UANG PERSEDI
AAN
Pel
atihan
BendaharaPengel
uaran
2018
KEMENTERI
AN KEUANGANREPUBLI
KINDONESI
A
BADANPENDIDI
KANDANPELATIHANKEUANGAN
PUSDI
KLATANGGARANDANPE RBENDAHARAAN
Hak Cipta
Diperbolehkan memperbanyak modul tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta
untuk proses pembelajaran tanpa mengambil keuntungan ekonomi
PELATIHAN BENDAHARA
PENGELUARAN APBN
MODUL
Pengelolaan Uang
Persediaan
Oleh:
Hasan Ashari
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penyusunan modul Pelatihan Bendahara Pengeluaran APBN dapat
diselesaikan dengan baik. Modul Pengelolaan Uang Persediaan merupakan
salah satu modul yang digunakan dalam Pelatihan Bendahara Pengeluaran
APBN. Terima kasih kami sampaikan kepada para pihak yang telah membantu
proses penyusunan modul Pengelolaan Uang Persediaan. Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada seluruh tim penyusunan perbaikan modul sesuai
dengan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan Nomor: KEP-441.5/PP.3/2017 tentang Pembentukan Tim Revisi
Modul Diklat Bendahara Pengeluaran APBN Tahun Anggaran 2017, terutama
kepada Bapak Hasan Ashari yang telah menulis ulang dan memperbaiki modul
Pengelolaan Uang Persediaan. Modul Pengelolaan Uang Persediaan berisi
tentang bagaimana bendahara pengeluaran mengelola uang persediaan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Modul ini tentunya masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kepada
semua pihak kami harap dapat menyampaikan kesalahan, memberikan kritik dan
saran guna perbaikan modul ini di masa mendatang.
Bogor,
Kepala Pusat,
Iqbal Islami
NIP 19631206 198403 1 001
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat ............................................................................................. 2
Prasyarat Kompetensi ..................................................................................... 3
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ................................... 3
Relevansi Modul .............................................................................................. 5
KEGIATAN BELAJAR 1
PERHITUNGAN UANG PERSEDIAAN
Menghitung Uang Persediaan .................................................................... 7
Penyiapan Dokumen Permintaan Pembayaran .......................................... 14
Latihan ....................................................................................................... 15
Rangkuman ................................................................................................ 17
Tes Formatif .............................................................................................. 18
Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 21
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN
Menghitung Ganti Uang Persediaan (GUP) ................................................ 23
Melaksanakan Pengajuan GUP dan Menghitung Penggantian UP ............. 24
Latihan ....................................................................................................... 32
Rangkuman ................................................................................................ 33
Tes Formatif ............................................................................................... 34
Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 37
KEGIATAN BELAJAR 3
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGELOLAAN UP SUMBER DANA PNBP
Perhitungan Tambahan UP ........................................................................ 63
Perhitungan Maksimum Pencairan ............................................................. 65
Penarikan UP dan TUP .............................................................................. 66
Latihan ....................................................................................................... 71
Rangkuman ................................................................................................ 72
Tes Formatif ............................................................................................... 73
Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 76
KEGIATAN BELAJAR 5
PENGELOLAAN UP SUMBER DANA PHLN
Pengertian .................................................................................................. 78
Mekanisme Penarikan Dana Melalui Reksus .............................................. 79
Cara Perhitungan UP dan TUP................................................................... 82
Penyiapan Permintaan Pembayaran UP/TUP/GUP .................................... 84
Latihan ....................................................................................................... 89
Rangkuman ................................................................................................ 90
Tes Formatif ............................................................................................... 92
Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 95
A. Deskripsi Singkat
B. Prasyarat Kompetensi
C. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
D. Relevansi Modul
A. Deskripsi Singkat
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu
diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab
sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang
Dasar 1945. Penjabaran aturan pokok yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar tersebut, dituangkan dalam implementasi asas-
asas umum yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara,
seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan asas
spesialitas, serta asas-asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-
kaidah yang baik dalam pengelolaan keuangan negara, yaitu:
1. akuntabilitas berorientasi pada hasil
2. profesionalitas
3. proporsionalitas
4. keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara
5. pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan
mandiri
Untuk meningkatkan akuntabilitas dan menjamin terselenggaranya
saling-uji (check and balance) dalam proses pelaksanaan anggaran, perlu
dilakukan pemisahan secara tegas antara pemegang kewenangan
administratif dengan pemegang kewenangan kebendaharaan.
Penyelenggaraan kewenangan administratif diserahkan kepada
kementerian negara/lembaga, sementara penyelenggaraan kewenangan
kebendaharaan diserahkan kepada Kementerian Keuangan. Kewenangan
administratif tersebut meliputi melakukan perikatan atau tindakan lainnya
yang mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran negara,
melakukan pengujian dan pembebanan tagihan, serta memerintahkan
pembayaran atau menagih penerimaan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan anggaran.
Pada tingkat satuan kerja Kementerian/Lembaga, fungsi
kebendaharaan dijalankan oleh bendahara pengeluaran. Sesuai amanat
pasal 10 ayat (2) Undang-undang Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada kantor/satuan
B. Prasyarat Kompetensi
Proses pembelajaran materi Pengelolaan Uang Persediaan ini, akan
berjalan dengan efektif, jika peserta diklat sudah memiliki pengetahuan
tentang garis besar, pokok-pokok, atau pernah terlibat langsung atau tidak
langsung dengan pengelolaan keuangan internal kantor/satuan kerja. Hasil
yang lebih optimal tentunya akan dicapai jika peserta pelatihan adalah
pegawai yang sudah menjadi atau menjalankan fungsi sebagai bendahara
pengeluaran, pemegang uang muka, bendahara pengeluaran pembantu.
PERHITUNGAN UANG
PERSEDIAAN
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung Uang Persediaan Rupiah Murni (UP RM)
B. Menguraikan penyiapan dokumen permintaan
pembayaran
Uraian dan Contoh
Pemeliharaan peralatan
C 755.000
dan mesin
Pemeliharaan peralatan
523121 135.000
dan mesin
- Komputer 90.000
Layanan Internal
1732.951 (Overhead) - 2.690.000
[Base Line]
Pengadaan Perangkat
996 Pengolah Data dan - 290.000
Komunikasi
Pengadaan Komputer
A - 50.000
Server Laboratorium
Belanja Modal Peralatan
532111 - 50.000
dan Mesin
- Komputer Server 50.000
B Komputer Laboratorium - 240.000
Belanja Modal Peralatan
532111 - 240.000
dan Mesin
- Komputer 240.000
Pengadaan
998 - 2.400.000
Gedung/Bangunan
Belanja Modal Gedung
533111 - 2.400.000
dan Bangunan
- Perbaikan selasar
300.000
anggrek
- Pembuatan
2.100.000
Selasar Bougenville
Jawab
Jenis belanja yang bisa diajukan UP adalah belanja barang dan belanja
modal. Jumlah belanja barang dan belanja modal pada POK adalah
a. Belanja Barang Rp6.314.300.000,00
b. Belanja Modal Rp2.690.000.000,00
c. Jumlah Rp9.004.300.000,00.
Jadwal/
Kode Uraian Alokasi
Periodisasi
DIKLAT BIDANG ANGGARAN
1732.502.001 DAN PERBENDAHARAAN
SELAMA 3 S.D. 5 HARI
051 Tahap Persiapan Diklat 549.000 Sesuai
kalender
052 Tahap Penyelenggaraan Diklat 1.590.300 diklat
1732.994 Layanan Perkantoran
002 Operasional Perkantoran 1.200.002
A Kebutuhan operasional pramusaji 600.000 Bulanan
Sesuai
B Pemeliharaan Gedung Kantor 1.500.000
jadwal
Pemeliharaan peralatan dan Bulanan
C 135.000
mesin
D Keperluan sehari-hari 120.000 bulanan
Layanan Internal (Overhead)
1732.951
[Base Line]
Pengadaan Perangkat Pengolah Sesuai
996 290.000
Data dan Komunikasi jadwal
Sesuai
998 Pengadaan Gedung/Bangunan 2.400.000
jadwal
Transformasi
012 453.000 -
Kelembagaan
Pelaksanaan Kegiatan
dukungan dalam rangka
013 234.124 -
pengamanan
perpajakan
1668.994 Layanan Perkantoran 2.400.000 1.240.000 0
001 Gaji dan Tunjangan 2.400.000 - -
Operasional
002 1.240.000 -
Perkantoran
Layanan Internal
1732.951 (Overhead) 0 0 3710000
[Base Line]
Pengadaan Perangkat
996 Pengolah Data dan - 310.000
Komunikasi
Pengadaan
998 - 3.400.000
Gedung/Bangunan
1. Uang Persediaan dapat diartikan sebagai uang muka kerja yang diberikan
oleh KPPN selaku Kuasa BUN di daerah, kepada satuan kerja K/L melalui
bendahara pengeluaran, yang diperuntukkan untuk membiaya belanja
satker dengan nilai sampai dengan Rp50 juta. UP ini diberikan setelah
satker K/L tersebut menerima DIPA.
2. Besaran UP Normal yang diajukan oleh satuan kerja K/L untuk pertama kali
setelah menerima DIPA adalah:
a. Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang
bisa dibayarkan melalui UP sampaidengan Rp900.000.000 (sembilan
ratus juta rupiah).
b. Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang
bisa dibayarkan melalui UP di atas Rp900.000.000 (sembilan ratus
juta rupiah) sampai dengan Rp2.400.000.000 (dua miliar empat ratus
juta rupiah).
c. Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang
bisa dibayarkan melalui UP di atas Rp2.400.000.000 (dua miliar
empat ratus juta rupiah) sampai dengan Rp6.000.000.000 (enam
miliar rupiah).
d. Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang
bisa dibayarkan melalui UP di atas Rp6.000.000.000 (enam miliar
rupiah).
3. Untuk mendapatkan pembayaran UP dari KPPN, Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) satuan kerja K/L harus menyiapkan Surat Permintaan
Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP). Akun yang digunakan untuk
permintaan UP RM adalah 825111.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung Ganti Uang Persediaan (GUP)
B. Melaksanakan pengajuan Ganti Uang Persediaan
(GUP)
C. Menyiapkan dokumen permintaan pembayaran Ganti
Uang Persediaan (GUP)
Uraian dan Contoh
1. GUP ISI
Penyampaian pertanggungjawaban Penggantian UP Isi/revolving dari
satuan kerja K/L kepada KPPN selaku Kuasa BUN di daerah, dilaksanakan
setelah dana UP sudah digunakan untuk pembayaran minimal sebesar
50%. Periode penggantian UP idealnya adalah bulanan. Hal ini mengingat
perencanaan kebutuhan periodisasinya dibuat bulanan. Meskipun
Studi Kasus 1
Dengan menggunakan asumsi DIPA sebagaimana Tabel 1.1.dengan
catatan UP yang diajukan adalah Rp200.000.000,00 (termasuk cadangan
perjalanan dinas dan ATK kediklatan) dan selama bulan Januari TA
berjalan terjadi transaksi-transaksi seperti pada tabel dibawah ini.
No Tanggal Uraian
Dibayar langganan daya jasa dengan rincian sebagai berikut:
a. Listrik kepada PLN sebesar Rp16.600.000 (BK01)
1. 04
b. Telepon kepada PT. Telkom sebesar Rp18.500.000 (BK02)
c. Air kepada PDAM Rp15.200.000(BK 03)
Dibayar tunai biaya servis mobil dinas kepada CV. Rindu
2. 06
Motor sebesar Rp9.300.000 (BK 04), dipungut PPh dan PPN.
3. 12 Dibayar tunai pengecatan gedung kantor kepada CV. Mega
2. GUP Nihil
Studi Kasus 2
Transaksi keuangan yang terjadi selama bulan Desember adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.3. Transaksi Bendahara
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung Tambahan Uang Persediaan (TUP)
B. Menyusun Rencana Penggunaan Dana Tambahan
Uang Persediaan (RPD TUP)
C. Melaksanakan pertangggungjawaban Tambahan Uang
Persediaan TUP (PTUP)
Uraian dan Contoh
A. Perhitungan Tambahan UP
Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah
uang yang diberikan kepada satker untuk kebutuhan yang sangat
mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dapat mengajukan permintaan Tambahan
Uang Persediaan (TUP) kepada Kepala KPPN dalam hal sisa UP pada
Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai kegiatan
yang sifatnya mendesak/tidak dapat ditunda. Syarat penggunaan dana
Tambahan UP adalah:
1. Digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan
sejak tanggal SP2D diterbitkan;
2. Tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan
pembayaran LS.
Tambahan UP dapat diajukan oleh satker K/L meskipun penggunaan
UP belum mencapai 50%. Tambahan UP ini diajukan dalam rangka satker
yang bersangkutan memerlukan pendanaan melebihi sisa dana UP yang
tersedia pada bendahara pengeluaran, untuk keperluan yang mendesak.
Pada dasarnya TUP harusnya diminimalisir penggunaannya. Hal ini
tergantung pada perencanaan kebutuhan dan manajemen belanja yang
dilakukan oleh PPK. Penggunaan keperluan yang mendesak pada
dasarnya harus dilakukan selektif.
Studi Kasus
Pada bulan Maret bendahara mendapatkan Uang Persediaan
Rp50.000.000,-. Sampai degan tanggal 20 Maret bendahara telah
membayarkan tagihan sebesar Rp24.000.000,-. Sisa dana UP di
bendahara adalah Rp26.000.000,-. Pada akhir bulan Maret ada
permintaan dari Unit Organisasi mitra kerja untuk memajukan acara
lokakarya. PPK bersama penanggung jawab kegiatan menyusun rencana
Jawab:
Alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan dana kegiatan Diklat ada tiga,
yaitu:
1) bendahara segera meminta kepada PPK untuk mempersiapkan
transaksi yang dapat di bayar supaya jumlah penggunaan UP
menjadi lebih dari 50%, yaitu minimal membayar transaksi
Rp1.000.000,-. Selanjutnya PPK dapat mengajukan penggantian
UP.
2) Mengatur belanja untuk kegiatan Diklat sehingga dapat dibayarkan
dengan pembayaran Langsung.
3) Karena saldo dana UP di Bendahara Rp26.000.000,- tidak cukup
untuk kebutuhan DIklat maka Bendahara dapat mengajukan
Tambahan Uang Persediaan sebesar Rp30.000.000,-.
Studi Kasus
Pusdiklat Keuangan pada bulan Maret diminta oleh mitra kerja untuk
menyelenggarakan diklat lebih cepat dari jadwal semestinya. Semula
direncanakan bulan Juni, mitra kerja meminta diselenggarakan bulan Maret
untuk dua kelas. Susunlah rencana penggunaan dana untuk permintaan
TUP untuk kegiatan diklat tersebut!
Jawab:
Rencana Penggunaan
Sesuai/Tidak
No. Penggunaan Dana Dana Alasan
Sesuai
TUP (SPM-TUP) (SPM-PTUP)
Akun .......... Akun ..........
1 Rp.......untuk Rp.............. untuk
keperluan .......... keperluan ..........
Akun .......... Akun ..........
2 Rp.............. untuk Rp.............. untuk
keperluan .......... keperluan ..........
dst
PENGELOLAAN UANG
PERSEDIAAN SUMBER DANA
PNBP
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung Uang Persediaan sumber Penerimaan
Negara Bukan Pajak
B. Menghitung maksimum pencairan
C. Mengajukan penarikan UP dan TUP dana PNBP
Uraian dan Contoh
A. Perhitungan Tambahan UP
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang bersumber dari dana
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah sumber dana DIPA yang
berasal dari setoran PNBP kepada kas negara, yang dilakukan oleh satuan
kerja K/L yang mempunyai PNBP fungsional. Satuan kerja K/L yang
memperoleh dana dalam DIPA, beberapa diantaranya ada yang bersumber
dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Satker yang memiliki
sumber dana seperti ini, adalah satker K/L yang pelaksanaan tugas pokok
dan fungsinya di bidang pelayanan masyarakat, dapat memperoleh
penerimaan sebagai jasa pelayanan tersebut.
Penerimaan terkait jasa pelayanan yang diberikan oleh satker,
diterima, dicatat, dilaporkan, dan disetorkan ke kas negara oleh bendahara
penerimaan. Dari setoran PNBP tersebut, dengan persetujuan Menteri
Keuangan, satker yang bersangkutan dapat menarik dan menggunakan
dana tersebut (PNBP) untuk membiayai kegiatannya, dengan proporsi
tertentu yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Setelah tercantum dalam
DIPA sebagai sumber dana PNBP, satker dapat mengajukan penarikan
dana untuk digunakan membiayai kegiatan. Salah satu penarikan dalam
rangka pembayaran belanja dari DIPA PNBP adalah memalui Uang
Persediaan. Dana UP yang berasal dari sumber dana PNBP, dapat ditarik
dan dikelola oleh bendahara pengeluaran, dengan rumus/formula tertentu
sesuai peraturan yang berlaku. Pembayaran tagihan atas beban belanja
negara yang bersumber dari penggunaan PNBP, dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai dengan jenis
PNBP dan batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan sesuai yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
2. Batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan merupakan maksimum
pencairan dana yang dapat dilakukan oleh Satker berkenaan.
Studi Kasus
1. Diketahui pagu DIPA sumber dana PNBP suatu satker Rp500 juta, dan
Proporsi Pengeluaran terhadap Pendapatan (PPP) adalah 80%. Uang
Persediaan (UP) yang sudah ditarik sebesar Rp100 juta (20% x Rp500 juta).
Jumlah penerimaan yang telah disetorkan ke kas negara sampai dengan
saat ini sebesar Rp300 juta.
Dari transaksi diatas, dapat dihitung Maksimum Pencairan (MP)
dengan rumus sebagai berikut:
MP = (PPP x JS) – JPS
MP = (80% x Rp300 juta) – Rp100 juta
MP = Rp240 juta – Rp100 juta
MP = Rp140 juta
Berdasarkan perhitungan diatas, seluruh dana UP dapat disahkan
menjadi belanja negara, jika jumlah pertanggungjawaban penggunaan dana
yang disampaikan mencapai Rp100 juta. Seandainya Surat Permintaan
PembayaranPenggantian UP (SPP-GUP) yang diajukan melebihi Rp100 juta
maka jumlah maksimal yang akan disahkan menjadi belanja negara tetap
sebesar UP yang telah ditarik, yaituRp100 juta.
Meskipun demikian, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) satker
dimaksud, masih dimungkinkan mengajukan Tambahan UP atau
PENGELOLAAN UANG
PERSEDIAAN SUMBER DANA
PHLN
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menghitung UP dan TUP sumber dana PHLN
B. Menjelaskan penyiapan permintaan pembayaran
(UP/TUP/GUP) sumber dana PHLN
Uraian dan Contoh
A. Pengertian
Pengelolaan Uang Persediaan yang bersumber dari dana Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri (PHLN), dapat diartikan sebagai jumlah UP yang
dapat ditarik oleh bendahara pengeluaran dari pagu belanja DIPA yang
dapat dibayarkan melalui UP yang bersumber dari Pinjaman dan Hibah
Luar Negeri.
Sebagaimana kita ketahui, beberapa satuan kerja, selain memperoleh
DIPA dari sumber Rupiah Murni dan PNBP, juga dapat memperoleh dana
dari Pinjaman atau Hibah dari Luar Negeri. Bagi satker seperti ini, untuk
membiayai kegiatan pelaksanaan tupoksi atau kegiatan penunjang,
bendahara pengeluaran dimungkinkan menarik dana UP dari sumber dana
PHLN tersebut.
Sesuai ketentuan yang berlaku saat ini, penarikan dana yang
bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, dapat dilakukan dengan 4
(empat) cara, yaitu:
1. Pembayaran Langsung (PL);
2. Letter of Credit (LC);
3. Pembiayaan Pendahuluan (PP);
4. Rekening Khusus (Reksus).
Rekening Khusus (special account) adalah rekening pemerintah atas
nama Menteri Keuangan yang berada di Bank Indonesia atau bank lain
yang ditunjuk Menteri Keuangan untuk menampung penarikan dimuka
(initial deposit) PHLN, serta penggantian rekening khusus (replenishment)
yang sifatnya berdaur ulang (revolving). Rekening khusus ini akan didebet
dengan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana Rekening Khusus
(SP2D-RK) oleh KPPN Khusus Jakarta VI, maupun KPPN di daerah.
Demikian sebaliknya, rekening tersebut akan diisi/dikredit kembali dengan
pengajuan permintaan penggantian dana (replenishment) oleh Ditjen
Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN)
kepada lender.
2. Metode Replenishment
Metode pengajuan replenishment ada dua macam, yaitu Metode
Summary Sheet/Metode Full Documentation dan Metode Statement
of Expenditures (SOE). Metode Summary Sheet/Full Documentation
adalah metode aplikasi replenishment, dimana daftar pengeluaran
yang diajukan kepada lender harus dilengkapi dengan dokumen
pendukung yaitu SP2D, Berita Acara Pembayaran, serta
NOL/Approval/NRC bila dipersyaratkan. Untuk keperluan tersebut,
data pembayaran dan kontrak harus dicantumkan pada summary
sheet yang khusus dibuat untuk satu jenis kategori barang/jasa.
Dalam satu pengajuan replenishment, dapat memuat beberapa
A. Pilihan Ganda
Pilih satu jawaban yang paling benar, dengan memberi tanda silang (x)
pada Pilihan jawaban yang telah tersedia!
14. Dibawah ini kelengkapan SPP-GUP Isi yang harus dilampirkan sebelum
diajukan ke penguji tagihan/penerbit SPM....
a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran
b. Rekening Koran Bendahara Pengeluaran
c. Rincian Penggunaan Dana selama satu bulan
d. Surat Pernyataan TUP dari Kuasa Pengguna Anggaran
Pilihan Ganda
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 D 6 A
2 C 7 C
3 B 8 C
4 A 9 D
5 A 10 C
Pilihan Ganda
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 B 6 A
2 D 7 D
3 C 8 D
4 A 9 B
5 A 10 B
Pilihan Ganda
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 D 6 D
2 C 7 C
3 D 8 B
4 C 9 D
5 D 10 D
Pilihan Ganda
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 B 6 C
2 C 7 D
3 A 8 C
4 C 9 A
5 D 10 B
Pilihan Ganda
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 C 6 A
2 B 7 A
3 B 8 C
4 D 9 A
5 D 10 D
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Nafsi Hartoyo, S.E. 2006. Pencairan Anggaran Belanja Negara. Jakarta: Pusdiklat
Anggaran, BPPK.
Rasida, S.E. 2009. Tata Cara Penarikan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri. Jakarta:
Pusdiklat Anggaran, BPPK.
PUSDI
KLATANGGARANDANPE RBE NDAHARAAN (
0251)
8244771 (
0251)
8245412
Ja
lanRayaPunc
akKM 72,Ga
dog
Megamendung-Bog
or,Ja
waBarat16770