Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKA

Nama Anggota : Iftitah Maisarah Lukman (2340234)


Muhammad Iqbal (2340241)
Prasetya Aji Nugraha (2340246)
Kelas/Kelompok : Akselerasi 2023 / 9
Hari/Tanggal Praktikum : Jum’at / 15 Maret 2024

I. JUDUL PRAKTIKUM
Penetapan Koefisien Pemuaian Air/Alkohol

II. KONDISI TEMPAT PRAKTIKUM


Tempat Praktikum : Laboratorium Analisis Fisika Gedung F Politeknik AKA Bogor
Suhu Ruang : 25,8 ℃
Kelembaban : 68%
Tekanan Udara : 1 atm

III. SAMPEL/BAHAN UJI


Air suling dan Alkohol

IV. CARA KERJA


1. Sampel dimasukkan ke dalam labu cassia sampai tanda tera (skala 0), kemudian
disiapkan gelas piala 500 mL.
2. Labu cassia dimasukkan ke dalam gelas piala, kemudian diisi dengan es batu dan
air sampai perut labu cassia terendam.
3. Termometer dimasukkan ke dalam labu cassia (digantungkan pada statif).
4. Kemudian ditunggu hingga suhunya mendekati 0℃, dicatat sebagai suhu awal
(T0). Jika volume sampel berkurang, diisi lagi sampel hingga tanda batas dan
dicatat sebagai volume awal (V0).
5. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan hot plate.
6. Kenaikan suhu diamati dan kenaikan volume sampel pada labu cassia setiap
kenaikan suhu 10℃ dan dicatat (dicatat suhu sebagai T dan volume sebagai V).
7. Pemanasan dilakukan untuk sampel air hingga suhu 90℃ dan pada alkohol
hingga suhu 60℃.
V. TABEL DATA

Tabel Data Pemuaian Air

Temperatur Vo Air Vt Air ΔV ΔT Koefisien Muai


No
Air (℃) (mL) (mL) (mL) (℃) Volume (γ)

1 2,0 100,0 - - - -

2 12,0 100,0 100,1 0,1 10 1,0 × 10-4

3 22,0 100,1 100,3 0,2 10 2,0 × 10-4

4 32,0 100,3 100,5 0,2 10 2,0 × 10-4

5 42,0 100,5 100,8 0,3 10 3,0 × 10-4

6 52,0 100,8 101,1 0,3 10 3,0 × 10-4

7 62,0 101,1 101,6 0,5 10 5,0 × 10-4

Rata-Rata 3,0 × 10-4

Tabel Data Pemuaian Alkohol

Vo Vt
Temperatur ΔV ΔT Koefisien Muai
No Alkohol Alkohol
Alkohol (℃) (mL) (℃) Volume (γ)
(mL) (mL)

1 2,0 100,0 - - - -

2 12,0 100,0 101,8 1,8 10 1,8 × 10-4

3 22,0 101,8 102,7 0,9 10 8,8 × 10-4

4 32,0 102,7 103,4 0,7 10 6,8 × 10-4

5 42,0 103,4 104,0 0,6 10 5,8 × 10-4

6 52,0 104,0 104,8 0,8 10 7,7 × 10-4

Rata-Rata 6,2 × 10-4


VI. PENGOLAHAN DATA
Rumus Koefisien Muai Volume
Δ𝑉 1
γ= 𝑉 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
× Δ𝑇

A. Koefisien Muai Air


1. T = 12 ℃
0,1 𝑚𝐿 1
γ= 100.0 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 1,0 × 10-4/℃
2. T = 22 ℃
0,2 𝑚𝐿 1
γ= 100.1 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 2,0 × 10-4/℃
3. T = 32 ℃
0,2 𝑚𝐿 1
γ= 100.3 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 2,0 × 10-4/℃
4. T = 42 ℃
0,3 𝑚𝐿 1
γ= 100.5 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 3,0 × 10-4/℃
5. T = 52 ℃
0,3 𝑚𝐿 1
γ= 100.8 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 3,0 × 10-4/℃
6. T = 62
0,5 𝑚𝐿 1
γ= 101.1 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 5,0 × 10-4/℃

B. Koefisien Muai Alkohol


1. T = 12 ℃
1,8 𝑚𝐿 1
γ= 100 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 1,8 × 10-4/℃
2. T = 22 ℃
0,9 𝑚𝐿 1
γ= 101.8 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 8,8 × 10-4/℃
3. T = 32 ℃
0,7 𝑚𝐿 1
γ= 102.7 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 6,8 × 10-4/℃
4. T = 42 ℃
0,6 𝑚𝐿 1
γ= 103.4 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 5,8 × 10-4/℃
5. T = 52 ℃
0,8 𝑚𝐿 1
γ= 104.0 𝑚 𝑙
× 10 ℃

= 7,7 × 10-4/℃

VII. GRAFIK
VIII. ANALISA DATA
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor. Pada percobaan ini digunakan zat uji yang berbentuk cair. Zat cair
bersifat mengikuti bentuk wadahnya, sehingga pemuaian pada zat cair tidak
melibatkan muai panjang atau muai luas, namun mengalami muai volume. Semakin
naik suhu pada zat cair maka muai volumenya akan semakin besar. Sampel uji yang
digunakan adalah alkohol, menurut literatur koefisien muai volume air adalah 2,1 ×
10-4 dan alkohol adalah 12,0 × 10-4.
Perubahan volume disebabkan karena berubahnya jarak antar molekul
penyusunnya. Pada zat cair kerenggangan antar molekulnya lebih besar sehingga
perubahan volume akan lebih terlihat saat diberi perubahan suhu. Jika zat tersebut
diberi suhu yang semakin tinggi maka volumenya akan membesar (mengalami
pemuaian) karena molekul akan bergerak lebih cepat dan amplitude getaran akan
semakin besar sedangkan ketika suhu semakin rendah kerenggangan molekul akan
semakin rapat membuat volume akn menurun (mengalami penyusutan).
Pada percobaan kali ini didapatkan dari hasil pengamatan dan pengolahan
data untuk sampel air yaitu nilai T0 air sebesar 2℃. Proses pemanasan dilakukan
dengan pengamatan volume sampel setiap kenaikan suhu 10℃ hingga suhu 62℃.
Sehingga didapatkan rata-rata koefisien muai volume sebesar 3,0 × 10-4. Untuk
sampel alkohol nilai T0 sebesar 2℃. Proses pemanasan dilakukan dengan
pengamatan volume sampel setiap kenaikan suhu 10℃ hingga suhu 52℃. Rerata
koefisien muai volume yang didapatkan sebesar 6,2 × 10-4. Nilai koefisien muai
volume air dengan alkohol berbeda, karena muai volume dipengaruhi oleh struktur
molekul, ikatan antarmolekul, jenis zat, dan titik didih. Jika suatu zat memiliki
kekuatan ikatan yang lebih rendah, maka akan lebih mudah untuk mengalami
penyusutan atau pemuaian ketika menerima kalor. Maka dari itu alkohol yang
memiliki titik didih yang lebih rendah dan gaya antar molekul yang lebih rendah
dibanding air, memiliki nilai koefisien muai volume yang lebih besar.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan penetapan koefisien pemuaian air dan alkohol yang telah
dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
- Semakin tinggi suhu suatu zat cair, makan kenaikan volume zat cair akan semakin
besar (pemuaian).
- Semakin rendah suhu, volume zat cair akan semakin menurun (penyusutan).
- Nilai koefisien muai volume alkohol lebih besar dibandingkan dengan air.
X. DAFTAR PUSTAKA

KEMENDIKBUD RI. 2020. Modul Pembelajaran SMA Fisika. Direktorat Sekolah


Menengah Atas.

Maulidiyah, M. 2018. Suhu dan Pemuaian. Sidoarjo : Universitas Muhammadiyah


Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai