Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TERSTRUKTUR FARMAKOGNOSI MINYAK ATSIRI

Disusun Oleh: Nama : Garnisha Utamas Nurdini NIM : G1F011030

Kelas : 2011 B

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2012

1. Pengertian dari Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah zat yang merupakan gabungan dari beberapa senyawa yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak essensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah sensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindung dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas berwarna gelap. Bejana tersebut diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana. Pengelompokkan tersebut juga didasarkan pada awal terjadinya minyak atsiri di dalam tanaman. Turunan terpenoid terbentuk melalui jalur biosintesis asam asetat mevalonat, sedangkan turunan fenil propanoid merupakan senyawa aromatik yang terbentuk melalui jalur biosintetis asam sikimat. Minyak atsiri memiliki sifat, diantaranya tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa; memiliki bau khas mewakili bau tanaman asalnya yang berbeda antara satu dengan lainnya; mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika menyentuh kulit; dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar; bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik, tidak stabil terhadap faktor lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari (terutama gelombang UV), dan panas karena terdiri dari beberapa penyusun yang berbeda; pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi spesifik karena banyak omponen penyusun yang memiliki atom C asimetrik; pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil; sangat mudah larut dalam pelarut organik. Berdasarkan kandungan kimiawinya, minyak atsiri dibagi dalam beberapa kelompok, yakni: 1. Kelompok yang mengkristal pada suhu rendah, misalnya stearoptena;

2. Kelompok senyawa yang dapat dipisahkan melalui proses destilasi bertingkat; 3. Kelompok senyawa yang dapat dipisahkan melalui kristalisasi bertingkat; 4. Kelompok senyawa yang pemisahannya melalui proses kromatografi; 5. Kelompok senyawa yang diisolasi melalui proses-proses kimia

2. Contoh Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiri Dalam tanaman, minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae), di dalam saluran minyak yang disebut vittae (famili Umbelliferae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae), terkandung di dalam semua jaringan (pada famili Coniferae). Pada bunga mawar, kandungan minyak atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu manis (sinamon) banyak ditemui pada kulit batang (korteks), pada famili Umbellliferae banyak terdapat dalam perikarp buah, pada Menthae sp. terdapat dalam rambut kelenjar batang dan daun, serta pada jeruk terdapat dalam kulit buah dan dalam helai daun. Contoh tanaman yang mengandung minyak atsiri adalah sebagai berikut: a. Lavandula angustifolia Mill (Lavender) Bagian yang diambil adalah Lavandulae flos terdiri atas bunga-bunga yang telah dikeringkan dari tanaman Lavandula angustifolia Mill, suku Lamiaceae atau Labiatae. Hasil dari tanaman ini adalah Lavender oil yang merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari pucuk-pucuk tanaman yang sedang berbunga dari tanaman Lavandula angustifolia Mill. (disebut minyak asing atau foreign oil), atau Lavandula intermedia Loisel (disebut minyak Inggris atau English oil) dengan cara penyulingan. Kandungan minyak atsiri. Lavandulae flos mengandung minyak atsiri 1-3% yang mengandung 30-50% linalilasetat. Kadar minyak atsiri ini bervariasi tergantung pada musim dan metode penyulingan. Terdapat juga linalool bebas dan campuran borneol, isoborneol, sineol, geraniol, nerol, timol. b. Myristicae fragrans Houtt (Pala) Bagian yang diambil adalah Myristicae semen yang merupakan biji berwarna coklat tua yang dikeringkan dari tanaman Myristicae fragrans Houtt dari suku Myristicaea, asli Indonesia, yaitu dari kepulauann Banda dan Maluku pada umumnya, serta dibudidayakan di pulau Sumatra dan Guyana Prancis.

Kandungan minyak atsiri. Komponen utamanya adalah - dan -pinena (80%) dan miristisn (10%), juga mengandung sedikit eugenol, isoeugenol, safrol, elemisin, kamfena, amfetamin, linalool, borneol, terpineol, dan geraniol. c. Asarum europaeum L. Bagian yang diambil adalah rimpang serta herbanya (Asari rhizoma c. herba) yang dikeringkan dari tanaman Asarum europaeum L. dan suku Aristolochiaceae. Kandungan minyak atsiri. Mengandung minyak atsiri 0,8-1,0 % yang mengandung isoasaron, isoeugenol. d. Menthae piperitae L (Menta/ Mint) Bagian yang diambil adalah Menthae piperitae folium yang merupakan daun yang telah dikeringkan dari tanaman Menthae piperitae L. dari suku Lamiaceae (Labiatae). Kandungan minyak atrsiri. Mengandung minyak atsiri 1,2%, senyawa terpena 4,510% dalam bentuk ester, dihitung sebagai mentilasetat, alkohol bebas minimum 44% dihitung sebagai mentol, dan 15-32% keton dihitung sebagai menton. Minyak atsiri yang terkandung di dalamnya termasuk golongan minyak atsiri alkohol. e. Eucalyptus globulus Labill., E. Fruticetorum F.v Mueller ex Miquel (Kayu Putih) Bagian yang diambil adalah Eucalypti folium yang merupakan daun yang dikeringkan dari tanaman Eucalyptus globulus Labill., E. Fruticetorum F.v Mueller ex Miquel dari suku Myrtaceae. Minyak kayu putih adalah minyak atsiri yang mengandung sineol yang diperoleh dari destilasi uap air dan rektifikasi dari daun segar atau ujung cabang segar dari berbagai spesies Eucalyptus. Hanya beberapa jenis pohon Eucalyptus yang dapat digunakan dan berkhasiat dalam pengobatan, yakni yang memiliki kadar sineol tinggi. Kandungan minyak atsiri. Kandungan daun Eucalyptus adalah minyak atsiri 2% yang mengandung komponen 70% sineol. Senyawa golongan sineol menurut ketentuan minyak mentha piperita, berbau piperiton dari -felandrena, -pinena, serta banyak jenis alkohol dan aldehida alifatik. Kandungan minyak atsiri di dalamnya termasuk ke dalam golongan minyak atsiri oksida. f. Foeniculum vulgare Miller (Buah Adas) Bagian yang diambil adalah Foeniculi fructus yang merupakan buah yang dikeringkan dari tanamanFoeniculum vulgare Miller dari suku Apiaceae (Umbelliferae). Kandungan minyak atsiri. Kandungan isinya, minyak atsiri 4%. Minyak atsirinya memberikan bau karakteristik dan rasa pahit, sedangkan komponen kimianya adalah fenkon, transanetol (50-70%) yang berbau khas. Komponen lainnya adalah metil-

kavikol (esdragol), anisaldehida, foenikulin, dan terpineol. Minyak atsiri yang terkandung di dalamnya termasuk ke dalam golongan minyak atsiri eter fenol. g. Pimpinella anisum L (Buah Adas Manis) Bagian yang diambil adalah Anisi fructus yang merupakan buah masak yang dikeringkan dari tanaman Pimpinella anisum L. dari suku Apiaceae (Umbelliferae). Kandungan minyak atsiri. Farmakope mensyaratkan kadar minyak atsiri 2,0% dan trans-anetol 80-90%, sedangkan untuk anis bintang disyaratkan kadar minyak atsirinya 10%. Buah adas manis kering sebenarnya mengandung minyak atsiri 2-3%, praktis sama dengan kandungan minyak atsiri pada anis bintang. Kedua minyak ini memiliki kandungan utama trans-anetol 80-90%. Selain anetol, ditemukan juga isomernya, yaitu metil-kavikol yang tidak berbau adas. Kekhasan minyak adas ini adalah kandungan senyawa ester asam 2-metilbutirat dengan 4-metoksi-2-fenol. Komponen lain adalah anisaldehida, asinketon, asam anis, terpineol, dan D-limonena. h. Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak) Bagian yang diambil adalah Curcumae xanthorrhizae rhizoma yang merupakan rimpang yang dikeringkan dari tanaman Curcuma xanthorrhiza Roxb. dari suku Zingiberaceaea. Rimpang induk dan anaknya diambil dari dalam tanah, dibersihkan, direbus atau dikukus, dan dikeringkan. Kandungan minyak atsiri. Kandungan dalam temulawak adalah minyak atsiri 5% yang komponenn utamanya adalah turunan disinamoilmetana 1% dihitung sebagai kurkumin. Sementara itu, FI IV mensyaratkan temulawak mengandung ssedikitnya 8% minyak atsiri. Minyak atsiri berbau harum (5%) mengandung senyawa sesquiterpena (seperti zingiberena yang kadarnya 25%), sesquiterpena alkohol dan keton, serta monoterpena, 1-sikloisopren-mirsena antorizol. i. Coriandrum sativum (Ketumbar) Bagian yang diambil adalah Coriandri fructus yang merupakan buah hampir masak yang dikeringkan dari tanaman Coriandrum sativum L. dari suku Apiaceaea. Kandungan minyak atsiri. Coriandri fructus harus mengandung minyak atsiri 0,5%. Minyak atsiri ini 40% terdapat di dalam kulit buah dan 60% di dalam biji. Komponen minyak atsiri antara lain, 60-70% linalool, 20% berbagai senyawa hidrokarbon lain, seperti -pinena, limonena, geraniol, borneol. Kandungan minyak lemak tinngi (1628%) dan protein (11-17) di dalam sisa penyulingan menyebabkan sisa penyulingan sangat bermanfaat untuk makanan ternak.

j. Syzygium aromaticum L., Eugenia caryophyllata Thunb. (Cengkeh) Bagian yang diambil adalah Caryophylli flos yang merupakan kuncup bunga yang dikeringkan dari tanaman Syzygium aromaticum L., Eugenia caryophyllata Thunb. dari suku Myrtaceaea. Kandungan minyak atsiri. Farmakope mensyaratkan kandungan minyak atsirinya 15%, kadar fenol dan aseteugenol 80%. Komponen yang menentukan minyak atsiri adalah eugenol (80-88%), aseteugenol (10-15%), -dan -kariofilena (5-12%) serta kariofilenepoksida. Keseluruhannya mencapai 99% dari minyak, sedangkan aroma cengkeh dan minyak cengkeh ditentukan oleh metilheptil-keton. Minyak atsiri yang terkandung di dalamnya termasuk minyak atsiri fenol. k. Tanacetum vulgare L (Tanaceti) Bagian yang diambil adalah Tanaceti flos yang merupakan bunga yang dikeringkan dari tanaman Tanacetum vulgare L. atau Chrysanthemum vulgare L. Bernh.) dari suku Asteraceaea. Kandungan minyak atsiri. Mengandung minyak atsiri 0,5-1,5 %. Berdasarkan struktur dasar kimianya, komponen minyak atsiri dibedakan menjadi tipe tujon, tipe kamfor, tipe monoterpena hidrokarbon, tipe ester monoterpena, tipe sesquiterpena. Di dalam tiap tipe minyak atsiri terdapat komponen utama dengan kadar 70-90%, selain itu, ada asetilena dan senyawa poliena. l. Rosa damascena Mill (Mawar) Bagian yang diambil adalah bunga yang dikeringkan dari tanaman Rosa damascena Mill. dari suku Rosaceaea yang menghasilkan minyak mawar. Kandungan minyak atsiri. Mengandung 2,0% minyak atsiri yang terdiri dari sitronelol, geraniol, netrol, linalool, fenil etil alkohol, stereoptena, karvon. m. Zingiber officinale Roscoe (Jahe) Bagian yang diambil adalah rimpang yangg diambil dari tanaman Zingiber officinale Roscoe dari suku Zingiberaceaea yang menghasilkan minyak jahe (ginger oil). Kandungan minyak atsiri. Mengandung 3,5% minyak atsiri terdiri dari oleoresin, zingiberena, zingiberol, zingenol, sineol, geraniol, borneol, linalool. n. Cymbopogon nardus Rendle (Sereh) Minyak sereh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara distilasi uap daun tanaman sereh. Dalam perdagangan dikenal dua tipe minyak sereh, yaitu tipe Ceylon dan tipe Jawa. Minyak sereh tipe Ceylon diperoleh dari distilasi daun Cymbopogon

nardus Rendle atau Lenabatu, sedangkan minyak sereh tipe Jawa diperoleh dari Cymbopogon winterianus Jowitt atau Mahapengiri. Kandungan minyak atsiri. Senyawa utama penyusun minyak sereh adalah sitronelal, sitronelol, dan geraniol. Gabungan ketiga komponen utama minyak sereh dikenal sebagai total senyawa yang dapat diasetilasi. Ketiga komponen ini menentukan intensitas bau harum, nilai dan harga minyak sereh. Menurut standar pasar internasional, kandungan sitronelal dan jumlah total alkohol masing-masing harus lebih tinggi dari 35%.

3. Metabolit Sekunder Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiri a. Lavandula angustifolia Mill (Lavender). Metabolit sekunder dalam tanaman ini adalah 30-50% linalilasetat. Terdapat juga linalool bebas dan campuran borneol, isoborneol, sineol, geraniol, nerol, timol. Borneol (C10H18O) banyak tersebar di alam sebagai komponen minyak atsiri. Di bidang industri borneol murni bersama juga isoborneol digunakan sebagai bahan baku penyusun parfum dan bahan pengester. Borneol murni bersifat racun, mengakibatkan kekacauan mental dan bingung. 1,4-cineol atau 1,4-sineol (IUPAC: (1s,4s)-1-isopropyl-4-methyl-7

oxabicyclo[2.2.1]heptane) adalah satu dari dua macam cineol yang ditemukan di alam. 1,4 cineol adalah monoterpenoid yang biasa dijumpai bersama-sama dengan 1,8-cineol pada berbagai rempah-rempah, misalnya pada rimpang temu-temuan serta buah kemukus. Geraniol banyak ditemukan dalam berbagai minyak atsiri yang ada di alam. Geraniol merupakan bentuk asiklik monoterpene. Timol biasa digunakan sebagai terapi kanker. Akan tetapi, timol ini biasa bercampur dengan banyak senyawa lain di alam. b. Myristicae fragrans Houtt (Pala) Metabolit sekunder utamanya adalah - dan -pinena (80%) dan miristisn (10%), juga mengandung sedikit eugenol, isoeugenol, safrol, elemisin, kamfena, amfetamin, linalool, borneol, terpineol, dan geraniol. - dan -pinena merupakan bisiklik monoterpene yang dapat dianalisa dengan berbagai metode seperti kromatografi lapis tipis dan kromatografi biasa. Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-propenil)fenol. Ia dapat

dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-senyaw fenol. Warnanya bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut pada pelarut organik. Kamfena (C10H16) menjadi bahan penyusun minyak atsiri jahe, dan minyak sereh, dan juga ditemui dalam familia Lauraceae. Linalool merupakan bentuk asiklik monoterpene dari minyak atsiri. c. Asarum europaeum L. Metabolit sekunder yang ada di dalamnya adalah isoasaron, isoeugenol. Isoasaron merupakan komponen spesifik dalam tanaman asarum ini, sedangkan isoeugenol memiliki penyusun yang sama dengan eugenol. d. Menthae piperitae L (Menta/ Mint) Metabolit sekundernya berupa senyawa metilasetat, sebagai mentol, dan menton. Metilasetat merupakan hasil biosintesis turunan fenil propanoid. Mentol merupakan salah satu senyawa minyak atsiri yang banyak digunakan secara luas pada bidang obat-obatan, kosmetik, dan produk-produk lainnya. Mentol terbentuk melalui hasil hidrogenasi isopulegol menggunakan bantuan katalis, yang mana isopulegol merupakan hasil dari proses siklisasi minyak sitornelal. Proses pembentukan mentol dari sitronela terjadi melalui dua tahap, yakni siklisasi dan hidrogenasi. Proses siklisasi terjadi saat pembentukan isopulegol dari sitronela pada kondisi asam. Sedangkan, proses hidrogenasi terjadi saat perubahan isopulegol menjadi mentol. Menton merupakan bentuk monosiklik monoterpene, sama seperti mentol. e. Eucalyptus globulus Labill., E. Fruticetorum F.v Mueller ex Miquel (Kayu Putih) Metabolit sekunder penyusunnya adalah sineol. Bau piperiton dari -felandrena, pinena, serta banyak jenis alkohol dan aldehida alifatik. -felandrena dapat dianalisis dengan kromatografi cair dan kromatografi lapis tipis. Terdapat dalam banyak tanaman di alam. f. Foeniculum vulgare Miller (Buah Adas) Metabolit sekunder penyusunnya adalah fenkon, transanetol (50-70%) yang berbau khas. Komponen lainnya adalah metil-kavikol (esdragol), anisaldehida, foenikulin, dan terpineol. Ketiganya dapat dianalisis dengan kromatografi cair dan kromatografi lapis tipis. Foenikulin merupakan komponen spesifik dari kandungan minyak atsiri buah adas.

g. Pimpinella anisum L (Buah Adas Manis) Metabolit sekunder yang ada di dalamnya memiliki kandungan utama trans-anetol 8090%. Selain anetol, ditemukan juga isomernya, yaitu metil-kavikol yang tidak berbau adas. Komponen lain adalah anisaldehida, anisketon, asam anis, terpineol, dan Dlimonena. Terpineol dan Limonena merupakan bentuk monosiklik monoterpene h. Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak) Metabolit sekunder dalam temulawak adalah utamanya adalah turunan

disinamoilmetana 1% dihitung sebagai kurkumin. Senyawa sesquiterpena (seperti zingiberena yang kadarnya 25%), sesquiterpena alkohol dan keton, serta monoterpena, 1-sikloisopren-mirsena antorizol. Kurkumin merupakan komponen spesifik pada temulawak. i. Coriandrum sativum (Ketumbar) Metabolit sekunder yang ada di dalamnya meliputi 60-70% linalool, 20% berbagai senyawa hidrokarbon lain, seperti -pinena, limonena, geraniol, borneol. Senyawa-senyawa tersebut sama seperti yang telah dijelaskan sedikit di atas. j. Syzygium aromaticum L., Eugenia caryophyllata Thunb. (Cengkeh) Metabolit sekunder yang ada di dalamnya adalah eugenol (80-88%), aseteugenol (1015%), -dan -kariofilena (5-12%) serta kariofilenepoksida. Kariofilena merupakan bisiklik sesquiterpene. k. Tanacetum vulgare L (Tanaceti) Metabolit sekunder di dalamnya dibedakan menjadi tipe tujon, tipe kamfor, tipe monoterpena hidrokarbon, tipe ester monoterpena, tipe sesquiterpena. Tujon (C10 H16 O) Ini adalah bisiklik monoterpene. Memiliki sifat psikoaktif bahkan pada dosis rendah (2mg/kg berat badan), kemudian menunjukkan kepada gairah umum dan keracunan sedikit secara parsial (ringan, berat) dan perubahan persepsi. Sama seperti tujon, kamfor juga merupakan bisiklik monoterpene. l. Rosa damascena Mill (Mawar) Metabolit sekunder di dalamnya adalah sitronelol, geraniol, netrol, linalool, fenil etil alkohol, stereoptena, karvon. Karvon merupakan momosiklik monoterpene. m. Zingiber officinale Roscoe (Jahe) Metabolit sekundernya adalah oleoresin, zingiberena, zingiberol, zingenol, sineol, geraniol, borneol, linalool.

Oleorisin, zingiberena, zingiberol, zingenol merupakan komponen spesifik untuk suku Zingiberaceaea. n. Cymbopogon nardus Rendle (Sereh) Metabolit sekunder utama penyusun minyak sereh adalah sitronelal, sitronelol, dan geraniol. Ketiganya membentuk suatu kekhasan, sehingga minyak sereh memiliki bau spesifik, serta rasa yang spesifik pula.

4. Struktur dari Metabolit Sekunder Dalam Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiri Berdasarkan tanaman yang telah disebutkan di atas, berikut struktur untuk beberapa metabolit sekunder yang ada dalam tanaman di atas. Metabolit Sekunder Linaliilasetat Lavender Tanaman Gambar Struktur

Linalool

Lavender,

Pala,

Ketumbar, Mawar, Jahe

Sineol

Lavender, Kayu Putih, Jahe

Timol

Lavender

Miristisin

Pala

Eugenol

Pala, Cengkeh

Terpineol

Pala, Buah Adas

Mentol

Mint

Menton

Mint

-Felandreana

Kayu putih

Transanetol

Buah adas

Metil-kavikol

Buah adas

Anisaldehide

Buah adas

Limonena

Ketumbar

Aseteugenol

Cengkeh

Kamfor

Tauceti

Tujon

Tauceti

Karvon

Mawar

5. Khasiat Tanaman dan Metabolit Sekunder pada Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiri a. Lavandula angustifolia Mill (Lavender). Khasiatnya, selain secara tradisional digunakan sebagai karminatif, juga digunakan untuk mengobati tekanan darah rendah, analgetikum, bahan pewangi sabun, parfum, korigen odoris. b. Myristicae fragrans Houtt (Pala) Khasiatnya adalah sebagai penenang pada saraf pusat, senyawa seperti amfetamin, miristisin, dan elemisin adalah kandungan yang menimbulkan efek halusinasi. Khasiat lain adalah bahan pewangi, parfum, korigen odoris, penenang, analgetikum. c. Asarum europaeum L. Khasiatnya, rimpang dari asari digunakan sebagai ekspektoran, obat

bronkospasmolitik, antiemetik, anastetik lokal, dan antibakteri. d. Menthae piperitae L (Menta/ Mint) Khasiatnya adalah sebagai spasmolitik, menstimulasi sekresi lendir dan tempat empedu serta antiseptik, dan digunakan sebagai bronkolitik, karminatif, dan kolagogum. Mentol memiliki khasiat anastesi dan mendinginkan, karena itu digunakan dalam berbagai bentuk obat luar untuk mengurangi rasa sakit. e. Eucalyptus globulus Labill., E. Fruticetorum F.v Mueller ex Miquel (Kayu Putih) Khasiatnya, minyak kayu putih dan sineol memiliki khasiat antiseptik, sekretolitik, dan sekretomotorik, digunakan sebagai ekspektoran. f. Foeniculum vulgare Miller (Buah Adas) Khasiatnya, buah adas bersama minyak atsirinya digunakan di dalam pengobatan karena khasiat sekretolitiknya dan juga karena bersifat spasmolitik, karminatif, dan antimikroba. Oleh karena itu, buah adas digunakan terutama untuk mengobati anakanak, yaitu sebagai obat batuk ekspektoran sekaligus sebagai karminatif dan penambah nafsu makan. g. Pimpinella anisum L (Buah Adas Manis) Khasiatnya, buah adas manis dan minyaknya digunakan dalam pengobatan sebagai sekretolitik dan juga karena bersifat spasmolitik, karminatif, dan antimikroba. Juga sebagai obat batuk ekspektoran. h. Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak)

Khasiatnya, minyak atsirinya mempunyai khasiat koleretik, sedangkan kurkuminnya berkhasiat koleretik dan kolekinetik sehingga rimpangnya di dalam pengobatan digunakan sebagai kolagogum. i. Coriandrum sativum (Ketumbar) Khasiatnya, ketumbar digunakan dalam obat spasmolitik, stomakik, dan karminatif. Juga digunakan sebagai bahan pewangi sabun, parfum, bumbu, bahan jamu, korigen odoris. j. Syzygium aromaticum L., Eugenia caryophyllata Thunb. (Cengkeh) Khasiatnya, selain sebagai sumber minyak atsiri, cengkeh mempunyai khasiat sebagai anastetik lokal dan desinfektan sehingga digunakan dalam berbagai obat luar, obat gigi, atau obat kumur. Karena sifat antiflogistiknya, cengkeh digunakan sebagai obat rematik dan obat batuk. k. Tanacetum vulgare L (Tanaceti) Khasiatnya, simplisia dan minyak atsirinya mengandung tujon berkhasiat sebagai obat cacing. Sifat toksiknya mengakibatkan aborsi yang muncul jika digunakab dalam takaran tinggi. Takaran mematikan minyak ini untuk orang dewasa adalah 15-30 gram. l. Rosa damascena Mill (Mawar) Khasiatnya, sebagai bahan pewangi sabun, parfum, korigen odoris. m. Zingiber officinale Roscoe (Jahe) Khasiatnya, sebagai bahan pewangi permen, parfum, korigen odoris, karminatif. n. Cymbopogon nardus Rendle (Sereh) Khasiatnya, Minyak daun sereh dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk menolak serangga, seperti nyamuk dan semut.

6. Daftar Pustaka Gunawan, Didik, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1, Penebar Swadaya, Jakarta. Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Terbitan Kedua, Penerbit ITB, Bandung. Wiryowidagdo, Sumali, Kimia & Farmakologi Bahan Alam Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai