Disusun Oleh ;
YANDA ISNANDA
A. Lantar Belakang..................................................................... 2
C. Ruang Lingkup................................................................. 3
A. Gambaran Umum............................................................ 5
B. Temuan Masalah…………………………………..…... 5
A. Kesimpulan................................................................... 10
B. Saran……………………………………...…..……..... 10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan kerugian yang dialami
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Walaupun perkembangan teknologi
semakin pesat, kejadian kebakaran tetap meningkat dan tidak lah berkurang (Depnaker, 1987).
Kebakaran merupakan salah satu bahaya keselamatan yang sangat signifikan kerugian yang
ditimbulkanpun sangat besar, baik itu terhadap keselamatan jiwa maupun harta benda di
PT.ACS. Pencegahan pun sangat diperlukan untuk memperkecil bahkan menghilangkan resiko
terjadinya kebakaran dan menghindari kerugian yang lebih besar.
Kerugian yang disebabkan oleh kebakaran itu sangat besar. Tidak hanya kerugian
secara langsung tetapi juga dapat menimbulkan kerugian tidak langsung, seperti biaya
kompensasi kepada pekerja, dan juga penurunan citra suatu perusahaan. Dikarenakan kerugian
yang tidak sedikit tersebut, perlu diadakan upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran atau
setidaknya dapat mengurangi resiko yang ditimbulkan bila terjadi kebakaran.
Strategi yang efektif untuk mencegah injury saat kebakaran ditentukan oleh factor
langsung atau tidak langsung, salah satu faktor tidak langsung nya adalah kurangnya peralatan
perlindungan kebakaran.
Bahaya yang dapat ditimbulkan dari tidak beroperasi nya alat pemadam kebakaran akan
mengakibatkan kebakaran tidak terkendali dan semakin membesar, dan pada akhirnya dapat
menimbulkan kerugian seperti kerusakan property, peralatan, keamanan, dan masyarakat sekitar
Penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) yang sesuai, pemasangan yang tepat dan
juga pemeliharaan yang benar, serta pelatihan penggunaannya merupakan suatu system salah satu
pencegahan kebakaran yang tidak dapat berdiri sendiri. Apabila salah satu dari sistem tersebut
tidak berjalan dengan baik maka telah terjadi kegagalan APAR karena fungsi nya akan
berkurang. Dapat dikatakan bahwa penyediaan APAR itu sendiri tidak akan efektif dalam
menanggulangi kebakaran tanpa adanya unsur-unsur tersebut.
Pengelolaan APAR yang terdiri dari pemilihan dan pemasangan APAR yang tepat,
pemeriksaan dan pengisian kembali secara rutin, dan penggunaan yang tepat dilakukan agar
APAR yang ada dapat berfungsi secara efektif untuk memadamkan api yang masih kecil.
Pengelolaan APAR yang baik tersebut diharapkan dapat memperkecil atau menghilangkan
konsekuensi yang di timbulkan dari kebakaran.oleh karena itu, peneliti akan melihat keefektifan
dari APAR dengan mengevaluasi pengelolaan APAR dan menganalisis konsekuensi yang akan
ditimbulkan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian fatal.
Infeksi adalah upaya menemukan kesesuain dari suatu obyek difokuskan terhadap suatu
obyek penekana terhadap hasil akhir. metode pelaksanaan pengujian secara teknis dan waktu
jangka pendek.
Audit adalah upaya mengatur efektivitas dari pelaksanaan suatu sistem di fokuskan
terhadap proses suatu sistem, penekanan terhadap proses. metode pelaksanaan tinjauan ulang
verifikasi dan observasi jangka panjang.
1. Perencanaan yaitu : suatu proses yang meliputi program audit tahunan, persiapan tujuan
audit,pembentukan tim audit.
2. Persiapan yaitu : tinjauan dokumen pembuatan check list pembuatan jawdal audit
konfirmasi waktu pelaksanaan audit pertemuan tim audit.
3. Pelaksanaan yaitu : mengadakan pertemuan pembukaan melakukan audit sesuai jadwal
mencari bukti
4. Pelaporan yaitu : membuat laporan hasil audit meminta konfirmasi dan tindak lanjut
mengadakan pertemuan penutup.
5. Tindak lanjut yaitu : menindak lanjuti hasil temuan audit menerima laporan audit dari
ketua tim audit.
berpikir dalam keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan utama dilakukan Inspeksi adalah
untuk melihat langsung APAR sesuai dengan jenis dan data-data yang berhubungan dengan
APAR tersebut. Dan penulisan laporan ini adalah juga salah satu syarat yang harus dibuat
seorang Pengawas K3 .
C. Ruang Lingkup
Pada Inspeksi di PT. ACS yaitu: Penelitian ini dilakukan di kantor, karena kantor
merupakan salah satu kantor yang hanya mengandalkan APAR sebagai pencegahan
kebakaran dan pada kantor ini juga terdapat computer (alat-alat elektronik) yang cukup
penelitian secara langsung, pengukuran dan wawancara pada pihak terkait yang berhubungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Teori Api
Nyala api adalah suatu fenomena yang dapat diamati gejalanya yaitu adanya
cahaya dan panas dari suatu bahan yang sedang terbakar. Gejala lainnya yang dapat
diamati adalah bila suatu bahan telah terbakar maka akan mengalami perubahan baik
bentuk fisiknya maupun sifat kimianya. Keadaan fisik bahan yang telah terbakar akan
berubah pula menjadi zat baru. Gejala perubahan tersebut menurut teori perubahan
zat dan energi adalah perubahan secara kimia.
Alat pemadam api adalah alat perlindungan kebakaran aktif yang digunakan untuk
memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil, umumnya dalam situasi darurat.
Pemadam api tidak dirancang untuk digunakan pada kebakaran yang sudah tidak terkontrol,
misalnya ketika api sudah membakar langit-langit. Umumnya alat pemadam api terdiri dari
sebuah tabung ber tekanan tinggi yang berisi bahan pemadam api.
Ada dua jenis utama alat pemadam kebakaran : yaitu bertekanan di dalam dan
dioperasikan oleh cartridge. Dalam unit bertekanan di dalam, gas penyembur disimpan pada
ruang yang sama dengan bahan pemadam kebakaran tersebut. Tergantung pada bahan yang
digunakan, jika berbeda maka bahan pendorong yang digunakan juga berbeda. Pada alat
pemadam berisi bahan kimia kering, umumnya digunakan nitrogen; alat pemadam air dan
busa biasanya menggunakan udara. Alat pemadam api bertekanan di dalam adalah jenis yang
paling umum. Sedangkan jenis Alat pemadam yang dioperasikan Cartridge gas penyembur
berisi dalam cartridge yang terpisah yang harus ditekan lebih dulu sebelum mengalir keluar,
mendorong bahan pemadam.
Pengenalan APAR dan Cara Penggunaannya. Setelah mengikuti materi training ini
diharapkan dapat memahami dan mampu melaksanakan tugas-tugas: Mengetahui kondisi dan
tindakan untuk pencegahan kebakaran di area kerja masing-masing; Mengetahui kondisi
sarana proteksi kebakaran di area kerjanya; Mampu memadamkan kebakaran tingkat awal;
Mampu mengamankan lokasi kebakaran. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat
pemadam api portable yang mudah dibawa, cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk awal
kebakaran, selain itu pula karena bentuknya yang portable dan ringan sehingga mudah
mendekati daerah kebakaran. Dikarenakan fungsinya untuk penanganan dini, peletakan
APAR-pun harus ditempatkan di tempat-tempat tertentu sehingga memudahkan didalam
penggunaannya.
Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Apabila sudah terjadi kebakaran
maka langkah kita adalah menghilangkan adanya oksigen dalam kebakaran tersebut.
Selain dibedakan berdasarkan besar atau ukurannya, APAR dapat pula dibedakan
berdasarkan bahan pemadam (racun api) di dalamnya. APAR mengandung tiga jenis bahan,
yaitu :
1. Halon
Adalah APAR yang diisi dengan gas carbon monoksida (CO) yang dapat mematikan
api dengan mengeluarkan cairan yang dingin. Pengguna APAR dilarang memegang
Nozle saat melakukan pemadaman untuk menghindari tangan menjadi kaku karena
mengalami kebekuan yang berakibat fatal saat melakukan pemadaman.
2. Powder
Adalah APAR yang menggunakan bahan dari tepung atau bubuk. Pengguna APAR
jenis ini sebaiknya menggunakan masker sebab partikel tepung atau bubuk dapat
ANALISA MASALAH
A. Gambaran Umum
PT.ACS adalah perusahaan yang bergerak di bidang Pengeboran minyak yang berada
di daerah DURI FIELD (CHEVRON). Dalam Inspeksi, kami mengamati APAR beserta data
– data teknis secara visual dan wawancara secara langsung dengan pihak perusahaan. APAR
1. Halon
2. Dry powder
3. Foam
Yang ditemukan di PT. ACS adalah penggunaan APAR jenis Dry Powder dan
Haydrant. Dry powder adalah APAR yang menggunakan bahan dari tepung atau bubuk
sedangkan Haydrant mengunakan bahan air. Dan saya menemukan masalah kurangnya
memiliki karyawan lebih kurang 100 orang, dan masih menerapkan Sistem Management
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang minim. Hal ini diperoleh berdasarkan data-
data, gambar dan hasil wawancara dengan pekerja di PT.ACS tersebut. Beberapa data-data
Pelanggaran Administrasi
Berkala
B. Temuan Masalah
Dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang kami lakukan maka dapat kami simpulkan
1. Pemeriksaan berkala APAR Oleh Disnaker atau PJK3 tidak tepat waktu
yaitu terlihat dari pemeriksaan terakhir pada bulan April 2009 dan harus diperiksa ulang
A. Kesimpulan
B. Saran
Demi kelancaran proses kerja dan produksi pada PT.ACS sebaiknya melengkapi