V. Prosedur Percobaan
2 Organoleptis :
a. Warna : Coklat kemerahan
b. Bau : Khas eugenol (cengkeh)
c. Konsistensi : Kental
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini seharusnya dilakukan pengujian kromatografi gas yang bertujuan
menentukan komponen dalam sampel serta menentukan jumlah (%) keberadaan
komponen dalam sampel. Namun karena keterbatasan alat dan bahan maka hanya
dilakukan pembuatan eugenol yang betujuan untuk melihan organoleptis dan rendemen
yang dihasilkan dari eugenol tersebut. Eugenol merupakan salah suatu komonen kimia
dalam minyak cengkeh yang memberikan bau dan aroma yang khas pada minyak
cengkeh. Eugenol yang terkandung dalam minyak cengkeh,memiliki tiga gugus
fungsional yaitu alil, hidroksi dan metoksi. Pada proses pembuatan eugenol dicampurkan
bahan dan pelarut dengan perbandingan 1:5 (20ml minyak cengkeh : 100 ml KOH
1,25N). Penambahan KOH 1,25N berfungsi untuk memisahkan eugenol dan non
eugenol. Selain itu penambahan KOH dilakukan karena, eugenol dapat diisolasi dengan
penambahan KOH. Jumlah KOH yang direaksikan harus proporsional dengan kandungan
eugenol dalam minyak cengkeh. Eugenol akan bereaksi dengan KOH membentuk
Kalium eugenolat yang larut dalam air. (Windari, dkk, 2009). Setelah itu dilakukan
proses pemanasan selama 10 menit dengan suhu 50oC, pemanasan yang dilakukan selama
10 menit agar terjadi reaksi yang spesifik, pemanasan dilakukan ketika larutan mulai
panas bukan ketika api dinyalakan sambil diaduk dengan magnetic stirrer. Kemudian
didiamkan kurang lebih selama 30 menit. Setelah reaksi berlangsung akan diperoleh dua
lapisan. Lapisan bawah ditampung, dimasukkan ke corong pisah untuk mengurangi
senyawa fenolat dibagian atas. Selanjutnya dilakukan proses pencampuran asam kuat,
lapisan bawah yang telah ditampung dicampur dengan 100 ml H2SO4 1,5N. Penambahan
larutan H2SO4 yang bertujuan untuk memisahkan kembali eugenol dengan ion kalium
yang mengikatnya. H2SO4 akan bereaksi dengan ion K+ yang terdapat dalam lapisan
Eugenolat menghasilkan garam. Sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan bawah berupa
air dan garam, serta lapisan atas yang berupa eugenol (Iskandar, 2016). Kembali
dilakukan proses pemanasan, pengadukan dengan magnetic stirer, didiamkan kembali,
dan dilakukan pemisahan kedua. Proses selanjutnya yaitu pencucian eugenol larutan yang
diperoleh dicuci dengan aquades perbandingan 1:1, hal ini bertujuan untuk melarutkan
garam dalam eugenol. Dilakukan pengukuran rendemen dari eugenol yang dihasilkan
sebesar 35% dan pengamatan organoleptis sudah sesuai dengan literatur hanya saja
warnanya menjadi coklat kemerahan. Hal ini terjadi karena proses pemanasan yang
mengubah warna minyak cengkeh menjadi lebih coklat kemerahan karena basa kuat yang
bersifat alkali.
VIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Eugenol dapat diperoleh dengan cara pemisahan atau isolasi minyak cengkeh
menggunakan basa kuat dan asam kuat serta pencucian dengan aquades.
2. Diperoleh eugenol dari minyak cengkeh yang berwarna coklat kemerahan, bau khas
eugenol(cengkeh), konsistensinya kental.
3. Rendemen yang dihasilkan dari eugenol minyak cengkeh adalah 35%
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2006. Standar Indonesia Minyak Daun Cengkeh. BSN. SNI 06-
2387.
Guenther E., (1990), Minyak Atsiri Jilid IV A. Edisi I UI. Press Jakarta.
Windari, Aprilia Hema S., Rosalina Djatmika., Elok Nuri Widyasari, Mega DonaIndriana dan
Mustangin. 2009. Isolasi Eugenol dari Minyak Cengkeh
LAMPIRAN