net/publication/336127931
Pengaruh Pelapisan Emulsi Minyak Wijen dan Minyak Sereh terhadap Mutu dan
Massa Simpan Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis lour)
CITATIONS READS
4 709
3 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by I Made Supartha Utama on 11 June 2020.
Pengaruh Pelapisan Emulsi Minyak Wijen dan Minyak Sereh terhadap Mutu dan Masa
Simpan Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour)
The Influence of Coating Sesame and Citronella Oil Emulsion to the Quality and Storage Period of
Siam Citrus Fruits (Citrus nobilis Lour)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran konsentrasi yang berbeda antara
minyak wijen dan minyak sereh dalam air sebagai bahan pelapis pada kualitas buah jeruk selama
penyimpanan pada suhu kamar. Konsentrasi emulsi minyak wijen bervariasi 0%, 0.5%, dan 1% dalam
kombinasi minyak serah 0%, 0.5%, 1%, dan 1.5%. Bahan tambahan yang digunakan untuk membuat emulsi
adalah 1% dari tween 80, 0.5% asam oleat, dan alkohol 3%. Buah kontrol tanpa perlakuan juga disiapkan
untuk perbandingan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan campuran minyak wijen dan minyak sereh
signifikan mempengaruhi mutu dan masa simpan buah jeruk. Konsentrasi gabungan dari 0.5% minyak wijen
dan 0.5% minyak sereh memberikan hasil terbaik yang mampu mengurangi susut bobot, kerusakan
pembusukan, perubahan pH dan total padatan terlarut jus buah, dan kekerasan buah.
Abstract
The purpose of this research is knowing the influence of different consentration mixture between sesame and
citronella oil in water as coating material on the quality of citrus fruits during storage at room temperature.
Consentration sesame oil emulsion varied 0%, 0.5%, and 1% in citronella oil combination 0%, 0.5%, 1% and
1.5%. The additional ingredients used to make emulsions were 1% of tween 80, 0.5% oleic acid, and 3%
alcohol. Untreatment control fruit was also prepared for comparison. The experiment was conducted using a
Completely Randomized Design (CRD) with three replications. The results showed that the treatment of
sesame and citronella oil significantly affected the quality and storage period of citrus fruits. The combined
concentration of 0.5% sesame oil and 0.5% citronella oil provides the best results which can reduce weight
loss, decay damage, pH alteration and total dissolved solids of fruit juice, and fruit hardness.
236
pematangan, perubahan warna, pembentukan aroma York, USA), blender merk KrisR, refractometer (merk
dan kemanisan, pengurangan keasaman, pelunakan labo 10807), texture analyzer (merk T.A XT plus,
daging buah dan pengurangan bobot. Laju respirasi England) dan pH meter. Bahan yang digunakan dalam
dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui penelitian antara lain buah jeruk siam (citrus nobilis
daya simpan sayur dan buah setelah panen. Semangkin lour) yang diperoleh dari Desa Bunutin, Kintamani,
tinggi laju respirasi, semakin pendek umur simpan. Bangli dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan
Bila proses respirasi berlanjut terus, buah akan kriteria warna hijau. Minyak sereh, minyak wijen,
mengalami kelayuan dan akhirnya terjadi pembusukan tween 80, asam oleat (oleic acid), alkohol (95 %), dan
yang sehingga zat gizi hilang (Sutopo, 2011). air.
Salah satu cara untuk menjaga mutu dan masa simpan
buah jeruk dengan baik adalah dengan melakukan Rancangan Penelitian
pelapisan emulsi minyak wijen dan minyak sereh pada Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian
buah jeruk. Penggunaan pelapisan emulsi minyak ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
wijen dan minyak sereh merupaka salah satu cara dua faktorial perlakuan. Pertama faktor perlakuan
penanganan pasacapanen buah jeruk, dimana konsentrasi minyak wijen yang terdiri atas konsentrasi
perlakuan pelapisan emulsi minyak wijen dan minyak 0% (W0), 0,5% (W1), 1% (W2), kedua faktor
sereh merupakan cara yang efektif untuk perlakuan konsentrasi minyak sereh yang terdiri atas
memperpanjang masa simpan dan mutu buah jeruk konsentrasi 0% (S0), 0,5% (S1), 1% (S2), 1,5% (S3).
selama penyimpanan. Kombinasi konsentrasi campuran minyak wijen
Penggunaan pelapisan emulsi minyak wijen dengan minyak sereh dalam emulsi menjadi 12
mempunyai manfaat yaitu minyak wijen memiliki kombinasi perlakuan, yaitu W0S0, W0S1, W0S2,
kesetimbangan yang tinggi dan ketahanan dari W0S3, W1S0, W1S1, W1S2, W1S3, W2S0, W2S1,
kerusakan dan oksidasi, serta mengandung zat tidak W2S2 dan W2S3.
tersabunkan dalam jumlah relatif tinggi. Sedangkan Perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan
penggunaan pelapisan minyak sereh juga bermanfaat penyimpanan pada suhu ruang (27-300C). Data yang
untuk menghambat laju pertumbuhan mikro- diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam dan
organisme, minyak sereh wangi, daun selam dan apabila pengaruh perlakuan signifikan, maka
oregano dapat menekan sejumlah bakteri seperti, E. dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
coli, Salmonela dan Stapphylococcus pada tingkat terhadap rata-rata perlakuan. Terdapat 36 satuan
kurang dari 2%, bahkan minyak timus sangat efektif percobaan dan setiap percobaan terdiri dari 36 buah
membunuh E.coli hanya pada konsentrasi 0,03%. untuk tujuh kali pengamatan. Terdiri dari 15 buah
Hammer et al. (1999) menunjukkan bahwa minyak digunakan untuk pengamatan susut bobot, intensitas
sereh mempunyai sifat antibakteri terhadap kerusakan dan warna serta 21 buah akan digunakan
Acinetobacter baumanii, Aeromonas sobria, untuk pengamatan pengukuran kekerasan, total
Enterococcus faecalis, Escherichia coli, Klebsiella padatan terlarut dan pH (tiga buah/hari).
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella
typhimurium, Serratia marcescens dan Staphylococcus
aureus. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini Prosedur Penelitian
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelapisan emulsi Proses Pembuatan Emulsi
minyak wijen dan minyak sereh terhadap mutu dan Pembuatan emulsi dilakukan pada tiap-tiap konsentrasi
masa simpan buah jeruk siam (Citrus Nobilis Lour). campuran minyak wijen dan minyak sereh sebagai
pelapis yang akan digunakan dalam penelitian. Emulsi
METODE yang dibuat terdiri dari campuran minyak sereh (0%,
0.5%, 1%, 1.5%), minyak wijen (0%, 0.5%, 1%), tween
Waktu dan Tempat 80(1%), asam oleat (0.5%), alkohol (3%) dan air dalam
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen, 1000 ml emulsi volume/volume. Pencampuran bahan-
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana bahan penyusun emulsi dilakukan menggunakan
pada bulan Januari sampai Februari 2014. blender selama lima menit. Tidak adanya gumpalan-
gumpalan pada emulsi yang telah diblender
Bahan dan Alat Penelitian menandakan emulsi stabil (homogeny).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
chamber, gelas ukur, nampan, meja, pisau, timbangan
digital (merk AdventurerTM Pro Av 8101, Ohaus New
237
Tahap Sortasi Buah Parameter yang diamati
Proses sortasi dilakukan untuk membedakan dan Kekerasan Buah Jeruk
memilah agar buah yang digunakan dalam penelitian Pengukuran kekerasan buah jeruk dilakukan dengan
seragam dan tidak adanya kerusakan sebelum menggunakan alat texture analyzer (TA.XTplus,
perlakuan. Kriteria buah jeruk segar yang digunakan England). Alat texture analyzer dihubungkan pada
dalam penelitian ini ditandai dengan warna hijau komputer, pengaturan kecepatan tusukan dan dalam
kekuning-kuningan dan tidak adanya kerusakan atau tusukan dapat diatur pada software “Texture Exponent
cacat pada permukaan buah. Ukuran buah jeruk yang 32”. Kecepatan tusukan yang digunakan dalam
digunakan antara lain diameter berkisar 4-5 cm dan pengukuran kekerasan buah jeruk 5 mm/s dengan
panjang buah jeruk berkisar 3-4 cm. Panjang buah kedalamam 10 mm. Penekanan yang dilakukan sampai
jeruk diukur mulai dari pangkal hingga ujung buah. menembus daging jeruk yang telah disesuaikan dengan
ketebalan daging jeruk dan kemudian jeruk ditekan
Tahap Pelapisan Emulsi dengan jarak tertentu. Jarum pengukuran harus
Metode yang digunakan dalam pemberian lapisan dipastikan menempel pada permukaan sampel lalu klik
emulsi dilakukan dengan metode pengolesan emulsi “quik run a test” pada komputer kemudian secara
yang telah dibuat kemudian buah jeruk dimasukkan otomatis jarum akan mengukur tingkat kekerasan
dalam chamber dan lapisan emulsi dioleskan pada daging jeruk.
masing-masing buah jeruk menggunakan kuas agar Uji kekerasan buah jeruk diukur berdasarkan tingkat
proses pengolesan emulsi merata pada masing-masing ketahanan buah terhadap tusukan yang dilakukan.
buah jeruk. Kemudian sampel buah jeruk yang sudah Hasil dari uji kekerasan akan muncul dalam bentuk
dioleskan emulsi ditiriskan atau diangin-anginkan grafik pada layar komputer dengan nilai kekerasan
beberapa menit hingga kering. dalam satuan kg/cm2. Pengukuran dilakukan pada 2
titik bagian buah, dengan mengunakan 2 buah dengan
Tahap Peletakan rentan waktu 3 hari sekali. Data yang diperoleh
Buah jeruk yang sudah diberi perlakuan pelapisan merupakan hasil rata-rata dari kedua data pengukuran
emulsi disusun pada nampan yang diletakkan di atas tersebut. Kemudian perubahan yang di peroleh di
meja sesuai dengan kelompok perlakuan yang tuangkan dalam bentuk grafik.
disimpan pada suhu kamar.
Intensitas Kerusakan
Tahap Pengamatan Pada proses pengamatan presentase pembusukan
Pada penelitian ini pengamatan dilakukan dengan cara merupakan parameter yang diamati secara visual dan
subjektif dan objektif dimana pengamatan dimulai dilakukan satu persatu pada masing-masing sampel
setelah setiap buah segar telah mengalami pelapisan buah jeruk. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti
menggunakan emulsi. Pengamatan secara subjektif dengan menggunakan rumus yang sudah tersedia untuk
dilakukan terhadap warna, kesegaran buah, kekerasan mengukur presentase pembusukan pada masing-
buah dan intensitas kebusukan yang dijelaskan secara masing buah jeruk (Kremer and Untertenshofer, 1967).
deskriptif yang dilakukan setiap hari oleh peneliti. Tingkat Kerusakan diukur dengan persentase 0-25%
Pengamatan secara objektif dilakukan terhadap dan apabila tingkat kerusakan pada buah jeruk >25%
perubahan berat dengan cara ditimbang menggunakan maka buah jeruk dianggap sudah rusak dan harus
timbangan analitik, warna menggunakan colorimeter, dikeluarkan dari sampel atau dibuang. Kriteria yang
kekerasan menggunakan tekstur analyzer, total padatan dikatakan terjadinya kerusakan seperti: adanya bercak-
terlarut menggunakan refraktometer, keasaman bercak pada permukaan buah jeruk, keriput pada kulit
menggunakan digital Ph-meter dan pengukuran luar jeruk, kekerasan jeruk yang lembek, dan
intensitas kebusukan menggunakan rating kemudian mengeluarkan aroma busuk.
dimasukan kedalam rumus intensitas pembusukan pada
tiap unit percobaan. Pengamatan objektif dilakukan Susut Bobot
setiap 3 hari sekali dengan masing-masing parameter Pengukuran susut bobot dilakukan dengan cara
yang diamati. Berikut adalah gambaran diagram alir penimbangan menggunakan timbangan analitik.
penelitian pelapisan buah jeruk siam dengan campuran Pengukuran perubahan berat dihitung dalam persen
minyak nabati dan minyak sereh. berat awal buah salak hari ke 0 (Wo) dibandingkan
perubahan berat setelah proses penyimpanan (Wt).
Hasil penimbangan dinyatakan dalam persen bobot
yang dihitung dengan rumus:
238
𝑊𝑜 − 𝑊𝑡 pengamatan peneliti, hal ini bertujuan agar pada setiap
𝑆𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (%) = × 100
𝑊𝑜 harinya kriteria pengamatan yang diamati sama.
Keterangan: Wo = Bobot buah awal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wt = Bobot buah hari ke-t
Pengukuran dilakukan tiap 3 hari sekali dan tiap sampel Pengamatan Objektif
diukur 2 buah yang sama. Data yang diperoleh Susut Bobot pada Buah Jeruk
merupakan hasil rata-rata dari kedua data pengukuran Susut bobot merupakan salah satu faktor yang
tersebut. Kemudian perubahan yang di peroleh di mengindikasikan mutu buah jeruk. Perubahan terjadi
tuangkan dalam bentuk grafik. bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana
semakin lama jeruk disimpan maka bobot jeruk
Total Padatan Terlarut semakin berkurang. Menurut Pantastico (1986),
Dalam menguji total padatan terlarut pada buah jeruk meningkatnya susut bobot sebagian besar disebabkan
alat yang digunakan untuk mengukur adalah transpirasi yang tinggi. Buah jeruk tanpa perlakuan
refraktometer dalam satuan oBrix. Sampel yang akan mengalami peningkatan susut bobot terbesar pada suhu
diukur kadar total padatan terlarutnya terlebih dahulu penyimpanan ruang.
dihancurkan atau dihaluskan pada kaca sensor yang Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
terdapat pada refraktometer, lalu hidupkan alat dan interaksi kedua faktor berpengaruh sangat nyata
dikalibrasi. Kalibrasi dilakukan dengan meneteskan (P<0.05) pada penyimpanan hari ke 3, 9, 12, 15, dan
beberapa tetes cairan aquades pada lensa tempat untuk 18. Hasil analisis statistika keragaman terhadap susut
meletakkan sampel. Setelah dikalibrasi, bersihkan bobot buah jeruk dapat dilihat pada Gambar 1,2 dan 3.
kembali lensa lalu ambil sedikit sampel dan letakkan
pada lensa yang terdapat pada alat maka akan muncul
angka pada layar. Angka inilah yang menunjukkan
kadar total padatan terlarut pada sampel. Pengukuran
W1S0 W1S1 W1S2 W1S3
kadar total padatan terlarut dilakukan setiap 3 hari
PERUBAHAN BERAT
5.00
grafik.
0.00
Pengamatan Deskriptif 3 6 9 12 15 18 21
Pengamatan deskriptif merupakan pengamatan yang waktu (hari)
dilakukan setiap hari untuk mendeskripsikan
perubahan warna, kekerasan ataupun kerusakan yang Gambar 2. Grafik Susut Bobot Buah Jeruk pada
terjadi pada setiap sampel selama penelitian perlakuan S0, S1, S2 dan S3 dengan pencampuran
berlangsung. Pendeskripsian dilakukan berdasarkan minyak wijen 0.5% (W1).
239
disukai oleh konsumen. Penurunan kekerasan ini juga
W0S0 W0S1 W0S2 W0S3 disebabkan oleh adanya respirasi dan transpirasi. Pada
perubahan berat
20.00 proses respirasi akan mengakibatkan pecahnya
karbohidrat menjadi senyawa-senyawa yang lebih
(gram)
perubahan kerusakan
15.00 30.00
perubahan tekstur
10.00 20.00
10.00
(gram)
5.00
(%)
0.00 0.00
0 3 6 9 12 15 18 21 H6 H9 H12 H15 H18 H21
waktu (hari) waktu (hari)
Selanjutnya Gambar 4, 5 dan 6 dapat dilihat bahwa W1S0 W1S1 W1S2 W1S3
perubahan kekerasan pada kontrol lebih besar apabila
perubahan kerusakan
20.00
dibandingkan dengan kekerasan buah yang diberikan
pelapisan. 10.00
Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas, menunjukan
(%)
bahwa buah yang dilapisi dengan emulsi campuran 0.00
minyak wijen konsentrasi 0% dengan minyak sereh H6 H9 H12 H15 H18 H21
1,5% (W0S3) mengalami proses pematangan yang
waktu (hari)
lebih lambat dibandingkan perlakuan lainnya. Selain
itu, rendahnya nilai perubahan kekerasan pada
Gambar 8. Grafik kerusakan Buah Jeruk pada
perlakuan minyak wijen konsentrasi 0% dengan
perlakuan S0, S1, S2, dan S3 dengan pencampuran
minyak sereh 1,5% (W0S3) dikarenakan sifat
dengan minyak wijen 0.5% (W1).
penghalang yang berasal minyak sereh dapat
menghambat perkembangan mikroba pembusuk. (Burt,
2004) menyatakan bahwa kandungan minyak atsiri
pada daun sereh dapat mengganggu pertumbuhan W2S0 W2S1 W2S2 W2S3
mikroba dengan cara mengurangi laju respirasi
perubahan kerusakan
KESIMPULAN DAN SARAN Guenther, Ernest. 1948. The Essential Oil Vol. 4
(Minyak Atsiri, terjemahan Ketaren, pokok
Kesimpulan bahasan: Sereh Dapur). Universitas Indonesia
Hasil pembahasan mengenai beberapa parameter Press. Jakarta.
pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa
perlakuan pelapisan dengan emulsi minyak wijen Hammer, K.A., C.F. Carson dan T.V. Riley. 1999.
dengan minyak sereh sebagai pelapis pada buah jeruk Antimicrobial activity of essemtial oils and other
memberikan pengaruh signifikan terhadap perubahan plants extract. J. Appl. Microbiol. 86:985-990.
mutu dan memperpanjang masa simpan buah jeruk.
Perlakuan pelapisan dengan perbandingan minyak Handoko, D. D., B. Napitupulu dan H. Sembiring.,
wijen konsentrasi 0% dengan minyak sereh 1,5% 2000. Penanganan Pasca Panen Buah Jeruk.
merupakan perlakuan terbaik dalam mempertahankan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
mutu dan masa simpan dibandingkan perlakuan yang Utara, Medan.Jakarta. Jenderal Pertanian
lainnya selama penyimpanan 21 hari pada suhu kamar. Tanaman Pangan. 269 h.
244