Anda di halaman 1dari 45

Menuju Lingkungan Kerja Aman, Sehat dan Nyaman

Permenaker No. 5 Tahun 2018

Kode Unit SKKNI : KKK.00.02.007.01


Perkenalan

Nama : Meirizal Ari Putra, S.Kep., Ners.


Tlpn. (082210237140)

Pendidikan :
 Ilmu Keperawatan (S-1) – STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi
(2010)
 Profesi Ners (Ners) – STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi (2011)

Pekerjaan :
 Perawat Bedah – RS Mitra Kasih Cimahi (2011-2012)
 Staff Prodi DIII Keperawatan – STIKes Wijaya Husada Bogor (2012-
2013)
 Dosen dan Sekretaris Prodi S1 Ilmu Keperawatan – STIKes Faathir
Husada Tangerang (2013 – 2018).
 Ketua Penyusun Akreditasi - STIKes Faathir Husada Tangerang (2014 –
2018)
 Tim SPMI – STIKes Faathir Husada Tangerang (2014 – 2018)
 Peneliti RISKESDAS Wilker Dinkes Kab. Sleman – KEMENKES RI
(2018)
Pengertian Higiene
 Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan
individu maupun usaha pribadi hidup manusia.
 Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia.
 Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat
Kerja yang di dalamnya mencakup faktor fisika,
kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang
keberadaannya di Tempat Kerja dapat mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja.
 K3 Lingkungan Kerja adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
Tenaga Kerja melalui pengendalian Lingkungan Kerja
dan penerapan Higiene Sanitasi di Tempat Kerja.
Lingkungan Kerja

 Mempelajari sanitasi perusahaan dalam


kaitannya keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) yang akan mempengaruhi
produktifitas kerja
 Pada kesehatan kerja akan dilakukan
diagnosis penyakit dan pengobatan
 Pencegahan : perbaikan ling. kerja dan
peningkatan derajat kesehatan
Persentase penyebab kecelakaan
kerja
 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa
dihindarkan, seperti bencana alam.
 Faktor lain yang mengganggu keselamatan
kerja 24% disebabkan lingkungan atau
peralatan yang tidak memenuhi syarat
 73% karena perilaku pekerja.

Sumber : http://k3 smk.blogspot.com/2013/01/keselamatan-kerja.html


1. Pengenalan

3 Konsep
lingk. Kerja
2. Penilaian
lingk. Kerja
3. Pengendalian
lingk. Kerja
1. Pengenalan lingk. Kerja

a. Secara kualitatif mengetahui


kemungkinan bahaya potensial dari proses
produksi
b. Menentukan lokasi potensi bahaya , alat,
metode pengujian
c. Mengetahui jumlah pekerja terpapar
2. Penilaian lingk. Kerja

dilakukan pengambilan analisis


pengukuran sampel di laboratorium

Sehingga dapat ditentukan :


1. Kondisi lingk. Kerja
2. Perlu/tidaknya teknologi pengendalian
3. Ada/tidaknya korelasi kecelakaan dan PAK
dengan lingkungan
4. Dokumen untuk inspeksi
3. Pengendalian lingk. kerja
Penerapan metode teknik

menurunkan tingkat
faktor bahaya lingk

batas aman/NAB pekerja


Menentukan paparan
pekerja dg ling. Kerja

Tujuan Pengujian lingk.


Efektivitas alat
pengendali di perusahaan

Meneliti tempat kerja


Kerja potensial gang. Kesja

riset pengembangan ilmu

Tercapai upaya
peningkatan derajat
kesehatan

Tercapai Produktivitas
bekerja
Antisipasi potensi-potensi
(Antisipation) bahaya

Rekognisi mengenali dan


Ruang (Recognition) mengukur
Kompetensi
Lingkup HI assesment atau analisa :
Evaluasi • Analisa dampak
(Evaluation) kesehatan
• Analisa batas
konsentrasi dan dosis
Pengendalian mengendalikan
(Control) hazards
Ruang Lingkup dan Tujuan
“Syarat Harus” Tujuan
Tempat Kerja Pengusaha/Pengurus
WAJIB (Ps 2) (Ps. 4)
Apakah Terdapat Syarat K3 Lingkungan Kerja 1. Lingkungan
Sumber Bahaya (Ps.3)
Lingkungan Kerja 1. Pengendalian Faktor Kerja yang
Berupa, FAKTOR: Fisika dan Faktor Kimia aman, sehat,
agar berada di bawah
1.FISIKA; dan nyaman
NAB;
2.KIMIA; 2. Pengendalian Faktor
3.BIOLOGI; Biologi, Faktor
2. mencegah
4.ERGONOMI; Ergonomi, dan Faktor kecelakaan
5.PSIKOLOGI Psikologi Kerja agar kerja dan
memenuhi standar;
3. Penyediaan fasilitas penyakit
Kebersihan dan sarana akibat
Higiene di Tempat Kerja
yang bersih dan sehat; kerja.
dan
4. Penyediaan personil K3
yang memiliki kompetensi
dan kewenangan K3 di
bidang Lingkungan Kerja
Faktor-faktor yg mempengaruhi
tenaga kerja

Beban Lingkungan
kerja kerja
- Fisik - Fisik
- Mental (Bio, - Kimia
Psiko, Sosio
dan - Biologi
Spiritual)
- Ergonomi
- Psikologi

Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- Usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Dalam lingk. Kerja dikenal faktor :
1. FISIK (suhu, penerangan, kebisingan …)
2. KIMIA (gas, uap, debu ….)
3. BIOLOGIK (virus, bakteri …..)
4. FISIOLOGIK (waktu kerja, cara kerja ….)
5. PSIKOLOGIK/PSIKOSOSIAL (hub. Kerja,
stres)

Pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja harus


dilakukan oleh Personil K3 bidang Lingkungan Kerja.
Permenaker nomor 5 tahun 2018
Faktor fisik
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
UNTUK PENGUJIAN LINGKUNGAN KERJA
JENIS PENGUJIAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN

KEBISINGAN -SOUND LEVEL METER


-OCTAVE BAND ANALIZER
-NOISE DOSE METER

GETARAN -VIBRATION METER

PENERANGAN -LUX METER

IKLIM KERJA -PSIKOMETER, ANEMOMETER,


TERMOMETER BOLA
-AREA HEAT MONITOR

DEBU -PERSONAL DUST SAMPLER


-HIGH VOLUME SAMPLER

GAS -IMPINGER, GAS ANALIZER


-GAS DETECTOR
Kebisingan
NAB Getaran Pemaparan Lengan dan Tangan
Jumlah waktu pajanan per m/dt²
hari kerja (jam)
6 – 8 jam 5
4- 6 jam 6
2 – 4 jam 7
1 – 2 jam 10
0,5 – 1 jam 14
Kurang dari 0,5 jam 20

NAB Getaran Pemaparan Seluruh Tubuh


Jumlah waktu pajanan per hari m/dt²
kerja (jam)
0,5 jam 3,4644
1 jam 2,4497
2 jam 1,7322
4 jam 1,2249
8 jam 0,8661
Pengendalian Getaran
 Menghilangkan sumber getaran ditempat kerja
 Mengganti alat, bahan, proses kerja yang
menimbulkan getaran
 Mengurangi pajanan getaran dengan
menambah/menyisipkan bantalan/peredam
diantara alat dan bagian tubuh yang kontak
dengan alat bergetar
 Membatasi waktu pajanan, SOP, pengaturan jam
kerja
 Penggunaan APD
 Melakukan pengendalian getaran sesuai ilmu
pengetahuan dan teknologi
Pencahayaan
Penerangan yang baik adalah Penerangan yang
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-obyek yang
dikerjakan secara jelas.

Sifat-sifat penerangan yang baik ditentukan :


a. Pembagian sinar dalam lapangan penglihatan
b. Mencegah kesilauan
c. Arah sinar
d. Warna
e. Tidak mengakibatkan panas ruangan
Pengaruh Pencahayaan
Terhadap Tenaga Kerja
1. Kelelahan mata
2. Mata berair
3. Keluhan pegal di daerah mata
4. Kerusakan indera mata
5. Meningkatkan terjadinya
kecelakaan
Syarat-syarat Penerangan di
Tempat Kerja

 Penerangan jalur darurat min 5 lux


 Halaman dan jalan min 20 lux
 Pekerjaan yang hanya membedakan barang-barang
kasar membutuhkan penerangan minimal 50 lux,
Contoh mengerjakan bahan-bahan yang besar,
mengerjakan bahan tanah dan batu, gang-gang selalu
dipakai dan gudang untuk menyimpan barang besar.
 Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang
kecil membutuhkan penerangan minimal 100 lux,
Contoh mengerjakan barang besi dan baja,
penggilingan padi, kamar mesin, alat pengangkut
orang dan tempat mandi & WC.
Pengenalan Terhadap Bahaya Faktor
Lingkungan Kerja

Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor yang ada


dilingkungan kerja yang timbul sebagai akibat penggunaan
terhadap teknologi proses produksi akan meliputi
pengetahuan dan pengertian tentang berbagai jenis bahaya
dan pengaruh atau akibat yang dapat ditimbulkan kepada
kesehatan tenaga kerja.
Pengenalan Terhadap Bahaya Faktor
Lingkungan Kerja
Untuk mengetahui perlu mempelajari;

 Flow diagram dari kegiatan proses dan operasi.


 Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian operasi dan
proses.
 Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil
samping, hasil (produk) dan sisa produksi atau bahan
buangan.
 Jurnal – jurnal teknik
 Keluhan dari tenaga kerja
Dalam Pengenalan Lingkungan Perlu
Diperhatikan :

1. Alat–alat teknis penanggulangan apa yang


sudah tersedia/dipergunakan
2. Bentuk bahan baku yang dipergunakan dan
bagaimana digunakan
3. Jumlah orang yang terpapar dan bekerja
disetiap tahapan proses
Manfaat penilaian lingkungan :

 Sebagai dasar menyatakan kondisi lingkungan


kerja
 Penerapan teknik pengendalian
 Perencanaan alat – alat penanggulangan
(kontrol)
 Dasar untuk membantu mengkorelasikan
penyakit dengan LK
 Dokumen untuk inspeksi
Maksud Penilaian
 Engineering surveillance
 Pengecekan efektivitas alat-alat tsb dalam
mengurangi faktor bahaya lingkungan
 Legal surveillance
 Memeriksa ditaatinya peraturan perundang-
undangan K3
 Epidemiolog dan penelitian medis
 Mengetahui kadar yang representatif mewakili
kondisi lingkungan dimana TK melaksanakan
pekerjaan
Pengendalian Lingkungan

“Kembali lagi ke Hirarki”

Penerapan metode teknik

tingkat faktor bahaya lingkungan

(NAB).

Tidak mengalami gangguan


kesehatan atau gangguan
kenyamanan kerja
METODE–METODE TEHNIS
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
 PENGENDALIAN TEKNIS
potensi bahaya di lingkungan kerja
(substitusi, eliminasi, isolasi, perubahan proses, ventilasi,
pamasangan alat pengaman)
 PENGENDALIAN ADMINISTRASI
Menggunakan teknik manajemen (pengaturan rotasi
kerja, pelatihan tenaga kerja, pembatasan jam kerja)
 ALAT PELINDUNG DIRI
Sebagai upaya terakhir dalam melindungi TK apabila
pengendalian teknis dan administrasi belum optimal.
Fungsi mengisolasi TK dari sumber bahaya
Persyaratan personil yang berwenang
Ahli K3 Muda Ahli K3 Madya Ahli K3 Utama
Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja
- Pendidikan D3 - Pendidikan D3 - Pendidikan D3
- berpengalaman paling - berpengalaman paling - berpengalaman paling
sedikit 1 (satu) tahun sedikit 3 (tiga) tahun sedikit 5 (lima) tahun
- memiliki sertifikat sebagai Ahli K3 Muda sebagai Ahli K3 Madya
kompetensi sesuai Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja;
bidangnya (HIMU) - memiliki sertifikat - memiliki sertifikat
- berbadan sehat kompetensi sesuai kompetensi sesuai
bidangnya (HIMA) bidangnya (HIU)
- berbadan sehat - berbadan sehat
Jenis Pemeriksaan dan/atau Pengujian :
1. Pertama untuk mengidentifikasi potensi bahaya Lingkungan Kerja di Tempat Kerja
meliputi:
 area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor Psikologi;
 Kualitas Udara Dalam Ruang (KUDR); dan

 Sarana dan fasilitas Sanitasi.

2. Berkala dilakukan secara eksternal paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sesuai
dengan penilaian risiko atau ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi
sda.
3. Ulang dilakukan apabila hasil Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebelumnya baik
secara internal maupun eksternal terdapat keraguan.
4. Khusus dilakukan setelah kecelakaan kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan
di atas NAB
Mekanisme

Laporan Riksa Uji SURKETm Riksa Uji


emenuhi Berkala
Syarat K3:
YA
Pelaksana Riksa Uji:
Pengawas
Ketenagakerjaan Sp
≤ NAB
K3 LK pada UPT
UPT atau
Wasnaker;
Wasnaker memenuhi
standar
Penguji K3 pada
Direktorat Bina K3
beserta UPT K3 dan
UPTD Bidang K3; SURKET Riksa Uji
TIDAK
TIDAK Ulang
AK3 Lingkungan Kerja Memenuhi dan/atau
pada PJK3 Riksa Uji Syarat K3: STIKER
LK
Perusahaan yang
meminta
Pengawasan (Ps. 70)

Pengawasan pelaksanaan
K3 Lingkungan Kerja dilaksanakan oleh
Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Lingkungan Kerja
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sanksi (Ps. 71)

Pengusaha dan/atau Pengurus


yang tidak memenuhi ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini
dikenakan sanksi sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
dan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
Penutup

• Permenaker No 5 Tahun 2018 mengatur kewajiban bagi Pengurus dan/atau


Pengurus untuk menerapkan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja, meliputi
oPengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah NAB;
oPengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja agar
memenuhi standar;
oPenyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja yang bersih
dan sehat; dan
oPenyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3 di
bidang Lingkungan Kerja.
• Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja bertujuan untuk mewujudkan
lingkungan kerja yang aman, sehat dan syaman dalam rangka mencegah kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
• Dengan terbitnya Permenaker 5 tahun 2018 ini mencabut PMP No 7 Tahun 1964,
Permenakertrans No 13 Tahun 2011 dan SE Menaker No 1 Tahun 1978.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai