Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mata Kuliah : Kultur Jaringan Tanaman

Nama : Ni Ketut Karmini Sari


NIM : 1909482010095
Kelas : S1 Lintas Jalur
Topik : Jenis Kultur Jaringan dan Peningkatan Kualitas
Metabolit Sekunder dengan Teknik Kultur Jaringan

1. Mengapa tumbuhan adalah satu-satunya organisme yang dapat


dikembangkan dengan metode kultur jaringan?
2. Mengapa metabolit sekunder perlu dikembangkan produksinya dengan metode
kultur jaringan?
3. Metabolit sekunder yang bagaimana yang perlu dikembangkan dengan metode
kultur jaringan?
4. Apakah pertimbangan pemilihan jenis kultur?
5. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas produksi
metabolit sekunder dengan kultur jaringan!

JAWABAN:
1. Tumbuhan satu-satunya organisme yang dapat dikembangkan dengan metode
kultur jaringan, karena hanya tanaman yang memiliki sifat totipotensi dan
plastisitas tanaman yang merupakan prinsip dasar dari kultur jaringan.
Totipotensi merupakan kemampuan suatu sel tunggal tanaman untuk
berkembang menjadi tanaman utuh dengan membawa semua sifat genetis
induknya pada kondisi yang sesuai. Ketika sel dan jaringan tanaman dikultur
secara in vitro (non-konvensional), maka sel dan jaringan tersebut memiliki
plastisitas yang tinggi, dimana satu jenis jaringan atau organ dapat diubah
menjadi jaringan atau organ lainnya dan kemudian dikembangkan menjadi
tanaman utuh.
2. Untuk menghasilkan metabolit sekunder yang memiliki aktivitas farmakologis
dalam jumlah yang lebih banyak dan dalam kurun waktu yang lebih cepat
dibandingkan metode konvensional.
3. Metabolit sekunder yang perlu dikembangkan dengan metode kultur jaringan
yaitu metabolit sekunder yang dihasilkan dalam jangka waktu yang lama dengan
metode konvesional. Misalnya :Shikonin → Berasal dari akar tanaman
Lithospermum erythorhizon,
golongan naftakuinon yang digunakan dalam bidang farmasi dan pewarna. Pada
budidaya konvensional, pemanenan dilakukan setelah 3-4 tahun dan hanya
terdapat 1-2% shikonin dalam akar. Hal ini tidak menguntungkan untuk
industrialisasi sehingga diproduksi melalui kultur jaringan untuk mengurangi
waktu panen dan meningkatkan jumlah shikonin
Metabolit sekunder yang dikembangkan bila yang dihasilkan dengan metode
konvesional dengan harga yang mahal.
Misalnya : Vinkristin dan vinblastine → berasal dari tanaman Catharanthus
roseus dan tergolong metabolit sekunder alkaloid indol dengan aktivitas
farmakologis sebagai agen antikanker. Kedua senyawa tersebut secara alami
berada dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu sekitar 0,0003% - 2.56% dari total
kandungan alkaloid di C. roseus. Ketersediaan yang rendah disertai permintaan
yang tinggi, menyebabkan harga kedua senyawa ini sangat mahal. Oleh sebab
itu, dikembangkan metode produksi dengan kultur jaringan sehingga harga dapat
ditekan.
4. Pertimbangan pemilihan jenis kultur yaitu
 Media
Komposisi media nutrisi sangat mempengaruhi kualitatif dan
kuantitatif dari metabolit sekunder yang dihasilkan. Komposi tersebut
termasuk jenis bahan dalam media serta jumlah atau konsentrasi yang
digunakan. Ketersediaan media mempengaruhi jenis kultur jaringan yang
akan digunakan.
 Bagian tumbuhan yang tersedia (Asal Eksplan)
Asal eksplan sangat berpengaruh terhadap pemilihan jenis kultur
jaringan. Misalnya eksplan yang berasal dari bagian dari daun majemuk
mimba pada daun kedua dan ketiga cocok dikembangkan dalam kultur
kalur, sedangkan bila terdapat rimpang jahe atau temulawak cocok
dikembangkan dengan kultur tunas.
 Kandungan metabolit sekunde yang diinginkan
Kandungan metabolit sekunder yang diinginkan berperan penting
dalam pemilihan jenis kultur yang digunakan misalnya pada spesies
Solanacea yang menghasilkan alkaloid tropane di bagian akar maka
dilakukan kultur akar agar diperoleh alkaloid tropane.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas produksi metabolit
sekunder dengan kultur jaringan yaitu:
 komposisi media nutrisi
Komposisi media nutrisi sangat mempengaruhi kualitatif dan kuantitatif
dari metabolit sekunder yang dihasilkan. Komposi tersebut termasuk jenis
bahan dalam media serta jumlah atau konsentrasi yang digunakan.
Pengaruh media terhadap aspek kualitatif metabolit sekunder yaitu media
nutrisi mempengaruhi kecepatan pembentukan metabolit sekunder, media
nutrisi mempengaruhi proses pembentukan metabolit sekunder
 Seleksi sel
Seleksi klon pada kultur jaringan untuk mendapatkan lini sel dengan
produksi metabolic sekunder yang tinggi. Seleksi dapat dilakukan secara
visual, berdasarkan analisis kimia atau berdasarkan ukuran agregar sel.
Kemudian lini sel tersebut dikembangkan sebagai kultur metabolit baru.

Anda mungkin juga menyukai