ABSTRAK
Pada percobaan kesetimbangan fasa cair-cair dan cair-uap, praktikan
melakukan pengukuran indeks bias terhadap pelarut murni dan campuran metanol
dan etanol dengan menggunakan refraktometer. Dari data tersebut, praktikan dapat
membuat kurva hubungan antara indeks bias terhadap komposisi. Berdasarkan kurva
tersebut, menunjukkan bahwa fraksi mol metanol berbanding terbalik dengan indeks
biasnya. Pada destilasi campuran biner, praktikan melakukan destilasi untuk
memperoleh destilat dari campuran pelarut methanol dan ethanol. Dengan
memanaskan campuran pelarut tersebut, maka komponennya akan mengalami
penguapan kemudian mengalami kondensasi dan menghasilkan destilat. Mengukur
indeks bias dari destilat. Praktikan memperolehkurva hubungan antara titik didih
dengan indeks bias dan titik didih dengan volatilifitas relatif (YA).
In the experimental phase equilibrium liquid-liquid and liquid - vapor ,
praktikan measurement of the refractive index of the pure solvent and a mixture of
methanol and ethanol by using a refractometer . From these data , the practitioner can
make a curve relationship between the refractive index of the composition . Based on
the curve , showing that the mole fraction of methanol is inversely proportional to the
refractive index . In a binary mixture distillation , praktikan perform distillation to
obtain a distillate from a mixture of methanol and ethanol. By heating the solvent
mixture , the components will undergo evaporation and then condenses and produces
distillate . Measure the refractive index of the distillate . Praktikan memperolehkurva
relationship between the boiling point of refractive index and boiling point with
relative volatilifitas ( YA) .
I. PENDAHULUAN
Suatu proses pemisahan komponen satu dengan komponen lainnya dalam suatu
campuran berdasarkan perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan
dipisahkan disebut dengan distilasi. Pada keadaan setimbang komposisi cairan dan
komposisi uap berbeda. Pada fasa uap akan mengandung lebih banyak komponen yang
volatil atau mudah menguap daripada fasa cair. Pada proses distilasi, cairan akan
teruapkan dan mengalami kondensasi lalu menghasilkan distilat. Komponen dengan titik
didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu [1].
Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dari dua atau lebih
komponen ( zat yang jumlahnya bisa diverivikasi secara independen .Biasanya yang
digunakan adalah campuran padatan dan cairan, meskipun campuran gas juga
homogen.Dimulai dengan larutan ideal, yang didefinisikan sebagai larutan yang dalam
potensial kimia dari masing –masing komponen diberikan untuk semua komposisi
dengan rumus senyawanya. [2]
Diagram fase dari zat murni menunjukkan daerah tekanan dan suhu di mana
berbagai tahapan yang adalah termodinamika stabil (Gambar 1.1). Garis memisahkan
daerah, yang disebut batas fase (atau kurva koeksistensi), menunjukkan nilai-nilai p dan
T di mana dua fase hidup berdampingan dalam keseimbangan dan potensi kimia mereka
adalah sama [3].
uap parsial dari campuran yang merupakan larutan ideal dapat dihubungkan dengan
Hukum Raoult sebagai berikut [5] :
pA=xA.p*A pB=xB.p*B
dimana pA adalah tekanan parsial komponen A, pB adalah tekanan parsial komponen B,
p*A adalah tekanan uap murni komponen A dan p*B tekanan uap murni komponen B [5].
II. METODOLOGI
II.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah 1 set destilator sederhana, 1 set refraktometer, 4 buah gelas
kimia 100 mL, 2 pipet ukur 10 mL, tabung reaksi 15 buah, rak tabung reaksi 1 buah,
pipet tetes 2 buah, botol aquades.
Disiapkan 7 buah tabung reaksi dan diisi dengan campuran pelarut sesuai tugas
dari asisten. Dibuat komposisi campuran sesuai Tabel 1, kemudian dihitung fraksi mol
setiap komponen. Untuk pelarut murni tidak perlu disiapkan dalam tabung reaksi tetapi
langsung dilakukan pengukuran indeks bias.
Volume (mL)
No I II III IV V VI VII
Dibersihkan tempat sampel pada refraktometer dengan menggunakan aseton 1-2 tetes
dan dilakukan pengukuran indeks bias campuran pada Tabel 1. Dibuat kurva antara
indeks bias sebagai fungsi komposisi.
Dibuat 2 seri campuran biner untuk jenis pelarut yang sama dengan Tabel 1 dan
dibuat komposisi sesuai Tabel 2. Disiapkan set alat destilasi sederhana dengan
menggunakan penangas heating mantle atau penangas air ( disesuaikan dengan jenis
pelarut yang ditugaskan asisten).
Volume (mL)
No I II
Pelarut I 20 20
Pelarut II 4 6
Dimasukkan campuran (1) kedalam labu bundar, kemudian dipasang pada alat
destilasi yang telah disiapkan. Dialirkan air pendingin melalui kondensor, kemudian
dihidupkan penangas dan dilakukan destilasi campuran. Ditampung komponen yang
keluar (destilat) untuk setiap 2 mL dan dicatat temperature saat awal pelarut keluar
hingga tercapai volume yang diinginkan. Dilakukan cara yang sama untuk setiap fraksi
yang keluar hingga diperoleh 7 kali pengamatan. Setiap fraksi ditampung dalam tabung
yang berbeda. Diukur indeks bias destilat untuk setiap fraksi. Destilasi dihentikan untuk
campuran 1 diatas, campuran dikeluarkan dan dibuang dalam botol penampung yang
telah disiapkan. Dibersihkan labu bundar dan bagian dalam kondensor. Dilakukan
prosedur yang sama untuk komposisi campuran 2.
1.34
Indeks Bias
1.33
y = -0.0013x + 1.3312
R² = 0.593
1.32
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Fraksi Mol
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum mengenai kesetimbangan cair-cair dan cair uap diperoleh
grafik hubungan antara indeks bias dengan fraksi mol. Secara teori indeks bias
berbanding terbalik dengan fraksi mol tetapi dari grafik yang didapatkan, fraksi mol
tidak berbanding terbalik dengan indeks bias. Pada percobaan distilasi campuran biner
diperoleh grafik hubungan kesetimbangan antara uap dan cairan. Grafik tersebut
memperlihatkan hubungan fraksi mol terhadap temperatur. Secara teoritis temperatur
berbanding terbalik dengan fraksi mol tetapi dari grafik yang didapatkan, fraksi mol
tidak berbanding terbalik dengan temperatur.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Sunarinda, Reno, 2015, Kesetimbangan Fasa Cair-Cair dan Cair Uap, Universitas
Pasundan, Bandung.
[2] Montimer, Robert G, 2008, Phisical Chemistry Third Edition, Elsevier Academic
Press, Canada.
[3] Atkins, Peter., Paula, J, 2010, Phisical Chemistry Ninth Edition, Oxford University
Press, New York.
[4] Potoff, Jeffrey J., J. Ilja Siepman, 2001, Vapor- Liquid Equilibria of Mixtures
Containig Alkanes, Carbon Dioxide, and Nitrogen, AIChE Journal, 47(7) : 1676-
1682.
[5] Mao, S., Zhenhao Duan., Wenxuan Hu, 2009, A Vapor- Liquid Phase Equilibrium
Model for Binari CO2-H2O and CH4-H2O System Above 523K for Application to
Fluid Inclusion, Journal of Supercritical Fluid, 2(2) : 13-21.