DESTILASI CAMPURAN
Oleh:
SALATIGA
2017
I. Tujuan
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi distilasi campuran
(azeotroph).
2. Menentukan % yield dari destilasi campuran yang terjadi.
II. Bahan dan Metode
A. Alat danBahan
1. 20 ml Dicholorometan + 20 ml etanol
2. Termometer
3. Pemanas/bunsen
4. Waterbath
5. 1 buah kolf
6. 1 buah erlenmeyer
7. Pendingin balik/ kondensor
8. Steel heat
9. Konektor
10. Adaptor
11. Selang
12. Batu didih
B. Metode
1. Di distilasi campuran pelarut yang tersebut diatas.
2. Dicatat suhu sampel dan waterbath saat sampel mulai mendidih.
3. Dicatat suhu sampel dan suhu waterbath masing-masing fraksi saat mulai
menetes.
4. Dicatat mL hasil masing-masing fraksi distilat yang diperoleh.
5. Dihitung % yield masing-masing fraksi distilat yang diperoleh.
A. Hasil
Volume awal = 40 mL
a) % yield azeotroph
volume destilat 16,5 mL
% yield = ×100% % yield = ×100% % yield = 41,25 %
volume awal 40 mL
b) % yield metanol
volume destilat 17 mL
% yield = ×100% % yield = ×100% % yield = 42,5 %
volume awal 40 mL
B. Pembahasan
Distilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau
didefinisikan juga teknik pemisahan bahan kimia yang berdasarkan perbedaan
titik didih. Dalam proses distilasi campuran zat dididihkan sehingga menguap,
dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk fase cair. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu, sedangkan zat
yang memiliki titik didih yang lebih tinggi akan mengembun dan akan menguap
apabila telah mencapai titik didihnya. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada
teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya (Yuniarti, 2012).
Azeotrop ada dua yaitu azeotrop positif dan negatif. Dimana setiap
azeotrop memiliki BP yang khas. BP azeotrop < BP setiap konstituennya adalah
azeotrop postif sedangkan azeotrop negatif kebalikannya. Maka dari itu azeotrop
diklorometan 95% dan etanol 5% merupakan azeotrop positif karena BP
azeotrop (39,9 oC) < BP konstituennya (etanol dan diklorometan).
Azeotroph terbentuk dari etanol (PB= 40,1 oC) dan diklorometan (BP= 78
o
C), membentuk azeotroph (BP=39,9 oC) menurut teori dengan tekanan 1 atm.
Dengan volume masing-masing bahan 20 mL. Perkiraan destilat yang diperoleh
5:95 (% komposisi azeotrop diklorometan >95% dan etanol <5%) untuk
mendapatkan 100ml azeotroph. Kemudian digunakan perbandingan yang lebih
kecil 1:19 untuk mendapat 20ml azeotroph. Menghasilkan 2 fraksi yaitu
azeotroph dan etanol. Azeotroph terbentuk dari perbandingan etanol 0,05 dan
diklorometan 1,05. Azeotroph terbentuk dari diklorometan dan etanol namun
tidak semua etanol membentuk azeotroph karena mengingat % komposisi
azeotroph (etanol > 95% ; diklorometan <5%. Dengan mempertimbangkan suhu
BP didapatkan fraksi azeotroph pada suhu (30-50 oC), dan fraksi etanol pada
suhu (50-70 oC).
Namun pada praktikum kali ini diperoleh titik didih sampel lebih rendah
dari pada titik didih seharusnya, sehingga T campuran menetes pertama kali
lebih rendah dari BPnya dimana seharusnya campuran belum mendidih. Hal ini
disebabkan karena tetesan distilat pertama memiliki titik didih dibawah zat
murninya, yang mengindikasikan bahwa distilat tersebut tidak murni.
Penyebabnya adalah lemahnya ikatan yang terbentuk antar molekul zat murni
dengan pelarut sehingga penguapan akan lebih mudah terjadi, berbeda dengan
ikatan zat murni yang lebih kuat dan stabil. Selain itu tekanan udara dalam
laboratorium adalah 711 mmHg dimana seharusnya 1 atm (760 mmHg), hal ini
mengakibatkan titik didih menjadi :
711
×39 ,9=37 , 32
760
BP Azeotroph =
711
×78 ,29=73 ,24
760
BP Etanol =
Akan tetapi titik didih secara perhitungan dengan tekanan 711 mmHg, tetaplah
bahwa tidak hanya faktor tekanan yang mempengaruhi namun terdapat faktor-
faktor lain yang menyebabkan hal itu dapat terjadi diantaranya adalah intensitas
Azeotroph terbentuk dari etanol (PB= 40,1 oC) dan diklorometan (BP= 78 oC),
membentuk azeotroph (BP=39,9 oC) menurut teori dengan tekanan 1 atm.
Dengan volume masing-masing bahan 20 mL. Perkiraan destilat yang
diperoleh 5:95 (% komposisi azeotrop diklorometan >95% dan etanol <5%)
untuk mendapatkan 100ml azeotroph. Kemudian digunakan perbandingan
yang lebih kecil 1:19 untuk mendapat 20ml azeotroph. Menghasilkan 2 fraksi
yaitu azeotroph dan etanol. Azeotroph terbentuk dari perbandingan etanol
0,05 dan diklorometan 1,05. Azeotroph terbentuk dari diklorometan dan
etanol namun tidak semua etanol membentuk azeotroph karena mengingat
% komposisi azeotroph (etanol > 95% ; diklorometan <5%. Dengan
mempertimbangkan suhu BP didapatkan fraksi azeotroph pada suhu (30-50
o
C), dan fraksi etanol pada suhu (50-70 oC).
V. Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi distilasi campuran (azeotroph)
adalah suhu, tekanan, nyala api, sifat larutan, dan % komposisi
azeotroph.
2. % yield azeotroph adalah 41,25%, % yield etanol adalah 42,5% dan %
yield total adalah 83,75%
Krisnadwi. (2013, February 4). Pemisahan Campuran : Distilasi. Retrieved June 5, 2017,
from https://bisakimia.com/2013/02/04/pemisahan-campuran-distilasi/
https://bisakimia.com/2016/07/19/azeotrop/
Rizki, S. (n.d.). 133422503 Jurnal Destilasi Pemurnian Zat Dan Resin Penukar Ion. Retrieved
Pemurnian-Zat-Dan-Resin-Penukar-Ion
http://yyuniarti.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html