6 3 1 10

 5 DKI JAKARTA 3 4 1 8

 6 JAWA BARAT 996 1.212 438 2.646

 7 JAWA TENGAH 1.368 1.349 435 3.152

 8 JAWA TIMUR 130 164 34 328

 9 KALIMANTAN BARAT 2 1 0 3

 10 KALIMANTAN SELATAN 0 0 1 1

 11 KEPULAUAN RIAU 1 0 0 1

 12 LAMPUNG 44 48 12 104

 13 MALUKU 0 1 0 1

 14 MALUKU UTARA 1 1 0 2

 15 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 2 0 0 2

 16 NUSA TENGGARA BARAT 2 4 2 8

 17 NUSA TENGGARA TIMUR 1 3 2 6

 18 PAPUA 0 1 0 1

 19 SULAWESI BARAT 0 1 21 22

 20 SULAWESI SELATAN 1 3 4 8


Sumber: Pusdatin BP2MI
 21 SULAWESI TENGGARA 1 6 5 12
PERKIRAAN KEBUTUHAN PELAUT PERIKANAN

Kebutuhan jumlah Simulasi jumlah Estimasi gaji Estimasi total


pelaut perikanan di pelaut Indonesia penerimaan
Pasifik

150.000 x 7 JT x 12 bulan = 12,6 T


Pelaut Rating (USD 500) Per tahun
200.000*
Permintaan
tahunan pelaut 50.000 x 21 JT x 12 bulan = 12,6 T
perikanan dari Pelaut Perwira (USD 1.500) Per tahun
Pasifik

25,2 T
Total estimasi
penerimaan per tahun
*) Informasi dari DR. Imron Natsir dari Asosiasi Tuna Indonesia (ASTUIN).
POTENSI PELAUT INDONESIA

Indonesia Adalah Negara Ketiga Terbesar Jumlah Pelaut Indonesia Saat Ini
Penyedia Pelaut di Dunia Hampir Mencapai 1, 2 Juta Orang

Sumber: Data Kementerian Perhubungan (https://pelaut.dephub.go.id/)


Sumber: Global Supply and Demand for Seafarers, ICS

Untuk sektor perikanan, ILO mencatat Estimasi Potensi Penerimaan


Indonesia adalah penyuplai pekerja Negara dari Pelaut Indonesia:
perikanan terbesar di dunia (baik yang
750 USD ( 10,5jt IDR ) x 1,2jt orang
bekerja di laut bebas mau pun yang
pelaut x 12 bulan = 151,2 TRILIUN
bekerja di negara setempat sebagai
pelaut residen)
MASALAH DAN TANTANGAN
Masih tingginya kasus eksploitasi, penelantaran, atau pelanggaran
HAM terhadap pelaut dan awak kapal perikanan
Pendidikan dan Hukum dan Peraturan
Pengawasan
Pelatihan Perundangan
1. Walaupun sudah meratifikasi STCW- 1. Tidak ada pengaturan tentang profesi
pelaut pada UU 13/2003 tentang 1. Tidak terintegrasinya data dan laporan
F, penyesuaian dan pelaksanaan
ketenagakerjaan mengenai penanganan kasus pelaut
kurikulum baru mengalami
dan awak kapal perikanan
hambatan – salah satunya karena
tidak ada anggaran untuk membeli 2. KKP dan Kemhub masih membuat
peraturan tata Kelola pelaut/awak kapal 2. Belum adanya aturan teknis
buku silabus
perikanan, padahal UU 17/2008 pelaksanaan pengawasan bersama oleh
tentang Pelayaran telah K/L teknis yang memiliki irisan
2. Belum tersedianya aturan dari
mengamanatkan bahwa urusan tenaga kewenangan dalam aspek
Kementerian terkait untuk mengatur
kerja diurus oleh Kemnaker ketenagakerjaan di sektor kelautan dan
standar mutu penyelenggara
perikanan
lembaga Pendidikan dan pelatihan
bagi awak kapal perikanan 3. Regulasi nasional yang multi tafsir dan
tidak sinkron karena tidak mengacu
kepada regulasi internasional + belum
International Convention on Standards of Training,
Certification & Watchkeeping for Fishing Vessel
diratifikasinya konvensi-konvensi kunci
Personnel (STCW-F) 1995 untuk pelindungan awak kapal
perikanan
TATA KELOLA PENEMPATAN DAN PELINDUNGAN ABK
PERIKANAN
 UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Pelindungan
Tenaga Kerja Indonesia, tidak mengatur ABK (sea based)
sehingga tugas fungsi BNP2TKI (BP2MI) tidak mencakup
penempatan dan pelindungan ABK, namun pada UU 18/2017
mengatur definisi PMI salah satunya meliputi Pelaut Awak
Kapal dan Pelaut Perikanan (pasal 4).
 Selama ini tidak ada kejelasan dan ketegasan dalam pengaturan
pembagian kewenangan tata kelola penempatan dan
pelindungan ABK Perikanan, serta pihak-pihak yang berhak
untuk melakukan penempatan.
 BNP2TKI (BP2MI) menangani sebanyak 411 kasus pada tahun
2018 s.d 13 Mei 2020.
 Sulitnya penyelesaian dalam penanganan kasus akibat tidak
jelasnya tata kelola penempatan dan pelindungan ABK.
PENEMPATAN PELAUT PERIKANAN
KONDISI SAAT INI
1. Penempatan Pelaut Awak Kapal dan Pelaut Perikanan di bawah
Kementerian Perhubungan (Permenhub No. 48 Tahun 2013
tentang Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal
2. Pelaksana Penempatan PMI Awak Kapal:
a. Manning agency (SIUPPAK) oleh Kemenhub
b. P3MI (SIP3MI) oleh Kemenaker
c. Penempatan ABK yang dilakukan secara mandiri oleh
individu, namun pada umumnya mereka direkrut melalui
manning agency/P3MI
(Terdapat beberapa Perusahaan yang hanya memiliki ijin
penempatan dari Dinas Perdagangan)
3. PMI Pelaut Perikanan dapat bekerja ke luar negeri tanpa
adanya dokumen penempatan
4. Belum maksimalnya pelindungan bagi PMI Pelaut Perikanan
yang bekerja di kapal berbendera asing karena belum adanya
regulasi yang mengatur secara khusus mekanisme / tata kelola
penempatan
PENEMPATAN PELAUT PERIKANAN DI LAUT LEPAS
(CONTOH KASUS TAIWAN)
PEMBAGIAN AWAK KAPAL PERIKANAN MIGRAN DI TAIWAN

 ABK LG, adalah satu satu ABK Nelayan


yang bekerja pada kapal-kapal long line,
biasanya berlayar bulanan.
 Metode penempatannya tidak terdaftar di
BP2MI, artinya tidak sesuai prosedur
yang ditempatkan sebagaimana UU 18
Tahun 2017.
 ABK LG berbeda dengan ABK Teritorial
di Taiwan. ABK Teritorial diatur dalam
skema P to P (antar PT di Indonesia dan
Agensi Taiwan), sedangkan ABK LG
tidak diatur, dari kontrak kerja biasanya
hanya ditandatangani oleh ABK dan
pemilik kapal tanpa endorsement
Perwakilan RI/KDEI.
No Uraian ABK Teritorial ABK LG
1 P3MI/Agensi/Empl Terdaftar di Kementerian Tenaga Kerja Taiwan (MoL) Employer/pemilik kapal dan ABK tidak terdaftar di Kementerian
oyer dan terdata di sistem KDEI Taipei maupun BP2MI Tenaga Kerja Taiwan, namun terdaftar di Kementerian Pertanian
Taiwan (Fisheries Agency Taiwan)
2 PMI Tedaftar di Kementerian Tenaga Kerja Taiwan dan PMI ABK hanya terdata di Council of Agriculture (COA) Taiwan
terdata di sistem KDEI Taipei maupun BP2MI
3 Dokumen Diverifikasi/dilegalisasi oleh KDEI Taipei, BP2MI dan SIUP Employer/pemilik kapal terdaftar di Kementerian Ekonomi,
Penempatan diketahui MoL Ditjen Perdagangan Taiwan dan Sebagian terdaftar di MoL. Tidak
diverifikasi/dilegalisasi oleh KDEI. BP2MI
4 Proses Penempatan Sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Sudah disebutkan dengan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia maupun Taiwan: ABK Nelayan yang berlayar Indonesia namun belum ada turunan peraturan teknisnya.
di wilayah Taiwan Sedangkan di Taiwan sudah lengkap.
5 Dasar Hukum Peraturan Ka. BNP2TKI No. PER. 03/KA/2013 tentang Act for Distant Water Fisheries (July 20, 2016)
Tata Cara Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Regulation on the Authorization and Management of Overseas
Pelaut Perikanan di Kapal Berbendera Asing. Peraturan Employment of Foreign Crew Members (January 20, 2017)
Ka. BNP2TKI No. PER. 12/KA/IV/2013 tentang Tata (Masih bersifat sepihak karena belum ada kesepakatan bilateral
Cara Perekrutan Penempatan dan Perlindungan Pelaut di antara Taiwan dan sending countries)
Kapal Berbendera Asing
6 Pendidikan dan Mengikuti pelatihan kerja, mempunyai keahlian dan Tidak mendapatkan pendidikan/pelatihan kerja sebelum
Keahlian berpengalaman sebagai nelayan ditempatkan, tidak mempunyai keahlian dan pengalaman.
7 Gaji Sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan di Taiwan, Antara USD 250 - USD 450, bonus bervariasi tergantung majikan.
menikuti standar gaji yang ditetapkan oleh Taiwan (NT$
23,100) dengan beberapa bonus bulanan, bonus hasil
pancing, dsb.
8 Jumlah PMI 9.086 (per November 2018) Sekitar 12.748 (per Januari 2018) menurut informasi dari
CoA Taiwan.
9 Sistem Online Menggunakan sistem online terintegrasi antara KDEI Parsial, belum menggunakan sistem online terintegrasi.
Taipei dan BP2MI
PERMASALAHAN KRUSIAL DALAM PENEMPATAN PELAUT
PERIKANAN INDONESIA DI LAUT LEPAS

 Kerentanan terhadap permasalahan


perdagangan orang (TPPO)
 Perjanjian Kerja Laut yang tidak memihak
ABK menyebabkan banyaknya manning agency
dan pemilik kapal lepas dari tanggung jawab
perlindungan ABK
 Tidak ada database terpadu terintegrasi
 Tidak adanya kontrol secara memadai oleh
institusi Pemerintah
 Proses penanganan kasus tidak dapat cepat dan
cenderung sulit diselesaikan
AWAK KAPAL INDONESIA DI KAPAL BERBENDERA ASING
PENGADUAN ABK TAHUN 2018 S.D. 13 MEI 2020
BERDASARKAN NEGARA
PENGADUAN ABK TAHUN 2018 S.D. 13 MEI 2020
BERDASARKAN JENIS MASALAH
PERMASALAHAN PELAUT PERIKANAN INDONESIA DI LUAR
NEGERI
KONDISI BEKERJA DI KAPAL IKAN
(CONTOH KASUS KAPAL BERBENDERA CINA)
Temuan KBRI Lima, Peru, terhadap kondisi kerja di kapal ikan berbendera China yang lazim
dialami ABK WNI adalah: 

 ABK sering kesulitan mendapat air bersih untuk minum (bahkan adakalanya mesti membeli
untuk air bersih)
 Obat-obatan dan perlengkapan medis tidak memadai
 Fasilitas kamar/tidur tidak layak untuk istirahat
 Jam kerja yang tinggi bahkan hingga 18 jam, waktu istirahat yang sedikit
 Perlakuan diskriminasi terhadap ABK WNI, seringkali terdapat kekerasan fisik
 Makanan yang tidak layak (kadang kadaluarsa atau tidak halal bagi yang muslim)
 Perlengkapan atau pakaian operasional yang tidak memadai, bila rusak ABK juga harus
membeli dengan uang sendiri.
 Kendala bahasa
 Permasalahan gaji (selain kecil, pembayaran juga sering ditunda dan ada
PRAKTIK FORCED LABOUR DAN HUMAN TRAFFICKING

Tantangan Pengawasan
Keterlibatan Manning Agency
 Pengawasan sulit dilakukan karena lokasi di
 Agen penempatan ABK Indonesia di kapal ikan
tengah laut
asing berperan strategis dalam melanggar hak
 Kelangkaan sumber daya ikan menyebabkan ABK
wilayah tangkap sangat jauh  Modus: Informasi tawaran pekerjaan seringkali
 Kapal-kapal (long-distance fishing fleet) tidak benar, biaya rekrutmen tidak gratis,
penahanan dokumen identitas maupun harta,
bertahun-tahun berada di laut tanpa kembali
gaji tidak dibayarkan.
ke pelabuhan. (alih muat BBM, logistik, dan
 Identitas juga sering dipalsukan (IOM, 2016)
ikan)
 Dalam laporan Greenpeace dan SBMI (Seabound:
 Hal ini yang memicu praktik kerja paksa dan
The Journey to Modern Slavery), ABK dijanjikan
penyelundupan manusia, bahkan dapat
gaji US$400/bulan namun setelah bekerja >7
mengarah pada tindak pidana perdagangan bulan hanya diberikan gaji US$608.
orang (TPPO)
INDIKATOR KERJA PAKSA
No ILO Indicators Keterangan No ILO Indicators Keterangan
1 Abuse of Orang yang tidak memiliki pengetahuan 5 Physical and sexual Memaksa seseorang pekerja untuk melakukan
vulnerability – tentang bahasa atau undang-undang setempat, violence – tugas-tugas yang bukan merupakan bagian dari
Menace of Penalty memiliki sedikit pilihan mata pencaharian, Menace of Penalty perjanjian awal, seperti untuk berhubungan seks
termasuk kelompok agama minoritas atau etnis, dengan majikan atau anggota keluarga atau, yang
memiliki ketidakmampuan atau memiliki kurang penting, untuk melakukan pekerjaan
karakteristik lain yang membedakan mereka rumah tangga yang diwajibkan selain "normal"
dari populasi mayoritas sangat rentan terhadap tugas mereka
pelecehan dan lebih sering ditemukan di kerja
paksa 6 Intimidation & Dapat mengalami intimidasi dan ancaman ketika
threats – mereka mengeluh tentang kondisi mereka atau
Menace of Penalty ingin berhenti dari pekerjaan mereka
2 Deception – Kegagalan untuk menyampaikan apa yang telah
Involuntariness dijanjikan kepada pekerja baik secara lisan
maupun tulisan 7 Retention of identity Tanpa dokumen identitas, pekerja tidak akan
documents – Menace dapat memperoleh pekerjaan lain atau mengakses
of Penalty layanan penting, dan mungkin takut untuk
3 Restriction of Dapat dikunci dan dijaga untuk mencegah meminta bantuan dari pihak berwenang atau
movement – mereka melarikan diri, ditempat kerja atau saat LSM
Menace of Penalty diangkut
8 Withholding of wages Ketika upah secara sistematis dan sengaja
– Menace dipotong sebagai alat untuk memaksa pekerja
4 Isolation – Menace of Sering terisolasi di lokasi terpencil, menolak of Penalty untuk tetap dan menyangkal dia punya
Penalty kontak dengan dunia luar kesempatan untuk berganti majikan, ini
[TBC by ILO] menunjuk kerja paksa
INDIKATOR KERJA PAKSA
No ILO Indicators Keterangan
Modus Perekrutan
Modus perusahaan dalam melakukan
9 Debt bondage – Memiliki efek mengikat pekerja pada majikan untuk jangka sosialisasi untuk merekrut para ABK untuk
Menace of waktu yang tidak ditentukan. Apapun dari satu musim,
Penalty hingga bertahun-tahun, atau bahkan generasi yang berturut- ditempatkan di kapal ikan luar negeri, di
turut antaranya:
 Iming-iming gaji besar
 Bekerja di atas kapal ikan suasananya enak
10 Abusive working and Pekerjaan dapat dilakukan dalam kondisi yang merendahkan  Bonus yang tinggi
living (mempermalukan atau kotor) atau berbahaya (sulit atau
conditions – berbahaya tanpa alat pelindung yang memadai), dan dalam  Masyarakat miskin
Involuntarine pelanggaran berat undang-undang perburuhan. Buruh juga  Masyarakat pendidikan rendah
dapat mengalami kondisi hidup dibawah standar, dipaksa
hidup dalam kondisi yang penuh sesak dan tidak sehat tanpa  Jeratan hutang
privasi apapun. Dalam melakukan perekrutan, biasanya
manning agency dibantu oleh seseorang yang
disebut sebagai sponsor, yang berfungsi
penting dalam mengajak masyarakat untuk
11 Excessive overtime – Ditolak istirahat dan hari libur, harus mengambil alih sif dan
Involuntariness jam kerja rekan yang tidak hadir, atau dengan panggilan 24 bergabung di perusahaan manning agency
jam sehari, 7 hari seminggu. tempat dia bekerja.
DIMENSI PELINDUNGAN BAGI PMI PELAUT PERIKANAN
TAHAPAN PELINDUNGAN DALAM UU NO. 18 TAHUN 2017 Pasal 13

Untuk dapat ditempatkan di luar negeri, Calon Pekerja


Migran Indonesia wajib memiliki dokumen yang
meliputi:
a. surat keterangan status perkawinan, bagi yang
telah menikah melampirkan fotokopi buku nikah;
b. surat keterangan izin suami atau istri, izin orang
tua, atau izin wali yang diketahui oleh kepala desa
atau lurah;
c. sertifikat kompetensi kerja;
d. surat keterangan sehat berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan dan psikologi;
e. paspor yang diterbitkan oleh kantor imigrasi
setempat;
f. Visa Kerja;
g. Perjanjian Penempatan Pekerja Migran Indonesia;
dan
h. Perjanjian Kerja.
PERAN PEMERINTAH DALAM PELINDUNGAN AWAK KAPAL
TUGAS BP2MI SESUAI UU NO 18 TAHUN 2017

Melaksanakan kebijakan Penempatan dan Pelindungan


PMI
Memberikan Pelindungan Selama Bekerja • Melayani dan melindungi PMI
dengan berkoordinasi Perwakilan RI • Menerbitkan dan mencabut SIP2MI
• Meyelanggarakan layanan penempatan
• Pengawasan pelaksanaan layanan jamsos
• Pemenuhan hak PMI
Melakukan fasilitasi, rehabilitasi, dan reintegrasi • Verifikasi dokumen PMI
Purna PMI

Melakukan pemberdayaan sosial dan


ekonomi Purna PMI Melaksanakan penempatan dan Pelindungan PMI
untuk kerjasama G to G

Melaksanakan tugas lain sesuai


kewenangan nya Mengusulkan pencabutan SIP3MI kepada Menteri
PERAN BP2MI DALAM TATA KELOLA PENEMPATAN ABK
NELAYAN
 Pada tahun 2011-2012, BNP2TKI melakukan kerjasama dengan KPI untuk melakukan pendataan pelaut ABK yang
bekerja di sektor perikanan.
 Pada tahun 2013, BNP2TKI mengeluarkan Peraturan Kepala Badan No. 3 tahun 2013, tentang Tata Cara
Penempatan dan Perlindungan TKI Pelaut Perikanan di Kapal Bendera Asing dan Peraturan Kepala Badan No. 12
tahun 2013 tentang Tata Cara Perekrutan, Penempatan dan Perlindungan Pelaut di Kapal Berbendera Asing. 
 Perka tersebut dibuat untuk mengisi kekosongan hukum tentang penempatan pelaut perikanan yang tidak diatur di
dalam Undang-Undang No. 39 tahun 2004.
 Pada tahun 2013 diberlakukan Maritime Labour Convention (MLC) yang menyatakan bahwa jika negara tidak
mempunyai regulasi tentang pelaut, maka kemungkinan pelaut Indonesia akan mendapatkan perlakuan
diskriminiasi.
 Kementerian Perhubungan menerbitkan Permenhub No. 84 tahun 2013 tentang Perekrutan dan Penempatan Awak
Kapal.
 Permenhub ini menganulir 2 (dua) Perka yang telah diterbitkan oleh BNP2TKI, karena Permenhub tersebut
menarik bisnis proses yang telah dilaksanakan oleh BNP2TKI.
 Di lapangan terdapat dualisme regulasi, yaitu ada PJTKI yang mendapatkan SIUPAK dan merekrut pelaut, yang
tunduk pada Permenhub dan ada PJTKI yang mendapatkan SIUP dari Kemenaker merekrut pelaut juga. 
 Dalam tata kelola proses penempatan TKI termasuk untuk pelaut Indonesia, BNP2TKI telah menerbitkan Perka No. 30
tahun 2013, tentang Standar Pelayanan Penempatan dan Perka No. 26 tahun 2013, tentang Pedoman Pelaksanaan
SISKOTKLN.
PENANTIAN PP AWAK KAPAL PERIKANAN MIGRAN DAN AWAK
KAPAL NIAGA MIGRAN
POKOK-POKOK PENGATURAN
BP2MI mendorong agar PP Awak Kapal Perikanan Migran dan Awak
Pembenahan Kapal Niaga Migran yang penyusunan dan pembahasannya sudah
dilakukan selama 3 tahun ini dapat segera diterbitkan dengan masa
Tata Kelola PMI transisi 6 bulan karena jika lebih dari itu, maka akan
Sea-Based memperpanjang daftar pengaduan dan eksploitasi ABK yang ujung-
ujungnya ditangani oleh BP2MI. Untuk mendorong pembenahan
tata kelola PMI sea-based, BP2MI melakukan berbagai upaya.

Pembahasan PP Awak Kapal Perikanan


Mainstreaming isu Pelindungan PMI
Migran dan Awak Kapal Niaga Migran
Sea-based dengan terlibat di berbagai
baik dalam Rapat Tingkat Menteri,
Rapat Antar K/L, & Harmonisasi PP diskusi tata kelola PMI Sea-based
Pelimpahan 415 kasus ke Bareskrim Penanganan 432 pengaduan kasus
Polri yang merupakan akumulasi PMI Sea-based dan kepulangan
kasus PMI 22.553 ABK di tahun 2020
Sea-based sejak tahun 2018.
URGENSI PENGATURAN PENEMPATAN PELAUT
PERIKANAN DI LAUT LEPAS (ABK LG)

PMI yang bekerja di kapal ikan terus bekerja dengan ketiadaan


pelindungan, mengakibatkan kondisi kerja tidak layak dan praktik kerja
• Resiko menjadi ABK LG sangat besar, paksa serta perdagangan manusia

tak jarang masuk pengaduan


permasalahan yang sulit diselesaikan.
• Hal ini karena pihak pemilik kapal Tidak diketahui secara pasti jumlah PMI yang bekerj sebagai
atau agensinya begitu ada masalah ABK di kapal ikan asing
biasanya menghindar atau tidak ada
itikad baik menyelesaikan
permasalahan. Ketidakjelasan pihak berwenang dalam menebitkan izin perekrutan dan
• Namun sebagian ada juga yang penempatan ABK (manning agency) sehingga memunculkan peusahaan-
perusahaan ilegal
kooperatif, artinya penuh
ketidakpastian jika bekerja di bidang
ini. Manning Agency yang melakukan perekrutan dan penempatan PMI di
kapal asing tidak dapat diawasi secara efektif. Terkait pembebanan biaya
rekrutmen, penahanan dokumen, pemalsuan dokumen, gaji tidak
dibayarkan
URGENSI PENGATURAN PENEMPATAN PELAUT
PERIKANAN DI LAUT LEPAS (ABK LG)
1. Jumlah Existing yang sedang status bekerja di Taiwan
tergolong besar sebanyak 12.748 (data COA Akhir Desember • Resiko menjadi ABK LG sangat
2018), dimana proses dari hulu sampai ke hilir belum besar, tak jarang masuk
memenuhi prinsip penempatan prosedural dan pelindungan pengaduan permasalahan
sebagaimana dalam UU Nomor 18 Tahun 2017 yang sulit diselesaikan.
2. Tingginya angka permasalahan ABK LG sebanyak 191 • Hal ini karena pihak pemilik
kasus selama 3 tahun terakhir, didominasi oleh Gaji Tidak kapal atau agensinya begitu
Lunas, dll ada masalah biasanya
3. Kekosongan peraturan teknis sejak 2013 (Taiwan saat ini menghindar atau tidak ada
hanya mengendors dokumen ABK Nelayan Teritorial ) itikad baik menyelesaikan
4. Wujud kehadiran negara dalam pelindungan WNI yang permasalahan.
bekerja pada badan hukum Taiwan. • Namun sebagian ada juga
5. Penempatan ABK LG ini sulit dikendalikan dari dalam yang kooperatif, artinya penuh
negeri.  ketidakpastian jika bekerja di
6. Namun bagaimanapun adalah bagian dari WNI yang perlu bidang ini.
mendapatkan perlindungan
TERIMA KASIH

“MELINDUNGI DAN MELAYANI DENGAN NURANI”

Anda mungkin juga menyukai