Anda di halaman 1dari 7

PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014

The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

SISTEM MINERALISASI EMAS OROGENIK, BOMBANA, SULAWESI TENGGARA, 2014

Rully A. S1, Kusnadi S2, Hafiz M1


1
PT. Rockgeo Energi Nusantara
2
Departement of Geological Engineering Trisakti University
*Corresponding author: rullyadityasyauzie@gmail.com

Abstrak
Berkembangnya Bombana sebagai mineral ekonomis emas (Au) letakan menjadi perhatian dunia, dengan mineralisasi primer
sistem orogenik, sistem ini tidak dikenal secara luas termasuk hubungan pembentukan mineralisasinya.
Penghimpunan data lapangan yang luas pada 2014 menghasilkan kondisi tipe mineralisasi primer yang berada di Wumbubangka –
Todoha, berupa keterdapatan urat kuarsa dan alterasi argilik pada batuan metamorf. Dari korelasi geokimia dengan kehadiran
mineralisasi urat kuarsa 3-5cm berarah timurlaut-baratdaya dengan hasil 18.5 ppm Au; 309 ppm As, terhadap mineral alterasi
analisa XRD : kaolinit, muskovit, illite, serta analisa petrografi yaitu sekis muskovit kuarsa pada satu daerah, dapat dianalisa
sebagai zona mineralisasi orogenik zona transisi epizonal – mesozonal.
Pembentukan milonit pada sekis yang menghasilkan generasi urat kuarsa pada foliasi, juga mengalami potongan urat kuarsa
berarah relatif N 20o – 50o E/70o dan N 200o – 230o E/70o, berhubungan erat terhadap kontrol struktur geologi yang berarah relatif
N 230o E/70o sistem dilatasi dan pengangkatan Wumbubangka.
Dengan mengetahui sistem yang mempengaruhi mineralisasi pada daerah metamorfik, diharapkan pendekatan lebih lanjut dalam
eksplorasi sistem orogenik dapat berkembang lebih baik.

Kata kunci: emas letakan, sistem mineralisasi orogenik, zona transisi epizonal – mesozonal, struktur dilatasi, Bombana, Sulawesi
Tenggara.

Pendahuluan 2. Melosa dan Formasi Batuan, tersusun atas batuan sedimen


klastik dan karbonat. Batuan sedimen klastik terdiri atas
Penelitian mengenai Bombana dilakukan terakhir kali pada konglomerat, batupasir dan batulanau (Formasi
2011-2012 oleh beberapa peneliti pada bagian punggungan Langkowala), batulempung napal pasiran (Formasi
pegunungan G. Tangkano-Wububangka bagian utara. Boepinang) dan batupasir setempat yang berasosiasi dengan
Diketahui berdasarkan penelitian tersebut diperkirakan model terumbu koral (Formasi Eemoiko).
mineralisasi tipe orogenik, dengan kontrol litologi
metamorfik. Ini menjadi acuan yang dibutuhkan untuk Struktur geologi yang terdapat pada daerah pengamatan,
melihat keseluruhan area mulai dari pegunungan G. Todoha diintepretasi dan analisa melalui tahapan berurutan.
dan Wububangka. Intepretasi awal menggunakan citra udara, topografi-
Dengan diketahuinya penemuan emas letakan pada Bombana morfologi, serta pengamatan lapangan. Setelah dilakukan
pada batuan samping metamorfik, pencarian emas primer beberapa hal tersebut, dilakukan analisa stereonet untuk
pada orogenik menjadi target yang utama. mendapatkan pembuktian dan kontrol utama.
Struktur sesar mendominasi arah baratlaut – tenggara dengan
Tatanan Tektonik dan Geologi pengaruh kontrol litologi dan sebarannya sebagai penanda
Tatanan tektonik Bombana dinilai cukup kompleks, struktur utama dan, terpotong maupun memotong struktur
dipengaruhi oleh tumbukan (collision). Berdasarkan berarah relatif timurlaut – baratdaya. Struktur berarah utara
penelitian Puslitbang Geologi 1992, dan lembar peta geologi selatan sifatnya setempat dan peranannya dalam tatanan
Kolaka, Simandjuntak (1993), Sulawesi dibagi menjadi 4 geologi tidak terlihat dominan dibanding peranan struktur
jalur geologi, yaitu; 1. Jalur volkanis Sulbar, 2. Jalur barat – timur yang memotong tegas sesar berarah timurlaut –
Malihan Sulteng, 3. Jalur ofiolit Sultim, dan terakhir 4. Jalur baratdaya
benua (mikro kontinen)
Surono dan Tang 2009, menduga kehadiran emas pada Data dan Analisa
daerah Bombana merupakan endapan emas sekunder yang
berasal dari pegunungan Rumbia dan sekitarnya. Data Geologi
Berdasarkan Kisman, Enowo, dan Endang S. ada dua Susunan satuan batuan pada G. Todoha dan sekitarnya,
kemungkinan terbentuknya cebakan emas primer; 1. Produk diuraikan berdasarkan ciri-ciri litologi dan analisa petrografi,
mineralisasi hidrotemal, 2. Mineralisasi setelah proses berikut uraiannya dari tua-kemuda (Gambar 2) (Peta 2);
metamorfosa, tetap dengan produk epitermal (produk A. Batugamping Kapur (GpKa), Fragmen koral (87%),
hidrotemal) (Peta 1) penggantian dolomit (4%), dan urat kalsit (2%). Fosil algae
(2%), indikasi mineral bijih (opak) pada sisa koral yang
Surono (1994 – 1999) menjelaskan susunan batuan Bombana terlarutkan. Porositas berupa channel (1%).
tersusun dari tua ke muda, sbb; B. Sekis Muskovit-Muskovit Kuarsa (SMK), Warna Abu-
1. Komplek Malihan, tersusun atas sekis, kuarsit, sabak, dan abu kehijauan lepidoblastik tekstur, kompak, milonit, urat
marmer (Simandjuntak, dkk., 1993c; Rusman, dkk., 1993b) kuarsa-kuarsit, oksidasi, setempat ubahan argilik, batuan
dan diterobos apilit dan diabas (Surono, 1986). Berdasarkan sedimen termetamorfkan, muskovit dominan, dengan kuarsa
analisis Bothe (1972) dan de Rover (1956) terdapat 2 periode (1-10%), karbonat, pirit (1%), oksida besi. Intepretasi
pemilahan batuan dari tua ke muda yaitu; 1. Fasies epidot- kondisi Tekanan (P): 7 kb; Suhu (T): 600ᵒC; Kedalaman (D):
amfibol berupa penimbunan, 2. Fasies sekis glaukofan akibat 22,5km.
sesar naik oligosen awal – miosen awal pada waktu C. Sekis Amfibol (SAm), urat kuarsa-kalsit, ubahan klorit-
kompleks ofiolit tersesarkan naik kepingan benua. karbonat, amfibol-hornblende (dominan), tremolit-aktinolit
(25%), kuarsa (10%), plagioklas (20%), diopsid (5%)
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

muskovit (1 %), pirit (trace), oksida besi (trace). Intepretasi F. Sesar Mendatar Rumbia
kondisi Tekanan (P): 5-7kb; Suhu (T): 500ᵒ-700ᵒ C; Sesar berarah utara-selatan, kehadiran sesar ini mempunyai
Kedalaman (D): 5-15 km. bidang miring relatif kearah barat diperkirakan berumur
D. Sekis Epidot Klorit (SEk), Warna abu-abu kehijauan, Plio-Pleistosen.
kompak, lepidoblastik, epidot (dominan), klorit (30%), G. Sesar Mendatar Poleang
mikrofelsik-mikrogranular silika, (20%), tremolit-aktinolit Sesar mendatar Poleang berarah relatif baratlaut-tenggara,
(2%) muskovit (5%), kuarsa (5%), kalsit (5%), diopsid dengan arah gerak sesar menganan dan bidang sesar kearah
(1%), pirit (trace), oksida besi (1%). Intepretasi kondisi selatan. Jenis struktur ini umumnya dinamakan
Tekanan (P): 5kb; Suhu (T): 500ᵒ C; Kedalaman (D): 17,5 pemisahan/buntut kuda (splay/horse tail), terbentuk pada
km. umur relatif Plio-Pleistosen.
E. Gamping Karbonat Onyx – Marmer (BMs), karbonat- H. Sesar Normal Daole
kalsit (dominan), muskovit (3%), klorit < 1%), kuarsa (1%), Sesar Normal Daole umur relatif Pleistosen berarah barat-
oksida besi gutit/limonit (1%), karbonan? (1%) timur, dengan bidang turun bagian utara. Zona ini dominasi
F. Serpentin (Spt), Warna coklat merah kehitaman, kilap sudah tertutup oleh Fm. Langkowala, sehingga menjadi
minyak, kompak, biotit, kontak sekis mika putih, kehadiran cekungan yang terisi oleh emas lepas.
hematit. Serpentin antigorit (dominan), krisotil (15%), bastit
(10%) magnesit (1%) brusit (1%), magnetit (4%), kromit Alterasi dan Mineralisasi G. Todoha dan Sekitarnya
(<1%). Pengamatan dan perekaman data lapangan berupa kehadiran
G. Konglomerat (Kgl), Warna coklat kehitaman, kompak, alterasi dan mineral pada area penyelidikan tidaklah terlalu
fragmen rijang, kuarsa-kuarsit, sekis, kontak dengan terlihat (Gambar 2).
gamping dibagian atas, perselingan lempung dan pasiran Untuk penciri alterasi orogenik ditetapkan 3 karakteristik,
dibagian bawah. yaitu (Groves et al., 1998);
H. Satuan Gamping (GpKl), Warna abu-abu, kecoklatan, 1. Kloritisasi. Klorit dapat muncul sendiri atau hadir
kompak, terekahkan minor kalsit, karbonat, berbutir. bersama-sama dengan kuarsa atau turmalin dalam bentuk
Karbonat mikrit/ mikrokristalin (dominan), karbonat- kumpulan mineral, beberapa anhidrit.
kristalin kalsit (15%), fragmen batuan (10%, kuarsa (5%). 2. Karbonatisasi. Alterasi tipe karbonatisasi menghasilkan
I. Satuan Gamping (GpT), Warna putih kemerahan, hitam mineral dolomit yang terbentuk dari aktivitas hidrotermal.
kecoklatan, kompak, terekahkan minor kalsit, karbonat, fosil Dolomit hasil alterasi memiliki ukuran butir yang lebih
moluska dan koral. kasar.
J. Batupasir (Bps), Warna abu-abu, kehitaman setempat 3. Serisitisasi. Tipe alterasi ini adalah tipe alterasi yang
kecoklatan, perlapisan sejajar dengan tebal 10-15cm. paling sering ditemukan pada batuan yang kaya aluminium,
seperti batusabak, granit, dan lain sebagainya (Evans, 1993).
Struktur geologi yang terekam pada daerah penelitian, Berikut pengamatan, serta rekaman data lapangan dengan
terbentuk secara berkala. Dari analisa citra udara hingga kehadiran karakterisitik mineral alterasi serta kehadiran
analisa statistik, diketahui susunan dan kejadian struktur mineral dalam tipe orogenesa.
sebagai berikut (tua-muda) (Peta 2) (Gambar 2);
A. Antiklonorium Todoha Kehadiran karbonat dan karbonat silika (11-1%).
Struktur ini terbentuk pada masa tekanan zona subduksi Kemunculan utama terdapat pada urat kuarsa searah
berumur Kapur. Periode ini memberikan tekanan yang kuat, perlapisan (30%) dan memotong perlapisan (10%) yang
serta menghasilkan struktur yang kompleks. Terbentuknya disertai kehadiran oksidasi seperti Fe dan Mn (3%)
perlipatan komplek yang memanjang arah relatif barat-timur, sepanjang urat tersebut.
patahan seretan berarah relatif utara-selatan serta rekahan Sedangkan kehadiran alterasi yang dominan terdapat pada
utama barat-timur. Roko-Roko dan sekitarnya, atau berada di utara area
B. Sesar Mendatar Eeya-Amotypa penyelidikan, berjarak 1-5Km dari Palang. Kehadiran
Sesar mendatar Eeya-Amotypa umur Kapur-Eosen berarah alterasi berupa silisifikasi (Silika, silika-karbonat), argilik
timurlaut-baratdaya dengan arah gerak sesar relatif mengiri (kaolinit, illite), dan klorit, berikut penjelasannya;
serta bidang miring kearah barat, merupakan batas
mineralisasi-alterasi yang dicirikan dengan zona ubahan dan A. Silisifikasi
oksidasi. Kehadiran alterasi ini berdasarkan mineral alterasi kuarsa
C. Sesar Mendatar Tahi Ite dan kuarsa karbonat, dengan tekstur masif, warna putih susu,
Sesar mendatar Tahi Ite umur Kapur-Eosen berarah relatif transparan. Setempat juga mengalami terpatahkan akibat
timurlaut-baratdaya dengan gerak sesar gerak sesar relatif tekanan, dengan bagian tengah terisi oleh pasir dan mineral
mengiri serta bidang miring kearah barat, keterdapatan pirit di Roko-Roko dan sungai Eeya.
mineralisasi dan alterasi juga dikontol oleh struktur ini. Kehadiran urat kuarsa ini terbagi atas urat searah perlapisan
D. Sesar Mendatar Roko-Roko (foliasi) arah relatif N 80-110o E/40-80 o. Ciri-ciri kuarsa ini
Sesar mendatar Roko-Roko umur Kapur-Eosen berarah putih susu, terekahkan beberapa tempat dan teroksidasi.
relatif timurlaut-baratdaya dengan gerak sesar relatif Kehadiran urat kuarsa yang transparan juga dengan
menganan serta bidang miring kearah tenggara, keterdapatan pematangan akibat panas terlihat di sekitar Palang.
mineralisasi dan alterasi juga dikontol oleh struktur ini. Urat kuarsa memotong foliasi muncul secara setempat di
E. Sesar Naik Kasipute beberapa lokasi dengan arah relatif N 220-120o E/40-80o,
Sesar naik Kasipute umur relatif Miosen berarah relatif akan tetapi dominan memotong terdapat di Roko-Roko
barat-timur, dengan bidang naik dalah bagian utara. dengan ciri-ciri oksidasi dengan tebal vein 0.5 - 5cm.
Disebandingkan dengan penulis terdahulu, menjelaskan Terdapat sedikitnya dua ciri yaitu urat kuarsa, dan urat
pengangkatan Wumbubangka terhadap pegunungan Rumbia kuarsa-kalsit.
(de Rover, 1956). B. Arigilik
Mineral alterasi yang banyak muncul dipermukaan adalah
kaolinit dan illite (analisa XRD), dengan sebaran di Roko-
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

Roko. Pencirinya berwarna merah-kuning, putih kekuningan, Geomagnetik Pangkuri Barat (Area BB)
dan merah bata (oksidasi). Variasi nilai kemagnetan di area ini 42661-42760.1 gamma
Kehadiran argilik tersebut disertai beberapa penciri seperti dengan rata-rata sebesar 42713, nilai kemagnetan pada
perlapisan akibat sekis dan mineral stibnite (Sb) yang bagian di dominasi oleh nilai kemagnetan yang rendah
bercirikan suhu rendah di sungai Tahi Ite hingga Roko- dengan pola profil yang smooth. Rata-rata nilai
Roko. kemagnetannya sangat rendah, tidak ditemukan fluktuasi
C. Klorit nilai kemagnetan, seperti area BA. Gradient profile
Kehadiran klorit tidak terlalu dominan, sebagian besar magnetic yang relatif datar/smooth mengindikasikan bahwa
berdasarkan pengamatan megaskopik terdapat pada sekis zona ini merupakan zona struktur yang kuat (intense), bisa
glaukofan sedangkan secara mikroskopik sekis amfibolit juga dikatakan pada zona ini terdapat proses pemanasan
kuarsa tidak hadir. Analisa XRD mencerminkan kehadiran yang menyebabkan penurunan nilai kemagnetan.
pada RC/163 berupa kalsit dan klorit-serpentin, dan RC/02 Geomagnetik Pangkuri (Area BC)
pada batuan sekis epidot-klorit. Area BC yang terletak di paling timur daerah survei
memiliki karakteristik yang berbeda dengan kedua area
Mineralisasi sebelumnya, distribusi suseptibiltas tinggi mengelompok di
Pada sekis mika (muskovit) kehadiran mineral yang paling permukaan saja. Dari analisa profil area ini memiliki
dominan adalah arsenic (As) dan pirit (Feo₂), setempat kemiripan dengan pola area BB, tapi dengan intensitas
kehadiran oksida besi terlihat seperti Fe dan Mn. Sedangkan kemagnetan yang relatif lebih tingi.
mineral emas yang terlihat dibatuan atau lepasan di endapan
pada area KP tidak terlihat secara megaskopik. Analisa Tatanan Geologi
Pada area diluar penyelidikan atau regional, beberapa Proses milonitisasi pada Bombana membawa pengaruh kuat
mineral yang sangat kuat kehadirannya terlihat dominan. terhadap pengisian lapisan berupa kuarsa yang tertekan kuat
Seperti Stibnit (Sb) hadir di sungai Tahi Ite pada batuan menjadi kuarsit, kemudian mengalami patahan atau rekahan
sekis mika, serta oksidasi kuat pada batuan khususnya di yang terisi kuarsa sebagian termineralisasi pirit-arsenopirit
Roko-Roko. dan oksida besi. Beberapa tempat merupakan fasies amfibolit
yang merupakan zona epizonal-mesozonal (D.I. Groves,
Data Geokimia 1993). Terobosan Peridotit yang tertekan kuat sebagian
Sebanyak 95 sampel teranalisa pada area penyelidikan, terubah menjadi serpentinit, kecendrungan beku ultra basa
dengan kemenarikan mineral emas prospek sebagai berikut; yang melepaskan silika sehingga sebaran kuarsa memotong
o RC/453 @ 18.7 g/t at Pampalere secara dominasi pada zona patahan. Dilatasi kuat akibat
o RC/460 @ 6.13 g/t at Roko_Roko Barat sesar Kolaka membuat terobosan pada sekis berupa serpentin
o RC/465 @ 5.91 g/t at Roko-Roko dibagian utara dan hornblende (Peta 3).
o RC/461 @ 0.77 g/t at Roko_Roko Barat Konglomerat mulai terendapkan, dengan ciri litologi kuarsa,
o RC/312 @ 0.06 g/t at Roko_Roko rijang, dan sekis. Bersamaan dengan ini terendapkan mineral
o RC/508 @ 0.05 g/t at Roko_Roko Barat potensial pada matrik batuan konglomerat. Proses dilatasi
o RC/148 @ 0.05 g/t at Roko_Roko kuat akibat sesar Kolaka, menbuat pengangkatan
o RC/462 @ 0.04 g/t at Roko_Roko Barat pegunungan Wumbubangka. Kemudian secara berurutan
o RC/305 @ 0.03 g/t at Eeya terbentuk batugamping Karbonat, Klastik hingga terumbu di
o RC/463 @ 0.02 g/t at Roko_Roko Barat bagian akhir yang mencirikan masa tenang (minor
o RC/455 & 466 @ 0.01 g/t at Roko_Roko deformasi). Struktur sudah berkurang aktifitasnya dan
Roko-Roko dan Roko-Roko barat mempunyai nilai kemungkinan besar disini terjadinya sesar turun dibagian
potensial, dengan kadar dari 5.91 – 0.01 g/t. Sedangkan pada utara pegunungan Wumbubangka. Terakhir terjadinya
Roko-Roko barat mempunyai kadar 6.13 – 0.01 g/t. pengendapan dan proses pembantuan hingga saat ini yang
dicirkan material lepas seperti pasir hingga kerakal.
XRD Permukaan
Sebanyak 10 sampel dianalisa XRD, bertujuan untuk Korelasi Geokimia Terhadap Geologi, XRD, dan Geofisika
membaca kehadiran mineral terutama mineral alterasi. Dengan menggunakan analisa geokimia, XRD dan geofisika.
Mineral kaolinit dan muskovit (suhu rendah) mempunyai Sangat dimungkinkan pendekatan yang baik dan juga tepat
hubungan emas (Au) 18.7 g/t, sedangkan Stibnite (Sb) pada target daerah potensial, serta seberapa besar potensial
signifikan berhubungan dengan moganite 1280 g/t. Arsenic yang bisa dilihat pada daerah penyelidikan. Maka disusun
(As) sangat berkaitan dengan kehadiran emas sebagai jejak pendekatannya secara bertahap agar dapat dilakukan koreksi.
mineral dan ubahannya. Geokimia Au Anomali
Pembagian anomali ini berdasarkan urutan kadar Au
Data Geofisika tertinggi hingga terendah (>1 ppm-0.009ppm) kemudian
Survei geofisika metode groundmagnetic menggunakan 2 disebandingkan dengan mineral jejak pada orogenik yaitu
unit magnetometer PPM G-856. Bertujuan untuk memetakan As, Fe, Mn, Ni, dan Sb. Fe, Mn, dan Ni bukan mineral jejak
keadaan bawah permukaan berdasarkan distribusi anomali utama akan tetapi dapat digunakan karena mempunyai nilai
magnetik batuan, dalam hal menentukan potensi lokasi yang anomali tertentu yang berkaitan.
menarik di dalam area penelitian.
Geokimia Au terhadap XRD dan Geomagnet
Geomagnetik Ps. Palang 1 (Area BA) Kehadiran Kaolinite dan Muscovit merupakan penciri
Area BA memiliki variasi nilai kemagnetan dari 42679.1 - kehadiran Au dan As, sedangkan Zircon mempunyai
42809.2 gamma dengan rata-rata 42738 gamma, nilai kecendrungan berasosiasi dengan Mn dan Ni.
kemagnetan blok ini lebih besar dari kedua blok lainnya. Pengamatan geofisika diutamakan pada daerah penyelidikan,
Dominasi nilai kemagnetan tinggi berada pada bagian sedangkan kemenarikan dilapangan terhadap geofisika tidak
selatan, profil undulasi dari magnetik terlihat pada bagian terlalu mendominasi. Sehingga sampel tidak menunjukan
timurnya diikuti dengan intensitas kemagnetan tinggi. kaitan yang berarti kecuali magnetik bernilai rendah
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

(anomali lemah), hal ini mencirikan pengayaan Mn dan Fe Kesimpulan


pada zona akibat struktur yang cukup besar
1. Tatanan geologi Bombana merupakan metamorfik
Hasil dan Diskusi fasies, secara keseluruhan berada pada fasies sekis hijau
(sekis muskovit kuarsa). Sedangkan struktur kontrol
Model mineralisasi Bombana sangat kompleks dan
mineralisasi berarah timurlaut-baratdaya dengan arah
dinamis, analisa ini didasarkan pada hasil geokimia dan
gerak mengiri dan kemiringan kerarah barat.
XRD, litologi dan petrografi, serta struktur geologi.
2. Alterasi yang terlihat dipermukaan adalah argilik
Mineralisasi Orogenik dengan mineral alterasi silisifikasi –silika karbonat, dan
Groves D. I, 2008, telah membagi tipe orogenik kaolinit dan illite. Mineralisasi yang hadir dipermukaan
berdasarkan kehadiran mineral pencirinya dan jejak, berupa pirit, arsenik, oksida besi, terutama adalah stibnit.
disertai temperature ( oC) dan kedalaman (D). Sedangkan 3. Berdasarkan analisa geokimia, diketahui mineral
kontrol litologi dibagi berdasarkan fasies meamorfik tertinggi terdapat pada metasedimen, abu-abu, sulfidasi,
(temperatur) yaitu fasies sekis hijau (epizonal), fasies tetapi dalam pecahan batuan dengan nilai 33.5 g/t Au, 98
sekis amfibolit (mesozonal), dan fasies sekis amfibolit- g/t As . Au umumnya ditemukan pada vein masif,
gneiss (Peta 3) (Gambar 4). memotong foliasi 3cm @ 18.7 g/t Au, 309 g/t As.
Mineralisasi tipe orogenik dengan kehadiran mineral 4. Geokimia, XRD dan petrografi membagi zona alterasi –
RC/453 @ 18.7 g/t Au; RC/310 @ 1280 g/t Sb penciri mineralisasi baik orogenik yaitu maupun tipe hubungan
orogenik dan jejak mineral, disertai kehadiran kaolinit – volkanik. Tipe orogenik terdapat pada Roko-Roko dan
muskovit mineral alterasi. Korelasi fasies metamorfik sekitarnya, sedangkan tipe hubungan volkanik (masih
dizona ini adalah sekis muskovit yang bersuhu rendah, perlu penyelidikan lebih lanjut) terdapat di muara Eeya –
secara mikroskopik dicirikan rekahan yang diterobos Amotypa.
mineral opak (pirit/arsenopirit) dengan rekahan tidak 5. Zona orogenik Bombana berada pada fasies transisi
beraturan. sekis hijau epizonal – mesozonal (temperatur 200-300oC,
Prospek bernilai ekonomis dapat terlihat pada area kedalaman 3-7Km).
kemenarikan pertama, yaitu Roko-Roko dan Roko-Roko
Ucapan Terima Kasih
Barat. Didasarkan keseluruhan aspek, didapatkan model
mineralisasi tipe orogenik dengan ciri urat kuarsa oksida Terima kasih kepada Bapak Kusnadi Sumantri atas diskusi
besi (stockwok-breccia). Hasil geokimia yang mendukung dan kesempatan publikasi penelitian eksplorasi, Bapak
RC/453 @ 18.7 g/t Au, alterasi kaolinit dan mineral Rusman Rinawan, serta kepada tim eksplorasi Bombana
muscovite. atas bantuan dan diskusi dalam penyelesaian tulisan ilmiah
Roko-Roko berada pada zona tengah secara horisontal dan ini.
berada dizona epizonal menuju transisi mesozonal secara
vertikal. Analisa petrografi menyebutkan adanya terobosan Daftar Pustaka
mineral sulfida pada sampel RC/310, dengan genesa
temperatur (T): 200-400oC di kedalaman 10Km. A Idrus, I., drr., 2011, Tipe Cebakan Emas Orogen pada
Batuan Metamorf sebagai Sumber Emas Letakan
Mineralisasi Orogenik Relasi Hidrotermal Langkowala, Bombana, Sulawesi Tenggara, Jurnal
Pada keterdapatan RF/301 @ 1.73 g/t Au dengan karakter Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 1 Maret 2011: 43-49.
alterasi breksia hidrotermal. Penciri hidrotermal breksia
vein ini diindikasi berada pada bagian tengah dengan suhu Groves, D. I., Goldfarb, R. J., and Robert, F., 2003. Gold
tinggi, dibuktikan kehadiran pirit pentagonal. Sistem deposit in metamorphic belts: Overview or current
hidrotermal tersebut berada pada tipe epitermal vein understanding, outstanding problems, future research, and
dengan suhu tinggi. Penciri utama adalah pirit pentagonal exploration significance. Economic Geology, 98, p.1-29.
(suhu tinggi, T), kaitan terhadap mineral amfibloit – Hamilton, W. B. 1979. Tectonics of the Indonesian region.
honblende (intrusi) dan klorit. Dibagian luar zona USGS Prof. Paper 1078, 345 pp.; reprinted with
kehadiran sekis amfibol kuarsa yang dianalisa sebagai corrections 1981 and 1985.
kontaminasi beku (hornblende-amfibol), dengan suhu
600oC, dan dibagian terluar sekis epidot klorit, zona Kompas Daily, 2008. Bombana Diserbu Penambang Liar,
ubahan kloritik. Kekurangan analisa tipe hidrotermal ini Published, online, 18th September, 2008.
dikarenakan sampel geokimia yang tidak terlalu kuat,
sedangkan pembagian zona disesuaikan dari XRD dan Surono and Tang, H.A., 2009. Batuan pembawa emas
petrografi. primer dari endapan emas sekunder di Kabupaten
Bombana, Sulawesi Tenggara berdasarkan interpretasi
Mineralisasi Dilatasi inderaan jauh. Prosiding PIT IAGI Semarang 2009, 11pp.
Zona struktur merupakan pendekatan konseptual hubungan
kontrol struktur terhadap mineralisasi. Mineralisasi Simandjuntak, T.O., Surono, and Sukido, 1993. Peta
dominan terbentuk di zona bukaan (jog) dilatasi, dalam hal Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi, skala 1: 250.000. Pusat
ini sesar Eeya-Amotypa yang menerus kearah timurlaut Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
dan membentuk bukaan struktur (opened dilatation jog).
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

Area Penyelidikan

Peta 1. Peta Geologi Regional

Gambar 1. Pemodelan Tatanan Geologi Regional Bombana


PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

Peta 2. Tatanan Geologi Regional Bombana

Peta 3. Pemodelan Tatanan Geologi Regional Bombana


PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

Gambar 2. Tatanan Geologi Regional Bombana

Gambar 3. Model Orogenik Bombana

Anda mungkin juga menyukai