Anda di halaman 1dari 21

PENENTUAN ENTHALPY REAKSI DAN PENGGUNAAN

KALORIMETER

I. TUJUAN

Memahami penggunaan adiabatik bomb kalorimeter dan mempergunakannya untuk


menentukan enthalpy suatu reaksi kimia

II. LANDASAN TEORI

Adiabatik bomb kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menghitung perpindahan
kalor antara suatu sistem (bisa berupa reaksi penetralan atau reaksi pelarutan) dengan
lingkunganya yang berlangsung pada volume yang tepat dan wadah yang adiabatik (tidak ada
pertukaran kalo antara kalorimeter dengan lingkungannya) sehingga kalor yang dihasilkan
atau diperlukan mengubah temperatur air yang ada didalam kalori meter yang kemudian dapat
dilihat pada thermometer.Karena satuan standar energi panas telah digunakan kalori selama
bertahun-tahun, alat yang digunakan untuk mengukur perubahan kalor selama reaksi kimia
adalah kalorimeter. Teknik untuk penggunaannya dikembangkan oleh Lavoiser dan ahli kimia
lama lainnya (Keenam, 1980).

Hukum pertama termodinamika mengungkapkan hubungan kalor, energi dalam dan


kerja yang menyertai perubahan sistem. Kalor yang menyertai reaksi sama dengan perubahan
enthalpynya, akibatnya kita dapat mengetahui apakah suatu reaksi eksotermik atau
endotermik. Hukum kedua termodinamika mengemukakan arah proses spontan, yaitu
menambah ketidak teraturan yang ditandai dengan meningkatnya entropi alam semesta.
Entropi suatu zat kimia dapat dihitung berdasarkan hukum ketiga termodinamika. Nilai
perubahan energi bebas berguna dalam menghitung perubahan energi bebasnya dalam
membentuk apakah reaksi spontan atau tidak (Syukri, 1999).

Hukum ketiga termokimia menyatakan bahwa entropi dari kristal sempurna murni
pada suhi nol mutlak menunjukkan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem
termodinamika yang dinyatakan dengan persamaan :

Q = m c ∆t

Keterangan :

Q = jumblah kalor

M = massa zat

C = kalor jenis

∆t = perubahan suhu
Energi akan berpindah dari satu tempat ketempat yang disebut dengan panas dan
kalorimetri mengukur perubahan tersebut (Petrucci, 1987). Pengukuran jumblah kalor reaksi
yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri
dan berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke
dalam kalori meter. Dalam proses tersebut berlaku azas black, yaitu :

Qlepas = Qterima

Qreaksi = Qlarutan + Qkalorimeter (Keenam, 1980)

Hubungan antara kapasitaskalor dan kalor jenis adalah :

C=m.s

Persamaan untuk menghitung perpindaha kalor adalah :

Q = m c ∆t atau Q = C ∆t (Chang, 2005)

Dengan menganggap bahwa massa jenis larutan garam encer = larutan air murni,
maka massa larutan garam encer dapat ditentukan. Sedangkan kalor jenis larutan garam encer
juga dianggap sama dengan air murni, maka q larutan dapat dituntukan yang pada akhirnya
∆H penetralan asam basa dapat ditemukan. Pada sesi percobaan terakhir, kita akan
menentukan kalor jenis dengan suatu logam. Prinsip hukum termodinamika yang pertama (1).
Sehingga kalor yang dilepaskan oleh logam panas ini sama dengan kalor yang diterima
kalorimeter dan air. Kalorimetri juga sangat berhubungan dengan azas black yaitu jumblah
dari energi awal sama dengan jumblah dari energi akhir (Prasetyo, 1999).

Catatan rumrus-rumus yang mungkin saja digunakan : (Atkins, 2010)

𝑈𝑊
H = 𝑈𝑡 𝑃𝑉 ; W = PV

𝐶𝑝
Qlepas = Qterima ; Cpm = 𝑚𝑜𝑙

Q = Cp ∆t ; ∆u = CV ∆t

∆u = CV ∆t ; ∆H = Cp ∆t

∆H = Q (bila tekanan konstan)


Keterangan :

C = kapasitas kalor

c = kalor jenis

Q = energi awal = energi akhir

Qreaksi = Qlarutan + Qkalorimeter


III. ALAT dan BAHAN
3.1 Alat

NO NAMA ALAT UKURAN


1 Kalorimeter
2 Thermometer Alkohol
3 Gelas Kimia 500 ml
4 Gelas Kimia 250 ml
5 Gelas Kimia 100 ml
6 Hot Platet
7 Stopwatch
8 Gelas Ukur 100 ml
9 Gelas Arloji

3.2 Bahan

NO NAMA BAHAN JUMBLAH


1 Air destilasi dalam botol 50 ml
2 Asam Asetat 1 M 50 ml
3 Natrium Hidroksida 1M 50 ml
4 Asam Klorida 50 ml
5 Potongan logam asing
IV. Prosedur Kerja
4.1. Penentuan Kalor Jenis dan Kalorimeter

a) Air destilat 100 ml dimasukkan kedalam gelas kimia 250 ml


b) Temperarur air diuukur dengan termometer (dicelupkan)
c) Gelas kimia ditempatkan pada hotplatet
d) Gelas kimia dipanaskan himgga temperatur naik 15-200c
e) 100 ml air destilat lain dituangkan pada kalorimeter
f) Dibiarkan temperatur hingga setimbang (1-5 menit)
g) Temperatur diukur bersamaan dengan itu waktu diukur dengan stopwatch ( setiap
interval 15 detik )
h) Kalorimeter ditutup, diaduk hingga temperatur setimbang
i) Temperatur diuukur setiap 15 detik selama 1 menit

4.2 Penentuan Entalpy Reaksi Netralisasi antara Asam Kuat dengan Basa Kuat

a) HCL 1M diukur sebanyak 50 ml menggunakan gelas ukur


b) Diukur temperatur dengan menggunakan termometer
c) NaOH 1M diukur sebanyak 50 ml dan dimasukkan kedalam kalorimeter
d) Temperatur pada kalorimeter dibiarkan hingga setimbang
e) Temperatur NaOH diukur dengan termometer
f) Untuk saat yang sama stopwatch dinyalakan
g) Diukur temperaurnya setiap interval 15 detik
h) HCL 1M diukur sebanyak 50 ml dan ditambahkan kedalam kalorimeter
i) Kalorimeter ditutup, lalu diaduk dengan menggunakan pengaduknya
j) Temperatur dibiarkan agar setimbang ( t = 5 menit )
k) Tempertur diukur setiap 15 detik selama 3 menit

4.3 Penentuan Entalpy Reaksi Netralisasi Asam Asetat dengan Natrium Hidroksida
a) 50 ml NaOH diukur menggunakan gelas ukur
b) Dimasukkan kedalam kalorimeter
c) Temperatur didalam kalorimeter dibiarkan setimbang
d) Temperatur NaOH diukur dengan termometer
e) Untuk waktu yang sama stopwatch dinyalakan
f) Diukur temperaturnya setiap interval 15 detik
g) 50 ml asam asetat ditambahkan kedalam kalorimeter
h) Kalorimeter ditutup, lalu diaduk menggunakan batang pengaduknya
i) Temperatur dibiarkan agar setimbang ( t = 5 menit )
j) Tempertur diukur setiap 15 detik selama 3 menit
4.4 Penentuan Kapasitas Panas dari Logam Asing
a) 250 ml air diukur dengan menggunakan gelas ukur
b) Dituangkan kedalam gelas beker 500 ml
c) Sampel batang ditimbang ( dilakukan 3 kali pengukuran )
d) Dimasukkan sampel logam pada gelas beker 250 ml
e) Baker gelas 250 ml dimasukkan pada baker gelas 500 ml
f) Baker gelas 500 ml dipanaskan pada hotplate
g) Air destilat diukur 100 ml
h) Air destilat dituangkan kedalam kalorimeter
i) Didiamkan selama 5 menit hingga sistem setimbang
j) Temperaturnya diukur dengan termometer, stopwatch dinyalakan secara
bersamaan
k) Temperatur sampel dan air diukur
l) Kedua suhu dibandingkan hingga ∆t ≥ 50c
V. Data Pengamatan

5.1 Penentuan Kalor Jenis dan Kalorimeter

Suhu Air ( Ti ) 24 0c
Suhu setelah pemanasan ( 15 – 20 )0c
Suhu Akhir ( Tf ) 24 0c + 20 0c = 44 0c
Vair 100 ml
𝜌 0,9937 gr/cm3

Pengukuran Waktu dan Suhu Interval 15 detik

Waktu Suhu0c
0 34
15 34
30 34
45 34
60 34
75 34
90 34
105 34
120 34
135 34
150 34
165 33,5
180 33,5
5.2 Penentuan Entalpy Reaksi Netralisasi antara Asam Kuat dan Basa Kuat

TNaOH 25,50c
THCL 26C0C
V 50 ml
Molaritas NaOH & HCL 1M

Pengukuran Waktu dan Suhu Interval 15 detik

Waktu Suhu0c
0 30,5
15 30,5
30 30,5
45 30,5
60 30,5
75 30,5
90 30,5
105 30,5
120 30,5
135 30,7
150 30,7
165 30,7
180 30,8
5.3 Penentuan Entalpy Reaksi Netralisasi Asam Asetat dengan Natrium Hidroksida

TNaOH 25,50c
T CH3COOH 26C0C
V 50 ml
Molaritas NaOH & CH3COOH 1M

Pengukuran Waktu dan Suhu Interval 15 detik

Waktu Suhu0c
0 30
15 33
30 33
45 33
60 33
75 33
90 33
105 33
120 33,5
135 33,5
150 33,5
165 33,7
180 33,7
5.4 Penentuan Kapasitas Panas dari Logam Asing

Tair Mendidih 920c


Tbesi 43,50C
M logam 19,798 gr

Pengukuran Waktu dan Suhu Interval 15 detik

Waktu Suhu0c
0 35
15 30
30 25
45 24,8
60 24,8
75 24,8
90 24,8
105 24,8
120 24,8
135 24,8
150 24,8
165 24,8
180 24,8
VI. Perhitungan

6.1 Perhitungan Kapasitas Kalor Kalorimeter

Tair dingin 240c


Vair 100 ml
C 4,18 J/g 0c
Tcampuran 33,5 0c
Tair panas 44 0c
𝝆 0,9937 gr/cm3

Qpanas = C ( ∆T )
= C ( Tpanas – Tcamp )
= 4,18 J/g 0c (44 0c - 33,5 0c )
= 4,18 J/g 0c ( 10,50c )
= 43,89 j/g

Qdingin = C ( ∆T )
= C ( Tcamp – Tdingin )
= 4,18 J/g 0c (33,5 0c - 24 0c )
= 4,18 J/g 0c ( 9,50c )
= 39,71 j/g

Qkalori = Qpanas - Qdingin


= 43,89 j/g - 39,71 j/g
= 4,18 j/g

6.2 Penentuan Entalpy Reaksi Netralisasi antara Asam Kuat dan Basa Kuat

Tawal 260c
Takhir 30,80c
C 4,18 J/g 0c
∆T 4,8 0c
𝝆260C 0,9968 gr/ml

𝑚
𝜌= 𝑣

M = 𝜌 .𝑣

= (0,9968 gr/ml ) . ( 100 ml )

= 99,68 gr
Q = m . c . ∆T

= (99,68 gr ) . (4,18 J/g 0c ) . (4,8 0c )

= 1999,9 J

=2J

Qlaturan = - Qreaksi

2J=-2J

∆H Qreaksi = 2 J

6.3 Penentuan Entalpy Reaksi Netralisasi Asam Asetat dengan Natrium Hidroksida

Tawal 260c
Takhir 33,70c
C 4,18 J/g 0c
∆T 7,7 0c
𝝆260C 0,9968 gr/ml

𝑚
𝜌=
𝑣

M = 𝜌 .𝑣

= (0,9968 gr/ml ) . ( 100 ml )

= 99,68 gr

Q = m . c . ∆T

= (99,68 gr ) . (4,18 J/g 0c ) . (7,7 0c )

= 3208,3 J

Qlaturan = - Qreaksi

= - 3208,3 J

∆H Qreaksi = 3208,3 J
6.4 Penentuan Kapasitas Panas dari Logam Asing

Tair panas 920c


Tair dingin 240c
C 4,18 J/g0c
Tpanas logam 43,50c
Tdingin logam 240c
Tcampuran 24,80c
Massa Logam 19,798 gr

Qlepas = Qserap + Qkalorimeter

m . c . ∆Tlepas = m . c . ∆Tserap + c . ∆Tkalor

( 19,798 gr ).( c ).( 43,50c - 24,80c ) = ( 100 gr ).( 4,18 J/g0c ).( 24,80c - 240c ) +

1 (24,80c - 240c )

( 19,798 gr ).( c ).( 18,70c ) = 334,4 + 0,8

( 370,226 gr 0c ).( c ) = 335,2 J/0c


335,2 J/0c
C= 370,226 gr 0c

C = 0,9 J/gr
VII. Hasil Pengamatan

7.1 Tabel dan Grafik Kapasitas Kalor Kalorimeter

waktu suhu ⁰ C
( detik )
0 34
15 34
30 34
45 34
60 34
75 34
90 34
105 34
120 34
135 34
150 34
165 33,5
180 33,5

PERCOBAAN 1
34.2
34.1 y = -0.002x + 34.104
R² = 0.3929
34
33.9 PERCOBAAN 1
33.8
33.7 Linear
33.6 (PERCOBAAN 1)
33.5
33.4
0 50 100 150 200
7.2 Tabel dan Grafik Entalpy Reaksi Netralisasi antara Asam Kuat dan Basa Kuat

waktu suhu ⁰ C
( detik )
0 30,5
15 30,5
30 30,5
45 30,5
60 30,5
75 30,5
90 30,5
105 30,5
120 30,5
135 30,7
150 30,7
165 30,7
180 30,8

NaOH + HCL
30.9
y = 0.0015x + 30.431
30.8 R² = 0.6562

30.7 NaOH VS HCL

30.6 Linear (NaOH VS


HCL)
30.5

30.4
0 50 100 150 200
7.3 Tabel dan Grafik Entalpy Reaksi Netralisasi Asam Asetat dengan Natrium
Hidroksida

Waktu suhu ⁰ C
( detik )
0 30
15 32
30 33
45 33
60 33
75 33
90 33
105 33
120 33,5
135 33,5
150 33,5
165 33,7
180 33,7

NaOH + ASAM ASETAT


34.5 y = 0.0129x + 31.755
34 R² = 0.585
33.5
33
32.5 NaOH VS ASAM
32 ASETAT
31.5 Linear (NaOH VS
31 ASAM ASETAT)
30.5
30
29.5
0 50 100 150 200
7.4 Tabel dan Grafik Kapasitas Panas dari Logam Asing

Waktu suhu ⁰ C
( detik )
0 35
15 30
30 25
45 24,8
60 24,8
75 24,8
90 24,8
105 24,8
120 24,8
135 24,8
150 24,8
165 24,8
180 24,8

AIR +LOGAM ASING


40
35 y = -0.0322x + 28.901
30 R² = 0.3786
25 AIR +LOGAM
20 ASING
15 Linear (AIR
10 +LOGAM ASING)
5
0
0 50 100 150 200
VIII. Pembahasa
Pada praktikum ini, praktikan diharapkan untuk mencari kapasitas kalor dari suatu
kalorimeter adiabatik dengan mencampurkan senyawa yang memilih perbedaan suhu dalam
kalorimeter. Ketika melakukan campuran, pada prinsipnya kesetimbangan akan terjadi karena
saat dicampurkan larutan didiamkan hingga mencapai kesetimbangan. Prinsip adiabatik
adalah menjaga agar kalor tidak berpindah dari sisitem kelingkungan dengan kata lain kalor
akan terisolasi.

Pada percobaan pertama suhu yang diperoleh dari waktu awal 15 menit sampai 180 menit
suhu tersebut menurun, turunnya suhu tersebut diakibatkan kalor yang berada di air yang telah
dipanaskan mengalir menuju kelingkungan (suhu air panas akan menjadi sama dengan suhu
yang berada dikalorimeter yaitu airdingin). Peristiwa tersebut adalah reaksi eksoterm, akan
tetapi kalor yang menyebar di dalam kalorimeter tidak sampai kepermukaan selimut
kalorimeter hal tersebut dikarenakan kalorimeter bersifat adiabatik. Kapasitas kalor yang
diperoleh adalah 4,18 J/gr dengan kata lain untuk meningkatkan suhu pada ( 10c ) kalorimeter
mebutuhkan kalor sebanyak 4,18 J/gr.

Pada proses selanjutnya dapat ditentukan berapa nilai enthalpy dari reaksi HCL – NaOH
dan CH3COOH – NaOH. Perubahan enthalpy yang diperoleh digunakan untuk menentukan
nilai enthalpy penetralan adalah sebesar 2 Joule dan 3208,3 Joule. Pada percobaan ke 2 dan ke
3 terjadi peningkatan suhu pada setiap waktu, hal tersebut dikarenakan reaksi antara asam
kuat dan basa kuat akan menimbulkan kalor.

Pada percobaan ke 4 menentukan kapasitas panas dari logam asing. Pada percobaan ini
bahan yang digunakan adalah bahan logam yang akan ditentukan kalor jenisnya, logam
berperan sebagai penerima kalor dan air berperan sebagai pelepas kalor. Pada saat logam
dipanaskan kalor panas yang berasal dari api akan mengalir menuju logam, sehingga logam
menjadi panas, setelah itu logam panas dicelupkan kedalam air, pada saat logam panas
tersebut dicelupkan kedalam air akan terjadi kesetimbangan antara logam panas dengan air
dingin. Panas yang terdapat didalam logam akan mengalir ke lingkungan nya yaitu air dingin
sehingga yang awalnya logam yang memiliki kalor yang sangat panas dan pada saat setelah
dicelupkan ke dalam air maka panas antara sistem ( logam ) dan lingkungannya ( air ) akan
setimbang ( sama perubahan panas nya ). Akan tetapi Suhu pada percobaan tersebut semakin
lama semakin menurun hal tersebut terjadi dikarenakan adanya perpindahan kalor dari logam
(sistem) menuju ke lingkungan. Pada percobaan ke-4 ini terjadi sebuah kesalahan dikarenakan
suhu logam telah dipengaruhi oleh suhu air ( lingkungan ) yang seharusnya suhu logam (
sistem ) jauh lebih kecil dari 800c sehingga jenis logam tidak dapat ditentukan.
IX. Jawaban Pertanyaan

1. Pada percobaan penentuan kalor jenis dari logam asing, setelah anda dapat
menentukan kalor jenisnya, tentukan pula identitas logam tersebut dari literatur yang
dapat dipercaya.

Jawab : diperoleh kapasitas kalor logam adalah 0,9. Adapun logam dengan nilai kalor
yang mendekati tidak ada

2. Menurut anda hal apakah dalam percobaan ini yang bisa menjadi sumber kesalahan
teoretis dalam penentuan enthalpy reaksi asam basa? Saran apa yang anda berikan
untuk percobaan ini? Instrumen apa atau parameter apa yang musti ditambahkan untuk
menguranginya?

Jawab :

a. Sumber kesalahan secara teoritis pada penentuan enthalpy reaksi asam basa
 Kalorimetri tidak mengisolasi aliran kalor dengan baik sehingga ada kemungkinan
perpindahan kalor lingkungan
 Tekanan selama eksperimen tidak konstan sehingga enthalpy yang diperoleh tidak
tepat dengan kalor jenis
 Reaksi antara HCL dan NaOH maupun CH3COOH menghasilkan larutan garam
yang cukup encer. Hal ini dapat diasumsikan sebagai zat yang serupa dengan air di
dalam perhitungan. Dari asumsi ini diperoleh nilai eror dari nilai enthalpy
penetralan yang seharusnya diabaikan
b. Parameter yang digunakan untuk mengurangi
 Menggunakan kalorimetri dengan isolasi yang lebih baik
 Perhitungan enthalpy reaksi dilakukan dengan menggunakan HCL dan NaOH
dengan molaritas yang lebih tinggi sehingga dalam perhitungan larutan akhir
campuran tidak dipandang sepenuhnya sebagai air
3. Menurut anda hal-hal apa yang harus diperbaiki dalam praktikum ini?

Jawab : alat yang digunakan sebaiknya bekerja secara spesifik berdasarkan fungsinya ;
contohnya kalorimeter yang digunakan adalah alat yang benar-benar mengisolasi
X. Kesimpulan

 Perubahan enthalpy dapat ditentukan dengan percobaan menggunakan kalorimeter


 Kalorimeter bersifat adiabatik
 Tidak berhasil menentukan kalor jenis dari logam asing dikarenakan salahnya cara
dalam mengukur suhu logam
 Reaksi HCL dan NaOH merupakan reaksi eksoterm
HCL + NaOH → NaCL + H2O
 Reaksi CH3COOH dan NaOH merupakan reaksi eksoterm
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

XI. Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta ; Erlangga.

Keenam, C.W. 1980. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

Oxtoby, David. W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modren Jilid 1 Edisi 4. Jakarta : Erlangga

Petrucci, Ralph, H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga

Syukri, 1999. Kimia Dasar 1 Bandung : ITB

1. Pada percobaan penentuan kalor jenis dari logam asing, setelah anda dapat menentukan
kalor jenisnya, tentukan pula identitas logam tersebut dari literatur yang dapat dipercaya.

2. Menurut anda hal apakah dalam percobaan ini yang bisa menjadi sumber kesalahan
teoretis dalam penentuan enthalpy reaksi asam basa? Saran apa yang anda berikan untuk percobaan
ini? Instrumen apa atau parameter apa yang musti ditambahkan untuk menguranginya?
3. Menurut anda hal-hal apa yang harus diperbaiki dalam praktikum ini?

Anda mungkin juga menyukai