A.Latar Belakang
Keadaan darurat dapat disebabkan oleh karena kegagalan teknologi, ulah manusia
atau alam dapat terjadi setiap saat dan diman saja termasuk tempat kerja, untuk itu tempat
kerja perlu mempersiapkan cara penanggulangannya guna mengurangi dampak kerugian
yang mungkin terjadi seperti :
Kecelakaan yang menimpa pada karyawan, tamu karyawan atau pihak lain dari yang
teringan seperti luka sampai yang terberat atau korban jiwa mulai dari
luka/trauma,gangguan mental, cacat sampai meninggal.
Kerusakan aset, meskipun kerugian ini bersifat finansial namun dapat mengakibatkan
kerugian secara ganda karena hilangnya proses kegiatan.
Terhentinya kegiatan operasi perkantoran, yang berakibat terhentinya proses bisnis
yang menyangkut kredibilitas dan komitmen terhadap pelayanan pelanggan.
Kerusakan atau pencemaran lingkungan, merupakan kerugian yang kadang sulit
untuk dinilai dalam besaran uang, karena dapat merusak citra dan dapat bersifat
permanen.
Pada kondisi darurat diperlukan proses pelaksanaan penyelamatan secara teknis dalam
waktu singkat.Perencanaan dan persiapan kesiapsiagaan tanggap darurat merupakan
kunci keberhasilan dalam penanganan keadaan darurat secara efektif.
Untuk memahami seberapa besar dampak kerugian dari keadaan darurat dapat di lihat
dari hasil pengumpulan data statistik. Sebagai contoh adalah statistik kejadian
kebakaran, berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI menunujukkan bahwa
potensi bahaya kebakaran pada bangunan gedung perkantoran pada khususnya
merupakan ancaman yang serius karena berpotensi menimbulkan kecelakaan dan
kematian serta kerugian yang cukup besar, seperti pada tabel berikut ini :
Keterangan :
Sumber : Dinas Pemadam kebakaran DKI Jakarta Tahun 2009 (data diperoleh sampai
bulan Oktober)
Frek = Jumlah Kejadian Kebakaran
BP = Bangunan Perumahan
BU = Bangunan Umum
BI = Bangunan Industri
KD = Kendaraan
LN = Lain-lain
Sebagaimana setiap akibat pasti punya dampak kondisi darurat sebagai sebuah akibat
juga mempunyai dampak. Tentunya penanganan keadaan darurat tidak bisa hanya
sebatas pada penanganan pada ketika dan sudah terjadi dan hanya bersifat sementara
tetapi harus menyentuh subtansi dan akar masalahnya. Oleh karena itu, kondisi darurat
harus dipahami sebagai salah satu proses berkesinambungan dalam keseleruhan
pengelolaan resiko bahaya itu sendiri.
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Manfaat
Dengan adanya pedoman ini maka diharapkan dapat mengurangi dampak akibat
kegawatdaruratan.
E.Ruang Lingkup
G. Pengertian
Ketersediaan sumber daya sebesar apapun yang dimiliki tidak akan cukup
untuk merespon keadaan darurat jika tidak direncanakan dengan baik.
Namun, sekecil apapun sumber daya yang dimiliki akan memberi arti bila
didasarkan pada pemahaman kondisi yang baik serta perencanaan yang
tepat, cepat dan mengena pada kebutuhan yang paling mendesak untuk
segera dilaksanakan. Dengan demikian kondisi darurat harus ditangani
secara menyeluruh dan berkesinambungan dalam bentuk kesiapsiagaan
tanggap darurat yang diawali dengan perencanaan, kemudian
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasinya.
Tentukan tujuan dan ruang lingkup yang jelas dan tertulis yang
disesuaikan dengan kebijakan dan komitmen pengelola gedung
perkantoran. Komitmen menjadi hal yang penting karena
berdasarkan komitmen maka semua tujuan akan dapat terlaksana
dengan baik.
Bab 1. Pendahuluan
Latar belakang
Maksud dan tujuan
Dasar hukum
Ruang lingkup
Daftar istilah/singkatan/pengertian
Jadwal pelaksanaan
Skenario simulasi
Evaluasi pelaksanaan
Lampiran :
Daftar personil
Daftar telepon penting
Standar teks
Peta bangunan (menunjukkan lokasi-lokasi penting dan jalur
evakuasi)
Skenario simulasi darurat
Formulir-formulir
Tujuan pelatihan simulasi darurat adalah agar tim tanggap darurat dan
semua karyawan memahami dan terlatih dalam menghadapi keadaan darurat
serta untuk memastikan semua sarana/peralatan darurat selalu dalam
keadaan siap pakai dan berfungsi dengan baik. Agar pelaksanaan pelatihan
simulasi darurat berjalan dengan baik, perlu disiapkan skenario kejadian
secara rinci yang memuat siapa berbuat apa dan sistem/peralatan/sarana
yang di gunakan.
1. Komitmen
Komitmen adalah tekad atau kesanggupan dari pimpinan
puncak yang dituangkan secara tertulis dengan singkat biasanya berisi
kebijakan dan sasaran manajemen puncak dibidang kesiapsiagaan tanggap
darurat. Komitmen ini selanjutnya yang akan dipakai sebagai landasan
operasional eselon dibawahnya.
2. Personil
Untuk melaksanaan program-program penaggulangan keadaan
darurat tentunya diperlukan personil yang mempunyai wawasan dalam
penanganan keadaan darurat. Top manajemen dapat mengupayakan
personil-personil tersebut sekaligus dengan pola tugas dan tanggung jawab.
3. Dana
Untuk melakukan berbagai kegiatan kesiapsiagaan tanggap
darurat diperlukan dana seperti pembinaan terhadap personil seperti
pelatihan peningakatan kemampuan personil tanggap darurat bagi penghuni
gedung, penyediaan serta biaya perawatan secara berkala, Dukungan dana
yang proporsional dan rasional sesuai dengan jenis program
penanggulangan keadaan darurat sangat diperlukan, agar program
penanggulangan keadaan darurat dapat berjalan dengan baik.
4. Partisipasi
Partisipasi ini didasarkan pada perbedaan tugas dan tanggung
jawab diantara tingkat jenjang jabatan. Keterlibatan top manajemen secara
aktif diikuti oleh eselon-eselon dibawahnya akan memberikan dampak positif
pada semua kegiatan kesiapsiagaan tanggap darurat.
Partisipasi aktif top manajemen diharapkan akan dapat
memberikan perubahan-perubahan fundamental dalam perilaku
mengahadapi keadaan darurat, bagi semua karyawan yang menghuni
bangunan gedung perkantoran. Perubahan perilaku memerlukan waktu,
dengan komitmen yang kuat dari top manajemen akan menjadi katalisator
yang positif terhadap perubahan perilaku.
B. Organisasi Darurat
KOMANDAN KEADAAN
DARURAT (KKD)
KKOORDINATOR KOORDINAKKK
KOORDINATOR
KOORDINATOR TEKNIK
KEAMANAN LANTAI/ZONA
OPERATOR POMPA
PEMADAM & TANKI AIR
Susunan organisasi diatas hanya berfungsi pada jam kerja dan untuk di luar
jam kerja maka kelompok penghuni bangunan tidak ada sehingga yang
berfungsi adalah kelompok keamanan dan teknisi/operator teknis jaga.
c. Regu Pengaman
Menangani urusan keamanan dalam bangunan maupun
lingkungannya saat penanggulangan darurat berlangsung;
Melaksanakan pengawasan area dan mencegah orang
yang dicurigai menggunakan kesempatan melakukan
kejahatan;
Menangkap orang yang jelas-jelas telah melakukan
kejahatan dan membawanya ke POSKO;
Bersama tim evakuasi memeriksa dan memastikan benar-
benar bahwa semua personil telah keluar dengan aman
dan mengunci pintu. Tim ini adalah tim yang terakhir
meninggalkan lantai.
d. Regu Parkir
Mengatur perpakiran saat penanggulangan keadaan
darurat termasuk pengaturan jalur dan rambu-rambu;
Mengatur arus mobil masuk dan keluar termasuk mobil
unit Dinas Kebakaran dan Mobil Kepolisian;
Mengantarkan Dinas Pemadam ke Posko
Bekerjasama dengan Tim Pengaman dan kepolisian dalam
masalah parkir.
e. Regu Medis
Memberikan pertolongan kepada korban (sakit dan cedera)
didalam dan luar gedung;
Berusaha memanggil ambulans dan mengatur
penggunaannya;
Mengatur pengiriman orang sakit, cedera ke Rumah Sakit
terdekar dengan menggunakan sarana yang memadai
(ambulans);
Membantu dan memandu menempatkan orang-orang yang
sedang sakit menuju ketempat aman yang terdekat;
Melaporkan ke koordinator keamanan selama operasi
penyelamatan.
b. Regu Evakuasi :
Memandu evakuasi penghuni lewat tangga darurat setelah
mendapat perintah dari Koordinator Lantai;
Memeriksa ruangan kantor bila kemungkinan ada personil
yang masih tertinggal;
Menghitung jumlah karyawan yang berevakuasi dari lantai
yang menjadi tanggung jawabnya dan memeriksa ulang
ditempat berkumpul di luar gedung. Bila ternyata ada yang
masih tertinggal didalam ruangan, segera lapor ke
Komandan Lantai;
Melaporkan ke Komandan Lantai jika terjadi kecelakaan.
c. Operator Lift :
Mematikan power penggerak Lift Penumpang dan semua
posisi Lift di lantai dasar;
Memanual operasi Fire Lift, dan stand-by dilantai dasar;
Stand-by didepan Fire Lift, dan bersiap untuk akan
mengoprasikan Lift, jika dibutuhkan untuk keperluan
menolong korban dan operasi pemadaman.
e. Operator Listrik/Genset :
Siaga untuk mengoprasikan on atau off listrik pada
lantai tertentu atau seluruh gedung sesuai instruksi
Koordinator Teknisi;
Siaga untuk mengoperasikan Genset secara manual bila
sistim otomatis tidak bekerja pada saat pasokan listrik
PLN terputus.
C. Komunikasi Darurat
Komunikasi adalah kunci utama dalam pengiriman berita darurat secara
cepat. Koordinasi kerjasama tim tanggap darurat tidak akan berjalan dengan baik
tanpa tersedianya sarana komunikasi darurat. Penghuni di dalam maupun diluar
bangunan juga tidak akan mendengar informasi berita maupun instruksi darurat jika
tidak tersedia sarana yang memadai.
Sarana Komunikasi darurat yang diperlukan adalah :
1. Panggilan Terbatas
Panggilan yang ditujukan kepada personil tanggap darurat petugas saja,
dengan berbagai metoda yaitu :
Telepon Biasa.
Panggilan tersebut melalui telepon yang terpasang ditempat petugas
yang termasuk didalam organisasi keadaan darurat tersebut.
Handy Talki
Tanda panggilan dari pesawat HT pada frekwensi tertentu yang dibawa
oleh petugas.
2. Panggilan Umum
Untuk pemberian informasi darurat ke semua penghuni bangunan baik dalam
gedung maupun, media yang bisa digunakan sistem alarm atau tanda
bahaya. Maka diperlukan tanda bahaya umum tersebut dibunyikan dan
dilanjutkan pemberitahuan tentang kondisi darurat kepada semua penghuni
gedung.
Komunikasi internal dalam bangunan dimana suara akan terdengar ke
seluruh bagian dalam bangunan (paging system).
Komunikasi eksternal diluar gedung seperti car call, dimana semua
penghuni bangunan yang berada diluar bangunan akan mendengar
informasi keadaan darurat.
Pengertian :sinyal alarm aktif adalah sinyal alarm bekerja berupa suara
bel atau nyala lampu karen adanya indikasi adanya asap/panas atau
gangguan instalasi alarm.
Pengertian :sinyal alarm palsu adalah sinyal bekerja berupa bel atau
nyala lampu karena adanya gangguan sistem/teknis bukan karena
adanya kondisi darurat.
Jika alarm tersebut adalah sinyal alarm palsu maka tindak lanjuti
dengan pemberitahuan penjelasan tentang adanya alarm palsu, dan
jika terjadi kebakaran pada lantai tersebut akan berbunyi dan
dilanjutkan dengan pengumuman yang memberikan penjelasan
kondisi darurat pada lantai tersebut serta dimulainya evakuasi.
D. Sarana/Prasarana Darurat
Sarana/Prasarana darurat sangat diperlukan untuk penyelamatan
penghuni bangunan dan asset gedung perkantoran, yaitu :
Prasarana yang di butuhkan adalah :
1. Sarana jalan keluar bagi penghuni bangunan, dan untuk
gedung bertingkat berupa tangga darurat dan dilengkapi
dengan pintu tahan asap yang memenuhi persyaratan
peraturan perundangan atau standar nasional, dan dilengkapi
dengan petunjuk arah dan lampu darurat.
2. Sarana jalur masuk mobil pemadam kebakaran/ambulans
gawat darurat, agar bebas hambatan dari portal, polisi tidur.
3. Lapis perkerasan, khusus untuk mobil tangga kebakaran
diperlukan lapis perkerasan untuk daerah tempat berhentinya
mobil pemadam kebakaran, diberi perkerasan khusus sehingga
mampu menahan beban statis mobil. Tempat-tempat dimana
jack(kaki penahan) mobil bertumpu dirancang khusus
sehingga mampu menahan jack belakang(maks 15 ton), jack
depan (maks 17.34 ton) dan jack samping (maks 10 ton). Bila
halaman bangunan terbatas, maka jalan lingkungan disekitar
bangunan dapat dipakai sebagai lapis perkerasan.
4. Area Berkumpul atau Titik berkumpul.
5. Poskotis (pos komando statis) Kebakaran, bila tidak ada
minimal dapat menggunakan pos satpam dan yang terpenting
tersedianya gambar denah tiap lantai bangunan yang
dilengkapi dengan letak perlengkapan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, jalur evakuasi,posisi dan fungsi
lift,dsb.juga apakah menggunakan fire lift atau tidak.
Peralatan perseorangan :
1. Megaphone.
2. Self Contain Breathing Apparatus (SCBA)
3. Lampu senter
4. Baju Pemadam
5. Tandu
6. Perkakas alat bantu pemadam (kapak, linggis dll).
7. Kursi Evakuasi (evachair).
E. Transportasi Darurat
Transportasi yang terkait dengan penanggulangan keadaan darurat
adalah sarana transportasi :
1. Korban kecelakaan untuk segera dibawa ke Rumah Sakit
seperti kendaraan Mobil Ambulans.
2. Kendaraan cadangan ketika dibutuhkan dalam keadaan
darurat.
Prosedur Darurat
RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan mulai adanya teriakan kebakaran atau
terdengarnya bunyi alarm sampai adanya api sampai api padam.
Alarm kebakaran
Instruksi
tidak tidak evakuasi?
Tetap Bekerja
Ya
Menuju Titik Berkumpul
selesai
2. Koordinator Lantai/Zona
Alarm/Terima laporan
Laporkan kondisi
koordinator keadaan
Instruksi pemadaman kepada regu darurat
pemadam lantai/zona
ya
tidak
ya
Alarm/Terima laporan
tidak
Instruksikan operator untuk informasikan Laporkan kondisi kpd Top
Kebakaran?
kepada penghuni adanya alarm palsu Manajemen
tidak
ya ya
tidak
4. Koordinator Keamanan
Ke posko darurat
Laporkan kondisi kpd Top
Api padam? Manajemen
Monitor kondisi
keadaan
Api padam?
Hubungi,siapkan jalan
Perlu bantuan masuk mobil siapkan layout Pemadaman
DPK &Polisi keposko untuk dilaksanakan
ya
tidak
Kirim regu pemadam,perintah pengamanan ke
regu pengaman,perintah pengaturan arus lalu
lintas atur laporkan kpd komandan keadaan
darurat tindakan selanjutnya
5. Koordinator Tehnik
Alarm berbunyi
cek di control
room
tidak ya
tidak ya
6. Regu Pemadam
ya Selesai
Ada perintah
pemadaman
Laporkan kondisi kpd
komando keadaan darurat
ya
Api padam?
tidak
ya
tidak ya
tidak
alarm Kebakaran?
ya
Menuju ke posko dan siaga
menunggu perintah
Selesai
Ada perintah
pemadaman
tidak
Buat laporan ke
koordinator
ya keamanan
Api padam?
tidak
Api padam?
ya
tidak
ya
Pendinginan lokasi Regu DPK tiba Serahkan pemadaman kepada
kebakaran,dan menunggu DPK di TKP? DPK dan bantu pemadaman
dan monitor status api
tidak
8. Regu Evakuasi
Terima informasi
dari koordinator
lantai/zona
Ya
Arahkan pengunjung/penghuni
menuju tangga darurat untuk
Laporkan data karyawan
berkumpul di tempat berhimpun
kpd koordinator
cegah penggunaan lift
lantai/zona
Ya
Laporkan koordinator
Ada Ya lantai/zona, tunggu sampai
korban? Laporkan ke Data
ada bantuan dari Regu
koordinator
Medis ke TKP tidak lengkap?
lantai/zona
Terima informasi
dari koordinator
lantai/zona
Instruksi selamatkan
dokumen-dokumen
penting
Pindahkan dokumen-
dokumen penting ke gudang
dokumen
Selesai
Terima informasi
dari koordinator
lantai/zona
Tunggu instruksi di
tempat peralatan
terdekat dengan TKP
tidak
Ada
Selesai
instruksi??
tidak
Kembalikan peralatan
ke tempat semula
kebakaran
Ada
instruksi??
Selesai
Ya
Ya
Api padam? Bacakan teks darurat
sesuai instruksi
Ke tempat berhimpun
Ada instruksi Ya Bacakan teks darurat
tunggu instruksi
evakuasi? sesuai instruksi
selanjutnya
B. Ancaman Bom
TUJUAN
Maksud dan tujuan dari operasional adalah untuk memberikan pelaksanaan operasional
kepada Organisasi Tanggap Darurat mengenai tindakan-tindakan yang harus di ambil jika
adanya ancaman bom.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan mulai menerima ancaman bom sampai adanya pernyataan kondisi
aman.
BAGAN ALIR DARURAT ANCAMAN BOM berdasarkan perannya :
Ya
Teroris Telp Adanya bom Catat dan rekam data penelpon
Ya
Melihat adanya Catat lokasi
bom Adanya bom
keberadaan bom
Laporkan ke koordinator
keamanan
Selesai
Tidak
Laporkan kondisi kpd Top
Adanya bom
tidak Manajemen
Bom
Ikuti prosedur kebakaran
meledak?
Monitor kondisi
Perintahkan Koord.Keamanan
menghubungi polisi /gegana.
Monitor kondisi keamanan
Kondisi Ya
aman?
Ya
Ya Ya
Perintah umumkan
Proses Ada indikasi
Gegana tiba? evakuasi monitor
Pencarian Bom?
kondisi
tidak
3. Koordinator Keamanan
Terima laporan
tidak
Ya
Perlu bantuan
polisi/gegana?
Panggil polisi,serahkan
komando kepada
polisi/gegana
Selesai
Ya
Proses adanya indikasi Rencanakan untuk Berkumpul di
pencarian ? Bom evakuasi dan close area assembly area
tidak
4. Regu Evakuasi
Informasi evakuasi
Ada
insturksi Selesai
evakuasi?
Arahkan pengunjung/penghuni
menuju tangga darurat untuk
berkumpul di tempat
berhimpun,cegah penggunaan
lift
C. Prosedur Gempa
TUJUAN
Maksud dan tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan pelaksanaan operasional
kepada Organisasi Tanggap Darurat mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil jika
adanya Darurat Gempa
RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan mulai merasakan gempa sampai adanya pernyataan kondisi aman.
Adanya gempa
Jika berada
didalam
Tidak Menghindari dari bangunan
yang ada disekitar
gedung
Ya
2. Regu Evakuasi
Tidak
Ada
insturksi Selesai
evakuasi?
Ya
Arahkan pengunjung/penghuni
menuju tangga darurat untuk
berkumpul di tempat
berhimpun,cegah penggunaan
lift
Laporkan kondisi kpd
koordinator keadaan
darurat
Ya
Ada Hubung Regu P3K ke
korban? TKP
Tidak
Berkumpul di tempat
Periksa lokasi/pastikan tidak
berhimpun,data jumlah
ada orang yang tertinggal
karyawan
3. Regu Medis
Ada gempa
Tidak
Ada
Selesai
instruksi?
Ya
Perlu tindak
Tidak Laporkan kondisi kpd
Bawa peralatan P3K & Pastikan data-data koordinator keadaan
lanjut terhadap
penyelamat ke posko korban telah lengkap darurat
korban?
darurat
Ya
tidak
Terjadi gempa
Ya
Tidak
Kondisi
aman?
Selesai
Ke posko darurat,
Koordinasikan dengan Laporkan kondisi kpd
koord. Keamanan, untuk koordinator keadaan
info gempa susulan darurat
Ya Ya
Tidak
Untuk mengetahui sampai sejauh mana kesiapsiagaan menghadapi keadaan darurat yang
meliputi perencanaan dan pengorganisasian, serta memahami personil terhadap
pelaksanaan prosedur dapat dilaksanakan ketika terjadi, pelatihan simulasi darurat dapat
dilakukan jika diawali dengan pembuatan skenario yang disesuaikan dengan kondisi nyata
yang ada dibangunan gedung tersebut dalam keadaan darurat, maka perlu pelatihan
simulasi darurat bertujuan untuk :
Pelatihan simulasi setidaknya dilaksanakan 1 (satu kali) dalam setahun dengan jenis dan
derajat kesulitan darurat yang berbeda dan disusun oleh pengelola bangunan.
B. Skenario Simulasi
a) Memberikan peran dan melibatkan semua personil tim tanggap darurat agar
memahami tindakan yang harus dilakukan ketika menghadapi keadaan darurat atau
biasa di kenal dengan “Siapa harus berbuat apa”.
b) Membuat urutan kejadian dan tindakan termasuk instruksi, komunikasi dan
koordinasi yang harus dilakukan dalam menghadapi keadaan darurat.
c) Memaksimalkan penggunaan semua sistem/peralatan/sarana darurat yang tersedia
dan terpasang pada bangunan gedung.
Sebagai contoh skenario pelatihan simulasi darurat kebakaran dan evakuasi sebagai
berikut :
Skenario Umum :
PENGANTAR
Latihan penanggulangan keadaan darurat kebakaran ini dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat kesiapan petugas tanggap darurat yang nama-namanya telah tercantum pada
Protap Tanggap Darurat dan skenarionya diciptakan seolah-olah terjadi kebakaran di
Kantor Gedung Kementrian Kesehatan RI.
Hari H, jam j WIB, udara cerah, karyawan Kementrian Kesehatan RI sibuk melaksanakan
pekerjaannya, tiba-tiba seorang melihat adanya kebakaran di lantai 2 langsung berteriak
kebakaran-kebakaran!, dan lari menuju lokasi manual break glass dan segera
menekannya. Bell fire alarm berbunyi. Alarm ini di monitor oleh petugas panel
announcitor di Ruang Kendali Mekanik, dan diketahui berasal dari gedung perkantoran
lantai 2.
4. Situasi di posko
Pada saat kejadian koordinator keadaan darurat sedang berada di lantai 4, setelah
mendengar kejadian, langsung menuju lokasi dengan melewati tangga darurat dan
mengidentifikasi dan menganalisa potensi bahaya kebakaran, kemudian segera
melapor kepada pimpinan kantor dan menuju ke posko. Setibanya di Ruang
Komando (posko), koordinator keadaan darurat memonitor perkembangan
operasional pemadaman dan koordinasi lebih lanjut dengan :
a. Koordinator Keamanan untuk membantu pemadaman, mengatur lalu
lintas mobil dan menutup pintu masuk, pengamanan area dan siaga Regu
Medis dan Rescue dan meminta bantuan Dinas Kebakaran terdekat.
b. Koordinator Tehnik untuk memastikan sarana darut telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur.
c. Menghubungi dan memberikan pengarahan kepada semua Komandan
Lantai
TEKS : 1
Kami ulangi :
f. Kegiatan Evakuasi :
Koordinator Keadaan Darurat mendapat laporan api belum dapat di atasi oleh
Regu Pemadam dan di ambil keputusan untuk evakuasi total, segera
memerintahkan petugas yang ada di R. Kendali untuk : Mengumumkan
perintah evakuasi.
TEKS 2
“Perhatian, perhatian... telah terjadi keadaan darurat kebakaran dan api
belum dapat diatasi. Kepada saudara-saudara yang berada di Gedung ini,
harap segera meninggalkan ruangan, keluar menuju tempat berkumpul
melalui tangga darurat. Petugas evakuasi akan memandu saudara”.
Kami ulangi :
“Perhatian, perhatian... telah terjadi keadaan darurat kebakaran dan api
belum dapat diatasi. Kepada saudara-saudara yang berada di Gedung ini,
harap segera meninggalkan ruangan, keluar menuju tempat berkumpul
melalui tangga darurat. Petugas evakuasi akan memandu saudara”.
TEKS 3
“Perhatian, perhatian, keadaan darurat di Gedung Operasi telah dapat di atasi,
kepada seluruh karyawan agar bekerja kembali kecuali untuk lantai terbakar
karyawan lantai 2 dan 3 agar menunggu perintah lebih lanjut”.
Evaluasi Protap
Protap tanggap darurat dapat di evaluasi setelah :
I. Simulasi keadaan darurat.
II. Paska kejadian darurat.
III. Perubahan sistem dan strutrur yang ada di gedung perkantoran.
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dari pelaksanaan pelatihan simulasi maka diperlukan
evaluator yang indenpenden yang bisa di ambil dari internal kementrian kesehatan atau dari
external.
Tujuan evaluasi adalah untuk mengidentifikasi kelemahan sistem tanggap darurat yang
ada guna perbaikan dalam kesiapsiagaan tanggap darurat, Berbagai parameter dapat
digunakan untuk menilai tentang hasil pelaksanaan pelatihan simulasi tanggap darurat, dan
berikut adalah parameter yang dapat di pakai sebagai acuan dalam evaluasi yaitu :
Dari hasil evaluasi akan di peroleh gambaran secara objektif tentang kondisi yang ada dan
langkah perbaikan yang di perlukan.
Penutup
Selain itu untuk terselenggaranya kegiatan ini maka diperlukan juga dukungan semua pihak
yang terlibat, baik para personil pengelola gedung, penghuni maupun pihak terkait lainnya
dalam upaya pengembangan kegiatan K3 perkantoran di masa mendatang.