KHAERUNNISA
N011 22 1104
KELOMPOK III
GOLONGAN JUMAT SIANG
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap obat yang berasal dari tumbuhan maupun obat sintetis harus
batasan maksimal kandungan air di dalam simplisia, karena jumlah air yang
tinggi dapat menjadi media tumbuhnya bakteri dan jamur yang dapat
juga terkait dengan kemurnian ekstrak. Kadar air yang terlalu tinggi (> 10%)
minyak yang diperoleh dari tumbuhan. Minyak atsiri efektif dan bersifat
aman dan tidak toksik terhadap organisme bukan sasaran serta lingkungan
sebagai penghasil minyak atsiri yaitu Rutaceae yang dimana salah satu
tumbuhan dari keluarga ini adalah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang
dari suatu simplisia, mengetahui cara menetapkan kadar minyak dari suatu
simplisia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Genus : Citrus
2016)
Jeruk nipis memiliki tinggi sekitar 150-350 cm dan buah berkulit tipis
serta bunga berwarna putih (Prastiwi dan Ferdiansyah, 2013). Jeruk nipis
kuning setelah tua atau masak dan berwarna hijau ketika masih muda
jeruk nipis berwarna hijau dan ketika sudah tua akan menjadi warna kuning.
fosfor, Vitamin B1, zat besi, fellandren, dan sitral (Muhlisah, 2007). Pada air
jeruk nipis mengandung asam sitrat, asam malat, dan asam suksinat.
Dalam perasan air jeruk nipis juga mengandung senyawa nitrogen, lipid,
nipis memiliki rasa dan aroma yang lebih khas dibandingkan jenis buah
jeruk lainnya terutama apabila digunakan pada tahap kulit jeruk nipis masih
berwarna hijau. Bagian flavedo pada kulit jeruk nipis mengandung banyak
bernilai dan popular kerena kaya akan nutrisi, rasanya yang khas, dan
manfaatnya bagi kesehatan. Berbagai bagian dari tanaman jeruk nipis
nipis juga digunakan sebagai antiseptik, pengusir nyamuk, anti kudis, dan
lain-lain. Minyak atsiri jeruk nipis juga banyak digunakan dalam industri
residu air setelah proses pengeringan (Pratiwi dkk., 2017). Tujuan dari
rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan. Hal ini terkait
dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air kurang dari atau sama dengan
10%. Apabila kadar air lebih besar dari 10% akan menyebabkan terjadinya
jernih yang mempunyai bau seperti tumbuhan asalnya. Minyak atsiri dikenal
juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile
oil) yang dihasilkan oleh tanaman, mempunyai rasa getir, berbau wangi
penetapan kadar air, tetapi pada metode ini pelarut yang digunakan adalah
air, sehingga air dan minyak atsiri akan menguap secara bersama-sama.
Setelah terjadi kondensasi, minyak akan ditampung dan terpisah dari air.
Minyak dapat berada di atas air atau di bawah air tergantung bobot jenis
minyak yang terdestilasi. Volume minyak diukur dan dihitung kadarnya per
berarti semua air sudah diuapkan. Untuk mempercepat penguapan air serta
reaksi yang lain karena pemanasan. Maka dapat dilakukan dengan suhu
rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang
metode ini yaitu campuran pelarut yang memiliki titik didih dan kepolaran
berbeda akan menguap pada suhu yang sama, yaitu diatas atau dibawah
kuantitas bahan yang akan diproses air dapat didihkan dengan api
secara langsung.
b. Penyulingan dengan Uap dan Air (Hydro Steam Distillation)
penyulingan minyak atsiri dengan cara ini memang sedikit lebih maju
dan produksi minyaknya pun relatif lebih baik. Prinsip kerja dari
penyulingan macam ini adalah ketel penyulingan diisi air sampai batas
sebelumnya, hanya saja tidak ada air di bagian alat. Uap yang
digunakan lazim memiliki tekanan yang lebih besar dari pada tekanan
atmosfer dan dihasilkan dari penguapan air yang berasal dari suatu
cocok
atsiri sangat mudah larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
tanaman sangat rendah atau kecil. Bila dipisahkan dengan metode lain,
atsiri menggunakan cara ini diyakini sangat efektif karena sifat minyak atsiri
2016).
mengandung minyak atsiri dalam kadar yang cukup besar. Bila tidak,
nantinya hanya akan habis di dalam proses. Digunakan untuk jenis minyak
(enfleurage)
aktivitas enzim yang diyakini masih terus aktif selama sekitar 15 hari sejak
bahan minyak atsiri dipanen. Minyak atsiri yang terdapat dalam jumlah kecil
tanaman diganti dengan yang baru sampai minyak lemak jenuh dengan
Gambar 3. (A) Labu alas bulat 500 mL; (B) Alat penampung; (C) Kondensor atau
pendingin; (D) Tabung penyambung; (E) Tabung penerima (Mukhriani, 2014)
berlangsung.
METODE KERJA
III.1.1 Alat
destilasi air (Sterling-Bidwell), cawan petri, klem, kondensor, labu alas bulat,
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air suling, alkohol,
15 menit. Dicatat volume air yang tertera pada buret kemudian dihitung
alkohol dan asam klorida selanjutnya dibilas dengan air hingga bebas
labu alas bulat dan ditambahkan dengan 200 ml air suling. Dipanaskan labu
tidak kurang dari 15 menit kemudian dicatat volume minyak atsiri yang
Jeruk nipis
5 0,5 10
(Citrus aurantifolia)
Jeruk nipis
10 3,4 34
(Citrus aurantifolia)
IV.2 Pembahasan
alas bulat yang dimana di dalam labu alas bulat ini ada batu dirih yang
adanya perubahan dari gas ke cair. Cairan turun ke alat penampung dan
dimana dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
simplisia jeruk nipis sebanyak 10%. Syarat kadar air untuk simplisia pada
umumnya yaitu tidak lebih dari 10% (Departemen Kesehatan RI, 2017).
Sehingga, hasil pegujian kadar air yang diperoleh sesuai dengan pustaka.
metode destilasi atau penyulingan. Sampel berupa minyak atsiri, batu didih,
dan air suling dimasukkan ke dalam labu alas bulat. Terjadi pemanasan
minyak atsiri pada daun jeruk nipis sebesar kurang dari 15% (Kawiji dkk.,
2015). Hal ini tidak sesuai dengan pengujian yang didapatkan karena lebih
dari 15%.
tanaman berbeda, memiliki komposisi kimia yang berbeda, atau sifat tanah
dan kondisi agroklimatik. Selain itu, terdapat beberapa faktor lainnya seperti
kondisi dan ukuran serbuk rempah, pemilihan pelarut, kondisi ekstraksi dan
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
yang berbeda.
Al-Aamri, M. S., Al-Abousi, N. M., Al-Jabri, S. S., Alam, T., dan Khan, S. A.
2017. Chemical Composition and In-Vitro Antioxidant and Antimicrobal
Activity of Essential Oil of Citrus aurantifolia L. Leaves Grown in
Eastern Oman. Journal of Taibah University Medical Sciences. 13(2):
108-112.
Boekoesoe dan Jusuf. 2015. Pembuatan Larvasida dari Daun Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia) sebagai Pengganti Bubuk Abate. Gorontalo: LPM
Universitas Negeri Gorontalo.
Kawiji, Utami, L.U., Utami, R., dan Aryani, N.T. 2015. Ekstraksi Maserasi
Oleoresin Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix Dc): Optimasi Rendemen
Dan Pengujian Karakteristik Mutu. Agritech. 35(2): 178-184.
Wibaldu. 2016. Aktivitas Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) Terhadap Rayap Tanah (Coptotermes sp.). JKK. 5(1): 44-
51.
Volume air
%Kadar air = x 100%
Bobot sampel
0,5 ml
%Kadar air = x 100%
5g
= 10%
3,4 ml
%Kadar minyak atsiri = x 100%
10 g
= 34%