Anda di halaman 1dari 24

I.

JUDUL PERCOBAAN :
Destilasi Fraksinasi
II. TANGGAL PERCOBAAN :
Jum’at, 30 September 2022
III. WAKTU PERCOBAAN :
08:00 – 11:00
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menentukan indeks bias destilat
2. Menentukan persentase kemurnian destilat
V. DASAR TEORI
Destilasi merupakan proses pemisahan atau pemurnian dua
atau lebih senyawa berdasarkan perbedaan titik didih cairan pada
tekanan tertentu yaitu dengan cara memanaskan Serta mengalirkan uap
ke alat pendingin (kondensor) dan mengumpulkan hasil pengembunan
sebagai zat cair destilasi bertujuan untuk memurnikan zat cair pada titik
didihnya, memisahkan campuran cairannya dari zat cair lainnya yang
mempunyai titik didih yang berbeda dan untuk mengkristalkan bahan
padat yang terlarut (Dirga, 2021).

Dasar pemisahan destilasi yaitu pada perbedaan titik didih


yang jauh atau dengan salah satu komponen yang bersifat volatil. Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didihnya, juga
perbedaan kavolatilannya yaitu cenderung substansi untuk menjadi gas
dan destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer (Anto, 2020)

Prinsip kerja destilasi yaitu pada perubahan fase cairan


menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan,
Destilasi juga suatu proses pemurnian untuk senyawa padat yaitu suatu
proses yang didahului dengan Penguapan senyawa cair dengan
memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang
akan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat
atau senyawa cair yang murni. Dasar pemisahan pada destilasi adalah
perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu, pemisahan dengan
destilasi mengakibatkan pengupan differensial dari suatu campuran
cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan (Fathia Salsabila Emmaputri,
2018).

Dalam destilasi pada suhu tertentu cairan yang setimbang


dengan uapnya mempunyai komposisi yang berbeda dan uap selalu
lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatil dan sebaliknya
cairannya kurang mengandung komponen yang kurang volatil. Pada
suhu yang berbeda komposisi uap cairanya akan berbeda menyebabkan
komposisi uap cairannya akan berbeda dan menyebabkan komposisi
uap yang setimbang dengan cairannya akan berubah sejalan dengan
Perubahan suhu.

Jika dua atau lebih senyawa cairan dicampurkan, maka


senyawa tersebut akan memiliki tekanan uap yang lebih kecil daripada
tekanan uap murni senyawa tersebut. Hubungan tekanan uap dan
tekanan uap murni pada senyawa tersebut adalah

Pt = PA + PB = XA .𝑃𝐴0 + 𝑋𝐵 . 𝑃𝐵0

Hubungan pebandingan antara PA dan PB adalah

𝑃𝐴 𝑌𝐴 𝑋𝐴 . 𝑃𝐴0 𝑋𝐴
= = 0 =𝑎
𝑃𝐵 𝑌𝐵 𝑋𝐵 . 𝑃𝐵 𝑋𝐵

Dengan a adalah volatitas relative terhadap B, yang


merupakan perbandingan tekanan uap murni komponen-komponen
tersebut. Jika komponen A lebih volatile daripada B, maka 𝑃𝐴0 > 𝑃𝐵0 dan
𝑌 𝑋
juga 𝑌𝐴 lebih besar dari 𝑋𝐴 .
𝐵 𝐵

Menurut titik didihnya destilasi dibedakan menjadi destilasi


biasa. Destilasi bertingkat (fraksinasi) destilasi uap dan destilasi vokum.

Destilasi bertingkat (fraksinasi) merupakan proses pemisahan


parsial diulang berkali-kali dimana setiap kali terjadi pemisahan lebih
lanjut dan campurannya memiliki rentan volatilitas yang dekat antar
komponennya proses yang dilakukan berulang-ulang ini dilakukan agar
dihasilkan destilat murni dari komponen yang lebih volatil dan residu
murni dari komponen yang kurang volatil (Budi Arifin, 2017)

Fungsi destilasi fraksinasi yaitu memisahkan komponen -


komponen cair dua atau lebih dari suatu larutan berdasarkan Perbedaan
titik didih. Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan
perbedaan titik didih kurang dari 20℃ dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah.

Destilasi fraksinasi dilakukan dengan refluks parsial karena


luas permukaan dalam kolom fraksinasi yang digunakan
memungkinkan terjadinya kesetimbangan uap-cair. Butir-butir uap yang
terbentuk akan mengembun kembali ketika menumpuk kolom dan
mengembun menjadi zat cair, lalu menguap lagi, uap yang naik
berlangsung bersama-sama dengan cairan yang turun sampai akhirnya
tercapai tunak 8 ada gradien suhu dimana bagian atas lebih rendah
suhunya dibandingkan bagian bawah kolom. Uap pada bagian atas
kolom mengandung komponen cairan yang paling atsiri, sedangkan
yang kurang ateri terdapat dibagian bawah kolom (Afifa Radhina, 2022)

Destilat yang dihasilkan dapat dicari indeks biasnya dengan


alat yang bernama refraktometer. Jika seberkas cahaya dari udara
masuk kedalam air, maka akan dibiaskan hingga arahnya berubah.
Besarnya perubahan ini dipengaruhi oleh jenis atom dan susunannya di
dalam molekul. Indeks refraksi didefinisikan sebagai nisbah kecepatan
cahaya di dalam hampa dan di dalam zat cair, atau dinyatakan dengan
rumus:

sin 𝑖
𝑛=
sin 𝑝

Dengan p adalah sudut refraksi setelah memasuki zat cair.


Indeks bias diukur bukan dalam ruang hampa, tetapi dalam
udara, Untuk memperoleh reflaksi mutlak, yaitu dengan pengukuran
indeks refraksi berdasarkan udara dikalikan dengan 1,00029. Indeks
reflaksi fluida bergantung pada suhu dan tekanan. Jika suhu dan
tekanan berbeda, maka kerapatan atom-atom dalam molekul berbeda
pula. Berdasarkan teori elektromagnetik cahaya, lorentz menunjukkan :

1 𝑛2 − 1
𝑟= . 2
𝑑 𝑛 +2

Dengan r adalah refraksi yang tidak bergantung suhu dan


tekanan dan d adalah massa jenis.

Jika refraksi khusus dikalikan dengan massa molekul relative,


akan didapatkan refraksi molar (rm).

Indeks bias berbanding terbalik dengan persen kemurnian


destilat, indeks biasnya semakin kecil.

VI. ALAT DAN BAHAN


• Alat
1. Labu Destilasi 1 buah
2. Kolom Fraksinasi 1 buah
3. Kondensor 1 buah
4. Tabung Reaksi 3 buah
5. Termometer 1 buah
6. Selang 2 buah
7. Statif 2 buah
8. Klem 3 buah
9. Gelas Kimia 100 ml 1 buah
10. Gelas ukur 10 ml 1 buah
11. Refraktometer 1 buah
12. Pipet Tetet secukupnya
• Bahan
1. Spirtus 100 mL
2. Aquades Secukupnya
3. Metanol 30%
4. Metanol 40%
5. Metanol 50%
6. Metanol 60%
7. Metanol 70%
8. Metanol 80%
9. Metanol 95%
VII. ALUR PERCOBAAN
100 ml spirtus

1. Dimasukkan ke dalam labu ukur


destilasi
2. Dipanaskan sampai suhu 64,5℃
3. Ditunggu hingga destilasi keluar

Destilat

4. Ditampung ke dalam erlenmeyer, setiap


10 ml destilat yang keluar
5. Diukur indeks bias destilat
menggunakan refraktometer
Indeks bias destilat

6. Dibandingkan indeks bias destilat


dengan indeks bias metanol 95 %,
80 %, 70 %, 60 %, 50 %, 40 %, 30
%
7. Dihitung % kemurnian destilat
% Kemurnian Destilat

Reaksi : CH3OH (aq) → CH3OH (l)


VIII. HASIL PENGAMATAN
No. Alur percobaan Hasil percobaan Dugaan/reaksi Kesimpulan
perc
1. Sebelum Sesudah CH3OH(aq) + pada percobaan ini
100 ml spiritus • Spiritus → • Hasil destilat CH3OH(l) → dapat disimpulkan
larutan berwarna tidak berwarna CH3OH(l) bahwa indeks bias
1. Dimasukkan kedalm labu ungu • Indeks bias destilat 1,325 dan
destilasi • Aquades → destilat Indeks bias metanol nilai presentase
2. Dipanaskan sampai larutan tidak Tabung 1 = (teori) kemurnian destilat
64,5oC berwarna 1,325 100% = 1,323
3. Ditunggu hingga destilat • Metanol → Tabung 2 = 95% = 1,328 95% = 1,329
keluar larutan tidak 1,325 80% = 1,3333 80% = 1,336
Destilat berwarna Tabung 3 = 70% = 1,3370 70% = 1,337
1,325 60% = 1,3372 60% = 1,3384
4. Ditampung kedalam • Persen 50% = 1,3395 50% = 1,3394
erlenmeyer setiap 10 ml kemurnian 40% = 1,3410 40% = 1,3373
destilat yang dihasilkan destilat 30% = 1,3401 30% = 1,3362
5. Diukur indeks biasnya 100% = 1,323 (Siti khodijah,2008) Persen kemurnian
menggunakan 95% = 1,329 destilat 98%
refaktometer 80% = 1,336
Indeks bias destilat 70% = 1,337
60% = 1,3384
6. Dibandingkan indeks bias 50% = 1,3394
destilat dengan indeks 40% = 1,3373
bias metanol 95% , 80% , 30% = 1,3362
70% , 60% , 50% , 40% ,
30%
7. Hitung % kemurnian
destilat
% kemurnian destilat
IX. PEMBAHASAN
Pada percobaan destilasi fraksinasiini bertujuan untuk
menentukan indeks bias destilat dan menentukan persentase kemurnian
destilat. Langkah pertama spirtus berwarna ungu dimasukkan kedalam
labu destilasi lalu labu destilasi dirangkai engan pendinginan refluks
dan kondesor. Pendingina refluks ini digunakan agar destilat yang
didapatkan lebih murni dikarenakan proses pendinginan refluks, uap
yang dihasilkan mengalami permurnian beberapa kali. Kemudian
termometer dipasang diatas pendingin refluks dan tepat berada diantara
persimpangan kondensor dengan corong pendingin refluks. Hal tersebut
dilakukan agar bisa mengukur titik didih larutan yang melewati
pendinginan refluks dan menuju kondensor lalu menghasilkan destilat
kemudian air dijalankan melalui kondensor dan alirannya dibuat
berlawanan arah supaya air bisa menempati seluruh bagian kondensor.

Kemudian dipanaskan sampai 64,5℃, dalam proses


pemanasan suhu harus dijaga konstan 64,5℃ setelah mencapai 64℃
spirtus tersebut akan menguap. Uap tersebut adalah methanol yang
terpisahkan dari spirtus karena terdapat perbedaan titik didihnya. Secara
teori etanol memiliki titik didih 78,4℃ sedangkan methanol memiliki
titik didih 64,7℃yang artinya methanol lebih bersifat volatile.
Kemudian uap yang diperoleh tersebut didinginkan oleh kondensor dan
diperoleh destilat yang tidak berwarna atau bening larutan tersebut
merupakan methanol. Setelah didapatkan kurang lebih 3 mL destilat
sebanyak 3 tabung, lalu setiap tabung tersebut diukur indeks biasnya
menggunakan refraktoeter dan diperoleh indeks bias sebesar 1,325,
1,325 dan 1,325. Kemudian indeks bias dari ketiga tabung tersebut
dibandingkan dengan indeks bias metanolyang telah diukur
menggunakan refraktor dan didapatkan indeks bias methanol pada
persen kemurnian 100% sebesar 1,323, 95% sebesar 1,329, 80% sebesar
1,336, 70% sebesar 1,337, 60% sebesar 1,338, 50% sebesar 1,3394,
40% sebesar 1,3373 dan 30% sebesar 1,3362 dan didapatkan persentase
detilat sebesar 98%.
X. DISKUSI
Pada saat praktikum, indeks bias metanol pada saat
pengeceran 40% dan 30% mengalami penurunan dan tidak sama dengan
dasar teori diamana pada dasar teori indeks bias metanol dengan
pengenceran 40% yaitu 1,3410 dan indeks bias metanol dengan
pengenceran 30% yaitu 1,3401. Akan tetapi pada saat praktikum,
diperoleh indeks bias metanol dengan pengenceran 40% yaitu 1,3373
dan indeks bias metanol dengan pengenceran 30% yaitu 1,362. Hal
tersebut terjadi karena disebabkan beberapa faktor.

Tekanan yang digunakan dalam proses distilasi fraksional


merupakan salah satu faktor penting dalam proses pemisahan
komponen metanol selain dari suhu, rasio refluks, dan kolom fraksinasi.
Keputusan untuk menggunakan tekanan yang digunakan dapat
mempengaruhi kualitas distilat yang diperoleh. Dari hasil pengukuran
indeks bias yang diperoleh, ternyata indeks bias yang rendah
menyebabkan sedikitnya komponen yang memiliki rantai panjang.
Komponen rendah rantai panjang ini menurunkan kerapatan spirtus
sehingga cahaya datang lebih dibiaskan dan nilai indeks bias lebih kecil.

XI. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :

1. Indeks bias dari ketiga destilat secara berturut-turut yaitu : 1,325,


1,325 dan 1,325

2. Persentase kemurnian destilat yang didperoleh yaitu sebesar 98%

XII. SARAN
Dalam melakukan praktikum sebaiknya suhu dijaga dengan
baik agar memperoleh suhu yang stabil dan saat melakukan
pengenceran dan pembacaan indeks bias sebaiknya dilakukandengan
teliti agar memperoleh hasil dengan valid.
XIII. DAFTAR PUSTAKA

Afifa Radhina, A. (2022). Modul Praktikum Instrumen Media dan


Reagensia. Aceeh: Zaini.
Anto. (2020). Rempah-rempah dan minyak atsiri. klaten jateng: Lakeisha.
Budi Arifin, T. (2017). Penentuan Praktikum Kimia Organik Berbasis
Kompetensi. Bogor: IPB Press.
Dirga, A. S. (2021). Modul Praktikum Instrumen Media dan Reagensia.
Aceh: Zaini.
Fathia Salsabila Emmaputri, S. (2018). Kajian Proses Destilasi Fraksinasi
Biodiesel Kemiri Sunan (Reutealis trisperma). Jurnal Teknotan,
Vol No 2.

XIV. LAMPIRAN
a. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip dari destilasi fraksinasi !

Jawab : Destilasi fraksinasi berbeda dengan destilasi lainya hal


ini terjadi karna terdapat satu kolom fraksionasi yang mana
terjadi suatu proses refluks yang berguna untuk mempermudah
proses destilasi dan dapat dilakukan secara baik, kolom
fraksionasi berfungsi untuk memperlambat kontak antara cairan
dengan uap sehingga komponen yang memiliki titik didih yang
lebih rendah dapat menguap secara terus menerus sehingga
masuk ke kondensor dan cairan yang lambat menguap atau
memiliki titik didih yang tinggi (lebih besar) akan kembali ke
dalam labu destilasi. Dikolom ini terjadi pemanasan yang
dilakukan bertahap pada suhu yang berbeda-beda disetiap
platnya, halini bertujuan agar terjadi proses pemurnian destilat
yang lebih dari plat-plat dibawahnya. Semakin keatas maka
semakin tidak voletil cairannya.
2. Bagaimana cara mengatasi over heating pada proses destilasi?
Jelaskan!

Jawab : Pada saat proses destilasi, penyimpangan pengukuran


dapat terjadi jika adanya pemanasan yang berlebihan
(overheating) dan overheating terjadi pada saat feed dipanaskan
dalam labu didih cara mengatasinya yaitu dengan menambahkan
air kedalam penangas sehingga suhu air menurun karena
bercampur dengan air yang lebih dingin.

3. Bagaimana cara yang dapat dilakukan agar destilasi dapat


berjalan lancar? Jelaskan!

Jawab : agar destilasi berjalan dengan sempurna maka


perhatikan temperature sesuai dengan titik didih senyawa yang
diinginkan agar memperoleh kemurnian destilat setinggi
mungkin.
b. Perhitungan
Rumus pengenceran : M1 x V1 = M2 x V2
1. M1 x V1 = M2 x V2
100% x V1 = 95% x 25

100% x V1 = 23,75%

V1 = 23,75 mL
2. M1 x V1 = M2 x V2
95% x V1 = 80% x 25

95% x V1 = 20%

V1 = 21,05 mL
3. M1 x V1 = M2 x V2
80% x V1 = 70% x 25

80% x V1 = 17,5%

V1 = 21,87 mL
4. M1 x V1 = M2 x V2
70% x V1 = 60% x 25

70% x V1 = 15%

V1 = 21,42 mL
5. M1 x V1 = M2 x V2
60% x V1 = 50% x 25

60% x V1 = 12,5%

V1 = 20,83 mL
6. M1 x V1 = M2 x V2
50% x V1 = 40% x 25

50% x V1 = 10%

V1 = 20 mL

7. M1 x V1 = M2 x V2
40% x V1 = 30% x 25

40% x V1 = 7,5%

V1 = 18,75 mL

Rumus % kemurnian destilat


𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝑛 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑥 (% 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠
𝑛 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑛 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
− % 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ) + % 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
1,325−1,3280
=1,323−1,3280 (100% − 95%) + 95%

=0,6 + (5) + 95%


= 3 + 95%
= 98%
c. Gambar Rangkaian Alat
d. Dokumentasi
1. Proses pengenceran
Gambar Keterangan

Pengenceran larutan
methanol 95%

Pengenceran larutan
methanol 80%

Pengenceran larutan
methanol 70%
Pengenceran larutan
methanol 60%

Pengenceran larutan
methanol 50%

Pengenceran larutan
methanol 40%

Pengenceran larutan
methanol 40%
Hasil pengenceran
larutan methanol
95%, 80%, 70%,
60%, 50%, 40%, dan
30%

2. Proses Destilasi
Gambar Keterangan

Spirtus dimasukkan
kedalam gelas ukur
sebanyak 100ml

100 ml Spirtus
dimasukkan
kedalam labu
destilat
Spirtus dipanaskan
sampai 64,5°C

Destilat ditampung
kedalam erlenmeyer

Hasil destilat setiap 10


ml
Pengukuran indeks
bias destilat
e. Alur (Tulis Tangan Acc)
f. Laporan Sementara Acc

Anda mungkin juga menyukai