Anda di halaman 1dari 16

HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Sistem Proteksi Kebakaran di Area Tangki Timbun

Dewi Rahma Putri1, Herry Koesyanto1

1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Univesitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Semarang termasuk dalam potensi bahaya kebakaran
Diterima 1 Agustus 2020 berat. Pada area tangki timbun masih memiliki keterbatasan pada penyediaan sistem proteksi
Disetujui 1 September kebakaran seperti tidak tersedianya detektor api, alarm kebakaran masih menggunakan sistem
2020 manual, pada jaringan pipa pemadam ada yang berkarat sehingga rawan mengalami kebocoran.
Dipublikasikan 18 Sistem proteksi kebakaran sangat diperlukan untuk mencegah dampak buruk kebakaran. Tujuan
September 2020 penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan tingkat kesesuaian penerapan sistem proteksi
________________ kebakaran di area tangki timbun dibandingkan dengan NFPA, SNI dan PERMEN PU
Keywords: No.26/PRT/M/2008. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan
Protection System, Fire, pendekatan observasional. Informan dalam penelitian ini adalah Senior Supervisor HSSE, Supervisor
Fire & Safety, dan Fireman. Instrumen penelitian yang digunakan lembar observasi, pedoman
Storage Tank
wawancara, dan lembar studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan dari 109 poin yang
____________________
DOI: dibahas, sebanyak 87,16% (95 poin) terpenuhi dan sesuai dengan standar/peraturan. Sebanyak
5,50% (6 poin) terpenuhi namun belum sesuai dengan standar/peraturan. Sedangkan 7,34% (8
https://doi.org/10.15294
poin) tidak terpenuhi oleh perusahaan. Simpulan dari penelitian ini yaitu pemenuhan sistem
/higeia.v4iSpecial%201/
40864 proteksi kebakaran di area tangki timbun PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Semarang
____________________ dalam kategori baik.

Abstract
___________________________________________________________________
PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Semarang is a serious fire hazard. The area of storage tanks still
has limitations on the provision of fire protection systems such as the unavailability of a fire detector, fire
alarms are still using manual systems, the fire water lines there were rusted so prone to leak. A fire protection
system is needed to prevent the adverse effects of fire. The purpose of this study was to determine the description
and level of suitability of the application of fire protection systems in the storage tank area compared to NFPA,
SNI and PERMEN PU No.26 / PRT / M / 2008. This type of research is a qualitative descriptive study with
an observational approach. The informants in this study were the HSSE Senior Supervisor, Fire & Safety
Supervisor, and Fireman. The research instrument used was the observation sheet, interview guide, and
documentary study sheet. The results showed that of the 109 points discussed, 87,16% (95 points) were fulfilled
and following the standards/regulations. As many as 5,50% (6 points) were fulfilled but did not comply with
the standards/regulations. Meanwhile, 7,34% (8 points) were not fulfilled by the company. The conclusion
from this research is the fulfillment of the fire protection system in the storage tanks area of PT. Pertamina
(Persero) Integrated Terminal Semarang in good category.

© 2020 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: dewirahmaputri6398@gmail.com

350
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

PENDAHULUAN mencapai 14,3 miliar dolar meningkat 23,2%


dari tahun sebelumnya (Hylton, 2016).
Indonesia merupakan negara yang Pada tahun 2018 terjadi 1.318.500 kasus
memiliki sumber daya alam yang melimpah, kebakaran yang mengakibatkan 3.655 kematian,
salah satunya adalah minyak bumi. Menurut 15.200 orang mengalami cedera akibat
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kebakaran, dan perkiraan kerugian properti
cadangan minyak bumi per tanggal 1 Januari langsung sebesar 25,6 miliar dolar (Evarts,
2018 adalah sebesar 7512,2 Million Stock Tank 2019). Kasus kebakaran di United Kingdom (UK)
Barrels (MMSTB). Cadangan tersebut terdiri pada tahun 2016-2017 terjadi 176.054 kasus,
dari cadangan terbukti sebesar 3154,3 MMSTB pada tahun 2017-2018 terjadi penurunan
dan cadangan potensial sebesar 4358 MMSTB. menjadi 159.685 kasus (UK Fire and Rescue
Dari jumlah cadangan minyak bumi tersebut, Services, 2018). Pada tahun 2018-2019 terjadi
2186,62 MMSTB (atau 68,96%) berada di peningkatan sebesar 182.825 kasus (UK Fire and
daratan dan sisanya 984,26 MMSTB (31,04%) Rescue Services, 2019)
berada di lautan (Kementerian Energi dan Kasus kebakaran di Indonesia
Sumber Daya Mineral, 2019) menyebabkan kerugian menurunnya
Industri yang bergerak di bidang minyak produktivitas nasional maupun keluarga, nilai
dan gas (migas) salah satunya adalah kerugian sangat besar mencapai 5 sampai 50
PT.Pertamina (Persero) yang memiliki tujuh kali kerugian langsung (Ramli, 2010). Kasus
unit pengolahan yang lokasinya tersebar di kebakaran pada depot/terminal BBM di
seluruh wilayah nusantara. Bahan Bakar Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun
Minyak (BBM) disalurkan hampir merata di terakhir diantaranya kebakaran terminal BBM
seluruh wilayah Indonesia, diperlukan Plumpang, Jakarta Utara. Kebakaran pada
depot/terminal untuk menimbun pasokan BBM tangki di Terminal Bahan Bakar Minyak
yang telah diolah dari unit pengolahan. Tangki (TBBM) Plumpang terjadi pada hari Minggu, 18
penyimpanan atau tangki timbun memiliki Januari 2009. Tangki nomor 24 dengan
risiko kebakaran dan ledakan yang berpotensi kapasitas 10.000 kL dan tangki nomor 22
menimbulkan kerugian. Kerugian tersebut dilalap api yang berkobar sangat besar.
meliputi kerugian jiwa, kerugian materi, Penyebab kebakaran diduga akibat kesalahan
menurunnya produktivitas, gangguan bisnis teknis pada sistem pengamanan tangki
hingga kerugian sosial. Industri migas memiliki (Ramadhani & Satrya, 2013).
tingkat risiko bahaya kebakaran dan ledakan Secara garis besar terdapat tiga proses
yang tinggi, sebagian besar kasus digolongkan utama di PT. Pertamina (Persero) Integrated
kedalam tingkat bahaya besar (ILO, 1991 dalam Terminal Semarang yakni penerimaan,
Irhanah dan Lestari, 2013). penimbunan dan pendistribusian. Dari ketiga
Kasus kebakaran di dunia dalam kurun proses tersebut potensi bahaya terbesar (worst
waktu 2012-2014 terjadi fluktuatif. United States cases) ada pada proses penimbunan. PT.
Fire Departement memperkirakan pada tahun Pertamina (Persero) Integrated Terminal
2012 terjadi 1.375.000 kasus kebakaran (Karter, Semarang termasuk dalam potensi bahaya
2014). Tahun 2013 terjadi penurunan sebesar kebakaran berat yaitu tempat kerja yang
9,8% menjadi 1.240.000 kasus kebakaran, tahun mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
2014 terjadi peningkatan sebesar 4,7% menjadi tinggi dan apabila terjadi kebakaran akan
1.298.000 kasus kebakaran. Kerugian akibat melepaskan panas tinggi, penyimpanan cairan
kebakaran selama tahun 2012 sampai tahun mudah terbakar, serat atau bahan lain yang
2014 sekitar 32,6 milyar dolar (Hylton,2015). apabila terbakar api cepat menjadi besar,
Peningkatan signifikan sebesar 3,7% terjadi di dengan melepaskan panas tinggi sehingga
tahun 2015 sebesar 1.345.500 kasus kebakaran. penjalaran api cepat terjadi (KEPMENAKER
Diperkirakan kerugian yang disebabkan No.Kep.186/MEN/1999).

351
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

Kasus kebakaran merupakan salah satu kebakaran, dan bundwall/dike yaitu tanggul
bentuk kecelakaan yang memerlukan perhatian pengaman untuk menampung tumpahan
khusus dan memerlukan pencegahan (preventif) apabila terjadi kebocoran pada tangki
untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyimpanan.
kemungkinan terjadinya kebakaran. Salah Berdasarkan observasi yang telah
satunya bisa dengan manajemen risiko, karena dilakukan pada bulan Januari – Februari 2020,
sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha di PT. Pertamina (Persero) Integrated
atau kegiatan jika terjadi suatu bencana seperti Terminal Semarang khususnya area tangki
kebakaran (Kuntoro, 2017). timbun masih memiliki keterbatasan pada
Sistem proteksi kebakaran aktif penyediaan sistem proteksi kebakaran seperti
memberikan kontribusi yang besar dalam tidak tersedianya detektor api (fire detector) selain
manajemen kebakaran khususnya pemadaman itu pada alarm kebakaran (fire alarm) masih
api saat terjadi kebakaran. Menurut Hall (2012) menggunakan sistem manual dengan lonceng.
sprinkler dapat mengurangi 83% kematian warga Kondisi sistem proteksi kebakaran aktif disana
sipil per 1.000 kebakaran rumah, dari 7,3 secara fisik dalam kondisi baik dan siap
kematian per 1.000 kebakaran menjadi 1,3 digunakan namun pada fire water line/jaringan
kematian per 1.000 kebakaran. Sprinkler juga pipa pemadam ada yang berkarat sehingga
mengurangi sebanyak 69% kerusakan properti rawan mengalami kebocoran hal ini terjadi
per 1.000 kebakaran rumah, dari kerugian karena kualitas air di sekitar perusahaan
$20.000 menjadi $6.000 per 1.000 kebakaran. memiliki tingkat kesadahan tinggi mengingat
Menurut Ahrens (2007) detektor asap juga lokasi dekat dengan laut/air asin. Upaya
berkontribusi dapat menyelamatkan kurang inspeksi dibutuhkan untuk mencegah terjadinya
lebih 890 jiwa setiap tahun (kebakaran tahun unsafe condition pada sistem proteksi tersebut
2000-2004) atau hanya di bawah sepertiga sesuai dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
korban meninggal dunia akibat kebakaran. Di Umum No.26/PRT/M/2008 tentang
sisi lain dalam periode yang sama, 43% semua persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran
kematian yang diakibatkan oleh kebakaran di pada bangunan gedung dan lingkungan.
rumah terjadi tanpa adanya detektor asap dan
22% lainnya berasal dari rumah dengan detektor METODE
asap tetapi tidak dapat berfungsi.
Sistem proteksi kebakaran sangat Jenis penelitian ini adalah penelitian
diperlukan untuk mencegah dampak buruk deskriptif kualitatif dengan pendekatan
kebakaran. Sistem proteksi kebakaran terdiri observasional. Penelitian ini memiliki tujuan
dari sistem proteksi aktif, dan sistem proteksi utama untuk mengetahui gambaran dan tingkat
pasif. Sebagai upaya pencegahan kebakaran, kesesuaian penerapan sistem proteksi kebakaran
PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal di area tangki timbun PT. Pertamina (Persero)
Semarang menyediakan sistem proteksi Integrated Terminal Semarang sesuai dengan
kebakaran aktif dan pasif. Sistem proteksi standar acuan yang digunakan. Hasil observasi
kebakaran aktif yang terdapat di PT. kemudian dibandingkan dengan standar acuan
Pertamina (Persero) Integrated Terminal yang digunakan yaitu NFPA 11 tahun 2016,
Semarang khususnya area tangki timbun antara NFPA 15 tahun 2007, NFPA 16 tahun 2007,
lain fire pump, foam chamber, hidran, fire water NFPA 24 tahun 2007, NFPA 25 tahun 2014,
line, fire monitor, dan water spray system. Untuk NFPA 30 tahun 2003, SNI 03-1745-2000, SNI
memperkuat upaya fire fighting disediakan pula 03-6570-2001, SNI 09-7053-2004 dan PERMEN
hose box, fire truck, serta fire ground sebagai PU No.26/PRT/M/2008.
tempat latihan fireman dalam pemadaman Penelitian ini dilakukan di PT. Pertamina
kebakaran. Sistem proteksi pasif terdiri dari (Persero) Integrated Terminal Semarang, yang
akses dan pasokan air untuk pemadam berlokasi di Jl. Pengapon No.14 Semarang,

352
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksankan pada display), dan penarikan kesimpulan (conclusion).
Juli – Agustus 2020. Sumber data dalam Mereduksi data berarti merangkum, memilih
penelitian ini adalah data primer dan data hal yang pokok memfokuskan pada hal yang
sekunder, untuk sumber data primer yaitu penting, dicari tema dan pola, membuang yang
informan dibagi menjadi 2 yaitu informan tidak perlu. Penyajian data dapat berupa
utama dan informan triangulasi, yang termasuk membandingkan antara kondisi riil di lapangan
dalam informan utama adalah informan yang dengan standar acuan yang berisi tentang
memiliki pengalaman dan mengerti mengenai persentase tingkat kesesuaian. Untuk
sistem proteksi kebakaran yaitu Supervisor Fire & menghitung tingkat kesesuaian penerapan
Safety dan Fireman. Sedangkan untuk informan sistem proteksi kebakaran dapat dihitung
triangulasi adalah Senior Supervisor HSSE dengan poin yang sesuai dibagi dengan total
perusahaan tersebut. Data primer dalam seluruh poin dikalikan dengan 100%. Maka
penelitian ini diperoleh dari proses observasi didapatkan hasil tingkat kesesuaian dalam
yang menggunakan lembar observasi dan proses bentuk persen atau menggunakan rumus:
wawancara dengan menggunakan pedoman
wawancara. Data sekunder dalam penelitian ini % Poin kesesuaian = Jumlah poin yang sesuai x 100%
diperoleh dari studi dokumentasi, meliputi Total poin
dokumen yang mendukung mengenai sistem Kesimpulan akhir diambil dalam
proteksi kebakaran di area tangki timbun PT. penelitian deskriptif melalui penyaringan yang
Pertamina (Persero) Integrated Terminal panjang dari kesimpulan-kesimpulan dalam
Semarang. proses penelitian. Kesimpulan akhir dilakukan
Instrumen penelitian menggunakan setelah proses pengambilan data diakhiri karena
lembar observasi, panduan wawancara, dan informasinya sudah jenuh.
lembar studi dokumentasi. Teknik pengambilan
data menggunakan metode observasi, HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara dan studi dokumentasi.
Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Pertamina
ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan (Persero) Integrated Terminal Semarang yang
triangulasi teknik. Triangulasi sumber yaitu terletak di Jl. Pengapon No.14 Semarang, Jawa
untuk mendapatkan data dari sumber yang Tengah, pada tanggal 22 Juli sampai dengan 31
berbeda-beda dengan teknik yang sama. Agustus 2020.
Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan Informan dalam penelitian ini berjumlah
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda 4 orang, terdiri dari 1 orang Senior Spervisor
untuk mendapatkan data dari sumber yang HSSE, 2 orang Supervisor Fire & Safety dan 1
sama. Misalnya, untuk mengecek data orang Fireman. Karakteristik informan dilihat
wawancara, lalu dicek dengan observasi, dari berbagai aspek meliputi jabatan, jenis
dokumentasi atau kuesioner (Sugiyono, 2016). kelamin, umur, pendidikan dan lama kerja.
Teknik analisis data yaitu menggunakan Karakteristik informan dalam penelitian ini
reduksi data (data reduction), penyajian data (data dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Informan


Jenis
Lama
No. Jabatan Kelamin Umur Pendidikan
Kerja
(L/P)
1. Senior Supervisor HSSE L 30 th S1 Teknik Kimia 8 bln
2. Supervisor Fire and Safety L 27 th D4 Teknik Keselamatan 3 th
Otomotif
3. Supervisor Fire and Safety L 31 th D3 Akuntansi 9 bln
4. Fireman L 54 th SLTA 17 th

353
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa Hasil dari pengambilan data penelitian


informan dalam penelitian ini berjumlah 4 mengenai gambaran sistem proteksi kebakaran
orang yang terdiri dari 1 orang Senior Spervisor di area tangki timbun PT. Pertamina (Persero)
HSSE, 2 orang Supervisor Fire & Safety dan 1 Integrated Terminal Semarang meliputi sistem
orang Fireman. Senior Supervisor HSSE, berusia kebakaran aktif dan sistem kebakaran pasif yang
30 tahun, pendidikan terakhirnya S1 Teknik terdiri dari 10 variabel: 1) Fire Pump, 2) Foam
Kimia, dan lama bekerja 8 bulan. Senior Chamber, 3) Water Spray System, 4)Fire Monitor, 5)
Supervisor HSSE dipilih sebagai informan 4 Hidran, 6) Kendaraan Pemadam Kebakaran, 7)
(informan triangulasi) karena merupakan Konstruksi Tahan Api, 8) Pengaturan Jarak
seseorang yang bertanggung jawab dan lebih Aman (Spacing), 9) Tanggul Pengaman
mengetahui semua kebijakan yang berkaitan (Bundwall/Dike), 10) Akses dan Pasokan Air
dengan sistem pencegahan dan penanggulangan Pemadam.
kebakaran di perusahaan. Supervisor Fire and Variabel pertama, fire pump menurut
Safety (1), berusia 27 tahun, pendidikan NFPA 25 adalah pompa penyedia aliran dan
terakhirnya D4 Teknik Keselamatan Otomotif, tekanan cairan yang didedikasikan untuk
dan lama bekerja 3 tahun. Supervisor Fire and proteksi kebakaran. Gambaran penerapan fire
Safety (2), berusia 31 tahun, pendidikan pump dalam penelitian ini terdiri dari 10
terakhirnya D3 Akuntansi, dan lama bekerja 9 komponen meliputi: umum, pipa, proteksi pipa,
bulan. Supervisor Fire & Safety dipilih sebagai jockey pump, pompa sentrifugal, penggerak
informan 1 dan informan 2 (informan utama) listrik, alat kontrol penggerak listrik, penggerak
karena merupakan seseorang yang bertanggung motor diesel, alat kontrol penggerak motor,
jawab dan lebih mengetahui semua kebijakan serta pengujian dan pemeliharaan. Total poin
yang berkaitan dengan sistem pencegahan dan penilaian untuk fire pump adalah 37 poin.
penanggulangan kebakaran di perusahaan Berdasarkan tabel 2 secara keseluruhan
terutama kebijakan tentang sistem proteksi komponen fire pump yang terdiri atas 10
kebakaran. komponen (37 poin), sebesar 86,48% (32 poin)
Selanjutnya adalah Fireman, berusia 54 terpenuhi dan sesuai dengan SNI 03-6570-2001
tahun, pendidikan terakhirnya SLTA dan lama dan Permen PU No.26/PRT/M/2008 meliputi:
bekerja 17 tahun. Fireman dipilih sebagai 1) ketersediaan pasokan air, 2) papan nama
informan 3 (informan utama) karena pompa, 3) alat pengukur tekanan, 4) proteksi
merupakan seseorang yang mengetahui kondisi pompa, 5) pencahayaan, 6) ventilasi, 7)
aktual di lapangan terkait mekanisme kerja pengering lantai, 8) jarak pompa pemadam, 9)
peralatan/sistem proteksi kebakaran dan pipa hisap, 10) pipa pelepasan, 11) proteksi pipa
merupakan pihak yang melakukan akibat gerakan, 12) ketersediaan jockey pump, 13)
pemeliharaan sistem proteksi kebakaran di PT. katup pelepas udara, 14) penyangga pompa, 15)
Pertamina (Persero) Integrated Terminal ketersediaan pasokan listrik, 16) proteksi sirkit
Semarang. penyalur pompa, 17) sumber pasokan listrik
PT. Pertamina (Persero) Integrated cadangan, 18) letak alat kontrol, 19)
Terminal Semarang termasuk dalam potensi ketersediaan alat kontrol otomatik dan manual,
bahaya kebakaran berat. Pada area tangki 20) pengukur tekanan minyak, 21) pengukur
timbun masih memiliki keterbatasan pada temperatur, 22) sistem pendinginan, 23) letak
penyediaan sistem proteksi kebakaran seperti tangki bahan bakar, 24) sistem pembuangan
tidak tersedianya detektor api, alarm kebakaran bebas, 25) baterai, 26) volume tangki bahan
masih menggunakan sistem manual, pada bakar, 27) alarm, 28) alat pencatat tekanan, 29)
jaringan pipa pemadam ada yang berkarat sakelar manual, 30) instruksi alat kontrol, 31)
sehingga rawan mengalami kebocoran. Sistem pagar pelindung, serta 32) pengujian dan
proteksi kebakaran sangat diperlukan untuk pemeliharaan. Sebesar 8,11% (3 poin) sudah
mencegah dampak buruk kebakaran. terpenuhi tetapi belum sesuai dengan

354
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

Tabel 2. Penerapan Fire Pump


Kesesuaian
Komponen Fire Ada
No. Ada Keterangan
Pump Tidak Tidak Ada
Sesuai
Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Umum 9 (90%) 1 (10%) - Terdapat 10 poin untuk
komponen umum yang
dipersyaratkan untuk fire
pump

2. Pipa 2 (100%) - - Terdapat 2 poin komponen


pipa

3. Proteksi Pipa 1(100%) - - Terdapat 1 poin komponen


proteksi pipa

4. Jockey Pump 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen


jockey pump
5. Pompa 2 (100%) - - Terdapat 2 poin komponen
Sentrifugal pompa sentrifugal

6. Penggerak Listrik 3 (75%) - 1 (25%) Terdapat 4 poin komponen


penggerak listrik

7. Alat Kontrol 2 (66,66%) - 1 (33,33%) Terdapat 3 poin komponen


Penggerak Listrik alat kontrol penggerak listrik

8. Penggerak Motor 7 (87,5%) 1 (12,5%) - Terdapat 8 poin komponen


Diesel penggerak motor diesel

9. Alat Kontrol 4 (80%) 1 (20%) - Terdapat 5 poin komponen


Penggerak Motor alat kontrol penggerak motor

10. Pengujian dan 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen


Pemeliharaan pengujian dan pemeliharaan

SNI03-6570-2001 terdiri atas: 1) konstruksi menunjukkan bahwa di PT. Pertamina (Persero)


lantai, 2) tachometer dan 3) lemari. Sedangkan Integrated Terminal Semarang sudah terdapat
sebesar 5,41% (2 poin) tidak terpenuhi terdiri tachometer tetapi tidak dilengkapi dengan suatu
atas: 1) papan nama sarana pemutus pompa meteran jam untuk mencatat total waktu operasi
kebakaran dan 2) pengoperasian alat kontrol. motor, lamanya waktu masih dihitung secara
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui manual oleh personil pada saat pengoperasian
bahwa informan 2 dan informan 3 menjelaskan alat. Tachometer merupakan alat yang didesain
di ruangan pompa konstruksi lantai yang dibuat dan dibuat untuk mengukur kecepatan putaran
miring hanya ada di bagian depan rumah pada sebuah objek. Dalam SNI 03-6570-2001
pompa saja sehingga dapat digunakan untuk poin 8.2.4.3 menjelaskan bahwa suatu
membawa peralatan berat atau alat beroda. tachometer harus diadakan untuk menunjukkan
Sedangkan untuk pengeringannya disekitar putaran motor per menit hal ini bertujuan untuk
pompa terdapat jalur khusus untuk air tersendiri mengetahui kecepatan motor dan dapat
apabila ada air akan dialirkan melalui saluran mengontrolnya. Berdasarkan hasil penelitian,
tersebut untuk dikeluarkan keluar rumah lemari tempat alat kontrol di PT. Pertamina
pompa. Berdasarkan hasil penelitian (Persero) Integrated Terminal Semarang

355
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

berbentuk box besi tanpa kaca. Hal ini belum pengendalian penanggulangan kebakaran. Hal
sesuai dengan SNI 03-6570-2001 yang ini juga dapat membantu mempercepat proses
mempersyaratkan lemari pelindung alat kontrol pemadaman pada saat terjadi kebakaran; 3)
otomatis harus bisa dikunci dan memiliki panel Merubah konstruksi lantai di rumah pompa
kaca yang bisa dipecahkan. Papan nama atau sesuai SNI 03-6570-2001 yaitu lantai rumah
pelat nama sarana pemutus pompa kebakaran pompa dibuat miring/landai untuk pengeringan
yang dimaksud adalah pelat nama berupa serta melengkapi pengering lantai di rumah
keterangan yang menandakan sarana pompa dengan lap kain pel (floor cloth) dan pel
pemutusan dan harus terlihat di luar pintu karet (slaber) dengan tujuan untuk melindungi
panel. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui peralatan vital dari air atau genangan akibat
bahwa dari hasil observasi dan studi kebocoran atau adanya air yang masuk kedalam
dokumentasi yang dilakukan tidak terdapat rumah pompa; 4) Melakukan penggantian
papan nama sarana pemutus pompa. tachometer dengan tipe yang dilengkapi suatu
Selanjutnya untuk pengoperasian alat kontrol meteran jam untuk mencatat total waktu
tidak terdapat sakelar yang dioperasikan dari operasinya motor, sehingga tidak perlu
luar rumah pompa. Semua saklar manual dilakukan pencatatan secara manual; 5)
berada pada body pompa pemadam dan hanya Melakukan penggantian pada lemari/box alat
bisa dioperasikan dalam rumah pompa saja. kontrol dengan menggunakan panel kaca yang
Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu dapat dipecahkan.
dengan substitusi dan pengendalian teknis Variabel kedua, foam chamber menurut
sebagai berikut: 1) Melengkapi papan nama NFPA 11 adalah perangkat yang terpasang
untuk sarana pemutus kebakaran dengan tinggi secara permanen pada tanki, tanggul atau
huruf setidaknya 25,4 mm (1 inci) dan harus struktur penahanan lainnya apabila tejadi
terlihat tanpa membuka bukaan pintu atau tutup kebakaran maka kaca chamber akan pecah ketika
panel dengan tujuan mudah dipahami oleh mendapat tekanan dari saluran hydrant yang
pekerja atau orang yang masuk kedalam rumah dibuka. Setelah itu, chamber akan mengeluarkan
pompa terkait dengan sarana pemutus pompa busa yang masuk ke dalam tanki-tanki lewat
kebakaran; 2) Membuat instalasi central fire panel pipa besi. Gambaran penerapan foam chamber
controller sehingga pengoperasian fire pump dapat dalam penelitian ini terdiri dari 4 komponen
dilakukan di luar rumah pompa untuk meliputi: umum, persediaan air, pipa serta
memaksimalkan petugas pemadam pengujian dan pemeliharaan. Total poin
kebakaran/fireman dalam melakukan tindakan penilaian untuk foam chamber adalah 10 poin.

Tabel 3. Penerapan Foam Chamber


Kesesuaian
Komponen Ada
No. Ada Tidak Keterangan
Foam Chamber Tidak
Sesuai Ada
Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Umum 3 (100%) - - Terdapat 3 poin untuk komponen umum
yang dipersyaratkan untuk foam chamber

2. Persediaan Air 1 (50%) - 1 (50%) Terdapat 2 poin komponen persediaan


air

3. Pipa 4 (100%) - - Terdapat 4 poin komponen pipa

4. Pengujian dan 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen pengujian


Pemeliharaan dan pemeliharaan

356
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

Berdasarkan tabel 3 secara keseluruhan nozzle semprotan air yang dirancang untuk
komponen foam chamber yang terdiri atas memberikan pembuangan dan distribusi air
4 komponen (10 poin), sebesar 90% (9 poin) tertentu di atas permukaan atau area yang
terpenuhi dan sesuai dengan standar NFPA 16 dilindungi. Gambaran penerapan water spray
dan NFPA 11 meliputi: 1) jenis sistem, 2) system dalam penelitian ini terdiri dari 5
pengiriman busa ke area yang dilindungi, 3) komponen meliputi: umum, katup kontrol
pengoperasian sistem sprinkler air busa, 4) pasokan air, persediaan air, pengujian dan
kompatibilitas air dan konsentrat busa, 5) pemeliharaan serta stand pipe. Total poin
material pipa dan katup, 6) kondisi katup penilaian untuk water spray system adalah 10
drainase, 7) ketahanan pipa, 8) perlindungan poin.
terhadap korosi, serta 9) pengujian dan Berdasarkan tabel 4 secara keseluruhan
pemeliharaan. Sedangkan sebesar 10% (1 poin) komponen water spray system yang terdiri atas 5
tidak terpenuhi oleh perusahaan yaitu sistem komponen (10 poin) sebesar 90% (9 poin)
semprotan air busa otomatis. Berdasarkan hasil terpenuhi dan sesuai standar NFPA 15 dan SNI
penelitian informan 2 dan 3 menyatakan bahwa 03-1745-2000 terdiri atas: 1) nozzle tahan korosi,
untuk pasokan air tidak otomatis namun 2) pengecatan spray nozzle, 3) tersedianya katup
dioperasikan secara manual melalui fire screen kontrol yang dapat diakses selama kebakaran, 4)
foam. aliran dan tekanan air yang dibutuhkan, 5)
Rekomendasi yang dapat diberikan pengujian dan pemeliharaan, 6) bahan
adalah dengan upaya pengendalian secara gantungan dan komponen, 7) penanda arah, 8)
administrasi yaitu menunjuk minimal satu jarak gantungan pemipaan horizontal, dan 9)
orang yang bertugas sebagai operator untuk pemeliharaan sistem pipa tegak. Sedangkan
standby di dekat fire screen foam yang sebesar 10% (1 poin) sudah terpenuhi tetapi
bertanggungjawab membuka tuas air sehingga belum sesuai dengan standar/peraturan yaitu
bila terjadi kebakaran, air dapat dialirkan pasokan air otomatis. Berdasarkan hasil
sesegera mungkin. penelitian, informan 1 menjelaskan bahwa
Variabel ketiga, menurut NFPA 25 water persediaan air sudah otomatis hanya ada di area
spray system adalah sistem pipa tetap otomatis kantor saja, kalau untuk di area tangki timbun
atau yang digerakkan secara manual yang dioperasikan secara manual melalui fire screen
terhubung ke pasokan air dan dilengkapi dengan yang terletak dibeberapa titik untuk menyalakan

Tabel 4. Penerapan Water Spray System


Kesesuaian
Komponen Water Ada
No. Ada Tidak Keterangan
Spray System Tidak
Sesuai Ada
Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Umum 2 (100%) - - Terdapat 2 poin untuk komponen umum
yang dipersyaratkan untuk water spray
system

2. Katup Kontrol 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen katup


Pasokan Air kontrol pasokan air

3. Persediaan Air 1 (50%) 1 (50%) - Terdapat 2 poin komponen persediaan


air

4. Pengujian dan 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen pengujian


Pemeliharaan dan pemeliharaan

5. Stand Pipe 4 (100%) - - Terdapat 4 poin komponen stand pipe

357
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

Tabel 5. Penerapan Fire Monitor


Kesesuaian
Komponen Fire Ada
No. Ada Tidak Keterangan
Monitor Tidak
Sesuai Ada
Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Umum 2 (100%) - - Terdapat 2 poin untuk komponen
umum yang dipersyaratkan untuk fire
monitor

2. Pengujian dan 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen pengujian


Pemeliharaan dan pemeliharaan

water spray system yang ada di masing-masing Berdasarkan tabel 5 secara keseluruhan
tangki. komponen fire monitor yang terdiri dari 2
Sedangkan untuk area filling shed NGS komponen (3 poin) sebesar 100% (3 poin)
sudah otomatis cukup menyalakan pompa yang terpenuhi dan sesuai dengan standar acuan
ada di NGS bisa dioperasikan lewat alat NFPA 25 tahun 2014 tentang Standard for the
kontrol. Rekomendasi yang dapat diberikan Inspection, Testing, and Maintenance of Water-Based
sama seperti foam chamber yaitu dengan upaya Fire Protection Systems meliputi: 1) pelumasan, 2)
pengendalian secara administrasi yaitu kemampuan jangkauan monitor nozzle serta 3)
menunjuk minimal satu orang yang bertugas pengujian dan pemeliharaan. Rekomendasi
sebagai operator untuk standby di dekat tuas yang dapat diberikan adalah sebaiknya
(valve) water spray system yang bertanggungjawab perusahaan tetap konsisten dan meningkatkan
membuka tuas air sehingga bila terjadi upaya inspeksi secara berkala meliputi
kebakaran, air dapat dialirkan sesegera pengujian dan pemeliharaan pada sistem
mungkin. proteksi fire monitor agar terus dapat beroperasi
Variabel keempat, fire monitor menurut dengan baik.
NFPA 25 adalah perangkat yang dipasang Variabel kelima, hidran menurut NFPA
secara permanen yang dirancang khusus dengan 24 adalah sambungan katup bagian luar ke
laju aliran tinggi untuk menyediakan aliran sistem pasokan air yang menyediakan
yang jauh ke lokasi di mana sejumlah besar air sambungan selang. Gambaran penerapan hidran
perlu tersedia tanpa penundaan pemasangan dalam penelitian ini terdiri dari 2 komponen
saluran selang. Gambaran penerapan fire monitor yaitu umum dan pengujian dan pemeliharaan
dalam penelitian ini terdiri dari 2 komponen dengan total poin penilaian adalah 10 poin.
yaitu umum dan pengujian dan pemeliharaan Berdasarkan tabel 6 penerapan hidran yang
dengan total poin penilaian adalah 3 poin. berada di area tangki timbun PT. Pertamina

Tabel 6. Penerapan Hidran


Kesesuaian
Komponen Ada
No. Ada Tidak Keterangan
Hidran Tidak
Sesuai Ada
Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Umum 8 (100%) - - Terdapat 8 poin untuk komponen
umum yang dipersyaratkan untuk
hidran

2. Pengujian dan 2 (100%) - - Terdapat 2 poin untuk komponen


Pemeliharaan pengujian dan pemeliharaan

358
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

(Persero) Integrated Terminal Semarang dibagi untuk menunjang operasi instansi pemadam
kedalam 2 komponen yaitu komponen umum (8 kebakaran atau badan-badan lain yang memiliki
poin) dan komponen pengujian dan kewenangan proteksi terhadap kebakaran.
pemeliharaan (2 poin). Secara keseluruhan Gambaran penerapan kendaraan pemadam
sebesar 100% (10 poin) terpenuhi dan sesuai kebakaran dalam penelitian ini terdiri dari 7
dengan standar acuan NFPA 24; SNI 03-1745- komponen meliputi: umum, slang semprot (fire
2000 dan Permen PU No.26/PRT/M/2008 hose) dan pipa pemancar (nozzle), komponen
meliputi: 1) lokasi penempatan hidran, 2) kendaraan, area tempat pengemudi dan awak
gantungan dan komponen hidran, 3) lemari kendaraan, pompa kebakaran, tangki air serta
hidran, 4) warna lemari hidran, 5) sambungan pengujian dan pemeliharaan. Total poin
slang dan kotak hidran, 6) tersedianya hidran, 7) penilaian untuk kendaraan pemadam kebakaran
isi lemari hidran, 8) penanda hidran, 9) inspeksi adalah 10 poin.
serta 10) pengujian dan pemeliharaan. Berdasarkan tabel 7 secara keseluruhan
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah komponen kendaraan pemadam kebakaran
perusahaan tetap konsisten dan meningkatkan yang terdiri atas 7 komponen (10 poin), sebesar
upaya inspeksi secara berkala meliputi 100% (10 poin) terpenuhi dan sesuai dengan
pengujian dan pemeliharaan pada hidran agar SNI 09-7053-2004 meliputi: 1) kelengkapan
terus dapat beroperasi dengan baik. proteksi keselamatan, 2) tanda yang diperlukan
Variabel keenam, menurut SNI 09-7053- seperti plat dan label, 3) ukuran slang semprot
2004 kendaraan pemadam kebakaran adalah dan pipa pemancar, 4) perlengkapan peringatan
kendaraan dengan berat kotor kendaraan atau suara seperti sirine dan klakson, 5) posisi awak
GVWR 4540 kg (10.000 lb) atau lebih, kendaraan, 6) kompartemen pengemudi dan
digunakan untuk pemadaman kebakaran atau awak kendaraan, 7) ketersediaan pompa dengan

Tabel 7. Penerapan Kendaraan Pemadam Kebakaran


Komponen Kesesuaian
Kendaraan Ada
No. Ada Tidak Keterangan
Pemadam Tidak
Sesuai Ada
Kebakaran Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Umum 2 (100%) - - Terdapat 2 poin untuk komponen
umum yang dipersyaratkan untuk
kendaraan pemadam kebakaran

2. Slang Semprot (Fire 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen slang


Hose) dan Pipa semprot (fire hose) dan pipa pemancar
Pemancar (Nozzle) (nozzle)

3. Komponen 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen


Kendaraan kendaraan

4. Area Tempat 2 (100%) - - Terdapat 2 poin komponen area


Pengemudi dan tempat pengeudi dan awak
Awak Kendaraan kendaraan

5. Pompa Kebakaran 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen pompa


kendaraan

6. Tangki Air 2 (100%) - - Terdapat 2 poin komponen tangki air

7. Pengujian dan 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen


Pemeliharaan pengujian dan pemeliharaan

359
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

kapasitas minimum 1900 lt/menit (500 GPM), drum/tong di dalam area tangki. Sedangkan
8) material tangki, 9) indikator air serta 10) 14,29% (1 poin) sudah terpenuhi tetapi belum
pengujian dan pemeliharaan secara berkala. sesuai dengan standar yaitu akses jalan keluar
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah tanpa halangan.
perusahaan tetap konsisten dan meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian, informan 1
upaya inspeksi secara berkala meliputi menjelaskan bahwa tangki timbun di PT.
pengujian dan pemeliharaan seperti pemanasan Pertamina (Persero) Integrated Terminal
mesin kendaraan, pengecekan mesin kendaraan Semarang memiliki ketahanan struktural dari
dan semua komponen pada kendaraan, serta kemungkinan terjadinya kebakaran hal ini
penggantian minyak pelumas pada kendaraan karena konstruksi tangki menggunakan acuan
pemadam kebakaran (fire truck) agar API 650 dan NFPA. Pada area tank yard
keandalannya tetap terus terjaga. terdapat banyak pipa yang malang melintang
Variabel ketujuh, konstruksi tahan api posisinya karena terminal BBM ini termasuk
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah depot lama berdiri sejak tahun 1937 sudah
konstruksi dari bangunan tangki timbun. banyak melakukan pergantian/change produk
Definisi tangki timbun menurut NFPA 30 jadi konstruksi pipa nya tidak rapih. Kondisi
adalah ruang tiga dimensi yang ditutup dengan akses jalan keluar di area tangki timbun PT.
atap dan dinding yang menutupi lebih dari satu Pertamina (Persero) Integrated Terminal
setengah area yang memungkinkan dari sisi Semarang terpenuhi namun tidak sesuai dengan
ruang memiliki ukuran yang cukup untuk standar NFPA 30 karena ditemukan adanya
memungkinkan masuknya personil, halangan yakni konstruksi pipa yang malang
kemingkinan akan membatasi pembuangan melintang di area tank yard. Rekomendasi yang
panas atau penyebaran uap, dan membatasi dapat diberikan yaitu perusahaan dapat
akses untuk memadamkan kebakaran. melakukan pengendalian teknis dengan
Gambaran penerapan konstruksi tahan api membuat jalur evakuasi diatas konstruksi pipa
dalam penelitian ini terdiri dari 2 komponen sekitar tangki timbun yang tersambung dengan
yaitu umum dan inspeksi dan pemeliharaan bagian atas dinding bundwall. Konstruksi jalur
tangki. Total poin penilaian untuk konstruksi evakuasi ini bisa dibuat dengan model seperti
tahan api adalah 7 poin. jembatan penyebrangan orang (JPO) sehingga
Berdasarkan tabel 8 secara keseluruhan jalur evakuasi tidak akan terhalang pipa dan
komponen konstruksi tahan api yang terdiri atas waktu evakuasi dapat dilakukan dengan cepat.
2 komponen (7 poin), sebesar 85,71% (6 poin) Selain itu, sebaiknya perusahaan juga
terpenuhi dan sesuai dengan NFPA 30 meliputi: melakukan pemeliharaan terhadap konstruksi
1) standar teknik, 2) material tangki, 3) tahan api secara berkala setiap tahun sesuai
penyangga tangki, 4) ventilasi, 5) fasilitas keluar NFPA, mengecek kondisi fisik struktur
untuk evakuasi, dan 6) penyimpanan bangunan tangki timbun untuk menghindari

Tabel 8. Penerapan Konstruksi Tahan Api


Kesesuaian
Komponen
Ada
No. Konstruksi Tahan Ada Tidak Keterangan
Tidak
Api Sesuai Ada
Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Umum 5 (80%) 1 (20%) - Terdapat 6 poin untuk komponen
umum yang dipersyaratkan untuk
konstruksi tahan api

2. Inspeksi dan 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen inspeksi


Pemeliharaan dan pemeliharaan tangki
Tangki

360
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

Tabel 9. Penerapan Pengaturan Jarak Aman (Spacing)


Kesesuaian
Komponen
Ada
No. Pengaturan Jarak Ada Tidak Keterangan
Tidak
Aman (Spacing) Sesuai Ada
Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pemilihan dan 2 (100%) - - Terdapat 2 poin komponen
Pengaturan Tangki pemilihan dan pengaturan
tangki

adanya kerusakan akibat korosi agar (Persero) Integrated Terminal Semarang telah
keandalannya dapat dipertahankan sebagai sesuai dengan NFPA 30, karena cairan nya
upaya untuk mencegah penyebaran api ketika dipisahkan berdasarkan kelasnya. Informan 3
terjadi suatu kebakaran. menjelaskan perkiraan jarak antar tangki timbun
Variabel kedelapan, gambaran penerapan adalah satu setengah diameter tangki.
pengaturan jarak aman (spacing) dalam Rekomendasi yang dapat diberikan
penelitian ini terdapat 1 komponen yang diteliti adalah perusahaan dapat meningkatkan upaya
yaitu pemilihan dan pengaturan tangki dengan pengendalian pencegahan kebakaran secara
total poin penilaian adalah 2 poin. administrasi dengan membuat peraturan
Berdasarkan tabel 9 pada komponen mengenai tidak diperbolehkannya melakukan
pemilihan dan pengaturan tangki terdapat 2 kegiatan isi ulang BBM di sekitar tangki sesuai
poin, sebesar 100% (2 poin) terpenuhi dan pada NFPA serta pada rencana pengembangan
sesuai dengan standar acuan NFPA 30 meliputi: tangki baru kapasitas 2x40.000 KL perhitungan
1) tersedianya jarak yang cukup antar tangki, jarak antar tangki harus mengikuti standar yang
dan 2) penyimpanan cairan berdasarkan kelas. diakui seperti National Fire Protection Association
Jarak yang cukup antara tangki dan ruang harus (NFPA) atau American Petroleum Institute (API),
disediakan untuk memungkinkan inspeksi visual jarak yang cukup antara tangki dan ruang harus
dan perawatan tangki dan perengkapannya. Isi disediakan untuk memungkinkan inspeksi visual
ulang tidak diizinkan di sekitar tangki. perawatan tangki dan perlengkapannya.
Berdasarkan hasil penelitian pengaturan jarak Variabel kesembilan, Bundwall termasuk
antar tangki telah terpenuhi dan sesuai dengan sistem proteksi kebakaran pasif berupa tanggul
NFPA 30. Informan 1 menjelaskan bahwa pengaman di sekeliling tangki timbun yang
untuk intermediate dike pengelompokkan sesuai berfungsi untuk menampung cairan apabila
produk dipisahkan dan diatur jaraknya, serta terjadi kebocoran/tumpahan pada tangki.
tidak terdapat aktivitas isi ulang BBM di area Gambaran penerapan tanggul pengaman
tangki. Selanjutnya untuk cairan BBM yang (bundwall/dike) dalam penelitian ini terdiri dari 2
disimpan di tangki timbun PT. Pertamina komponen yaitu kontrol tumpahan dari tangki

Tabel 10. Penerapan Tanggul Pengaman (Bundwall/Dike)


Kesesuaian
Komponen Tanggul
Ada
No. Pengaman Ada Tidak Keterangan
Tidak
(Bundwall/Dike) Sesuai Ada
Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Kontrol tumpahan dari 1 (100%) - - Terdapat 1 poin komponen
tangki di atas tanah kontrol tumpahan dari tangki
di atas tanah
2. Tanggul pengaman di 6 (85,7%) 1 (14,2%) - Terdapat 7 poin komponen
sekeliling tangki timbun tanggul pengaman di sekeliling
tangki timbun

361
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

di atas tanah dan tanggul pengaman disekeliling Berdasarkan tabel 11 secara keseluruhan
tangki timbun dengan total poin penilaian komponen akses dan pasokan air pemadam
adalah 8 poin. kebakaran yang terdiri atas 2 komponen (12
Berdasarkan tabel 10 secara keseluruhan poin), sebesar 58,33% (7 poin) terpenuhi dan
komponen tanggul pengaman (bundwall/dike) sesuai dengan Permen PU
yang terdiri atas 2 komponen (8 poin), sebesar No.26/PRT/M/2008 meliputi: 1) ketersediaan
87,5% (7 poin) terpenuhi dan sesuai dengan sumber air untuk pemadaman berupa
NFPA 30 meliputi: 1) ketersediaan sarana untuk bak/kolam pemadam kebakaran, 2) sarana
mencegah pelepasan cairan secara tidak sengaja, komunikasi, 3) jalur akses mobil pemadam,
2) kapasitas volumetrik area tanggul, 3) 4) jalan lingkungan perkerasan, 5) lebar jalur
konstruksi dinding, 4) ketinggian dinding, 5) masuk, 6) ruang lapis perkerasan, dan 7)
tanggul antara, 6) kontrol drainase, dan 7) kondisi lapis perkerasan yang terbebas dari
penyimpanan drum/tong di area tanggul. rintangan (gedung, pohon, dll). Sedangkan
Sedangkan 14,2% (1 poin) sudah terpenuhi 41,66% (5 poin) tidak terpenuhi oleh
namun belum sesuai dengan standar acuan perusahaan terdiri atas: 1) warna penanda area
yaitu kemiringan tanggul. Berdasarkan hasil jalur masuk, 2) penanda yang bersifat reflektif
penelitian, informan 2 dan 3 menjelaskan pada area jalur masuk, 3) jarak antar penanda
konstruksi tanggul pengaman di area tangki pada jalur pemadam, 4) penanda jalur
timbun PT. Pertamina (Persero) Integrated pemadam dan 5) rambu/sign berupa tulisan
Terminal Semarang telah dibuat miring namun ‘’JALUR PEMADAM KEBAKARAN,
untuk perhitungan kemiringannya tim HSSE JANGAN DIHALANGI’’. Penerapan warna
belum pernah melakukan pengukuran secara penanda pada area jalur masuk di PT.
langsung di lapangan.Rekomendasi yang dapat Pertamina (Persero) Integrated Terminal
diberikan adalah perusahaan sebaiknya Semarang tidak terpenuhi. Penandaan perlu
melakukan pengukuran kemiringan pada dilakukan untuk memudahkan petugas
dinding bundwall. Hal ini bertujuan untuk pemadam dalam mengetahui mana jalur yang
memastikan kesesuaian standar NFPA pada harus dilaluinya ketika terdapat kebakaran.
bundwall yang dapat mempengaruhi kapasitas Berdasarkan hasil penelitian diketahui tidak
volumetrik daya tampung apabila terjadi terdapat tanda yang bersifat reflektif pada jalur
tumpahan/bocoran. akses masuk. Hal ini disebabkan karena pihak
Variabel kesepuluh, gambaran penerapan PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal
akses dan pasokan air pemadam kebakaran Semarang belum pernah melakukan pengadaan
dalam penelitian ini terdiri dari 2 komponen terhadap tanda-tanda di jalur akses tersebut. Di
yaitu pasokan air dan akses jalur pemadam dalam peraturan sudah dijelaskan bahwa tanda
dengan total poin penilaian adalah 12 poin. khusus ini berfungsi untuk memudahkan mobil

Tabel 11. Penerapan Akses dan Pasokan Air Pemadam


Kesesuaian
Komponen Akses dan
Ada
No. Pasokan Air Pemadam Tidak Keterangan
Ada Sesuai Tidak
Kebakaran Ada
Sesuai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pasokan Air 1 (100%) - - Terdapat 1 poin
komponen pasokan air

2. Akses Jalur Pemadam 6 (54,54%) - 5 (45,45%) Terdapat 11 poin


komponen akses jalur
pemadam

362
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

pemadam kebakaran apabila terjadi kebakaran iluminasi internal atau memberikan paku jalan
di malam hari. Hal ini dipersyaratkan karena (glass road stud) yang berfungsi memantulkan
kebakaran dapat terjadi kapan saja tidak cahaya lampu saat cuaca gelap maupun malam
mengenal waktu dan bila terjadi kebakaran hari. Dengan begitu, petugas pemadam
maka aliran listrik akan diputus sehingga bila kebakaran dapat melihat dengan jelas jalur akses
kejadian ini terjadi pada malam hari maka akan pemadam tersebut; 3) Mengatur jarak pada
membuat kondisi jalan lebih sulit karena tidak penandaan jalur pemadam kebakaran tidak
ada penerangan. Penanda jalur pemadam lebih dari 3 m satu sama lain; dan 4)
dianggap belum terlalu penting dan belum Menambahkan tanda petunjuk arah dalam
menjadi fokus oleh PT. Pertamina (Persero) bentuk rambu/sign di jalur pemadam kebakaran
Integrated Terminal Semarang karena fokus saat dengan indikator arah maupun tulisan ‘’JALUR
ini adalah pemeliharaan/perawatan terhadap PEMADAM KEBAKARAN, JANGAN
apa saja yang sudah terbangun di area DIHALANGI’’ pada setiap lokasi yang strategis
perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara konsisten dan dilengkapi dengan
kelengkapan bangunan terhadap akses iluminasi secara eksternal maupun internal.
pemadam kebakaran khususnya penanda pada Penerapan sistem proteksi kebakaran di
jalur pemadam ini masih kurang. area tangki timbun dinilai berdasarkan hasil
Rekomendasi yang dapat diberikan wawancara, observasi dan studi dokumentasi
perusahaan dapat melakukan perbaikan yaitu kemudian dibandingkan dengan peraturan dan
dengan pengendalian teknis sebagai berikut: 1) standar yang digunakan yaitu NFPA 11 tahun
Melakukan pengecatan menggunakan cat yang 2016, NFPA 15 tahun 2007, NFPA 16 tahun
berwarna kontras sebagai penanda di kedua sisi 2007, NFPA 24 tahun 2007, NFPA 25 tahun
jalur akses pemadam kebakaran; 2) Melakukan 2014, NFPA 30 tahun 2003, SNI 03-1745-2000,
pengadaan terkait penandaan yang bersifat SNI 03-6570-2001, SNI 09-7053-2004 dan
reflektif di jalur akses pemadam kebakaran. Permen PU No.26/PRT/M/2008. Berdasarkan
Perusahaan bisa melakukan pengecatan pada hasil penelitian di dapat gambaran rekapitulasi
jalur pemadam menggunakan cat yang penerapan sistem proteksi kebakaran di area
mengandung fosfor sehingga dapat menyala tangki timbun PT. Pertamina (Persero) Integrated
dalam keadaan gelap (glow in the dark) sebagai Terminal Semarang adalah sebagai berikut.

Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Penerapan Sistem Proteksi Kebakaran di Area Tangki Timbun
Tingkat Kesesuaian
Poin
No. Sistem Proteksi Ada
Penilaian Ada Sesuai Tidak Ada
Tidak Sesuai
1. Fire Pump 37 32 (86,48%) 3 (8,11%) 2 (5,41%)
2. Foam Chamber 10 9 (90%) - 1 (10%)
3. Water Spray System 10 9 (90%) 1 (10%) -
4. Fire Monitor 3 3 (100%) - -
5. Hidran 10 10 (100%) - -
6. Kendaraan Pemadam 10 10 (100%) - -
Kebakaran
7. Konstruksi Tahan Api 7 6 (85,71%) 1 (14,29%) -
8. Pengaturan Jarak 2 2 (100%) - -
Aman (Spacing)
9. Tanggul Pengaman 8 7 (87,5%) 1 (12,5%) -
(Bundwall/Dike)
10. Akses dan Pasokan Air 12 7 (58,33%) - 5 (41,66%)
Pemadam
Total 109 95(87,16%) 6(5,50%) 8 (7,34%)

363
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

Berdasarkan tabel 12 tingkat kesesuaian penelitian menunjukkan dari 10 sistem proteksi


penerapan sistem proteksi kebakaran di area kebakaran yang diteliti persentase kesesuaian
tangki timbun dari 109 poin yang dibahas, tertinggi sebesar 100% terdapat pada fire monitor,
didapat persentase kesesuaian sebesar 87,16% hidran, kendaraan pemadam kebakaran dan
(95 poin) terpenuhi dan sesuai dengan pengaturan jarak aman (spacing) sedangkan
standar/peraturan. Sebesar 5,50% (6 poin) persentase kesesuaian terendah sebesar 58,33%
terpenuhi oleh perusahaan namun belum sesuai terdapat pada akses dan pasokan air pemadam
dengan standar/peraturan. Sedangkan 7,34% (8 kebakaran.
poin) tidak terpenuhi oleh perusahaan. Hasil
Evarts, B., 2019. Fire Loss in the United States during
PENUTUP 2018. Journal of National Fire Protection
Association Fire Analysis and Research Division,
pp. 5-8.
Berdasarkan penelitian yang telah
Hall, J., 2012. Impact of Home Sprinklers on
dilakukan, gambaran sistem proteksi kebakaran
Firefighter Injuries. Fire Analysis and Research
di area tangki timbun PT. Pertamina (Persero) Division National Fire Protection Association
Integrated Terminal Semarang terdiri atas: fire USA.
pump, foam chamber, water spray system, fire Hylton, J.G Hynes, 2015. Fire Loss in the United
monitor, hidran, kendaraan pemadam States during 2014. Journal of National Fire
kebakaran, konstruksi tahan api, pengaturan Protection Association Fire Analysis and Research
jarak aman (spacing), tanggul pengaman Division, 9(1), pp. 2-5.
(bundwall/dike), serta akses dan pasokan air Hylton, J. H., 2016. Fire Loss in the United States
during 2015. Journal of National Fire Protection
untuk pemadam kebakaran secara keseluruhan
Association Fire Analysis and Research Division,
dari 109 poin yang dibahas, sebanyak 87,16% pp. 5-7.
(95 poin) terpenuhi dan sesuai dengan ILO, 1991 dalam Irhanah dan Lestari, 2013. Analisis
standar/peraturan. Sebanyak 5,50% (6 poin) Konsekuensi Dispersi Gas, Ledakan dan
terpenuhi namun belum sesuai dengan Kebakaran Akibat Kebocoran Tangki
standar/peraturan. Sedangkan 7,34% (8 poin) Penyimpanan LPG (Liquefied Petroleum Gas) di
tidak terpenuhi oleh perusahaan. Simpulan dari PT.X dengan Perangkat ALOHA (Areal Locations
penelitian ini yaitu pemenuhan sistem proteksi Of Hazardous Atmospheres). s.l.:Universitas
Indonesia.
kebakaran di area tangki timbun PT. Pertamina
Karter, M. J., 2014. Fire Loss In The United States
(Persero) Integrated Terminal Semarang dalam
During 2013. Journal of National Fire Protection
kategori baik. Association Fire Analysis and Research Division,
Hambatan dalam penelitian ini yaitu 8(1), pp. 2-5.
pada waktu pelaksanaan penelitian dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, D. J.
sedang terjadi pandemi virus COVID-19. Saran M. d. G., 2019. Laporan Tahunan Capaian
yang dapat direkomendasikan untuk peneliti Pembangunan 2018, Jakarta: Kementerian
selanjutnya sebaiknya tidak hanya melakukan Energi dan Sumber Daya Mineral.
penelitian terhadap sistem proteksi kebakaran KEPMENAKER No.Kep.186/MEN/1999, n.d.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.186 tahun
saja melainkan juga perlu melakukan evaluasi
1999 tentang Unit Penangglangan Kebakaran di
terhadap manajemen penanggulangan
Tempat Kerja. Jakarta: Kementerian
kebakaran dengan mengacu pada Peraturan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
Menteri Pekerjaan Umum No.20 tahun 2009. Kuntoro, C., 2017. Implementasi Manajemen Risiko
Kebakaran Berdasarkan (Is) ISO 31000 PT
DAFTAR PUSTAKA Apac Inti Corpora. HIGEIA, 1(4), pp. 109-
119.
Ahrens, M., 2007. An Overview of Fire Detection Ramadhani, D. & Satrya, C., 2013. Analisis Risiko
Performance in Reported U.S Fires. National Kebakaran dan Ledakan Serta Kerugian Pada
Fire Protection Association USA. Tangki Timbun Jenis Premium di Terminal

364
Dewi, R. P. / Sistem Proteksi Kebakaran / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)

Bahan Bakar Minyak PT.Pertamina Unit UK Fire and Rescue Services, 2018. Fire and rescue
Pemasaran II Panjang, Lampung tahun 2012. incident statistics: England year ending June 2018,
s.l.:Universitas Indonesia. s.l.: UK National Statistics.
Ramli, S., 2010. Manajemen Kebakaran. Jakarta: PT. UK Fire and Rescue Services, 2019. Fire and rescue
Dian Rakyat. incident statistics: England, year ending March
2019, s.l.: UK National Statistics.

365

Anda mungkin juga menyukai