Anda di halaman 1dari 5

Penanaman SAPAR ( Sadar APAR ) di Universitas Sebelas

Maret

Alfi Amalia Ramadhani


Mahasiswa Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret,Surakarta,Indonesia
E-mail : alfiamaliaramadhani763@gmail.com

Abstract. Fire is a disaster that is often caused by human negligence, so that this disaster
can be prevented by the use of APAR. The availability of APAR at UNS is sufficient, but
there are still many students who have not been able to use APAR so that the provision of
APAR is less effective in combating fires. awareness and ability to use APAR, namely by
providing education and training on how to use APAR . The method used in this research is
descriptive qualitative with interviews and data collection from several students in different
faculties at UNS. After the research was conducted, there were still many UNS students do
not have the ability to use APAR. This is due to lack of awareness and knowledge about the
use of APAR and there is no program that supports students to develop the ability to use
APAR. training on the use of APAR to UNS residents, especially to students so that the
provision of APAR can be effective in preventing fires. The conclusion that can be drawn
from this research is the application of APAR conscious effort (SAPAR) can increase the
knowledge and ability to use APAR for UNS students.
Keywords: the use of fire extinguisher, students, fire, countermeasures

1. Pendahuluan
Penyediaan APAR di ruang tertutup maupun terbuka sangatlah penting apalagi tempat yang rawan
atau berpotensi terjadi kebakaran. APAR sendiri merupakan suatu alat pemadam yang dapat
dibawa dan digunakan oleh satu orang, beratnya berkisar antara 1 hingga 15kg, dan digunakan
untuk memadamkan kebakaran tingkat awal (Teguh Hambudi, 2015).

Ketersediaan APAR sangat diperlukan untuk mencegah kebakaran karena tidak semua tempat
dapat menjangkau air dengan mudah dan memiliki air dalam jumlah yang cukup untuk
memadamkan api,selain itu jika sudah terjadi kebakaran dengan api besar akan lebih sulit
dipadamkan dan harus meminta bantuan pada petugas pemadam kebakaran padahal untuk menuju
tempat terjadinya kebakaran juga perlu memakan waktu dan dikhawatirkan jika api tidak segera
ditangani akan lebih cepat merambat dan membakar lebih banyak benda disekitarnya yang akan
menimbulkjan lebih banyak kerugian harta benda bahkan membahayakan nyawa bagi orang di
sekelilingnya.Kebakaran adalah api yang tidak terkendali yang meluap dan menyebabkan kerugian.
Kerugian yang ditimbulkan dari kebakaran yaitu kerugian jiwa, kerugian materi, menurunnya
produktivitas, gangguan bisnis serta kerugian sosial (Ramli, 2010).
Maka dari itu APAR sangat penting untuk disediakan di tempat maupun ruangan supaya jika terjadi
kebakaran sebelum api membesar dapat langsung ditangani dan tidak sampai merembet dan
semakin membesar,selain itu karena tidak semua benda dapat di padamkan dengan api maka perlu
digunakan APAR. APAR dibagi menjadi 5 jenis yang digolongkan untuk menangani kebakaran
sesuai dengan kelas nya (Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, 2009).

Penggolongan APAR menurut kelasnya dibagi menjadi 5 yaitu APAR jenis air (Water Fire
Extinguisher) Efektif untuk jenis api kelas A, seperti kebakaran pada kayu, kertas, kain, karet, dan
plastik, APAR jenis tepung kimia (Dry Chemical Powder) Efektif untuk jenis api kelas A (kayu,
kertas, kain, karet, dan plastik), kelas B (bensin, gas, oli, cat, solvents, methanol, dan propane),
serta kelas C (komputer, panel listrik, genset, dan gardu listrik). APAR yang berbahan bubuk
kering sangat serba guna untuk mengatasi segala kelas api, serta cocok untuk mengatasi resiko
tinggi. APAR jenis ini juga dapat digunakan untuk kebakaran pada kendaraan, APAR jenis Busa
(Foam Liquid AFFF) efektif untuk jenis api kelas A dan B.Alat pemadam berbahan busa memiliki
kemampuan ntuk mengurangi resiko api kembali menyala setelah pemadaman, APAR jenis CO2
(Carbon Dioxide) Alat pemadam api berbahan CO2 sangat cocok untuk peralatan berlistrik dan api
kelas B. Kemampuan tingginya yang tidak merusak serta efektif dan bersih yang sangat dikenal
luas, APAR jenis Hallon (Thermatic Halotron) Efektif untuk jenis api kelas A (kayu, kertas, kain,
karet, dan plastik)dan kelas C (komputer, panel listrik, genset, dan gardu listrik). APAR akan
memutus segitiga api dengan menghambat bertemunya oksigen dengan bahan bakar dan panas
sehingga reaksi kimia terbentuknya api tidak dapat terjadi.

Ketersediaan APAR di area kampus sangat penting karena di dalamnya terdapat tempat yang rawan
dan berpotensi untuk terjadi kebakaran,seperti laboratorium yang di dalamnya terdapat bahan-
bahan kimia yang mudah terbakar dan sering dilakukan pengujian yang menggunakan api sehingga
dalam laboratorium sangat berpotensi untuk terjadi kebakaran,namun tidak menutup kemungkinan
pada ruang lainnya untuk terjadi kebakaran,karena dalam ruang yang terdapat instalasi listrik yang
tidak aman seperti kabel yang terbuka karena digigit tikus atau karena atap yang bocor sehingga
mengenai instalasi listrik ditambah lagi terdapat bahan yang mudah terbakar misalnya kertas dan
kayu di sekitarnya yang memperbesar potensi kebakaran.

Ketersediaan APAR di UNS sudah cukup memadai,namun terdapat hal lain yang perlu
diperhatikan selain ketersediaan APAR adalah kesadaran warga UNS khususnya mahasiswa UNS
yang juga harus memilik pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan APAR supaya
ketersediaan APAR menjadi efektif untuk menanggulangi kebakaran.Sehingga jika sewaktu-waktu
terjadi kebakaran siapapun orang yang berada di area titik terjadinya kebakaran dapat segera
memadamkan api dengan APAR tanpa harus mencari petugas atau orang lain yang dapat
mengoprasikan APAR sehingga api dapat segera dipadamkan dan kebakaran dapat diatasi.

2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif,yaitu menggunakan data berupa survei dan data-data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan hasil survei.Tujuan dilakukan survei adalah untuk mengetahui apakah mahasiswa
dapat menggunakan APAR dengan baik.
Data yang diperoleh dikumpulkan melalui hasil wawancara kepada mahasiswa Universitas
Sebelas Maret dengan mengambil sampel dari beberapa Fakultas yaitu Fakultas Hukum,Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Metode pengumpulan
data yang digunakan peneliti yaitu teknik dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dan
informasi melalui bukti-bukti (Afifuddin & Saebani, 2009).
Cara pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan bukti-bukti berupa rekaman dan
catatan yang di dapatkan dari sampel yaitu mahasiswa dari beberapa Fakultas di UNS.Dalam
penelitian yang telah dilakukan sampel menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa Universitas
Sebelas Maret yang belum memiliki pengetahuan tentang APAR dan belum dapat menggunakan
APAR dengan baik.

3. Hasil dan Pembahasan


Potensi timbulnya bahaya kebakaran di dalam ruangan dapat disebabkan oleh kosleting
listrik,maupun kelalaian manusia misalnya menyalakan api di tempat yang berdekatan dengan
bahan yang mudah terbakar.Lalu bagaimana cara mengatasi kebakaran yang terjadi akibat kelalaian
tersebut.Penaggulangan kebakaran tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan APAR dengan
baik dan segera.
Kebakaran adalah api yang tidak terkendali yang meluap dan menyebabkan kerugian. Kerugian
yang ditimbulkan dari kebakaran yaitu kerugian jiwa, kerugian materi, menurunnya produktivitas,
gangguan bisnis serta kerugian sosial (Ramli, 2010).
Seperti yang kita ketahui kebakaran merupakan salah satu bencana yang sangat berbahaya
dan dapat menimbulkan tidak hanya kerugian material yang besar namun juga sampai kematian
seseorang,akan tetapi kebakaran bukan merupakan suatu bencana alam sehingga kita masih bisa
mencegah dan menanggulangi kebakaran tersebut,salah satunya dengan menggunakan
APAR.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.04/MEN/1980 tentang syarat-
syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR telah mengatur sedemikian rupa tentang penerapan
APAR. Namun pada kenyataannya penempatan, penggunaan, pemeliharaan serta pengawasan
APAR yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan sering tidak menjadi prioritas. Hal ini dapat
menyebabkan kondisi dan kemampuan APAR saat digunakan sehingga tidak dapat digunakan
secara maksimal disaat kondisi darurat.(Sari,2015)
Di area Universitas Sebelas Maret penyediaan APAR di dalam ruangan sudah cukup merata
dan APAR dalam keadaan cukup baik.Walaupun penyediaan APAR sudah cukup baik,akan tetapi
warga Universitas Sebelas Maret belum dapat menggunakan APAR dengan baik sehingga
keberadaan APAR yang telah tersedia di area UNS menjadi tidak berguna atau kurang efektif untuk
mencegah dan menanggulangi kebakaran yang terjadi. Tujuan menejemen bencana antara lain: (1)
mencegah kehilangan jiwa; (2) mengurangi penderitaan manusia; (3) memberi informasi
masyarakat dan pihak berwenang mengenai risiko, serta (4) mengurangi kerusakan infrastruktur
utama, harta benda dan kehilangan sumber ekonomis (Agus Rahmat, 2015).
Dari hasil penelitian melalu survey dan wawancara diperoleh data masih banyak mahasiswa
maupun warga UNS yang belum bisa menggunakan APAR dibandingkan mahasiswa yang sudah
dapat menggunakan APAR .Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang APAR dan
minimnya kesadaran akan pentingnya kemampuan menggunakan APAR untuk mencegah dan
menanggulangi kebakaran.
Maka dari itu sangat penting bagi warga Universitas Sebelas Maret untuk dapat
menggunakan APAR dengan baik supaya nantinya jika terjadi kebakaran,setiap warga UNS dapat
segera memadamkan api tanpa harus mencari petugas atau orang lain yang dapat mengoperasikan
APAR,sehingga api dapat segera dipadamkan dan tidak sampai membesar dan menelan kerugian
yang lebih besar.
Kemampuan menggunakan APAR dapat ditumbuhkan melalui upaya sadar APAR.Upaya sadar
APAR (SAPAR) sangat perlu diterapkan di lingkungan UNS guna menumbuhkan kesadaran
pentingnya kemampuan menggunakan APAR dan memberi pelatihan dan menumbuhkan
kemampuan warga UNS untuk menggunakan APAR.
Gambar 1. Pelatihan penggunaan APAR

Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi tentang APAR dan melalui
program pelatihan tentang cara memdamkan api menggunaan APAR.Pihak UNS yang berwenang
dapatm mengkoodinasikan kepada masing-masing fakultas sampai ke setiap prodi supaya setiap
Mahasiswa dapat mengikuti pelatihan tentang cara penggunaan APAR.Program pelatihan APAR
dapat dilakukan secara berkala guna mempermudah dalam memberikan pelatihan ke seluruh warga
UNS dan khususnya mahasiswa ,selain itu pelatihan juga perlu mendatangkan tenaga ahli yang
sudah benar-benar memahami tentang APAR mulai dari cara pemakaian sampai jenis-jenis
penggolongan APAR menurut tipe Api yang dapat dipadamkan.
Upaya lain yang dapat diterapkan adalah dengan memberikan edukasi tentang penggunaan
APAR di lingkungan UNS yang bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang cara penggunaan
APAR.Cara mengedukasi warga UNS dan khususnya mahasiswa dapat dilakukan dengan cara
memasang majalah dinding atau poster tentang tata cara penggunaan APAR di lingkungan UNS.

Gambar 2. Poster Tata Cara Penggunaan APAR

Upaya yang satu ini lebih mudah untuk dilakukan karena lebih hemat biaya dan
waktu.Namun,pemasangan poster kurang efektif dan menjamin untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa untuk menggunakan APAR karena belum tentu mahasiswa memilik minat baca dan
rasa ingin tahu yang tinggi untuk membaca poster tersebut.Selain itu hanya dengan membaca
poster penggunaan APAR mahasiswa hanya cukup tahu tentang bagaimana cara penggunaan
APAR tanpa mengalami dan mempraktekkan secara langsung tentang prosedur penggunaan
APAR.Sehingga memungkinkan mahasiswa lebih cepat lupa cara penggunaan APAR dan
cenderung kurang percaya diri untuk memadamkan api menggunakan APAR ketika terjadi
kebakaran. Setelah dilakukan penelitian dengan melakukan upaya sadar APAR (SAPAR) diatas
dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan warga UNS dan khususnya mahasiswa dalam
menggunakan APAR guna mengatasi kebakaran.

4. Simpulan
Kebakaran merupakan bencana yang dapat dicegah salah satunya dengan penggunaan
APAR.Namun penyediaan APAR saja tidak cukup untuk mengatasi kebakaran tetapi juga harus
didukung dengan kemampuan dalam menggunakannya dengan baik.Di Universitas Sebelas Maret
penyediaan APAR sudah cukup baik akan tetapi, masih banyak mahasiswa yang belum dapat
menggunakan APAR dengan baik sehingga penyediaan APAR menjadi kurang efektif untuk
mencegah dan mengatasi kebakaran.Maka dari itu perlu diadakan program edukasi dan pelatihan
tentang penggunaan dan perawatan APAR di lingkungan Universitas Sebelas Maret yaitu dengan
mengakan pelatihan penggunaan APAR kepada warga UNS dan khususnya pada mahasiswa UNS
dan menyebarkan dan membuat poster atau majalah dinding tentang pro Setelah dilakukan
penelitian dengan melakukan upaya sadar APAR (SAPAR) diatas dapat meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan warga UNS dan khususnya mahasiswa dalam menggunakan APAR
guna mengatasi kebakaran.

5. Daftar Pustaka
Rashid, N. M., Jonemaro, E. M. A., & Akbar, M. A. Implementasi Permainan Pemadam Kebakaran
Menggunakan Teknologi Virtual Reality. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer e-ISSN, 2548, 964X.
Turnip, B. V. D., Kurnaiwan, B., & Suroto, S. (2016). IMPLEMENTASI SISTEM PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TAHUN
2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(3), 303-312.
Nova, L. (2017). ANALISIS PENERAPAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2017 (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
Sari, K. D. (2015). Analisis Kesiapan Tenaga Kerja Perempuan Bagian Food Court SP dan SB Terhadap
Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Sebagai Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Husen, H. (2015). Gambaran Tingkat Pengetahuan Pekerja Terhadap Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)(Studi Kasus Toa Galva Industries)-Husen. Jurnal Impuls Universitas Binawan, 1(2), 76-82.
Afifuddin, B. A. S., & Saebani, B. A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.
Ashari, M. L., Prastiwi, T. R., Annabila, A. R., Rahmadani, N. R., & Kusuma, A. D. P. (2018). SOSIALISASI
KEBAKARAN DAN PENANGANNYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI SURABAYA GUNA
MENINGKATKAN SELF-READINESS TERHADAP BENCANA KEBAKARAN. Jurnal Cakrawala
Maritim, 1(1), 21-24.
Kartika, S. A., Prabasworo, A., & Nugroho, A. (2019). Sosialisasi Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Balikpapan. Abdimas Universal, 1(2), 30-38.
Insani, A. G. (2017). PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN PADA PEKERJA DI PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA SEMARANG
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Bustan, R. (2018, April). Pemahaman Tentang Manajemen Bencana Pada Siswa SDN Sempur Kaler Kota
Bogor Sebagai Sekolah Aman Dari Bencana. In PIT5 IABI 2018.

Anda mungkin juga menyukai