Disusun Oleh
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
A. Judul Percobaan
Penentuan Kadar Protein dengan Metode Biuret
B. Hari/Tanggal Percobaan
Jum’at, 25 November 2022 jam 08.00 WIB
C. Selesai Percobaan
Jum’at, 25 November 2022 jam 13.00 WIB
D. Tujuan Percobaan
Menentukan kadar protein yang ada pada sampel putih telur bebek dengan
menggunakan metode biuret
E. Dasar Teori
1. Protein
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama
atau utama. Protein merupakan komponen utama penyusun sel hewan
atau manusia. Sel merupakan pembentuk tubuh, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan
dan pertumbuhan tubuh.
Protein adalah sumber asam amino yang terdiri dari rantai
panjang asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida yang
mengandung unsur C, H, O, dan N. Protein merupakan zat makanan yang
sangat penting bagi tubuh. Selain berfungsi sebagai bahan bakar, zat ini
juga berfungsi sebagai pembentuk dan pengatur tubuh. Protein adalah
makromolekul polipeptida yang terdiri dari banyak asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida, yaitu senyawa organik dengan berat
molekul tinggi mulai dari ribuan hingga jutaan atom C, H, O, dan N yang
membentuk satuan asam amino. Molekul protein tersusun atas sejumlah
asam amino tertentu, urutan urutan asam amino suatu protein, dan
hubungan antara satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Protein merupakan molekul besar dengan berat molekul
bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Protein akan menghasilkan asam-
asam amino jika terhidrolisis oleh asam atau enzim. Ada 20 jenis asam
amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam amino ini
terikat satu sama lain dengan ikatan peptida. Komposisi rata-rata unsur
kimia yang terdapat dalam molekul protein yaitu sebagai berikut : karbon
50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan
fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%,
dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan
makanan.
Struktur protein dapat dibagi menjadi empat bentuk; primer,
sekunder, tersier, dan kuartener. Susunan linier asam amino dalam
protein merupakan struktur primer. Susunan tersebut akan menentukan
sifat dasar protein dan bentuk struktur sekunder serta tersier. Molekul
protein itu sendiri mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein dirumuskan oleh Jons Jakob
Berzeliuspada tahun 1938. Berdasarkan strukturnya, protein dibedakan
menjadi 4 jenis diantaranya yaitu:
Struktur Primer merupakan struktur linear dari residu asam amino
sepanjang rantai polipeptida, yang melibatkan pembentukkan ikatan
kovalen berupa ikatan peptida dan ikatan disulfi da dari intra atau
antar rantai polipeptida
5. Telur Bebek
Telur Bebek adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakatIndonesia. Telur Bebek mengandung energi sebesar 189
kilokalori, protein 13,1gram, karbohidrat 0,8 gram, lemak 14,3 gram,
kalsium 56 miligram, fosfor 175miligram, dan zat besi 3 miligram. Selain
itu di dalam Telur Bebek juga terkandungvitamin A sebanyak 1230 IU,
vitamin B1 0,18 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut
didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Telur
Bebek,dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 90 %.
Tabel Kandungan Gizi Telur
Telur Telur
Telur
Komposisi Satuan Bebek Bebek
Ayam
(Itik) Asin
Kalori Kal 162 189 195
Protein G 12,8 13,1 13,6
Lemak G 11,5 14,3 13,6
Hidrat arang G 0,7 0,8 1,4
Kalsium Mg 54 56 120
Fosfor Mg 180 175 157
Besi Mg 2,7 2,8 1,8
Vitamin A S.I. 900 1230 841
Vitamin B-1 Mg 0,10 0,18 0,28
Air G 74 70,8 66,5
Putih telur tersusun atas 86,8 % air, 11,3 % protein, 0,08 %
lemak, 1 % karbohidrat, dan 0,8 % abu (Romanoff, dkk., 1963). Kadar
air yang tinggi pada putih telur akan mempermudah garam larut pada
putih telur disbanding pada kuning telur, ketika telur diasin. Sirait (1986)
menyatakan bahwa karena banyak mengandung air, maka selama
penyimpanan putih telur merupakan bagian yang paling mudah rusak.
Protein putih telur terdiri atas protein serabut yang terdiri
ovomucin dan protein globular yang terdiri dari ovalbumin, conalbumin,
ovomucoid, lizosim, flavoprotein, ovoglobulin, ovoinhibitor, dan avidin
(Sirait, 1986). Protein globular merupakan protein yang berbentuk bola.
Protein ini larut dalam larutan garam asam encer, juga lebih mudah
berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam basa
dibandingkan protein serabut. Protein globular juga merupakan protein
yang mudah terdenaturasi
6. Larutan Blanko
Larutan blanko adalah larutan tidak berisi analit. Larutan blanko
biasanya digunakan untuk tujuan kalibrasi sebagai larutan pembanding
dalam analisis fotometri. Larutan blanko dapat dibagi menjadi 3 jenis
yaitu :
Kalibrasi blanko (larutan yang digunakan untuk membuat titik nol
konsentrasi dari grafik kalibrasi; larutan ini hanya berisi pengencer
digunakan untuk membuat larutan standar)
Reagen blanko (larutan berisi reagen yang digunakan untuk
melarutkan sampel pembacaan absorbansi untuk larutan ini biasanya
dikurangi dari pembacaan sampel)
Metode blanko (larutan yang diperlakukan sama dengan sampel
ditambah dengan reagen yang sama mengalamai kontak dengan alat
yang sama dan diperlakukan dengan prosedur yang sama)
F. Alat dan Bahan
Alat
- Tabung sentrifuge 1 buah
- Alat sentrifuge 1 buah
- Tabung reaksi 10 buah
- Labu ukur 10 mL 1 buah
- Gelas kimia 250 mL 1 buah
- Pipet tetes 10 buah
- Mikropipet 1 buah
- Rak tabung reaksi 1 buah
- Waterbath 1 buah
- Spektrofotometri UV-Vis 1 buah
- Neraca analitik 1 buah
- Spatula 1 buah
- Kaca arloji 1 buah
Bahan
- Sampel yang akan diuji Secukupnya
- Aquades Secukupnya
- Pereaksi Biuret 35 mL
- Larutan induk protein (albumin) 15 mL
- kadar 10 mg/mL
G. Alur Percobaan
a). Persiapan Sampel
Sampel
Ditimbang sebanyak 1 gram
Ditambahkan 3 mL aquades
Dihomogenkan
Dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge
Larutan Sampel
Reaksi :
CuSO4 . 5H2O(s) + 2NaOH(aq) Cu(OH)2(aq) + Na2SO4(aq) . 5H2O(l)
Cu(OH)2(aq) Cu2+(aq) + 2OH-(aq)
1 mL aquades
Nilai Absorbansi
d). Penetapan Absorbansi Larutan Sampel
1 mL supernatant sampel
Reaksi :
CuSO4 . 5H2O(s) + 2NaOH(aq) Cu(OH)2(aq) + Na2SO4(aq) . 5H2O(l)
Cu(OH)2(aq) Cu2+(aq) + 2OH-(aq)
H. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
No.
Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc
Sebelum Sesudah
1. Persiapan Sampel Sampel Massa Berdasarkan
putih telur sampel = percobaan
Sampel bebek = 1,0115 g yang telah
cairan Setelah dilakukan,
Ditimbang sebanyak 1 gram tidak dapat
disentrifuge
Ditambahkan 3 mL aquades berwarna = larutan disimpulkan
Dihomogenkan dan kental tetap tidak bahwa tidak
Aquades = berwarna terdapat
Dimasukkan ke dalam tabung
larutan dan tidak endapan dan
sentrifuge tidak terbentuk larutan tidak
Larutan
Disentrifuge dengan kecepatan 3500 berwarna endapan berwarna
Sampel
rpm menit
Didekantasi
Endapan Supernatant
(filtrat)
2. Persiapan Larutan Standar Albumin 1 mL - CuSO4 . 5H2O(s) Berdasarkan
10 albumin percobaan
+ 2NaOH(aq) yang telag
mg/mL = + 9 mL
larutan
aquades = Cu(OH)2(aq) + dilakukan
tidak dapat
larutan Na2SO4(aq) . disimpulkan
berwarna
Reagen tidak 5H2O(l) bahwa
biuret – berwarna setelah
- Cu(OH)2(aq) diinkubasi
larutan 2 mL
berwarna albumin Cu2+(aq) + 2OH-(aq) larutan akan
biru berwarna
+ 8 mL -
muda lebih pekat
aquades = dan nilai
Aquades
larutan absorbansi
= larutan
tidak tidak tertinggi
berwarna berwarna pada
3 mL konsentrasi 5
albumin mg/mL yaitu
0,776.
+ 7 mL Semakin
aquades = besar
larutan konsentrasi
tidak maka
berwarna semakin
4 mL + Cu 2+ besar pula
(rantai polipeptida) nilai
albumin
absorbansiny
+ 6 mL a. Dengan
aquades = persamaan
larutan regresi yaitu
tidak y = 0,1551x
berwarna – 0,015
5 mL R2 = 0,9662
albumin Ikatan peptida (ikatan
+ 5 mL kompleks berwarna
aquades = ungu)
larutan
tidak
berwarna
1 mL
albumin 1
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
biru
muda
1 mL
albumin 2
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
biru
muda
1 mL
albumin 3
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
biru
keunguan
1 mL
albumin 4
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
ungu
1 mL
albumin 5
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
ungu (+)
Setelah
diinkubas
i
- 1 mL
albumin 1
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
biru muda
jernih
- 1 mL
albumin 2
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
biru
muda (+)
- 1 mL
albumin 3
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
biru
keunguan
(+)
- 1 mL
albumin 4
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
ungu (+)
- 1 mL
albumin 5
mg/mL +
5 mL
biuret =
larutan
berwarna
ungu (+)
Setelah
diukur
nilai
absorbans
inya
dengan
spektrofot
ometri
UV-Vis
- 1 mg/ml
= 0,057
- 2 mg/mL
= 0,203
- 3 mg/mL
= 0,365
- 4 mg/mL
= 0,543
- 5 mg/mL
= 0,776
0.5
0.4
Series2
0.3
Linear
0.2 (Series2)
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
J. Diskusi
Berdasarkan hasil diskusi kami lakukan dapat disimpulkan bahwa,
Hasil kadar protein pada percobaan ini tidak sesuai dengan teori. Yang mana
menurut teori sebesar 0,113% tetapi kadar yang diperoleh pada percobaan ini
adalah sebesar 0,597%. Hal tersebut bisa saja terjadi karena beberapa hal
seperti metode yang digunakan dalam menentukan protein berbeda, jenis telur
bebek yang diuji berbeda, dan pemberian pakan bebek yang berbeda
K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan tersebut dapat ditarik kesimpulan :
1. Nilai absorbansi larutan protein standar 1 mg/ml adalah = 0,057, larutan
standart 2 mg/ml adalah = 0,203, larutan standart 3 mg/ml adalah = 0,365,
larutan standart 4 mg/ml adalah = 0,543dan larutan standart 5 mg/ml
adalah = 0,776, absorbansi larutan blanko sebesar 0,014 dan absorbansi
larutan sampel sebesar 0,1995.
2. Diperoleh persamaan regresi y = 0,1551x - 0,0615 dan R2 =0,9662
3. Kadar protein pada sampel putih telur bebek adalah 0,597%
L. Daftar Pustaka
Fessenden, F. &. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Harmita, Hayun, Hariyant,, Herman S., Nelly D.L., Sabarijah W., Umar M.,
2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi.
Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok: 134-153.
Jubaidah, S., et. al. 2016. Penetapan kadar protein tempe jagung ( Zea Mays
L.) dengan kombinasi kedelai (Glycine Max (L.) Merill) secara
spektrofotometri sinar tampak. In Jurnal Ilmiah Manuntung (Vol. 2,
pp. 111–119)
Lehninger, A. L. 1982. Principles of Biochemistry. Worth Publisher Inc.
Pamijiati 2009. Pengaruh ekstrak daun selasih (Ocimum basilicum linn)
terhadap mutu kesegaran ikan bandeng selama penyimpanan dingin
(Chanos chanos Forsk). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Pasaribu, A. M. 2004. Kajian sistem mudular pada usaha tani ikan bandeng
(Chanos chanos, Forskal) di Sulawesi Selatan. Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, 7, 187-192.
Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia,
Edisi Kedua.Jakarta: UI Press, Hal. 81-82, 91-92.
Purwanto, Maria Goretti M. 2014. Perbandingan Analisa Kadar Protein
Terlarut dengan Berbagai Metode Spektroskopi UV-Visible. Jurnal
Sains dan Teknologi, 7(2):64-71, ISSN: 0216-1540.
Stryer, L. 2000. Biochemistry 6th Edition. New York.
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:
Penerbit Liberty.
Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah mahasiswa
Kedokteran dan Program S1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit
Nuku Kedokteran EGC.
Suyatno. 2016. Penentuan Struktur Molekul Senyawa Organik dengan
Metode
Spektroskopi. Surabaya: Unesa University Press.
Underwood, D. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
M. Jawaban Pertanyaan
1. Buatlah kurva standar konsentrasi vs absorbansi. Dengan bantuan kurva
standar tersebut tentukan kadar protein sampel!
0.5
Series2
0.4 Linear (Series2)
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
Larutan reagen
Alat sentrifuge
biuret
Aquades Waterbath
Spektrofotometri
UV-VIS
Persiapan Sampel
Gambar Keterangan Gambar Keterangan
Aquades
Sampel (putih
dimasukkan
telur bebek)
kedalam gelas
ditimbang
ukur sebanyak 3
sebanyak 1 gram
mL
Sampel
ditambahkan 3 Dihomogenkan
mL aquades
Disentrifuge
Sampel
dengan
dimasukkan
kecepatan 3500
kedalam tabung
rpm selama 10
sentrifuge
menit
Ditambahkan 5
ml reagen biuret
pada masing- Dihomogenkan
masing tabung
reaksi
Sebelum
Dimasukkan
diinkubasi
kedalam
larutan standar
waterbath
berwarna ungu
Diinkubasi ke
dalam waterbath Larutan standar
pada suhu setelah
37℃ selama 10 diinkubasi
menit
Diukur
absorbansinya
pada panjang
gelombang 540
nm dengan
spektrofotometri
UV VIS
Penetapan Absorbansi Larutan Blanko
Gambar Keterangan Gambar Keterangan
1 mL aquades Ditambahkan
dimasukkan ke 5 mL reagen
dalam tabung biuret
reaksi
Larutan blanko
Dihomogenkan sebelum
diinkubasi
Diiunkubasi ke
Dimasukkan ke dalam waterbath
dalam waterbath pada suhu 37ºC
selama 10 menit
Diukur
absorbansinya
Larutan blanko pada panjang
setelah gelombang 540
diinkubasi nm dengan
spektrofotometri
UV VIS
Penetapan Absorbansi Larutan Sampel
Gambar Keterangan Gambar Keterangan
1 mL
supernatant
ditambahkan 5 Dihomogenkan
mL reagen
biuret
Larutan
supernatant Dimasukkan ke
sebelum dalam waterbath
diinkubasi
Diiunkubasi ke Larutan
dalam waterbath supernatant
pada suhu 37ºC setelah
selama 10 menit diinkubasi
Diukur
absorbansinya
pada panjang
gelombang 540
nm dengan
spektrofotometri
UV-VIS
O. Lampiran Perhitungan
Rumus Pengenceran : V1 × M1 = V2 × M2
Diketahui :
V2 = 10 mL
M1 (larutan induk protein) = 10 mg/Ml
1. V1 × M1 = V2 × M2
V1 × 10 mg/mL = 10 mL × 1 mg/mL
10
V1 = mL
10
V1 = 1 mL
Komposisi :
- Larutan induk = 1 mL
- Aquades = 9 Ml
2. V1 × M1 = V2 × M2
V1 × 10 mg/mL = 10 mL × 2 mg/mL
20
V1 = mL
10
V1 = 2 mL
Komposisi :
Larutan induk = 2 mL
Aquades = 8 mL
3. V1 × M1 = V2 × M2
V1 × 10 mg/mL = 10 mL × 3 mg/mL
30
V1 = mL
10
V1 = 3 mL
Komposisi :
Larutan induk = 3 mL
Aquades = 7 mL
4. V1 × M1 = V2 × M2
V1 × 10 mg/mL = 10 mL × 4 mg/mL
40
V1 = mL
10
V1 = 4 mL
Komposisi :
Larutan induk = 4 mL
Aquades = 6 mL
5. V1 × M1 = V2 × M2
V1 × 10 mg/mL = 10 mL × 5 mg/mL
50
V1 = mL
10
V1 = 5 mL
Komposisi :
Larutan induk = 5 mL
Aquades = 5 mL